PENGGUNAAN GAMBAR BERSERI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS
PROSEDUR KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X
AKUNTANSI A SMK NEGERI 1 SINGARAJA
I Gst. Ngurah Adi Wiratmajaya, I Wayan Artika, Ida Ayu Made Darmayanti,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail:
gusdexcaem@yahoo.com
,
batungsel@yahoo.com
,
idaayumadedarmayanti@yahoo.com
, @undiksha,ac.id
Abstrak
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan gambar berseri pada siswa kelas X Akuntansi A SMK Negeri 1 Singaraja, (2) mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan gambar berseri pada siswa kelas X Akuntansi A SMK Negeri 1 Singaraja, dan (3) mendeskripsikan pandangan siswa kelas X Akuntansi A SMK Negeri 1 Singaraja terhadap pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan gambar berseri. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi A SMK Negeri 1 Singaraja. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu, metode observasi, penugasan, dan bercerita. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) proses pembelajaran berjalan dengan baik dan siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, (2) tercapainya ketuntasan hasil belajar menulis teks prosedur kompleks siswa, yakni pada siklus I memperoleh skor rata-rata 74,9, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 80,42, dan (3) siswa sangat senang terhadap penggunaan gambar berseri dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti lain disarankan untuk menerapkan penggunaan gambar berseri pada materi bahasa indonesia yang lain, seperti menulis teks prosedur kompleks.
Kata kunci: gambar berseri, kemampuan menulis, teks prosedur kompleks. Abstract
This Classroom Action Research has purpose (1) to describe the process of writing complex procedure text learning using of chapter picture for increasing the abillity of writing complex procedure text to the X grade Accountant A students in SMK Negeri 1 Singaraja, (2) to describe the increasing of writing complex procedure text to the X grade Accountant A students in SMK Negeri 1 Singaraja, and (3) to describe the students view of X grade Accountant A students in SMK Negeri 1 Singaraja toward writing complex procedure text learning using chapter picture. The subject of this research is X grade Accountant A students in SMK Negeri 1 Singaraja. The methods in collecting the data are using, observation, assignment, and stary telling. The data was analysed using descriptive cuantitative and cualitative methods. The result of this research are (1) the learning process run well and the students were active in doing the learning process, (2) the achieving of the learning result in writing students complex procedure, that is in siclus I got the avarage score 74,9, while in siclus 2 the students avarage score become 80,42, and (3) the students were very happy of using the chapter picture in writing complex procedure learning. Based on the result of this research, this research is recomended to
apply the using of chapter picture in other Indonesian language material, like writing complax procedure text.
Key words: chapter picture, abillity of writing, complex procedure text
PENDAHULUAN
Pembelajaran, pada hakikat-nya merupakan suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar
sehingga memperoleh ilmu dan
pengetahuan, penguasaan
ke-terampilan, serta pembentukan sikap dan perubahan sikap. Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses
yang bersifat individual yang
mengubah stimulus dari lingkungan
seseorang ke dalam sejumlah
informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar
dalam jangka panjang. Dalam
proses pembelajaran,
masing-masing sekolah atau satuan
pendidikan mempunyai kewenangan penuh dalam mengatur pendidikan dan pembelajaran, merencanakan, mengorganisasikan, menyesuaikan
materi ajar dengan lingkungan
setempat dan pengalaman anak, serta mengawasi jalannya proses pembelajaran, seperti yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang berimplikasi terhadap
perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari sentralistik menjadi desentralistik (Dantes, 2014: 93).
Pembelajaran bahasa Indo-nesia dalam kurikulum 2013 berbeda
dengan kurikulum-kurikulum
sebelumnya. Bila dalam kurikulum
2006, mata pelajaran bahasa
Indonesia lebih mengedepankan
pada keterampilan berbahasa (dan bersastra), dalam kurikulum 2013 ini
bahasa Indonesia digunakan
sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar. Begitu pula
dalam pembelajaran menulis,
kegiatan atau aktivitas dalam
melaksanakan kegiatan menulis dan
hasil produk menulis pada kurikulum sebelumnya hanya terikat pada lima jenis tulisan, yaitu teks deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi. Akan tetapi pada kurikulum
2013 ini, kegiatan dan hasil
pembelajaran menulis lebih banyak
dijumpai karena pembelajaran
bahasa Indonesia saat ini
menggunakan pendekatan berbasis teks.
