KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TANTANGAN DAN STRATEGI FISKAL
UNTUK AKSELERASI PEMULIHAN
EKONOMI
HIDAYAT AMIR
KEPALA PUSAT KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
BADAN KEBIJAKAN FISKAL, KEMENTERIAN KEUANGAN
8 Februari 2021
2
PERKEMBANGAN PANDEMI
DAN RESPON KEBIJAKAN
1
J-20 F-20 M-20 A-20 M-20 J-20 J-20 A-20 S-20 O-20 N-20 D-20 J-21
Kasus Harian Covid-19 Global
(7 Feb 2021)
496.890
11.528
M-20 A-20 M-20 J-20 J-20 A-20 S-20 O-20 N-20 D-20 J-21
Kasus Harian Covid-19 Indonesia
(7 Feb 2021)
1,16
juta KASUS KUMULATIF (2,7%)31,6
ribu KEMATIAN (15,2%)176,3
ribu KASUS AKTIF (82,0%)950,0
ribu SEMBUH106,7
juta KASUS KUMULATIF (2,2%)2,3
juta KEMATIAN (24,3%)26,0
juta KASUS AKTIF (73,5%)78,4
juta SEMBUH7 days moving average 7 days moving average
COVID-19 MASIH MENJADI TANTANGAN TERBESAR BAGI PEREKONOMIAN GLOBAL DAN INDONESIA
Vaksinasi menjadi salah satu kunci utama untuk pengandalian pandemi dan pemulihan ekonomi global dan Indonesia
• Kasus kumulatif Covid-19 terus meningkat di tingkat dunia dan Indonesia • Pengetatan restriksi di
berbagai negara sejak akhir tahun berhasil
memperlambat laju
penambahan kasus global. • Indonesia akan terus
meningkatkan upaya 3T, 3M, dan penguatan fasilitas kesehatan untuk
mengendalikan laju pandemi.
• Vaksinasi global dan
Indonesia terus diakselerasi, sebagai salah satu langkah kunci pengendalian
pandemi dan pemulihan ekonomi.
Sumber: Worldometer & Kemenkes
2.9
2.3
-1.0
-2.1
-3.1
-3.5
-5.0
-5.8
-8.3
-8.4
-8.8
-9.5
-25.0 -20.0 -15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0Vietnam China South Korea Indonesia Russia United States
Germany Singapore Mexico France Italy Philippines
Q1 Q2 Q3 Q4 2020
Vietnam dan Tiongkok mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif
Kontraksi ekonomi
Indonesia relatif moderat, salah satu yang terkecil di antara G-20 dan ASEAN
Momentum pemulihan global diperkirakan berlanjut di 2021 didukung vaksinasi dan kebijakan berbagai negara yang masih ekspansif
Resiliensi ekonomi Indonesia didukung kebijakan yang cepat, terukur, dan extraordinary
Pertumbuhan Ekonomi Berbagai Negara (%, yoy)
TEKANAN EKONOMI INDONESIA SALAH SATU YANG PALING MODERAT
Daya tahan ekonomi Indonesia didukung berbagai kebijakan cepat, terukur, dan extraordinary
2017
5,1
20185,2
20195,0
Q1 20202,97
Q2 2020-5,32
Q3 2020-3,49
Q4 2020-2,19
APBN 20215,0
PANDEMI COVID-19• Melalui pelebaran defisit APBN 2020 hingga 6,1% PDB,
realisasi belanja negara Rp2.589,9 triliun, termasuk realisasi PEN Rp579,8 triliun, negara hadir mencegah kontraksi
ekonomi lebih dalam akibat pandemic di 2020.
• Pada 2021, APBN dan kebijakan fiskal melanjutkan perannya
sebagai alat pendorong pemulihan ekonomi nasional.
