PENANGGULANGAN SARS
PEDOMAN PENGAMBILAN
DAN PEMERIKSAAN SPESIMEN
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II PENGERTIAN ... 2
BAB III TUJUAN UMUM ... 4
BAB IV PEDOMAN PENGAMBILAN DAN PEMERIKSAAN SPESIMEN ... 5 A. Tujuan ... 5 B. Sasaran ... 5 C. Langkah-Langkah ... 6 1. Pengambiulan Spesimen ... 6 2. Pengiriman Spesimen ... 6
3. Prosedur Cara Pengambilan Spesimen Yang Berhubungan Dengan Kasus SARS ... 6
BAB V PENUTUP ... 14
DAFTAR PUSTAKA ... 15 LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
WHO (Maret 2003) menyatakan perlunya kewaspadaan global suatu penyakit SARS, yang belum teridentifikasi jelas etiologi dan pengobatannya. WHO memberi nama penyakit ini sebagai “Severe Acute Respiratory Syndrome” (SARS) atau penyakit pernapasan akut berat.
Kejadian SARS diberbagai negara periode November – 9 April 2003, WHO melaporkan negara-negara terjangkit SARS yaitu : Australia, Belgia, Brazil, China, Hongkong, Taiwan, Perancis, Jerman, Italia, Irlandia, Rumania, Spanyol, Switzerland, United Kingdom, Amerika Serikat, Thailand, Singapore, Malaysia, Vietnam dan lan-lain. Total penderita 2.671 dengan 103 kematian (CFR = 3,9 %). WHO merekomendasikan setiap orang yang menderita demam panas mendadak untuk menunda perjalanannya sampai sehat kembali dari negara terjangkit “affectiv area “ seperti Kanada (Toronto), Singapura, Cina (Beijing, Guangdong, Hongkong, Shaxi dan Taiwan) serta Vietnam.
WHO melaporkan bahwa 30 % kasus SARS terjadi pada petugas kesehatan. Penularan SARS terjadi karena kontak pada saat merawat penderita Di samping itu risiko penularan dapat terjadi pada penderita lain yang sedang dirawat di rumah sakit, anggota keluarga serumah, orang yang menjaga penderita maupun tamu penderita.
Dalam mengantisipasi penyakit SARS di Indonesia, Departemen Kesehatan telah menyusun pedoman penanggulangannya. Pedoman
Pengambilan dan Pemeriksaan Spesimen ini, merupakan salah satu dan bagian
BAB II
PENGERTIAN
A. DEFINISI SARS
Adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.
B. DEFINISI KASUS
Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu “suspect” dan “probable” sesuai kriteria WHO.
1. Suspect SARS
a. Adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala : Demam Tinggi (>380C), dengan
Satu atau lebih gangguan pernafasan, yaitu batuk, nafas pendek dan kesulitan bernafas
Satu atau lebih keadaan berikut :
- Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, mempunyai riwayat kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosis sebagai penderita SARS *)
- Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, melakukan perjalanan ke tempat terjangkit SARS **)
- Penduduk dari daerah terjangkit. Keterangan:
*) Kontak erat adalah orang yang merawat, tinggal serumah atau berhubungan langsung dengan cairan saluran pernafasan maupun atau jaringan tubuh seseorang penderita SARS
**) Tempat yang dilaporkan terjangkit SARS adalah sesuai dengan ketetapan WHO sebagai negara terjangkit yang pada tanggal 1 April Canada (Toronto), Singapura, China (Guangdong, Hongkong SAR, Shanxi, Taiwan) dan Vietnam (Hanoi)
b. Adalah seseorang yang meninggal dunia sesudah tanggal 1 Nopember 2002 karena mengalami gagal nafas akut yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebabnya. Pada 10 hari sebelum meninggal, orang tersebut mengalami salah satu atau lebih kondisi dibawah ini, yaitu :
1) Kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosa suspect atau probable SARS
2) Riwayat berkunjung ke tempat /negara yang terkena wabah SARS 3) Bertempat tinggal /pernah tinggal di tempat/negara yang terjangkit
wabah SARS.
2. Probable SARS
Adalah kasus Suspect ditambah dengan gambaran foto toraks menunjukkan tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress syndrome,
atau seseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernafasan yang
tidak jelas penyebabnya, dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa respiratory distress syndrome yang tidak jelas penyebabnya.
