• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH korupsi.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKALAH korupsi.docx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DALAM INPRES NO 2 TAHUN 2014

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pendidikan Budaya Anti Korupsi

yang dibina oleh Suprapti, SST.,M.Kes.

Oleh: Kelas IIA

Friska Danastri Imawati (1302100026) Ulul Izzati (1302100027) Allif Eka Fatmasari (1302100028) Indah Maswari Agustin (1302100029) Miftahul Choiroh ( 1302100030)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PRODI DIII KEBIDANAN MALANG JURUSAN KEBIDANAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayahnya makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi Mahasiswi Kebidanan maupun pembaca untuk bidang ilmu pengetahuan.

MakalahinisendiridibuatgunamemenuhitugasmatakuliahPendidikan Budaya Anti Korupsi dari dosenpembina Ibu Suprapti,SST.,M.Kes. denganjudul “Inpres No 2 Tahun 2014”.

Penulismenyadaribahwamakalahinijauhdarisempurna.Olehkarenanya, kritik yang membangunsenantiasapenulisharapkanuntukperbaikanmakalahini.Penulismengucapkanbanya kterimakasihkepadapihak-pihak yang telahmembantudalampenyelesaianmakalahini. Semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang.

Malang, 10 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Penulisan...1

BAB II...2

BAHASAN...2

2.1 Dasar Pembuatan Inpres No. 2 Tahun 2014...2

2.2 Isi Inpres RI No. 2 Tahun 2014...3

2.3 Beberapa Aksi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (tercantum dalam Lampiran Inpres No 2 Tahun 2014)...1

2.4 Analisis Inpres RI No. 2 Tahun 2014...1

2.5 Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi...1

BAB III...2

PENUTUP...2

3.1 Simpulan...2

3.2 Saran – Saran...2

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maraknya korupsi di Indonesia membuat sejumlah pihak merasa dirugikan. Korupsi tak hanya melanda kalangan menengah ke bawah, tapi juga kalangan menengah ke atas, terutama para pejabat pemerintahan. Korupsi ini sudah menjadi budaya yang mengakar kuat di dalam berbagai lapisan masyarakat.

Berdasarkan tabulasi data penanganan korupsi oleh KPK tahun 2004-2015, KPK telah melakukan tindakan penyelidikan sebanyak 679 kasus, 416 kasus penyidikan, 326 kasus penuntutan, 283 inkracht, dan 297 kasus eksekusi.

Dalam upaya pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka panjang (2012-2015) dan jangka menengah (2012-2014), yang diimplementasikan melalui aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK), presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Maret 2014 telah menandatangani Instruksi Presiden No.2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah dasar pembuatan Inpres No. 2 Tahun 2014? 1.2.2 Apa isi Inpres No. 2 Tahun 2014 ?

1.2.3 Analisis Inpres RI No. 2 Tahun 2014 ?

1.2.4 Bagaimanakah peran mahasiswa dalam menggalakkan Gerakan Anti Korupsi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.2.5 Untuk mengetahui dasar pembuatan Inpres No. 2 Tahun 2014. 1.2.6 Untuk mengetahui isi Inpres No. 2 Tahun 2014.

1.2.7 Untuk menganalisis Inpres RI No. 2 Tahun 2014.

(5)

BAB II

BAHASAN

2.1 Dasar Pembuatan Inpres No. 2 Tahun 2014

Dalam upaya pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka panjang (2012-2015) dan jangka menengah (2012-2014), yang diimplementasikan melalui aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK), presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Maret 2014 telah menandatangani Instruksi Presiden No.2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014.

Instruksi ini ditujukan kepada para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II; Sekretaris Kabinet; Jaksa Agung; Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (KAPOLRI); Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4); para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPLK); para Sekretaris Jendral pada Lembaga Tinggi Negara; para Gubernur; dan para Bupati atau Walikota. Kepada para pejabat tersebut, Presiden menginstruksikan agar menyusun Aksi PPK tahun 2014, dengan berpedoman pada visi dan misi serta fokus kegiatan Prioritas Jangka Menengah Stranas PPK 2012-2014, dan disesuaikan dengan situasi serta kondisi dari masing-masing Kementerian atau Lembaga dan Pemerintahan Daerah.

