Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan
Napza pada Residen di Yayasan Harapan Permata
Hati Kita Bogor
The Factors That Cause The Abuse of Narcotics,
Psychotropic And Other Addictive Substances by Residence
of Harapan Permata Hati Kita Fondation in Bogor
Ricky Purba
1)& Mastauli Siregar
2)1)
Alumni Program Studi/Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
2)
Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya atau yang biasa kita dengar dengan istilah NAPZA beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah serius. Korban penyalahgunaan NAPZA telah meluas sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin, merambah tidak hanya perkotaan tetapi merambah sampai pedesaan dan melampaui batas negara. Penelitian dilakukan di Yayasan Harapan Permata Hati Kita di desa Ciasin, Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana informan kunci dalam penelitian ini adalah mereka yang menjalani rehabilitasi sebanyak empat orang dan satu informan tambahan yaitu seorang konselor. Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, studi lapangan berupa wawancara mendalam dan observasi. Data yang didapat dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan korban penyalahgunaan dilakukan dengan dua metode yaitu Metode 12 langkah dan aftercare. Kedua metode ini telah diterapkan dengan baik oleh YAKITA terhadap pemulihan para residen yang dilakukan oleh berbagai staff dan konselor.
Kata kunci: faktor internal, faktor eksternal, metode 12 langkah, metode aftercare. Abstract
Abuse of narcotics, psychotropic and other addictive substances or the ones you hear the term drug recent years has become a serious problem. Victims of drug abuse has been expanded such that it goes beyond the boundaries of social class, age, gender, reaching not only urban but extended to rural and transcends national boundaries. The study was conducted at Harapan Permata Hati Kita Fondation in the village of Ciasin, Bogor. This research is descriptive research, where key informants in this study are those that undergo of social rehabilitation of drug abuse as many as four people and one additional informants is a counselor. Data collection techniques with literature studies, field studies, in-depth
interviews and observation. The data obtained and then analyzed by described qualitatively. The results showed that the handling of victims of drug abuse done by two methods. They are method with 12 steps and aftercare. Both of these methods have been applied properly by Yakita to the recovery of the resident performed by various staff and counselors.
Key words: internal factors, external factors, 12-step method, aftercare method Pendahuluan
Penyalahgunaan NAPZA di Indonesia telah sampai pada titik yang mengkhawatirkan. Berikut ini analisa trend data dari Pemberantasan Penggunaan dan Peredaraan Gelap Nasional (P4GN) secara Nasional tahun 2009-2013 adalah trend di tahun 2009 - 2013, jumlah kasus tertinggi yaitu kasus narkotika di tahun 2013 dengan total 21.269 kasus dan jumlah kasus terendah yaitu kasus psikotropika di tahun 2011 sebanyak 1.602 kasus. Trend kenaikan kasus terbesar yaitu kasus narkotika di tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 60,6% dan penurunan kasus terbesar yaitu kasus psikotropika dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 86,55%.
Saat ini muncul 350 jenis narkoba baru masuk ke Indonesia dimana terdata jumlah pengguna narkoba mencapai empat juta orang dan sebagian besar usia produktif. Indonesia disinyalir berada di peringkat keempat terbesar pengguna narkoba di dunia dan setiap tahun jumlahnya terus meningkat. BNN merilis data kelompok usia 10-20 tahun sebagai pengguna aktif dan terjadi peningkatan 3,5 persen pengguna baru dimana setiap tahun peningkatan satu persen pengguna baru (laboratorium BNN, Media massa Net TV 21 juni 2015 pukul 00.21 WIB).
Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) menegaskan bahwa NAPZA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Terdapat sepuluh jenis NAPZA, yakni: 1. Opiat atau Opium (candu), yakni golongan
Narkotika alami yang sering digunakan
dengan cara dihisap (inhalasi), yang
menimbulkan efek berupa: a) rasa kesibukan
(rushing sensation), b) semangat, c) waktu
berjalan lambat, d) pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk, e) rangsangan birahi
meningkat (hambatan seksual hilang), f) masalah kulit disekitar mulut dan hidung. 2. Morfin, yakni zat aktif (narkotika) yang
diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10 persen morfin. Cara pemakaiannya disuntik dibawah kulit, ke dalam otot atau
pembuluh darah (intravena). Morfin
menimbulkan efek dari morfin berupa a) euphoria, b) mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi), c) kebingungan (konfusi), d) berkeringat, e) pingsan, jantung berdebar-debar, f) gelisah dan perubahan suasana hati, dan mulut kering dan warna muka berubah. 3. Heroin atau Putaw, yakni golongan narkotika
semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80 persen hingga 99 persen. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap. Efek yang ditimbulkan heroin atau putaw adalah a) rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati (euforia) tergolong ke downers, b) ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya, c) denyut nadi melambat, d) tekanan darah menurun, e) tot-otot menjadi lemas/rileks, f) diafragma mata (pupil) mengecil (pin point), g) mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri, membentuk dunia sendiri (dissosial) tidak bersahabat. Selain itu juga cenderung menimbulkan penyimpangan perilaku seperti berbohong, menipu, mencuri, criminal; ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari, efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung
berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat.
