BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Konsumen
Menurut J.F Engel pengertian perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan,
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.1 Perilaku konsumen adalah
bagaimana konsumen akan menanggapi atau akan merespons bila terjadi perubahan
harga atas suatu permintaan barang atau jasa yang diperlukan.2
Perilaku konsumen akan termotivasi oleh kebutuhan. Kebutuhan akan memunculkan perilaku yang diperkirakan memiliki kemungkinan terbesar untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan yang dirasakan akan diekspresikan dalam perilaku konsumsi. Jadi dengan kata lain setiap perilaku seseorang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau tujuan tertentu dalam memperolehnya. Sementara motivasi yang memberi tenaga atau dorongan untuk menggerakkan seseorang agar berperilaku tertentu. Sehingga perilaku yang dimunculkan oleh konsumen adalah merupakan perwujudan dari adanya motivasi dari dalam diri konsumen tersebut. Perilaku yang dapat diamati oleh pemasar adalah seperangkat dari keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya. Keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya.
Minat berbelanja termasuk suatu perilaku konsumen. Kosumen akan merespon suatu stimulan yang diberikan dengan suatu tindakan. Seperti harga yang rendah akan menimbulkan perilaku konsumen yang cenderung meningkatkan minat yang tinggi. Promosi yang intens akan membangkitkan keinginan konsumen untuk tertarik
1
Hani Handoko dan Basu Swasta, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku Konsumen, (Yogyakarta: BPEE, 2000), 10.
2
membeli suatu produk. Dan tempat yang strategis akan membuat konsemen ingin berbelanja di tempat tersebu.
1. Etika perilaku Konsumen dalam Islam
Dalam agama Islam, anugerah Allah SWT merupakan milik semua manusia. Dan ketika sebagian diantara anugerah itu berada di antara orang-orang tertentu itu bukan berarti orang tersebut dapat memanfaatkan anugerah yang Allah SWT berikan untuk mereka sendiri dengan sesuka hatinya.
Setiap orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan cara mematuhi perintah Allah SWT dan memuaskan diri sendiri dengan barang-barang dan anugerah yang diciptakan Allah SWT untuk umat manusia demi kemaslahatan umat. Konsumsi berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan
tidak diperbolehkan dalam Islam dan disebut dengan ișraf 3 atau tabżir.4 Ajaran Islam
menganjurkan pola konsumsi yang mengunakan harta secara wajar dan berimbang.5
Etika Islam dalam prilaku konsumen sebagai berikut: a) Tauhid
Di dalam agama Islam kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah SWT, sehingga senantiasa berada dalam hukum Islam. Oleh karena itu seorang muslim harus senantiasa mencari kenikmatan dengan menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT.
b) Amanah (Responsibility/Pertanggungjawaban)
Menusia merupakan khaliyyfah6 di bumi sebagai pengemban amanah
dari Allah SWT. Manusia diberikan kekuasaan untuk melaksanakan tugasnya sebagai khaliyyfah dan untuk mengambil keuntungan dan manfaat
3Ișraf adalah pemborosan yang berarti penggunaan harta secara berlebihan untuk hal-hal yang
melanggar hukum dalam hal seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, gaya hidup dan sebainya.
4Tabżir adalah menghambur-hamburkan harta tanpa guna yang berarti menggunakan harta
dengan cara yang salah, yaitu menuju tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hukum atau dengan cara yang tapa aturan.
5
Euis Amalia dan Nur Rianto, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan
Ekonomi Konvensional. (Jakarta: Kencana, 2010), 90. 6
banyaknya atas ciptaan Allah SWT. Dalam hal ini melakukan konsumsi, manusia dapat berkehendak bebas tetapi akan mempertanggung jawabkan atas
kehendak bebas tersebut.7
c) Halal
Dalam ajaran agama Islam, barang-barang yang dapat dikonsumsi hanyalah barang-barang yang menunjukan nilai-nilai kebaikan, kesucian, keindahan, serta akan menimbulkan kebaikan untuk umat. Sebaliknya, benda-benda yang buruk, tidak suci (najis), tidak bernilai, tidak dapat digunakan dan juga tidak dapat dianggap sebagai barang-barang konsumsi dalam Islam serta dapat menimbulkan keburukan apabila dikonsumsi. Sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 173.
artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir ayat ini yaitu, Bangkai adalah binatang bernyawa yang mati karena tidak disembelih. Baik mati karena terjatuh, terjepit, sakit, dan sebagainya. Darah adalah sekalian macam darah, walaupun darah binatang yang mati karena disembelih. Daging babi, dagingnya atau lemaknya, ataupun tulangnya yang disatukan dengan dagingnya, baik babi liar atau daging babi jinak yang dipelihara. Menurut keterangan ahli tafsir al-Qurthubi adalah
7
Euis Amalia dan Nur Rianto, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan
sepaham di antara ulama bahwa daging babi haram, kecuali bulunya. Sebab
bulunya tidak dimakan orang.8
Akal dapat menerima bahwa bangkai memang keji dan jijik tidak baik untuk dimakan. Dan Allah SWT melarang umatnya untuk memakan bangkai. Ahli-ahli kesahatan juga memberikan peringakatan bahwasanya dalam bangkai terdapat banyak penyakit di dalamnya. Meminum darah atau memakan darah yang telah dibekukan, digoreng, digulai merupakan kebiasaan manusia dulu yang hidup di gua batu di zaman purba. Dan dalam darah mengandung banyak bakteri dan kuman yang bias berakibat buruk bagi kesehatan. Babi adalah binatang yang paling kotor dan najis, babi memakan segala makanan termasuk kotoran. Dari kotoran itu babi menjadi gemuk dan dalam daging babi terdapat parasit yang hidup yang apabila dimakan oleh manusia akan berbahaya bagi kesehatan walaupun sudah dimasak parasit itu
tidak akan mati.9
Tetapi barang siapa yang terpaksa bukan melanggar dan bukan
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.10 Jika terpaksa memakan
karena tidak ada lagi pilihan lain, dan jika tidak memakan makanan tersebut akan meninggal dunia. Pada saat itu diperbolehkannya memakan makanan terlarang itu. Karena hanya semata-mata untuk menyelamatkan nyawanya. d) Free Will (kehendak bebas)
Manusia diberi kebebasan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang ada di bumi. Dalam agama Islam, kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Manusia diberi kebebasan untuk mengambil keuntungan dan manfaat yang sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuannya atas segala karunia dan barang-barang ciptaan Allah SWT. Atas segala kebebasan yang Allah SWT berikan bukan berarti manusia
8
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz‟ II, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1983), 58.
