• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

24

Subyek Penelitian, Prosedur Penilaian, Teknik Pegumpula Data masing – masing akan di jelaskan sebagai berikut.

3.1 Jenis, Subyek, Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model Kurt Lewin. PTK Model Kurt Lewin didesain dalam bentuk satu siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaa (palnning), pelaksanaan (action), observasi (observing), refleksi (reflection).

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri 2 Mojotengah, dengan alamat Jl. Raya Kedu-Parakan KM 3 Sepikul Dusun Mojotengah Kode Pos 56252 Kec Kedu Kab. Temanggung Provinsi Jawa Tenah. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri 2 Mojotengah. Alasan mengambil lokasi atau tempat dalam penelitian ini karena untuk memperoleh data dalam pelaksanaan PTK di SD. Pengalaman ini membuat peneliti mendapatkan inspirasi untuk melakukan penelitian di SD Negeri 2 Mojotengah sehingga peneliti mempunyai relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah dan memudahkan peneliti dalam mencari data yang cukup dan subyek penelitian yang sesuai dengan target penelitian.

3.1.3 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negri 2 Mojotengah Kabupaten Temangung tahun pelajran 2016/2017. Dengan jumlah 24 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 17 perempuan dan guru kelas V SD Negeri 2 Mojotengah, Ibu wahyu Trisepti S.Pd selaku guru kelas V. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tahun ajaran 2016/2017 yaitu bulan Januari- April 2017.Pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negri 2 Mojotengah

(2)

Tabel 3.1Waktu Penelitian

No Kegiatan Januari Febuari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Permohonan ijin sekolah 2 Observasi lapangan 3 Pengajuan judul 4 Perencanaan siklus I 5 Tindakan & Pengamatan silkus I 6 Releksi silkus I 7 Perencanaan silkus II 8 Tindakan & Pengamatan silkus II √ √ 9 Refleksi silkus II 10 Penyusunan laporan √ √ 3.2 Prosedur Penelitian

Kurt Lewin adalah ahli psikologi sosial Amerika dan yang pertama menemukan desain penelitian tindakan kelas yang dinamakan Model Kurt Lewin pada tahun 1946. Model Kurt Lewin didesain dalam bentuk satu siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu (1) perencanaan tindakan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi/pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Desain PTK model Kurt Lewin digambarkan seperti berikut ini.

Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

Gambar 3.1

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.Siklus I diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

(3)

refleksi.Selanjutnya siklus II yang merupakan perbaikan dari hasil belajar pada siklus sebelumnya dan merupakan upaya peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar matematika pada materi volume bangun kubus dan balok . Perincian langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siklus 1 Perencanaan

Tahap perencanaan guru mempersiapkan materi pembelajaran atau sumber belajar yang akan digunakan yaitu pada pertemuan pertama dengan kompetensi dasar menerapkan operasi hitnug pada bangu ruang, sedangkan indikatornya yaitu , menentukan bangun ruang, mampu menetukan menghitung jumlah kubus yang ada pada gambar.. Pertemuan kedua dengan kompetensi dasar menerapkan konsep fungsi voleme bangu ruang sedangkan indikatornya yaitu siswa mampu meyelesaikan soal permasalahan pada volume bangun ruang. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking

Chips. Alokasi waktu yang digunakan dalam pertemuan ini adalah 3 x 35

menit. Menyiapkan tiga lembar observasi kektifan belajar siswa, lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi lingkungan kelas. Menyiapkan soal-soal untuk berdiskusi dan menyiapkan kancing sebagai tiket untuk menyampaikan pendapat.

Pelaksanaan

Pertemuan pertama

Pada tahap tindakan, dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Talking Chips, yaitu pada kegiatan awal guru mengucapkan salam kepada siswa, guru menyuruh siswa untuk memimpin doa dan dilanjutkan absensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai yaitu siswa dapat menampilka permaslahan pada volume bangun ruang, siswa dapat menyelesaikan soal pada volume kubus / balok. Guru menjelaskan materi tetantan bangun ruang.

