• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN BERIMAJINASI ANAK PADA KELOMPOK A DI PPIT AL-ISHLAH KELURAHAN LILUWO KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN BERIMAJINASI ANAK PADA KELOMPOK A DI PPIT AL-ISHLAH KELURAHAN LILUWO KOTA GORONTALO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN BERIMAJINASI ANAK PADA KELOMPOK A DI PPIT AL-ISHLAH

KELURAHAN LILUWO KOTA GORONTALO SHINTA SEPTIYANI HUMONGGIO

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo

Dra. Tuti Wantu, M.Pd, Kons dan Dra. Rapi Us Djuko, M.Pd ABSTRAK

Shinta Septiyani Humonggio. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berimajinasi Anak Pada Kelompok A di PPIT Al-Ishlah Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Pendididkan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Tuti Wantu, M.Pd, Kons, dan Pembimbing II Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd. Rumusan Masalah dalam penelitian ini yakni: Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berimajinasi anak pada kelompok A di PPIT Al-Ishlah Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo. Adapun tujuan penelitian ini yakni Mendeskripsikan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berimajinasi Anak Pada Kelompok A di PPIT Al-Ishlah Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif serta tehnik pengumpulan data adalah Observasi, Wawancara, dan Studi Dokumen.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berimajinasi anak pada kelompok A di PPIT Al-Ishlah antara lain minat, metode mengajar guru, pola asuh dan fasilitas belajar. Minat dimana guru telah menumbuhkan minat anak dengan memberikan kegiatan seperti menggambar, mewarnai, dan melukis, metode mengajar yang diterapkan guru yaitu bercerita dan bermain peran. Pola asuh orang tua dengan memberikan kebebasan dan kesempatan untuk anak dalam melakukan kegiatan serta penyiapan fasilitas belajar yang menunjang kegiatan pembelajaran anak dirumah dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi anak.

(3)

LATAR BELAKANG

Dalam pendidikan pemerintah telah melahirkan sebuah program yang dimana sangat baik untuk membentuk manusia menjadi manusia yang berkarakter ialah Pendidikan Anak Usia Dini yaitu pendidikan sebelum jenjang pendidikan sekolah dasar dalam upaya pembinaan segala potensi yang ada pada diri anak dengan memberikan sebuah rangsangan terhadap aspek-aspek perkembangan anak, maka dari itu, dengan adanya Program Pendidikan Anak Usia Dini akan melahirkan sebuah generasi-generasi baru yang cerdas, kreatif dan inovatif.

Masa Anak Usia Dini merupakan masa golden age atau masa keemasan dimana segala potensi pada diri anak sangat baik untuk dikembangkan, diusia ini anak masih sangat rentang perkembangannya yang apabila tidak tepat dalam penanganannya akan merugikan anak itu sendiri sebab pendidikan anak usia dini ini merupakan peletak dasar utama yang akan menentukan arah masa depan anak dengan tepat.

Anak usia dini merupakan pribadi yang unik, lugu, serba ingin tahu, bermain dengan penuh warna dan juga penuh keceriaan, tetapi sangat disayangkan apabila kita sebagai guru, orang tua ataupun orang dewasa lainnya salah dalam mendidik, membina dan mengasuh anak karena akan berdampak pada perkembangan anak selanjutnya. Anak harus diberi didikan, binaan dan asuhan yang tepat agar anak menjadi pribadi yang baik, segala aspek perkembangan anak harus sesuai dengan tahapan-tahapan usia anak, jangan sampai sebagai pribadi yang akan menjadi pribadi yang baik malah akan terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan, Untuk itu kita harus memperhatikan setiap aspek perkembangan yang ada pada anak.

Dunia anak juga bisa dikatakan sebagai dunia berimajinasi yaitu dimana anak-anak membayangkan apa yang pernah dialaminya dan dilihat melalui pemikirannya sendiri. Rachmawati (2005 : 71) mengemukakan Dunia khayal atau berimajinasi ini merupakan dunia yang identik dengan anak. Dengan kekayaan khayalan inilah segalah sesuatu menjadi mungkin bagi seorang anak dan tidak ada yang mustahil. Bagi mereka mungkin saja binatang bisa bicara, negeri diatas

(4)

awan, ataupun kekuatan seperti raksasa. Melalui kekayaan khayalan pula kadang anak berpikir untuk menemukan penyelesaian dari masalah yang dihadapinya.

