• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA (ANGKUTAN KOTAMADYA PARIAMAN).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA (ANGKUTAN KOTAMADYA PARIAMAN)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

EVAIUASI

RUTE

AT[GKUTAN

UMI]M

KOTA

(AI\CKOT

KOTAMADYA PARIAMAN

SKRIPSI

Oleh :

Nrdra

Arsvd

03 972 055

JI'RUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

TtrKNIK

UNIVtrRSITAS ANDALAS

PADAIC

(2)

Abstract

Public transportation make peopl€ easier to have ajoumeyi and can take

the public go

to

anywhere that th€y want.

It's

need a route system, to reach

all

region

of

Pariaman

iown.

The evaluation

is

needed

to

know

that public transpofiation services could accommodate public wants. The result

of

evalualion

is

becarne consideration

to

local

governrnent

lo

create a plan about next public transpo(atron route. Data survey did

wilh

two way , primer and secondary. Primer's data survey are done

in

lwo

days (holiday and regularly day), the number route are surv€yed two

data- Secondary data survey is taken

from

Parinran

locai

govemmenl.

Analysis indicator

:

number

of

car,

time ofjoumey,

load

factor

and Lmgft of route.

Fron

the result ofdata process are gain : number of car

t}at

op€rarion for Pasar Raya-Naras route are 20 cars, Pasar Raya-Lapa; route

29

cars. The average

of tine

joumey for

Pasar Raya-Lapai in holiday is 33.7 minute and 47.5 rninute for regularly day. The average of

tinle of journey for

Pasar Raya-Naxas

in holiday is

765

minute and regularly day is 86.7 minute. Loading factot maximum for Pasar Raya-Naras rout€

in

regularly day

is

1.08 and 1.17

for

holiday and loading factor Maximum for Pasar Raya-Lapai route

in

regularly day 1.17 and

1.08

for

holiday. The length

of

route

for

Pasar Raya-Naras rouie, ihe

longest

is

18

km

and shortest

is 7

krn. The lengtb

of

route

for

Pasar Raya-Lapai

ro

te, the longest is 1 1 .3 km and shortest is 3.2 km
(3)

BAB

I

PENDAHULLIAII

1.1

LatarBelaknng

Kabupaten Padang Parianan secara geografis

memiliki

lLras

wilayah 1.i28.79

km:

dengan panjang

garis panlai 60.5

km

lans

mernbenrang hingga wilayab gugusan

Butjt

Barisan. Posisi astronomis kabupaten Padang Pariaman terletak anta.a 0ol1

-3'30'

Lintang Selaran

dan 98"36" 100"

40' Bujur Titnur,

dengan keadaan

iklim

ropis

yang

dipengaruhi

olch

angin darat.

Kota

Parianan

merupakan wilayah penrekaran

dari

Kabupaten Padang Pariaman yang terbentuk dengan

berlakunya Undang-undang

No.l2

lahun 2002. Secara geografls Kola

Parianan terletak

di

pantai bamt pulau

Sumatera

dan

bcrhadapan langsung dengan Sanr dra Indonesia. Secan astronomis Kora Pariaman

rerletak

artam

0"33'0'-0"4043" Lintang Selaian

dan

100"0.1.16" 100"10'5j" Bujur

TimLr.

Koia Parianan

memjliki

luas wilayah sekitar

13.36 kmr dengan panjang garis pantai 12 kmr dan kepadatar penduduk

\ora Parizmrnpad.ranunl00badrlzh$bdnlal

I

0r'ji$dpd

krn

Seiring dengan meningkatnya

nobilitas

penduduk dari desa

ke

kota

Pariaman- Sebagai konsekuersi

dari

meningkalnya iumlah

renduduk

perkotaan

s€rta

semakin meningkatnya

laraf

hidup

dan

^seiahreraan

mas!rr0ka nLnuntrl oipenukanl)a

\nm1d

lral.pofln

r

)ang

marnpu nendukung rnobiliias m€reka

dalan

beraktifitas sehari

hari. Kondisi ],ang terjadi saat ini bahwa rneningkatnya permintaan jasa ransportasi

angkusn kota

sebagai dampak

dari tingginya

mobililas penduduk. Angkutan kota dihalapLan t!a-4pu meyediakan aksesibilitas

:'.iii.-;i,

ufl:

p:..ll'i-i

-i

i

ri;t

.,j,,',
(4)

yang baik bagi penggunanya, dinana hal ini dapat diLihat dari dua fakto yang menentukan tingkat tinggi rendahnya akses dari suatu tempat asa

tujuan.

Fakor

tersebul adalah

faktor

waktu tempuh. Dengan semakn

kecil

faktor

tenebut

bila dibandingkan dengan penesunaan kendaraa,

pribadi, maka tingkat aksesibililas dengan rnenggunakan angkutan

kot

nenjadi

semakin

iinggi.

sehingga diharapkan pengguna moda akai

berkuag

daD

benlih ke noda

angkutan

kota. Disanping

itu

yan:

meniadi masalab angkulan

kota tidak

mampu menjangkau sebagiai

daerah- besitu

juga

dengan duplikasi rute

ini

akan beQengaruh jue, karena dapar

nempenulit

penunpang unhrk menaiki angkutan kota.

