• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

109

(2)

110

LAMPIRAN 1

TRANSKRIP WAWANCARA Data Narasumber 1

Nama : Bambang Sumedi Laksono, S.E.,M.M

Jabatan : Kepala Seksi Perparkiran

Instansi : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

Wawancara 1

Tanggal : 23 Desember 2015 Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Kantor Seksi Perparkiran

1. Definisi parkir sendiri itu apa pak?

Kalau menurut peraturan parkir itu keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk sementara waktu dan ditinggalkan pengemudinya. Kalau misal berhentinya di ATM itu sebenarnya tidak harus dipungut, cuma harus diperhatikan posisi kendaraannya. Kalau tidak ditinggalkan pengemudinya, itu hanya berhenti bukan parkir. Kayak di lampu merah, itu kan bukan parkir, hanya berhenti.

2. Fasilitas parkir itu apa?

Fasilitas parkir ya salah satunya tempat parkir, kalau jalan pada prinsipnya dilarang untuk parkir kecuali ada rambu “P”, kalau tidak ada rambu “P” tidak boleh dibuat parkir. UU Nomor 22 sebenarnya itu yang paling penting adalah keselamatan, kalau masalah macet itu nomor 2.

3. Kaitannya dengan pengawasan pengendalian pengelolaan retribusi siapa yang bertanggungjawab? Serta bagaimana proses pengendalian yang ada saat ini?

Kalo dalam kasus ini badan pengawas Pemkab adalah inspektorat. Nek saya menyarankan ini internalnya internal di dinas aja dulu jangan melibatkan badan eksternal atau pengawas. Karena kenapa? Karena dalam

(3)

111

pelaksanaan dengan adanya kesemrawutan itu kan ada beberapa hal. Satu karena mungkin lemahnya pembinaan, dua karna penegakkan hukumnya yang kurang rutin, ketiganya karena hubungan komunikasi yang kurang baik kan juga bisa. Banyaknya pelanggar tidak sebanding dengan SDM yang dimiliki, walaupun kita SDMnya hanya 4 kan tidak sebanding. Kondisi sekarang kan 4 orang, pengennya ditambah, ning raono sing

ngeke’i. Ini udah saya buat 2 tahun yang lalu ning gak pernah terealisasi, lha gimana mau baik kalo melihat ini. 2012-2015 pemasukkan retribusi

meningkat walaupun hanya dengan 4 SDM. Ini menunjukkan bahwa pengendalian kami di lapangan sudah bagus, buktinya apa? Dengan pendapatan yang meningkat tajam, sekitar 4x lipat, dan itu sangat sulit, mengingat jumlah SDMnya terbatas. Secara administrasi sudah terpenuhi, cuma kendala yang dihadapi adalah SDM.

4. Bagaimana cara supaya pendapatan meningkat sedangkan masih banyak terjadi pelanggaran di lapangan? Bagaimana cara yang dilakukan Dishubkominfo untuk mengajak para pengelola supaya mematuhi aturan? Itu karena adanya komunikasi yang baik, pelajari dulu tentang karakteristik budaya orang parkir tersebut pengelola, sehingga kita lakukan pendekatan secara sosiologis, yang ketiga setelah ada pendekatan, sosialisasikan tentang aturan yang ada, yaitu dengan komunikasi, yang pertama yo persaudaraan, budayanya dipelajari dulu, orang parkir makan hari ini per hari tu berapa, pengetahuan dia itu hanya seputar ini, karena pendidikannya sampe tingkat ini, oh ternyata kita harus transparan juga, setelah itu baru kita ungkapkan dalam parkir ini berusaha untuk bersih. Bisa di cek, seumpama anda setor Januari silakan di cek di November itu ada nggak setoran anda, itu salah satu bentuk transparansi kita.

5. Rencana apa yang akan dilaksanakan untuk mengoptimalisasikan pengelolaan kedepannya?

Kedepan pakainya elektronik pulsa, nanti kan pake kartu, jadi kalo parkir tinggal gesek, tapi nanti tarifnya nggak 1000, 500 aja udah akeh banget, nah nanti kedepan gambarannya gitu.

(4)

112

6. Bagaimana jika keberadaan juru parkir menurun justru akan menimbulkan masalah baru?

Kalo SDMnya belum tentu kurang karena cakupan wilayahnya kan meluas, cuma nanti kan lebih terorganisir, PAD meningkat, kehilangan lebih terjamin, dan masyarakat nanti bisa dilayani dengan baik. Dan nanti kartu parkirnya terintegrasi dengan kabupaten lain misal Bantul, Gunung Kidul, kota. Jadi kalo nggesek di kota, ya nanti masuknya ke kota, nek di Sleman, ya Sleman.

(5)

113

Data Narasumber

Nama : Bambang Sumedi Laksono, S.E.,M.M

Jabatan : Kepala Seksi Perparkiran

Instansi : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

Wawancara II

Tanggal : 31 Desember 2015 Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Kantor Seksi Perparkiran

1. Bagaimana dengan prosedur pengelolaan parkir itu sendiri?

Pemerintah daerah melimpahkan kewenangan parkir kepada Dishubkominfo. Kewenangan itu kan ada yang di parkir Tepi Jalan Umum atau tempat khusus parkir. Itu bisa dikelola oleh Dishub atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga, yakni badan/perorangan. Jika dilakukan oleh Dishub, maka saya yang menjadi juru parkir, itu boleh. Satu-satunya instansi yang boleh melaksanakan parkir itu hanya Dinas Perhubungan. Kemudian nanti dikerjasamakan dengan pihak ketiga, yaitu badan atau perorangan. Kalau pihak ketiga itu harus punya surat izin. Kalau sudah punya surat izin baru boleh melakukan kegiatan pemungutan dan kemudian hasilnya disetorkan. Kalau pajak parkir disetorkan ke Dipenda, kalau TJU itu bisa ke Dishub/Kecamatan, karena kecamatan sebagai tugas pembantuan pemungutan. Nanti kecamatan bisa disetorkan ke kas daerah atau ke Dishub, silahkan. Ini kan hanya untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat bisa memilih. Jadi sebenarnya prosedur pengelolaan parkir ini adalah rangkuman dari perda tersebut.

2. Bagaimana dengan prosedur perizinan kegiatan pemungutan retribusi parkir?

(6)

114

Pengelola badan/perorangan, mengisi formulir dilampiri dengan fotocopy KTP, foto,denah lokasi, materai kemudian disampaikan kepada Dishub, dan Dishub memverifikasi syarat yang diajukan. Kalo lengkap kemudian dilaksanakan analisa lalu lintas dan kajian potensi.