APBN berhasil menahan
kontraksi ekonomi lebih
dalam akibat tekanan
pandemi Covid-19.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%, yoy)
Kerja keras APBN berlanjut di 2021
Tanpa intervensi APBN
& PEN,
kontraksi
ekonomi 2020 akan
lebih dalam
APBN BEKERJA KERAS MENGATASI DAMPAK PANDEMI COVID-19
APBN berhasil sebagai instrumen countercyclical menahan kontraksi ekonomi yang lebih dalam
5 APBN & PEN
Sumber: BPS
Realisasi
Sementara 2020 (per 5 Feb 2021)Alokasi 2021
Belanja APBN Rp2.589,9 T Rp2.750,0 T
Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) Rp579,8 T Rp627,9 T Kesehatan Rp63,5 T Rp133,1 T Perlindungan Sosial Rp220,4 T Rp148,7 T
Dukungan UMKM &
Pembiayan Korporasi Rp173,2 T Rp157,6 T Insentif Usaha & Pajak Rp56,1 T Rp47,3 T Program Prioritas Rp66,6T Rp141,4 T
108.7 98. 1 59. 5 52. 6 72. 3 30. 5 57. 2 37. 0 130.0 41. 1 43. 4 1 3 1 .2 1 1 8 .7 7 3 .3 6 1 .7 89 .3 3 8 .5 6 7 .6 4 8 .9 1 3 1 .2 5 0 .4 4 6 .6 133.6 118. 6 72. 2 66. 5 89. 9 41. 8 66 .0 52. 5 132.4 56. 4 47. 1
US FRA GER CHN IND INA MAS PHP SGP THA VIE
2019 2020f 2021f
6
• Kebijakan pelebaran defisit
dilakukan berbagai negara
untuk mendukung penanganan Covid-19 dan pemulihan
ekonomi.
• Pelebaran defisit fiskal Indonesia
relatif moderat dibanding
negara ASEAN dan G20.
PROYEKSI IMF ATAS
UTANG PUBLIK (% THD PDB)
• Rasio utang publik Indonesia tetap termasuk yang palingrendah.
• Pertambahan utang di 2020 juga salah satu yang paling
kecil di antara negara ASEAN
dan G20.
PROYEKSI DEFISIT FISKAL (% THD PDB)
*) Realisasi Sementara 2020 22.5% 20.6% 13.8% 9.1% 17.0% 8.0% 10.4% 11.9% 1.2% 9.3% 3.2%
Sumber: IMF’s World Economic Outlook - Oktober,, Pemerintah AS, Indonesia, Tiongkok & Vietnam
LANGKAH EXTRAORDINARY INDONESIA DIBARENGI SIKAP PRUDEN
Pelebaran defisit dan kenaikan utang Indonesia lebih kecil dibanding sebagian besar perekonomian
-4. 9 -3. 1 1. 4 -4. 3 -7. 0 -2. 3 -2. 9 -0.7 3. 9 -0.1 -2. 9 -1 4 .9 -10 .8 -8.2 -1 1 .9 -1 3 .1 -6 .1 -6 .5 -8 .1 -10 .8 -5 .2 -4.0 -8. 6 -6.5 -3. 2 -1 1 .8 -10. 9 -5. 7 -4. 7 -7. 3 1 .2 -4. 9 -4. 0
US* FRA GER CHN IND INA* MAS PHP SGP THA VIE*
5.02 -2.07 5.06 5.05 5.01 4.96 2.97 -5.32 -3.49 -2.19 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Tahunan Triwulanan
Pertumbuhan PDB Indonesia (%, YoY)
▪ Pemerintah berperan sebagai sentral
pemulihan, menjadi satu-satunya komponen
yang tumbuh positif
. Komponen pengeluaran
lainnya menunjukkan arah perbaikan
▪ Arah pemulihan
ini akan terus
didorong lebih
cepat di 2021
melalui APBN yang tetap
countercyclical
, program vaksinasi yang efektif,
dan PEN yang diperkuat.
