• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 ULUIWOI KABUPATEN KOLAKA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MINAT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 ULUIWOI KABUPATEN KOLAKA TIMUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 ULUIWOI KABUPATEN KOLAKA TIMUR

Agung Dwi Pangestu1), Hafiludin Samparadja 2), Kadir Tiya3) 1)

Alumni Jurusan Pendidikan Matematika, 2,3)Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo.Email: agungpangestu560@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik propotional random sampling dengan sampel penelitian sebanyak 71 orang siswa yakni 12 orang kelas Xa, 12 orang kelas Xb, 12 orang kelas XI IPA, 12 orang kelas XI IPS, 12 orang kelas XII IPA dan 11 orang kelas XII IPS. Data minat belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa diperoleh dengan cara pemberian angket dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial yakni analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil análisis data diperoleh kesimpulan bahwa minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi dengan kontribusi sebesar 15,1%.

Kata Kunci: minat belajar; hasil belajar matematika; ex post facto

THE EFFECT OF STUDENTS INTEREST TO MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES OF SMAN 1 ULUIWOI REGENCI KOLAKA EAST

Abstract

This study is the ex post facto research which aim determine the effect of students interest to mathematic learning outcomes of SMAN 1 Uluiwoi. This sampling is done by techniques Propotional random sampling with the study sample 71 students consist of 12 students grade Xa, 12 students grade Xb, 12 students grade XI IPA, 12 students grade XI IPS, 12 students grade XII IPA and 11 students grade XII IPS. Data retrieval is done by the provision of questionnaries and data documentation. Data analysis techniques using descriptive statistic and inferential statistic. Inferential statistic performed using simple linear regression analysis. Based on the data analysis concluded that student interest has a positive influence of the mathematic learning outcome of SMAN 1 Uluiwoi student with contribution 15,1%.

Keywords: learning interest; mathematics learning outcome; ex post facto

(2)

Pendahuluan

Tujuan pendidikan nasional kita yang berasal dari berbagai akar budaya bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU No. 20 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut dikatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan tersebut, pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan dalam setiap disiplin ilmu membantu siswa untuk berfikir. Pendidikan harus membantu siswa bertanggung jawab terhadap pemikirannya. Walaupun tujuan ini tersirat dalam setiap disiplin ilmu, tujuan ini lebih cocok untuk pendidikan matematika karena matematika adalah suatu disiplin dimana seorang anak dapat menyelesaikan suatu problem dan mempunyai kepercayaan diri bahwa apa yang dilakukannya adalah benar. Hal ini bukan karena guru yang mengatakan benar, tetapi karena logika yang sangat jelas dalam penyelesaian itu.

Secara umum belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu (1) faktor Dari dalam, yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi fisiologi, psikologi, kecerdasan emosional, bakat individu, Minat, emosi dan kemampuan, (2) faktor dari luar, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi: lingkungan alami dan lingkungan sosial, (3) faktor instrumental yaitu faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Faktor instrumen ini antara lain: kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana, serta guru. Dalam faktor intern terdapat faktor psikologis seperti minat siswa.

Minat sebagai salah satu faktor internal, mempunyai peranan dalam menunjang hasil belajar siswa. Siswa yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran akan menunjukkan sikap yang kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti proses balajar-mengajar.

Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Sebaliknya bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disampaikan, karena minat menambah kegiatan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar anak yang tinggi pada akhirnya akan mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut. Perhatian merupakan unsur minat. Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar (Loekmono, 1994: 62).

Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap suatu obyek. Perhatian dianggap sebagai akibat dari kemampuan psikis yang disebut minat (Kartono Kartini, 1990: 111). Berdasarkan observasi awal yang di lakukan peneliti pada bulan Mei tahun 2015 di SMA Negeri 1 Uluiwoi menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi masih tergolong rendah dari standar KKM yang di tetapkan sekolah. Berdasarkan data pada bagian kesiswaan diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai hasil ulangan semester pada tahun ajaran 2015/2016 hanya mencapai angka 59,41. Pada hal standarisasi ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika SMA Negeri 1 Uluiwoi dianggap tuntas bila telah mencapai angka 65. Sesuai dengan masalah di peroleh , tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi minat belajar siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi, deskripsi hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi, dan untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi.