3. Apakah terdapat indikator khusus terhadap pemberian izin?

Di analisis, boleh tidak disana dilakukan kegiatan parkir. Indikatornya salah satunya tidak mengganggu kelancaran lalu lintas, tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan artinya keselamatan. Artinya tidak mengganggu kemacetan itu adanya ketersediaan lahan, kira2 berapa. Itu mencakup TJU dan TKP. TKP itu kan pasti di luar jalan. Nah pintu masuknya kan pasti menggunakan jalan kan. Nah masuk keluarnya ini yang harus dikaji. Misal di perempatan itu seharusnya tidak boleh. Walaupun tersedia lahan seluas apapun itu sebenarnya nggak boleh, itu kan akan mengganggu kelancaran dan akibat kecelakaannya tinggi. Itu di UU juga sudah dilarang. Kenapa sekarang kok dibiarkan? Itu karena memang fasilitasnya tidak memadai. Itu suatu kebijaksanaan. Kalau secara aturan memang nggak boleh. Kita melihat dari dampak sosiologinya, kalau dilarang nanti mematikan kepentingan masyarakat. Indikatornya ada dari sisi lalu lintas dan sisi sosiologis.

4. Selain analisa lalu lintas, bagaimana dengan kajian potensi yang dilakukan Dishubkominfo selama ini?

Kajian potensi, dilihat dari frekuensi keluar masuk, layak tidak. Ini sebagai data untuk melakukan pembayaran kepada Pemda. jangan sampai timbul adanya kecurangan. Kebanyakan pengelola tidak memberikan informasi sebenar-benarnya.

5. Lalu siapa pihak yang berwenang mengambil keputusan bahwa suatu pengajuan dapat diberikan izin?

Tahap pengambilan keputusan. Kalau setuju diterbitkan izin terus diberikan kepada pengelola. Keputusan ini dibuat oleh Kepala Dinas. Seksi perparkiran hanya melengkapi data-data analisa, dilengkapi kemudian diberikan kepada top manajer. Sistem kan ada

(7)

pengelola-seksi-115

kepala dinas, kalo salah satu tidak disetujui berarti tidak sampai ke tahap pengambilan keputusan.

6. Landasan pengambilan keputusan dari mana saja? Apakah hanya dari dokumen yang ada?

Data yang ada diolah menjadi informasi, jadi di seksi perparkiran ini sudah diolah menjadi informasi. Dasar dari perda yang ada dari kelalulintasan 22 2009 kalo dari sisi pendapatan UU 28 2009. Dari dokumen dibuat menjadi laporan. Kalau bangunan itu ANDAL LALIN (Analisis Dampak Lalu Lintas).

7. Untuk proses perizinannya berapa lama ?

Menurut perda 6 tahun 2015 14 hari, SOP 7 hari kerja, tapi di kenyataannya 3 hari aja selesai.

8. Apa masalah yang dihadapi saat pengurusan izin?

Banyak pengelola parkir beroperasi tanpa izin. Tata cara parkir tidak memahami. Padahal sudah diatur dalam UU 22 2009. Salah satunya membentuk sudut searah dengan arah lalu lintas. Maksimal 90 derajat. 9. Langkah pengendalian lain yang sudah dibentuk oleh seksi perparkiran?

Idealisme struktur sudah dibentuk sejak 2 tahun terakhir. Kurang lebih butuh 46 ditambah 1 orang untuk mengelola permasalahan yang ada. Tetapi saat ini yang terjadi pegawainya hanya 4 orang. Ada yang mengurus proses izin, menangani kasus, mengawasai, menagih, mengembalikan setoran dll.

10. Apa tugas masing-masing dari 4 orang tersebut?

Ya sama, dari mulai administrasi, patroli, mengawasi, menagih. Tapi selama ini bisa berjalan lancar. Kedepan kan akan dibentuk organsisasi modern. Yang terpenting bagaimana mengelola, kalau banyak orang tetapi tidak dapat memanaje ya sama saja tidak efektif.

11. Selama ini apa sanksi yang sudah ditetapkan jika tidak ada izin?

Ada pidananya. Sebelum ada sanksi itu ada teguran. Tidak berurutan. Kalau berurutan nanti penanganannya terlalu lama. Kita itu kan ada kegiatan patroli rutin.

(8)

116 12. Bagaimana kegiatan patroli berlangsung?

Patroli itu ada internal hanya pegawai-pegawai kita staf seksi perparkiran dan kalo eksternal itu ada tim penertibannya, gabungan dari beberapa instansi. Dan dilakukan rutin.

13. Bagaimana pengendalian yang dilakukan Dishub, mengenai masalah yang ada di lapangan, misal kehilangan?

Kalau kehilangan itu sebenarnya tanggungjawab pengelola untuk mengganti, menurut aturan seperti itu. Kalau di pengadilan itu batal demi hukum. Penegakkan perda kabupaten Sleman dilakukan oleh Satpol PP. Kalo dishub hanya pembinaan, pengawasan seperti pasal 32.

14. Apa strategi kedepan untuk pengelolaan parkir?

Pendataan potensi, jumlah parkir, misal terjadi kemacetan berarti ada kesalahan dalam pengelolaan parkir.

(9)

117

Wawancara III

Tanggal : 10 Januari 2016 Waktu : 08.00 WIB

Tempat : Kantor Seksi Perparkiran

Data Narasumber

Nama : Bambang Sumedi Laksono, S.E.,M.M

Jabatan : Kepala Seksi Perparkiran

Instansi : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

1. Untuk prosedur penyetoran pendapatan retribusi bagaimana pengelolaannya?

Setiap tanggal 10 tiap bulan, pengelola wajib menyetorkan ke dinas. Sebanyak 2 %, kalo nunggak ya nanti dibebankan lagi ke bulan berikutnya 2% akumulatif, kalo menurut aturannya gitu.

2. Pengendalian dari Dishub untuk parkir tidak berizin bagaimana?

Pengendalian itu kan mengawasi dan mengambil tindakan. Dalam konteks ini, pengendalian kami terbatas, bukan mengambil tindakan dari sisi hukum, tapi lebih kepada dari sisi pembinaan. Pembinaan itu misalnya bisa sosialisasi, memberikan apa itu aturan-aturannya. Bukan sebagai kapasitas mengambil tindakan hukum. Kalau hukum itu kan sudah ada yang menangani.