2019
2020
2.8 -5.5 -4.0 -3.6 -2.6 -10 -5 0 5 10 Q1 Q2 Q3 Q4 3.7 -6.9 9.8 1.8 1.9 Q1 Q2 Q3 Q4 1.7 -8.6 -6.5 -6.2 -5.0 Q1 Q2 Q3 Q4 0.2 -11.7 -10.8 -7.2 -7.7 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 Q1 Q2 Q3 Q4 -2.2 -17.0 -21.9 -13.5 -14.7 Q1 Q2 Q3 Q4 Konsumsi Rumah Tangga(57,7%)* Konsumsi Pemerintah (9,3%) Investasi (PMTB) (31,7%) Ekspor (17,2%) Impor (16.0%)
* (…%) Kontribusi terhadap PDB Nominal 2020
Sumber: BPS (diolah)
PERTUMBUHAN EKONOMI MELANJUTKAN FASE PEMULIHAN
Belanja pemerintah berhasil mendorong pemulihan ekonomi
10.6 1.1 -0.9 2.4 3.3 Q1 Q2 Q3 Q4 9.8 10.9 10.7 10.9 10.6 3 5 7 9 11 13 15 17 Q1 Q2 Q3 Q4 10.4 3.7 15.316.5 11.6 Q1 Q2 Q3 Q4 5.9 1.2 2.4 1.4 2.6 Q1 Q2 Q3 Q4
TREN PEMULIHAN JUGA DITUNJUKKAN DARI SISI PRODUKSI
Informasi dan Komunikasi
(4,5%) Jasa Kesehatan (1,3%) Jasa Pendidikan (3,6%) Real Estat
(2,9%) Jasa Keuangan & Asuransi(4,5%)
(…%) Kontribusi terhadap PDB Nominal 2020 Sumber: BPS (diolah) 2.1 -6.2 -4.3 -3.1 -2.9 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 Q1 Q2 Q3 Q4 Industri Pengolahan (19,9%)* 1.3 -30.8 -16.7 -13.4 -15.0 Q1 Q2 Q3 Q4 Transportasi & Pergudangan (4,5%) 0.4 -2.7 -4.3 -1.2 -2.0 Q1 Q2 Q3 Q4 Pertambangan (6,4%) 1.9 -22.0 -11.8 -8.9 -10.2 -35.0 -25.0 -15.0 -5.0 5.0 Q1 Q2 Q3 Q4
Akomodasi & Makan Minum (2,6%) 2.9 -5.4 -4.5 -5.7 -3.3 Q1 Q2 Q3 Q4 Konstruksi (10,7%) Tahunan Triwulanan 0.0 2.2 2.1 2.6 1.8 -1 1 3 5 7 9 11 Q1 Q2 Q3 Q4 Pertanian (13,7%) 1.6 -7.6 -5.1 -3.6 -3.7 Q1 Q2 Q3 Q4 Perdagangan (12,9%)
PERTUMBUHAN TINGGI PERTUMBUHAN POSITIF MODERAT
PERTUMBUHAN NEGATIF MODERAT
PERTUMBUHAN NEGATIF DALAM
3.8 2.3 2.0 1.3 2.3 Q1 Q2 Q3 Q4 • Sebagian sektor berdaya tahan (resilient) tumbuh positif di masa pandemi
• Sebagian besar sektor
strategis yang
menghadapi tekanan telah menunjukan arah pemulihan • Kontraksi industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan semakin moderat • Pemerintah hadir dalam memberikan bantalan bagi dunia usaha
9
PERAN PENTING KEBIJAKAN FISKAL DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID-19
Pemerintah bergerak cepat dan terukur dalam menjaga kesehatan serta mendorong pemulihan ekonomi nasionalREFOCUSING DAN REALOKASI ANGGARAN Prioritas anggaran ke kegiatan penanganan Covid-19. STIMULUS I Rp8,5 TRILIUN Memperkuat ekonomi dometik melalui percepatan belanja, kebijakan mendorong padat karya, serta stimulus belanja.
STIMULUS II Rp22,5 TRILIUN
Menjaga daya beli masyarakat dan kemudahan ekspor-impor melalui stimulus fiskal, non-fiskal, dan kebijakan di sektor keuangan. PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN) Rp405,1 TRILIUN Implementasi Perppu No. 1 tahun 2020 terkait kebijakan keuangan negara
(kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan pemulihan ekonomi) serta kebijakan di sektor
keuangan.
PERLUASAN
STIMULUS PEN
Rp695,2 TRILIUN
Perluasan program untuk penguatan aspek
kesehatan serta ekonomi.
Perkembangan Kebijakan Fiskal Extraordinary dalam Penanganan Covid-19
Instrumen Kebijakan Fiskal yang Diambil Pemerintah
Penerbitan Perppu No. 1/2020
Penyesuaian APBN Tahun 2020
(Perpres 54 & 72) Program PEN
Pembiayaan & Burden
Sharing
Menjadi landasan hukum dalam mengambil extraordinary
measure untuk menghadapi
Covid-19. Sudah disahkan
menjadi UU Nomor 2 Tahun 2020.