4. Ganja atau Kanabis, berasal dari tanaman kanabis Sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung tigazat utama yaitu
tetrahidrokanabinol, kanabinol dan
kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap
dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek yang ditimbulkan adalah a) denyut jantung atau nadi lebih cepat, b) mulut dan tenggorokan kering, c) lebih santai, d) banyak bicara dan bergembira, e) sulit mengingat sesuatu kejadian, f) kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, g) reaksi yang cepat dan koordinasi, h) kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan, i) bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek, i) gangguan kebiasaan tidur, j) sensitif dan gelisah, k) berkeringat, l) berfantasi, dan m) selera makan bertambah. 5. LSD (Lysergic Acid atau Acid, Trips, Tabs),
termasuk golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk
kertas berukuran kotak kecil sebesar
seperampat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau
kapsul. Cara menggunakannya dengan
meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam. Efek yang ditimbulkan meliputi a) rasa yang disebut tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu, b) biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut didalamnya, c) menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid), d) denyut jantung dan tekanan darah meningkat, e) diafragma mata melebar dan demam, f) disorientasi, g) depresi, h) pusing, i) panik dan rasa takut berlebihan, j)
flashback (mengingat masa lalu) selama
beberapa minggu atau bulan kemudian, dan k)
gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.
6. Kokain, mempunyai dua bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basah (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanannya sering disebut koka, coke, happy dust, snow,
charlie, srepet, salju, putih. Kokai
disalahgunakan dengan cara dihirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup Kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek yang ditimbulkan adalah a) keriangan, kegembiraan yang berlebihan (Ecstasy), b) hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks, c) jangka panjang mengurangi berat badan, d) masalah kulit, e) kejang-kejang, f) kesulitan bernafas, g) sering mengeluarkan dahak atau lender, h) merokok
Kokain merusak paru (emfisema), i)
memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan, j) paranoid, k) merasa seperti ada kutu yang merambat diatas kulit (cocaine
bugs), l) gangguan penglihatan (Snow Light),
m) kebingungan (Konfusi), n) bicara seperti menelan (Slurred Speech).
7. Amfetamin, nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada dua jenis amfetamin yaitu MDMA (Metil Dioksi Metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi,
nama lain Fantacy Pils dan Inex.
Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Jenis lainnya adalah Shabu, SS, Ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal
dibakar dengan menggunakan kertas
alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol
kaca yang dirancang khusus (Bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (Intravena). Efek yang ditimbulkan adalah a) jantung terasa sangat berdebar-debar (heart
thumps), b) suhu badan naik/demam, tidak
bisa tidur, c) merasa sangat bergembira (euforia), d) menimbulkan hasutan (agitasi), e) banyak bicara (talkativeness), f) menjadi lebih berani/agresif, g) kehilangan nafsu makan, h) mulut kering dan merasa haus, i) berkeringat, j) tekanan darah meningkat, k) mual dan merasa sakit, l) sakit kepala, pusing, tremor/gemetar, m) rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari, dan n) gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium
8. Sedatif-hipnotik (benzodiazepin/BDZ),
tergolong obat penenang dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putaw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur
sebagai efek utamanya. Efek yang
ditimbulkan adalah a) mengurangi
pengendalian diri dan pengambilan keputusan dan b) menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik dengan suntik yang tidak sterill akan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama.
9. Alkohol, suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperolehalkohol sampai 15 persen tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100 persen. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90
menit. Setelah diserap, alkohol/etanol
disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar Alkohol
dalam darah orang akan menjadi Euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi. Terdapat tiga golongan minuman berakohol , yaitu a) golongan kadar etanol 1-5 persen (bir), b) golongan kadar etanol 5-20 persen (minuman anggur/wine), dan c) golongan kadar etanol 20-45 persen (whiskey, vodca, TKW, manson house, Johny
Walker,kamput). Efek alkohol pada umumnya
a) menghilangkan perasaan yang menghambat
atau merintangi, merasa lebih tegar
berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah), c) merasa senang dan banyak tertawa, d) menimbulkan kebingungan, dan tidak mampu berjalan.