3. Bagaimana berjalannya kegiatan pembinaan selama ini?

Sosialisasi itu ada beberapa macem. Secara langsung kepada juru parkir atau secara bersama-sama dalam 1 ruangan. Kita lebih kepada dalam konteksnya ini secara langsung di lapangan. Kalo pengelola itu ketika sudah punya izin. Tapi nek belum punya izin kan tidak bisa disebut pengelola.

4. Selama ini apa sanksi yang sudah ditetapkan jika tidak ada izin? Ya teguran.

(10)

118 5. Upaya selain teguran apa lagi?

Ya kalo menurut aturan kan pertama teguran secara lisan baru secara tertulis atau kalo memang sudah tidak mampu ya dilaporkan. Tapi kita kan lebih kepada pencegahan.

6. Apakah dinilai sudah efektif?

Dilihat aja pendapatannya, meningkat nggak? Kalo udah meningkat berarti ya sudah efektif.

7. Untuk sosialisasi apakah hanya untuk pengelola?

Ya pengelola sama yang belum. Mereka ada yang diundang secara lisan, ada yang memang diundang ngono lho.

8. Saat ini apakah hanya sosialisasi saja yang lebih ditekankan dalam upaya pengendalian?

Ya iya. Sosialisasi itu kan adalah salah satu bentuk upaya pencegahan. Selain itu juga ada patroli.

9. Bagaimana sistem perekrutan juru parkir yang diterapkan selama ini? Menyerahkan fotocopy KTP. Juru parkir berlakunya 1 tahun lho ya. Nanti pengelolanya yang mengumpulkan. Kita kan juga tau saat patroli ke lapangan, kan kita lihat perilakunya. Sebelumnya juru parkir juga diundang kesini. Mau didaftarkan kan juga tidak sekedar legalitas dokumentasi. Nanti kita arahkan, kita kasih tau sanggup nggak, nanti kalo sanggup baru kita rekomendasikan. Kalo ada pelanggaran jukir berarti yang bertanggungjawab pengelola, karena kan kita kerjasama kontraknya sama pengelola.

10. Dalam patroli biasanya apa yang dilakukan?

Ya ngecek karcis, tempat parkir, semua sama tunggakan. Kalo ada yang sudah izin dan punya tunggakan ya kita tegur atau kita undang kesini. Dan hasilnya pasti terjadi pelanggaran atau ada masalah.

11. Pelanggarannya macamnya seperti apa?

Ada bermacem-macem. Ada karena dia memungut tanpa adanya karcis, ada juga dia memungut tapi tidak berizin. Ada yang punya karcis tapi ilegal. Pandai-pandainya mainnya pengelola, bisa pinjem punya temennya

(11)

119

yang lain. Bisa juga tarif, bisa juga cara dia pengaturan parkir. Bisa juga dia dalam melakukan parkir tidak memakai seragam rompi.

12. Wilayah yang banyak terdapat pelanggaran di mana pak? Depok.

13. Dalam patroli apakah SDMnya dibagi ke berbagai wilayah?

Dibagi-bagi piye, wong kita cuma orang 4 kok. Kalo tim gabungan kita fokuskan ke wilayah Depok.

14. Faktor apa yang menentukan bahwa patroli menggunakan tim gabungan atau dari internal?

Permasalahan itu kan ada yang membutuhkan peran instansi terkait ada yang tidak. Yang tidak perlu dengan instansi yang lain ngapain pakai instansi lain, pertimbangannya itu saja. Kita sudah punya rencana. Kalo wilayah ini gimana, kalo disana gimana. Itu berdasarkan informasi, bisa dari wartawan, keluhan masyarakat juga. Tapi nek pengelola suruh ngeluh kesini ora gelem. Memang rumit ya, jadi memang rumit. Parkir itu rumit. Apalagi pelakunya sebagian besar adalah masyarakat menengah kebawah. Nek mau ditindak banget, itu ya dilema. Tapi dari satu sisi kita juga harus melaksanakan aturan. Tapi secara sosiologinya, ada sisi moralnya,kemasyarakatan. Dengan aturan itu kadang bertentangan. Ditindak kebangetan salah, ora ditindak kok aturannya salah gitu lho. Tapi tetep kita itu sebisa mungkin menegakkan aturan.

15. Bagaimana bentuk pengawasan terhadap kegiatan seksi perparkiran? Pengawasan kan bisa dari sisi anggaran bisa dari sisi kegiatannya. Artinya semakin sedikit yang diserap, berarti semakin sedikit kegiatan yang dilakukan. Makanya setiap ada kegiatan itu dibentukkan ke dalam LPJ kepada atasan.

16. Selain pengawasan dari anggaran apa lagi ?

Kalo dari sisi eksternal kita diawasi oleh inspektorat, terus BPK, ada juga dari anggota dewan ditanya “Kenapa pendapatanmu kecil sekali?” Pada waktu pertama itu saya pernah ditanya. Kadang ya nggak enak di kuping. Pengawasan dari media masa juga ada. Kalo dari internal, pengawasannya

(12)

120

adalah dari atasan langsung, kita kan juga melaporkan bagaimana kegiatan kita bla bla bla bla. Kadang kita juga dapet kasus pelanggaran dari wartawan.

17. Wilayah dengan tingkat kecurangan tinggi mana saja pak selain Depok? Depok, Mlati, Sleman, Godean. Cara ngatasinya pendekatannya ya macem-macem. Kalo anda itu mau masuk adat yang berbeda. Ya harus tau budayanya itu seperti apa, itu secara sosiologis. Kemudian tekniknya adalah kita harus pandai-pandai masuk dulu kesana, memahami pola berpikirnya kata kuncinya itu bagaimana komunikasi. Kalau kita langsung melarang “ Heh kamu nggak berijin, kamu harus berijin,kamu tidak boleh memungut karena kamu tidak berizin.” itu masyarakat biasanya malah nggak mau, makanya harus pelan-pelan. “Anda tidak berijin, dari sisi aturannya seperti ini, kalo anda tidak berizin anda akan mendapatkan sanksi seperti ini, denda 50 juta atau kurungan 3 bulan”. Kan itu beda cara menyampaikannya tho. Itu berarti teknik dalam menyampaikan itu sangat penting.

15. Biasanya faktor yang menyebabkan pengelola melakukan pelanggaran itu apa? Misalnya mereka tidak mau mengurus izin?

Biasanya itu satu, karena yang saya tau, mereka sudah berizin di RT, RW , Dukuh, itu budaya lama. Yang keduanya belum memahami secara aturan tentang perda parkir. Pohon masalahnya itu kan ada 3. Karena tidak paham aturan, rendahnya kesadaran, atau belum tau lokasi tempat izin, belum mengenal tempat perhubungan juga bisa. Itu kita simpulkan dari berapa alasan-alasan dia, kita tanya kemudian kita simpulkan.