9
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz‟ II ... , 59.
10
terlepas dari qadha11 dan qadar12 yang merupakan hukum sebab dan akibat yang didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Allah SWT.
e) Sederhana
Islam sangat melarang perbuatan yang sia-sia, pemborosan, berlebih-lebihan atau bermewah-mewahan, menghamburkan harta tanpa adanya manfaat dan hanya mengikuti hawa nafsu semata. Sebaimana dalam ayat al-quran surat Al-„arâf ayat 31.
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Dan dalam ayat al-Quran surat Al-„Isrâ´ ayat 26-27 harus berbagi, tidak boleh bersikap boros dan pemboros adalah sahabat sari syaitan.
Artinya: (26) “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”
(27) “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan
dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Tafsir ayat 26 surat al- Israa´ yaitu, dalam ayat ini di samping berbakti, menanamkan kasih sayang dan cinta kepada orang tua, hendaklah pula memberikan kepada keluarga yang karib itu akan haknya. Karena mereka
11
Qadha adalah ketetapan, hukum, perintah, kehendak Allah SWT tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan mahluk-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.
12
Qadar adalah perwujudan taat qadha terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan mahluk-Nya.
berhak untuk di tolong, atau di bantu. Kaum kerabat atau keluarga terdekat adalah orang yang mepunyai ikatan darah. Terkadang tidaklah sama pintu rezeki yang terbuka diantara kerabat atau keluarga terdekat sehingga ada yang berlebihan, berkecukupan, dan kekurangan. Maka hendaklah yang kekurangan mendapat bantuan dari yang mampu. Selain itu juga harus memberikan atau berbagi dengan orang miskin dan anak perjalanan. Orang miskin adalah orang yang serba kekurangan. Anak perjalanan adalah orang yang meninggalkan
rumahnya, kampung halaman adan rumah tangganya untuk berbuat baik.13
Dalam penggalan terakhir kalimat ayat ini “dan janganlahn kamu boros terlalu boros” kata boros memiliki arti dari kalimat “mubaẓir” atau “tabẓir”. Menurut imam Syafi’I adalah membelanjakan harta tidak pada jalannya. Menurut Imam Maklik mubaẓir adalah mengambil harta dari jalan yang pantas, akan tetapi mengeluarkan dengan jalan yang tida pantas. Tabẓir menurut Qatadah adalah menafkahkan harta pada jalan maksiat kepada Allah
SWT atau pada jalan yang tidak baik atau merusak.14
Tafsir ayat 27 surat al-Israa yaitu, dijelaskan bahwa orang yang pemboros adalah kawan-kawan dari syaiṭân, teman dekat akan memberikan pengaruh kepada orang yang ditemaninya. Orang yang sudah berkawan dengan syaiṭân sudah kehilangan pedoman dan tujuan hidup, sehingga
meninggalkan taat kepada Allah dan menggantinya dengan maksiat.15
B. Minat Beli
13
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Juzu‟15) jilid 6, (Singapura: Pustaka Nasioanal PTE LTD, tt), 4039.
14
Hamka,Tafsir Al-Azhar (Juzu‟15) jilid 6 ... , 4040.
15
Minat secara bahasa adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
atau gairah atau keinginan.16 Pengertian minat menurut istilah adalah kecenderungan
atau arah keinginan terhadap sesuatu untuk memenuhi dorongan hati, dorongan dari dalam diri tersebut yang mempengaruhi gerak dan kehendak terhadap sesuatu, dan dorongan yang kuat tersebut akan mempengaruhi bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan keinginan dan pencapaian tujuan dan cita-cita
yang menjadi keinginan.17
Menurut Loudon minat merupakan hasil suatu pemikiran seseorang di mana setelah melihat tentang spesifikasi suatu produk atau jasa, dan memiliki keinginan untuk mencoba memenuhi sebuah kebutuhan atau keinginan. Dalam hal ini konsumen akan cenderung memikirkan, memilih dan menilai produk atau jasa, apabila produk atau jasa tersebut sesuai dengan ekspektasi konsumen maka akan timbul minat untuk mencoba produk atau jasa tersebut.
Menurut Hurlock menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika dalam keadaaan bebas memilih. Stijipto menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Maka minat dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologi seseorang untuk menaruh perhatian terhadap sesuatu.
Menurut Kotler minat beli adalah sebuah perilaku konsumen di mana konsumen mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Menurut Howard minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk atau jasa yang dibutuhkan pada periode tertentu. Menurut Engel minat membeli merupakan suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang
16
Tim Penyusun Kamus Pusat, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 774.
17
Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), 32.
bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan, dan selektif pada suatu produk untuk
kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.18
Minat beli merupakan rasa ketertarikan yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu produk yang dijual oleh produsen dipengaruhi oleh faktor internal dari diri konsemen dan faktor eksternal dari luar diri konsumen. Minat timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat untuk memilikinya. Lebih lanjut dikatakan bahwa minat beli merupakan instruksi dalam diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler, yaitu :
a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternativ yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negative orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.
Berdasarkan keterangan di atas maka pengertian minat beli adalah pemusatan perhatian terhadap sesuatu yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang tersebut, kemudian minat individu tersebut menimbulkan keinginan sehingga timbul perasaan yang meyakinkan bahwa barang tersebut mempunyai manfaat sehingga individu ingin memiliki barang tersebut.
18
Engel, dkk. Perilaku Konsumen, Terjemahan Budiyanto, (Jakarta: Binarupa Aksara, 2005), 123.
Menurut teori Schiffman dan Kanuk faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli yaitu:
a. Kesadaran akan kebutuhan
Di mana kebutuhan akan mempengaruhi seseorang untuk memiliki minat beli terhadap apa yang dibutuhkan.
b. Pengenalan Produk
Apabila seseorang menganal suatu produk tertentu akan cenderung mempengaruhi minat beli terhadap produk tertentu.
c. Evaluasi Alternatif
Dengan munculnya alternative pilihan makan akan terjadi evaluasi alternative yang akan mempengaruhi minat beli.
d. Pengaruh Eksternal 1) Usaha Pemasaran
Usaha pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan lokasi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.
2) Sosial
Faktor social ini lebih kepada faktor lingkungan yang mempengaruhi minat beli.
3) Budaya
Budaya yang tertanam pada suatu daerah akan mempengaruhi minat beli seseorang.
