• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PERALATAN DAN MATERIAL

4.1 Peralatan

Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia agar tercapainya target proyek dengan tepat waktu dan biaya yang sesuai dengan target. Pengertian lainnya alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Peralatan merupakan faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar (Rostiyanti 2009)

Tujuan dari penggunaan peralatan tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.

Demikian pula cara penggunaannya, harus mengikuti prosedur pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk pekerjaan Pelat, Balok, Kolom, Shearwall dan Corewall yaitu:

(2)

4.1.1 Tower Crane

Tower crane banyak digunakan untuk proyek-proyek pembangunan gedung-gedung bertingkat dan juga jembatan. Dengan menggunakan Tower Crane maka pekerjaan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menggunakan sistem konvensional. Alat bantu dalam setiap proyek sangat penting peranannya dalam mensukseskan sebuah pekerjaan. Tidak ada yang bergerak sendirian, semuanya berkoordinasi menjadi sebuah tim yang saling mendukung satu sama lain. Salah satu elemen penting dalam sebuah pekerjaan di proyek pembangunan itu bernama Tower Crane. Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.

Tower Crane biasanya disewakan dengan sebuah harga yang didalamnya sudah terlingkup elemen biaya kirim (transportasi sampai ke lokasi), metode (pemasangan dan pembongkaran) serta pemulangan (transportasi sampai ke tempat nya semula). Tower crane banyak digunakan untuk proyek-proyek pembangunan gedung-gedung bertingkat dan juga jembatan. Dengan menggunakan Tower Crane maka pekerjaan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menggunakan system konvensional atau cara lama. Pada masa lalu, pekerjaan proyek jarang menggunakan Tower Crane, orang banyak dibantu dengan menggunakan Derek biasa serta menggunakan tenaga manusia dalam mengerjakan proyek gedung bertingkat.

(3)

Penempatan Tower Crane memerlukan perencanaan yang matang dan tepat. Perencanaan yang matang ini harus merujuk kepada struktur bangunan yang dibangun serta kondisi dilapangan. Apalagi jika ada banyak Tower Crane yang dipasang dalam sebuah proyek Konstruksi, harus diperhitungkan juga jangkauan dari setiap Tower Crane yang dipasang. Hal ini menjadi penting mengingat penempatan Tower Crane yang salah akan mengakibatkan tidak efektifnya fungsi dari Tower Crane itu sendiri. Tower crane harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length) yang sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang Tower Crane. Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun.

Selain itu, kapasitas Tower Crane yang dipilih juga memegang peranan penting dalam memudahkan pekerjaan Konstruksi.Dalam memilihTowerCrane, harus diperhitungkan beban angkut, jumlah dan waktu distribusinya.

Bagian-bagian Tower Crane

Tower Crane terbuat dari material baja. Sebagaimana dapat dilihat, struktur tower crane ini sudahbaku dan standar, dan standar ini biasanya sudah berasal dari fabrikan pembuat tower crane tersebut.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari Tower Crane:

Jib, merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar secara horisontal sebesar 360 ° atau sering disebut lengan tower crane

(4)

yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek dengan bantuan kabel baja (sling).

Counter weight, berupa beton pemberat yang terdapat pada bagian belakang tower crane yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan pada tower crane.

Mast section, adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane, dimana pemasangan tiap-tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut ke arah vertikal.

Joint pin, adalah bagian dari tower crane yang merupakan tempat operator mengoperasikan tower crane.

Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame). Setelah ketinggian tower crane melampaui batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom). Dalam pemasangannya, harus diperhatikan kekuatan bracing agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan.

(5)

Gambar 4.1 Bagian Tower Crane

Fungsi

Tower crane termasuk alat berat yang multifungsi dalam kegiatan proyek pembangunan gedung tinggi atau juga jembatan. Misalnya melakukan pekerjaan pemindahan bahan konstruksi ke tempat yang lebih tinggi, ataupun lebih jauh maka. Pekerjaan tersebut menjadi lebih efisien dengan menggunakan tower crane dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia. Tower crane juga bisa membantu kita dalam mengangkut suatu bahan atau alat konstruksi yang berat dan keperluan bongkar muat.

Selain itu, tower crane juga digunakan biasanya untuk mengangkut concrete bucket untuk pengecoran kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti air compressor, bekisting kolom, flying table form, besi beton, serta alat dan

(6)

bahan lain. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek.