10.Inhalansia atau Solven, adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin. Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak. Efek yang
ditimbulkan adalah a) merasa sedikit
terangsang, b) dapat menghilangkan
pengendalian diri atau fungsi hambatan, c) bernafas menjadi lambat dan sulit, d) tidak mampu membuat keputusan, e) terlihat mabuk dan jalan sempoyongan, f) mual, batuk dan bersin-bersin, g) kehilangan nafsu makan, h) halusinasi, i) perilaku menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan, j) bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest), k) pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap, keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Terjadi kemerahan yang menetap di sekitar hidung dan tenggorokan.
Faktor-faktor penyalahgunaan NAPZA meliputi: a) faktor Individu; b) faktor eksternal seperti lingkungankeluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, lingkungan Teman Sebaya, lingkungan masyarakat/social; c) faktor Napza itu sendiri yang mudah diperoleh, berbagai iklan yang mendukung penyalahgunaan NAPZA, dan khasiat farakologik yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/ teler dan lain-lain.
Metode Penelitian
Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA) Jalan Ciasin Nomor 21 Desa Bendungan, Ciawi, Bogor, Jawa Barat 16720, Indonesia. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini digunakan studi
kepustakaan dan studi lapangan meliputi
observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisa kualitatif.
Temuan
Informan Utama 1
Nama: S.S; Jenis Kelamin: Laki-laki; Usia: 26 Tahun; Alamat: Jakarta Selatan; Agama :Kristen; Pendidikan: Mahasiswa; Suku: Batak Toba; Lama menjadi residen: 7 Bulan
SS mengatakan banyak melihat dan mendengar jenis-jenis narkoba dari internet dan sosial media. Awalnya SS hanya mengetahui nama-nama dari NAPZA tersebut, akan tetapi SS mengakui tidak pernah melihat bentuknya secara langsung. SS pertama sekali mengkonsumsi rokok dan alkohol pada kelas dua SMA, saat itu sedang study tour. SS mengkonsumsi alkohol dan rokok karena merasa bosan dengan keadaan yang monoton dan melihat dominan orang-orang di Bali.
SS pertama sekali memakai narkoba jenis ganja. Alasan informan mengkonsumsi narkoba adalah sekedar ingin tahu langsung bagaimana rasanya. Sebelumnya informan sudah mengetahui efek yang akan ditimbulkan melalui internet.
Awalnya SS memperoleh narkoba dari teman satu kampusnya. Pada saat itu informan yang ingin merasakan langsung efek yang ditimbulkan ganja menyuruh temannya membeli ganja dan meminta temannya yang notabene pemakai ganja aktif mengajarinya cara melinting dan mengkonsumsi ganja. Dengan modal seratus ribu rupiah SS dan temannya mendapatkan ganja sejumlah satu garis, yang dijadikan tujuh sampai delapan batang rokok ganja tanpa campuran tembakau.
Setelah beberapa kali mengkonsumsi ganja, SS ketagihan dan candu dengan ganja.
Keluarga SS tergolong orang kaya. SS
mengatakan bahwa almarhum ayahnya adalah
mantan penyalahguna NAPZA Setelah mahir melinting ganja, SS bergaul dengan bandar-bandar yang ada di sekitar komplek rumahnya. Melihat pemakaiannya yang semakin hari semakin banyak, S.S pun memutuskan untuk menjadi bandar di kampusnya Bina Nusantara (BINUS). Dengan modal yang didapat dari tabungannya, sekitar dua juta SS mulai memasarkan ganja di kampusnya. Dengan kualitas ganja yang baik dapat pula respon yang baik dari semua pengguna dan pencinta ganja di kalangan mahasiswa.
Selanjutnya SS juga mengkonsumsi alkohol, ekstasi, obat-obatan (boti), mushroow, LSD, sabu. Ekstasi dan alkohol digunakan untuk olahraga malam (dugem), mendengarkan house musik dan digunakan jika informan memiliki masalah. Obat-obatan digunakan jika ingin bermain musik agar percaya diri yang tinggi dan juga ingin mendapatkan teler maksimal.
SS memiliki seorang pacar, teman satu kampus. SS dan pacarnya kerap menggunakan narkoba bersama-sama. Mereka kerap sekali membuat cake yang telah dicampuri oleh daun ganja, dan tanpa sengaja SS pernah memberikan cake ganja kepada saudara pacarnya.