Melalui perubahan APBN 2020, Pemerintah melebarkan defisit ke 6,34% dari PDB sebagai langkah
extraordinary menghadapi Covid-19.
Sebesar Rp695,2 triliun (4,2% dari PDB) dialokasikan Pemerintah untuk mempercepat penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.
Pelebaran defisit APBN memerlukan sumber pembiayaan tambahan antara lain melalui skema burden
10
1. Realisasi Pendapatan Negara tahun 2020 sebesarRp1.633,6 T terkontraksi 16,7% terutama dipengaruhi terkontraksinya perekonomian, belum pulihnya sektor riil dan pemberian insentif fiskal untuk pemulihan ekonomi;
2. Belanja masih tumbuh 12,2% dari realisasi 2019 untuk countercyclical dalam rangka mendukung penanganan Covid-19 dan akselerasi pemulihan ekonomi;
3. Secara umum realisasi penangan program penangan COVID-19 dan PEN cukup optimal mencapai Rp579,8 T (83,4% dari pagu Rp695,2T), dan dapat menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan serta mencegah pemburukan yang semakin dalam bagi UMKM dan dunia usaha;. 4. Defisit dapat dikendalikan 6,09% PDB T
5. Terdapat Silpa Rp234,7 T yang didalamnya
termasuk Rp66,75 T untuk dukungan dunia usaha melalui perbankan, serta Rp50,9 T akan
di-carryover untuk penanganan kesehatan dan PEN
lainnya di tahun 2021.
REALISASI APBN 2020 TELAH MENCERMINKAN KEHADIRAN NEGARA DALAM
MENANGANI DAMPAK COVID-19 TERHADAP MASYARAKAT DAN DUNIA USAHA
11 53 % KESEHATAN Realisasi sementara
Rp63,51 T
• Anggaran kesehatan PEN a.l. telah
menopang insentif nakes serta belanja intervensi penanganan Covid-19 (sarpras, biaya klaim, dan vaksin)
• Anggaran ini tidak termasuk Silpa
earmark Rp47,07 T* untuk program vaksinasi 2021 100 % PERLINDUNGAN SOSIAL Realisasi sementara
Rp220,39 T
• Anggaran perlindungan sosiala.l.
mampu memberikan dukungan daya beli kepada masyarakat untuk menekan laju peningkatan kemiskinan dan
kesenjangan.
• Target anggaran ini yaitu untuk KPM
pada DTKS, pekerja terdampak, serta peserta dan tenaga didik
100 % SEKTORAL & PEMDA Realisasi sementara
Rp66,59 T
• Anggaran sektoral & Pemdaa.l. telah dimanfaatkan pemda serta K/L dalam proses pemulihan ekonomi
• Anggaran ini termasuk dukungan
pariwisata, padat karya K/L, DID
Pemulihan, DAK Fisik, serta Food Estate
97%
DUKUNGAN UMKM
Realisasi sementara
Rp112,44 T
• Anggaran UMKM a.l. membantu
permodalan dan cashflowUMKM agar
tetapsurvivedan dapat melakukanjump
start pada masa pemulihan ekonomi
• Anggaran sebesar Rp3,87 T* akan
digunakan untuk pendanaan dukungan UMKM/Korporasi 2021 100 % PEMBIAYAAN KORPORASI Realisasi sementara
Rp60,73 T
• Dukungananggaran pembiayaan korporasi
diberikan melalui BUMN dan penjaminan kredit modal kerja
• Secara spesifik, anggaran ini meliputi PMN
untuk 6 BUMN dan 2 Lembaga (LPEI dan LPI/INA) serta Pinjaman untuk 5 BUMN dalam Rangka PEN telah direalisasi pada akhir Desember 2020 47 % INSENTIF USAHA Realisasi sementara
Rp56,12 T