16. Kalau data pelanggarannya ada tidak ?

Ya ini di laporannya, sudah kita cantumkan, ini lho pelanggarannya. Yang terbaru ada, tapi belum tak susun. Laporannya ya jadi satu, dari hasil patroli tim internal maupun tim gabungan.

17. Harapan kedepannya mengenai optimalisasi pengendalian yang akan dilakukan seperti apa?

(13)

121

Menciptakan sistim-sistim informasi yang baik terhadap pelanggaran-pelanggaran itu. Selama ini kan SDM kita terbatas, kita tau informasi disana nggak ada izin itu kan kita hanya berdasarkan laporan aja. Nek di lokasi tersebut itu udah ada sistem itu bisa dari masyarakat langsung kesini, atau sms ke kita. Nah itu kita bisa tau semua permasalahan umum yang ada di parkir. Itu kan harus diperbaiki, semakin banyak informasi kan semakin banyak kita bisa memperbaiki.

18. Solusi mengenai SDM itu sendiri bagaimana?

Susah kalo nambah SDM lagi. Ya kalo untuk ngatasinya ya mengingkatkan kajian, diklat pegawai itu lho. Dan cara penangan kasus itu bagaimana, itu kan juga harus dievaluasi, apakah sudah efektif. Faktor pendorong kecurangan biasanya dari apa saja apakah karena kurang kesadaran saja?

Itu dilihat dari banyak variabelnya. Tidak bisa mengambil dari satu sudut karena kurang kesadaran aja. Bisa juga mereka udah punya kesadaran tapi mereka ada tekanan dari RT dari proses hukum. Artinya bahwa mereka itu sudah sadar tapi mereka nggak ngurus izin. Contohnya tekanan itu gini.

Nek misal di kecamatan Ngemplak. Kepengin parkir sana, tingkat

kejawaannya itu masih kenthel gitu lho. Misal ke Dukuh dulu, itu

kulonuwun dulu, disana itu minta. Sehingga dia udah potong sana potong

sini. Tapi sebenernya dia sadar. Nah ini lah tugas kami untuk bisa meluruskan. Dari sudut perda tidak disebutkan RT,RW,Dukuh itu tidak ada.

19. Kemudian yang akan meluruskan mereka siapa?

Kewenangan saya hanya kepada pengelola. Nanti ndak dikira saya melanggar kewenangan saya. Artinya nek ada orang meminta, itu berarti dari sudut pidana, ataupun dari Pol-PP. Tapi orang luar taunya seluruh masalah parkir kita yang tanggungjawab. Karena kita kewenangannya terbatas ngono lho. Padahal kalo disini izin aja bayar se-rupiah pun nggak ada. Itu lah parkir, makanya harus dilihat akar permasalahannya itu apa. Jangan cuma dilihat “Ho kono ra gelem ijin!” jangan hanya dilihat dari

(14)

122

kacamata hukum. Apakah ada faktor yang mempengaruhi dalam keputusan dia. Pelaku parkir itu kebanyakan kan ekonomi lemah, untuk urusan perut, letaknya itu jauh, ra ngerti perhubungan ki opo, sopo, petane

seperti opo, wong-wonge sepeti opo, le setor piye, aku kudu rono rene rono rene gitu lho. Kadang itu mereka juga mencari celah atau alasan

untuk dapat meningkatkan tarif parkir. 20. Harapan untuk pengelolaan parkir apa?

Parkir bisa tertata dengan baik, pelayanan pada masyakarat meningkat, tentunay akan mendapat efek pendapatan meningkat, serta kesadaran masyarakat untuk melakukan parkir yang benar juga meningkat. Sehingga nantinya kedepan nek semuanya udah sadar, semuanya udah pada izin, kita nggak perlu adanya pengaturan parkir dan seterusnya udah jalan sendiri. Itu artinya visi kita, kan ngono.

(15)

123

Wawancara IV

Tanggal : 10 Januari 2016 Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Kantor Seksi Perparkiran Data Narasumber

Nama : Sarwiji

Tempat Tanggal Lahir : Sleman,

Jabatan : Staf Seksi Perparkiran

Instansi : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

1. Apa tugas bapak di seksi perparkiran ini?

Saya di perparkiran ini mengurusi melayani proses perizinan. 2. Apa peran bapak terhadap proses pengendalian seksi perparkiran?

Sebelumnya kita terjun ke lapangan, kita kasih tau kepada mereka-mereka untuk pengelola ataupun dia yang melakukan pemungutan, kita kasih tau kalo dari kita kan ada aturannya, jadi harus ada izinnya, seperti itu. Kita sosialisasikan kepada mereka, untuk segera membuat perizinan.

3. Bagaimana proses pengajuan izinnya pak?

Ya kalo yang sudah masuk kesini, kita layani. Nanti kita koordinasi potensi lokasi yang dia ajukan seperti apa, nanti untuk menentukan kira-kira yang harus disetorkan ke kas daerah itu berapa.

4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengelolaan parkir ?

Pengelola disini yo variasi mbak, ono sing ndalan ono sing ora ndalan. Masalah pembayaran itu yo ono sing rutin, ono sing ndadak di

opyak-opyak. Wes di opyak-opyak yo e sok susah. Jadi kita nek ngakali yo

pokoknya banyak macem orang. Tapi mayoritas malah preman-preman itu mbak.

(16)

124 5. Penindakannya bagaimana pak?

Penindakannya yo kita kasih peringatan dan teguran-teguran berapa nominal yang harus dibayar, langsung ke pengelolanya. Itu kan termasuk sanksi ringan.

6. Apa kesulitan yang dihadapi untuk mengatasi pengelola supaya taat aturan?

Kesulitan yang dihadapi itu, kita misalnya ini ya mbak, ehem.. kalo di lapangan itu kita biasanya ketemu jukirnya, tidak ketemu pengelolanya. Jadi misal kita udah titip pesenan, misal untuk bulan ini sekian jumlah tunggakannya, tolong nanti pengelola atasan anda untuk datang ke kantor untuk perpanjang izin atau suruh bayar tunggakannya. Kadang yo kita cari tempatnya dimana, dan itu juga nggak langsung ketemu mbak.

