• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyesuaian Terhadap Pengaruh Dalam Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyesuaian Terhadap Pengaruh Dalam Air"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

---

Penyesuaian Terhadap

Pengaruh Dalam Air

Manusia dan teknologi berkemampuan untuk mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan dalam dunia penyelaman. Cara

beradaptasi dalam lingkungan air tersebut, tentunya melalui proses pembelajaran terhadap batas- batas kemampuan fisiologinya. Fisiologi penyelaman dalam bab ini memaparkan

fungsi-fungsi tubuh dan reaksi tubuh manusia di dalam air.

Paru-paru & Fungsi Pernafasan

Proses bernafas membuat O2 (Oksigen) dari udara yang dihirup dapat disuplai melalui darah ke semua bagian tubuh dan melepaskan CO2 (Carbon Dioksida). Udara masuk ke paru-paru melalui airway (jalan nafas) seperti pipa yang makin menyempit (bronchi dan bronchioles) dan bercabang di kedua sisi paru-paru dari saluran udara utama (trachea).

Aliran udara berakhir di alveoli (gelembung paru-paru) yang merupakan kantong-kantong udara terakhir dimana proses pertukaran O2 dan CO2 dari sirkulasi darah tubuh. Terdapat lebih dari 300 juta kantong alveoli di dalam paru-paru seseorang. Kantong udara ini dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan-bahan kimia semacam deterjen yang dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis.

Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh Pleuran (selaput paru) yang licin. Selaput tersebut membatasi permukaan dari dinding dada. Kedua selaput ini terletak berdekatan sekali dan dipisahkan oleh suatu lapisan tipis cairan yang dinamakan ‘Intra Pleural Space’ (ruang antara rongga selaput dada). Saat inspirasi (menarik nafas), dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan otot dinding sehingga diafragma (sekat rongga dada) tertarik ke bawah. Berkurangnya tekanan di dalam rongga dada menyebabkan udara mengalir ke dalam paru-paru. Terjadi upaya maksimal pengurangan tekanan yang dapat mencapai 60 sampai 100 mmHg dibawah tekanan 1 atmosfir. Saat ekspirasi (membuang nafas), paru-paru dan dinding dada mengerut. Tekanan yang meningkat di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Hal tertentu dapat terjadi tanpa upaya otot, tetapi perlu dibantu melalui tambahan hembusan nafas.

Fungsi Pernafasan: Pengukuran fungsi pernafasan ada bermacam-macam, tetapi berikut adalah beberapa hal penting yang berhubungan dengan penyelaman. Adapun pengukuran fungsi pernafasan yang dimaksud antara lain:

a. Total Lung Capacity=TLC (Kapasitas total

paru-paru): dimana jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh kedua paru-paru bila terisi penuh. Umumnya + 5-6 liter.

b. Vital Capacity=VC (Kapasitas vital): adalah

volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup secara maksimal. Umumnya + 4-5 liter. Kondisi ini juga disebut Forced Vital Capacity=FVC (daya tampung vital yang dipaksakan)

c. Residual Volume=RV (Volume tersisa): adalah

jumlah gas yang tertinggal di dalam paru-paru setelah dihembuskan secara maksimal. Umumnya + 1,5 liter.

(2)

1st Edition: October 2005

Sehingga secara pengukuran sederhana maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : TLC - VC = RV

Jika diperhatikan: RV kurang lebih 25% dari TLC.

d. Tidal Volume (TV): adalah volume gas yang

bergerak masuk dan keluar dari paru-paru selagi suatu putaran pernafasan sedang istirahat secara normal. Ini biasanya kurang lebih 0,5 liter.

e. Respiration Minute Volume=RMV (Volume

pernafasan semenit): adalah jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dalam satu menit yaitu TV x frekuensi pernafasan = RMV. Umumnya + 6 liter/menit dalam keadaan istirahat (0,5 literÆ12kali), tetapi dapat melebihi 100 liter saat melakukan latihan yang berat. Kondisi tertentu RMV juga disebut Pulmonary Ventilation (ventilasi paru-paru)

f. Timed Vital Capacity (Kapasitas vital sewaktu):

adalah bagian dari VC yang dapat dihembuskan dalam waktu tertentu, umumnya dalam 1 detik dan sering disebut Forced Expiratory Volume=FEV (volume ekspirasi yang dipaksakan). Orang dewasa yang sehat VC harus melebihi 75% dari FEV, tetapi berkurangnya kemampuan karena mengidap penyakit seperti asma, bronchitis, emphysema, dll, membuat gerakan udara yang melalui saluran udara melemah karena menyempitnya saluran atau kekenyalan dari paru yang disebabkan oleh pengerasan, goresan, dan hal lainnya.