Menurut Ferdinand minat beli dibagi menjadi, sebagai berikut:19
a. Minat refrensial yaitu, minat seseorang untuk mereferensikan pada orang lain. b. Minat Exploratif yaitu, minat seseorang mencari informasi.
19
Ahmad Muzakki, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, Harga, dan Fasilitas Terhadap
c. Minat Transaksional yaitu, keecenderungan sekarang untuk membeli produk. d. Minat Preferensial, minat menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
preferensi utama pada produk tersebut.
C. Harga
Di dalam teori ekonomi pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan, yang dimaksud dengan utility adalah suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan memuaskan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. Menurut Basu Swastha “Sejumlah uang yang dibutuhkan untuk
mendapat sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.”20
Menurut Philip Kotler “Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu.” Sedangkan menurut Simamora “Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa.” Menurut definisi di atas, kebijakan mengenai harga sifatnya hanya sementara, berarti produsen harus mengikuti perkembangan harga dipasar dan harus mengetahui posisi
perusahaan dalam situasi pasar secara keseluruhan.21
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan pengertian harga adalah variabel penting yang digunakan oleh konsumen karena berbagai alasan, baik karena alasan ekonomis yang akan menunjukan bahwa harga yang rendah atau harga yang selalu berkompetisi merupakan salah satu variabel yang penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, maupun juga alasan psikologis dimana harga sering dianggap sebagai indikator kualitas dan oleh karena itu penetapan harga sering dirancang sebagai salah
20
Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern, (Jakarta: Liberty, 2000), 135.
21
Bilson, simamora, Panduan Riset dan Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), 574.
satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrumen kompetisi yang menentukan dalam pemasaran.
Sebagai salah satu elemen bauran pemasaran, harga membutuhkan pertimbangan cermat, sehubungan dengan sejumlah dimensi strategis harga berikut ini:22
1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value). Nilai adalah rasio atau perbandingan antara persepsi terhadap manfaat
(perceived benefits) dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
produk.
2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli. Tidak jarang harga dijadikan semacam indikator.
3. Harga adalah determinan utama permintaan. Berdasarkan hukum permintaan
(the law of demand), besar kecilnya harga mempengaruhi kuantitas produk
yang dibeli oleh konsumen. Semakin mahal harga, semakin sedikit jumlah permintaan atas produk yang bersangkutan dan sebaliknya.
4. Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan bagi perusahaan, yang pada gilirannya berpengaruh pada besar kecilnya laba dan pangsa pasar yang diperoleh.
5. Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan dengan cepat. Dari empat unsur bauran pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah diubah dan diadaptasikan dengan dinamika pasar.
6. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning. Dalam pemasaran jasa
prestisius yang mengutamakan citra kualitas dan ekslusivitas, harga menjadi
unsur penting. Harga yang mahal dipersepsikan mencerminkan kualitas yang tinggi dan sebaliknya.
22
Aprilia Nia Fardiani, Analisi Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Promosi terhadap
Kepuasan Pelanggan Dyriana Bakery Cake Pendanaran Semarang, Skripsi Fakultas Ekonomika dan
7. Harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi para manajer. Setidaknya ini ditunjukkan oleh adanya empat level konflik potensial menyangkut aspek harga: konflik internal perusahaan, konflik dalam saluran distribusi, dan konflik dengan pesaing.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penetapan harga adalah sebagai berikut: 23
1. Analisis keadaan pasar, yakni memahami hubungan permintaan dan harga, karena dengan adanya perubahan harga dapat berpengaruh pada tingkat jumlah permintaan pada pasar.
2. Identifikasi faktor-faktor pembahas adalah faktor-faktor yang dapat menjadi alasan perusahaan dalam membatasi penetapan harga.
3. Menetapkan sasaran yang menjadi umum adalah memperoleh keuntungan untuk harga harus lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional.
4. Analisis potensi keuntungan, dalam menjalankan suatu usaha perlu juga diketahui seberapa besar keuntungan yang ingin mereka peroleh.
5. Penentuan harga awal perlu disepakati bahwa harga awal bagi produk baru yang pertama kali diluncurkan yang berdasarkan kesepakatan bersama. 6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terjadi di pasar
yang selalu berubah, oleh karena itu dalam menetapkan harga harus bisa menyesuaikan juga.
Sebagian besar konsumen mempertimbangkan harga sebagai kriteria yang paling penting dalam dalam memilih produk. Harga yang rendah akan cenderung menstimulasi atau memunculkan minat untuk mentukan suatu pembelian. Menurut Lewinson pada pengusaha ritel memandang harga sebagai beriku:
1. Profitabilitas, yaitu keuntungan yang akan didapatkan setelah
memperhitungkan harga beli dan harga oprasional perusahaan.
23
Simamora, Bilson, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Cetakan 2. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), 200.
2. Volume penjualan, yaitu berapa unit barang dagangan yang dapat perusahaan ritel jual pada berbagai tingkat harga.
3. Lalu lintas konsumen, yaitu berapa banyak konsumen yang dapat mempergunakan berbagai toko dan strategi pasar.
4. Citra toko, yaitu jenis citra apa yang akan dimunculkan kepada konsemen melalui kebijaksanaan penetapan harga.
Harga mempunyai peranan yang yang penting bagi perusahaan dalam persaingan. Karena konsumen akan cenderung memilih perusahaan yang menjual produk yang lebih rendah harganya. Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu tujuan yang berorientasi pada laba, tujuan yang berorientasi pada volume penjualan, tujuan yang berorientasi pada citra, dan tujuan berorientasi pada
penjualan.24
Berikut adalah penjelasan dari empat tujuan penetapan harga: 1. Tujuan berorientasi pada laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Ada perusahaan yang menggunakan target laba, yaitu tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba. Perusahaan mencari keuntungan tertinggi memalui penetapan harga yang tinggi.
2. Tujuan berorientasi pada volume penjualan
Perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah
volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat
24
Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2012), 15
mencapai target penjualan volume. Biasanya perushaan akan menerapkan harga yang rendah untuk mendapatkan volume penualan yang tinggi.
3. Tujuan berorientasi pada citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk nilai tertentu (image of value).
4. Tujuan penjualan
Harga ditetapkan untuk mencapai atau meningkatkan pertambahan penjualan dan mempertahankan penjualan saat ini. Selain itu harga dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan dan memelihara pangsa pasar perusahaan.
