• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

5

Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur suatu besaran fisis berupa variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia dengan diubah menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroller sebagai otaknya.

D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.

Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut ini :

Linearitas

Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai tanggapan (response) terhadap masukan yang berubah secara kontinyu.

Sensitivitas

Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur.

Tanggapan Waktu (time response)

Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan masukan.

2.1.1 Sensor Ultrasonik

(2)

kemudian menangkap kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar pengindra. Perbedaan waktu antara gelombang suara yang dipancarkan dan diterima kembali adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya.

Sensor ultrasonik pada umumnya digunakan untuk menentukan jarak sebuah objek. Sensor ultrasonik mempunyai kemampuan mendeteksi objek lebih jauh terutama untuk benda-benda yang keras. Pada benda-benda yang keras yang mempunyai permukaan yang kasar gelombang ini akan dipantulkan lebih kuat dari pada benda yang permukaannya lunak. Tidak seperti pada sensor-sensor lain seperti inframerah atau sensor laser. Sensor ultrasonik ini memiliki jangkauan deteksi yang relatif luas. Sehingga dengan demikian untuk jarak deteksi yang didapat tanpa menggunakan pengolahan lanjutan.

Pada perancangan alat ini digunakan sebuah sensor untuk membantu proses deteksi kecepatan dan penghitung jumlah kendaraan antara lain sensor ultrasonik. Adapun jenis sensor yang dipakai pada rancang bangun alat ini adalah sensor jarak ultrasonik HC-SR04.

2.1.2 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

Frekuensi kerja sensor ultrasonik pada daerah di atas gelombang suara dari 40 KHz – 400 KHz. Sensor ultrasonik terdiri dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima. Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar. Tegangan bolak – balik yang memiliki frekuensi kerja 40 KHz – 400 KHz diberikan pada plat logam. Struktur atom dari kristal piezoelectric akan berkontraksi (mengikat), mengembang atau menyusut terhadap

(3)

tergantung dari jauh dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima.

Untuk lebih jelas tentang prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

(Sumber : Oktarima. 2013. Rancang Bangun Pengukur Level Tanki Bahan Bakar pada SPBU dengan Aplikasi Mikrokontroler Berbasis Teamviewer. Palembang :

Politeknik Negeri Sriwijaya.)

(4)

Gambar 2.2 Prinsip Pemantulan Sensor Ultrasonik

(Sumber : Oktarima. 2013. Rancang Bangun Pengukur Level Tanki Bahan Bakar pada SPBU dengan Aplikasi Mikrokontroler Berbasis Teamviewer. Palembang :

Politeknik Negeri Sriwijaya.)

2.1.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04

Gambar 2.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04

(Sumber : http://www.circuitstoday.com/ultrasonic-range-finder-using-8051)

(5)

Tabel 2.1 Pin-pin HC-SR04

Pin Keterangan

Pin 1 Vcc (dihubungkan ke tegangan +5V) Pin 2 Trig (untuk mengirimkan gelombang suara) Pin 3 Echo (untuk menerima pantulan gelombang suara) Pin 4 Gnd (dihubungkan ke ground)

Jarak antara sensor dan objek yang memantulkan gelombang suara dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑎𝑟𝑎 𝑥 𝑡2

Dalam hal ini, t adalah waktu tempuh dari saat sinyal ultrasonik dipancarkan hingga kembali. Perlu diketahui kecepatan suara adalah 343m/detik

Spesifikasi dari sensor ultrasonik HC-SR04 adalah sebagai berikut:  Dimensi: 45 mm (P) x 20 mm (L) x 15 mm (T).

 Tegangan: 5VDC  Arus: 15mA

 Frekuensi Suara: 40 kHz  Jangkauan Minimum: 2 cm  Jangkauan Maksimum: 4 m

 Input Trigger: 10 µS minimum, pulsa level TTL

 Pulsa Echo: Sinyal level TTL positif, lebar berbanding proporsional dengan jarak yang dideteksi.