(3)

Belajar dan minat tidak dapat dipisahkan. Artinya, seseorang melakukan aktivitas belajar tertentu tentu didukung oleh suatu keinginan yang ada pada dirinya untuk memenuhi kebutuhan. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto: 2010). Jadi proses belajar itu mengakibatkan perubahan pola tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman.

Minat adalah pilihan kesenangan tiap- tiap individu untuk melakukan sesuatu kegiatan. Minat merupakan sesuatu yang dapat membangkitkan gairah seseorang dan menyebabkan orang tersebut menggunakan waktu, biaya dan tenaga untuk kesukaannya terhadap obyek itu ( Maonde, 2010: 57). Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang, minat merupakan sumber minat yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minatpun berkurang (Slameto, 2003). Minat sebagai sikap atau kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas tertentu atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman dan akan selalu diulang. Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Minat merupakan sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya dan bernilainya kegiatan tersebut (Sudarsono, 2003: 28).

Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam

segala bidang, baik dalam studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut (Loekmono, 1994: 62). Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada (Slameto, 2003 : 180-181). .

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional (Purwanto, 2009: 44). Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Dalam kegiatan belajar mengajar, hasilnya dapat dilihat setelah siswa mengalami belajar dengan berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Sedangkan belajar merujuk pada usaha adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Sehingga, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, perngertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Jadi hasil belajar mencakup keseluruhan aspek pembelajaran. Bentuk dari hasil belajar berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka, dan demokratis, menerima pendapat orang lain dan sebagainya (Supriyono, 2011: 5) .

Hasil belajar nampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan terukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan perkembangan yang lebih baik. Selain sebagai bahasa dan alat berpikir secara logika, matematika merupakan pengetahuan yang didasarkan pada pola deduktif. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

(4)

(Suriasumantri, 2009: 199) bahwa matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif. Logika deduktif merupakan bola berpikir logika dari hal umum menjadi khusus. Misalkan ada sebuah teori kemudian dibuktikan secara spesifik dan terperinci dengan contoh-contoh. Demikian pula dalam pembelajaran matematika dimulai dari hal-hal yang konkrit kemudian hal-hal yang abstrak dan dari masalah-masalah mudah kemudian masalah-masalah yang sulit.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah puncak dari kegiatan belajar yang menghasilkan perubahan dan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan tingkah laku (psikomotorik) yang berkesinambungan dan dinamis serta dapat diukur dan diamati. Sedangkan matematika adalah ilmu tentang bilangan, bangun, hubungan-hubungan konsep dan logika dengan mengguakan bahasa lambing atau simbol dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika puncak dari kegiatan belajar yang berupa perubahan dalam bentuk kognitif, afektif, dan psikomotor dalam hal kemampuan tentang bilangan, bangun, hubungan-hubungan konsep dan logika yang berkesinambungan serta dapat diukur dan diamati. (Supriyono, 2011: 5) juga menyebutkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan hasil kegiatan dari belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa.

Hasil belajar perubahan tingkah laku yang terjadi secara berkesinambungan dan tidak statis. Sedangkan menurut Dimyanti dan hasil belajar adalah suatu puncak dari proses belajar, hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Untuk melihat hasil belajar siswa digunakan instrumen tes atau pengukuran mengenai hasil belajar siswa (Slameto, 2003: 3)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat dikerucutkan bahwa hasil belajar matematika merupakan penguasaan, pemahaman, dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah yang berhubungan dengan matematika. Sebagai bentuk hasil dari pembelajaran matematika yang telah dilalui siswa melalui tes. Hasil belajar yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi melalui nilai ujian formatif pada salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran matematika tahun ajaran 2015/2016.