Dalam pendekatan berbasis teks ini, teks tidak diartikan sebagai bentuk bahasa tulis. Teks adalah ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya ada situasi dan konteksnya (Mahsun, 2013: 121). Teks dibentuk oleh konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada ragam
bahasa yang melatarbelakangi
lahirnya teks tersebut. Teks dalam kurikulum 2013 berbentuk tulisan,
lisan, dan bahkan, multimodal,
seperti gambar.
Pada kurikulum 2013,
khususnya kelas X, terdapat lima teks yang diajarkan. Kelima teks tersebut di antaranya, (1) teks laporan hasil observasi, (2) prosedur
kompleks, (3) eksposisi, (4)
anekdot, dan (5) negosiasi. Namun,
dalam penelitian ini, peneliti
memfokuskan salah satu dari kelima
teks tersebut sebagai objek
penelitian, yaitu menulis teks
prosedur kompleks.
Teks prosedur kompleks
merupakan salah satu materi
menulis. Kegiatan menulis teks
prosedur kompleks juga dapat
dipakai untuk melatih kreativitas siswa dan melatih kepekaan peserta didik dalam menulis. Teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi tahap-tahap atau langkah-langkah
yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan dan terdapat
keterangan yang menjadikan teks prosedur tersebut kompleks. Tujuan teks prosedur kompleks adalah
menunjukkan, menjelaskan, dan
mengerjakan sesuatu dengan
langkah-langkah yang berurutan.
Kegiatan pembelajaran
menulis di kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang
memengaruhi rendahnya
keterampilan siswa dalam menulis, yaitu: (1) kurangnya pemahaman
siswa terhadap pembelajaran
menulis, (2) siswa kesulitan dalam
menyampaikan gagasannya, (3)
siswa kesulitan dalam mencari ide untuk menulis, dan (4) siswa sulit dalam mengembangkan imajinasi
dalam menulis. Minimnya
penggunaan media oleh guru
selama ini juga merupakan salah
satu penyebab rendahnya
keterampilan menulis siswa.
Berdasarkan hasil observasi di SMK Negeri 1 Singaraja pada tanggal 21 Oktober 2014, ditemukan sebuah fakta mengenai kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menulis teks prosedur kompleks. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran. Pertama, kurangnya pengetahuan siswa terhadap teks prosedur. Kedua, siswa kesulitan dalam menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan topik yang diangkat. Ketiga, masih rendahnya keterampilan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks, seperti mengurutkan peristiwa atau kejadian
secara kronologis dan
mengembangkan kalimat-kalimat
yang mereka buat menjadi sebuah
paragraf. Keempat, terbatasnya
media atau alat peraga yang
digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran.
Informasi awal yang
diperoleh di lokasi penelitian
menunjukkan bahwa dari 30 siswa, nilai rata-rata siswa dalam menulis
teks prosedur kompleks masih di bawah KKM, yakni 65, sedangkan KKM mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di kelas X
Akuntansi A adalah 75. Itu
menandakan bahwa ketuntasan
pembelajaran teks prosedur
kompleks, khususnya, menulis teks prosedur kompleks, masih belum tercapai. Beliau juga menambahkan bahwa dari 30 orang siswa dari kelas X Akuntansi A tersebut, hanya 7 orang saja yang mendapat nilai di atas KKM sedangkan sisanya masih belum mencapai KKM.
Sehubungan dengan
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
siswa, peneliti mencoba untuk
membantu siswa dalam belajar menulis teks prosedur kompleks sesuai dengan hakikat Penelitian Tindakan Kelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, dipilihlah salah satu upaya yang mampu menggugah minat dan perhatian siswa dalam menulis teks prosedur kompleks, yaitu dengan penggunaan gambar berseri.
Gambar berseri adalah
sebuah rangkaian gambar yang tersusun secara berurutan. Menurut Sadiman (2003: 29), gambar berseri adalah gambar yang memadukan beberapa gambar yang berbeda
tetapi saling terkait sehingga
membentuk suatu tema atau
rangkaian cerita tertentu. Gambar– gambar tersebut menggambarkan sebuah rangkaian kejadian atau suatu peristiwa dari awal kejadian
sampai dengan akhir kejadian.
Gambar berseri ini digunakan untuk merangsang daya pikir siswa dalam
menemukan suatu ide pokok
sehingga dapat menuliskannya ke dalam sebuah tulisan teks prosedur kompleks.
Penggunaan media gambar
berseri sangat tepat untuk
membantu siswa dalam menulis teks prosedur kompleks sesuai dengan permasalahan di atas. Gambar yang digunakan dapat berupa gambar
yang dibuat di atas kertas karton dan dapat diperoleh dari media massa, yang penggunaannya sesuai dengan materi, karakteristik dan kemampuan siswa. Penggunaan media berupa gambar berseri kiranya akan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas X Akuntansi A di SMK Negeri 1 Singaraja.
