• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KALIMANTAN SELATAN BULAN JUNI 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KALIMANTAN SELATAN BULAN JUNI 2011"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 33/07/63/Th.IV, 1 Juli 2011

PERKEMBANGAN

NILAI

TUKAR

PETANI

KALIMANTAN

SELATAN

BULAN

JUNI

2011

1. Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator nilai tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang/jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani maupun biaya produksi dan pembentukan barang modal. Semakin tinggi NTP berarti semakin tinggi daya beli petani di pedesaan.

Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan pada bulan Juni 2011 mengalami penurunan 0,38 persen dibandingkan dengan bulan Mei 2011dari 108,59 menjadi 108,18. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mangalami penurunan sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan. Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,16 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,22 persen. Dibandingkan dengan bulan Juni 2010, NTP bulan Juni 2011 (year-on-year) mengalami kenaikan sebesar 1,64 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan Bulan Juni 2011 TURUN 0,38 persen.

 Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan bulan Juni 2011 turun 0,38 persen dari 108,59 menjadi 108,18. Penurunan NTP ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan. Dari 32 Provinsi yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Juni 2011, 16 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 16 Provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Lampung sebesar 0,97 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 1,36 persen.  Pada bulan Juni 2011, empat sub sektor pertanian mengalami penurunan NTP dan satu sub sektor

mengalami kenaikan. Penurunan NTP terjadi pada Sub Sektor Tanaman Pangan sebesar 0,24 persen dari 107,56 menjadi 107,30, Sub Sektor Hortikultura turun sebesar 0,44 persen dari 127,82 menjadi 127,25, Sub Sektor Peternakan turun 0,16 persen dari 102,97 menjadi 102,81dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 1,55 persen,dari 102,13 menjadi 100,54. Sementara kenaikan NTP terjadi pada Sub Sektor Perikanan sebesar 0,68 persen dari 85,48 menjadi 86,07.  Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,16 persen dari 140,77 pada bulan Mei 2011 menjadi

140,55 pada bulan Juni 2011. Penurunan indeks ini sebagian besar disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani pada Sub Sektor Tanaman Pangan sebesar 0,04 persen, Sub sektor Holtikultura turun sebesar 0,25 persen, dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,28 persen,  Indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dari 129,64 pada

bulan Mei 2011 menjadi 129,92 pada bulan Juni 2011. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga sebesar 0,24 persen , akibat naiknya harga pada kelompok Bahan makan sebesar 0.19 persen, kelompok Perumahan sebesar 0.75 persen, kelompok sandang sebesar 0,27 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,23 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga sebesar 0,14 persen, dan naiknya harga pada kelompok Trasportasi & Komonikasi sebesar 0,08 persen, sementara indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal naik sebesar 0,65 persen.

 Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani Bulan Juni 2011 adalah. Bawang merah, minyak tanah, tomat sayur, daging ayam, buncis, bensin eceran, selar, udang, minyak goreng, dan telur ayam. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang dibayar petani adalah kacang tanah, cabe rawit, ikan layang, gabus, beras, daging sapi, gula pasir, cabe hijau, kelapa tua, cabe merah.

(2)

Grafik 1. Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan Bulan Juni 2011 (2007=100)

Jika dilihat masing-masing sub sektor pada bulan Juni 2011, empat sub sektor pertanian mengalami penurunan NTP sedangkan satu sub sektor pertanian mengalami kenaikan. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,24 persen dari 107,56 menjadi 107,30, Hortikultura turun sebesar 0,44 persen dari 127,82 menjadi 127,25, Sub Sektor Peternakan turun 0,16 persen dari 102,97 menjadi 102,81dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,55 persen dari 102,13 menjadi 100,54. Sementara Sub Sektor perikanan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,83 persen dari 102,98 menjadi 102,13.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan Bulan Juni Tahun 2011 (2007=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok

Tahun % Peruba han Juni 11 Thd Mei 11 % Peruba han Juni 11 Thd Des 10 % Perubah an Juni 11 Thd Juni 10 Juni 10 Des 10 Mei 11 Juni 11 (1) (4) (4) (5) (6) (6) (6)