C. OBSERVASI SARS
Adalah orang yang dalam 10 hari terakhir, pernah kontak erat dengan penderita SARS suspect atau probable (kontak erat), atau mengadakan perjalanan ke negara terjangkit tanpa menunjukkan gejala sakit, atau menderita sakit dengan salah satu gejala demam atau batuk.
Observasi SARS dilakukan pada orang sehat yang berada dalam pengamatan pasif atau aktif.
D. PNEUMONIA NON SARS
Adalah penderita pneumonia yang disertai keadaan berikut, yaitu:
- Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit tidak mempunyai riwayat kontak dengan penderita SARS.
- Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit tidak mempunyai riwayat perjalanan dari daerah/negara yang termasuk dalam daftar negara terinfeksi SARS.
- Pada daerah berisiko SARS dilakukan surveilan masyarakat terhadap kasus pneumonia.
E. ETIOLOGI
Penyebab SARS adalah Corona virus atau Parimoxyviridae virus. Etiologi ini sebagai temuan awal yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut para ahli.
F. MASA INKUBASI
Berdasarkan penelitian sementara ditetapkan masa inkubasi 3-10 hari
G. CARA PENULARAN
Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan penderita SARS baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet Infection”).
Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS.
Masa penularan dari orang ke orang belum teridentifikasi dengan jelas. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Periode aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada unit pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS adalah setelah lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
BAB III
TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum penanggulangan SARS, yaitu:
1. Dapat ditemukan kasus sedini mungkin. 2. Dapat dilakukan tatalaksana kasus.
BAB IV
PEDOMAN PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN
A. Tujuan
Pada saat ini tujuan utama pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen yang berhubungan dengan SARS adalah untuk mengetahui etiologi penyakit yang menimbulkan gejala-gejala SARS di Indonesia.
Pemeriksaan laboratorium tidak ditujukan untuk konfirmasi diagnosis pasien dengan gejala-gejala SARS. Karena itu, manajemen kasus Suspect maupun probable SARS tidak menunggu dan tidak tergantung dari hasil laboratorium ini
B. Sasaran
Untuk sementara ini spesimen hanya diambil dari kasus-kasus Suspect dan
probable SARS (definisi mengacu pada Pedoman Tatalaksana Kasus SARS
di Unit Pelayanan, Subdit Surveilans Epidemiologi, Departemen Kesehatan RI), yang dirawat atau meninggal di Rumah Sakit-Rumah Sakit rujukan kasus SARS (sesuai Keputusan Menkes no. 424/Menkes/SK/IV/2003, tanggal 3 April 2003), yaitu :
a. RS Pirngadi/Adam Malik di Medan b. RS Otorita Batam
c. RSUD Tanjung Balai Karimun d. RSUD Dumai
e. RSUD Tembilahan f. RSUD Tanjung Pinang
g. RSPI Sulianti Saroso di Jakarta h. RS Persahabatan di Jakarta i. RS Muwardi di Solo
j. RS Dr. Soetomo di Surabaya k. RS Sudarso di Pontianak l. RSU Tarakan di Tarakan m. RSU Balikpapan
n. RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo di Makassar o. RSU Malalayang di Manado
C. Langkah-Langkah
1. Pengambilan Spesimen
Pengambilan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas lain yang terampil dan berpengalaman. Sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, spesimen dapat diambil oleh petugas RS/laboratorium setempat, atau oleh petugas laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Pengambilan harus dilakukan dengan memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan dini untuk mencegah terjadinya infeksi. Jenis spesimen yang diambil dapat berupa : usap nasopharynx, usap oropharynx, bilasan broncheoalveolar, aspirat tracheal atau pleural, darah (serum atau darah), urin, tinja, dan jaringan. Dianjurkan untuk mengambil / mengirimkan lebih dari satu macam spesimen.