Metode

Penelitian ex post facto ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Uluiwoi Kabupaten Kolaka Timur pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Propotional random sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu minat belajar siswa (X) dan variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa (Y). dengan desain penelitian ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 1. Desain Penelitian Keterangan :

X = Minat Belajar Siswa

Y = Hasil Belajar Matematika Siswa.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara kuesioner, dan dokumentasi Metode ini dilakukan dengan cara memberikan angket tentang minat belajar siswa secara langsung kepada siswa yang dijadikan sampel penelitian ini. Setelah angket diisi, jawaban masing-masing responden diperiksa kemudian diberikan skor sesuai jawaban responden. Skor total yang diperoleh kemudian dikonversi dalam bentuk nilai skala 0 sampai 100 dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto, 2003: 84 sebagai berikut:

𝑁 =𝑋𝑋𝑝− 𝑋𝑚𝑖𝑛

𝑚𝑎𝑥− 𝑋𝑚𝑖𝑛𝑥100 dengan:

N = Nilai hasil konversi 𝑋𝑝 = Skor yang diperoleh

𝑋𝑚𝑖𝑛 = Skor total minimum = 1 x jumlah butir pertanyaan

𝑋𝑚𝑎𝑥 = Skor total maksimum = 4 x jumlah butir pertanyaan

Metode dokumentasi, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar matematika siswa yaitu nilai yang

X

Y

(5)

diperoleh siswa melalui tes formatif atau ulangan harian tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berupa nilai ulangan harian matematika pada salah satu pokok bahasan semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang didapatkan dari guru mata pelajaran matematika setiap kelas yang dijadikan sampel penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup dengan kisi-kisi yaitu Perasaan Senang/Kesukaan, Ketertarikan, Perhatian, Penyediaan Waktu, Kecenderungan, serta Kepuasan. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu instrumen tersebut divalidasi. Pada tahapan ini, peneliti melaksanakan uji Panelis instrumen pada dosen pendidikan matematiks FKIP UHO, sarjana Pendidikan matematika serta mahasiswa Pendidikan matematika angkatan 2011. Analisis validitas penilai uji coba menggunakan rumus Aiken yaitu.

V =

∑ 𝑛

𝑖

|𝑖−𝑙

0

|

[𝑁(𝑐−1)]

(Maonde, 2011: 145 )

Keterangan:

V = Indeks validitas isi

I = Titik Skala ke-I (I = 1,2,3,4,5) Lo = Titik Skala terendah N = Jumlah rater (Σ𝑛𝑖) C = banyaknya titik skala

Pada uji coba instrumen variabel minat belajar siswa dilakukan analisis validitas. Analisis validitas dikatakan valid jika ≥ 0,6 . Hasil analisis menunjukan bahwa dari 60 item instrumen terdapat 50 item valid dan 10 item tidak valid.

Untuk reliabilitas instrumen ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha yang dikemukakan oleh (Arikunto, 2008: 75) yaitu

sebagai berikut :

Keterangan:

r11= reliabilitas instrumen secara keseluruhan

k = banyaknya soal/item

2

i

σ

= jumlah varians tiap butir pernyataan 2

i

σ

= varians total

Tinggi rendahnya reliabilitas sebuah tes ditentukan dengan menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Arikunto, 2008: 75 sebagai berikut:

0,20

11

r

reliabilitas tes sangat rendah,

0,40

0,20

< r

11

reliabilitas tes rendah,

0,60

0,40

< r

11

reliabilitas tes sedang,

0,80

0,60

< r

11

reliabilitas tes tinggi,

1,00

r

0,80

<

11

reliabilitas tes sangat tinggi, Setelah item-item yang tidak valid dikeluarkan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh reliabilitas instrumen minat belajar siswa sebesar 0,993. Nilai tersebut terletak pada selang 0,80 – 1,00 yang berarti bahwa reliabilitas instrumen minat belajar siswa tersebut sangat tinggi.

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif analisis inferensial. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan variabel-variabel penelitian (minat belajar siswa dan hasil belajar matematika) yang diperoleh dalam bentuk skor rata-rata (𝑋�), Modus (Mo), median (Me), standar deviasi (SD), nilai maksimum (Max), dan nilai minimum (Min).