Aksi PPK tahun 2014 itu, disusun dalam rangka mempercepat pelaksanaan program dan kegiatan prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah masing-masing, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2014. Aksi PPK tahun 2014 berpedoman pada strategi-strategi :

1) Pencegahan 2) Penegakan Hukum

3) Peraturan Perundang-Undangan

4) Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Korupsi 5) Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

6) Mekanisme Pelaporan

(6)

Dalam Negri (Mendagri), serta didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas.

Melalui Inpres tersebut, Presiden menginstruksi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas untuk melakukan koordinasi dalam menyiapkan rumusan Aksi PPK tahun 2014, melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala yang didukung oleh Kepala UKP4, serta berdasarkan input prioritas aksi yang diperoleh dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bank Indonesia (BI), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ombudsman Republik Indonesia, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Yudisial, dan Mahkamah Agung.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas melaporkan hasilnya (penyiapan rumusan aksi, .pemantauan dan evaluasi). Presiden juga menginstruksikan Mendagri untuk melakukan koordinasi dalam menyiapkan rumusan Aksi Daerah Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, serta pemantauan dan evaluasi kemajuan secara berkala didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atu Bappenas. Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 21 maret 2014.

2.2 Isi Inpres RI No. 2 Tahun 2014

INSTRUKSI PRESIDEN RI NO 2 TAHUN 2014

TENTANG

AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

(7)

Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK), dan sebagai implementasinya dilakukan penyusunan aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi setiap tahun, dengan ini menginstruksikan

Kepada :

1 para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II

2 Sekretaris Kabinet

3 Jaksa Agung

4 Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (KAPOLRI)

5 Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)

6 para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPLK)

7 para Sekretaris Jendral pada Lembaga Tinggi Negara

8 para Gubernur

9 para Bupati atau Walikota.

Untuk :

(8)

disesuaikan dengan situasi serta kondisi dari masing-masing kementerian atau lembaga dan Pemereintah Daerah

KEDUA : Aksi PPK Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, disusun dalam rangka mempercepat pelaksanaa program dan kegiatan prioritas pembangunan yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional 2010-2014, rencana pembangunan jangka menengah daerah, masing-masing pemerintah daerah, rencana kerja pemerintah tahun 2014, dan rencana kerja pemerintah daerah tahun 2014 yang dalam pelaksanaannya masih banyak menimbulkan penyimpangan yang berujung pada tindak pidana korupsi.

KETIGA : Aksi PPK Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, berpedoman pada strategi-strategi :

1. Pencegahan

2. Penegakan Hukum

3. Peraturan Perundang-Undangan

4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Korupsi 5. Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

(9)

KEENAM : Semua kementerian, lembaga pemerintah non kementerian wajib berkoordinasi dengan menteri perencanaan pembangunan nasional atau kepala badan perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan koordinasi dalam menyiapkan rumusan aksi PPK tahun 2014, pemantauan dan evaluasi kemajuan secara berkala didukung oleh Kepala Unti kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan serta berdasarkan input prioritas aksi yang diperoleh dari Komisi Pemberantasan Tindak Pidanan Korupsi, Bank Indonesia, Pusat pelaporan, dan Analisis Transaksi keuangan, Ombuds man RI, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Agung, serta melaporkan hasilnya kepada Presiden.

KESEMBILAN: Menteri Dalam Negeri melakukan koordinasi dalam menyiapkan rumusan aksi daerah pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta pemantauan dan evaluasi kemajuan secara berkala didukung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

KESEPULUH : Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta

pada tanggal 21 Maret 2014

(10)

Ttd

(11)
(12)
(13)

2.4 Analisis Inpres RI No. 2 Tahun 2014

Pembuatan Inpres No. 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014 yang disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 21 Maret 2014merupakan instruksi dari Presiden agar menyusun Aksi PPK tahun 2014, dengan berpedoman pada visi dan misi serta fokus kegiatan Prioritas Jangka Menengah Stranas PPK 2012-2014, serta disesuaikan dengan situasi serta kondisi dari masing-masing Kementerian atau Lembaga dan Pemerintahan Daerah.Inpres No. 2 Tahun 2014 dibuat berdasarkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK).