Kondisi

tersebut

diperlxlGn

adanya suatu altematif yaiiu perencanaan

jaringan arau

rute

angkutan

kota. Kondisi

ten€bur disebabkan

dua faktor. Pertam4

pengatu.an

rute

dan

jalur

irayek

angkutan kota belum didasarkan pada analisis kebutuhan pasar. Kedu4

sikap dan

kesadaran

para

pengemudi,

para

penurnpang dan juga

petugas

yang terkait

relatif

rendah.

Oleh karena

itu

sistem lute angkutan kota yang ada sekarang perlu dievaluasi dan ditata kembali

menuju

sis.en

t.ansportasi

yang terjnteg.asi,

sehingga mobilitas

penumpang dari danke lempat tujuan lancar.

1.2 Tujuan

Tujuan dari tugas akhir

ini

adalah untuk mengevaluasi rut

angkutan

kora

dari

segi

pelayanan

dimana

secara

teknis

marnp

m€ngakomodasi kebutuhan mrsyarakat. Untuk meninjau

kine{a

rut.
(5)

BAB

V

KI]SIMPULAN

DAN SARAN

5.1

Kesinpulan

Berdasarkan

penelitian

yang djlaksarakan. dapat

diambil

kesimpulan sebasi berikut :

l.

Rut€ angkot

di

Pariaman merupakan

jenis

rule .eiap, tapi dalarn operasionalnya

te{adi

penyimpa.gan lintasan. Untuk

trayek

Pasar Raya-Naras termasuk

coftidot

/orlt"A

dan

untuk

trayek

Pasar Raya-Lapai iermasuk

lute

dengan deviasi penuh. Apabila

dilihat

dari

tingka.

p€layanan

dan

kinerja rute maka

dapat

dikelompokan

pada

jenis pola rute

mdial-

Karena

menghubungkan daerah pinggir kota dengan pusat kora.

2.

lumlah armada yang melayani saat

ini

Lntuk trayek Pasar

Raya-Lapai

sebanyak

29

buah,

dan

untuk

trayek

Pasar Raya-Naras

sebanyak 20 buah.

3.

Load factor tertirygi yaitu

l-17

terdapat pada

tayek

Ps.raya-Naras pada hari

ninggu

sedangkan untuk trayek Ps. Raya-Lapai

pada hari kamis.

4.

Jurnlah armada

yang nelayani saat

ini

relaiif

banyak,

dan memenuhi

jumlah

denand

ysJl.g

ada bahlan

susah mencari

penumpang sehingga melewati rute yang biasanya banyak calon

penumpang.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

1.

Mito,

F, Percncanaan Trunspottdri untuk Mahaskv,a, Perencan.r" dan

Ptukti,'i.

Penerbit Erlangga, 2004.

2.

Peta Padaman,

Hip//:

www.pariaman.eo.id. Diakses tanggal 02

Maret 2007.

3.

Morlok,

E.

Pe

gantar

Teknik

dan

Perencanaan Tmnspott^\i

(re4eddhn

Johan K.

Hddtn),

Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.

4.

Giannopoulos, C.A, Bus Planning and Operctian

in Uftan

Arcds,

A Practical Cuide,

Avebry,

Sydney.1989.

5.

Vuchic,

V.& U/rd,

Pltblic

TrcNpa

ation lsyste t ofTechnolost), Prentice Hall, New Jersey,

1981-6.

Webster,

F,

Public

Transpan

and

The

PIdnnW

af

Residential

,.{rear. Cro$thome, Belkshire, 1979

7.

Budiano,

A,

Rekatasa

Lal

Lintas,

Lembaga Pengembangan

Pendidikan (LPP) UNS dan UNS (UNS Press),2007.

8.

Lernbaga Pengabdian kepada masyarakat

(lTB)'

KerjaMrna dengan

KBK

Rekayasa Transponasi Jurasan

Teknik

Sipil

CTSP-ITB),

"

M.d

l

Pelatihan. Percncanaon sistem anskutan

Umrr

", bandung

ITB FTSP. 1997,

Referensi

Dokumen terkait

Angket yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini terdapat 3 macam angket, yaitu lembar pengmatan aktivitas pebelajar, digunakan untuk mengetahui

Jamil (1995:6) menjelaskan syarat dan kualifikasi menjadi anggota Majlis Tarjih adalah ulama (laki-laki/perempuan) anggota persyarikatan yang mempunyai kemampuan

Mengingat Jerman adalah negara industri manufakturing yang maju dan sektor transportasinya yang masih mengandalkan bahan-bakar fosil, maka pengurangan konsumsi dalam sektor ini

beberapa menit kemudian akan melewati New Delhi,…Mekkah, Greenwich,.. esoknya jakarta lagi dst. Nilai inilah yang akan menggabungkan koordinat langit dan bumi. Mengambil satu tempat

Jarak antara sensor tersebut dihitung dengan cara mengalikan setengah waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik dalam perjalanannya dari rangkaian pengirim (Tx) sampai

Penelitian ini mencoba mengungkapkan lebih dalam terkait bagaimana perubahan sosial ekonomi yang terjadi setelah dan sebelum alih fungsi lahan pertanian di dusun Sambirejo

Laporan tersebut menggunakan MONUC sebagai contoh operasi perdamaian PBB yang melaksanakan PoC di DRC sebagai bagian dari seperangkat misi, karena pada awal

Sedangkan seperti penelitian yang dilakukan Hidayati dan Zulaikha (2003) Wenty Anggraeni (2011) juga melakukan penelitian yang sama tentang apakah dengan adanya penurunan