Mengingat begitu pentingnya sebuah efisiensi pekerjaan dalam sebuah proyek, maka Tower Crane ini memegang peranan penting dalam setiap proyek. Namun jangan dilupakan faktor-faktor penting lainnya yang menyangkut struktur dan penempatan yang tepat agar efisiensi benar-benar terwujud.

Pada Proyek Brooklyn, Soho, and Apartement digunakan 2 (dua) unit TC:

 TC1jangkauan 60 m, kapasitas ujung sebesar 2,5 ton dengan tipe JT 26212 dan kapasitas maximum 4 ton, tinggi crane 60 m, dioperasikan untuk pembangunan tower utara dimana waktu beroperasi 24 jam dengan 2 orang operator.

 TC2 jangkauan 60 m, kapasitas ujung sebesar 2,5 ton dengan tipe JT 26212 dan kapasitas maximum 4 ton, tinggi crane 60 m, dioperasikan untuk pembangunan tower selatan dimana waktu beroperasi 24 jam dengan 2 orang operator.

Kedua tower crane tersebut termasuk jenis supported static base crane yang berdiri secara tetap pada fondasi sementara dan untuk kekakuannya di angkur ke bagian gedung yang selesai di bangun tiap 10 ruas rangka tower crane.

(7)

Cara kerja tower crane

A. Mekanisme pengangkat (hoisting mechanisme).

Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme pengangkat pada tower crane adalah: motor penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut diteruskan kesistem puli. Setelah itu kabel baja tersebut pada ujungnya dipasang kait, yang fungsinya untuk menaruh muatan yang akan dipindahkan. Apabila mau melakukan pengangkatan atau penurunan muatan maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung kabel baja tersebut.

B. Mekanisme penjalan (traveling mechanisme).

Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang lengan crane (pengangkat) secara horizontal. Cara kerja mekanisme gerak berjalan (trolley) pada tower crane adalah motor penggerak yang dihubungkan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja yang dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut.

C. Mekanisme pemutar (slewing mechanisme).

Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan pengangkatannya. Cara kerja mekanisme pemutar adalah: motor penggerak pada mekanisme pemutar yang dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuanya

(8)

untuk menurunkan putaran yang dihasilkan dari motor penggerak. Dari putaran yang masih tinggi dari motor pengerak menjadi putaran yang diinginkan (direncanakan). Roda gigi tersebut dihubungkan dengan meja putar yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila kita ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut.

(9)

4.1.2 Truck Mixer

Truck mixer digunakan untuk mengangkut beton campuran dari batching plant ke lokasi proyek yang akan dilakukan pengecoran. Pembuatan beton campuran tidak dapat dilakukan di dalam proyek, sehingga diperlukan truck mixer untuk mengangkutnya. Truck mixer berguna karena pada saat pengangkutan campuran beton terus diputar, sehingga beton tidak mengeras dan proses pembuatanya juga sangatlah praktis dan juga sudah memenuhi kualitas mutu yang telah ditentukan. Truck mixer yang digunakan berkapasitas 6 m3. Truck mixer dilengkapi tangki air yang berfungsi untuk membersihkan pengaduk dari sisa-sisa campuran beton. Untuk pengecoran ini bekerjasama dengan PT. ADHIMIX, PT. PIONER BETON, dan WASKITA PRECAST.

Gambar 4.3 Truck Mixer

(10)

4.1.3 Concrete Bucket

Alat ini digunakan untuk menampung ready mix yang berada di truck mixer, kemudian diangkut oleh tower crane untuk dibawa ke lokasi pengecoran. Alat ini hanya bisa melakukan pengecoran dalam kapasitas kecil dengan campuran beton yg lebih encer, biasa digunakan untuk mengecor kolom, shear wall, dan core wall. Concret bucket yang digunakan di proyek Brooklyn, Soho dan Apartement ada 2 jenis menurut volumenya yaitu 0,8 m3 dan 1 m3.

Gambar 4.4 Concrete Bucket

4.1.4 Bar Bender

Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Cara kerja alat ini adalah baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros

(11)

pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi. Bar Bender digunakan dan diperuntukkan untuk membuat sengkang, kait, dan sebagainya. Alat ini menggunakan sistem hidrolis, sehingga dapat dengan mudah membengkokkan besi baja. Bar Bender yang digunakan di proyek Brooklyn, Soho dan Apartement dengan jenis (dia32).

Gambar 4.5 Bar Bender

4.1.5 Bar Cutter

Bar cutter yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai ukuran yang diinginkan. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup

(12)

tinggi, disamping itu juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke dalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan detik baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang mempunyai diameter besar dilakukan satu persatu. Sedangkan untuk baja yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat.