Keperluan analisis deskriptif minat belajar siswa serta hasil belajar matematika siswa digunakan pedoman dalam (Sudijono, 2010: 45) sebagai berikut: Y ≥ X� + 1,5 SD : Sangat Tinggi X�+ 0,5SD < Y ≤ X� + 1,5SD : Tinggi X� - 0,5SD < Y ≤ X� + 0,5SD : Sedang X� - 1,5SD < Y ≤ X� - 1,5SD : Rendah Y ≤ X� - 1,5 SD Sangat Rendah Keterangan:

X �= rata-rata nilai siswa Y = nilai yang diperoleh siswa SD = standar deviasi nilai total

Hasil

Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sampel penelitian ini berdasarkan variabel penelitian, yaitu minat belajar siswa dan hasil belajar matematika. Pendeskripsian         −       − =

2 2 11 1 1 i i k k r

σ

σ

(6)

karakteristik tersebut dapat dilihat melalui rata-rata hitung (mean), median, modus, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Berdasarkan hasil analisis data minat belajar siswa pada tabel 1. yang diperoleh melalui angket, distribusi rata-rata hasil nilai minat belajar siswa dari sampel yang diambil sebanyak

71 siswa sebesar 45,690 dengan median 46, standar deviasi 8,931. Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran nilai minat belajar siswa yang menjadi sampel berfluktuasi mulai dari yang rendah sampai yang tinggi. Nilai yang paling rendah adalah 20,5 dan nilai tertinggi 67 seperti disajikan pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1

Statistik Deskriptif Variabel Minat Belajar dan Hasil Belajar Matematika

Ket X Y N 71 71 Mean 45.690 63.282 Median 46 65 Mode 39.5 55 Std.Deviation 8.931 11.322 Varian 79.760 128.177 Minimum 20.5 30 Maximum 67 78 Sum 3244 4493

Adapun deskripsi hasil pengelompokan data minat belajar siswa berdasarkan kategori:

sangat tinngi, tinggi, sedang, rendan, dan sangat rendah terdapat pada Tabel 2. berikut ini .

Tabel 2

Kategori Minat Belajar Siswa

Kategori Interval F (%) FK (%) Sangat Tinggi X ≥ 59,086 3 4,22 3 4,22 Tinggi 50,155≤ X <59,086 17 23,94 20 28,16 Sedang 41,224≤ X <50,155 28 39,43 48 67,60 Rendah 32,293≤ X<41,224 21 29,57 69 97,18 Sangat Rendah X <32,293 2 2,81 71 100 Dari Tabel 2 terlihat bahwa jumlah

siswa yang memiliki nilai minat dengan kategori sangat tinggi sebanyak 3 siswa atau 4,22%. Kategori sangat tinggi ini didapatkan dari jumlah siswa yang memiliki minat belajar siswa di atas nilai 𝑋� + 1,5 SD. Siswa yang memiliki nilai dengan kategori tinggi sebanyak 17 siswa atau 23,94%. Kategori tinggi ini didapatkan dari jumlah siswa yang memiliki minat belajar siswa di interval 𝑋� + 0,5 SD dan 𝑋� + 1,5 SD. Siswa

yang memiliki nilai berkategori sedang sebanyak 28 siswa atau 39,43%. Kategori sedang didapatkan dari jumlah siswa yang memiliki nilai minat belajar siswa di interval 𝑋� - 0,5 SD dan 𝑋� + 0,5 SD. Siswa yang memiliki nilai berkategori rendah sebanyak 21 siswa atau 29,57%. Kategori rendah didapatkan dari jumlah siswa yang memiliki nilai minat belajar siswa diinterval 𝑋� - 0,5 SD dan 𝑋� - 1,5 SD. Sisanya adalah siswa yang memiliki nilai dengan kategori sangat rendah sebanyak 2 siswa atau

(7)

2,81%, siswa yang masuk kategori sangat rendah adalah siswa dengan nilai dibawah 𝑋� - 1,5 SD. Pengkategorian nilai minat belajar siswa ini berdasarkan dengan apa yang telah dijelaskan di bab III.