2. Pengiriman Spesimen
Untuk sementara ini, pemeriksaan laboratorium masih akan dilakukan di CDC Atlanta, Amerika Serikat. Pengiriman spesimen dilaksanakan secara kolektif oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, bekerja sama dengan US NAMRU-2, Jakarta. Untuk bulan pertama, pengiriman akan dilakukan seminggu sekali atau seminggu dua kali. Frekuensi pengiriman selanjutnya akan ditentukan kemudian, sesuai dengan perkembangan epidemiologi SARS di Indonesia, perkembangan teknologi laboratorium global, dan kebijakan Departemen Kesehatan RI. Spesimen dari daerah dibawa ke atau dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan setiap kali ada kasus Suspect atau probable SARS dengan alamat sebagai berikut:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Jl. Percetakan Negara no.29 Jakarta 10560
Up. Drh. Gendro Wahyuhono,MTH.
Tilpon: 021-426-1088 ext. 126 / 021-425-9860 Fax: 021-424-5386
e-mail: [email protected]
3. Prosedur Cara Pengambilan Spesimen Yang
Berhubungan Dengan Kasus SARS
a. Persiapan Petugas Pengambil Spesimen
Petugas pengambil spesimen diharuskan memakai : - Laboratorium jas (lengan panjang)
- Kaca mata plastik (goggle)
- Masker (N 95 untuk petugas dan penderita atau masker bedah sebanyak 3 lapis)
- Tutup kepala (plastik)
- Pakai sepatu boot (disediakan oleh RS di ruang isolasi).
o Macam/ Jenis Spesimen
i. Cairan Tubuh
a) Spesimen Dari Saluran Pernafasan
(1) Spesimen Saluran Pernafasan Atas
Spesimen harus diambil segera pada waktu pasien masih dalam keadaan sakit.
Virus akan hilang dalam waktu 72 jam setelah gejala penyakit timbul, sedangkan kuman patogen lain akan dapat diisolasi setelah lewat 72 jam.
Tiga jenis spesimen dapat diambil untuk isolasi bakteri atau virus dan pemeriksaan dengan PCR. Spesimen tersebut meliputi :
- Usap nasopharynx - Bilasan nasopharynx - Usap uropharynx
Bilasan nasopharynx merupakan spesimen untuk mendeteksi virus saluran nafas, terutama pada anak-anak berumur 2 tahun atau kurang.
Usap Nasopharynx atau Oropharynx
Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik. Jangan menggunakan kapas yang mengandung kalsium alginat atau kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat pertumbuhan virus tertentu dan dapat menghambat pemeriksaan PCR.
Untuk usap nasopharynx: masukkan swab ke dalam lubang hidung sejajar dengan rahang atas. Biarkan beberapa detik agar cairan hidung terhisap. Lakukan usapan pada kedua lubang hidung. Untuk usap oropharynx: lakukan usapan pada bagian belakang
pharynx dan daerah tonsil, hindarkan menyentuh bagian lidah.
Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam cryotube (tabung tahan pendinginan) yang berisi 2 ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotik). Putuskan gagang plastik di daerah mulut botol/tabung agar botol/tabung dapat ditutup dengan rapat. Bungkus tabung ini dengan tissue bersih atau kertas koran yang telah diremas-remas agar menghindarkan terjadinya beturan-benturan pada tabung saat pengiriman. Masukkan tabung ini kedalam kotak pengiriman primer (bahan boleh dari pipa paralon atau sejenis tupper ware).
(2) Spesimen Dari Saluran Pernafasan Bagian Bawah
Spesimen yang diambil dapat berupa bilasan bronkhoalveolar, aspirasi trakheal, atau cairan pleural. Setelah itu, separuh cairan disentrifugasi dan endapan selnya difiksasi dalam formalin. Sisa cairan yang belum disentrifugasi ditampung dalam botol dengan tutup luar yang bagian dalamnya mengandung ring untuk penahan. Semua spesimen ini masukkan dalam kotak pengiriman spesimen primer seperti diatas.
ii. Komponen Darah
Darah fase akut harus diambil dan dikirim sesegera mungkin. Jika mungkin spesimen fase konvalesen (3-4 minggu setelah pengambilan darah primer).
Cara pengambilan sampel:
Diambil 5–10 ml darah vena dalam tabung steril (5 ml dari anak-anak dan 10 ml dari orang dewasa) secara lege artis (memperhatikan kewaspadaan universal secara ketat).
a) Pengambilan darah pakai jarum suntik biasa.
• Masukkan separuh dari darah yang diperoleh kedalam tabung darah bertutup karet warna merah (tabung steril vacum tanpa bahan pencegahan pembekuan darah) dan separuh lagi masukkan kedalam tabung darah bertutup karet ungu (tabung steril vacuum berisi EDTA-bahan pencegahan pembekuan darah).
• Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah membeku dengan baik.
• Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.
• Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau kertas koran diremas di masukkan ke dalam kotak pengiriman primer.
b) Pengambilan darah pakai jarum vacutainer*
• Darah ditampung lebih dahulu pada tabung darah bertutup karet ungu sebanyak 2,5 ml dari anak-anak dan 5 ml dari orang dewasa, lalu gantikan tabung ini dengan tabung darah bertutup karet merah dan biarkan darah masuk sebesar 2,5 ml dari penderita anak-anak dan 5 ml dari penderita orang dewasa.
• Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung merah membeku dengan baik.
• Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung merah dan darah dari plasma pada tabung ungu harus dilakukan di Badan Litbangkes/Namru-2, Jakarta.
• Semua tabung (tabung merah dan tabung ungu) setelah dibungkus dengan kertas tissu atau kertas koran diremas dimasukkan ke dalam kotak pengiriman primer.
iii. Urine
Urine hanya diambil pada fase akut. Untuk mendapatkan virus yang optimal, 50 ml urin disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 30 menit. Sentrifugasi hanya dilakukan di Badan Litbangkes/NAMRU-2, Jakarta. Spesimen disimpan dalam tabung poli propilen 50 ml. Tutup rapat-rapat dan lapis dengan para film. Masukkan dalam kotak pengiriman primer setelah dilindungi dengan kertas tissu atau kertas koran yang diremas.
iv. Tinja
Tinja sebanyak 10-50 gram ditempatkan dalam konteiner tinja transparan. Ditutup rapat-rapat dan dilapisi dengan parafilm. Kemudian dimasukkan ke dalam kotak pengriman primer. Spesimen harus dikirim dalam keadaan dingin (4o C).
v. Spesimen Jaringan
Jaringan dapat diambil dari semua organ tubuh (paru, trakhea, jantung, limpa, hati, otak, ginjal, kelenjar adrenal). Jarinagn difiksasi dalam formalin/paraffin. Jaringan yang telah difiksasi tidak dinyatakan sebagai biohazard. Jaringan disimpan dan
dikirim dalam suhu kamar. Diberi tulisan: *Do not freeze fixed
tissues*.
Jaringan segar beku dari paru dan saluran nafas atas harus diambil secara aseptic secepat mungkin. Cara dan waktu pengambilan akan berpengaruh terhadap kontaminasi.
Gunakan instrumen steril secara terpisah untuk setiap pengambilan di daerah tubuh tertentu. Letakkan setiap spesimen dalam wadah yang terpisah yang berisi media transport virus (Hanks BSS/PBS). Simpan dan kirim dalam keadaan beku.
vi. Cara Pemberian Label
Setiap spesimen yang disimpan dalam wadah khusus diberi label yang berisi informasi : nama pasien/ umur/ jenis kelamin/ tanggal pengambilan/ asal rumah sakit/ jenis spesimen
(S=serum; NT=usap oro dan nasopharynx; U=urin; D=darah;T=tinja).
Label ditulis dengan pensil 2B atau tinta yang tidak luntur.
vii. Pengepakan dan Pengiriman Spesimen
Cara pengepakan dan pengiriman spesimen untuk keperluan diagnostik harus menuruti ketentuan WHO.
Bungkus kotak pengiriman primer dengan tissu atau kertas koran yang diremas, untuk mencegah benturan-benturan pada spesimen waktu pengiriman. Masukkan dalam kotak pengiriman sekunder. Kotak pengiriman sekunder dapat menampung lebih dari satu kotak pengiriman primer, asal persyaratan suhu pengiriman sama. Bila pengiriman dalam suhu 4o C, masukkan beberapa ice pack yang sudah dibekukan lebih dahulu. Sekali-kali jangan mengirimnya dengan memasukkan dry ice (es kering) untuk mendinginkannya.
a) Pengepakan Primer (Kotak Pengiriman Primer)
(1) Wadah spesimen yang pertama harus kedap air, jika tutupnya berulir harus dilapisi dengan parafilm atau sejenisnya.
(2) Jika terdiri dari beberapa wadah harus dibungkus secara terpisah untuk mencegah pecah akibat berhimpitan.
(3) Gunakan material pendukung di sela-sela wadah yang mempunyai daya hisap untuk menghisap seluruh isi yang terdapat dalam wadah pertama, apabila terjadi kebocoran atau pecah.
(4) Pada saat menentukan besarnya volume spesimen yang dikirim sertakan besarnya volume media transport yang digunakan.
(5) Dalam wadah yang pertama tidak boleh berisi lebih dari 500 ml atau 500 gram bahan.
(6) Seluruh isi dari wadah yang pertama disebut sebagai spesimen diagnostik.
b) Pengepakan Sekunder (Kotak Pengiriman Sekunder)
(1) Pengepakan sekunder harus menuruti aturan pengepakan bahan infeksius.
(2) Pengepakan sekunder harus kedap air. (3) Wadah bagian luar dilabel dengan :
- PEMERIKSAAN LABORATORIUM KESEHATAN - JANGAN DIBALIK
- KEPADA:
Puslitbang Pemberantasan Penyakit,
Badan Litbang Kesehatan. Jl.Percetakan Negara 29. Jakarta Pusat. 10560
Up. Drh Gendro Wahyuhono, MTH.
CATATAN :
SETIAP PENGIRIMAN SPESIMEN HARUS DISERTAI FORMULIR LAPORAN KASUS SARS INTERNASIONAL ( Lihat Lampiran )
viii. Pengamanan Petugas Kesehatan dan Laboratorium yang Berhubungan dengan SARS
Untuk mencegah penularan mikroorganisme penyebab SARS kepada petugas kesehatan dan petugas laboratorium yang menangani spesimen dari penderita SARS maka dilakukan langkah-langkah sebabgi berikut :
a) Spesimen darah untuk pemeriksaan
serologi rutin, kimia dan hematologi
Spesimen untuk keperluan ini hendaknya ditangani dengan cara penanganan standard yang memenuhi aturan kewaspadaan umum. Petugas laboratorium harus mengenakan perlengkapan pelindung diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai (disposable), jas laboraorium, kaca mata, masker untuk operasi dan/atau pelindung wajah untuk melindungi selaput mukosa permukaan dari paparan spesimen.
Sentrifugasi harus dilakukan dengan memakai tabung sentrifus yang memiliki tutup atau memakai rotor yang memiliki penutup. Pekerjaan memasang tabung dan membuka tabung sentrifus dilakukan di dalam biosafety cabinet.
b) Spesimenuntuk pemeriksaan
mikrobiologi
(1) Pekerjaan berikut dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas Biosafety Level (BSL)-2 yang disertifikasi dan menggunakan tatakerja BSL-2 (sesuai manual CDC/NIH Biosafety untuk Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedik):
(a) Pemeriksaan patologi dan pengolahan jaringan/organ yang difiksasi formalin ataupun jaringan yang telah diinaktifasi
(b) Ekstraksi asam nukleat untuk keperluan analisis molekuler
(c) Pengolahan spesimen untuk pemeriksaan mikroskop elektron
(d) Pemeriksaan rutin untuk perbenihan bakteri dan jamur (e) Pewarnaan rutin untuk pemeriksaan mikroskopis
ataupun sediaan apus yang telah difiksasi
(f) Pengepakan akhir spesimen untuk dikirim ke laboratorium lain guna pemeriksaan laboratorium yang lainnya. Spesimen harus sudah disimpan dalam kontaimer primer yang telah di-sealed dan telah disterilkan lebih dulu.
(2) Pekerjaaanyang meliputi pengolahan spesimen dapat dilakukan di ruangan dengan fasilitas BSL-2, tapi dengan tata kerja lebih ketat seperti pada BSL-3. Semua pengolahan spesimen harus dilakukan di dalam biosafety cabinet. Petugas laboratorium mengenakan perlengkapan pelindung diri, termasuk sarung tangan karet sekali pakai, baju laboratorium lengan panjang, pelindung mata, dan pelindung pernapasan. Alat pelindung pernapasan yang dianjurkan adalah NIOSH yang dilengkapi dengan filter N-95 atau yang dengan pori lebih halus lagi, pelindung pernapasan yang dilengkapi dengan udara bersih yang disaring dengan HEPA filter. Petugas yang tidak dapat mengenakan respirator karena gangguan rambut di wajah ataupun gangguan lainnya, diharuskan memakai helm respirator. Sentrifugasi harus menggunakan tabung
sentrifus tertutup atau memakai rotor yang dipasang ataupun dibuka di dalam biosafety cabinet.
Pekerjaan-pekerjaan itu mencakup:
(a) Membagi atau mengencerkan spesimen.
(b) Inokulasi bakteri atau jamur pada media kultur.
(c) Melakukan diagnosis selain membiakkan virus baik secara in vitro ataupun in vivi.
(d) Ekstraksi asam nukleat dari spesimen yang belum diolah.
(e) Pembuatan sediaan apus pemeriksaan mikroskopis, baik dengan fiksasi kimia ataupun pemanas.
(3) Pekerjaan berikut memerlukan ruangan dengan fasilitas BSL-3 dan tata kerja BSL-3 :
(a) Pembiakan virus pada sel/biakan sel.
(b) Identifikasi awal isolat yang berasal dari kultur spesimen SARS
(4) Pekerjaan berikut memerlukan fasilitas BSL-3 hewan dan tata kerja BSL-3 hewan:
(a) Inokulasi hewan percobaan untuk membiakkan mikroorganisme yang berasal dari spesimen SARS. (b) Tatakerja yang mencakup inokulasi hewan percobaan
BAB V
PENUTUP
Demikianlah telah dijabarkan panduan penanggulangan SARS di Indonesia.
Pedoman Pengambilan dan Pemeriksaan Spesimen ini diharapkan dapat
menjadi acuan bagi seluruh jajaran kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam penaggulangan penyakit SARS. Semoga bermanfaat adanya. Amin
DAFTAR PUSTAKA
1. Kepmenkes Nomor 424/MENKES/SK/IV/2003, tentang Penetapan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan pedoman penanggulangannya, 2003.
2. WHO Western Pacific Regional Office, Interim guidelines for national SARS preparedness, 2003
3. Website : WHO int, “SARS”, 2003 4. Website : CDC ‘s int, “SARS”, 2003
LAMPIRAN
1. Formulir Laporan Kasus SARS Internasional
Formulir Laporan Kasus SARS Internasional
Form Approved OMB NO. 0920-0008
Exp. Date ______
1. Nama yang mengisi formulir ini
No Identitas
Penderita
Tanggal Pelaporan:
Tanggal Bulan
2003 Jam Pelaporan: : Pagi Sore
2. Orang yang dapat dihubungi untuk follow up
Nama keluarga: Nama depan:
Negara: Indonesia
ٱ Telp ٱ Telp
Telp: ( ) Email: Lain-lain ( ) ٱ Fax Lain-lain ( ) ٱ Fax
3. Pelapor atau dokter yang
dapat dihubungi Nama Keluarga: Nama depan:
Nama Rumah Sakit atau Klinik: Kota:
Negara: Indonesia Propinsi:
ٱ Telp ٱ Telp Telepon: ( ) Email: ( ) Lain-lain ( ) ٱ Fax Lain-lain ( ) ٱ Fax
4. Informasi
mengenai penderita
Nama belakang penderita: Nama depan:
Kota: Propinsi: Negara: Indonesia
Kebangsaan: __________
ٱ Tahun ٱ Laki-laki
Tanggal Lahir: Tanggal Bulan Tahun Umur _____ ٱ Bulan Sex ٱ Perempuan
ٱ Ya
5. Pekerjaan Berhubungan dengan pelayanan kesehatan?
ٱ Tdk
Jika ya, jelaskan ٱ Dokter ٱ Perawat ٱ Laboratorium
ٱ Lain-lain: ______________________________
Jika tidak berhubungan dengan pelayanan kesehatan, apa pekerjaan penderita?:
6. Tanda dan Gejala Tanggal munculnya gejala Tanggal Bulan Tahun
Tolong diperiksa gejala-gejala berikut ini
ٱ°C
ٱ Suhu diatas > 38°C Suhu tertinggi _____ ٱ Batuk ٱ Nafas pendek/kesulitan bernafas
ٱ Pneumonia ٱ Tanda2 pneumonia dari
radiologis
ٱ Respiratory Distress Syndrome—(ARDS)
ٱ Tuliskan gejala-gejala lain yang relevan yang ditemukan:
Public reporting burden of this collection of information is estimated to average X minutes per response, including the time for reviewing instructions, searching existing data sources, gathering and maintaining the data needed, and completing and reviewing the collection of information. An agency may not conduct or sponsor, and a person is not required to respond to a collection of information unless it displays a currently valid OMB control number. Send comments regarding this burden estimate or any other aspect of this collection of information, including suggestions for reducing this burden to CDC/ATSDR Reports Clearance Officer; 1600 Clifton Road NE, MS D-24, Atlanta, Georgia 30333; ATTN: PRA (0920-XXXX).
7. Status klinis pada saat pelaporan ٱ Rawat Jalan ٱ Pulang ٱ Rwat Inap ٱ Meninggal ٱ Tidak diketahui
ٱ Ya ٱ Ya ٱ Ya
ٱ Tidak ٱ Tidak ٱ Tidak
Apakah pasien di rawat inap?
ٱ Tidak
tahu
Apakah pasien selama sakit ini menggunakan alat bantu pernafasan ٱ Tidak tahu Apakah pasien sedang menggunakan
alat pernafasan? ٱ Tidak tahu
Tanggal mulai dirawat: Tanggal Bulan Tahun Tanggal pulang atau
meninggal
Tanggal Bulan Tahun
Nama Rumah Sakit: Kota: Negara:
Indonesia
No telepon:
ٱ Ya ٱ Ya
ٱ Tidak ٱ Tidak
Jika pasien meninggal: apakah dilakukan otopsi ?
ٱ Tdk
tahu
Apakah hasil patologi sesuai dengan Respiratory Distress Syndrome
ٱ Tidak
tahu Apakah hasil patologis sesuai dengan Respiratory Distress Syndrome ?
Apakah penyebab kematian menurut hasil otopsi? _________________________________________ ٱ Tidak tahu
ٱ Ya
8. Evaluasi diagnostik: Apakah penyebab sakitnya penderita telah diketahui ?
Jika sudah, sebutkan
________________________________________
ٱ Tdk
Tolong diisi hasil pemeriksaan dari test apapun yang telah dikerjakan
ٱ Kultur darah ٱ Positive ٱ Negative ٱ tunda Hasil :___________________________ ٱ Sputum pewarnaan gram ٱ Positive ٱ Negative ٱ tunda Hasil :___________________________ ٱ Diagnosa cepat Influenza ٱ Positive ٱ Negative ٱ tunda Hasil :___________________________
ٱ Resp Sync Virus ٱ Positive ٱ Negative ٱ tunda Hasil :__________________________
9. Hasil pemeriksaan laboratorium:
ٱ Leukosit terendah: _______________ ٱ Thrombosit terendah:___________________________ ٱ CPK tertinggi : _______________ ٱ Limfosit absolut terendah : _______________ ٱ AST tertinggi : _______________
ٱ ALT tertinggi : _______________ Apakah diperlukan oksigen? ٱ Ya ٱ Tidak
10. Riwayat Perjalanan
Apakah penderita berpergian ketempat2 yang tertulis dibawah ini sepuluh hari sebelum timbulnya gejala
ٱ Ya, kemana ? ٱ Tidak ٱ Tidak diketahui ٱ Hong Kong ٱ Singapore
ٱ Propinsi Guangdong, Cina ٱ Toronto, Canada ٱ Hanoi, Vietnam ٱ Lain2 _________________________ Negara/Propinsi/Kota
11. Riwayat
terpapar Tandai yang sesuai
ٱ Tenaga kesehatan
ٱ Dirumah ada penderita SARS ٱ Mempunyai teman terkena SARS
ٱ Menginap di hotel yang sama dengan penderita
SARS
ٱ lain2
ٱ Tidak diketahui
Tanggal kontak dengan penderita SARS:
12. Untuk diisi oleh petugas CDC : Memenuhi kriteria kasus SARS: ٱ Ya ٱ Tidak CDC ID#
Completed forms should be faxed to the CDC Emergency Operations Center at 1- 770-488-7107.