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota. Setiap anggota kelompok memiliki tingkatan yang

(4)

berbeda-beda yaitu tinggi, sedang dan rendah. Guru memberikan penjelasan tentang model pembelajaran yang digunakan, setiap kelompok diberikan latihan soal dan masing-masing kelompok memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa diminta untuk memberikan kancing sebagai tiket untuk menyampaikan pendapat atau bertanya. Siswa yang berani menyampaikan pendapatnya didepan kelas akan mendapatkan reward. Kegiatan akhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajarinya dan guru menyampaikan informasi tentang materi selanjutnya kepada siswa.

Pertemuan Kedua

Pada kegiatan awal guru menyuruh siswa untuk memimpin doa dan dilanjutkan absensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan apersepsi dengan menanyakan PR dan kemudian dibahas bersama-sama, selanjutnya guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai yaitu Siswa dapat menentukan beberapa volume balok /kubus pada soal. Guru menjelaskan materi menentukan panjang volume pada rusuk bangun yang sudah di ketahui. Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok seperti kelompok yang kemaren sudah dibuat. Selesai guru membagi siswa dalam kelompok, maka setiap kelompok diberikan latihan soal. Kemudian siswa diminta untuk memberikan kancing sebagai tiket untuk menyampaikan pendapat atau bertanya. Siswa yang berani menyampaikan pendapatnya didepan kelas akan mendapatkan reward. Kegiatan akhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajarinya dan guru menyampaikan informasi untuk pertemuan berikutnya tes akhir siklus I. Pengamatan/ Observasi

Pengamatan atau observasi adalah yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung.Hal-hal yang perlu diamati adalah ketika siswa belajar materi secara individu dan hambatan-hambatan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Observasi untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang sebenarnya.

(5)

Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah usaha untuk mengkaji peristiwa yang telah dan atau yang terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan tindakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Analisis data pada tahapan refleksi diperoleh dari dampak pelaksanaan tindakan dan hambatan yang muncul pada saat pembelajaran dan mendiskusikan rencana selanjutnya untuk memperbaiki hal-hal yang kuraang pada siklus 1.Refleksi memiliki spek evaluatif, untuk menilai apakah pengaruh tindakan memang sesuai yang diinginkan dan memberi saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan.Refleksi juga mengandung pengertan deskriptif, yaitu memungkinkan dilakukannya peninjauan dan pengembangan gambaran yang baik.

2. Siklus II Perencanaan

Tahap perencanaan guru mempersiapkan materi pembelajaran atau sumber belajar yang akan digunakan yaitu pada pertemuan pertama dengan kompetensi dasar menerapkan konsep bagun ruang pada balok/kubus, sedangkan indikatornya yaitu menentukan gabugan dari bangun. Pertemuan kedua dengan kompetensi dasar menghitung volume bangun sedangkan indikatornya yaitu menentukannilai bangun ruang pada balok. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips. Alokasi waktu yang digunakan dalam pertemuan ini adalah 3 x 35 menit. Menyiapkan 2 lembar, lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi siswa. Menyiapkan soal-soal untuk berdiskusi dan menyiapkan kancing sebagai tiket untuk menyampaikan pendapat.

(6)

Tindakan

Pertemuan Pertama

Pada tahap tindakan, guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips, yaitu pada kegiatan awal guru mengucapkan salam kepada siswa, guru menyuruh siswa untuk memimpin doa dan dilanjutkan absensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai yaitu siswa dapat menghitung bagun ruang kubus dan balok. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota. Setiap anggota kelompok memiliki tingkatan yang berbeda-beda yaitu tinggi, sedang dan rendah. Guru memberikan penjelasan tentang model pembelajaran yang digunakan, setiap kelompok diberikan latihan soal dan masing-masing kelompok memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa diminta untuk memberikan kancing sebagai tiket untuk menyampaikan pendapatnya atau bertanya. Siswa yang berani menyampaikan pendapatnya didepan kelas akan mendapatkan reward. Kegiatan akhir guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajarinya dan guru menyampaikan informasi tentang materi selanjutnya kepada siswa.

Pertemuan kedua

Pada kegiatan awal guru menyuruh siswa untuk memimpin doa dan dilanjutkan absensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan apersepsi dengan menanyakan PR dan kemudian dibahas bersama-sama, selanjutnya guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai yaitu siswa dapat menyelesaika soal tentang bangun ruang.