• Anggaran insentif usahadiberikan dalam bentuk insentif perpajakan untuk menjaga kelangsungan dunia usaha serta daya beli masyarakat
• Analisis Awal mengindikasikan insentif fiskal
memberikan pengaruh terhadap kelangsungan usaha WP
*diluar realisasi sementara
PROGRAM PEN 2020 MEMBERI DUKUNGAN PADA BERBAGAI ASPEK PENTING DI MASYARAKAT
Realisasi PEN 2020 mencapai Rp579,8 triliun
12
Simulasi Perubahan Pengeluaran Rumah Tangga Akibat Covid-19 dan Perlinsos ▪ Manfaat terbesar Perlinsos dirasakan oleh
penduduk miskin dan rentan (kelompok 50% termiskin)
▪ Program Perlinsos menjangkau hingga penduduk kelas menengah yang terdampak (misal bantuan upah, kartu prakerja, dan subsidi kuota internet)
▪ Tanpa program PEN, kemiskinan diperkirakan tertekan lebih dalam di tahun 2020
▪ Kelas menengah dan kaya (kelompok 10% ke-6 ke atas) cenderung menahan konsumsi, akibat terbatasnya mobilitas. Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan tumbuh mencapai 10,9%
Sumber: Perhitungan BKF, atas realisasi berbagai program Perlinsos 2020
Catatan: a) simulasi dilakukan terhadap pertumbuhan konsumsi RT nominal 2020 menggunakan Susenas 2019. b) distribusi Program Perlinsos dilakukan berdasarkan penerima manfaat di Susenas
Realisasi
Perlinsos PEN
Rp220,39 T
PKH 10 jtKPM Kartu Sembako 19,4 jtKPM Bantuan Sembako Jabodetabek 2,2 jtKPM Bansos Tunai Non Jabodetabek 9,2 jtKPMBantuan Tunai Sembako Non PKH9 jtKPM
Bantuan Beras peserta PKH10 JutaKPM
Kartu pra Kerja5,6 juta
penerima BLT Dana Desa
8 juta penerima Bantuan Upah
12,4 juta karyawan BSU Tenaga Pendidik Honorer2,6 juta guru honorer Subsidi Kuota Internet PJJ51 Jutaorang penerima
Diskon Listrik32,1 Jutarumah tangga
-6.8% -7.7% -8.2% -7.8% -7.6% -7.8% -8.1% -8.1% -7.6% -3.6% 10.9% 7.8% 6.8% 5.9% 5.1% 2.3% 1.9% 1.5% 1.2% 0.7% 4.0% 0.1% -1.4% -1.9% -2.5% -5.5% -6.2% -6.5% -6.5% -3.0% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 10% Termiskin 2 3 4 5 6 7 8 9 10% Terkaya Perubahan Pengeluaran Karena Covid-19 Perubahan Pengeluaran Karena Perlinsos Net Perubahan Pengeluaran RT
PROGRAM PERLINSOS 2020 DIESKALASI UNTUK MITIGASI DAMPAK NEGATIF
0.92 0.76 2.39 (5.62) (0.84) 4.55 (8) (6) (4) (2) 2 4 6 2019 2020 J uta orang
Buruh/Karyawan Tetap Terdampak Pandemi Beralih Menjadi Buruh Informal atau Menjalankan Usaha
Usaha
Buruh/Karyawan Tetap Buruh Informal
PROGRAM DUKUNGAN UMKM PEN MENJADI BANTALAN DUNIA USAHA
Terutama bagi sektor informal dan UMKM dalam bertahan menghadapi dampak Pandemi Covid-19
Sumber: BPS, diolah, dalam juta orang
Banpres Usaha Mikro (BPUM) 12 Jutausaha
Subsidi Bunga UMKM
19,1 jt debitur Pembiayaan investasi LPDB 63 mitra Koperasi &
101.011UMKM
Penjaminan kredit UMKM 890,2 rbdebitur
➢ Selain membantu UMKM terdampak COVID-19 agar dapat bertahan, Program Dukungan UMKM PEN turut mendukung
sektor informal sebagai bantalan penurunan pekerja formal terdampak COVID-19.
