• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pengoperasian Pabrik Biodiesel Portable Untuk Kemandirian Energi Masyarakat Nelayan di Kampung Nelayan Untia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pengoperasian Pabrik Biodiesel Portable Untuk Kemandirian Energi Masyarakat Nelayan di Kampung Nelayan Untia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pengoperasian

Pabrik Biodiesel Portable Untuk Kemandirian Energi Masyarakat

Nelayan di Kampung Nelayan Untia

Yoel Pasae1, Corvis L Rantererung2, Asrin Tandi3, Arnold Sau4, Medris Ranak5 Program Studi Teknik Kimia, Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar1,5

Program Studi Teknik Mesin, Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar2

Program Studi Akuntansi, Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar3,4

Email : ypasae@ukipaulus.ac.id

Abstrak. Kampung Nelayan Untia terletak di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Kampung nelayan ini dihuni oleh masyarakat yang bekerja sebagai nelayan. Beberapa di antara nelayan tersebut dapat membuat sendiri perahu mereka untuk kebutuhan pekerjaannya, walaupun mereka hanya berpendidikan sampai SMP ataupun SMA/SMK. Salah satu kebutuhan pokok nelayan dalam melakukan pekerjaannya adalah bahan bakar untuk perahu. Sekitar 50 % dari pendapatan yang mereka peroleh melalui penjualan ikan hasil tangkapannya digunakan untuk membeli bahan bakar perahu. Berdasarkan hasil diskusi Tim dosen Universitas Kristen Indonesia Paulus dengan salah satu kelompok masyarakat nelayan, mereka sangat menginginkan dapat memperoleh bahan bakar yang murah atau jika perlu gratis dan berkesinambungan. Tim memperkenalkan bahan bakar biodiesel yang dapat dibuat dari minyak bekas penggorengan (minyak jelantah). Melalui Program Penerapan Teknologi Tepat Guna, Tim telah memperkenalkan dan memberikan pelatihan untuk memproduksi biodiesel dari minyak jelantah, dengan menggunakan Pabrik Biodiesel Portable. Tahapan kegiatan yang telah dilakukan yaitu pembuatan (konstruksi dan instalasi) pabrik biodiesel portable oleh Tim Dosen, sosialisasi manfaat penggunaan biodiesel pada perahu nelayan, pelatihan pengoperasian pabrik biodiesel portable, dan pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel. Berdasarkan hasil implementasi program yang dilakukan maka diketahui bahwa pengetahuan masyarakat tentang manfaat biodiesel meningkat, dan telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk membuat biodiesel dari minyak jelantah, bahkan mengoperasikan pabrik biodiesel portable.

Kata Kunci : bahan bakar, perahu nelayan, biodiesel. PENDAHULUAN

Kampung Nelayan Untia merupakan salah satu perkampungan nelayan tradisional yang terletak di pinggiran Kota Makassar. Nelayan-nelayan dari daerah ini termasuk sebagai penyuplai ikan untuk masyarakat Kota Makassar. Umumnya nelayan secara berkelompok mempersiapkan sendiri kebutuhan mereka untuk melakukan pekerjaannya sebagai nelayan. Mulai dari penyediaan kapal/perahu nelayan mereka

(2)

melakukan secara berkelompok sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1, demikian juga ketika mereka melakukan pelayaran di lautan. Pemukiman nelayan Kelurahan Untia menghadap laut dan mengikuti pola garis pantai atau terdistribusi linear sepanjang garis pantai.

Gambar 1. Kelompok nelayan di Untia sedang membuat perahu

Umumnya nelayan di Kelurahan Untia termasuk salah satu komunitas nelayan yang memiliki pendapatan yang masih tergolong rendah, dan terkadang berubah-rubah sesuai kondisi cuaca yang memaksa para nelayan menunggu hingga perubahan cuaca di sekitar laut membaik. Terkadang komunitas nelayan ini bisa tidak melaut dalam waktu 3-5 hari akibat cuaca memburuk. Sehingga pendapatan dapat dikatakan sesuai rezeki para nelayan pada saat bekerja.

Ketersediaan bahan bakar untuk kebutuhan pelayaran para nelayan juga merupakan beban tersendiri yang harus disiapkan. Kebutuhan bahan bakar untuk perahu nelayan di daerah Untia menggunakan solar dan bensin. Rata-rata setiap sekali berlayar mereka membutuhkan solar sebanyak 20 liter. Harga solar subsidi Rp. 5.150/liter. Sehingga mereka membutuhkan biaya Rp. 103.000 sekali berlayar. Jika hasil maksimum mereka dapatkan dalam sekali berlayar adalah Rp. 200.000 maka keuntungan mereka adalah sekitar Rp. 97.000. tetapi jika hasil minimum yang mereka dapatkan sebesar Rp. 20.000 maka kerugian sekali berlayar adalah Rp. 83.000 belum termasuk biaya operasional lainnya.