Suatu saat dimana SS sedang mabuk ganja, namun berusaha tetap menghadiri acara keluarga, sehingga SS membuat kekacauan di acara itu. Keluarga besarnya yang menyaksikan secara langsung kekacauan tersebut tanpa pikir panjang membawa SS ke laboratorium untuk tes urine, ternyata hasilnya positif menggunakan narkoba. Maka ketahuanlah aktivitas SS selama ini. SS dibawa ke tempat rehabilitasi, namun menolak dan berjanji tidak mengkonsumsi lagi narkoba dan bersedia tes urine setiap. Faktanya SS tetap mengkonsumsi narkoba. SS membeli urine temannya seharga Rp. 50.000 per tabung untuk di tes setiap minggu, sehingga hasil tes menyatakan ia tidak mengkonsumsi narkoba.
Pada November 2014 SS yang sedang berpesta narkoba bersama-sama teman-temannya digrebek oleh aparat Kepolisian Jakarta Selatan, beserta barang bukti ganja, sabu dan obat-obatan terlarang. SS dan teman-temannya dibawa langsung ke kantor Polisi, dan menjalani tes urine.
Keluarga SS melakukan negosiasi untuk dapat menghindarkan SS dari ancaman penjara,
dengan syarat direhabilitasi dan keluarga menyertakan uang sebesar seratus lima puluh juta sebagai pelicin agar SS tidak masuk penjara. Setelah itu keluarga SS menghubungi pihak rehabilitasi center YAKITA untuk melakukan penjemputan dan rehabilitasi atas SS.
Informan Utama 2
Nama: BGS; Jenis Kelamin: Laki-laki; Usia: 18 Tahun; Alamat: Palembang; Agama: Islam; Pendidikan: SMA; Suku: Jawa; Lama menjadi residen: 3 Bulan
BGS masih sedang duduk di bangku Kelas II SMA. Ia terpaksa cuti sekolah karena sedang menjalani rehabilitasi. Sebelum masuk ke YAKITA, BGS pernah masuk pesantren untuk
melanjutkan pendidikannya dengan dasar
keagaaman yang kuat.
NAPZA yang pertama sekali digunakan BGS adalah Ganja, yang dilinting dan dihisap dengan media rokok. BGS menggunakan ganja karena terpengaruh teman sepergaulannya, semua temannya menggunakan ganja setiap harinya. BGS segan menolak tawawan teman, dan agar terlihat keren serta tidak ketinggalan zaman. Ganja sangat mudah untuk didapat di daerah tempat tinggalnya dan harganya murah. Sebelum
mengkonsumsi ganja, BGS tidak pernah
mendapatkan informasi tentang ganja.
Awal mula BGS merokok adalah saat duduk di kelas tiga SMP di Palembang. Ia merokok karena melihat teman-teman merokok. Ia merasa bahwa merokok adalah hal yang wajar dan biasa. Lagi pula BGS melihat seseorang yang merokok telihat lebih keren dan gaul.
Pertama kali BGS mendapatkan ganja dari teman satu sekolahnya di salah satu SMA Palembang. Awalnya ia hanya mencoba dan segan menolak ajakan teman. Setelah beberapa kali mengkonsumsi ganja, ia ketagihan dan prilaku yang ditunjukannya semakin hari semakin
menunjukan penurunan. Lalu ia pun
mengkonsumsi sabu dengan temannya.
Perilaku BGS berubah secara drastis, seperti jarang pulang ke rumah dan lebih memilih untuk tidur dan menghabiskan malam di Warnet. Di warnet ia berjudi togel dan bermain game. Hasilnya ia gunakan membeli sabu yang harganya cukup mahal.
BGS masuk ke YAKITA Pebruari 2015. BGS dibawa orangtua dan pamannya, karena
perilakunya makin meresahkan keluarga.
Sebelumnya keluarga memasukan BGS ke salah satu pesantren di Bogor. Tetapi setelah beberapa minggu keluarga tidak melihat ada kemajuan, maka BGS dibawa ke YAKITA.
Informan Utama 3
Nama: R.L; Usia: 19 Tahun; Pekerjaan: Pelajar; Alamat: Jakarta Selatan; Agama: Islam; Suku: Minang.
RL adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ia masih duduk dibangku SMA kelas 3, tepatnya di salah satu sekolah elit dan mewah di Jakarta. RL malas belajar dan bandal, tingkah lakunya sering ditegur oleh gurunya. Nilai-nilai RL hancur dan Rl sering melawan aturan dari gurunya. RL sering bolos sekolah, bermain ke mall, dan bermain-main dengan temannya.
RL senang berkumpul dengan teman-teman yang lebih tua dibandingkan usia dia. Teman-temannya sering mengajak merokok, agar terlihat lebih jantan. RL pun akhirnya luluh dengan ajakan teman-temannya dan mau menggunakan rokok.