➢ Terjadi penciptaan kesempatan kerja baru dari buruh
informal dan UMKM per Agustus 2020:
▪ Buruh informal naik 4,55 juta pekerja
▪ Terdapat tambahan 0,76 juta orang menjalankan usaha ▪ Sementara, buruh atau karyawan tetap (sektor formal)
mengalami penurunan sebesar 5,62 juta orang
Penempatan Dana 4,7 jtdebitur PPh Final 245,65 rbWP UMKM 13
Subsidi dan
dukungan usaha
PEN membantu
UMKM dan Sektor
14
ARAH KEBIJAKAN FISKAL
2021
2
POSTUR APBN 2021
Kebijakan fiskal ekspansif-konsolidatif untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi
Tingkat Kemiskinan
9,2 – 9,7%
Tingkat Pengangguran7,7 – 9,1%
Rasio Gini0,377 – 0,379
IPM
72,78-72,95
Pendapatan
Negara
1.743,6
Perpajakan
1.444,5
PNBP
298,2
Hibah
0,9
Belanja
Negara
2.750,0
Bel. Pusat
1.954,5
TKDD
795,5
Pembiayaan
1.006,4
Defisit
5,7% PDB
Growth Inflasi SBN 10 Thn Nilai Tukar ICP Lifting Minyak
5% 3,0% 7,29% Rp14.600/USD 45 US$/barel 705rb barel/hr
Lifting Gas
16
KEBIJAKAN
STRATEGIS
APBN 2021
mendukung akselerasi pemulihan & transformasi ekonomi menuju Indonesia
Maju
PENDIDIKAN
(Rp550,0T)
• Peningkatan skor PISA • Penguatan PAUD,
• Peningkatan kompetensi guru.
Melalui belanja Pem. Pusat & TKDD: BOS, Dana Desa untuk PAUD, PIP, Tunjangan Guru, Bidik Misi/KIP Kuliah, LPDP.
PERLINDUNGAN
SOSIAL (Rp408,8T)
• Melanjutkan perlinsos, • Reformasi secara bertahap:
perlinsos komprehensif berbasis siklus hidup dan antisipasi aging
population,
• Penyempurnaan DTKS.
Prioritas 2021 a.l. PKH (10 juta KPM), Bansos Tunai (9 juta KPM), Kartu Sembako (20 juta KPM), PBI JKN (96,8 juta jiwa).
KETAHANAN PANGAN
(Rp99,0T)
• Meningkatkan produksi pangan
(padi, jagung, kedelai, daging, dll),
• Revitalisasi sistem pangan nasional,
dan
• Pengembangan Food Estate
(Kalteng, Sumsel, Papua)
KESEHATAN
(Rp169,7T)
• Akselerasi pemulihan kesehatan
akibat Covid-19,
• Reformasi JKN,
• Health Security Preparedness
Prioritas 2021: antisipasi pengadaan vaksin & vaksinasi, pemenuhan sarpras/lab/litbang/PCR, bantuan iuran peserta PBI JKN,
pembangunan/rehab Puskesmas & RS, BOK.
INFRASTRUKTUR
(Rp417,4T)
• Penyediaan layanan dasar (rusun,
bendungan, akses sanitasi, jaringan irigasi)
• Peningkatan konektivitas (jalan,
jembatan, bandara, rek kereta)
• Dukungan pemulihan ekonomi
serta melanjutkan program prioritas yang tertunda.
BIDANG TIK
(Rp26,0T)
• Optimalisasi memanfaatkan TIK untuk
mendukung dan meningkatkan kualitas layanan publik (efisiensi, kemudahan dan percepatan)
• Prioritas a.l. Penyediaan BTS 5.053
lokasi desa, Penyediaan akses internet di 12.377 lokasi layanan publik, Pusat Data Nasional, dll.
PARIWISATA
(Rp14,2T)
• Mendorong pemulihan sektor
pariwisata dengan fokus 5 kawasan super prioritas (Danau Toba,
Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang)
• Pengembangan skema KPBU
17
TANTANGAN PELAKSANAAN APBN 2021
Perekonomian global dan domestik mulai menunjukan trend pemulihan namun masih dibayangi ketidakpastian, sehingga perlu
langkah antisipasi
Dukungan pendanaan untuk:
1. Mendukung kebutuhan program
vaksinasi;
2. Melanjutkan trend pemulihan ekonomi: (Kesehatan, Perlinsos
al.PKH,Sembako, Bansos tunai, Kartu Pra Kerja, diskon listrik, dan
dukungan UMKM dan dunia usaha);
3. Refocusing dan realokasi untuk
mendukung program vaksinasi dan
akselerasi pemulihan ekonomi;
Pemerintah tetap menjaga agar defisit terkendali dilevel 5,7% PDB dan menjaga program pemulihan nasional
Potensi pencapaian target penerimaaan perpajakan masih menghadapi
tantangan, seiring recovery ekonomi yang
belum sepenuhnya pulih, maka perlu diantisipasi dan mitigasi risikonya
Tantangan dalam pelaksanaan APBN 2021, perlu dimitigasi sejak dini untuk
mengendalikan risiko dalam rangka
mendukung konsolidasi fiskal di tahun 2023,
defisit kembali maksimal 3% PDB
Perkembangan kasus COVID-19 masih eskalatif, namun perkembangan vaksin lebih cepat akan meningkatkan ekspektasi pelaku usaha dan masyarakat sehingga
dapat membangkitkan optimisme;
1
2
3
4
5
6
Semester 1 2021
• Melanjutkan paket insentif dunia usaha existing, termasuk insentif yang tergabung dalam PMK 9/2021 berlaku hingga 30 Juni 2021 • Paket Kebijakan Terpadu KSSK untuk
peningkatan pembiayaan dunia usaha dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi.