Guru meminta siswa untuk duduk berkelompok seperti kelompok yang kemaren sudah dibuat. Selesai guru membagi siswa dalam kelompok, maka setiap kelompok diberikan latihan soal. Kemudian siswa diminta untuk memberikan kancing sebagai tiket untuk menyampaikan pendapat atau bertanya. Siswa yang berani menyampaikan pendapatnya didepan kelas akan mendapatkan reward. Kegiatan akhir guru dan siswa bersama-sama

(7)

menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajarinya dan guru menyampaikan informasi untuk pertemuan berikutnya tes akhir siklus II. Pengamatan/ Observasi

Pengamatan atau observasi adalah yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung.Hal-hal yang perlu diamati adalah ketika siswa belajar materi secara individu dan hambatan-hambatan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Observasi untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, dan seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang sebenarnya.

Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah usaha untuk mengkaji peristiwa yang telah dan atau yang terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan tindakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.

Analisis data pada tahapan refleksi diperoleh dari dampak pelaksanaan tindakan dan hambatan yang muncul pada saat pembelajaran dan mendiskusikan rencana selanjutnya untuk memperbaiki hal-hal yang kuraang pada siklus 1.Refleksi memiliki spek evaluatif, untuk menilai apakah pengaruh tindakan memang sesuai yang diinginkan dan memberi saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan pekerjaan.Refleksi juga mengandung pengertan deskriptif, yaitu memungkinkan dilakukannya peninjauan dan pengembangan gambaran yang baik.

3.3 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Instrumen Penilaian 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang akan diambil adalah data hasil belajar dan data proses pembelajaran.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan

(8)

skor yang diperoleh dengan KKM. Analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai sebelum tindakan, Siklus I dan nilai Siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.

3.3.3 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Tes.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas V pokok bahasan bangun ruang . Kisi-kisi instrumen tes disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I

NO Kompetensi Dasar/Indikat or Bahan Kelas/ Semest er

Materi Indikator soal Jumla h soal Nom or Soal 1 Menghitung volume kubus dan menyelesaika n masalah yang berkaitan dengan volume kubus V Volume bangun ruang kubus Menentukan volume bangun kubus dengan

satuan 3 1,2,3 2 V Volume bangun ruang kubus Menentukan volume kubus dengan rumus

yang sudah di tentukan. 3 4,5,6 3 V Volume bangun ruang kubus Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan volume kubus. 3 7,8,9 4 V Volume bangun ruang kubus Menentukan panjang rusuk kubus dari volume kubus yang

telah diketahui.

(9)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Siklus II NO Kompetensi Dasar/Indikato r Bahan Kelas

Materi Indikator soal No soal Nomo r Soal 1 Menghitung volume balok dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume balok. V Volume bangun ruang kubus dan balok Mengitung volume balok dengan kubus satuan. 1,2,3 3 V Volume bangun ruang kubus dan balok Menentukan volume balok dengan rumus yang sudah di tentukan. 4,5,6 3 V Volume bangun ruang kubus dan balok Menyelesaika n soa cerita yang berkaitan dengan volume balok 7.8.9 3 V Menentukan panjang lebar/tinggi balok dari volume balok yang telah diketahui. 10 1

(10)

Tabel 3.4 Kisi – kisi Lembar Observasi Guru

No Aspek Sub Aspek No

Butir Jumlah 1 Persiapanpengajaran  MembuatRPP  Menyediakanalatdanbahan 1a 1b 2 2 Perpembelajaran (Kegiatan Awal)

 Mempersiapkan siswa untuk belajar

 Melakukan kegiatan Apersepsi  Pengelolaan kelas 2a,2b 2c 2d 4 3 Kegiatan Inti Pembelajaran  Mengeksplorasi materi  Mengelaborasi materi  Mengkonfirmasi hasil 3a 3b 3c 3 4 Kegiatan Akhir  Menyimpulkan

 Memberikan tugas dirumah  Memberikan informasi materi

berikutnya 6a 6c 6b 3 5 Penguasaan Materi Ajar

 Menunjukan penguasaan materi ajar

4a 1

6 Strategi Pembelajaran

 Menerapkan model pembelajaran tipe Talking Chips

5a

1 7 Pemanfaatan  Menggunakan alatdanbahan 4d 2 9 Pembelajaran yang

memicu

 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

 Menunjukan sikap terbuka

4g, 4l 4h, 4b , 4e, 4f,4j

6

10 Penguasaan Bahasa  Menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang jelas

4i 1

11 Penilaian Proses dan Hasil Belajar

 Membantu kemajuan belajar selama prosesbelajarmengajar

4k, 4c

(11)