RL selalu diperhatikan orangtuanya. Dia mendapat kasih sayang, selalu mendapat apa yang ia minta dari orangtua, dan orangtuanya mengharap ia lebih baik dan tidak akan bandal. Namun kenyataannya perbuatan orangtuanya membuat RL manja.
Awal mula RL mengkonsumsi narkoba pada tahun 2011, didapat dari teman bermain. Teman-teman menghasut RL dengan mengatakan jika mengkonsumsi narkoba akan selalu on. RL akhirnya luluh dan mau mengkonsumsi narkoba. Narkoba tersebut didapat teman sekolahnya (SMP) yang tinggal berdekatan dari dekat rumah. Mereka mengkonsumsi narkoba di rumah temannya. Pertama RL mengkonsumsi shabu-shabu dan ganja. Jenis narkoba ini sangat banyak dipasarkan di dekat rumah mereka.
Suatu saat orangtua RL mulai tidak memberikan uang jajan lebih, dengan alasan kurang jelas peruntukannya. RL mulai bingung,
bertemu teman-temannya. Ternyata
teman-temannya juga tidak mendapatkan uang.
Ketergantungan membuat RL semakin bingung darimana bisa mendapatkan narkoba. Ia
menemui teman sekolahnya yang sedang menggunakan narkoba di kamar mandi sekolah.
RL meminta untuk bergabung dengan
merekadan mengkonsumsi narkoba. Mereka bergantian mengkonsumsi narkoba dan menjaga kamar mandi.
RL sudah tidak bisa terlepas dari
ketergantungan narkoba dan selalu ingin
memakainya. Saat merasakan sakau, RL
kebingungan darimana mendapatkan narkoba dan sering menjumpai teman-temannya, namun teman-temannya tidak ada yang bisa memberikan narkoba. Teman-teman menyarankannya untuk mencuri uang orangtuanya. Sakau membuat RL menghalalkan segala cara untuk memperoleh uang. RL mulai mencuri uang orangtuanya di dalam kamar saat orangtunya mulai istirahat ataupun pada saat keluar rumah. Uang tersebut biasanya langsung digunakan membeli narkoba bersama teman-temannya. RL mempunyai teman yang orangtuanya bandar narkoba.
Orang tuanya bingung melihat perubahan
perilaku RL, sehingga ia mengajaknya
melakukan tes urine, namun RL dengan marah berkata bahwa dia tidak pernah menggunakan.
Orangtuanya semakin bingung dan tetap
mengajak RL ke rumah sakit untuk melakukan
tes urine, dengan perasaan takut RL
mengikutinya. Hasilnya membuktikan RL positif mengkonsumsi narkoba. Orangtua RL pun memutuskan untuk membawa anaknya mengikuti rehabilitasi sosial di YAKITA, mulai 2014.
Informan Utama 4
Nama: DN; Jenis Kelamin: Laki-laki; Usia: 19 Tahun; Alamat: Tangerang; Agama: Islam; Pendidikan: Mahasiswa; Suku: Jawa; Lama menjadi residen: 6 Bulan.
Saat mulai kuliah, DN seorang yang
pendiam dan tidakpeduli dengan
teman-temannya. DN memiliki kepribadian malas belajar, sering bolos kuliah dan bermalas-malasan dirumah. Saat memasuki Semester 2, DN mulai lumayan terbuka dengan teman kuliahnya. DN berteman dengan teman yang nakal dan malas belajar. Hampir semua nilai-nilai kuliah DN kurang bagus dan absennya banyak. Di kampus DN mengikuti kegiatan di bidang seni, khususnya musik. DN tidak puas dengan
porsi latihan yang terbatas dan meminta dibangun studio.
DN pernah mendapati teman-temannya yang menggunakan narkoba jenis ganja dan obat-obatan. DN menegur teman-temannya. Tetapi DN malah dibujuk oleh teman-temannya untuk ikut mengkonsumsi narkoba tersebut. Awalnya DN mengiraukan bujukan tersebut. Akibatnya teman-temannya juga menghiraukan ucapan DN, dan teman-temannya malah terus mengkonsumsi narkoba tersebut.
DN tahu tentang narkoba dan akibatnya di internet dan sosial media mengenai Narkoba. Suatu saat DN yang sedang menghadiri pesta ulang tahun temannya. Pada saat acara ulang tahun sudah teman-teman DN mengambil beberapa jenis narkoba untuk dikonsumsi bersama. Awalnya DN menolak, tetapi karena bujuk dan rayu teman-teman yang mengatakan kalau kamu tidak ikut mengkonsumsi narkoba ini, kamu itu bukan teman kami lagi. DN mulai terayu dan akhirnya mencoba narkoba.