Kemampuan imajinatif anak merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang bermanfaat untuk kecerdasannya. Di masa balita, imajinasi merupakan bagian dari tugas perkembangannya, sehingga anak sangat suka membayangkan sesuatu, mengembangkan khayalannya dan bercerita membagi ide-ide imajinatifnya kepada orang lain, khususnya orang tuanya. Karena itu, berimajinasi mampu membuat anak mengeluarkan ide-ide kreatifnya yang kadang kala “mencengangkan”. Hal ini sangat wajar karena seiring pertambahan usianya, otak anak lebih aktif merespon setiap rangsangan. Di benaknya muncul banyak pertanyaan yang mendorongnya untuk melakukan banyak pengamatan. Pertanyaan dan pengamatan yang dilakukannya itu, akhirnya membuat anak merasa nyaman berada di dalam imajinasinya.

Bagi anak-anak, berimajinasi merupakan kebutuhan alaminya dan bukan bentuk kemalasan. Imajinasi anak bisa saja lahir sebagai hasil imitasi, meniru dari tayangan yang ditontonnya atau pengaruh dari dongeng dan cerita yang didengarnya. Namun, imajinasi juga bisa muncul secara murni dan orisinil dari dalam benaknya, sebagai hasil mengolah dan memanfaatkan kelebihan dan kemampuan otak yang dianugerahkan Tuhan. Jika kita mampu mengasah, mengembangkan dan mengelola imajinasi anak, maka berimajinasi akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan kreatifnya, serta membuatnya lebih produktif karena potensi dan kemampuan imajinatif anak merupakan proses awal tumbuh kembangnya daya cipta dalam diri anak yang boleh jadi menghasilkan sebuah kreasi yang menarik dan bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya. Untuk membangkitkan kemampuan berimajinasi anak, tentunya tidak lepas dari peran orang tua, guru dan juga masyarakat yang memahami akan pentingnnya pendidikan untuk anak usia dini. Guru harus memberikan metode mengajar yang sesuai dengan usia anak dan dapat mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak, begitupun orang tua dapat memberikan pola asuh yang baik untuk anak dengan memberikan kebebasan serta kesempatan dalam melakukan hal-hal yang diinginkan anak asalkan masih dalam pengawasan, akan tetapi masih ada orang

(5)

tua, guru dan orang dewasa salah dalam mendidik dan mengasuh anak sehingga kecerdasan yang dimiliki anak tidak terasah dengan baik. Perlu kita sadari daya imajinasi yang dimiliki anak sangat jauh melampaui pikiran kita, sebagai orang dewasa biarkan anak untuk mengembangkannya sendiri, kita hanya perlu memberikan dorongan atau dukungan untuk anak. Imajinasi anak akan berkembang apabila anak berada di lingkungan yang kondusif dan selalu memberikan dukungan padanya. Selain itu kemampuan berimajinasi anak sangat bermanfaat bagi mereka diantaranya anak mudah bersosialisasi dan berkomunikasi, anak dapat berpikir kreatif serta dapat menggali bakat dan potensi yang dimilikinya.

Salah satu sekolah yang memiliki anak-anak berimajinasi tinggi yaitu Pusat Paud Islam Terpadu (PPIT) Al-Ishlah yang merupakan sekolah unggul yang memberikan pelayanan PAUD untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, pada pengamatan yang ditemukan di sekolah Pusat Paud Islam Terpadu (PPIT) Al-Ishlah pada kelompok A dengan jumlah anak 23 orang, ada 21 anak memiliki imajinasi yang tinggi baik dalam bercerita maupun menciptakan hasil-hasil karya seni. Anak-anak yang memiliki imajinasi yang tinggi sering menceritakan pengalaman mereka, menyukai dengan kegiatan bermain peran dan juga mendongeng, menciptakan hasil karya-karya seni yang kreatif dalam melukis, mennggambar dan juga mewarnai.

Berdasarkan paparan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kemampuan berimajinasi anak dengan fokus masalah yang akan diteliti dengan judul penelitian “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berimajinasi Anak Pada Kelompok A Di PPIT Al-Ishlah Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo.

(6)

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Imajinasi

Imajinasi merupakan kemampuan dalam berangan-angan atau berfantasi dengan merekayasa apa yang ada dilingkungan sekitar, dalam dunia anak imajinasi merupakan dunia yang diciptakannya sendiri dengan daya pikir mereka, hal ini tentunya berkaitan dengan pengetahuan dan juga pemahaman sehingga itu imajinasi sangatlah penting untuk dikembangkan mengingat kemampuan anak dalam berimajinasi dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak.

Dalam hal ini dikemukakan oleh Samatowa (2007:88) Imajinasi berhubungan dengan daya pikir, ada sembilan prinsip dasar berfikir yaitu: a) mendapatkan semua data sebelum memutuskan sebuah jawaban, b) mengklarifikasi dan menemukan klarifikasi baru, c) menggeneralisasikan, d) menjelaskan, e) mencari apa yang tidak dipahami, f) menerapkan apa yang anada pelajari sebelumnya, g) menolak kebijaksanaan standar, h) membiarkan pikiran mengembara, i) memberikan izin kepada diri anda untuk gagal”.