1st Edition: October 2005

Pemeriksaan kondisi dan kemampuan paru-paru secara medis harus dilakukan dengan teliti dan cermat terutama jika akan melakukan aktifitas penyelaman guna menghindari kecenderungan mengidap penyakit Pulmonary Barotrauma/Brust Lung (pengkerutan paru). Parameter-parameter diatas menjadi mekanisme yang penting untuk memahami fisiologi pernafasan yang secara relatif memungkinkan prediksi terhadap kondisi: - Resiko barotrauma paru sewaktu descent

(bergerak turun dan ascent (bergerak naik) - Durasi, konsumsi dan aktifitas yang

berhubungan dengan udara tabung terutama jika terpakai habis.

- Kedalaman maksimum yang aman saat menyelam skin diving.

- Kelelahan bernafas dikarenakan peralatan selam kurang berdaya guna.

- Kekurangan O2 (Hypoxia) dikarenakan ventilasi paru-paru yang tak cukup dan hal-hal lainnya. Struktur Alveoli berupa kantong kecil dan tipis, melekat erat dengan lapisan pembuluh-pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah bebas O2 dari jantung. Molekul 02 disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan CO2 yang dilepaskan dari aliran darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernafasan. Saat tersebut akan menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah CO2 yang dikeluarkan dari darah. Gas cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial tinggi ke daerah dengan tekanan partial lebih rendah terjadi karena selisih tekanan (pressure gradient). Selisih tekanan O2 dari aveoli ke aliran darah atau sebaliknya, selisih tekanan CO2 dari saluran darah ke aveoli menentukan pertukaran gas tersebut di paru-paru. Keseimbangan akan terjadi dengan masuknya O2 ke aliran darah dari paru-paru dan dengan masuknya CO2 dari aliran darah ke paru-paru.

(3)

Selisih tekanan yang sama juga terjadi pada tingkat jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh jaringan masuk ke aliran darah dan O2 berdifusi di dalam jaringan tubuh. Proses ini berulang di tiap proses pernafasan dan sirkulasi darah. Pertukaran gas melalui proses difusi yang bergantung pada tingkatan yang sesuai dengan BJ (berat jenis) gas bersangkutan. Di alveoli, O2 berdifusi lebih cepat dari CO2 karena BJ-nya lebih rendah.

Difusi gas di dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi oleh daya larutnya di dalam cairan jaringan dan darah. Karena CO2 +24 kali lebih mudah larut di dalam darah dibandingkan O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 akan meningkat + 20 kali lipat. Difusi gas akan menurun dipengaruhi beberapa faktor seperti kelainan-kelainan dinding alveoli, peredaran pembuluh darah halus yang tidak sempurna mengurangi suplai darah ke alveoli. Salah satu dari hal diatas juga menyebabkan kurangnya O2 kedalam darah dan berkurangnya CO2 dari darah. Jadi Hypoxia (kekurangan O2) / Hypercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi. Pengawasan Pernafasan: Untuk memper-tahankan kadar 02 dan C02, volume pernafasan semenit harus seimbang dengan pemakaian 02 dan kecepatannya dalam menghasilkan C02. Pernafasan diatur oleh pusat pernafasan utama sesuai kadar C02 di dalam darah. Pengaruh sensor di dalam aorta dan arteri karotis akan mengamati perubahan-perubahan kadar 02 dalam darah. Hal ini menerangkan mengapa ketidak-sadaran dapat terjadi bila melakukan hyperventilasi sebelum penyelaman tahan nafas. Hyperventiolasi dapat membuat pusat pernafasan tidak dirangsang oleh pengeuranagan kadar C02, sehingga berdampak pada kegagalan bereaksi terhadap bahaya kekurangan kadar 02 juga selama menyelam dan sewaktu ascent.