Teman-teman yang sering mengajaknya bermain jarang berjumpa lagi karena kesibukan masing-masing. Akhirnya untuk memuaskan keinginannya untuk mengonsumsi narkoba, DN
menjumpai teman-teman kuliahnya yang
pengguna narkoba. DN dan teman-teman kuliahnya sering mengkonsumsi narkoba di kamar mandi atau toilet kampus.
Orangtua DN memberikan kebebasan kepada DN untuk bergaul kepada siapapun. orangtua DN jarang menanyakan siapa aja teman-teman sepermainan DN. Ibunya yang selalu kerja dan memiliki waktu yang tidak banyak yang membuat DN sedikit mendapatkan kasih sayang dari ibunya.
DN sering meminta uang kepada ibunya dengan alasan untuk mengerjain tugas kelompok dan pengembangan studio musiknya. Semua uang itu digunakan untuk membeli narkoba.
Setelah lama mengkonsumsi narkoba, maka DN pun sudah ketergantungan dan ingin selalu mengkonsumsinya. Setiap DN mulai merasa sakau, DN harus menjumpai teman-teman pemakai yang lain, karena jika membeli benzodiazepin sendiri terlalu mahal untuk dirinya.
Uang jajan dan uang keperluan lainnya yang diberikan orangtuanya tidak terlalu banyak.
Karena sudah ketergantungan narkoba, DN meminta kepada ibunya untuk menambah uang jajannya, kalau tidak DN mengancam akan pergi dan kabur dari rumah. Ibu DN akhirnya menambah uang jajannya. Uang jajan tambahan yang diberikan ibunya kepada DN digunakan untuk membeli narkoba.
Selanjutnya karena kekurangan uang, DN nekat mencuri uang Dollar milik ibunya di rumah senilai empat puluh juta rupiah. Ibu DN mulai curiga dengan tingkah laku anaknya yang semakin hari semakin aur-auran saja, DN sebelumnya tidak pernah memaksa ibunya untuk selalu memberikan uang lebih dan tidak pernah mengancam ibunya, sekarang sudah mulai
mengancam ibunya. Ibunya juga telah
mengetahui bahwa uang Dollar investasi
miliknya telah hilang dan telah dicuri DN. Ibu
DN curiga kalau DN sudah mengenal
narkoba.Ibu DN tidak mau berprasangka buruk kepada anaknya.
Ibu DN semakin curiga dan selalu mengikuti gerak-gerik anaknya. Kecurigaan ibu DN semakin kuat karena DN menjawab dengan gugup pertanyaan ibunya mengenai obat dan ganja. Suatu hari ibunya secara diam-diam mengikuti DN dari belakang ke studio musik
milik DN. Ibunya menanyakan kepada
masyarakat di sekitar studio itu, dan ibunya mengetahui bahwa kebanyakan yang ngumpul di studio itu adalah pengguna narkoba.
Suatu saat DN berlama-lama di dalam kamar. Ibu DN semakin curiga, sehingga langsung masuk kamar tanpa mengetok pintu kamar anaknya dan mendapati DN sedang teler akibat efek dari mengkonsumsi benzodiadepin dan ganja yang telah berserakan dilantai. Ibu DN merasa terpukul, sangat sedih dan pingsan saat DN mengatakan bahwa dia telah mengkonsumsi narkoba selama 2 tahun. Setelah siuman, ibu DN menanyakan kepada anaknya awal mula DN mengkonsumsi narkoba. DN pun cerita sesuai dengan fakta.
Setelah mengetahui anaknya terjerumus ke dalam lingkungan dan jalan yang salah, ibu DN
menghubungi pamannya lalu menceritakan
semua yang terjadi. Mengetahui berita tersebut, paman DN pun datang dan berbicara secara paksa dengan DN di rumah. Semua kelakuan dan perbuatan yang selama ini berhasil diungkit. DN
mengaku sudah tidak bisa tidak mengkonsumsi narkoba Ibu dan paman DN memutuskan menghubungi YAKITA untuk merehabilitasi DN.
Informan Kunci
Nama: Martin; Jenis Kelamin: Laki-laki; Umur: 44 Tahun; Alamat: Bogor; Agama: Katholik; Suku: Ambon; Pekerjaan: Konselor YAKITA.
Sebelum menjadi konselor, Martin
adalah seorang pecandu NAPZA selama kurang lebih 19 tahun. Martin asik dan terjebak didunia
adiksi yang memaksanya terus-menerus
menggunakan narkoba setiap hari. Kehidupan jungkie setiap hari dia lalui. Untuk memperoleh narkoba ia merampok, memalak dan menjadi bandar narkoba.