5. Tujuan Persaingan
Dalam menetapkan harga dengan tujuan persaingan ini ada beberapa sasaran, yaitu untuk mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.
Menurut Lewinson Penetapan harga jual yang layak memungkinkan penjualan eceran dapat mempunyi profit yang layak, dengan memeberikan konsumen suatu kepuasan tertentu, baik sebelum, selama, atau setelah penjualan. Kebijakan menentukan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapan harga, karena penetapan harga akan mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentuan posisi dimana diputuskan sesuai sasaran, bauran
ragam produk, dan persaingan.25
Keinginan perusahaan dalam menetapakan strategi harga dan volume penjualan yaitu strategi harga tinggi dengan volume penjualan yang tinggi, akan tetapi keduanya akan sulit tercapai. Kencenderungan perusahaan ritel menentukan strategi
25
harga yang tinggi dan volume penjualan yang rendah. Atau strategi harga yang rendah volume penjualan yang tinggi.
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.
1. Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
2. Berdasarkan daya belinya.
3. Peranan informasi dari harga yaitu fungsi harga dalam menjaring konsumen mengenai faktor-faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
Zeithalm dan Bitner mengemukaan teori penerapan harga yang digunakan
dalam menentukan harga produk, yaitu:26
a) Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing)
b) Penetapan harga berdasarkan persaingan (competition-based pricing) c) Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand-based)
Harga juga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat buran pemasaran. Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
26
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, (Bandung: Alvabeta, 2010), 54.
Strategi penetapan harga menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam tiga
situasi berikut ini:27
1. Ketika harga suatu produk baru sedang ditetapkan
2. Ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan jangka panjang bagi suatu produk yang telah mapan, dan
3. ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan harga jangka pendek.
Penetapan harga sering juga dikaitkan dengan upaya harga promosi, dimana pemberian harga diskon dimaksudkan agar pelanggan merasa bahwa produk itu berharga murah. Permasalahan yang sering dihadapi adalah penetapan harga diskon harga yang diberikan, sehingga pemebeli dapat merasa bahwa diskon besar. Dengan demikian diharapkan pembeli akan tertarik atau berminat untuk membeli produk itu.
Umumnya apabila produsen melakukan introduksi28 produk baru dengan cara
promosi, dilakukan dengan cara yang murah selama introduksi jangka pendek. Kegiatan ini merupakan taktik penetapan harga yang dilakukan dengan satu objek yaitu untuk dapat menarik minat orang-orang agar membeli produk tesebut.
Dimensi dari variabel harga adalah menurut Akshay R rao dan Kent B. Monroe, yaitu:29
1. Harga terjangkau
Dalam suatu perusahaan sangat penting memenuhi keinginan konsumen dalam bentuk harga. Harga yang di tetapkan dalam suatu produk harus mampu dijangkau oleh konsumen. Ketika harga mampu dijangkau itu berarti harga yang ditetapkan dapat bersaing di pasaran. Karena dalam dunia usaha tidak lepas dari persaingan antara perusahaan. Dalam hal ini harga yang ditetapkan harus mampu bersaing dengan perusahaan yang lain,
27
Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen ... , 55.
28
Perbuatan memperkenalkan atau melancarkan untuk pertama kalinya, dalam konteks ini adalah kegiatan memperkenalkan suatu produk baru untuk pertama kali.
29
karena konsumen akan cenderung memilih produk dengan harga yang lebih rendah.
2. Kesesuaian harga dengan kualitas.
Harga yang ditetapkan harus sesuai dengan kualitas produk yang dijual. Dengan harga yang tinggi produk juga harus memiliki kualitas yang tinggi. Dimana konsemen akan merasa uang yang dibayarkan sebanding dengan kualitas yang di bayarkan.
D. Harga Dalam Perspektif Islam.
Menurut Rachmat Syafei harga hanya terjadi pada akad, yakni sesuatu yang direlakan dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang. Biasanya, harga dijadikan penukar barang yang disetujui oleh kedua pihak yang
akad.30 Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa harga merupakan sesuatu
kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa di mana kesepakatan tersebut disetujui oleh kedua belah pihak.
Konsep harga adalah taktik penetapan harga jual. Penetapan ini tidak mementingkan keinginan pedagang sendiri, tapi juga harus mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat. Pada ekonomi barat, ada taktik menetapkan harga setinggi-tingginya yang disebut skimming price. Dalam istilah Islam tidak dibenarkan mengambil keuntungan sebesar-besarnya, tapi harus dalam batas-batas kelayakan. Dan tidak boleh melakukan perang harga dengan niat menjatuhkan lawan, tetapi
besainglah dengan fair.31
Harga tersebut haruslah direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang atau jasa yang ditawarkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli. Selanjutnya Qardhawi menyatakan bahwa jika penentuan harga dilakukan dengan memaksa penjual menerima harga yang tidak
30
Rachmat Syafei, MA. Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 87.
31
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2009). Hal 272
mereka setujui, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh agama. Namun, jika penentuan harga itu menimbulkan suatu keadilan bagi seluruh masyarakat, seperti menetapkan Undang-undang untuk tidak menjual di atas harga resmi, maka hal ini
diperbolehkan dan wajib di terapkan.32
Sehingga intervensi harga boleh dilakukan karena ada beberapa faktor, antara lain:33
1. Intervensi harga menyangkut kepentingan masyarakat yaitu melindungi penjual dalam hal profit margin sekaligus melindungi pembeli dalam hal
purchasing power.
2. Intervensi harga mencegah terjadinya ikhtikar atau ghaban faa-hisy. 3. Intervensi harga melindungi kepentingan masyarakat yang lebih luas
karena pembeli biasanya mewakili masyarakat yan lebih luas karena pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual mewakili kelompok yang lebih kecil.
E. Promosi
Komunikasi dengan konsumen adalah suatu kegiatan yang sangat penting untuk merangsang, dan mendorong penjualan produk, dan memelihara citra toko. Menurut Simamora promosi adalah usaha perusahaan untuk mempengaruhi calon pembeli
melalui pemakaian segala unsur atau bauran pemasaran.34Sedangkan menurut Griffin
dan Ebert promosi adalah setiap teknik yang dirancang untuk menjual
produk.35Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman promosi adalah suatu
komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan
32
Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1997), 257.
33
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: IIIT, 2002). Hal 143
34
Bilson, Simamora. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), 614.
