1
MAKALAH HASIL OBSERVASI LAPANGAN
PROYEK XXXXXXXXX MEDAN
DITINJAU DARI ASPEK KONSTRUKSI DAN PERALATAN
PELATIHAN AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI ANGKATAN KE-126
OLEH KELOMPOK I
KETUA : SOETOJO TJONDRO SATRIO SEKRETARIS : MUHAMMAD GRADY WIRA PAKSI ANGGOTA : HABIBI EL HADIDHY
4-7 SEPTEMBER 2012
2
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN ... 3
1.1. Umum... 3
1.2. Maksud Dan Tujuan ... 3
1.3. Dasar Aturan dan Perundangan ... 4
1.4. Gambaran Umum Proyek. ... 4
1.5. Gambaran Lokasi Proyek ... 5
BAB 2 OBJEK OBSERVASI ... 6
2.1. Metode yang Digunakan ... 6
2.2. Objek yang Diobservasi ... 6
2.3. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi Akibat Peralatan dan Pekerjaan Konstruksi ... 6
2.4. Kecelakaan Kerja yang Pernah Terjadi di Lokasi Proyek ... 7
BAB 3 PERMASALAHAN DI LAPANGAN ... 8
BAB 4 ANALISA... 15
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 24
5.1. Kesimpulan ... 24
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Umum
Setelah peserta Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi mendapat pembekalan di kelas selama 4 (empat) hari, maka diperlukan untuk melihat secara langsung kegiatan proyek di lapangan dan melakukan observasi lapangan. Selanjutnya peserta diminta untuk menyusun makalah dan laporan dan kemudian mempresentasikan hasil makalahnya.
Observasi lapangan yang dimaksud yaitu peninjauan lapangan secara langsung mengenai hal-hal yang berkaitan dengan K3 khususnya di sektor peralatan dan konstruksi.
Observasi dilakukan di proyek Pembangunan Xxxxxxxxxx yang berada di jalan Gagak Hitam, Medan. Proyek ini dipilih karena dianggap memiliki risiko kecelakaan sedang sehingga tinjauan kesehatan dan keselamatan kerja lebih kompleks terlihat.
1.2. Maksud Dan Tujuan 1. Pelatihan
Pelatihan ini bertujuan untuk mendidik calon Ahli Muda K3 dalam memahami manajemen pelatihan K3 Kontruksi dan siap melakukan program sosialisasi yang dijalankan baik lewat perencanaan pelatihan maupun pelaksanaan di lapangan.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan mempunyai maksud agar peserta pelatihan bisa melihat secara langsung suatu kegiatan proyek kontruksi khususnya kegiatan-kegiatan yang terkait dengan K3 namun sebelumnya peserta telah diberi pembekalan teori atau pengetahuan di dalam kelas.
Tujuan dari kegiatan observasi lapangan ini adalah:
1. Peserta pelatihan mampu mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K3 ke dalam aplikasi di lapangan.
2. Peserta pelatihan mampu menilai perbedaan yang terjadi antara teori dan aplikasi di lapangan melalui pembuatan catatan hasil observasi.
3. Peserta pelatihan diharapkan dapat memberikan input / saran kepada obyek observasi (manajemen perusahaan, pelaksana, mandor, tukang, pekerja, dan lain-lain) mengenai penerapan K3 yang benar.
4 3. Makalah dan Seminar
Setelah dilakukan observasi di lapangan peserta diharapkan mampu untuk menyusun makalah dan mempresentasikan makalah tersebut dihadapan peserta lain dengan tujuan:
1. Peserta mampu menyajikan hasil visualisasi di lapangan dalam suatu tulisan secara sistematis dan mudah dimengerti.
2. Peserta pelatihan didorong untuk mampu dan berani tampil mempresentasikan serta mempertahankan pendapat beserta analisanya dalam suatu forum resmi dan terbuka.