Untuk eksis Martin memutuskan untuk keluar rumah dan mencari kerja. Awalnya Martin bekerja serabutan, mulai dari tukang parkir dan penjaga malam di pasar tradisional di Medan. Pekerjaan tersebut mendapatkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membeli narkoba. Setelah beberapa tahun bekerja di pasar tradisional tersebut, Martin mendapatkan tawaran dari saudaranya untuk bekerja menjadi guide tour di Bahorok Sumut.
Menjadi guide tour dan bergaul dengan bule mengharuskan Martin mengikuti gaya hidup para kliennya yang rata-rata berasal dari Eropa. Tidak jarang ia mengkonsumsi ganja, alkohol, sex dan berbagai bentuk party. Tahun 2003
Martin mengalami over dosis akibat
mengkonsumsi drugs dan dibawa kerumah sakit. Setelah pulih Martin memutuskan untuk tidak lagi menggunakan narkoba. Pada akhir 2003 Martin memutuskan untuk masuk rehabilitasi di bandung agar dapat dengan benar terputus langsung oleh narkoba.
Setelah masuk dan menjalani program Theraputic Community selama 12 bulan dan mendapatkan bimbingan secara spriritual dan mental, Martin bisa tetap clean dan sober (sadar) dengan tidak menggunakan narkoba. Setelah
menyelesaikan program dan kembali ke
masyarakat, Martin berusaha untuk tetap berada dijalur tidak menggunakan narkoba lagi karena sudah merasa bosan dan muak dengan zat tersebut. Martin memutuskan untuk melamar kerja menjadi peer conselor di YAKITA.
Martin sangat paham metode penyembuhan yang dikembangkan YAKITA, yang dikenal dengan program 12, meliputi: 1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya
terhadap adiksi kita, sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali.
2. Tiba pada keyakinan bahwa kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri mampu mengembalikan kita kepada kewarasan. 3. Membuat keputusan untuk mengalihkan niat
dan kehidupan kita kepada kasih Tuhan, sebagaimana kita memahami tuhan.
4. Membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh seluruh dan tanpa rasa gentar. 5. Mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita
sendiri, serta kepada seorang manusia lainnya,
setepat mungkin sifat dari
kesalahan-kesalahan kita.
6. Siap secara penuh agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter kita.
7. Dengan rendah hati meminta-Nya untuk menyingkingkan kelemahan-kelemahan kita. 8. Membuat daftar orang-orang yang telah kita
sakiti, dan menyiapkan diri untuk menebusnya kepada mereka semua.
9. Menebus kesalahan kita secara langsung
kepada orang-orang tersebut bilamana
memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan justru melukai mereka dan orang lain. 10. Secara terus menerus melakukan inventaris
pribadi kita dan bilamana kita bersalah, segera mengakui kesalahan kita.
11. Melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahami
Tuhan, berdoa hanya untuk mengetahui niatan
Tuhan atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya.
12. Setelah memperoleh pencerahan spiritual sebagai akibat dari langkah-langkah ini, kita mencoba untuk membawa pesan ini kepada para alkoholik lainnya, dan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam semua urusan keseharian kita.
Metode program 12 langkah merupakan suatu metode yang bertujuan untuk memulihkan pola pikir para pecandu (recovery kognitif).
Analisis
Berdasarkan penelitian yang telah
dilaksanakan oleh penulis, maka diperoleh
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan Napza pada residen di recovery center Yayasan Harapan Permata Hati Kita ( YAKITA) Bogor. Dan Penanganan terhadap residen penyalahgunaan Napza di Yayasan Harapan Permata Hari Kita (YAKITA) Bogor, yaitu faktor individu. Di dalamnya ada faktor usia, pandangan atau keyakinan yang keliru, religiusitas yang rendah.
Banyak aspek yang mempengaruhi
seseorang menyalahgunakan napza salah satunya adalah memiliki rasa takut dan merasa bahwa mereka tidak memiliki yang namanya keberanian serta merasa bahwa harga diri merea rendah. Dengan tidak memiliki keberanian dan merasa harga diri mereka rendah merupakan jalan utama yang terbuka dengan lebar seseorang dapat terjerumus lubang hitam narkoba dengan menyalagunakan Napza tersebut. Mereka merasa dengan menggunakan Napza mereka akan dapat mengatasi masalah yang ada didalam diri mereka dan mereka berfikir dengan menggunakan Napza mereka akan memiliki harga diri yang lebih tinggu dan tidak akan ditinggalkan oleh teman-teman mereka.