35
tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga
menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut.36
Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberikan informasi dan memperngaruhi konsumen tentang produk perusahaan, sehingga konsumen dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Tujuan yang diharapakn dari promosi adalah konsumen dapat mngetahui produk yang dijual perusahaan tersebut, mempengaruhi konsumen agar berminat untuk membelinya, untuk mendorong pembelian terhadap produk lama maupun produk baru, menciptakan pengujian produk diantara non pemakai, dan menarik pelanggan yang beralih.
Promosi penjualan merupakan suatu bentuk promosi yang bersifat jangka pendek dan bertujuan untuk menciptakan pembelian segera terhadap produk atau jasa, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah. Sasaran promosi penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan.
Kotler berpendapat bahwa promosi mempunyai empat indikator yaitu:
advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation.37
1. Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah kegiatan promosi. Dalam melakukan kegiatan periklanan yaitu satu hal yang harus diperhatikan adalah “truth in advertising” yaitu tidak boleh menipu atau memberi keterangan yang berlainan dengan keadaan barang yang diiklankan. Agar menjaga dampak negative yang akan terjadi dan mempertahankan citra perusahaan, dan menjaga kepercayaan konsumen. Kegiatan periklanan ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk seperti: papan
36
Djaslim, dkk. Intisari Pemasarandan Unsur-Unsur Pemasaran, Cetakan Kedua, (Bandung: Penerbit Linda Karya, 2002), 123.
37
reklame, poster, iklan di televisi, iklan di majalah atau koran, iklan di radio, dan spanduk.
Kegiatan periklanan dilakukan dengan disertai oleh dua kegiatan alat promosi yaitu promosi penjualan (sales promotion), dan kehumansan (public
relation). Tugas dari periklanan (advertising) sendiri yaitu untuk memberi
ajakan kepada calon konsumen untuk mengenal, membujuk, memberikan pengaruh kepada calon konsumen agar berminat membeli produk tersebut. Sedangkan promosi penjualan (sales promotion) mengajak calon konsumen agar membeli produknya sekarang (sales promotion offers reasons to buy now). Berbagai cara promosi penjualan (sales promotion) yang ditawarkan yaitu: member sample gratis, kupon, rabat, diskon, premi, kontes, tranding stamps,
demontrasi, bonus, hadiah uang, perlombaan, penyalur, dan sebagainya.38
2. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah aktivitas pemasaran yang memberikan nilai lebih atau insentif kepada tenaga penjual, distributor, atau konsumen akhir dan dapat mestimulasi penjualan langsung. Semntara Schoell, et. al. menyatakan “sales
promotion is any activity that offers an incentive for a limited period to induce a desired response from target customers, company sales people or intermediaries.” Yaitu promosi penjualan adalah keinginan menawarkan insentif
dalam periode tertentu untuk mendorong keinginan calon konsumen, para
penjual, atau perantara.39
Berbeda dengan periklanan yang bertujuan untuk kesadaran dan citra dalam jangka panjang, perusahaan ritel butuh suatu alat perangsang konsumen agar mempercepat pembelian. Alat tersebut adalah promosi penjualan. Dimana promosi penjualan digunakan agar konsumen melakukan pembelian sekarang. Promosi penjualan mempunyai nilai lebih kepada konsumen untuk mengunjungi toko atau melakukan pembelian dalam periode tertentu.
38
Bob Foster, Manajemen Ritel ... , 68.
39
Kotler dan Amstrong menyatakan tujuan digunakannya promosi penjualan yaitu:
a) Menarik para pembeli baru
b) Memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumen langganan lama c) Meningkatkan daya beli ulang konsumen
d) Menghindarkan konsemen berpindah kepada perusahaan lain e) Mempopulerkan merek
f) Meningkatkan volume penjualan untuk jangka pendek, dan untuk jangka panjang memperluas “market share”
Menurut Kotler dan Keller alat- alat promosi penjualan meliputi:40
a) Diskon; pemberian potongan harga dengan persentase.
b) Kupon; sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat pengurangan harga atau dalam bentuk lain.
c) Tawaran uang kembali (rabat); memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada saat ditoko.
d) Paket harga (transaksi potongan harga); menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa dengan mendapatkan suatu produk yang tertera pada label kemasan.
e) Premi (hadiah pemberian); barang yang ditawarkan dengan relatif rendah atau gratis sebagai insentif bila member produk tertentu. f) Hadiah (kontes, undian, permainan); hadiah adalah tawaran
kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan atau barang barang karena membeli sesuatu.
g) Hadiah loyalitas pelanggan; hadiah berupa uang tunai atau bentuk lain yang proposional dengan loyalitas seorang atau sekelompok pemasok.
40
Kotler, dkk. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1dan 2, Alih Bahasa: Benjamin Molan, (Jakarta: PT. Indeks Gramedia, 2008), 6.
h) Pajangan dan demonstrasi di tempat pembelian
(point-of-purchase-POP); pajangan dan demonstrasi POP berlangsung ditempat
pembelian atau penjualan.
Beberapa cara promosi penjualan (sales promotion) adalah display, show,
exposition, demonstration, tranding stamps, pack-aging, labeling, dan special sales.41
a) Display
Display adalah keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh
seseorang tapi didorong oleh daya tarik, oleh penglihatan oleh perasaan lainnya. Atau memberikan rangsangan berupa daya tarik memalui penglihatan. Display dilakukan dengan memajang barang di toko atau etalase, agar calon konsumen melihat dan berminat untuk membeli.
b) Show
Show adalah yang sering digunakan oleh sales promotion misalnya mode show, batik show, dan sebagainya.
c) Exposition
Exposition merupakan cara yang digunakan untuk promosi tingkat internasional. Expo adalah cara promosi dengan cara memamerkan barang yang akan dijual.
d) Demonstration
Adalah kegiatan memperlihatkan kepada banyak orang, cara menggunakan suatu produk, menjelaskan keunggulan produk tersebut. Misalnya menjual
mesin cuci atau rice cooker sering didemonstrasikan didepan ibu-ibu.42
e) Tranding Stamps
Adalah cap dagang yang diberikan pada bon penjual. Cap tersebut akan disimpan oleh para pelanggan dan bila sudah terkumpul dengan jumlah
41
Bob Foster, Manajemen Ritel ... ,72.
42
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, edisi enam (Bandung: Alvabeta, 2004), 192.
tertentu, akan bisa ditukar dengan hadiah, uang tunai, atau potongan harga untuk produk tertentu.
f) Packaging
Adalah kemasan luar dimana konsumen akan lebih tertarik pada kemasan luar yang lebih bagus dengan kualitas isi yang sama.
g) Labeling
Adalah suatu keterangan yang tertera pada suatu produk. h) Jual Obral
Jual obral biasanya ditawarkan dalam menjual barang-barang yang mengalami penurunan harga dan pada umunya konsumen sangat berminat pada barang-barang obral.