Bahaya Hiperventilasi: Setelah melakukan hyperventilasi, penyelam saat descent masih tetap merasa nyaman. Namun saat ascent, tekanan partial 02 menurun dengan cepat, penyelam mulai merasa sesak dan perasaan sukar bernafas. Pada beberapa kasus menyebabkan hilangnya kesadaran yang dikenal dengan istilah ’shallow water black-out’ karena telah terjadi anoxia (kehabisan oksigen). Teknik hiperventilasi jangan dilakukan berlebihan, cukup dilakukan 2 atau 3 kali saja, dan jangan memaksakan kondisi diri saat skin diving. Gejala-gejala hiperventilasi yang berlebihan adalah merasa lemah, pusing, sakit kepala dan berkunang-kunang, bahkan mungkin terjadi black-out (pingsan) di kedalaman.

Jantung & Fungsi Peredaran Darah

Peredaran darah yang dimaksud secara sederhana adalah proses transportasi O2 ke dan dari jaringan-jaringan tubuh dengan membawa kembali C02 ke paru-paru. Sistem sirkulasi dikedalikan oleh jantung selayaknya pompa sentral. Darah dari jantung ke jaringan melalui pembuluh darah besar yang disebut Arteri. Kemudian bercabang-cabang ke pembuluh kecil (Arteriol) hingga ke jaringan tubuh berupa pembuluh-pembuluh halus (kapiler). Jaringan pembuluh kapiler membawa kembali darah yang tidak mengandung O2, masuk ke pembuluh-pembuluh darah kecil yang akan bergabung ke sistem pembuluh darah balik yang lebih besar disebut Vena dan kembali ke jantung. Istilah sirkulasi muatan darah di paru-paru terbalik dengan organ jantung, karena disini arteri paru-paru membawa darah yang bebas 02, sedangkan vena paru-paru membawa darah yang mengandung 02 dari paru-paru ke jantung.

(4)

1st Edition: October 2005

Pembuluh arteri mensirkulasikan darah pada tekanan tertentu dan memiliki dinding otot yang tebal. Dinding vena

cenderung menipis dan tidak elastis karena tekanan darah di

dalam-nya rendah. Dinding pembuluh kapiler terdiri dari suatu lapisan tunggal dan sel-sel untuk mempermudah difusi gas.

Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terdiri dari dua bilik (ventrikel) dan dua

serambi (atrium). Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak mengalir balik ke dalam atrium bila ventrikel mengerut. Setiap sisi jantung bebas dari pada yang lainnya, tetapi masing-masing mengkerut secara bersamaan pada setiap putaran. Kecepatan mengkerut jantung berbeda pada tiap-tiap orang, rata-rata kecepatan normal pada saat istirahat adalah 60-80 per menit dan pada saat bekerja antara 80-150 per menit.

Pada umumnya di dalam tubuh terdapat + 6 liter darah yang terdiri dari cairan serum, zat

pembeku darah (plasma), sel-sel darah merah yang mengandung 02 dan C02, serta sel-sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Volume darah biasanya konstan, tetapi kecepatan peredaran darah sangat berbeda dan tergantung pada kebutuhan 02 oleh jaringan. Oleh karena itu, pada waktu kerja, denyut nadi atau jantung akan meningkat agar dapat mensuplai lebih banyak darah dengan O2 ke dalam jaringan. Saat yang bersamaan, lebih banyak C02 yang dilepaskan jaringan. Pengisian jantung juga akan meningkat pada setiap siklusnya yang meningkatkan kompresi suplai darah.

1st Edition: October 2005

Jantung mampu memompa kurang lebih 4 s/d 5 liter darah per menit pada waktu istirahat, dan bisa mencapai 25 liter pada saat latihan atau bekerja. Tekanan darah dan volume darah harus tetap berada dalam batas tertentu agar jaringan tubuh tidak kekurangan 02 dan mencegah pecahnya arteri. Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan kekuatan pengerutan jantung dan daya tahan arteri terhadap aliran darah. Faktor-faktor ini masuk dalam pengawasan susunan saraf yang pada gilirannya dipengaruhi oleh organ-organ tubuh yang peka terhadap perubahan tekanan.