1 Indeks Harga yang diterima Petani 131.19 138.55 140.77 140.55 -0.16 1.44 7.13

1 Tanaman Pangan a. Indeks yg diterima ( it ) 131.33 138.26 141.79 141.74 -0.04 2.51 7.92 b. Indeks yg dibayar ( ib ) 125.23 130.32 107.56 107.30 -0.24 -17.67 -14.32 ( NTP- T.Pangan ) 104.87 106.09 107.56 107.30 -0.24 1.13 2.31 2 Hortikultura a. Indeks yg diterima ( it ) 152.81 165.56 166.81 166.40 -0.25 0.51 8.89 b. Indeks yg dibayar ( ib ) 123.70 128.97 130.51 130.76 0.19 1.39 5.71 ( NTP- Hortikultura) 123.53 128.36 127.82 127.25 -0.44 -0.86 3.02 3. Perikanan a. Indeks yg diterima ( it ) 103.96 106.16 105.24 106.21 0.92 0.05 2.17 b. Indeks yg dibayar ( ib ) 117.30 122.03 123.11 123.40 0.24 1.13 5.21 ( NTP- Perikanan) 88.63 87.00 85.48 86.07 0.68 -1.07 -2.89 4. Peternakan a. Indeks yg diterima ( it ) 122.88 127.79 127.27 127.37 0.07 -0.33 3.65

(3)

b. Indeks yg dibayar ( ib ) 118.17 122.43 123.60 123.88 0.23 1.19 4.84

( NTP- Peternakan) 103.99 104.38 102.97 102.81 -0.16 -1.50 -1.13

5. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yg diterima ( it ) 122.23 128.49 130.84 129.16 -1.28 0.52 5.67

b. Indeks yg dibayar ( ib ) 122.13 126.61 128.11 128.47 0.28 1.46 5.19

( NTP- TPR) 100.08 101.49 102.13 100.54 -1.55 -0.93 0.46

2 Indeks Harga Yang Dibayar Petani 123.26 128.20 129.64 129.92 0.22 1.35 5.41

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 124.84 130.91 132.53 132.84 0.24 1.48 6.41

2.1.1 Bahan Makanan 133.59 142.23 143.86 144.13 0.19 1.33 7.89

2.1.2 Makanan Jadi 116.83 121.54 122.07 121.83 -0.19 0.24 4.28

2.1.3 Perumahan 114.74 117.57 121.11 122.02 0.75 3.78 6.34

2.1.4 Sandang 122.86 126.96 129.03 129.38 0.27 1.90 5.30

2.1.5 Kesehatan 112.19 114.41 116.78 117.05 0.23 2.31 4.33

2.1.6 Pend, Rekreasi & Olah Raga 109.28 110.90 111.33 111.49 0.14 0.53 2.02

2.17 Trasportasi & Komunikasi 114.67 117.34 117.30 118.07 0.65 0.62 2.96

2.2 Biaya Produksi & Penambahan 119.25 120.46 121.25 121.44 0.16 0.81 1.84

Barang Modal

2.2.1 Bibit 108.89 110.01 111.81 112.08 0.24 1.88 2.93

2.2.2 Obat-obatan & Pupuk 123.39 124.56 125.55 125.59 0.03 0.82 1.78

2.2.3 Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 104.32 104.56 105.27 105.57 0.29 0.96 1.20

2.2.4 Trasportasi 129.64 131.37 131.79 132.29 0.38 0.70 2.05

2.2.5 Penambahan Barang Modal 121.59 122.52 124.05 124.44 0.31 1.57 2.35

2.2.6 Upah buruh Tani 121.04 122.45 122.80 122.82 0.02 0.30 1.47

3 Nilai Tukar Petani 106.44 108.07 108.59 108.18 -0.38 0.10 1.64

Perubahan NTP masing-masing sub sektor bulan Juni 2011 terhadap Juni 2010 (year-on-year), tiga sub sektor mengalami kenaikan NTP yaitu Sub Sektor Tanaman Pangan naik 2,31 persen, Sub Sektor Hortikultura naik 3,02 persen dan Sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,46 persen sementara itu Sub Sektor Perikanan turun 2,89 persen dan Sub Sektor Peternakan turun 1,13 persen.

Grafik 2.