2. Tujuan Imajinasi

Rachmawati Kurniati (2010: 54) menjelaskan bahwa yang menjadi tujuan dalam pengembangan imajinasi, agar anak dapat memperagakan suatu situasi, memainkan peranannya dengan cara tertentu. Anak menciptakan pengetahuannya sendiri ketika dia bebas berpartisipasi dalam permainan imajinatif. Imajinasi bagi anak usia dini sangat penting terutama dalam mengembangkan bakat dan minat dalam pembelajaran. Mengajar anak-anak usia 4-5 tahun tidak seperti mengajar di tingkat lain manapun. Anak-anak usia 4-5 tahun mengalami kehidupan dengan penuh semangat dan kegembiraan daripada yang dialami anak-anak usia lain. 3. Manfaat Imajinasi

Imajinasi anak berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya kreativitas dalam diri anak. Imajinasi sangat besar manfaatnya bagi perkembangan kepribadian anak usia dini sehubungan dengan hal ini Smilansky (dalam Beaty 2010: 54) mengemukakan Imajinasi merupakan salah satu hal yang efektif untuk

(7)

mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan terutama kreativitas anak. Cara guru mengajar dan mendidik siswanya dengan mengabaikan perkembangan imajinasi dan kreatifitas anak justru telah membuat gembok dalam otak belahan kanan anak-anak. Gembok itu harus segera di buka sehingga perkembangan otak kanan anak bisa seimbang dengan otak kirinya.

4. Cara Mengembangkan Imajinasi Pada Anak

Menyadur pendapat Nia (dalam http://www.niahidayati. net/2010/01/21) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengembangkan imajinasi anak yaitu: 1). Orang tua jangan terlalu banyak melarang anak, 2). Mendengarkan musik yang sesuai dengan ritme jantung dan denyut nadi, 3). Ciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak. 4). Orang tua harus menjadi pendengar yang baik dan aktif terhadap imajinasi anak.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berimajinasi Anak Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan berimajinasi anak, antara lain:

A. Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu faktor psikologis dan faktor fisiologi.

1. Faktor Psikologis a. Bakat

Chaplin dan Reber (Muhibbin Syah, 2005:135) mengemukakan bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.

(8)

2. Faktor Fisiologi a. Kesehatan

The liang Gie 1975 (dalam Zainul) mengatakan sebagai berikut : “Betapun cerdas dan rajinnya seseorang, tetapi kalau ia sering sakit pasti sukar sekali memperoleh kemajuan dalam pelajarannya, keadaan fisik yang lemah merupakan penghalang yang sangat besar untuk dapat meneyelesaikan pelajarannya.

B. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah hal-hal atau situasi dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi kemampuan. Menurut Slameto (dalam Zufrida:2012) mengatakan “Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar seseorang ada tiga kelompok yaitu : fakor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat”.

1. Faktor Keluarga

Lingkungan Keluarga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar anak karena anak lebih banyak berinteraksi di dalam keluarga daripada di sekolah. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Yang termasuk faktor keluarga adalah : a) Peran Orang Tua, b) Pola Asuh Orang Tua c) Suasana Rumah, d) Fasilitas Belajar di Rumah.

2. Faktor Sekolah

Lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi proses belajar anak adalah : guru, metode mengajar, kurikulum, fasilitas belajar.

3. Faktor Masyarakat

Kehidupan masyarakat disekitar siswa berada merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terhadap belajar anak. Jika anak berada dilingkungan yang baik seperti lingkungan orang-orang terpelajar, berbudi pekerti baik akan berpengaruh baik pula pada anak. Sebaliknya jika anak berada di lingkungan yang anak-anaknya tidak terpelajar, malas, melakukan kebiasaan yang tidak baik maka dapat berpengaruh buruk pula terhadap anak.

(9)

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu menggambarkan subjek atau objek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Sumber data yaitu guru dan anak, teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen.

PEMBAHASAN 1. Minat

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terkait dengan minat anak dimana guru telah berperan dalam menumbuhkan minat anak dengan memberikan kegiatan dan media yang menarik untuk anak sehingga pada kegiatan pembelajaran anak dapat melakukan proses kegiatan yang menyenangkan. Disamping itu pula guru memperhatikan kondisi anak dalam belajar tanpa ada pemaksaan untuk melakukan kegiatan pembelajaran, gurupun telah memberikan kebebasan untuk anak dalam memilih media atau alat permainan yang disukainya. Dari 23 Anak ada 21 anak yang memiliki minat dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi seperti melukis, mewarnai dan juga menggambar selain itu pula 21 anak ini juga tertarik dengan kegiatan bermain peran dan bercerita.