Semester 2 2021
• Pemberian dukungan bagi dunia usaha secara lebih targeted pada sektor-sektor potensial sumber pemulihan ekonomi • Mendorong efektivitas Paket Kebijakan
Terpadu untuk mendukung ekspansi dunia usaha
Menjaga tren pemulihan menuju zona positif Dunia usaha fase pemulihan lebih kuat dan menjadi motor pertumbuhan yang berkelanjutan
Program PEN &
paket-paket kebijakan dunia
usaha
untuk mendorong
lebih jauh pemulihan dan
mengantisipasi tekanan
pandemi
Vaksinasi bersama
penguatan 3T dan 3M
sebagai upaya
pengendalian pandemi dan
landasan utama pemulihan
ekonomi yang solid
ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS UNTUK MENJAGA MOMENTUM PEMULIHAN
Akselerasi vaksinasi dan pengendalian pandemi, serta penguatan program-program stimulasi ekonomi
0.8 0.9 2.6 3.2 4.2 5.4 16.5 31.2 40.5 128.7 Rusia Indonesia Turki Brazil UEA India EU Tiongkok AS Dunia
Progres vaksinasi di beberapa negara
(7 Feb 2021, dalam juta dosis)
Sumber: Bloomberg Vaccine Tracker, negara pilihan
PENTAHAPAN SASARAN PENERIMA VAKSIN COVID-19
PETUGAS KESEHATAN Vaksinasi dilakukan tersebar di 34 provinsi 1,3 jt PETUGAS PUBLIK 17,4 jt LANSIA Setelah mendapat informasi keamanan
vaksin untuk umur tersebut 21,5 jt MASYARAKAT RENTAN Masyarakat di daerah dengan resiko penularan tinggi 63,9 jt MASYARAKAT LAINNYA Dengan pendekatan kluster sesuai ketersediaan vaksin 77,4 jt
WAVE II : APR 2021-MAR 2022 WAVE I : JAN-APR 2021
19
PEN INSTRUMEN UTAMA PENANGANAN COVID-19 DAN PEMULIHAN EKONOMI 2021
Bukti komitmen pemerintah untuk mendorong keberlanjutan pemulihan ekonomiKesehatan
Rp133,07 T
2020 : Rp63,51 T 1. Pengadaan dan operasional vaksin Covid-192. Sarpras dan Alkes 3. Biaya klaim perawatan 4. Insentif Nakes dan
Santunan Kematian 5. Bantuan Iuran BPJS utk
PBPU/BP
6. Insentif perpajakan Kesehatan (termasuk insentif PPN dan BM pembelian vaksin)
*) Angka 2021 temasuk usulan tambahan dan angka 2020 merupakan realisasi sementara, Insentif usaha bisa mencapai Rp62,44 T (menunggu audit BPK)
Program
Prioritas
Rp141,36 T
1. Dukungan Pariwisata 2. Ketahanan Pangan/Food Estate 3. Pengembangan ICT 4. Pinjaman ke daerah dansubsidi pinjaman daerah 5. Padat Karya K/L
6. Kawasan Industri
7. Program Prioritas lainnya
Sektoral K/L dan Pemda 2020 : Rp66,59 T
Insent
Rp141,36 T
Insentif Usaha
Rp47,27 T
Perlindungan
Sosial
Rp148,66 T
1. PKH 10 jt KPM 2. Kartu Sembako 3. Pra Kerja 4. BLT Dana Desa 5. Bansos Tunai 10 jutaKPM
6. Subidi Kuota PJJ 7. Diskon Listrik
1. Subsidi bunga KUR dan non-KUR
2. Penjaminan Loss Limit UMKM dan Korporasi 3. IJP UMKM dan Korporasi 4. Pembebasan Rekmin dan
Biaya Abonemen Listrik 5. Pembiayaan PEN Lainnya 6. Penempatan Dana dan
Cadangan