2.1.4 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik HC-SR04

(6)

dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarakterhadapbendadidepannya(bidangpantul).

Untuk menghubungkan sensor HC-SR04 cukup menghubungkan pin VCC dan GNDke+5VdanGNDarduinosertapinTriggerdanEchoterhubungdenganpin digitalarduino.

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Sensor HC-SR04

(Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45896/3/ Chapter%20II.pdf)

Prinsip pengiriman sinyal oleh Trig dan penerimaan oleh Echo seperti berikut :

1. Trig harus dalam keadaan HIGH paling tidak selama 10 mikrodetik.

2. Modul ultrasonik pun akan mengirim gelombang kontak dengan frekuensi 40KHz.

3. Gelombang yang dikirim tersebut akan dipantau dengan sendirinya oleh modul ultrasonik. Dalam hal ini, waktu yang digunakan dari saat pengiriman sinyal hingga diterima balik adalah t. Pada waktu itulah pin Echo akan berada dalam keadaan HIGH.

4. Karena t telah diperoleh, jarak dihitung dengan menggunakan:

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 = 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑎𝑟𝑎 𝑥 𝑡2

Pembagi 2 diperlukan karena t adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh dari sensor ke objek dan dari objek ke sensor.

(7)

Gambar 2.5 Timing Diagram Sensor Ultrasonik HC-SR04

(Sumber : http://www.electronicca.com/donwloads-guides/HC%20SR04.pdf)

2.2 RFID (Radio Frequency Identification)

RFID adalah teknologi penangkapan data yang dapat digunakan secara elektronik untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi yang tersimpan dalam tag dengan menggunakan gelombang radio (Supriatna, 2007). Menurut Kenzeller dalam Tarigan (2004) RFID adalah sebuah pengembangan teknologi pengambilan data secara otomatik atau pengenalan atau identifikasi obyek. RFID menggunakan frekuensi radio untuk membaca informasi dari sebuah perangkat yang disebut tag atau transmitter responder (transponder).

(8)

Gambar 2.6 Tag RFID

(Sumber: Unite States Government Accountability Office, 2005:6)

MFRC522 RFID Reader Module adalah sebuah modul berbasis IC Philips MFRC522 yang dapat membaca RFID dengan penggunaan yang mudah dan harga yang murah, karena modul ini sudah berisi komponen-komponen yang diperlukan oleh MFRC522 untuk dapat bekerja. Modul ini dapat digunakan langsung oleh MCU dengan menggunakan interface SPI, dengan suplai tegangan sebesar 3,3V. (Adam, 2014:2). Konfigurasi pin MFRC522 dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.

Gambar 2.7 Pin MFRC522 RFID

Tabel 2.2 Konfigurasi Pin MFRC522 RFID NO Pin

(9)

5. IRQ 6. GND 7. RST 8. 3.3V

Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu. Data yang ditrasmisikan oleh tag dapat menyediakan informasi identifikasi atau lokasi, atau hal-hal khusus tentang produk-produk ber-tag, seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain-lain. (Supriatna, 2007:3).

Gambar dari bentuk modul RFID dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut ini.

Gambar 2.8 Modul RFID RC-522

(Sumber: http://www.amazon.com/TOOGOO-MFRC-522-Module-Induction-Sensor/dp/B00K67YI64)

2.3 Arduino UNO 2.3.1 Sejarah Arduino

(10)

memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Hardwernya memiliki prosesor atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri (Benedictus, Budi. 2013. Arduino dan Revolusi Teknologi dengan Konsep Open Source, http://www.mobgenic.com/2013/03/14/apakah-itu-arduino-bagaim

ana-arduino-merevolusi-tren-melalui-konsep-open-source/, diakses tanggal 26 April 2016).

 Secara software: Open source IDE yang digunakan untuk mendevelop aplikasi mikrokontroller yang berbasis arduino platform.