Faktor kepribadian juga menpengaruhi penyalahgunaan napza pada residen. Kepribadian itu bisa ditandai dengan ketidakmampuan menyesuaikan diri, perilaku anti sosial dan kurang percaya diri merupakan ciri kepribadian
yang rawan ditambah dengan rendahnya
pengetahuan akan narkoba itu sendiri.
Selain faktor internal, juga ada faktor eksternal. Faktor eksternal tidak dapat dilupakan begitu saja, dikarenakan intensitas seseorang saat melakukan aktivitas keseharian lebih banyak bersosialisasi dengan masyarakat yang bisa merubah pola perilaku seseorang dan bisa faktor eskternal ini dapat menempah pola pikir seseorang. Faktor ini kemudian terdiri dari faktor lingkungan, Hasil penelitian Brook, dkk. (1996) menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pengguna narkoba pada orang tua dan penyesuain diri anak. Anak-anak dengan orang tua yang menyalahgunakan narkoba memiliki penyesuaian diri yang buruk.
Berbagai jenis lingkungan yang
mewarnai hidup manusia, seperti lingkungan teman, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah. Selain faktor
lingkungan juga faktor NAPZA sendiri, dimana barang tersebut mudah diperoleh. Namun,
menurut penulis yang paling dominan
pengaruhnya adalah faktor internal.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, penulis
merumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor yang lebih dominan yang
mempengaruhi penyalahgunaan NAPZA pada residen di YAKITA adalah faktor internal dari residen dimana dipicu olehfaktor eksternal dari residen yang mengakibatakan residen menyalahgunakan NAPZA.
2. Faktor ketersedian NAPZA menjadi faktor
pemicu yang paling dominan karena
mudahnya mendapatkan bahan-bahan dan
alat-alat untuk mengkonsumsi dan
menyalahgunakan NAPZA.
Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan, peneliti
mencoba mengajukan masukan atau beberapa saran yang ditujukan kepada semua pihak yang mempunyaikepentingan. Bagi remaja, didalam memilih teman bermain dan kelompok harus
penuh dengan pertimbangan dengan
memperhatikan hal-hal positif yang harus dilakukan. Membangun kepribadian yang baik dan positif, apalagi disaat usia remaja yang rentan mencari jadi diri dengan mengandalkan kekuatan dirinya sendiri, sehingga sering melakukan tindakan-tindakan yang diluar batas kewajaran dan melanggar normadan aturan. Untuk itu perlu meningkatkan kesadara dan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Bagi orangtua, agar menciptakan
hubungan yang harmonis didalam keluarga agar anak merasakan kenyamanan bersama dengan orangtua, sehingga anak tidak lagi lari kejalan yang tidak benar dengan mengikuti teman-teman yang ada diluar yang kita tidak tahu pasti bagaimana cara temannya bergaul diluar sana. Memperhatikan setiap langkah-langkah anak kita setiap saat dan semampu kita agar tidak terjermus
ke dalam kenakalan remaja hingga
penyalahgunaan NAPZA.
Bagi Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA) Bogor, Jawa Barat agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan rehabilitasi
sosial penyalahgunaan NAPZA dilingkungan kerjanya, agar masalah penyalahgunaan NAPZA dilingkungan kita dapat teratasi dan terselesaikan sehingga korban penyalahgunaan NAPZA dapat kita perangi dan hilang dari kehidupan kita.
Daftar Pustaka
Creswel, John W. 2008. Qualitative Inquiry and
Research Design Among Five Traditions.
London: Sage Publications.
Meleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: Grasindo Monoratama.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama
Siregar, Mastauli. 2007. Bahan ajar Mata Kuliah
Penyalahgunaan Zat dan Penanggulangannya. Medan: Diktat Kalangan Sendiri
Narkotic Anonymous Jilid 5. Diktat Kalangan Sendiri.
Sumber lain
Undang Undang No. 35 Tahun 2009 tentang pengaturan Narkoba dan Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Sumber Online:
http:www.Beritajakarta.com-18 April
15/Masalah-NAPZA. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 12.10 WIB.
http: www.Detik.com/Masalah-NAPZA. Diakses pada tanggal 25 April 2015 pukul 12.38 WIB.
http : www.Liputan6.com/Masalah-NAPZA.
Diakses pada tanggal 26 April 2015 pukul 01.00 WIB.
http: www.Merdeka.com/Remaja-NAPZA. Di akses pada tanggal 27 Juli 2015 pukul 21.00 WIB.
http :
https://somelus.wordpress.com/2010/11/09 /jenis-jenis-napza/) diakses pada tanggal 1 April 2015 pukul 10.00 WIB.