Tabel 3.5 Kisi – kisi Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa

Aspek Sub Aspek Indikator No pernyataan

Keaktifan siswa

1. Penampilan berbagai usaha/kegiatan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilan dengan pengalaman yang membelajarkan

1. perhatian dan antusias siswa dalam mengikuti peljaran yang memberikan

pengalaman belajar kepada siswa untuk memperoleh dan menemukan

pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan

3,4,5,6,7,8,9

1. Kebebasan atau keleluasaan

melakukan sesuatu hal tanpa tekanan dari guru atau pihak lainnya (kemandirian belajar) 1,2,10,11,12,13,14 2. Kegiatan yang melibatkan siswa untuk belajar langsung dari media / alat peraga yang diciptakan 27,29,30,31 2. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar

1. kesediaan siswa dalam merespon dan menanggapi siswa dalam proses pembelajaran

15,16,17,18,19,28

2. kesediaan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas kelompok belajar yang ada dalam proses pembelajaran 20,21,22,23,24,25,26 3. kesiapan dan kesediaan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya 32,33,34 2. Non tes

Penelitian ini menggunakan penilaian proses pembelajaran yaitu penilaian yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen penilaiannya menggunakan lembar observasi yang meliputi lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe

(12)

Talking Chips dan lembar observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe Talking Chips yang terlampir di RPP. 3.4 Validitas dan Reliabilitas

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu instrumen yang menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Menurut Masrum dalam Sugiyono (2010:178) untuk mengetahui suatu instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkolerasikan antara skor butir instrumen dengan skor total.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Siklus I Bentuk

Instrumen

Item Soal Valid Tidak Valid

essy 20 2,3,5,6,7,10,11,12,15,17,20 1,4,8,9,13,14,16,18,19

Untuk soal siklus I berbentuk pilihan essy dan berjumlah 20 soal. Dalam 20 soal pilihan essy ini setelah diujikan mendapatkan hasil 11 valid dan 9 soal tidak valid. Soal yang tidak valid, selanjutnya akan dihapus atau tidak digunakan.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Siklus II Bentuk

Instrumen

Item Soal

Valid Tidak Valid

Pilihan essy 20 1, 2, 3, 6,7,8,11,12,14,16,19 4,5,11,12,13,15,17,18,20

Untuk soal siklus II berbentuk pilihan ganda dan berjumlah 20 soal. Dalam 20 soal pilihan ganda ini telah diujikan mendapatkan hasil 11 valid dan 9 soal tidak valid. Soal yang tidak valid selanjutnya akan dihapus atau tidak digunakan. 3.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Khotijah, (2012) uji reliabilitas penelitain adalah dengan menggunakan teknik alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery: 1955 (Arunita, 2009) untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :

(13)

α ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima 0,7< α <0,8 : Dapat diterima 0,8< α ≤0,9 : Reliabilitas bagus α > 0,9 : Reliabilitas memuaskan

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal menggunakan program anates , dengan menggunakan perhitungan secara manual. Data yang diperoleh melalui langkah tersebut dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa, yang disajikan pada tabel berikut ini.

Rata – rata :78,57 Simpangan Baku : 8,55 Kolelasi XY : 0,85 Reliabilitas Tes : 0,92 Butir Soal : 20 Jumlah subyek : 30

Tabel 3.8 Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal I

No No Btr Asli T DP % T. Kesukaran Kolelasi Sign. Kolerasi

1 1 1,41 10,00 Mudah 0,231 -

2 2 3,33 22,50 Mudah 0,509 Signifikan

3 3 6,48 30,00 Mudah 0,700 Sangat signifikan 4 4 5,64 25,00 Mudah 0,626 Sangat signifikan

5 5 1,21 12,50 Mudah 0,309 -

6 6 3,21 32,50 Mudah 0,641 Sangat signifikan

7 7 2,34 25,00 Mudah 0,469 Signifikan

8 8 1,18 20,00 Mudah 0,407 -

9 9 1,34 15,00 Mudah 0,272 -

10 10 3,05 27,50 Mudah 0,479 Signifikan

11 11 4,08 32,50 Sedang 0,587 Sangat signifikan 12 12 7,64 37,50 Mudah 0,707 Sangat signifikan