Kegiatan-kegiatan yang diberikan guru dapat menunukkan hasil yang positif untuk anak yaitu motorik halus anak dapat terstimulus dengan baik dan juga aspek perkembangan seperti kognitif, sosial emosional dan bahasa dapat berkembang. Dengan kegiatan tersebut anak juga dapat menghasilkan suatu karya yang menarik serta dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.

2. Metode Mengajar

Dari hasil observasi dan wawancara metode mengajar yang diterapkan guru yaitu metode bercerita dimana sebelum melakukan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu anak diajak untuk bercerita terkait dengan tema pembelajaran, selain itu guru menerpakan metode bermain peran, pada metode ini guru meminta anak menjadi tokoh dalam memerankan suatu cerita sederhana. Dari 23 Anak ada 21

(10)

anak yang menyukai metode yang diterapakan guru, anak-anak sangat antusias dalam bermain peran dan menceritakan pengalaman mereka sendiri.

3. Pola Asuh

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua yaitu anak telah dibiasakan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi, dan orang tua memberikan kebebasan serta kesempatan bagi anak dalam melakukan kegiatan yang disukainya seperti bermain games dilaptop, mewarnai dan menggambar.

4. Fasilitas belajar dirumah

Fasilitas merupakan penunjang untuk anak dalam melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi anak, orang tua telah menyediakan fasilitas belajar untuk anak seperti buku-buku, crayon, pensil warna dan juga kaset film atau tarian untuk anak-anak.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berimajinasi Anak Pada Kelompok A di PPIT Al-Ishlah Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo, maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berimajinasi anak diantaranya, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu bakat, minat dan motivasi sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor-faktor inilah yang sangat berperan penting dalam mengembangkan imajinasi anak.

Saran

Bagi guru dan orang tua kiranya selalu memberikan dorongan, bimbingan dan arahan untuk anak dalam melakukan kegiatan yang disukainya serta dampingi anak dalam melakukan kegiatan tersebut dan beri anak pujian terhadap hasil karya yang ia buat sehingga anak lebih percaya diri untuk berkreasi dan berekplorasi dengan imajinasinya. Apabila anak merasa bosan dengan kegiatan yang

(11)

dilakukannya janganlah memakasa atau menekan anak, cukup berilah anak kebebasan dan kasih sayang agar ia merasa senang dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam, Muhammad Subhi. 2014. Anakku Hebat Penuh Bakat. Solo : Perum Gumpang Baru

Abdjul, Irawaty. 2012. Meningkatkan Kemampuan Berimajinasi Melalui Metode Bercerita. http://eprints.ung.ac.id/6495/3/2012-1-86207-153408085-bab2-13082012032936.pdf diakses 19/01/2015

Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta : DIVA Press Hidayati, Nia. 2010. Mengembangkan Imajinasi Anak. (online)

http//www.niahidayati.net/mengembangkan-imajinasi-anak.html diakses 18 Januari 2015

Latif, Mukhtar & dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Nasriah. 2012. Mengembangkan Imajinasi Anak Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/elementary/article/download/1753 /1415 diakses 18/01/2015

Rachmawati, Yeni & Kurniati, Euis. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Saleh, Fatriana. Skripsi 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menggambar Bebas Anak Kelompok B. Gorontalo. UNG.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

(2006), Pembuatan Bahan Bakar Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar; Pengaruh Suhu dan Konsentrasi KOH pada Reaksi Transesterifikasi Berbasis Katalis Basa, Bioteknologi 3 (1): 20-

Sebaiknya para pustakawan mau dan dapat memanfaatkan ruang komunikasi yang telah disediakan oleh buletin pustakawan, agar cara mereka memanfaatkannya tidak

Struktur tugas yang melibatkan semua anggota dengan baik, maka struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat..

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk

Penggunaan google classroom ini memberi dampak yang baik terhadap hasil belajar dari beberapa penelitian sebelumnya dan mempermudah proses pembelajaran karena guru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi batimetri dan pasang surut di perairan Selat Larantuka, sehingga dapat ditentukan kesesuaian lokasi peletakkan turbin

terasa di awal tahun 2009, yang ditunjukkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 4,1% (yoy) pada triwulan I-2009, melambat dibandingkan dengan triwulan

(2) BPJS Kesehatan mengirimkan tautan aktivasi secara realtime kepada Badan Usaha Lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui surat elektronik Badan Usaha Lama yang telah