 Secara Hardware: Single board mikrokontroller yang bersifat open source hardware yang dikembangkan untuk arsitektur mikrokontroller AVR 8 bit dan

ARM 32 bit.

Dari ketiga pengertian diatas , dapat disimpulkan bahwa Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan jenis AVR. Mikrokontroller itu sendiri adalah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa diproram menggunakan komputer. Tujuan menanamkan program pada mikrokontroller adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output seperti yang diinginkan. Jadi ,

mikrokontroller bertugas sebagai otak yang mengendalikan input, proses ,dan output sebuah rangkaian elektonik (Effendi, Ilham. 2014. Pengertian dan

Kelebihan Arduino.

http://www.it-jurnal.com/2014/05/pengertian-dan-kelebihan-arduino.html, diakses 26 April 2016).

Arduino memiliki kelebihan dibandingkan dengan perangkat kontroler lainnya diantaranya adalah :

 Tidak perlu perangkat chip programmer karena didalamnya sudah ada bootloadder yang akan menangani upload program dari komputer.

 Sudah memiliki sarana komunikasi USB, Sehingga pengguna laptop yang tidak memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya.

(11)

Ardunino sendiri telah mengeluarkan bermacam-macam produk dan tipe sesuai dengan kebutuhan para perancang elektronik. Macam-macam arduino tersebut diciptakan berdasarkan skill dan keahlian para perancang sampai dimana kemhirannya dalam menggunakan perangkat arduino itu sendiri mulai dari segi pemrograman, dari segi elektronik, dan dari segi seberapa luas pengaplikasiannya terhadap perangkat elektronik. Jenis-jenis arduino tersebut, diantaranya adalah :  Arduino UNO

 Arduino MEGA  Arduino Yun  Arduino Esplora  Arduino Lilypad  Arduino Promini  Arduino Nano  Arduino Fio  Arduino Due

Dari berbagai macam jenis arduino yang telah dijelaskan, arduino yang paling banyak digunakan adalah Arduino UNO, karena di buat dan dirancang untuk pengguna pemula atau yang baru mengenal yang namanya Arduino.

2.3.2 Definisi Arduino UNO

(12)

Gambar 2.9 Arduino UNO

(Sumber: http://ndoware.com/apa-itu-arduino-uno.html)

2.3.3 Mikrokontroler Atmega328

Mikrokontroler Atmega328 adalah mikrokontroler keluaran dari atmel yag mempunyai arsitektur Reduce Instruction Set Computer (RISC) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitekstur Complex Instruction Set Computer (CISC). Mikrokontroler ATmega328 memiliki arsitektur Harvard, yakni

memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. (Ferdynal. 2015)

Fitur-fitur yang terdapat pada mikrokontroler Atmega328 antara lain :  Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.  Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

 Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.

 32 x 8-bit register serba guna.

(13)

 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.

 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.

ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.

Gambar 2.10 Pin Mikrokontroler Atmega328 (Sumber: Datasheet Atmega328)

2.3.3.1 Port B

Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.

 ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

 OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).

 MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.

(14)

 TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.

 XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.

2.3.3.2 Port C

Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.

 ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital

 I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck. 2.3.3.3 Port D

Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.

 USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan

program interupsi.

 XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.

(15)

 AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

2.3.4 Bagian-bagian Arduino UNO

Gambar 2.11 Bagian-bagian Arduino UNO (Sumber: http://indoware.com/apa-itu-arduino-uno.html)

Tabel 2.3 Konfigurasi Pin Arduino UNO

NO Nama Deskripsi

1. USB Female Type-B Sebagai sumber DC 5V sekaligus untuk jalur pemrograman antara PC dan arduino

2. Barrel Jack Sebagai input sumber antara 5-12V 3. Pin GND Sebagai sumber pentanahan (Ground) 4. Pin 5V Sebagai Sumber tegangan 5V