13 13 1,09 12,50 Mudah 0,339 -

14 14 1,73 17,50 Mudah 0,386 -

15 15 4,25 27,50 Mudah 0,608 Sangat signifikan

16 16 0,00 00,00 Mudah 0,116 -

17 17 2,59 17,50 Mudah 0,488 Signifikan

18 18 1,49 12,50 Sangat mudah 0,275 -

19 19 3,12 20,00 Sedang 0,341 -

(14)

Hasil analisis data tingkat kesukaran soal pada siklus I diatas dapat diuraikan hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan essy siklus I bahwa 0 item soal dengan kategori sukar, 2 item soal dengan kategori sedang dan 18 item soal dengan kategori mudah.

Rata – rata : 78,20 Simpangan Baku : 6,36 Kolelasi XY : 0,77 Reliabilitas Tes : 0,87 Butir Soal : 20 Jumlah subyek : 30

Tabel 3.9 Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal II

No No Btr Asli T DP % T. Kesukaran Kolelasi Sign. Kolerasi

1 1 2,26 20,00 Mudah 0,518 Signifikan

2 2 1,66 15,00 Mudah 0,491 Signifikan

3 3 3,60 25,00 Mudah 0,646 Sangat signifikan

4 4 2,02 12,50 Mudah 0,317 -

5 5 0,00 0.00 Mudah 0,236 -

6 6 2,20 17,50 Mudah 0,567 Sangat signifikan 7 7 4,28 22,50 Mudah 0,561 Sangat Signifikan

8 8 3,99 25,00 Mudah 0,507 Signifikan

9 9 0,00 0,00 Sedang 0,283 -

10 10 0,37 2,50 Mudah 0,091 -

11 11 1,53 15,00 Sedang 0,502 signifikan

12 12 2,59 17,50 Mudah 0,575 Sangat signifikan

13 13 0,37 2,50 Mudah 0,034 -

14 14 2,33 17,50 Mudah 0,508 Signifikan

15 15 2,39 15,00 Mudah 0,346 -

16 16 2,69 20,00 Mudah 0,595 Sangat signifikan

17 17 2,59 17,50 Mudah 0,488 -

18 18 1,21 7,50 Sangat mudah 0,363 -

19 19 2,75 22,50 mudah 0,548 Signifikan

20 20 3,86 20,00 Mudah 0,416 Sangat signifikasi

Hasil analisis data tingkat kesukaran soal pada siklus II diatas dapat diuraikan hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan essy siklus II bahwa 0 item soal dengan kategori sukar, 2 item soal dengan kategori sedang dan 18 item soal dengan kategori mudah.

(15)

3.5 Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Mojotengah, sehingga perlu ditetapkan kriteria keberhasilan. Kriteria ke berhasilan pada penelitian ini adalah minimal 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih besar dari KKM yaitu 65. Analisis data hasil penelitian berupa hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II dengan cara presentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar siswa secara individual. Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual yaitu :

Ketuntasan individual = x 100% Keterangannya :

Gambar

Tabel 3.1Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Siklus II  NO  Kompetensi  Dasar/Indikato r  Bahan Kelas
Tabel 3.4  Kisi – kisi Lembar Observasi Guru
+5

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat beberapa faktor penyebab kejadian anemia yang dialami remaja yaitu kurangnya pengetahuan anemia dan asupan gizi sehingga mempengaruhi pemilihan dalam konsumsi makanan yang

Kelimpahan mikroplastik dari setiap zona di tiga stasiun, tiga transek, dan dua kedalaman yang diamati menunjukkan bahwa zona 1 memiliki kelimpahan mikroplastik tertinggi

Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L) sebanyak 10% dan setara dengan urea.. Saran- saran yang dapat digunakan sebagai

Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak di mana karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai.Pada seni

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, dengan ketua GAMAIS ITB yang biasa di panggil kang Reka bahwasanya mahasiswa muslim ITB yang mengikuti

Secara genetik tanaman jagung mempunyai tinggi lebih besar dibanding garut namun lingkungan mampu membentuk keragaan yang berbeda.. Intra dan inter tanaman dapat berakibat

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R &amp; D) mengacu pada Borg dan Gall (1983) yang dimodifikasi menjadi sembilan tahapan yaitu: 1) penelitian dan