Hasil analisis skor respon siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi diperoleh nilai rata-rata 45,690. Angka ini berada pada interval 41,224 ≤

X1 < 50,155 dengan kategori sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa minat siswa dalam belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi tergolong dalam kategori sedang. Secara rinci analisis deskripsi variabel minat belajar siswa yang dibagi menjadi 6 indikator terangkum pada tabel berikut.

Tabel 3

Persentase Frekuensi Minat Belajar dari Setiap Indikator

No. Indikator (%)

1. Perasaan Senang/ Kesukaan. 18,17

2. Ketertarikan. 12,73

3. Perhatian. 17,15

4. Penyediaan Waktu.. 22,48

5. Kecenderungan. 14,87

6. Kepuasan. 14,61

Tabel di atas menunjukan bahwa indikator perasaan senang atau kesukaan mencapai 18,17 %, indikator ketertarikan mencapai 12,73 %, indikator Perhatian mencapai 17,15 %, indikator Penyediaan Waktu

mencapai 22,48 %, indikator Kecenderungan mencapai 14,87 % dan indikator Kepuasan mencapai 14,61 % berturut-turut berada pada kategori sedang.

Tabel 4

Kategori Hasil Belajar Matematika Siswa

Kategori Interval F (%) FK (%) Sangat Baik 80 < X ≤100 0 0 0 0 Baik 65 < X ≤80 33 46,47 33 46,47 Cukup 55 < X ≤ 65 18 25,35 51 71,83 Kurang 40< X ≤55 15 21,12 66 92,95 Gagal 30 < X ≤ 40 5 7,04 71 100 Dari Tabel 4 terlihat bahwa tidak ada

siswa yang memperoleh hasil belajar dalam kategori sangat baik, namun Siswa yang memiliki nilai dengan kategori baik sebanyak 33 siswa atau 46,47 %. Kategori baik ini didapatkan dari jumlah siswa yang memiliki nilai ulangan harian di interval 𝑋� + 0,5 SD dan 𝑋� + 1,5 SD. Siswa yang memiliki nilai berkategori cukup sebanyak 18 siswa atau 28%. Kategori cukup didapatkan dari jumlah siswa

yang memiliki nilai ulangan harian di interval 𝑋� - 0,5 SD dan 𝑋� + 0,5 SD. Siswa yang memiliki nilai berkategori kurang sebanyak 15 siswa atau 21,12%. Kategori rendah didapatkan dari jumlah siswa yang memiliki nilai ulangan harian diinterval 𝑋� - 0,5 SD dan 𝑋� - 1,5 SD. Sisanya adalah siswa yang memiliki nilai dengan kategori gagal sebanyak 5 siswa atau 7,04%, siswa yang masuk kategori sangat rendah adalah siswa dengan nilai dibawah 𝑋� - 1,5 SD.

(8)

Pada penelitian ini akan diidentifikasi apakah variabel minat belajar siswa (X) dan hasil belajar matematika (Y) siswa mempunyai korelasi sebab akibat. Dengan rumusah hipotesis “minat belajar siswa mempunyai korelasi sebab akibat dengan hasil belajar matematika siswa”. Sacara statistik, hipotesis tersebut ditulis sebagai berikut.

• H0 : 𝜌1= 0 (minat belajar siswa tidak mempunyai korelasi sebab akibat dengan hasil belajar matematika siswa)

• H1 : 𝜌1≠ 0 (minat belajar siswa mempunyai korelasi sebab akibat dengan hasil belajar matematika siswa. Dengan pengujian secara statistik yang ditunjukan oleh Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5

Hasil Analisis Korelasi Bivariat antara Minat Belajar Siswa dan Hasil Belajar Matematika Siswa

X Y X Pearson Correlation 1 .388(**) Sig. (1-tailed) .000 N 71 71 Y Pearson Correlation .388(**) 1 Sig. (1-tailed) .000 N 71 71