7. Penertiban untuk yang belum berizin bagaimana?

Kalo yang belum punya izin, kita kasih penjelasan aturannya seperti ini itu kalo sekali. Kalo nggak kalo udah mentok biasanya kita pinjem KTPnya, biar mereka datang kesini lha nanti kita proses. Soalnya kalo kita itu nggak model seperti itu, kita susah mbak. Mereka iya iya dan iya iya tapi mereka nggak dateng. Kita yo kalo misalnya kunjungan itu ya kita sama tim gabungan itu. Soalnya nek cuma itu aja kita yo susah mbak, tetep bandel mereka itu.

8. Apakah pengendalian yang dilakukan selama ini sudah dirasa optimal? Alhamdulillah ya lumayan mbak, ya lumayan. Untuk sosialisasi di lapangan kita rasa yo nggak kurang-kurang. Kita udah jelaskan kalo parkir itu ada perdanya ada aturannya, dan ada pasal-pasalnya juga. Nek ada jaminan KTP seperti itu kan mereka ada jaminan untuk datang kesini. 9. Apakah setiap Dishub memberikan batas toleransi bagi tiap pelanggaran?

Ya kalo untuk yang nunggak itu memang harus sabar. Kepentingan mereka itu kan macem-macem, ya kita harus sabar. Kita sampaikan secara terbuka. Waktu patroli, buat mereka yang sudah berizin, kita sampaikan untuk membawa fotocopyan surat izin, jadi kan bisa terpantau. Kalau mereka tidak bisa menunjukkan berarti kita simpulkan mereka belum

(17)

125

berizin. Kalo belum berizin tapi mereka dapat rompi, ya kita tahan dulu. Termasuk kalo ada karcis juga. Kok bisa dapet darimana, padahal belum berizin.

10. Apakah sanksi penutupan parkir yang sesuai dengan Perda pernah dilakukan bagi pelanggaran berat?

Kalo untuk penutupan parkir itu ya ada. Misale ini lokasinya sudah nggak layak, udah nggak sesuai untuk melakukan parkir, yo kita tutup. Karena dengan adanya parkir kan kita membantu kelancaran lalu lintas bukan malah menyebabkan kemacetan.

11. Lalu apa sanksi yang diterapkan untuk yang menunggak membayar? Jadi kalo sampai akhir tahun, kan harus perpanjangan. Ya kalo mau perpanjang itu syaratnya kan harus lunas dulu. Berarti dia nggak bisa perpanjang. Lahan itu kan sebenernya punya pemda jadi siapa saja bisa mengelola. Tapi kalo mereka nggak tertib nggak mau mentaati aturan, ya monggo dikelola sama yang lain. Selain itu juga harus bayar denda.

(Kemudian kepala seksi perparkiran Bapak Bambang menambahkan) : Nek langsung kita cut, lha mereka nanti makan apa. Itu kan kita juga melihat dari sisi sosiologisnya. Nek melihat dari sisi hukumnya ya saya nggak urusan, mereka mau makan apa. Tapi kalo dari sisi kehidupan sosial, kita nggak bisa melakukan itu. Apakah nggak punya hati nurani kalo langsung di cut. Makanya tahap demi tahap. Hukum aja tahap demi tahap kok, ada sanksi ringan, teguran, ada sanksi berat. Kita juga udah ada pidana. Kemarin saya diundang jadi saksi ahli di pengadilan. Dan sekarang pelakunya sudah ditahan kasus penipuan parkir, kasusnya jual beli lahan. Bentuk dari pengendalian kita, kasusnya dilaporkan ke kepolisian, ,kita dijadikan sebagai saksi ahli, kebetulan yang diundang ke pengadilan saya dan disana saya membenarkan bahwa itu juga belum berizin, dan yang dijual itu bukan haknya, gitu.

(18)

126

Wawancara V

Tanggal : 29 Januari 2016 Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Data Narasumber

Nama : Sulton Fatoni

Tempat Tanggal Lahir : Sidoarjo, 29 Mei 1966

Jabatan : Kepala Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo

Instansi : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

1. Apa peran bapak sebagai Kepala Bidang Lalu Lintas ?

Saya membawahi ada 3 seksi, perparkiran, terus manajemen rekaya lalu lintas, kemudian pengendalian operasional.

2. Pengendalian operasional tugasnya meliputi apa saja pak?

Ya dia kayak penertiban-penertiban, kemudian ada operasi penegakkan hukum, terus kalo ada event-event apa kita bantu pengaturan lalu lintas di jalan.

3. Untuk pengelolaan retribusi itu tanggungjawab siapa?

Kalo itu masuk perparkiran, tapi perparkiran nanti kerjasamanya dia minta bantuan dari petugas pengendalian operasional.

4. Tugas dan wewenang bapak apa saja?

Opo yo.. yo banyak. Jadi tugas dan wewenang saya ngggg.. ya meng opo yo,

ya mengendalikan 3 kepala seksi ini ya kan, di urusannya masing-masing, kemudian nnti saya membagikan itugas ke mereka-mereka itu. Misalnya ada surat disposisi dari kepala dinas. Nanti saya mengingatkan ke mereka seperti itu.

(19)

127

Saya..paraf itu perizinan parkir itu, kan ada perizinan parkir, kemudian diketik sama mereka, nnti dimintakan kepala dinas tandatangan. Sebelum kepala dinas tandatangan saya kan ngecek dulu, oke saya paraf dulu, nanti saya kasih ke mereka. Ya mereka nyiapkan dokumennya, ya mereka ngetik-ngetik apa itu, terus nnti saya ngecek ini sudah sesuai SOP belum, oh udah, yaudah.

6. Dalam mekanisme penyetoran pendapatan retribusi dari Dishub ke Dinas Pendapatan Daerah apakah bapak terlibat?

Mekanisme penyetoran tetep di parkir. Saya itu hanya menerima laporan dari mereka. Dia tergetnya lokasi, ini misal target setorannya 100 ribu. Ada laporan “Pak ini setorannya kurang, nanti saya buatkan surat penagihan kesana. Nanti saya paraf tandatangan kepala dinas, nnti klo berapa hari belum ada aksinya, orangnya panggil.

7. Apa yang bapak ketahui tentang tim penertiban?

Itu parkir kan membentuk tim penertiban dan pengawasan, itu disamping anggotanya dari temen-temen kita sendiri, kita untuk memperkuat itu ada TNI ada Polri ada apa-apa gitu, kita gabungan untuk penertiban, siapa tau di tukang pakir disana itu ada apa, ada anggota TNI yang terlibat disitu ada anggota kepolisian terlibat disitu, makanya kita minta bantuan ke kepolisian ke TNI, itu supaya kalo ada benturan di lapangan bisa diselesaikan.