Tekanan darah saat istirahat, normalnya 120 s/d 140 mmHg selagi jantung mengkerut (sistolik) dan 70-80 mmHg sewaktu jantung mengembang (diastolik). Tekanan darah ini diukur pada saat yang sama dan tertulis sistolik / diastolik, contohnya 120/70. Apabila tekanan darah turun, peredaran darah berkurang dan terjadi penyusutan kadar 02 ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Peredaran darah yang terlalu cepat dapat mengurangi volume darah yang berdampak pada penurunan tekanan darah. ’Shock’ akan dialami jika terjadi penurunan tekana darah yang hebat. Bila shock tidak dapat diatasi, akan mengakibatkan kematian karena suplai darah yang membawa 02 ke jaringan berkurang, terutama ke jaringan otak. Mengatasi shock antara lin dengan memberikan cairan (infus) melalui pembuluh darah (intra vena) agar meningkatkan volume darah dan tekanan darah. Transportasi Gas ke Jaringan Tubuh & Paru-paru: karena tekanan partial dari oksigen relatif rendah pada tekanan atmosfir (1 ATA) maka hanya sedikit O2 yang terbawa di dalam darah dan terlarut secara fisik). Sebagian besar O2 yang disuplai ke jaringan tubuh akan dibawa dalam kombinasi dengan protein yang berada dalam sel darah merah yaitu haemoglobin (Hb).

(5)

Haemoglobin (Hb) memiliki daya ikat yang besar terhadap O2 dan menjadi 98% jenuh dengan O2 pada tekanan 1 ATA di dalam alveoli. Peningkatan hingga 100% terjadi bila menghirup atmosfir yang O2-nya sudah diperkaya (30% atau lebih). Penyelam yang menggunakan udara pernafasan dengan meiningkatkan kadar O2-nya (Enriched Air) sering dilakukan pada penyelaman yang disebut "NITROX".

Selama tekanan partial dari O2 ke dalam jaringan pada kisaran 40 mmHg, O2 akan dilepaskan dari sel-sel darah merah ke jaringan tubuh. Tetapi tidak semua Hb melepaskan O2, karena + 75% Hb tetap jenuh dan larut dalam vena untuk kembali ke jantung. Hb akan mengeluarkan lebih banyak O2 pada tekanan oksigen yang rendah, dengan demikian dapat membantu jaringan tubuh yang kekurangan O2. Darah arteri membawa. sejumlah + 20 ml O2 per 100ml darah. Darah di vena dalam keadaan istirahat, kejenuhan Haemoglobinnya(Hb) +75% dan karena jumlah O2 yang terkandung adalah +15ml per 100ml darah jaringan-jaringan tubuh akan memindahkan +5ml O2 per 100ml darah. Jumlah ini akan meningkat saat bekerja. Transportasi CO2 merupakan akibat langsung dari daya larut O2 di dalam darah dan sel-sel darah merah, dan kemampuan larutnya akan tergantung pada tekanan partial CO2 di jaringan dan darah. Sejumlah CO2 larut di dalam darah secara fisik, tetapi sebagian besar terlarut dalam cairan di sel-sel darah merah yang memudahkan C02 untuk bergabung dengan berbagai macam zat-zat kimia dan air yang membentuk asam karbonat.

Sinus

Sinus adalah rongga udara yang terdapat di kepala. Terdapat 4 macam sinus di kepala yaitu : a. Sinus Frontalis

b. Sinus Ethmoidalis c. Sinus Maxilaris d. Sinus Splienodalis

Semua sinus tersebut berhubungan dengan nasopharing melalui saluran udara berongga agar udara dapat masuk dan keluar serta untuk mengeluarkan genangan cairan yang mungkin terjadi. Apabila saluran ke dalam rongga sinus tersumbat, maka udara pernafasan dari hidung dan tenggorokan tidak akan dapat masuk ke dalam rongga sinus untuk mengimbangi tekanan pada jaringan. Terjadilah pembengkakan dan mungkin disusul dengan pendarahan jaringan yang menempati sebagian dari rongga sinus. Sumbatan pada saluran udara dapat disebabkan oleh keadaan-keadaan berikut :

a. Sinusitis (infeksi atau alergi) dimana pembengkakan dan kongesti (radang) jaringan menyebabkan hambatan mekanis. b. Rhinitis (high-fever), prosesnya sama dengan

sinusitis.

c. Polip (pertumbuhan jaringan kecil/tulang muda yang dapat menyumbat saluran sinus). d. Lipatan jaringan yang berlebihan.

(6)

1st Edition: October 2005

Telinga

Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu a. Telinga bagian luar.

b. Telinga bagian tengah. c. Telinga bagian dalam.

Masing-masing bagian telinga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Telinga bagian luar adalah daun telinga yang berperan dalam melindungi saluran auditor. Saluran ini dilindungi rambut dan kelenjar keringat yang mengeluarkan lilin untuk menangkap partikel asing. Telinga bagian tengah merupakan rongga udara yang dikelilingi oleh jaringan dan tulang-tulang yang dapat menahan tekanan udara, di dalamnya terdapat tulang-tulang penghantar yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga bagian dalam. Gendang telinga adalah selaput yang lentur dan peka yang memisahkan kedua bagian teIinga ini.