5. Pin 3,3V Sebagai Sumber tegangan 3,3V 6. A0-A5 Sebagai Analog Input

7. 2-13 Sebagai I/O digital

8. 0-1 Sebagai I/O sekaligus bisa juga sebagai Rx Tx 9. AREF Sebagai Analog Referensi untuk fungsi ADC 10. Tombol RESET Sebagai perintah Reset Arduino

11. LED Sebagai Indikator Daya

12. LED Rx Tx Sebagai Indikator Rx Tx saat pengisian program 13. Mikrokontroler Sebagai otak arduino dengan menggunakan

mikrokontroler AVR Atmega328

(16)

2.4 Liquid Crystal Display (LCD)

Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan

tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut dengan LCD 16x2 seperti yang ditunjukan pada gambar 2.12

Gambar 2.12 Liuid Crystal Display (LCD)

(Sumber: http://www.instructables.com/id/Connecting-16x2-LCD-with-Raspberry-Pi/)

Pada gambar 2.11, LCD yang digunakan adalah LCD HD44780 dari HITACHI. LCD ini memiliki 16 pin dengan fungsi pin masing-masing diperlihatkan pada tabel 2.4

Tabel 2.4 Pin-pin LCD

No. Pin Nama Pin I/O Keterangan

1 VSS Power Catu daya, ground (0V) 2 VDD Power Catu daya positif (+5V) 3 V0 Power Pengatur kontras. 4 RS Input Register Select

 RS=HIGH: untuk mengirim data  RS=LOW: untuk mengirim instruksi 5 R/W Input Read/Write Control Bus

 R/W=HIGH: Mode untuk membaca data di LCD

 R/W=LOW: Mode penulisan ke LCD 6 E Input Data Enable, untuk mengontrol ke LCD.

(17)

7 DB0 I/O Data

8 DB1 I/O Data

9 DB2 I/O Data

10 DB3 I/O Data

11 DB4 I/O Data

12 DB5 I/O Data

13 DB6 I/O Data

14 DB7 I/O Data

15 BLA Power Catu daya layar, positif 16 BLK Power Catu daya layar, negatif

2.5 Solenoid Valve

Solenoid Valve atau katup listrik merupakan elemen control yang paling

sering digunakan dalam suatu aliran fluida. Tugas mereka adalah untuk shut off, release, mengalirkan atau mencampurkan fluida. Solenoid Valve ditemukan di

banyak area aplikasi dunia industri seperti Oil & Gas, water, steam, petrokimia, pengolahan limbah, dan sebagainya. Solenoid Valve bekerja secara electromechanically dimana mereka mempunyai kumparan (coil) sebagai

penggeraknya. Ketika kumparan tersebut mendapatkan supply tegangan (AC atau DC) maka kumparan tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakkan piston (plunger) yang berada di dalamnya. (Insinyoer.com. 2015. http://www.insinyoer .com/prinsip-kerja-solenoid-valve/, diakses 26 April 2016).

(18)

Gambar 2.14 Struktur Fungsi Solenoid Valve (Sumber: www.solenoid-valve-info.com)

Keterangan : 1. Valve Body

2. Terminal masukan (Inlet Port) 3. Terminal keluaran (Outlet Port) 4. Koil / koil solenoid

5. Kumparan gulungan

6. Kabel suplai tegangan 7. Plunger

8. Spring

9. Lubang / exhaust

2.6 Relay

2.6.1 Definisi Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnetic (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay

(19)

Gambar 2.15 Relay

(Sumber: http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/)

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu : 1. Electromaghnetic (Coil)

2. Armature

3. Switch Contact Point (Saklar) 4. Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

Gambar 2.16 Struktur Sederhana Relay

(20)

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu

berada di posisi CLOSE (tertutup)

Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu

berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar 2.13, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila Kumparan diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil. (Kho, Dickson. 2013. http://teknikelektronika.com/ pengertian-relay-fungsi-relay/, 26 April 2016).