8. Untuk tanggung jawab pengendalian pengelolaan retribusi ada dimana? Di parkir, karena kan operasional parkir ada disana, dia ini melanggar atau tidak, sesuai perdanya dia melanggar atau tidak, untuk setorannya tercapai atau tidak, kan disana. Nah disana kalo kurang petugas baru nanti lapor, yaudah kita ngambil dr TNI, dari Polri atau dari Pol-PP.

9. Peran anda dalam pembentukan strategi pengendalian kedepan bagaimana? Kami biasanya bareng-bareng mmm...apa yaa, waktu itu kan sistem penyetorannya ke kecamatan, tapi kok kecamatan agak seperti ini, yaudah sekarang setorannya dialihkan ke kantor. Kemudian mereka kadang-kadang jukir itu lucu. Dia untuk mengambil haknya, jukir itu kan dapat pendapatan 35% dari hasilnya itu. Kita itu mau ngasihkan aja susah. Dia dipanggil untuk

(20)

128

datang kesini untuk ngmbil duitnya aja susah. Nah gimana, udah gini aja, semua pengelola parkir suruh buka rekening di bank BPD, jadi nanti akhir bulan dia dapat bagiannya 35% itu kita transfer aja. Mau diambil atau tidak kan bukan urusan kita. Jadi kita nggak harus nunggu orangnya datang kesini. Itu salah satu strategi yang kita bangun. Ya biasanya kita diskusi kalo ada masalah-masalah seperti itu. Ya saya bosnya dia e, jadi yang memutuskan, dia ada ide apa, atau saya ada ide apa kita masukkan ke dia dia bisa jalan, oke jalan. Tapi kalau dia masukan ke saya tapi kok berat, coba kita jadikan

gini-gini.

10. Adanya ide tim penertiban itu dari siapa? Ya dari mereka, kalo ada tim ini bagaimana? Anggarannya gimana? Yaudah anggarannya dibuat. Usulan-usulan masuk ke saya nanti saya paraf ajukan ke kadin usulkan.

11. Apakah bapak terlibat dalam tim patroli?

Kadang-kadang saya ikut, kadang saya jalan sendiri. ya saya pura-pura sebagai pelanggan parkir. Kemudian lho kok ini parkir motor seribu kok disini 200. Kadang-kadang saya diem aja kadang-kadang saya ngomong. Klo diem aja saya bawa ke kantor, coba tim gabungannya diarahkan ke lokasi sana.

12. Prosedur pengendaliannya ada tidak pak?

Prosedur pengendalian...mmmm..eh prosedur pengendalian belum..belum..sy belum ada. Itu baru prosedur perizinan sama pengelolaan. Karena itu kan hanya sederhana. Jadi prosedurnya itu dia hanya cek lapangan, dia juga bisa bawa permasalahan dari sini atau menemui di lapangan. Kalau permasalahan udah terrecord sebelumnya kita kan tinggal kesana. Atau kalo permasalahan di lapangan, ya kita penertiban langsung disana. Atau laporan dari masyarakat lewat media, ada juga yang telfon, ada yang datang kesini macem-macem itu. Ya itu tim yang gabungan itu memang kita arahkan untuk menyelesaikan masalah seperti itu.

13. Tim pengawas apakah rutin melakukan patroli?

Masih. Yakan ini diprogramkan sama dia, sudah dianggarkan, waktunya kapan itu udh ada di seksi parkir sana.

(21)

129

14. Apakah ada upaya pengendalian selain tim patroli?

Ya kita untuk tim patroli itu kan ada beberapa sasaran, yang pertama ketertiban parkir, kemudian yang kedua berkaitan dengan retribusi parkir, bagaimana ketertiban dia menyetorkan, ketertiban dia waktu memungut dari masyarakat. Jadi dari sisi kelancaran dan ketertiban lalin dan dari sisi penerimaan.

15. Bagaimana mekanisme penyetoran pendapatan retribusi yang anda ketahui ? Klo disini ada yang langsung setor ke kantor,atau setor ke bank jadi kesini tinggal ngasih bukti setornya dari bank saja. Kita lebih seneng kalo yang udah setor ke bank, karena kita kan tidak punya tempat penyimpanan khusus untuk uangnya.

16. Bagaimana mekanisme laporan penyetoran dari seksi perparkiran ke Dipenda?

Nggg... mereka langsung, dari parkir langsung. Karena itu tidak perlu paraf-paraf dari saya yang pnting nanti dari sana, mereka biasanya ngundang saya tiap 3 bulan sekali, evaluasi tiap 3 bulan untuk tau targetnya tercapai atau tidak. Kalo yang udah tercapai biasanya nggak masalah. Yang jadi maslaah kalo targetnya belom tercapai. Nah sekarang apa upayanya. Nah itu biasanya saya ke tempate mas Bambang. Supaya yang tertunggak-tunggak itu bisa bayar.

17. Apakah menurut bapak pengendalian yang dilakukan sudah maksimal?

Mmmm..belum kayaknya. Karena kan masyarakat Indonesia itu pengendalian harus intensif sebenarnya. Tapi kan kadang-kadang cuma di Jalan Monjali, jadi kan masyarakat itu hampir cuek. Coba kalo di jalan ini tiap hari ada cegatan tiap hari di jalan mana, banyak lokasi yang dipakai. Jadi kan masyarakat beda. Tapi kan kalo misal operasinya hanya sebulan sekali atau dua kali dan di tempat yang sama itu mungkin kurang efektif. Artinya kurang mampu menjangkau mereka. Makanya kita usul. Kita kan punya 17 kecamatan, dan rencananya tiap kecamatan ada yang mokoih. Jadi misalnya Depok. Depok kan luas wilayahnya, jadi misal disitu ada 2 yang jaga yang memang keliling di wilayah itu ngecek tiap hari. Nah masyarakat kan juga

(22)

130

beda, pelayanannya juga beda dengan kalo dia didatangi hanya sebulan sekali dua bulan sekali. Jadi secara sistem belum memadai yang ada saat ini. dan kita mengupayakan ada petugas-petugas di tiap-tiap kecamatan yang memang keliling hampir tiap hari di lokasi. Jadi nanti kita angkat tapi dia gak usah ngantor disini.