1.3. Dasar Aturan dan Perundangan 1. UUD 1945 Pasal 27
2. UU nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
“Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan hak atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan”
3. UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 86
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas : a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai – nilai agama 4. Permenaker No. 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan
5. SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.174/Men/1986, No. 104/Kpts/1986
1.4. Gambaran Umum Proyek.
Nama Pekerjaan : Pembangunan Medan Focal Point
Lokasi : Jl. Gagak Hitam/ Ring Road Medan
Jenis Pekerjaan : Gedung Bertingkat/ Mall
Lingkup Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, Mekanikal Elektrikal
Pemilik Proyek : PT. Palarudhibi Teguh Makmur
5
Kontraktor Pelaksana : PT. Waskita Karya
Konsultan M K : PT. Atelier 6 Project Management
DATA BANGUNAN
Jumlah Lantai : Shoping Mall (4 Lantai & 2 Basement)
Luas Lahan : 6.000 m2
Luas Bangunan : 17.000 M2
Parkir :1 Lantai (Basement)
Sistem Kontrak : Lumpsum & Fixed Price
Lama Pekerjaan : 300 Hari Kalender
Nilai Kontrak : - Pekerjaan Tanah dan Pondasi Rp. 11.484.000.000,- - Struktur dan Arsitektur Rp. 38.250.000.000,-
1.5. Gambaran Lokasi Proyek
6
BAB 2 OBJEK OBSERVASI
Observasi yang dilakukan memiliki objek tersendiri yaitu peralatan dan pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja di lokasi proyek.
2.1. Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan dalam observasi lapangan ini adalah metode pencarian data primer berupa:
1. Wawancara langsung dengan pelaku proyek yaitu Manajer Proyek dan Koordinator Pelaksana Lapangan terutama yang berkaitan dengan K3
2. Melihat secara visual kegiatan K3
2.2. Objek yang Diobservasi
Adapun objek yang diobservasi oleh Kelompok 1 yaitu:
1. Prosedur K3 yang diterapkan pada peralatan konstruksi termasuk kelayakan dan keberadaannya
2. Scafolding yang disyaratkan didalam K3
3. Pekerjaan Konstruksi berupa pekerjaan konstruksi baja, alat angkat dan angkut, Mekanikal dan Elektrikal
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri pada pekerja di proyek 5. Kelengkapan Keselamatan Kerja pada Bangunan
2.3. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi Akibat Peralatan dan Pekerjaan Konstruksi Akibat buruknya peralatan yang digunakan serta kurangnya kemampuan pekerja atau operator dalam menggunakan alat konstruksi dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang bersifat fatal. Selain itu pekerjaan konstruksi pada bangunan tinggi juga sangat berpotensi terjadinya kecelakaan kerja terutama bila kegiatan K3 tidak dilakukan secara menyeluruh. Adapaun contoh jenis kecelakaan kerja yang mungkin terjadi akibat peralatan dan pekerjaan konstruksi yaitu:
7 No Jenis Kecelakaan Kerja Proses K3 yang tidak dipatuhi
1 Terjatuh Tidak adanya body harness/ body harness tidak
dipasang dengan baik
Platform pada Scafolding mengalami masalah/ scaffolding kurang diperiksa
2 Tertimpa Safety Helm tidak digunakan dengan baik
3 Tergelincir Safety shoes tidak digunakan dengan baik
2.4. Kecelakaan Kerja yang Pernah Terjadi di Lokasi Proyek
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaksana proyek didapat informasi bahwa pernah terjadi kecelakaan kerja dan kecelakaan dengan tingkat risiko terbesar yang pernah terjadi yaitu seorang pekerja terjatuh dari platform scaffolding di lantai 2 dan terjatuh hingga
basement 2 sehingga mengalami patah tulang. Kejadian lainnya hanya kecelakaan kecil dan dapat diantisipasi melalui penggunaan safety net dan APD.
8
BAB 3 PERMASALAHAN DI LAPANGAN
Berdasarakan hasil observasi yang telah dilakukan kelompok 1 mengenai kegiatan K3 di sector peralatan dan pekerjaan konstruksi maka didapat permasalahn yang terjadi di lapangan. Hasil observasi ini disampaikan dengan menyertakan gambar hasil observasi.
CARA MENDIRIKAN TANGGA DI SCAFOLDING TIDAK SESUAI DENGAN ATURAN (TIDAK HANDRIL, CATWALK, TIDAK ADA NET)
PENGGUNAAN SAFETY LINE YANG TIDAK PADA TEMPATNYA
9 JALUR EVAKUASI YANG DAPAT
MEMBINGUNGKAN PEKERJA SAAT TERJADI EMERGENCY
PENGGUNAAN CROSS BRECH YANG TIDAK STANDAR (DIGUNAKAN KAWAT SEBAGAI PENGIKAT DI KARENAKAN TIDAK ADA PENGUNCI DI SCAFOL)
KONDISI YANG SEHARUSNYA KONDISI YANG SEHARUSNYA
10 KABEL YANG TERGENANG AIR, SEHARUSNYA DIBUATKAN
HANGER UNTUK MENCANTOLKAN KABEL TERSEBUT.