3. Kehumasan (Public Relation)
Adalah suatu kegiatan komunikasi dengan tujuan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan, dan menjaga kepercayaan pemegang saham. Publikasi adalah pemuatan berita dimedia massa tentang perusahaan, pegawai, produk, dan tanpa dipungut bayaran. Perbedaaan publisitas dengan iklan adalah iklan dengan pembayaran, untuk publikasi tanpa bayaran. Kehumasan ini biasanya dilakukan dengan diadankanya acara amal atau sosial, dan perusahaan ikut berkontribusi dalam pembangunan desa sekitar.
4. Penjualan tatap muka (Personal Selling)
Penjualan tatap muka adalah komunikasi langsung dengan cara tatap muka antara penjual dan pembeli untuk membujuk calon konsumen dan memperkenalkan produk yang dijual. Penjualan tatap muka merupakan salah satu cara promosi yang efektif pada tahap tertentu dalam proses penjualan, khususnya untuk mempengaruhi, membangun keyakinan agar konsumen membeli produk tersebut. Sedangkan menurut Boyd, el. al. yaitu salah satu proses membantu dan membujuk calon konsumen untuk membeli barang atau jasa dengan menggunakan presentasi oral (komunikasi tatap muka).
Bentuk-bentuk penjualan tatap muka (personal selling) menurutt Buchari Alma
secara garis besar yaitu:43
a) Di toko
b) Di rumah-rumah (penjual datang kerumah)
c) Penjual yang ditugaskan oleh pedagang besar untuk mendatangi pedagang eceran.
d) Penjual yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang besar atau pedagang eceran.
e) Pimpinan perusahaan berkunjung kepada langganan penting.
f) Penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen industri untuk memberikan nasihat dan bantuan.
Adapun pada perusahaan ritel personal selling biasanya hanya dilakukan ditoko, dimana konsumen datang langsung ketoko. Tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi yaitu untuk menginformasikan mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelangggan tentang perusahaan dan strategi promosinya. Sistaningrum menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali
tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.44 Pada prinsipnya antara
keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perusahaan memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru. Perusahaan harus mampu memutuskann kegiatan promosi yang tepat bagi perusahanya.
43
Alma Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... , 142.
44
Edyningtyas, Sistaningrum. Manajemen Penjualan Produk, (Yogyakarta; Kanisius, 2002), 98.
F. Promosi dalam perpektif Islam
Dalam perpektif Islam promosi mempunyai nilai-nilai syariah yang mengambil konsep dari keteladanan sifat Rasulallah SAW, yaitu:
1. Ṣidīq, artinya kejujuran dan akan selalu melandasi ucapan, keyakinan, dan perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Tidak ada satu ucapan pun yang saling bertentangan dengan perbuatan atau kenyataan yang ada. Dimana perusahaan dalam mempromosikan produknya harus di landaskan kepada kejujuran. Tidak boleh ada kebohongan agar tercipta kepercayaan dari konsumen kepada
perusahaan yang nantinya akan meningkatkan penjualan.45
2. Faṭanah, artinya mengerti, memahami atau menguasai secara mendalam segala hal yang terjadi dalam tugas dan kewajiban. Faṭhanah berkaitan dengan kecerdasan. Dalam melakukan promosi perusahaan atau orang yang ditugaskan dalam melakukan promosi harus memiliki kecerdasan, memahami, dan menguasi benar mengenai promosi dan produk yang akan dipromosikan. Agar calon konsumen dengan cepat memahami dan cepat tertarik untuk membeli produk yang di promosikan.
3. ̍Amânah, artinya memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajibanya. Amânah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan prima, dan berupaya menghasilkan hasil terbaik. Dalam melakukan
promosi haruslah menampilkan Amânah.46
4. Tabliyygh, artinya mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam gerak aktivitas ekonomi. Sebuah perusahaan harus mampu memposisikan dimana tidak hanya mempromosikan produk yang dijual tetapi harus mampu menjadi juru dakwah
dalam pengembangan ekonomi Islam.47
45
Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah ... , 25
46
Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah ... , 27.
47
5. ̍Istiqomah, artinya konsisten. dimana dalam melakukan promosi harus terus menerus. Ketika penjualan perusahaan sudah meningkat bukan berarti promosi di hentikan karena akan berakibat pada minat yang menurun ketika promosi di hentikan. Dengan demikian promosi harus konsisten dilakukan.
G. Tempat
Menurut Lupiyoadi tempat merupakan keputusan yang dibuat perusahaan
dimana perusahaan harus bertempat dan beroperasi.48 Sedangkan menurut Tjiptono
tempat akan sangat menentukan kesuksesan suatu jasa karena memiliki hubungan yang erat dengan pasar potensial yang akan dituju. Salah memilih lokasi perusahaan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Menurut Heizer tujuan strategi lokasi adalah
untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.49
Keputusan mengenai lokasi bagi suatu perusahan ritel memegang peraan penting. Lokasi sangat mempengaruhi profitabilitas dan keberhasilan uasaha dalam jangka waktu panjang. Menurut Kotler “Retalling are accustomd to saying that the
three keys to success are location, locationn and location” Pernyataan tersebut
menjelaskan bahwa tiga kunci sukses pagi pedagang eceran adalah lokasi, lokasi, dan lokasi. Hal ini menegaskan bahwa lokasi sangat berperan penting dalam perusahaan ritel.50
Lokasi akan sangat mempengaruhi jumlah konsumen yang tertarik untuk berbelanja, dan lokasi juga akan mempengaruhi jenis konsumen yang akan tertarik untuk datang ke toko. Lokasi akan mempengaruhi citra toko, lokasi juga akan menciptakan daya tarik dari toko tersebut. Keputusan lokasi sering bergantung kepada tipe bisnis.Pada analisis lokasi di sektor industry perdagangan strategi yang dilakukan terfokus pada minimimalisir biaya, dan fokus ditujukan untuk memaksimalkan pendapatan.
48
Rambat, Lupioyadi. Manajemen Pemasaran Jasa. ( Jakarta: Salemba Empat, 2001), 61-62.
49
Heizer, dkk. Manajemen Operasi, Edisi tujuh, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 112.