18. Apa kendala yang dihadapi dalam mengelola parkir ini?

Yaa kendalanya memang apa yaa..nggg..intenitas kedatangan petugas untuk mengingatkan dia. Mereka kan rata-rata orang-orang unskill, yang tidak punya skill untuk itu. Jadi diperlukan pengendalian yang intensif. Jadi kendalanya ya itu. Rutinitas dan intensitas petugas utk meningkatkan masih minim. Sehingga banyak kekurangan yang dirasakan dalam penyelenggaraan perpakiran ini ya karena kurang SDM itu.

19. Masalah utama dalam pengelolaan pendapatan retribusi apa?

Ngg paling sering itu setoran, kurang bayar, telat dan alesannya macem-macem. Makanya mau saya itu di akhir jam kerja mereka, ada petugas yang datang kesitu dan nanti langsung narik setoran jadi nggak ada alesan uang kebawa ke rumah.

20. Rencana perbaikan kedepannya bagaimana?

Ada beberapa yang kami usulkan salah satunya itu parkir elektronik. Kemarin sudah ada perusahaan yang kesini. Tapi ini kan perlu kesiapan sosial dlu, masyarakat dipersiapkan juru parkir kita persiapkan. Karena nanti kan juru parkir nggak nerima duit. Bisa aja kan sebagian uang parkir itu sebetulnya masuk kantong mereka, ada yang juga yang nggak ngasih karcis, ada yang ngasih karcios diminta lagi, ini kan karena gak ada petugas yang pokok ngingetin itu kan gak ada . Nah nnti kalo parkir elektronik kan mreka gak megang uang sama sekali, nah nnti bagaimana mekanisme nya ngarahkan mereka, mengawasi mereka. Dan ke masyarakat juga, misal nanti parkir elektronik kita kan tingaal nempel kartu atau masukan koin. Kemudian berkaitan dengan asuransi, kalau nanti kita tambahi asuransi masyarakat bagaimana. Jadi masyarakat tidak perlu was was untuk parkir disitu. Kalo ada kehilangan atau mungkin motornya ditabrak nanti kan ada asuransi kan enak.

(23)

131

Nah nnti kedepannya kan rencanaya seperti itu. Terus untuk penertiban itu kan saya udah beli gembok, jadi nanti kalo ada yang parkir sembarangn kita gembok.

21. Harapan bapak kedepannya agar pengelolaan semakin baik apa?

Kalo dari kami sangat perlu menambah personil. Yang ngurusi luar belum bisa ditangani. Faktornya kita lebih banyak seputar SDM. Sama faktor-faktor yang lain butuh kendaraan operasional, dana penegakkan juru parkir maupun penggunanya.

(24)

132

Wawancara VI

Tanggal : 28 Januari 2016 Waktu : 19.00 WIB

Tempat : Jalan Kaliurang km 13,5 Data Narasumber

Nama : Tarno

Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 1983

Jabatan : Juru Parkir

1. Sudah berapa lama bekerja menjadi juru parkir? Kalo saya itu udah sekitar 5 tahun mbak. 2. Biasanya lokasi parkirnya dimana saja pak?

Itu kan ada organisasinya, biasanya yang ngatur ya organisasi. Saya itu kan ikut 2. Ada yang di bawah, sama disini. Kalo di bawah biasanya saya siang, disini malem. Biasanya ya tempat makan sekitar jakal km 13,5 aja kaya olive, di soto hollywood. Kalo jamnya kan yang pagi itu jam 9 sampe jam 3 sore, terus nanti jam 3 sampai selesai jam 9, itu kalo yang jaga 2 orang.

3. Sudah berapa lama ikut organisasi parkir ini? Saya sudah sekitar 5 tahun

4. Kalau boleh tau apa nama organisasinya pak? Disini, jukir km 13,5.

5. Yang mengelola organisasi siapa?

Kalo yang sini ya orang sini aja. Tapi kalo yang bawah itu pribadi yang punya tanah. Organisasi itu yang punya kampung. Jadi otomatis nek ada orang lain ikut itu nggak boleh, kecuali yang udah ikut dari awal organisasi ini. Disini kan yang ngurus organisasi ya semuanya.

6. Ada berapa anggota organisasinya sampai saat ini? Ada sekitar 11 orang.

(25)

133 7. Sistem penyetorannya bagaimana pak?

Kita kan sistemnya setor sama kampung sekian, hasilnya nanti nggak disetorkan semua. Nanti yang kerja dapat apa. Kita setor ke organisasi katakanlah 2%. Nah nanti sisanya untuk yang jaga. Kan istilahnya yang jaga itu kan resikonya nyawa ya. Nek disini kan ya kalo misal dapetnya 60 ribu berarti setor sekitar 10rb. Selain kampung kita juga setor pemda. Nanti ketuanya yang setor.

8. Untuk hasil setoran ke organisasi dikelolanya bagaimana pak?

Nanti kan dipakai untuk pembangunan kampung juga, terus misalnya ada yang sakit. Jadi ada suatu organisasi untuk kebersamaan, kalo organisasi disini itu saling membantu gitu aja. Ini maaf saya nggak pake seragam, biasanya kalo siang pake, tapi kalo pas malem nggak. Disini biasanya siang aja. Kecuali kalo ada mantenan itu semuanya pada komplit, sepatu seragam, komplit.

9. Seragamnya itu dari mana?

Itu dari organisasi, awalnya beli sendiri nanti biasanya kan kita sering di manten. Nanti kita pake. Kalo yang di SS itu rompinya dikasih sama SS. 10. Tugas jukir apa saja pak?

Ya kita kan markiri sepeda motor, mobil, jalan rusak gitu. Nah itu tergantung orangnya juga yang parkir. Nek misal jalan rusak yang mbeneri itu yang parkir. Nek misal orangnya yang punya tempat makan pengin mbetulin ya kita betulin.

11. Pendapatan apakah juga disetor ke tempat makannya?

Yo nggak, itu udah haknya yang parkir. Kan kita kan juga ibaratnya udah setor kampung sama pemda. Nanti kan nek ini kan dibagi ya mbak. Dibagi pemda, kampung, sama pemuda. Jadi dari 2% yang disetor ke kampung itu nanti dibagi lagi.

12. Apakah ini ada izin ke pemda/Dishub?

Ada mbak, ini ada targetnya ada izinnya ke Dishub. Jadi kalo disini kan kita jarang ngasih karcis to mbak.

(26)

134

Masalahnya sini jarang yang minta to mbak. Kalo kita mau ngasih karcis terus, dari sana kan hitungnya karcis to mbak, lha nanti kan otomatis kan kita setor ke pemda naik, yang rugi kan nanti kita sendiri. Kita nggak dapet apa-apa.