Berdasar pada analisis situasi yang diuraikan di atas, dan hasil diskusi dan kesepakatan bersama mitra maka beberapa prioritas yang disepakati untuk diselesaikan melalui pelaksanaan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna adalah memberikan

(3)

sosialisasi penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar pada nelayan, pelatihan penggunaan batch fyrer kepada kelompok kuliner gorengan, pelatihan pembuatan biodiesel dari minyak jelantah menggunakan pabrik biodiesel skala kecil (portable) kepada nelayan. Diharapkan melalui kegiatan tersebut para nelayan dapat secara mandiri membuat biodiesel untuk bahan bakar mereka.

METODE PELAKSANAAN

Untuk menyelesaikan masalah yang diuraikan di atas, maka tahapan kegiatan yang dilakukan diuraikan berikut ini. Seluruh kegiatan dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

1. Sosialisasi : Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di pemukiman kampung nelayan Untia, Kelurahan Untia dengan menghadirkan masyarakat nelayan setempat.

2. Pelatihan penggunaan Batch Fryer: Pelatihan ini dilaksanakan pada kelompok kuliner gorengan, yang akan menyuplai minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel. 3. Pelatihan Proses Pembuatan Biodiesel: Pelatihan ini dilaksanakan pada kelompok

nelayan untuk memberikan pengetahuan tentang proses pembuatan biodiesel dari bahan baku minyak jelantah menggunakan Pabrik Biodiesel Portable. Pelatihan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia UKI Paulus.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Sosialisasi

Gambar 2 menunjukkan kegiatan sosialisasi program yang dilaksanakan secara langsung pada kelompok nelayan di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya. Pada kegiatan sosialisasi disampaikan materi tentang manfaat biodiesel sebagai bahan bakar, pemanfaatan minyak goreng bekas (minyak jelantah) sebagai bahan baku untuk pembuatan biodiesel, dan manfaat ekonomi serta kesehatan yang dapat diperoleh melalui penggunaan biodiesel dari minyak jelantah. Peserta dalam kegiatan sosialisasi ini terdiri atas para pemuda yang sduah putus sekolah, ibu-ibu nelayan dan juga kelompok nelayan di Untia. Semua peserta sangat aktif dan antusias mengajukan berbagai pertanyaan diseputar minyak goreng bekas dan manfaat biodiesel.

(4)

Gambar 2. Sosialisasi Manfaat Biodiesel dan Minyak Goreng Bekas b. Pelatihan Penggunaan Batch Fryer

Gambar 3 menunjukkan suasana pelatihan yang bertujuan, agar masyarakat yang mengelola kuliner gorengan mengetahui manfaat penggunaan batch fryer yang dapat meningkatkan kualitas produk gorengan. Selain itu kepada peserta pelatihan disampaikan pula dampak yang berbahaya bagi kesehatan jika menggunakan minyak goreng berkali-kali. Peserta pelatihan cukup antusias dalam mengikuti pelatihan, dan mengungkapkan bahwa dengan menggunakan batch fryer dalam menggoreng, produk gorengannya matang secara merata (tidak ada yang gosong), lebih gurih dan lebih hemat bahan bakar. Lebih lanjut peserta juga mengungkapkan bahwa kapasitas gorengan dalam satu kali menggoreng juga lebih besar karena wadah penggorengan batch fryer ada 2 dengan menggunakan 1 kompor saja.

(5)

c. Pelatihan Proses Pembuatan Biodiesel

Gambar 4 menunjukkan suasana pelatihan proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah, yang dilaksanakan pada Laboratorium Proses Produksi Program Studi Teknik Kimia Universitas Kristen Indonesia Paulus. Pada pelatihan ini peserta diberikan pengetahuan tentang proses pembuatan biodiesel, mulai dari penanganan bahan baku minyak jelantah, pengenalan peralatan proses produksi, cara pengoperasian alat dan cara penanganan terhadap produk biodiesel yang dihasilkan.

Gambar 4. Pelatihan Proses Pembuatan Biodiesel

Kelompok kuliner gorengan dan kelompok nelayan yang mengikuti pelatihan ini mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan minyak jelantah dan pembuatan biodiesel dari minyak jelantah. Pengetahuan terhadap dampak kesehatan penggunaan minyak goreng berkali-kali juga telah mendorong peserta dari kuliner gorengan untuk mengumpulkan minyak goreng bekas mereka, dan dapat dijual untuk menjadi bahan baku biodiesel.