50
Menurut Davidson apa bila semua faktor mempunyai nilai yang hampir sama, calon konsumen akan cenderung memilih toko yang lebih dekat, hal ini akan memeberikan kenyamanan dan penghematan waktu, tenaga dan biaya transportasi. Menurut Lewinson masalah penentuan lokasi pada perusahaan ritel terdiri dari mengidentifikasi, menggambarakan, mengevaluasi, dan akhirnya memilih lokasi yang digambarakan sebagai berikut.
1. Retalling market, yaitu lokasi pasar eceran.
2. Trading areas, yaitu daerah geografis dimana pedagang eceran dekat atau berusaha mendekati sebagian besar pelanggan sasaranya.
3. Retail sites, yaitu posisi dimana dalam tranding areas tempat pedagang eceran beroprasi.
Kotler menyatakan bahwa perusahaan ritel dapat menempatkan tokonya di lokasi sebagai berikut:
1. Daerah pusat bisnis merupakan daerah kota yang paling padat, arus lalu lintasnya disebut pusat kota.
2. Pusat perbelanjaan lingkungan, ini merupakan mal-mal yang lebih kecil dari satu toko utama tersiri dari 20-40 toko kecil.
3. Pusat perbelanjaan regional, merupakan mal-mal besar daerah pinggiran yang terdiri dari 4-10 toko dan menarik pengunjung dengan jarak 5-10 mil.
4. Jalur pembelanjaan, merupakan suatu kelompok toko-toko yang melayani kebutuhan suatu lingungan.
Engel mengemukakan beberapa komponen yang menjadi pertimbangan
pemilihan lokasi, adalah:51
1. Penggambaran tempat (ukuran, bentuk) 2. Persyaratan sewa/harga tanah
3. Rasio parkir 4. Arus pejalan kaki
51
Engel, dkk, Perilaku Konsumen, Terjemahan Budiyanto (Jakarta: Binarupa Aksara, 2005), 123.
5. Arus lalu lintas (jumlah dan rata-rata kecepatan) 6. Jalan keluar/jalan masuk
7. Akses transportasi umum
8. Visitabilitas, penandaan, keadaan sekitar 9. Daya gabung dan afisitas (tetangga) 10. Akses kearah perdagangan
Menurut Tjiptono pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat
terhadap beberapa faktor berikut:52
1. Akses
Yaitu kemudahan untuk menjangkau lokasi tersebut. Lokasi tersebut dilalui kendaraan umum yang memadai.
2. Visitabilitas.
Yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.
3. Lalu-lintas (traffic)
menyangkut dua pertimbangan utama berikut :
1) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang seringkali terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.
2) Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan. 4. Tempat parkir
Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
5. Ekspansi.
Yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.
52
Ahmad Muzakki, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, Harga, dan Fasilitas Terhadap
6. Lingkungan.
Yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang dijual, lingkungan yang tepat akan sangat mempengaruhi keberlangsungan perusahan tersebut.
7. Kompetisi.
Yaitu perusahaan harus melihat pesaing yang ada dilokasi tersebut. Jika lokasi salah memilih akan sangat fatal akibatnya, misalnya memilih lokasi yang terdapat perusahan pesaing yang sudah jelas lebih besar, lebih murah, atau lebih baik dalam segala hal maka perusahaan tersebut memiliki kemungkinan yang kecil untuk berkembang pesat.
8. Peraturan pemerintah
Terdapat peraturan pemerintah yang harus ditaati dalam pembangunan perusahaan.
Menurut Lupiyoadi konsumen akan mempertimbangkan pembelian berdasarkan
sebagai berikut:53
1. Akses
Adalah kemudahan mencapai lokasi. Akses dapat dilihat dari akses lalu lintas, akses kendaraan umum, dan akses pejalan kaki.
2. Tata letak bangunan
Bagaimana keadaan toko atau perusahaan. Tata letak bangunan dapat dilihat dari tempat parkir kendaraan, tempat berbelanja, toilet, tempat beribadah, tempat duduk untuk beristirahat, dan mesin ATM.
Alasan pemilihan lokasi adalah lingkungan masyarakat berada, kedekatan dengan pasar, ketersediaan tenaga kerja, kedekatan lainnya. Tempat juga mempunyai arti penting karena lingkungan di mana jasa disampaikan, dan bagaimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan. Para pemasar harus berupaya mengembangkan pendekatan-pendekatan penyampaian yang sesuai, yang menghasilkan keunggulan kompetitif.
53
Engel, dkk, Perilaku Konsumen … , 123.
Suatu tempat disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Sejalan dengan semakin menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, karena merubah lokasi kadangkala sulit dilakukan dan sangat mahal.
H. Penelitian Terdahulu
Setelah penulis melakukan penelusuran untuk mengetahui koleksi skripsi yang ada di Jurusan Muamalah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, penulis tidak menemukan skripsi yang serupa dengan judul skripsi penulis yaitu: “Pengaruh Harga, Promosi, dan Tempat Terhadap Minat Berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana” Penulis hanya menemukan judul skripsi yang masih berkaitan dengan judul penelitian penulis, diantaranya;
Ahmad Muzakki, dalam penelitian skripsi ini menyatakan bahwa yang mempengaruhi minat beli ulang pada pencucian mobil Levi Auto Semarang yaitu kualitas pelayanan, lokasi, harga, dan fasilitas. Dalam penelitian ini, populasi penelitian mengacu pada seluruh pelanggan yang telah menggunakan jasa Levi Auto. Sampel yang diambil sebanyak 71 responden dengan menggunakan teknik non
probability sampling. Berdasarkan analisis data statistik, indikator - indikator pada
penelitian ini bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian asumsi klasik, model regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan
terdistribusi secara normal.54
54
Ahmad Muzakki, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, Harga, dan Fasilitas Terhadap
Minat Beli Ulang Konsumen (Studi Kasus pada Pencucian Mobil Levi Auto Semarang), Skripsi
Febby Swistiani, dalam penelitian ini menunjukan bahwa minat beli konsumen pada Zalora dipengaruhi oleh persepsi harga, efektifitas iklan internet dan promosi penjualan. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menjadi member dan pernah berbelanja di Zalora. Metode pengambilan sampelnya adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi berganda.55
Ari Susanto Wibowo, dalam penelitian skripsi ini berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen di rumah makan Semarang adalah harga, kualitas pelayanan, dan nilai pelanggan. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang berada pada Rumah Makan di Kota Purwokerto. Sampel ditentukan dengan teknik accidental sampling, dengan responden sebanyak 169 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner (angket). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji instrume (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis, dan koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS 16. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh secara parsial dan simultan antara harga, kualitas pelayanan,
dan nilai pelanggan terhadap kepuasan konsumen.56
Okky Wenkia Widodo, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas produk, kualitas layanan, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian 123 design and photography dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian 123 Design and Photography. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan 123 Design and Photography yang diambil sebanyak 92 responden dengan menggunakan teknik purpose sampling yaitu teknik
55
Febby Swisstiani, Pengaruh Persepsi Harga, Efektifitas Iklan Internet dan Promosi
Penjualan Terhadap Minat Beli Konsuen pada Toko Online Zalora, Skripsi Fakultas Ekonomi,
Jurusan Manajemen, (Yogyakarta: Universitar Negri Yogyakarta, 2014).