2.5 Peran Mahasiswa dalam Gerakan Anti Korupsi

Peran penting mahasiswa tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda, dan idealisme. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni telah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini.

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pada tanggal 21 Maret 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menandatangani Instruksi Presiden No.2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) Tahun 2014.Instruksi ini ditujukan kepada para pejabat tinggi negara. Aksi PPK tahun 2014 berpedoman pada strategi-strategi, yaitu : Pencegahan, Penegakan Hukum, Peraturan Perundang-Undangan, Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Korupsi, Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi, juga Mekanisme Pelaporan. Melalui Inpres tersebut, Presiden menginstruksi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas untuk melakukan koordinasi dalam menyiapkan rumusan Aksi PPK tahun 2014. Kemudian Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas melaporkan hasilnya (penyiapan rumusan aksi, pemantauan dan evaluasi) kepada presiden. Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 21 maret 2014.

Pembuatan Inpres No. 2 Tahun 2014 ditujukan untuk semua pejabat negara sehingga dilakukan penyusunan aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi setiap tahun. Inpres No. 2 Tahun 2014 ini merupakan bentuk penyempurnaan dari Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2012. Sehingga dengan penyempurnaan bentuk peraturan tentang korupsi di Indonesia, diharapkan dapat menjadi pedoman utama dalam mengangani kasus korupsi di Indonesia. Sehingga kasus korupsi di Indonesia dapat diberantas dan tidak menjadi akar budaya generasi muda selanjutnya. Karena Berdasarkan tabulasi data penanganan korupsi oleh KPK tahun 2004-2015, KPK telah melakukan tindakan penyelidikan sebanyak 679 kasus, 416 kasus penyidikan, 326 kasus penuntutan, 283 inkracht, dan 297 kasus eksekusi.

3.2 Saran – Saran

(15)

Bagi generasi muda (terutama mahasiswa dan pelajar), diharapkan mendapatkan Pendidikan Budaya Anti Korupsi sedini mungkin. Agar generasi muda dapat memiliki dasar pengetahuan Anti Korupsi, sehingga dapat meminimalisir angka kejadian korupsi di masa mendatang. Selain itu, generasi muda Indonesia juga diharapkan dapat berperan aktif di dalam peraturan pemerintah tentang korupsi yang dibuat. Sehingga peraturan-peraturan pemerintah tentang korupsi dapat terselenggara dengan baik di Indonesia dan dijadikan dasar di dalam kehidupan bermasyarakat.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Puspito, T. Nanang, dkk. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Hukum Kepegawaian.

Atmasasmita, Romli, 2004. Sekitar Masalah Korupsi Aspek Nasional dan Aspek Internasional. Bandung : CV Mandar Maju.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI STRATEGIS

Sistem informasi akademik yang akan di bangun meliputi : pengolahan data siswa, data guru, data kelas, data mapel, data pengembangan diri, data ekskul, jadwal ,

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, dengan informan penelitian berjumlah 5 orang, teknik yang digunakan observasi dan wawancara, analisa data dengan menggunakan analisa

Ke tidakcukupan air, fasilitas sanitasi, dan kebersihan di sekolah juga menjadi tantangan bagi remaja putri yang sedang menstruasi.. Selain ketidakcukupan

gunakan adalah media primer (komunikasi kelompok) komunikasi kelompok atau komunikasi primer sebagai media yang digunakan dalam menyampaikan pesan yang berhubungan

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI STRATEGIS PELAKSANAAN

2010 Pemulihan Perekonomian Nasional dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat 2011 Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan Didukung Pemantapan Tata Kelola dan Sinergi

Penyusunan karya ilmiah dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan aturan penulisan, dapat menjadi suatu kesulitan bagi penulis (mahasiswa). Beberapa