Berpijak pada permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengaji lebih luas mengenai pembelajaran menulis teks prosedur kompleks
dengan menggunakan media
gambar berseri melalui penelitian yang berjudul “Penggunaan Gambar
Berseri untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks pada Siswa Kelas X
Akuntansi A SMK Negeri 1
Singaraja”. Dengan penelitian ini, diharapkan pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di sekolah yang bersangkutan akan menjadi lebih baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yakni, (1) Bagaimanakah proses pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks dengan menggunakan
gambar berseri? (2) Apakah terjadi
peningkatan kemampuan siswa
ditinjau dari segi isi, struktur,
pengembangan, dan penggunaan bahasa dalam menulis teks prosedur
kompleks dengan menggunakan
gambar berseri? (3) Bagaimanakah
pandangan siswa terhadap
pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks dengan menggunakan
gambar berseri?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
penelitian ini, yaitu untuk
meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X Akuntansi A SMK Negeri 1
Singaraja dengan berbantuan
gambar berseri sebagai media untuk mengembangkan gagasan siswa
dalam menulis. Tujuan khusus
penelitian ini, yaitu, (1) Untuk mengetahui proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks
dengan menggunakan gambar
berseri. (2) Untuk mengetahui
peningkatan kemampuan siswa
ditinjau dari segi isi, struktur,
pengembangan, dan penggunaan bahasa dalam menulis teks prosedur
kompleks dengan menggunakan
gambar berseri. (3) Untuk
mengetahui pandangan siswa
terhadap pembelajaran menulis teks
prosedur kompleks dengan
menggunakan gambar berseri. Hasil penelitian ini diharapkan
memiliki manfaat teoretis dan
praktis. Secara teoretis, hasil
penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan kepada
teori pembelajaran, khususnya,
pembelajaran bahasa Indonesia dan
lebih khususnya lagi pada
pembelajaran menulis sehingga
pembelajaran menulis menjadi
semakin menarik dan dapat
memberikan manfaat bagi siswa
dalam peningkatan keterampilan
menulis. Manfaat praktis hasil
penelitian ini berupa sumbangan bagi semua kalangan yang terlibat dalam pendidikan, antara lain (1) Bagi guru, hasil penelitian ini bisa
memberikan sumbangan berupa
model dan media pembelajaran
yang digunakan untuk
memvariasikan metode
pembelajaran yang selama ini
digunakan sehingga guru semakin
kreatif dan inovatif dalam
mengajarkan pembelajaran menulis. (2) Bagi siswa, hasil penelitian ini
dapat membantu siswa dalam
menulis, terutama melatih
kemampuan menulis teks prosedur kompleks. (3) Bagi praktisi media
pembelajaran, hasil penelitian
diharapkan dapat bermanfaat dalam
mendesain media-media
pembelajaran bahasa Indonesia,
yang dapat dipergunakan dalam berbagai kegiatan menulis.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan ancangan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Subjek
penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi A SMK Negeri 1 Singaraja. Objek Penelitian ini adalah proses pem-belajaran, peningkatan kemampuan menulis teks prosedur kompleks melalui
media gambar berseri, dan
pandangan siswa.
Dalam Penelitian ini, dilakukan siklus sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas. Wendra
(2010: 54) menyatakan bahwa
secara garis besar prosedur
kegiatan penelitian menggunakan siklus pada setiap kegiatan yang
meliputi: rincian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan,
observasi, evaluasi dan refleksi. Perencanaan yang kedua dapat dilakukan setelah melihat hasil siklus
pertama sehingga dapat
menentukan tindakan yang terbaik. Secara garis besar, penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu metode
observasi, penugasan, dan
bercerita. Data proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks melalui penggunaan gambar berseri
akan dicari melalui metode
observasi dengan menggunakan
instrumen lembar observasi. Data kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks melalui penggunaan gambar berseri akan dicari dengan metode penugasan. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data ini adalah lembar
penilaian tugas menulis teks
prosedur kompleks. Data pandangan
atau pendapat siswa terhadap
pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks melalui penggunaan
gambar berseri akan dikumpulkan dan dicari dengan metode bercerita. Secara lebih rinci, data tersebut berupa pandangan, perilaku, dan
tanggapan siswa terhadap
pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks melalui penggunaan
gambar berseri.