Sedangkan telinga bagian dalam tidak mempunyai rongga udara, terletak diantara tulang dan terdiri dari organ pendengaran dan keseimbangan yang berisi cairan. Telinga bagian tengah dan dalam dipisahkan oleh dua selaput tipis yaitu tingkap lonjong (oval window) dan tingkap bundar (round window).

1st Edition: October 2005

Pada saat penyelam turun ke kedalaman, tekanan di kedalaman akan berpengaruh ke telinga bagian tengah dan secara tidak langsung ke telinga dalam. Ekualisasi tekanan terhadap rongga telinga tengah perlu dilakukan pada setiap perubahan tekanan sekeliling dimana penyelam berada. Ekualisasi tekanan dilakukan dengan mengalirkan udara yang bertekanan sama dengan tekanan sekelilingnya melalui saluran Eustachian (penghubung telinga tengah dengan tenggorokan)

Pengaruh Hukum Fisika pada Penyelaman

HUKUM DALTON

Tekanan partial dari campuran gas: Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan dari suatu campuran gas-gas adalah jumlah tekanan partial dari tiap gas yang membentuk campuran tersebut, jika gas itu secara sendiri menempati seluruh ruang (volume). Selama tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial dari tiap-tiap gas pun akan meningkat. Udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih 80%-N2 dan 20%-02, di permukaan laut tekanan N2 adalah sebesar:

N2 = 80% dari 1 ATA (760 mmHg) = 0,8 ATA (608 mmHg) 02 = 20% dari 1 ATA

(7)

Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan mengalikan prosentase gas dengan tekanan total pada tekanan kedalamannya. Peningkatan tekanan partial didalam air terjadi sebagai berikut :

Dari tabel ini terlihat bahwa pada kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA), penyelam yang bemafas dengan udara biasa akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (1 ATA) seperti bila ia sedang menghirup 100% 02 di permukaan air. Pemahaman hukum ini penting untuk mengetahui efek toksik gas pernafasan pada kedalaman, penyakit dekompresi dan penggunaan oksigen maupun campuran gas untuk tujuan pengobatan. Sebagai contoh, seorang penyelam yang menghirup suatu campuran gas 60%-O2 dan 40%-N2 resikonya menderita keracunan O2 pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA).

HUKUM HENRY

Larutan Gas dan Cairan: Ini berhubungan dengan penyerapan gas di dalam cairan. Dinyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut diatas cairan. Bila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA), tekanan partial dari Nitrogen yang dihirup menjadi 2 kali lipat dibandingkan dengan dipermukaan dan akhirnya Nitrogen yang terlarut dalam jaringan juga akan dua kali lipat.

Permukaan = (1 ATA)

= 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02 (PP02 = 20% x I ATA)

10 meter = (2 ATA)

= 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA 02 (PP02 = 20% x 2 ATA)

20 meter = (3 ATA)

= 2,4 ATA N2 + 0,6 ATA 02 (PP02 = 20% x 3 ATA)

40 meter = (5 ATA)

= 4,0 ATA N2 + 1,0 A-rA 02 (PP02 = 20% x 5 ATA)

Tekanan partial Oksigen (PPO2) = 60/100 x 4 ATA = 2,4 ATA (Toksik) Tekanan partial Nitrogen (PPN2)

= 40/100 x 4 ATA = 1,6 ATA Jumlah tekanan

= 2,4 ATA + 1,6 ATA = 4 ATA

Waktu terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan dan kecepatan suplai gas ke jaringan oleh darah. Pengaruh fisiologi dari hukum ini terhadap seorang penyelam berlaku untuk penyakit dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas lembam (inert gas narcocis)

Bilamana tekanan yang terdapat dalam larutan terlalu cepat berkurang, gas keluar dari larutan dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan gelembung-gelembung ini dapat menyumbat pembuluh darah atau merusak jaringan tubuh dan menyebabkan berbagai pengaruh dari penyakit dekompresi atau bends. Penyelam dapat melihat pengaruh yang sama pada CO2 di dalam larutan. Bila ia membuka botol bir dengan tiba-tiba, maka akan terlihat gelembung-gelembung gas yang naik ke permukaan botol.