Pengoperasian pada alat ini juga memerlukan perhatian khusus dikarenakan apabila operator tidak memperhatikan penggunaan bar cutter maka dapat membahayakan keselamatan kerja. Bar Cutter yang digunakan di proyek Brooklyn, Soho dan Apartement dengan jenis (Toyo dia32).

(13)

4.1.6 Genset

Genset adalah singkatan dari Generating Set. Fungsi alat ini adalah membangkitkan tenaga listrik, dengan menggunakan bahan bakar berupa solar. Genset yang digunakan di proyek Brooklyn, Soho dan Apartement ada 2 jenis menurut kapasitasnya yaitu Genset Dosan Infracor (KAP 150 KVA) dan Denyo GEN-PP25 (KAP 250 KVA).

(14)

4.1.7 Trafo Las

Alat ini digunakan untuk mengelas (menyambung) baja tulangan dengan baja tulangan yang lain. Alat ini bekerja dengan bantuan listrik, alat ini sangat membantu pekerjaan. Genset yang digunakan di proyek Brooklyn, Soho dan Apartement yaitu dengan jenis B2-30IF-3. 250 A.

Gambar 4.8 Trafo Las

4.1.8 Vibrator

Vibrator digunakan untuk memadatkan beton pada saat pengecoran supaya tidak ada rongga udara di dalam adukan beton dan alat ini digunakan untuk meratakan beton supaya tidak menumpuk di satu tempat pada saat pengecoran. Alat ini bekerja dengan bantuan tenaga listrik, pada saat dinyalakan ujung dari vibrator dimasukkan ke dalam adukan beton, karena pada ujung vibrator inilah yang bergetar. Sedangkan pada saat pengecoran kolom dan corewall vibrator

(15)

diletakkan pada bekisting. Vibrator yang digunakan di proyek Brooklyn, Soho dan Apartement adalah merk waker / mikasa.

Gambar 4.9 Vibrator

4.1.9 Kompressor Udara

Alat ini digunakan untuk membersihkan area yang akan dilakukan pengecoran, dan juga untuk membersihkan bekisting dari debu-debu yang menempel di atas bekisting. Kompresor udara yang digunakan di proyek Brooklyn, Soho dan Apartement adalah yang bertekanan 256 cfm.

(16)

Gambar 4.10 Kompressor Udara

4.1.10 Bekisting

Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

Persyaratan umum dalam mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok

kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.

2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.

(17)

3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan–pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:

a. Ekonomis,

b. Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar, dan c. Tidak bocor

Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas di atas maka seperti pada design struktur umumnya, peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah penting.

Bekisting dipasang sebelum dilakukan pengecoran. Guna dari bekisiting adalah untuk menampung dan membentuk beton di tempatnya sesuai dengan bentuk yang telah didesain. Bekisting sebelum dipasang bagian ratanya diberi cairan pelumas, supaya pada saat pelepasan bekisting beton tidak menempel pada bekisting.

(18)

Gambar 4.11 Bekisting

4.1.11 Scaffolding

Pengertian umum dari Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam.

(19)

Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding.

Ada tiga type dasar :

 Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan outriggers

 Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya

 Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang manusia

Fungsi Perancah / Bekisting

 Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga keselamatan kerja terjamin.

 Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

(20)

 Sebagai struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul beratnya sendiri (Pada pelaksanaan pengecoran).

 Sebagai struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata, plesteran, pengecatan.

Satu set scaffolding terdiri dari :

1. Main Frame yang merupakan penyangga utama, berfungsi memikul beban yang diterima dari bekisting.

2. Bracing Diagonal yang digunakan sebagai pengaku dari Main Frame sehingga tidak berubah tempat dan stabil.

3. U Head Jack, adalah bagian yang dipasang pada bagian paling atas dari Main Frame sebagai tempat untuk meletakkan Horry Beam. 4. Base Plat adalah bagian yang dipasang pada bagian paling bawah dari

Main Frame sebagai alat untuk menyalurkan beban dari Main Frame ke tanah atau pelat lantai di bawahnya.

(21)

Gambar 4.12 Bagian bagian scaffolding

(22)

4.1.12 Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan terdiri dari pesawat theodolit dan waterpass. Theodolit digunakan untuk pengukuran area dan menentukan as bangunan sedangkan waterpass digunakan untuk mengukur ketinggian (leveling) pada pekerjaan proyek konstruksi alat tersebut digunakan oleh surveyor dan juga memiliki ketelitian yang akurat.