Observasi atau pengamatan
merupakan sebuah teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Ahmadi, 2010: 70). Observasi dalam penelitian ini
akan peneliti lakukan terhadap
proses pembelajaran yang
mencangkup kegiatan guru dan kegiatan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Teknik observasi yang dilakukan adalah kegiatan observasi nonpartisipatif. Intinya, peneliti tidak ikut secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, tetapi mengamati dan
melakukan pencatatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran dan
situasi yang menyertainya.
Penggunaan metode observasi pada penelitian ini dilakukan dalam rangka mencari data proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dengan melalui penggunaan gambar berseri.
Metode penugasan merupa-kan suatu cara untuk mengadamerupa-kan penilaian berupa pemberian tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga
menghasilkan nilai mengenai
prestasi anak tersebut (Nurkancana dan Sumartana, 1996: 15). Siswa diberikan tugas oleh guru, yaitu menulis teks prosedur kompleks dengan berbantuan gambar berseri yang sudah disediakan. Tugas ini
akan diberikan di pertengahan
proses belajar mengajar. Guru akan melakukan evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa menulis teks
prosedur kompleks. Data yang
akan menjadi data kuantitaif yang akan dianalisis secara kuantitatif pula.
Metode bercerita adalah
metode yang digunakan dala
penelitian ini. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa
pandangan siswa terhadap
pengalaman menulis teks prosedur
kompleks dengan berbantuan
gambar berseri. Metode ini dipilih
dengan harapan siswa dapat
menceritakan atau mengungkapkan pandangannya secara jujur dan mendalam. Pengunaan metode ini
dilaksanakan pada saat
pembelajaran telah usai dilaksana-kan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Pelaksanaan
siklus I menemui beberapa
hambatan sehingga berpengaruh terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hambatan pertama adalah siswa kesulitan mencari ide sendiri dalam menentukan kata-kata yang tepat di awal tulisan. Hal tersebut menyebabkan siswa masih belum bisa memulai untuk menulis dengan kata pertama yang cocok
untuk penulisan teks prosedur
kompleks. Akibatnya, mereka tidak mengerjakan dengan bersungguh-sungguh melainkan melakukan
hal-hal yang menyebabkan
pembelajaran tidak berjalan dengan baik, seperti mengobrol, bermain,
bahkan, mengganggu dan
menunggu pekerjaan teman lain. Namun, ada pula siswa yang memiliki kemampuan sangat baik di kelasnya dan nilai mereka memang
sesuai dengan yang mereka
kerjakan. Akan tetapi siswa yang tidak bisa belajar dan mengerjakan tugas dengan baik, hal tersebut sangat merugikan karena akan menyebabkan nilai mereka semakin
kurang tanpa mengikuti
pembelajaran secara serius.
Berdasarkan hasil tes pada siklus I, ada tujuh belas orang siswa yang memperoleh nilai kurang.
Ketujuh belas orang ini saat
pembelajaran kurang aktif dalam
menerima penjelasasn guru,
akhirnya, mereka bekerja sama dan saling menyontek tulisan temannya. Mereka tidak mau mengerjakan sendiri untuk menulis teks prosedur kompleks mungkin karena mereka malas untuk menuangkan idenya sendiri. Oleh sebab itu, peneliti mengembalikan lagi hasil tulisan mereka yang sama dan menyuruh
untuk mengulang membuatnya
dengan gambar berseri.
Dari hasil pandangan yang dikumpulkan siswa melalui tulisan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, siswa sangat setuju diterapkannya penggunaan gambar berseri sebagai media untuk menulis teks prosedur kompleks. Tidak ada siswa yang masuk
kategori ragu. Hal tersebut
menjelaskan bahwa siswa
memberikan respons yang sangat baik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 ini.
Pada siklus II, proses
pembelajaran menjadi lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal
tersebut dikarenakan
kendala-kendala siklus I telah dapat diatasi pada siklus II. Terjadi peningkatan aktivitas, baik pada guru maupun siswa. Hal ini terlihat pada saat siswa mengerjakan tugas masing-masing dan pada saat menulis teks prosedur kompleks dengan serius. Meningkatnya aktivitas belajar siswa ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil penugasan pada siklus II menunjukkan sebagian besar siswa mengalami peningkatan. Dengan perolehan persentase tindakan II, yaitu 80,12%, persentase tindakan I, yaitu 74,9%, sedangkan persentase pratindakan hanya 66,48%. Secara
keseluruhan dan berdasarkan hasil rata-rata, terjadinya peningkatan dan
tercapainya ketuntasan sudah
melebihi KKM yang ditentukan oleh sekolah, yaitu 75. Dengan adanya
pencapaian ketuntasan tersebut
maka tindakan penelitian dapat dihentikan.