HUKUM CHARLES

Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume, dan tekanan. Dinyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan, volume dari sejumlah gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut. Hukum ini sangat erat hubungannya dengan sifat kompresi dan dekompresi dari gas-gas yang juga berkaitan dengan gas-gas dalam aliran darah berwujud cair di tubuh manusia yang dapat menjadi lewat jenuh saat menyelam dengan udara tekan (tabung).

(8)

1st Edition: October 2005

SUHU (Temperatur)

Suhu air di sekitar tubuh kita akan menentukan kenyamanan penyelaman dan durasi. Semua perairan bersuhu lebih dingin dari pada suhu tubuh normal (37'C atau 98'F) dan karenanya seorang penyelam akan kehilangan panas tubuhnya ke air karena faktor konduksi. Lapisan-lapisan isolasi dan lemak atau baju selam dapat mengurangi pengaruh ini.

Pada penyelaman satu-rasi, pemeliharaan suhu badan seorang penyelam menjadi suatu kebutuhan utama. Suhu air makin berkurang secara nyata bersamaan dengan bertambahnya kedalaman. Perubahan suhu muali terjadi setelah 10 meter pertama disebabkan oleh karena hilangnya sebagian besar panas matahari di kedalaman. Air dingin dapat menyebabkan gangguan-gangguan fisiologi yang bisa menjadi kritis seperti gangguan irama pernafasan, vertigo (pusing) dan sakit kepala berdenyut-denyut.

Penglihatan dan Cahaya

Penglihatan tanpa bantuan alat di bawah air akan buruk diakibatkan oleh terjadinya pembiasan sinar ke dalam air. Masalah ini dapat diatasi dengan memakai suatu masker (face mask) dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata kita dengan air, walau memakai masker akan memberi kesan yang palsu terhadap jarak dan ukuran.

1st Edition: October 2005

Objek akan terlihat kurang lebih tiga perempat jauhnya daripada jarak yang sebenarnya. Hal ini diperkuat alasan penyelam di darat dengan penglihatan kurang, namun di bawah air merasa penglihatannya meningkat dikarenakan benda-benda terlihat lebih dekat dan objek juga tampak lebih besar dari pada ukuran aslinya.

Lensa obat yang memperbaiki penglihatan (corrective lense) dipasangkan pada masker bagi mereka yang memakai kaca mata di darat. Pemakaian lensa kontak (contact lens) bersama masker dengan lensa biasa saat menyelam juga diperkenankan. Ketajaman penglihatan di bawah air cenderung lebih rendah dikarenakan penyebaran cahaya terdistorsi oleh bayang-bayang dari benda halus atau partikel yang melayang di dalam air serta disebabkan penyerapan cahaya sangat cepat di dalam air. Hal ini membuat penentuan kuat terang cahaya cukup sulit dan bila kontras berkurang, maka penglihatan juga akan terganggu. Kejernihan air, cuaca yang terang dan cahaya buatan akan membantu penanggulangan masalah ini.

Di bawah air, warna-warna tidak akan tampak sama seperti di permukaan. Hal ini disebabkan karakter cahaya berdasarkan gelombang tiap warna tidak sama besar. Di kedalaman, urutan warna-warna mulai dari merah, oranye, kuning, hijau, indigo, ungu dan makin ke kedalaman akan menjadi warna biru. Perubahan warna-warna cerah akan cepat sekali hilang di kedalaman karena spektrum penyerapan cahaya terjadi lebih cepat di dalam air. Benda-benda yang berwarna merah menyala (oleh karena warna merah paling banyak menyerap cahaya), dibawah air akan segera terlihat berubah warna dari hijau gelap, kemudian menjadi warna hitam di kedalaman.

(9)

Suara

Suara di dalam air sangat dipengaruhi oleh media penghantarnya yaitu cairan. Karena air lebih rapat dari pada udara, maka kecepatan suara di dalam air menjadi +4 kali lebih cepat. Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke dalam air. Perbedaan media udara dan air membuat kita sukar untuk mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air.

Identifikasi jenis suara (frekwensi) terhadap pendengaran penyelam di dalam air akan berkurang karena air berada langsung ke selaput gendang telinga bagian luar. Apa lagi jika penyelam mengenakan penutup kepala (hood) yang lebih mengurangi ambang pendengaran. Telinga manusia telah diciptakan untuk melokalisir arah suara di udara bila berada di darat. Di dalam air, mekanisme ini akan terganggu oleh karena suara berjalan 4 kali lebih cepat. Akibatnya lokalisir suara menjadi lebih sulit oleh karena di dalam air suara akan dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala dari pada melalui gendang telinga.