56
Ari Susanto Wibowo, Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan, dan Nilai Konsumen Terhadap
Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan di Kota Semarang, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan
penentuan sampel berdasarkan responden yang sudah pernah membeli produk 123
Design and Photography. Ini dimaksudkan agar responden benar-benar paham
dengan produk 123 Dissign and photography. Berdasarkan analisis data statistik, indikator indikator pada penelitian ini bersifat valid dan variabelnya bersifat reliabel. Pada pengujian asumsi klasik, model regresi bebas multikolonieritas, tidak terjadi
heteroskedastisitas.57
Bangun Adi Wibowo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Suasana Toko, Promosi dan Lokasi Terhadap Minat Beli di Planet Distro Kota Banjarnegara. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakam kuesioner sebagai instrumennya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Planet Distro di kota Banjarnegara. Sampel yang digunakan adalah konsumen Planet Distro di kota Banjarnegara yang berjumlah 130 orang dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Uji validitas instrumen menggunakan
Confirmatory Factor Analysis dan uji reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Suasana Toko berpengaruh positif terhadap minat beli. (2) Promosi tidak berpengaruh terhadap minat beli. (3) Lokasi berpengaruh positif terhadap minat beli. (4) Suasana Toko, Promosi dan Lokasi berpengaruh positif terhadap minat beli. Besarnya pengaruh Suasana Toko, Promosi dan Lokasi terhadap
Minat Beli (adjusted R2) adalah sebesar 0.467.58
Berdasarkan pennelitian terdahulu yang di kemukakan diatas terdapat perbedaan antara penelitian penulis dan penelitian terdahulu yaitu terletak pada variabel. Variabel yang digunakan penulis pada penelitiannya yaitu harga, promosi, pelayanan dan minat. Penelitian penulis menganai pengaruh harga, promosi, dan pelayanan terhadap minat berbelanja. Perbedaaan lainnya yaitu terletak pada objek
57
Okky Wenkyca, Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan Kualitas Produk, Kualitas
Layanan, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelia (Studi Kasus pada 123 Dissign and Photography), Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (Semarang: Universitas Diponogoro,2012).
58
Bangun Adi Wibowo, Pengaruh Suasana Toko, Promosi, dan Lokasi Terhadap Minat Beli Di
Planet Distro Kota Banjarnegara, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, (Yogyakarta;
penelitian dimana penulis menetapkan objek penelitiannya di Fajar Toserba Jalaksana.
I. Kerangka pemikiran
Di era globalisasi sekarang ini persaingan usaha sangat pesat. Perusahaan harus mampu bersaing antara satu sama lain. Strategi pemasaran yang harus diterapkan pada perusahaannya yaitu harus berorientasi pada konsumen. Strategi pemasaran harus mampu menarik konsumen agar melakukan pembelian diperusahaan tersebut. Minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu hal dan disertai keinginan untuk mengatahui dan mempelajari maupun
tindakan lebih lajut.59
Harga merupakan nilai pertukaran barang dan jasa atau sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk.60Harga merupakan salah satu faktor pertimbangan
konsumen dalam memilih atau menentukan pilihan terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan harus mampu menentukan harga dari produk yang dijual dapat bersaing dipasaran. Harga yang diberikan perusahaan harus mampu bersaing dipasaran. Seharusnya dengan harga yang semakin bersaing maka akan mempengaruhi minat beli yang akan semakin tinggi. Harga yang rendah akan menimbulkan minat yang tinggi. Atau semakin kompetitif harga makan akan semakin menimbulkan minat yang tinggi.
Promosi merupakan suatu fungsi untuk memberikan informasi, dengan tujuan
meyakinkan dan mengetahui, sebuah keputusan pembelian.61 Sebagian besar tujuan
promosi adalah untuk menstimulasi permintaan atau keinginan tertentu terhadap merek tertentu. Dengan tujuan akhir untuk meninngkatkan penjualan. Seharusnya
59
Bimo Walgito, Pengantar Pisikologi Umum, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1981), 18.
60Terjemahan Boone Loouis, Krutz, Contemporary Business, 11𝑡ℎ Edition, penerjemah Shirly
Tiolina, Hapsary (Jakarta: Salemba empat, 2007),160.
dengan alat-alat promosi yang digunakan secara intens akan mempengaruhi minat beli yang akan semakin meningkat.
Tempat merupakan lokasi dimana berdirinya suatu perusahaan, atau lokasi dimana perusahaan menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya. Tempat akan sangat menentukan kesuksesan suatu jasa karena memiliki hubungan yang erat dengan pasar perusahaan. Seharusnya dengan semakin strategis dan semakin baik tata letak bangunan maka akan mempengaruhi minat beli yang akan meningkat.
Berangkat dari teori yang dikemukakan diatas maka penulis membuat kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
J. Hipotesis teoretik
Hipotesis penelitian adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis sesungguhnya baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis, penulis dalam penelitian ini menjadi jelas arah pengujianya, hipotesis akan membimbing peneliti dalam
Harga (𝑋1)
Promosi (𝑋2)
Tempat (𝑋3)
Minat Berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana
melaksanakan penelitian dilapangan sebagai objek pengujian maupun dalam
pengumpulan data.62
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho1: Tidak ada pengaruh harga terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana.
Ha1: Ada pengaruh harga terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana. Ho2: Tidak ada pengaruh promosi terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba
Jalaksana.
Ha2: Ada pengaruh promosi terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana. Ho3: Tidak ada pengaruh tempat terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba
Jalaksana.
Ha3: Ada pengaruh tempat terhadap minat berbelanja di Fajar Toserba Jalaksana.
62