Selain untuk membuktikan adanya korelasi antara minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa. Akan dibuktikan pula bahwa ada korelasi sebab akibat antara minat belajar

dengan hasil belajar matematika siswa seperti yang telah disebutkan dalam hipotesis di atas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini. Tabel 6 Pengaruh X terhadap Y Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 40.788 6.545 6.231 .000 X .492 .141 .388 3.501 .001 2 (Constant) 102.607 11.249 9.121 .000 Y .613 .175 .388 3.501 .001

Berdasarkan Tabel 5. diketahui bahwa, koefisien korelasi variabel minat belajar siswa (X) dengan hasil belajar matematika (Y) sebesar 0,388 (𝑟 = 0,388) berada pada interval koefisien 0,25 - 0,5 yang dikategorikan pada hubungan sangat cukup. Untuk arah hubungannya adalah arah hubungan yang positif (tidak ada tanda negatif pada angka 0,388). Hal ini menunjukan bahwa semakin besar minat belajar, akan membuat hasil belajar matematika cenderung meningkat demikian sebaliknya. Sedangkan berdasarkan tabel 6 dan tabel 7

karena nilai korelasi 0,388 sama dengan nilai Beta 0,388 pada minat belajar siswa dan juga nilai Beta 0,388 pada hasil belajar matematika siswa dengan nilai signifikansi masing-masing 0,001 < 𝛼 = 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak. Artinya minat belajar siswa (X) mempunyai korelasi sebab akibat dengan hasil belajar matematika siswa (Y).

Analisis selanjutnya untuk menguji hipotesis berkaitan dengan judul penelitian “Pengaruh Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1

(9)

Uluiwoi” dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana yang hipotesisnya dijelaskan sebagai berikut. Hipotesisi berbunyi “Minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi”. Secara statistik, hipotesis tersebut ditulis sebagai berikut.

• H0 : β ≤ 0 (minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif dan

tidak signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi).

• H1 : β > 0 (minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi).

Tabel 8

Analisis Regresi antara Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika.

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .388(a) .151 .139 16.57852

Persamaan regresinya diperoleh dengan memperhatikan Tabel 6 maka diperoleh persamaan regresinya 𝑌� = 40,788 + 0,492 𝑋. Dan dengan memperhatikan Tabel 8 koefisien Adjusted R Square R2 = 0,139 𝑥 100% atau 13,9% yang menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi dapat dijelaskan oleh minat belajar siswa sebesar 13,9 %, sisanya sebesar 86,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalalm penelitian ini.

Berdasarkan Tabel 6. pula diketahui bahwa variabel minat belajar siswa memiliki Sig. = 0,001, lebih kecil dari α = 0,05 atau thitung = 3,501 > ttabel = 1,98 yang dipilih. Hal ini menunjukan ditolaknya hipotesis H0, artinya minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi.

Pembahasan

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Sebaliknya bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disampaikan, karena minat menambah kegiatan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar anak yang tinggi pada akhirnya akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap orang. Sehingga minat terhadap

sesuatu/ kegiatan tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu maka minat akan muncul. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu.

Minat merupakan sesuatu yang dapat membangkitkan gairah seseorang dan menyebabkan orang tersebut menggunakan waktu, biaya dan tenaga untuk kesukaannya terhadap obyek itu ( Maonde, 2010: 57). Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang (Slameto, 2003). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minatpun berkurang. Sesuai dengan teori ini dalam hipotesis menyatakan minat belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6 menyatakan bahwa minat belajar siswa memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil pelajaran matematika. Hasil temuan ini menunjukan bahwa minat belajar sebagai variabel bebas mempengaruhi hasil belajar matematika sebagai variabel terikat yang mempunyai kontribusi sebesar 0,492 satuan. Artinya setiap perubahan satu satuan minat

(10)

belajar akan meningkatkan hasil belajar matematika sebesar 0,492 satuan.

Berdasarkan hipotesis tabel 6 menyatakan bahwa hipotesis tersebut menolak hipotesis nol yang berarti variabel minat belajar siswa memiliki sig. = 0,001, lebih kecil dari 𝛼 = 0.025. Yang artinya minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Dalam kata lain semakin positif (semakin baik) minat seseorang terhadap pelajaran matematika maka hasil belajar yang didapatkan juga akan semakin baik pula.