14. Kenapa pak kok bisa rugi?

Ya kalo misal nanti kita pake karcis, terus nanti pendapatan kita naik, berapa bulan karcisnya habisnya cepet otomatis kan target dari sana juga cepet naik. Kan dari kartu parkir itu kan ketawan. Per bulan katakanlah 100 ribu, nanti kan jadi naik. Nanti kan yang rugi tukang parkirnya. Tukang parkirnya gak dapet apa-apa. Karena kan udah dibagi-bagi kesini-kesini. Tapi nek ada orang yang minta ya kita kasih, nek ngggak yo nggak. Nek parkiran besar biasanya pake karcis karena udah ada yang ngelola sendiri, tapi nek kecil kayak gini yo nggak usah nggak papa.

15. Itu apakah memang aturan dari organisasi atau bagaimana?

Yoo itu kan udah ada kesepakatan dari awal, kita memang sudah sepakat dari awal gitu.

16. Apakah ada penertiban dari pemda mengenai masalah tersebut?

Nggak pernah kena penertiban. Yang penting kan kita tiap bulannya udah setor yaudah. Soalnya kalo berdasarkan karcis gitu kan yang rugi kita yang kerja. Karena otomatis kan bakal dinaikkan. Lha nek dinaikkan kita mau makan apa, ke kampung nanti kita nggak bisa. Nah yang kerja kan kita, pemda nggak kerja kan dapat uang dari lokasi yang lain

17. Untuk tarif apakah sesuai karcis?

Iya kalo disini motor seribu, mobil masih dua ribu. Kecuali kalo di bawah itu tergantung pengelolanya, kadang kan setor ke pengelolanya naik akn mbak, jadi ya kadang mobil jadi tiga ribu. Tapi kalo disini tetep sesuai karcis, kecuali kalo emang ada yang ngasih lebih.

18. Fasilitas yang diberikan dari pemda apa saja? Dapet karcis, jaket.

(27)

135

Ya kan kalo dari pemda cuma dapet itu tok, itu aja nggak tiap bulan, kan cuma di awal tok. Padahal kan kita setornya dinaikkan, tapi kan cuma dapet itu tok, jalan kita yang ngurus, ada apa-apa kita yang ngurus. Misalnya ada penggalian jalan, nah pihak pemda kan nggak mau tau. Taunya uang sama uang, cuma ngasih karcis sama baju parkir tok.

20. Apakah pernah melakukan diskusi dengan pemda?

Kadang diskusi juga nggak terlalu di nganu. Harusnya kan pihak pemda tau juga kan. Misal ada penggalian dari Telkom, itu kan harusnya pihak pemda itu menegur mbak. Nggak seenaknya sendiri cuma mau enake tok. Makanya yang penting kan kita setor. Kita juga nggak mau terlalu ngurusi mereka, mereka mau masukin uang itu ke negara, atau pribadi kan kita juga gak mau tau to. Jadi ya udah urusan monggo silakan, itu tergantung orang e.

21. Tanggung jawab selama parkir itu bagaimana?

Sebenernya aturannya itu kita cuma ngasih tempat, kita atur untuk parkir itu udah. Nek ada kehilangan itu berarti kelalaian dari yang jaga. Terus kita juga ngarahin supaya nggak menghambat lalu lintas.

22. Tanggapannya terhadap jukir yang belum berizin?

Ya kalo mereka itu kan, biasanya ada pemilik lahan yang merasa kalo lahannya punya dia jadi terus ngapain bayar sama pemda. Karena kan kadang pemda nggak peduli to mbak. Jadi yang penting kan intinya kita setor.

23. Harapan kedepannya supaya pengelolaan parkir semakin baik bagaimana? Ya sebenernya kerjasama. Kaya misal pihak kaya Telkom itu kan harusnya di tegor. Karena itu menyulitkan sepeda motor mau masuk. Intinya cuma itu sebenernya. Sama lebih memperhatikan tukang parkir. Misalnya kaya penggalian jalan itu kan seenaknya sendiri. Terus kaya ngamen itu juga harusnya nggak boleh, karena ada tukang parkir. Harusnya kan yang menegor pihak pemda sendiri. Karena kan ngganggu yang makan. Kalo ada tukang parkirnya yo maap jangan mengamen. Nah seharusnya kan hal-hal kayak gitu kan ditegor sama pemda. ya biar yang

(28)

136

kerja juga enak, pemda juga enak, jadi yang saya harapkan ada perhatian khusus, karena kan kita yang diperhatikan kan jalan. Supaya nanti pemasukkan ke negara juga lancar. Gini-gini kan kita ngabdi juga sama negara to.

(29)

137

LAMPIRAN 2

(30)

138

LAMPIRAN 3

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perparkiran

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

144

LAMPIRAN 4

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 1 Tahun 2012 Tentang

Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

151

LAMPIRAN 5

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 15 Tahun 2013 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

160

LAMPIRAN 6

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

168

LAMPIRAN 7

(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

174

LAMPIRAN 8

Surat Keputusan Kepala Dishubkominfo Tentang Tim Penertiban dan Pembinaan Parkir

(67)
(68)
(69)

177

LAMPIRAN 9

BUKU PROFIL DISHUBKOMINFO 2014

(70)

178

LAMPIRAN 10

Data Pendapatan Dishubkominfo Tahun 2011

(71)

179

Data Pendapatan Dishubkominfo Tahun 2012

(72)

180

Data Pendapatan Dishubkominfo Tahun 2013

(73)

181

Data Pendapatan Dishubkominfo Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut penulis akan melakukan pengujian karakteristik cooling pads dengan sumbu kompor dengan penambahan ducting pada transmisi aliran udara guna

Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 terdiri atas Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang

Dari pembahasan Bab II dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka terhadap koleksi buku dengan subjek Minangkabau yaitu: 1) Persepsi pemustaka terhadap relevansi koleksi

Apabila kita selidiki lebih lanjut, penyerapan kata apartment dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Korea mengalami perluasan makna dan perubahan morfem. Oleh karena itu,

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Faktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari

Hal ini tidak sesuai dengan informasi yang didapat dari guru bidang studi Bahasa Indonesia SMPN 16 Muaro Jambi mempunyai kemampuan kurang dalam menulis iklan

Salah satu kompetensi inti dalam melakukan praktek kolaborasi interprofesional adalah dengan melakukan komunikasi interprofesional dimana untuk melakukan kolaborasi dan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pertimbangan Teknis Impor Besi atau Baja, Baja Paduan, dan Produk Turunannya (Berita