Tindak lanjut dari program ini adalah telah dibuat suatu wadah yang mengakomodir peserta kelompok kuliner gorengan dan kelompok peserta nelayan dibawah binaan Tim UKI Paulus, menjadi suatu komunitas yang saling menguntungkan. Kelompok kuliner akan menjadi penyuplai minyak jelantah kepada kelompok nelayan, dan kelompok nelayan akan mendapatkan suplai bahan baku yang berkesinambungan. Tim UKI Paulus memberikan pendampingan dan pembinaan pengelolaan usaha kepada kelompok nelayan dan kelompok kuliner.

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Masyarakat nelayan di Untia mempunyai potensi untuk dapat memproduksi sendiri bahan bakar untuk perahu mereka dengan memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.

2. Kelompok kuliner gorengan di Untia dapat menjalin sinergi dengan kelompok nelayan untuk menjadi penyuplai minyak goreng bekas sebagai bahan baku untuk pembuatan biodiesel oleh nelayan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN, dan LLDIKTI Wilayah IX atas bantuan pembiayaan program melalui skim Produk Penerapan Teknologi Tepat Guna kepada Masyarakat tahun anggaran 2020.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dan Dwisabda Budi Prasetya, 2016. Ipteks Bagi Masyarakat (Ibm) Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel Di Tanjung Karang Kota Mataram. Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Volume 1 Nomor 1, Oktober 2016.

Man Y.B.C, Liu J.L, Jamilah B, Rahman A.R. Quality Changes Of

Refined-Bleached-Deodorized (RBD) Palm Olein, Soybean Oil And Their BlendsDuring Deep-Fat Frying. Journal of Food Lipids 6 (1999) 181 -1 93.

Natalia Erna S, Wasi Sakti Wiwit P. 2017. Pengolahan Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Sebagai Pengganti Bahan Bakar Minyak Tanah (Biofuel) Bagi Pedagang Gorengan Di Sekitar FMIPA UNNES. Rekayasa Vol. 15 No. 2, Desember 2017. Pasae Y., S. Tangdilintin, L. Bulo, and E. L. Allo, “The Contribution of Heterogeneous and

Homogeneous Catalysts Towards Biodiesel Quality,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1464, no. 1, 2020, doi: 10.1088/1742-6596/1464/1/012054.

Pasae Y., Leste J., Bulo L., Tandiseno T., and Tikupadang K. 2019. Biodiesel Production from Waste Cooking Oil with Catalysts from Clamshell. ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences. 14(3): 596-599.

Pasae Y., Bulo L., Tandiseno T. and Tikupadang K. 2019. The Use of Super Base CaO from Eggshells as a Catalyst in the Process of Biodiesel Production. Materials Science Forum. 967: 150-154, 2019.

Pasae Y., (2020). Biodiesel dari Asam Lemak Bercabang. Penerbit Nas Media Publishing. Makassar.

Gambar

Gambar 1. Kelompok nelayan di Untia sedang membuat perahu
Gambar 2. Sosialisasi Manfaat Biodiesel dan Minyak Goreng Bekas  b.  Pelatihan Penggunaan Batch Fryer
Gambar 4 menunjukkan suasana pelatihan proses pembuatan biodiesel dari minyak  jelantah,  yang  dilaksanakan  pada  Laboratorium  Proses  Produksi  Program  Studi  Teknik  Kimia  Universitas  Kristen  Indonesia  Paulus

Referensi

Dokumen terkait

sangat disenangi oleh masyarakat karena perolehan kredit yang cepat, mudah dan aman (tidak menyulitkan) yaitu cukup dengan jaminan barang bergerak debitur,

Beberapa penelitian sebelumnya, salah satunya dilakukan oleh Amrizal pada tahun 1988 (dalam buku Dalimartha, 2007) tentang Uji Efek Infus Daun Kompri (

[r]

Paparan data pelaksanaan aktivitas siswa siklus III ini adalah hasil refleksi dari siklus II. Pelaksanaan terhadap aktivitas siswa dilaksanakan saat proses

Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif (Fajriyah, 2009).. Antioksidan

Kepuasan terhadap system rujukan juga masih kurang karena pertanggungan masih belum menutupi biaya rujukan dan distribusi penempatan rumah sakit rujukan yang jauh dari tempat

Hasil kemampuan siswa dilihat melalui hasil respons (benar atau salah) dalam menjawab soal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII jenjang pendidikan sekolah

Berdasarkan permasalahan tersebut dari kedua kurikulum yang diterapkan di MTs Negeri Leuwimunding, dengan guru yang mengajar sama antara kelas VIII dan kelas IX,