LUBANG SHAF YANG TIDAK TERPROTEKSI DAN TIDAK ADA RAMBU.
11 PENGGUNAAN UHEAT YANG TIDAK
SEMESTINYA.
RAMBU YANG MENGINFORMASIKAN BAHWA DI BAWAH SEDANG ADA PEKERJAAN PEMBOBOKAN
PENGGUNAAN UHEAT YANG BENAR, NAMUN SECARA ENGINEER APAKAH BALOK TERSEBUT MAMPU MENAHAN BEBAN DARI SCAFOLDING YANG TERDIRI DARI 8 LAYER.
12 PEKERJA YANG TIDAK MENGGUNAKA HELM, SARUNG
TANGAN DAN SEPATU YANG LEBIH PARAHNYA DIA BEKERJA SAMBIL MEROKOK.
SISA OLI YANG DITEMPATKAN TIDAK SESUAI, DAN TIDAK BERLABEL
13 PADA PANEL TIDAK TERDAPAT TANDA LISTRIK, PERSONAL
INCHAGE, TIDAK TERKUNCI, ISI PANEL TIDAK SESUAI DENGAN STANDAR PUIL, SEHINGGA DAPAT MEMBAHAYAKAN
ALAT KOMPRESOR DAN BARCUTTING YANG SUDAH TIDAK DIGUNAKAN TIDAK TERTUTUP DAN TIDAK BERLABEL (ALAT TIDAK DIGUNAKAN)
14 APAR YANG TIDAK DI RAWAT SEHINGGA SELANG DAN ISI TIDAK TERPANTAU. SANGAT BERBAHAYA JIKA TERJADI EMERGENCY TIDAK DAPAT DIGUNAKAN.
ALAT ALAT YANG SUDAH TIDAK DIGUNAKAN TIDAK DI RAWAT DAN DI BIARKAN BEGITU SAJA
15
BAB 4 ANALISA
Dari hasil observasi di lapangan telah dijumpai beberapa permasalahan yang terjadi. Untuk memberikan penyempurnaan dari permasalahn yang terjadi maka perlu dilakukan analisa mengenai permasalahan yang terjadi.
Adapun hasil analisa yang dapat disampaikan oleh kelompok 1 yaitu:
Pemasangan scaffolding yang baik
CARA MENDIRIKAN TANGGA DI SCAFOLDING TIDAK SESUAI DENGAN ATURAN (TIDAK HANDRIL, CATWALK, TIDAK ADA NET)
SEHARUSNYA GUNAKAN HANDRIL, PEMASANGAN CATWALK TIAP LANTAI DAN DIPASANG NET, STOPER.
16 PENGGUNAAN SAFETY LINE YANG TIDAK PADA TEMPATNYA
PENGGUNAAN CROSS BRECH YANG TIDAK STANDAR (DIGUNAKAN KAWAT SEBAGAI PENGIKAT DI KARENAKAN TIDAK ADA PENGUNCI DI SCAFOL)
KONDISI YANG SEHARUSNYA
DETAIL
SEHARUSNYA SAFETY LINE DIGUNAKAN APABILA DI AREA TERSEBUT ADA SMOKING AREA ATAU REST AREA
SEHARUSNYA DIMASUKKAN KE DALAM PENGUNCI SEPERTI PADA GAMBAR.
17 JALUR EVAKUASI YANG DAPAT
MEMBINGUNGKAN PEKERJA SAAT TERJADI EMERGENCY
KABEL YANG TERGENANG AIR, SEHARUSNYA DIBUATKAN HANGER UNTUK MENCANTOLKAN KABEL TERSEBUT.
KONDISI YANG SEHARUSNYA
SEHARUSNYA TERDAPAT PETUNJUK TANGGA DARURAT UNTUK PEKERJA APABILA TEJADI EMERGENCY
18 PENGGUNAAN UHEAT YANG TIDAK
SEMESTINYA.
PENGGUNAAN UHEAT YANG BENAR, NAMUN SECARA ENGINEER APAKAH BALOK TERSEBUT MAMPU MENAHAN BEBAN DARI SCAFOLDING YANG TERDIRI DARI 8 LAYER.