Gambar 2.17 Relay 5VDC

(Sumber: https://www.fasttech.com/product/1453707-songle-t73-5v-srd-5vdc-sl-c-5-pin-power-relay)

2.6.2 Jenis-jenis Relay

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :

Single Pole Single Throw (SPST): Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2

(21)

Single Pole Double Throw (SPDT): Relay golongan ini memiliki 5 Terminal,

3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

Double Pole Single Throw (DPST): Relay golongan ini memiliki 6 Terminal,

diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.

Double Pole Double Throw (DPDT): Relay golongan ini memiliki Terminal

sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari dua. Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.

(Kho, Dickson. 2013. http://teknikelektronika.com/pengertian-relay- fungsi-relay/, 26 April 2016).

Gambar 2.18 Jenis-jenis Relay

(22)

2.7 Power Supply

2.7.1 Pengertian Power Supply

Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya

adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu, power supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric Power Converter. (Kho,

Dickson. 2014. http://teknikelektronika.com/pengertian-power-supply-jenis-catu-daya/. 26 April 2016).

Gambar 2.19 Power Supply DC 3V-12V 1,2A

(Sumber:http://www.creativeelectro.com/product.php?category=105)

2.7.2 Klasifikasi Power Supply

(23)

2.7.2.1 Berdasarkan Fungsi

Regulated Power Supply adalah power supply yang dapat menjaga kestabilan

tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan atau variasi pada beban atau sumber listrik (Tegangan dan Arus Input).

Unregulated Power Supply adalah power supply tegangan ataupun arus

listriknya dapat berubah ketika beban berubah atau sumber listriknya mengalami perubahan.

Adjustable Power Supply adalah power supply yang tegangan atau Arusnya

dapat diatur sesuai kebutuhan dengan menggunakan Knob Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable Power Supply yaitu Regulated Adjustable Power Supply dan Unregulated Adjustable Power Supply.

2.7.2.2 Berdasarkan Bentuk

Untuk peralatan Elektronika seperti Televisi, Monitor Komputer, Komputer Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya ditempatkan di dalam atau

menyatu ke dalam perangkat-perangkat tersebut sehingga kita sebagai konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung. Jadi hanya sebuah kabel listrik yang dapat kita lihat dari luar. Power Supply ini disebut dengan Power Supply Internal (Built in). Namun ada juga Power Supply yang berdiri sendiri (stand alone) dan berada

diluar perangkat elektronika yang kita gunakan seperti Charger Handphone dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply stand alone yang bentuknya besar dan dapat disetel tegangannya sesuai dengan kebutuhan kita. (Kho, Dickson. 2014. http://teknikelektronika.com/pengertian-power-supply-jenis-catu-daya/. 26 April 2016).

2.7.2.3 Berdasarkan Metode Konversi

Berdasarkan Metode Konversinya, Power supply dapat dibedakan menjadi Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik secara langsung dari

Gambar

Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04
Tabel 2.1 Pin-pin HC-SR04
Gambar 2.4 Prinsip Kerja Sensor HC-SR04
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel V-3 merupakan ASME Diagram yang mengilustrasikan waktu setiap proses dalam pengadaan barang yang dilakukan pada proses bisnis yang lama dan hasil

Dari persamaan yang tertera pada grafik diketahui bahwa walaupun kedua kurva eksponensial tidak berada pada level yang sama, tetapi nilai koefisien eksponensial yaitu

Dana operasional merupakan salah satu faktor yang penting dalam mencapai tujuan kegiatan Pelatihan Ilmiah Remaja Gabungan (PIRG) ke-3 Tahun 2016, adapun

a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri remaja. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hasrat seksual ini

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI AKSARA JAWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA

Teknik analisis data adalah cara yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis atau membahas data penelitian agar permasalahan penelitian (rumusan masalah,

Berdasarkan hasil estimasi, kenaikan 1 % Dengan posisi Indonesia sebagai negara pada GDP nominal Indonesia menyebabkan eksportir tersebut, variabel jumlah penduduk kenaikan

Perlu kita ketahui bersama bahwa materi rancangan Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah harus sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor