• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh, sistematika tumbuhan, sinonim tumbuhan, nama daerah, nama asing, morfologi tumbuhan, kandungan kimia dan kegunaan dari tumbuhan.

2.1.1 Sistematika Tumbuhan Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rhamnales Suku : Rhamnaceae Genus : Ziziphus

Spesies : Zizyphus jujuba Mill. (LIPI, 2012). 2.1.2 Sinonim Tumbuhan

Sinonim Ziziphus sativa

Ziziphus vulgaris Ziziphus Sinensis

Ziziphus mairei (Ahmad, et al., 2011).

2.1.3 Nama Umum Chinese jujube Red date

(2)

Jujube plum Da zao Hong zao Hei zao Ang cho

Kurma Cina (Khan dan Ehab, 2010) 2.1.4 Morfologi Tumbuhan

Jujuba merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh sampai pada ketinggian 10 meter, hal ini tergantung pada tempat tumbuh dan banyak air yang tersedia untuk pertumbuhannya. Cabangnya biasanya berduri. Buahnya berbentuk oval ataupun bulat, yang panjangnya kira-kira 2 cm, dengan biji berbentuk bulat. Buahnya coklat kemerahan dan rasanya manis (Reid, 2011).

2.1.5 Kandungan Kimia

Buah kurma Cina mengandung protein, gula, kalsium, fosfor, besi, kaya akan vitamin C dan Vitamin B kompleks dan nutrisi bermanfaat lainnya. Kandungan lainnya sterol, coumarin, flavonoid, triterpen, alkaloid, dan glikosida. Buah kurma Cina yang telah kering memiliki kandungan minyak menguap (volatile) yang memberikan bau pada buah (Khan dan Ehab, 2010).

2.1.6 Manfaat Tumbuhan

Buah kurma Cina merupakan makanan tradisional orang Cina dan korea, yang umumnya dihidangkan dalam sup. Selain digunakan sebagai makanan, kurma Cina juga digunakan sebagai obat tradisional. Rasa yang manis dan hangat dari kurma Cina digunakan untuk mengembalikan energy dan fungsi tubuh, memperlancar aliran tubuh dan menetralkan racun. Secara tradisional digunakan

(3)

untuk mengobati kurangnya nafsu makan, kelelahan, diare, anemia, dan hipertensi (Khan dan Ehab, 2010).

Selain itu buah kurma Cina juga dapat digunakan sebagai antifungi dan antibakteri (Anonim, 2012).

2.2 Metode Ekstraksi

Ekstraksi merupakan penarikan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan mengggunakan penyari tertentu (Harborne, 1987).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung, ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Sebagai cairan penyari dapat digunakan air, eter atau campuran etanol dan air (Depkes RI, 1979).

Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstrak dan pada jenis senyawa yang diisolasi (Harborne, 1987).

Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni: A. Cara dingin

1. Maserasi

Maserasi adalah proses penyarian dengan merendam simplisia dalam pelarut yang sesuai pada temperatur ruangan dan terlindung dari cahaya yang disertai pengocokan atau pengadukan (Ditjen POM, 2000).

(4)

2. Perkolasi

Perkolasi adalah penyarian dengan pelarut baru sampai sempurna yang dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, perendaman dan perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) (Ditjen POM, 2000).

B. Cara panas 1. Refluks

Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik (Ditjen POM, 2000).

2. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang dipanaskan hingga mendidih sehingga uap membasahi serbuk simplisia karena adanya pendingin balik dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan (Ditjen POM, 2000).

3. Digesti

Digesti adalah maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah pada temperatur 40-50oC (Ditjen POM, 1986).

4. Infus

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit (Ditjen POM, 1995).

5. Dekok

Dekok adalah penyarian dengan menggunakan air pada suhu 90oC selama 30 menit (Goeswin, 2007).

(5)

2.3 Bakteri

Nama bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil, berbiak dengan pembelahan diri berukuran kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop (Dwidjoseputro, 1994).

Berdasarkan bentuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi atas tiga, yaitu bakteri berbentuk bulat (kokus), bakteri berbentuk batang (basil), dan bakteri berbentuk melilit (spiral) (Irianto, 2006).

Berdasarkan perbedaannya didalam menyerap zat warna gram bakteri dibagi atas dua golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif menyerap zat warna pertama yaitu kristal violet yang menyebabkan berwarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif menyerap zat warna kedua yaitu safranin dan menyebabkannya berwarna merah (Dwijoseputro, 1994).

2.3.1 Bakteri gram positif

Dinding sel bakteri gram positif tersusun atas beberapa lapisan peptidoglikan, dan strukturnya tebal dan keras. Dinding selnya juga tersusun atas

teichonic acid yang mengandung alkohol (seperti gliserol) dan posfat (Tortora,

2001).

Staphylococcus termasuk bakteri gram positif dengan familia Micrococcaceae. Staphylococcus merupakan bakteri yang selnya berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur. Bakteri ini tumbuh pada suhu 37ºC dan mempunyai pigmen putih sampai kuning tua. Salah

(6)

satu contoh dari bakteri Staphylococcus adalah Staphylococcus aureus. Sistematika Staphylococcus aureus (Dwidjoseputro, 1994).

Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococaceae Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus aureus

Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif, aerob atau

anaerob fakultatif berbentuk bola atau kokus berkelompok tidak teratur, diameter 0,8 - 1,0 μm tidak membentuk spora dan tidak bergerak, koloni berwarna putih bakteri ini tumbuh cepat pada suhu 37oC tetapi paling baik membentuk pigmen pada suhu kamar 20oC. Koloni pada pembenihan padat berbentuk bulat halus, menonjol, berkilau, tidak menghasilkan pigmen, berwarna putih porselen sehingga Staphylococcus epidermidis disebut Staphylococcus albus,

koagulasi-negatif dan tidak meragi manitol.(Jawetz, et al., 2001).

Berikut sistematika bakteri Sthapylococcus epidermidis (Breed, et al., 1957): Divisi : Bacteriophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus

(7)

Spesies Propionibacterium adalah anggota flora normal kulit dan selaputlendir manusia. Pada pewarnaan Gram, kuman ini sangat pleomorfik,

berbentuk panjang, dengan ujung yang melengkung, berbentuk gada atau lancip, dengan pewarnaan yang tidak rata dan bermanik-manik, dan kadang-kadang berbentuk kokoid atau bulat (Jawetz et, al., 2001).

Sistematika bakteri Propionibacterium acnes (Jawetz, et al., 2001): Divisi : Actinobacteria

Kelas : Schizomycetes Bangsa : Actinomycetales Suku : Propionibacteriaceae Marga : Propionibacterium Jenis : propionibacterium acnes

2.3.2. Bakteri Gram Negatif

Dinding sel bakteri gram negatif tersusun atas satu lapisan peptidoglikan dan membran luar. Dinding selnya tidak mengandung teichoic acid. Membran luar tersusun atas lipopolisakarida, lipoprotein, dan pospolipid (Tortora, 2001).

Kelompok Pseudomonas adalah batang gram negatif dan terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan dan kadang-kadang membentuk rantai yang pendek; berukuran sekitar 0,6 x 2 μm, bergerak, aerob, ditemukan secara luas ditanah, air, tumbuhan dan hewan, tumbuh baik pada suhu 37-42oC. Sistematika bakteri

Pseudomonas aeruginosa menurut Bergey edisi ke-7 adalah sebagai berikut:

Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes

(8)

Bangsa : Pseudomonadales Suku : Pseudomonadaceae Marga : Pseudomonas

Jenis : Pseudomonas aeruginosa

2.4 Jamur

Jamur (fungi) adalah suatau mikroorganisme seluler yang tidak mengandung klorofil dan biasanya berstruktur seperti benang (Irianto, 2006).

Sistematika Candida albicans menurut Dwidjoseputro (1994), adalah sebagai berikut: Divisi : Ascomycota Kelas : Saccharomycetes Bangsa : Saccharomycetales Suku : Saccharomycetaceae Marga : Candida

Jenis : Candida albicans

Candida albicans merupakan flora normal selaput mukosa saluran pernafasan, mulut, saluran pencernaan dan genitalia wanita. Candida albicans merupakan fungi oportunis yang dapat menginfeksi mulut, vagina atau kulit (Volk, 1989).

Bila koloni mikroorganisme ditanam pada media yang sesuai dalam waktu tertentu, maka dapat dilihat suatu grafik pertumbuhan yang dapat dibagi dalam 4 fase menurut (Pratiwi, 2008) yaitu:

(9)

1. Fase penyesuaian diri (lag phase)

Fase pertama ini mikroorganisme mengalami penyesuaian pada lingkungan baru setelah pemindahan. Fase ini tidak terjadi perkembangbiakan sel, yang ada hanya peningkatan ukuran sel dan aktivitas metabolisme.

2. Fase pembelahan (log phase)

Fase kedua ini mikroorganisme berkembang dengan cepat yang jumlahnya meningkat secara eksponensial. Fase ini berlangsung selama 18-24 jam.

3. Fase stasioner (stasionary phase)

Fase ketiga terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Hal ini terjadi karena akumulasi hasil metabolisme yang toksis.

4. Fase kematian

Fase dimana jumlah sel yang mati meningkat dikarenakan keadaan lingkungan seperti ketidaksediaan nutrisi dan akumulasi hasil metabolisme yang toksik.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika meliputi temperatur, pH, tekanan osmotik dan cahaya. Faktor kimia meliputi karbon, oksigen, trace

element dan faktor pertumbuhan organik termasuk nutrisi yang terdapat dalam

media pertumbuhan (Pratiwi, 2008). 1. Temperatur

Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh temperatur. Setiap mikroorganisme mempunyai temperatur optimum yaitu temperatur di mana terjadi kecepatan pertumbuhan optimal dan dihasilkan jumlah sel yang maksimal. Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein sedangkan

(10)

temperatur yang sangat rendah aktivitas enzim akan terhenti. Berdasarkan batas temperatur dibagi atas tiga golongan:

a. Psikrofil, tumbuh pada temperatur -5 sampai 30oC dengan optimum 10 sampai 20oC.

b. Mesofil, tumbuh pada temperatur 10 sampai 45oC dengan optimum 20 sampai 40oC.

c. Termofil, tumbuh pada termperatur 25 sampai 80oC dengan optimum 50 sampai 60oC.

2. pH

pH optimum bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5. pH merupakan indikasi konsentrasi ion hidrogen. Peningkatan dan penurunan konsentrasi ion hidrogen dapat menyebabkan ionisasi gugus-gugus dalam protein, amino dan karboksilat. Hal ini dapat menyebabkan denaturasi protein yang menggangu pertumbuhan sel.

3. Tekanan osmosis

Osmosis merupakan perpindahan air melewati membran semipermeabel karena ketidakseimbangan material terlarut dalam media. Dalam larutan hipotonik air akan masuk ke dalam sel, sedangkan dalam larutan hipertonik air akan keluar dari sel sehingga membran plasma mengerut dan lepas dari dinding sel.

4. Oksigen

Berdasarkan kebutuhan oksigen dikenal mikroorganisme dibagi menjadi 5 golongan yaitu:

a. Anaerob obligat, hidup tanpa oksigen, oksigen toksik terhadap golongan ini. b. Anaerob aerotoleran, tidak mati dengan adanya oksigen.

(11)

c. Anaerob fakultatif, mampu tumbuh baik dalam suasana dengan atau tanpa oksigen.

d. Aerob obligat, tumbuh subur bila ada oksigen dalam jumlah besar. e. Mikroaerofilik, hanya tumbuh baik dalam tekanan oksigen yang rendah. 5. Nutrisi

Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan pembentukan energi. Berdasarkan kebutuhannya, nutrisi dibedakan menjadi dua yaitu makroelemen (elemen yang diperlukan dalam jumlah banyak) dan mikroelemen (trace element yaitu elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah sedikit).

Sumber zat makanan (nutrisi) bagi bakteri diperoleh dari senyawa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam (natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, tembaga dan kobalt), vitamin dan air untuk fungsi-fungsi metabolik dan pertumbuhannya (Dwijoseputro, 1994).

2.5 Pengujian Aktivitas Antimikroba

Pengukuran aktivitas antimikroba secara in vitro dapat dikelompokkan dalam dua metode yaitu:

a. Cara difusi

Metode yang paling sering digunakan adalah metode cakram kertas, silinder gelas/logam tahan karat dan pencetak lubang (punch hole) kemudian diletakkan pada media agar padat yang telah dicampurkan dengan mikroba uji dan larutan obat diteteskan ke dalam cakram kertas kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati adanya area (zona) jernih di sekitar

(12)

cakram kertas yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba (Dzen, dkk., 2003).

b. Cara dilusi

Metode ini digunakan untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) dari zat antimikroba.

Metode dilusi ini menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi dengan media cair dan sejumlah tertentu mikroba yang diuji. Kemudian masing-masing tabung diuji dengan zat antimikroba yang telah diencerkan secara serial. Seri tabung diinkubasi pada suhu ± 36oC selama 18-24 jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung. Selanjutnya biakan dari semua tabung yang jernih diinokulasikan pada media agar padat, diinkubasikan pada suhu ± 36oC selama 18-24 jam. Lalu diamati ada tidaknya koloni bakteri yang tumbuh (Dzen, dkk., 2003).

c. Cara turbidimetri

Metode turbidimetri dilakukan berdasarkan hambatan pertumbuhan mikroba dalam media cair yang mengandung zat antimikroba. Hambatan pertumbuhan mikroba ditentukan dengan mengukur serapannya dengan menggunakan Spektrofotometer pada panjang gelombang 580 nm (Ditjen POM, 1995).

Referensi

Dokumen terkait

Yang kedua, kalau dari … dari yang Saudara uraikan tadi memang tidak terhindarkan bahwa ini jadi lebih tampak sebagai persoalan penerapan hukum daripada persoalan

Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan

Media internet sebagai hasil teknologi yang merupakan sumber dari maraknya akivitas ilegal di dunia maya tidak dapat dipersalahkan karena internet sesungguhnya hanya alat

Dalam menciptakan desain yang berkualitas tidak terjadi begitu saja, proses desain interior Perpustakaan Kota Yogyakarta meliputi banyak hal yang perlu di perhatikan yaitu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratmono dan Faisal (2014) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murphy (2004) yang menerangkan bahwa keadilan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jaringan tanaman dapat dikulturkan pada media padat (dengan penambahan agar) maupun media cair (Wetler and Constasel,

Penelitian dilakukan dengan membandingkan aktivitas ovarium kanan dan kiri dalam hal panjang, lebar, jumlah korpus luteum, ukuran korpus luteum, jumlah folikel, dan

- Struktur gedung beraturan dapat direncakan terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam arah masing- masing sumbu utama denah struktur