7. PMN kepada BUMN yang menjalankan penugasan (HK, ITDC, Pelindo III, KIW)
Dukungan UMKM &
Pembiayaan
Korporasi
Rp157,57 T
2020 : Rp173,17 T 1. PPh 21 DTP 2. Pembebasan PPh 22 Impor 3. Pengembalian Pendahuluan PPN 4. PPh Final DTP UMKM 5. Pengurangan angsuran PPh pasal 25 6. Penurunan tarif PPh Badan 7. PPN tidak dipungut KB/KITE8. Insentif Bea Masuk
Proyeksi Alokasi 2021 Rp627,9 T* (2020 sebesar Rp579,78 T)*
2020 : Rp220,39 T
20
STRATEGI KONSOLIDASI
FISKAL
3
MENDORONG KONSOLIDASI FISKAL YANG SMOOTH
Langkah konsolidasi fiskal yang smooth sangat dipengaruhi efektivitas penanganan COVID-19 dan PEN, keberhasilan reformasi serta kemampuan merespon uncertainty
Efektivitas
penanganan
COVID-19
Efektivitas
Program
PEN
Efektivitas
Reformasi
Struktural
Kemampuan
merespon
uncertainty
▪ Apabila penanganan COVID-19 efektif, recovery cepat, reformasi berjalan,kemampuan meredam uncertainty
optimal → Konsolidasi fiskal smooth (risiko fiskal terkendali dan terhindar dari opportunity loss) →defisit
dapat kembali maksimal 3% PDB di 2023;
▪ Apabila penanganan COVID-19 kurang efektif, recovery lambat, reformasi terhambat, kemampuan meredam
uncertainty kurang optimal → Konsolidasi fiskal kurang smooth bila defisit kembali maksimal 3% PDB di
2023, (trade off antara pengendalian risiko dan menghindari opportunity loss);
KONSOLIDASI FISKAL JANGKA MENENGAH SECARA BERTAHAP
Reformasi yang holistik menjadi kunci untuk mendukung langkah konsolidasi fiskal 2023
▪ Efisiensi belanja kebutuhan dasar
▪ Fokus program prioritas ▪ Berorientasi pada hasil
(result based)
▪ Transformasi subsidi ke bansos
▪ Efektivitas perlinsos
(akurasi data dan integrasi atau sinergi program) ▪ Quality control TKDD ▪ Skema KPBU lebih masif ▪ Daya tahan (automatic
stabilizer).
Penguatan spending better
2
▪ Inovasi penggalian potensi▪ Perluasan basis perpajakan ▪ Sistem perpajakan yang
sejalan dengan struktur perekonomian
▪ Optimalisasi pengelolaan aset dan inovasi layanan ▪ Penguatan tata kelola dan
kebijakan melalui implementasi peraturan pelaksanaan UU PNBP. Peningkatan Pendapatan
1
▪ Inovasi pembiayaan ▪ Pendalaman pasar (financial deepening) ▪ Penguatan peran SWF &SMV
▪ Utang sebagai instrumen untuk countercyclical lebih kuat namun dikelola secara prudent
▪ Mendorong efektivitas pembiayaan investasi a.l pemberian PMN ke BUMN dilakukan secara selektif.
Pembiayaan inovatif &
sustainable
3
▪ Mensinkronkan waktu penerbitan SBN dengan posisi kas
▪ Menjaga batas efisien
fiscal buffer yang aman
▪ Mengembangkan manajemen kas yang fleksibel dan terkoneksi dengan pasar keuangan ▪ Meminimalisir idle cash
dan menjaga likuiditas untuk menopang
kebutuhan prioritas.
Fiscal buffer yang handal &
efisien