LUBANG SHAF YANG TIDAK TERPROTEKSI DAN TIDAK ADA RAMBU.
SEHARUSNYA TERPASANG PROTEKSI SHAF SELEBAR LUBANG TERSEBUT DAN ADA SIGN TERTULIS “AWAS LUBANG” DAN LUBANG SHAF
19 PEKERJA YANG TIDAK MENGGUNAKA HELM, SARUNG
TANGAN DAN SEPATU YANG LEBIH PARAHNYA DIA BEKERJA SAMBIL MEROKOK.
RAMBU YANG MENGINFORMASIKAN BAHWA DI BAWAH SEDANG ADA PEKERJAAN PEMBOBOKAN
SISA OLI YANG DITEMPATKAN TIDAK SESUAI, DAN TIDAK BERLABEL
SEHARUSNYA OLI TERSEBUT DI TEMPATKAN PADA AREA PENAMPUNGAN LIMBAH BEKAS OLI DAN AREA TERSEBUT DIBERI PASIR AGAR OLI YANG MENETES TIDAK LANGSUNG KE TANAH
20 Contoh Pemakaian APD yang baik
SEHARUSNYA PETUGAS K3 DI PROYEK TERSEBUT DAPAT MENGINFORMASIKAN PADA PEKERJA UNTUK MENGGUNAKAN APD SAAT BEKERJA DAN TIDAK MEROKOK SAAT BEKERJA
GAMBAR DIATAS MENUNJUKKAN PANEL LISTRIK YANG DIPASANG /DIGUNAKAN TIDAK SESUAI DENGAN PUIL
21 SEHARUSNYA PADA PABEL TERDAPAT TANDA LISTRIK,
PERSONAL INCHAGE, TERKUNCI, ISI PANEL SESUAI DENGAN STANDAR PUIL
ALAT KOMPRESOR DAN BARCUTTING YANG SUDAH TIDAK DIGUNAKAN TIDAK TERTUTUP DAN TIDAK BERLABEL (ALAT TIDAK DIGUNAKAN)
SEHARUNYA ALAT TERSEBUT DITUTUP DAN DIBERI PELINDUNG SERTA DIBERI LABEL.
DITEMUKAN APAR YANG SELANGNYA SUDAH ROBEK DAN KOMPRESI DARI PANEL SUDAH MENUNJUKKAN TIDAK PADA WARNA HIJAU.
22 Jenis-jenis APAR yang dapat digunakan
APAR YANG TIDAK DI RAWAT SEHINGGA SELANG DAN ISI TIDAK TERPANTAU. SANGAT BERBAHAYA JIKA TERJADI EMERGENCY TIDAK DAPAT DIGUNAKAN. HARUS SESUAI DENGAN PERMEN PU NO.02/KPTS/1985 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG
23 ALAT ALAT YANG SUDAH TIDAK DIGUNAKAN TIDAK DI RAWAT DAN DI BIARKAN BEGITU SAJA
SEHARUNYA ALAT TERSEBUT DITUTUP DAN DIBERI PELINDUNG SERTA DIBERI LABEL.
24
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa dapat diambil kesimpulan sebagai beikut:
1. Pelaksana proyek Xxxxxxxxxx telah melaksanakan K3 pada kegiatan konstruksi dan pada peralatan namun belum dilakukan secara menyeluruh, hal ini dapat terlihat dari
kelengkapan K3 yang belum sempurna pada saat kegiatan konstruksi.
2. Beberapa peralatan yang digunakan masih ada yang mempunyai tingkat potensi risiko yang besar seperti scaffolding dan tangga tanpa hand rail
3. APAR yang tersedia kurang memadai jika dilihat dari luas bangunan.
4. Kelengkapan alat pelindung diri belum dilakukan secara total, hal ini dapat terlihat dari pekerja yang bekerja tanpa menggunakan APD padahal sedang mengerjakan pekerjaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi dan sedang.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh Kelompok 1 dalam rangka menerapkan SMK3 di proyek Xxxxxxxxxx yaitu:
1. Setiap pekerjaan konstruksi baik yang masih berlangsung ataupun slowdown agar lebih diperhatikan kelengkapan APD (alat pelindung diri) pada seluruh pekerja serta staf operasional agar pelaksanaan SMK3 di proyek tersebut tetap dipertahankan.
2. Alat-alat kelengkapan emergency tetap menjadi prioritas karena proyek masih berlangsung, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kebakaran.