(23)

4.1.13 Pompa Air

Pompa air adalah alat yang digunakan untuk (dewatering) memompa air tanah yang keluar dari rembesan dan air hujan yang menggenang pada saat pekerjaan basement berlangsung. Alat ini digunakan pada saat pekerjaan basement agar air tanah yang keluar tidak mengganggu pekerjaan, dan agar tidak ada genangan air saat pekerjaan pengecoran. Pompa ini biasanya diletakkan di permukaan tanah yang memiliki elevasi tertendah, supaya air mengalir ke satu arah dan berkumpul dalam satu genangan, sehingga mudah untuk dipompa keluar.

Gambar 4.15 Pompa Air

4.1.14 Bor Listrik

Alat ini digunakan untuk membuat lubang pada pelat lantai saat pemasangan bekisting, terutama untuk pekerjaan pengecoran kolom dan corewall. Alat ini juga digunakan untuk membuat lubang untuk menyambung tulangan overstek yang patah pada saat di keluarkan dari balok beton bertulang.

(24)

Gambar 4.16 Bor Listrik

4.1.15 Trowel Finish

Alat ini digunakan untuk meratakan permukaan pelat lantai yang dicor. Penggunaannya setelah pelat lantai beton setengah mengering, ditaburkan bahan tambah pengeras lantai beton (floor hardener) secara merata, lalu digunakan alat trower finish.

(25)

Gambar 4.17 Trowel Finish

4.1.16 Flacing Boom

Alat ini digunakan untuk mengecor, dimana lokasi yang akan dicor tersebut jauh atau berada pada ketinggian tertentu. Alat ini dilengkapi dengan pipa-pipa yang dapat disambung ke alat mesin pompa, sehingga campuran beton dapat menuju ke lokasi yang akan di cor. Cara kerja alat ini sebagai penyalur adukan yang akan digunakan untuk mengecor, yang ditembakkan dari mesin pompa, sehingga adukan dapat sampai ke lokasi pengecoran.

(26)

Gambar 4.18 Flacing Boom

4.1.17 Besi

Digunakan besi tulangan D13, D16, D22, D25, D32 ulir Fy 400 Mpa.

(27)

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan.

Penyimpanan besi beton.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:

 Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus diganjal dengan balok beton.

 Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain  Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak

Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:

 Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)  Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane

 Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi

Pemotongan dan pembengkokan besi beton.

Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:  Siapkanlah peralatan (bar bender, bar cutter)

 Siapkanlah gambar acuan/shop drawing  Cek diameter besi

(28)

 Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan

 Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru

4.1.18 Sterofoam dan Plastik Cor

Sterofoam dan plastik cor digunakan untuk perawatan beton atau curring beton. Curring dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Mencegah penguapan air pada permukaan beton terbuka yang di karenakan cuaca panas.

b. Mencegah berkurangnya kadar air dari beton yang akan berakibat retak-retak.

c. Mencegah perubahan suhu secara mendadak.

d. Mencegah retak plastis akibat tegangan tarik beton yang terjadi beberapa jam setelah proses pengecoran selesai.

(29)

4.1.19 Tiang Penyangga (Pipe Support)

Tiang penyangga adalah tiang yang dipasang segera setelah scaffolding untuk pengecoran pelat dibuka. Tiang penyangga ini dipasang karena beton belum mencapai kekuatan yang diharapkan sedangkan diatasnya sudah akan dipasang scaffolding dan bekisting untuk pengecoran lantai berikutnya. Tiang penyangga ini dipasang pada jarak tertentu dan dilepas setelah beton berumur 21 hari.

Gambar 4.21 Pipe Support

4.1.20 Beton Decking

Setelah pembesian selesai maka akan dipasang tahu beton atau beton decking yang di ikatkan pada tulangan dengan menggunakan bendrat, tahu beton berfungsi untuk menahan posisi tulangan sekaligus menjaga jarak antara tulangan dengan bekisting.

(30)

Gambar 4.22 Beton Decking

4.1.21 Alat Pendukung

Disamping alat tersebut diatas, untuk kelancaran pekerjaan digunakan pula alat bantu konvensional lainnya, seperti :

Helm safety  Kakatua/Gegep  Palu

Sepatu safety  Tang/Pemotong  Cangkul

 Sekop  Lampu Lapangan  Sendok Semen

 Ember  Selang Plastik  Godam

(31)

4.2 Material

Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang membentuk suatu struktur yang diinginkan. Karena itu, pasokan material yang berkualitas tinggi akan dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, kekakuan, dan kestabilan.