Efisiensi Gerak

Karena kerapatan air lebih besar dari pada udara, maka tahanan yang dialami oleh tubuh pada saat bergerak akan menjadi lebih besar pula. Maka gerakan kita di air menjadi lebih lamban. Pergerakan yang tidak teratur hanya akan menghabiskan energi saja. Saat bergerak di dalam air sebaiknya bergerak secara perlahan dan stabil. Bergerak secara horisontal akan mengurangi tahanan & kita akan dapat bergerak lebih cepat.

Peralatan Selam Pendukung

PAKAIAN SELAM

Pakaian selam / baju selam ini dikenakan untuk menjaga tubuh kita dari kehilangan panas secara cepat & berlebihan. Manfaat lain adalah sebagai proteksi terhadap goresan karang maupun sengatan ubur-ubur/binatang lainnya. Pada daerah penyelaman dengan perairan yang tidak terlalu dingin, dapat mengenakan tipe Wet Suit yang terbuat dari bahan neoprene dengan ketebalan bervariasi.

Para penyelam yang kerap melakukan aktifitas di permukaan air (snorkeling)

disarankan tetap mengenakan baju selam yang disebut Skin Suit. Selain

dapat lebih lama berada di air juga mencegah kulit terbakar sengatan matahari. Daerah penyelaman dengan kategori perairan dingin, baju selam yang dikategorikan Dry Suit layak dikenakan. Antara bahan Dry Suit dan

kulit tubuh akan terdapat udara. Sementara bahan Wet Suit

meninggalkan lapisan tipis air antara bahan dan kulit tubuh. Jika memilih pakaian selam model Skin Suit

dan Wet Suit, janganlah mengenakan baju selam yang terlalu longgar & terlalu sempit.

Struktur baju selam Wet Suit memiliki pori-pori yang dapat memerangkap udara, sehingga memberikan tambahan efek daya apung dan diperlukannya tambahan batu

pemberat dalam memantapkan kontrol jelajah saat menyelam. Mengenakan Baju selam tipe Dry suit sudah tidak memerlukan BCD karena udara di dalam baju dapat ditambahkan dan dikurangi selayaknya BCD sebagai kontrol daya apung.

(10)

1st Edition: October 2005

HOOD & GLOVE

Hood layak dikenakan saat menyelam di air yang dingin sehingga mengurangi kehilangan panas tubuh dari bagian kepala dan telinga. Glove (sarung Tangan) selain berfungsi untuk mencegah kehilangan panas tubuh, juga berfungsi melindungi tangan kita jika kita memegang binatang / karang.

ALTERNATIF SUPPLY UDARA

Jika saat menyelam kita kehabisan udara atau supply udara mengalami gangguan/ masalah, maka perlu dipersiapkan peralatan sumber udara terpisah dari yang kita gunakan. Tabung dan sistem regulator terpisah (pony tank/Spare Air) ataupun menggunakan octopus dari buddy (mitra selam) dengan tehnik buddy breathing (patungan udara) akan menjadi pilihan dalam memperoleh cadangan udara.

PISAU SELAM

Pisau selam ini berfungsi sebagai alat pemotong, pengukur, penggali, dll. Pisau selam umumnya tidak digunakan sebagai senjata tetapi menjadi salah satu alat standard penyelaman. Terdapat bermacam ukuran, model dan bentuk, namun semua sarung pisau selam dilengkapi strap agar dapat diikatkan pada lutut kaki.

GEAR BAG

Gear bag sangat diperlukan sebagai tempat penyimpanan sementara dan saat memindahkan perangkat dan peraltan selam. Pilihan model, bahan, kantong penyekat dan cara membawa sangat bervariasi. Prinsipnya, gear bag selayaknya terbuat dari bahan yang kuat. Metode menyimpan peralatan selam kedalam gear bag dibiasakan berdasarkan prioritas pemakaian. Barang yang pertama dibutuhkan selalu ditempatkan di bagian teratas.