(4)

2. Indeks Harga yang Diterima Petani

Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Pada bulan Juni 2011, indeks harga yang diterima petani turun 0,16 persen dibanding bulan Mei 2011, yaitu dari 140,77 menjadi 140,55. Turunnya indeks ini disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani pada Sub Sektor Tanaman Pangan sebesar 0,04 persen, Sub Sektor Hortikultura sebesar 0,44 persen. Sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,28 persen. Sub Sektor Peternakan dan sub sektor perikanan mengalami kenaikan indeks masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,92 persen.

Grafik 3.

Perubahan Indeks yang Diterima Petani (It) Kalimantan Selatan Bulan Mei 2011 (2007 = 100)

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani

Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumahtangga dan biaya produksi. Golongan konsumsi rumahtangga dibagi menjadi kelompok makanan dan kelompok non makanan. Pada bulan Juni 2011, indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,22 persen dibanding bulan Mei 2011 yaitu dari 129,64 menjadi 129,92. Kenaikan ini disebabkan naiknya indeks harga konsumsi rumahtangga sebesar 0,24 persen dan indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen.

Indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) Bulan Juni 2011 naik sebesar 0,24 persen dari 132,53 pada bulan Mei 2011 menjadi 132,84 bulan Juni 2011, Kenaikan indeks harga konsumsi rumah tangga disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, kelompok perumahan 0,75 persen, kelompok sandang 0,27 persen, kelompok kesehatan 0,23 persen, Pend, Rekreasi & OlahRaga 0,14 persen, dan kelompok Traspor & Komunikasi naik sebesar 0,65 persen, disisi lain, kelompok makanan jadi mengalami penurunan sebesar 0,19 persen .

Jika dilihat komoditasnya, lima komoditas konsumsi rumahtangga petani yang memberikan sumbangan terbesar pada Bulan Juni 2011 adalah bawang merah yang mengalami kenaikan harga sebesar 0,05 persen, minyak tanah 0,04 persen, tomat sayur sebesar 0,03 persen, daging ayam sebesar 0,03 persen, buncis sebesar 0,03 persen. Lima komoditas utama konsumsi rumah tangga yang

(5)

sebesar 0,01 persen, daging sapi sebesar 0,01 persen, gula pasir sebesar 0,01 persen.

Indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal Bulan Juni 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen dari 121,25 menjadi 121,44. Kenaikan indeks harga kelompok ini disebabkan oleh kenaikan harga bibit sebesar 0,24 persen, harga obat-obatan dan pupuk sebesar 0,03 persen, sewa lahan, pajak dan lainnya sebesar 0,29 persen, transport 0,38 persen, penambahan barang modal sebesar 0,31 persen, dan upah buruh tani sebesar 0,02 persen.

Grafik 4.

Perubahan Indeks yang Dibayar Petani (Ib) Kalimantan Selatan Bulan Juni 2011 (2007 = 100)

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Kalimantan

Dari 4 provinsi di Kalimantan yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Juni 2011, satu provinsi mengalami kenaikan NTP dan tiga provinsi mengalami Penurunan. Kenaikan NTP terjadi di Kalimantan Timur sebesar 0,29 persen sedangkan penurunan NTP terjadi di Kalimantan Selatan sebesar 0,38 persen, Kalimantan Barat 0,35 persen dan Kalimantan Tengah 0,29 persen.

Tabel 2.

Nilai Tukar Petani 4 Provinsi di Pulau Kalimantan Bulan Mei 2011 - Juni 2011 (2007=100)

No. Provinsi Bulan Perubahan

Mei 2011 Juni 2011 Mei-Juni

(1) (2) (3) (4) (5)

1 KAL‐BAR  102.97 102.60 ‐0.35 

2 KAL‐TENG  101.55 101.26 ‐0.29 

3 KAL‐SEL  108.59 108.18 ‐0.38 

4 KAL‐TIM  98.36 98.65 0.29 

Pada bulan Juni 2011, NTP Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 108,18 merupakan yang terbesar dibanding provinsi lainnya di Pulau Kalimantan. Sementara NTP Provinsi Kalimantan Timur sebesar 98,65 merupakan yang terkecil.

(6)

Selama Juni 2011, komposisi jumlah observasi dari 70 transaksi harga gabah di 10 Kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP) . Harga GKP di tingkat petani naik 2.43 persen

Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siam Kerdil senilai 6.686,- per kg yang terjadi di Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan harga terendah senilai Rp 3.096,- per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR 42 terjadi di Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan .

Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik 2,43 persen, dari bulan Juni Rp 4.313.67 per kg dibulan Mei 2011 menjadi Rp 4.418,68,- per kg di bulan Juni 2011 dan ditingkat penggilingan harga gabah naik 2,79 persen dari Rp 4.379.99,- per kg dibulan Mei 2011 menjadi Rp 4.502.34,- per kg dibulan Juni 2011

HARGA PRODUSEN GABAH

BULAN JUNI 2011

Survei harga produsen gabah selama Juni 2011 dilakukan terhadap 70 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 70 observasi .

Tabel  1  Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan,   dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Juni 2011 Kalimantan Selatan  Kelompok  Kualitas  Jumlah  Observasi  ( % )  Harga di Tingkat Petani ( Rp/Kg)  Harga Rata‐ rata di  Tingkat  Penggilingan  ( Rp/Kg)  Harga  Pembelian  Pemerintah   ( HPP )  (Rp/Kg)  Selisih ( 6 )  thd       ( 7 ) 

Terendah  Tertinggi  Rata‐rata  ( Rp/Kg)  (%) 

1  2  3  4  5  6  7  8  9  GKP  70  3,096.00  6,636.00  4,418.68  4,502.34  2,640  1,862.34  171  (100 % )  IR 42,  Angkinang    ( HSS )  Siam kerdil  , Barambai     ( Batola )  ( Petani )  2,685  1,817.34  168  ( Penggilingan )                             Keterangan: ◙ GKG : KA  14,00% dan KH  3,00% ◙ GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) ◙ Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00%

(7)

Tabel 2

Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Mei - Juni 2011

Kelompok Kualitas

Tingkat Petani ( Rp/Kg) Tingkat Penggilingan ( Rp/Kg)

Mei Juni

Perubahan (3) thd (2)

( % )

Mei Juni Perubahan (6)

thd (5) (%)

1 2 3 4 5 6 7

GKP 4,313.67 4,418.68 2.43 4,379.99 4,502.34 2.79

Secara umum, komponen mutu gabah selama dua bulan terakhir cenderung fluktuatif. Pada periode ini, kadar air gabah kualitas GKP relatif makin merosot dari bulan ke bulan. Hal ini disebabkan oleh intensitas curah hujan hingga Mei 2011. Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 15,07 persen dan 3,64 persen.

4. Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas

Selama Juni 2011, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani terjadi kenaikan masing-masing 2,43 persen dibandingkan bulan lalu, sedangkan di tingkat penggilingan, juga terjadi kenaikan sebesar 2,79 persen .

Tabel 3

Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah Mei - Juni 2011

Kelompok Kualitas Kadar Air ( % ) Kadar Hampa/Kotoran ( % )

Mei Juni Mei Juni

GKP 15.41 15.07 4.06 3.64

 

Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani naik 2,43 persen dari Rp 4.313,67,- per kg menjadi Rp 4.418.68,- per kg dan di tingkat penggilingan naik 2,79 persen dan Rp 4.379,99,- per kg menjadi Rp 4.502,34,- per kg selama Juni 2011.

Gambar

Tabel  1  Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan,   dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Juni 2011 Kalimantan Selatan  Kelompok  Kualitas  Jumlah  Observasi  ( % )  Harga di Tingkat Petani ( Rp/Kg)  Harga Rata‐rata di Tingkat  Pengg

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini lebih merupakan suatu alternatif, mengingat bahwa suatu endapan turbidit juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang akan memberikan ciri yang

Sumber primer adalah sumber asli atau data bukti yang sezaman dengan peristiwa yang akan diungkap. Sumber primer juga bisa disebut sumber langsung, antara lain

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, yakni penelitian yang menggali alasan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000, latar belakang sosial politik

public class ProgramPertama extends MIDlet implements CommandListener { Display display; Form frmTampil; Command cmdKeluar; public ProgramPertama() { display

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

Menurut Bernadin et.al, (2016:46), kinerja adalah kelakuan atau kegiatan yang berhubungan dengan tujuan organisasi, dimana organisasi tersebut merupakan keputusan dari

Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan Tinggi No.. Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan

Belajar : Berbagai latihan soal tentang Toleransi ukuran dan suaian Buku PDTM Penerbit Saka Mitra Mandiri