Selain itu faktor kelancaran pengadaan material akan membantu penyelesaian struktur secara tepat waktu. Bahan-bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut :

4.2.1 Beton Ready mix

Penggunaan beton readymix memiliki banyak keuntungan karena beton ini lebih praktis tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, cepat dalam pengadaannya, dan mutu yang dihasilkan lebih terjamin sehingga dalam proses pembetonan dan pengecoran lebih efisien terhadap waktu.

Agregat yang digunakan pada campuran beton readymix harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh PBI 1971. Untuk semen yang digunakan juga merupakan Portland Cement jenis 1 yang memenuhi syarat-syarat :

1. Peraturan Portland Cement Indonesia ( NI.8-1972 ). 2. Peraturan beton Indonesia ( NI.2-1971 ).

3. Mempunyai sertifikat uji.

Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersumber dari air tanah yang diperoleh dari sumur dewatering. Syarat air yang diperbolehkan adalah

(32)

apabila hasil adukan dibandingkan dengan adukan yang menggunakan air suling kekuatan betonnya tidak boleh lebih dari 10%.

A. Portland Cement

Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah berhubungan dengan air. Semen juga termasuk bahan perekat yang merekatkan bahan–bahan material lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen yang digunakan adalah semen Portland (Portland Cement).

Dalam proyek ini terdapat beberapa ketentuan mengenai semen yang digunakan, yaitu: Portland Cement yang digunakan harus dari mutu terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

B. Agregat halus (pasir)

Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % dan tidak mengandung bahan organis yang dibuktikan dengan percobaan warna dari abrems harder dan memenuhi persyaratan gradasi seperti pada PBI 1971.

C. Agregat kasar (kerikil)

Agergat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Pada umumnya agregat kasar adalah

(33)

agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Agregat kasar tidak boleh mengadung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering), mengandung butir pipih lebih besar dari 20 % dari seluruh berat agregat, mengandung zat-zat reaktif alkali, kehilangan berat lebih dari 50 % dengan mesin penguas Los Angeles. Semua persyaratan ini mengikuti ketentuan dalam PBI 1971.

D. Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan serta ketentuan lain yang tercantum dalam PBI 1971.

E. Pemeriksaan Slump Beton - Pengisian Kerucut Beton

- Meratakan Permukaan Atas Beton - Pengukuran Slump Beton

(34)

Gambar 4.24 Meratakan permukaan atas beton

Gambar 4.25 Pengukuran slump beton

F. Pengetesan Material Beton - Pembuatan Benda Uji Beton - Perawatan Benda Uji Beton - Test Tekan Benda Uji Beton

(35)

Gambar 4.26 Pembuatan benda uji beton

(36)

Gambar 4.28 Test Tekan Benda Uji Beton

4.2.2 Besi Tulangan

Besi tulangan yang dipakai adalah besi ulir dan besi polos. Besi tulangan tersebut harus disortir sesuai dengan bentuk dan ukuranya. Batangan-batangan tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi tanda yang jelas dan disimpan terpisah supaya tidak tertukar dalam pemakaiannya.

(37)

Gambar 4.29 Pengukuran diameter besi beton

Gambar 4.30 Test Tekuk Besi Beton

4.2.3 Kawat Pengikat/Bendrat

Kawat pengikat yang digunakan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

(38)

Gambar

Gambar 4.1 Bagian Tower Crane
Gambar 4.2 Tower Crane
Gambar 4.3 Truck Mixer
Gambar 4.4 Concrete Bucket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Planning) merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi dari posisi yang diinginkan di

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran cakupan kepesertaan penduduk dalam program jaminan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta

Peserta diwajibkan membawa Surat Perintah Tugas dan Lembar-2 (sebagaimana terlampir) yang telah ditandatangani dan dicap oleh instansi pengutus serta menyampaikan kepada

Apa yang diketahui anak akan menentukan apa yang mereka pelajari tentang kode Bahasa baik untuk berbicara maupun memahami pesan dan apa yang mereka ketahui tentang dunia ini

Simulasi dilakukan untuk mengetahui penyebaran jumlah penderita HIV di setiap kabupaten/kota dan mengetahui daerah yang berpotensi endemik HIV/AIDS di Provinsi Jawa Tengah

Nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat desa Beji Kecamatan Ngawen Gunung kidul tercermin dalam pandangan hidup , sikap dan perilakunya terhadap

Projek ini bertujuan untuk memberi bimbingan kepada para pelajar di Sekolah Menengah Kebangsaan Tunku Abdul Malik, Alor Setar supaya menjadi seorang pelajar