1st Edition: October 2005

JAM SELAM

Merupakan alat selam pendukung yang sangat diperlukan untuk mengetahui durasi penyelaman atau bottom time kita. Jam yang dikhususkan untuk menyelam harus berkampuan kedap air dan tekanan sesuai dengan kemampuannya yang tertera. Jam selam umumnya memiliki bezel (cincin luar) yang dapat diputar. Angka 0 (nol) pada bezel selalu ditempatkan pada jarum panjang jam, yang menandai titik masuk dan mulainya penyelaman. Sesaat setelah muncul di permukaan, maka dimana jarum panjang jam menunjukkan angka pada bezel adalah merupakan Total Bottom Time

COMPASS

Compass adalah sebagai alat bantu untuk navigasi. Menggunakan compass memungkinkan kita untuk mengetahui arah dan pola jelajah penyelaman. Penggunaan compass selalunya dikombinasikan dengan aplikasi pemahaman navigasi alami, antara lain garis pantai, posisi gugusan karang, arah dermaga dan lainnya. PERALATAN SELAM LAINNYA

- Diver Flag and Float (Bendera & Apungan) - Collecting Bag (Tas jala)

- Senter Bawah Air

- U/W Slate (Sabak / alat tulis bawah air) - Kamera & Video bawah air

- Lift Bag (Kantong Angkat)

(11)

Komunikasi BUDDY System

Menyelam selalunya dilaksanakan secara team dan manfaat buddy system yang telah dibahas di bab sebelumnya, ternyata dalam bab ini memaparkan keterbatasan kita di dalam air sehingga perlu menyadari arti buddy demi kepentingan diri kita sendiri. Hambatan, kendala, rasa ingin tahu, menjelajah, rasa senang hingga masalah darurat perlu kita informasikan kepada buddy. Peran teknik komunikasi, juga memiliki keterbatasan saat berada di dalam air. Teknik komunikasi perlu disepakati dan dipahami agar menjamin dan menjaga ketergantungan antar buddy dapat mencapai tujuan dari setiap tindakan yang diharapkan.

Selama aktifitas penyelaman, komunikasi harus selalu dilakukan. Teknik berkomunikasi yang digunakan dalam aktifitas penyelaman adalah: a. KODE / Isyarat TANGAN

(12)

1st Edition: October 2005

b. KODE / Isyarat Senter

1st Edition: October 2005

c. Kode / Isyarat Tarikan Tali / ketukan / Sirene

(13)

e. Komunikasi dengan tulisan: menggunakan sabak atau alat tulis bawah air (Underwater Slate).

Memahami keterbatasan kita di dalam air dapat memberikan dampak terhadap diri sendiri akibat segala perubahan tekanan di kedalaman. Sudah selayaknya kita mulai menyadari kemampuan diri dan ketrampilan dalam mendaya-gunakan peralatan selam yang dibawa demi kemudahan, keselamatan dan kenyamanan

selama melakukan aktifitas penyelaman tersebut. Kendala dan kesulitan yang dihadapi adalah sewajarnya di komunikasikan dengan baik kepada pihak-pihak yang terlibat

dalam aktifitas penyelaman kita.

Referensi

Dokumen terkait

Bila pemasangan penghantar berkurang karena motor bekerja dengan daur kerja tertentu, seperti pembebanan singkat, intermiten atau karena tidak semua motor bekerja

Pada DPPKAD Kota Gorontalo masih terdapat beberapa sumber daya manusia yang kurang memahami cara menggunakan teknologi informasi, hal ini merupakan sebuah masalah

Baik pada eksterior maupun interior design-nya, Frank L.Wright banyak bermain dengan unsur bidang dan garis dengan jenis arsitektur “Hangat” terlihat dari desain

7.2 Data Monitoring Pemeriksaan Air Limbah BAGIAN YG DI PERIKSA STANDART PROGRAM TGL SWAB RUJUKAN STANDART HASIL HASIL Air Limbah STP Outlet MARET 16/03/ 2018 BBTKL BAKU MUTU

&at golongan ini dikenal +uga dengan nama golongan statin dan digunakan untuk menurunkan kolesterol dengan 1ara menurunkan ke1epatan produksi LDL :kolesterol

Respiratory Distress Syndrome ( RDS) disebut juga Hyaline Membrane Disease (HMD) , merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada

Maka diperlukan perancangan antenna dipole yang dapat meningkatkan jangkauan pada frekuensi 2,4 GHz dengan menggunakan software Ansoft HFFS 14.0 dari antena chip

karena bahan yang diblanching pada metode uap air panas dengan waktu 6 menit, kadar patinya akan membentuk gel pada permukaan bahan dan kadar pati yang terdapat