Simpulan dan Saran Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Analisis deskriptif variabel minat belajar siswa menunjukan bahwa siswa yang minat belajarnya sangat tinggi mencapai 4,22% atau sebanyak 3 siswa. Sedangkan sisanya berada pada kategori tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

2. Analisis deskriptif variabel hasil belajar siswa menunjukan bahwa tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat baik namun, siswa yang minat belajarnya baik mencapai 46,47% atau sebanyak 33 siswa. Sedangkan sisanya berada pada kategori cukup,kurang dan gagal.

3. Ada pengaruh positif yang signifikan minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi , yang ditunjukkan dengan persamaan regresi Y� = 40,788 + 0,492 X, koefisien determinasi (R2) = 0,151 atau sebesar 15,1%. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar matematika siswa memberikan kontribusi positif atau dukungan yang baik dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis menyarankan beberapa hal berikut :

1. Dengan melihat minat belajar siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi tahun ajaran 2015/2016 berada pada kategori sedang, untuk itu

perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar yang diperoleh juga meningkat.

2. Bagi guru bidang siswa harus bersikap tegas terhadap siswa-siswa yang malas atau kehadirannya dibawah dari standarisasi yang ditetapkan oleh pihak sekolah, sehingga minat belajar akan terwujud yang nantinya akan menunjang hasil belajarnya. 3. Pihak sekolah hendaknya dapat

menetapkan aturan atau tata tertib yang tegas dalam menangani siswa, sehingga minat dan motivasinya akan terwujud yang nantinya akan berpengaruh positif terha dap hasil belajar.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartini Kartono. (1990). Psikologi Umum.Bandung: Mandar Maju. Loekmono, J.T Lobby. (1994). Belajar

Bagaimana Belajar. Salatiga: BPT Gunung Mulia

Maonde, Faad. (2010). Pengaruh Kovariat Minat dan Pengetahuan Dasar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan MatematikaVolume 1(1).

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajara.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta

Sudarsono, Joko. (2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Jakarta: Rineka Cipta

Sudijono, A. (2010). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Supriyono, Agus. (2011). Cooperatif Learning Teori dan Aplikasinya PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suriasumantri, Jujun S. (2009). Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer). Jakarta: Pustaka sinar Harapan.

Gambar

Tabel di atas menunjukan bahwa  indikator  perasaan senang atau kesukaan  mencapai 18,17 %, indikator  ketertarikan  mencapai  12,73  %,  indikator  Perhatian  mencapai 17,15 %, indikator Penyediaan Waktu

Referensi

Dokumen terkait

18 Suharsimi Arikunto, pengelolaan kelas dan siswa , (jakarta : CV.. untuk melaksanakan PPL di sekolah pada kenyaataannya sekolah sekolah di Kabupaten Kutai Timur ini

Dari tabel 6 didapatkan kerusakan saraf tipe demyelinating dan tipe campuran lebih banyak ditemukan pada pasien yang telah menderita DM &gt;5 tahun dibanding

Berdasarkan Berita Acara Pembukaan Penawaran 01.113/POKJA V/2015 tertanggal 18 September 2015, dan setelah kami laksanakan evaluasi teknis terdapat beberapa hal yang akan

Seorang anak yang lahir di luar pernikahan sah dari ibu WNA diakui oleh ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuannya dilakukan sebelum anak berusia 16 tahun atau belum menikah..

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya pembentukan karakter disiplin dan tanggung jawab anak di SMP N 2 Patebon tahun

Promosi merupakan suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran

Quraish Shihab merumuskan peran perempuan sebagai pendidik berdasarkan apa yang sudah menjadi sifat dalam diri perempuan tersebut, yaitu: sebagai model dan

Seperti terlihat pada gambar, ujung bawah salah satu kaki Folded Dipole harus diisolir dari kaki matching stub, dan sebagai bahan untuk isolator ini bisa dipakai acrylic, pertinax,