Dari hasil pandangan yang dikumpulkan siswa melalui tulisan, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar siswa sangat senang
dan sangat setuju diterapkan
penggunaan gambar berseri sebagai media untuk menulis teks prosedur kompleks. Tidak ada siswa yang memberikan kesan yang sangat
buruk atau tidak patut dalam
pandangannya terhadap
pembelajaran yang telah
berlangsung. Hal tersebut
menjelaskan bahwa siswa
memberikan respons yang sangat baik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 dan pada siklus II pula.
Adapun beberapa temuan
yang ada dalam penelitian ini yaitu,
terdapat beberapa langkah
pembelajaran yang ditempuh oleh peneliti dan guru dalam menerapkan
model pembelajaran dengan
menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur kompleks. Adapun beberapa langkah utama yang harus ditempuh oleh guru dalam penggunaan gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur kompleks, antara lain terletak pada (1) kegiatan awal, (2) inti, dan (3) akhir.
Penggunaan gambar berseri
diaplikasikan pada saat siswa
mengikuti kegiatan inti pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Pada kegiatan awal, guru melakukan tanya jawab bersama siswa terkait dengan materi dan aspek penilaian yang belum dipahami oleh siswa. Guru juga memaparkan secara jelas pembuatan sebuah teks prosedur kompleks kepada siswa sebelum
siswa diminta untuk membuat teks prosedur kompleks. Setelah itu, aktivitas inti dilakukan dengan guru membangkitkan semangat belajar siswa, memfasilitasi kegiatan siswa
menemukan ide berdasarkan
gambar berseri yang disediakan, serta memfasilitasi siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas tentang penulisan teks
prosedur kompleks. Akhir
pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari itu
Temuan kedua adalah bahwa hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I rata-rata hasil menulis teks prosedur kompleks siswa 74,9 sedangkan rata-rata hasil menulis teks prosedur kompleks siswa pada siklus II adalah 80,12. Peningkatan yang terjadi sebesar 5,22.
Oleh karena itu, guru perlu memberikan motivasi kepada siswa selama proses belajar berlangsung. Selain itu, guru juga memegang
peranan penting dalam
memengaruhi peningkatan hasil
belajar siswa. Motivasi belajar oleh
guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya, dalam menyampaikan pendapat secara lisan kepada siswa. Motivasi memiliki manfaat untuk membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam
penelitian ini, guru mulai
memberikan motivasi kepada siswa saat siswa mengalami hambatan. Motivasi yang diberikan oleh guru, tidak di depan kelas saja, tetapi secara langsung mendekati dan berkomunikasi dengan siswa. Dari pelaksanaan langkah-langkah yang diterapkan, guru telah berupaya
semaksimal mungkin untuk
mengaktifkan siswa dalam kegiatan
Faktor lainnya adalah
pemberian bimbingan dan
penghargaan oleh guru dapat
mendorong siswa menjadi lebih aktif. Guru memiliki peranan yang amat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran. Upaya guru dalam membimbing siswa harus didasari dengan kesabaran. Guru harus tetap menghargai usaha siswa baik yang belum berhasil maupun yang sudah berhasil. Bimbingan yang diberikan oleh guru dalam menulis teks
prosedur kompleks dapat
mempermudah siswa dalam
memahami pelajaran yang diberikan. Temuan ketiga, yaitu siswa menjadi sangat senang dan aktif
mengikuti pembelajaran menulis
teks prosedur kompleks. Ini
merupakan temuan penting terakhir dalam penelitian ini. Rasa senang dan aktif tersebut dapat dilihat dari
pandangan-pandangan yang
diberikan oleh siswa dalam
pembelajaran ini. Sebagian besar siswa memberikan pandangan yang
positif terhadap tindakan yang
dilakukan dalam pembelajaran.
Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran ini karena divariasikan.
Jadi, penggunaan gambar
berseri sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes keterampilan menulis pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat dari perbandingan nilai awal
siswa sebelum melaksanakan
tindakan terhadap siklus I. Aktivitas
belajar siswa juga mengalami
peningkatan yang terlihat pada siklus I dan siklus II. Untuk mengatasi beragam permasalahan yang ditemukan oleh guru ataupun siswa dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks, guru dapat
mengaplikasikan pembelajaran
dengan penggunaan gambar berseri
yang dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif dalam upaya
meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur kompleks siswa. SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan di kelas X Akuntansi A
SMK Negeri 1 Singaraja.
Pelaksanaan tindakan dalam
penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam dua siklus atau dikenal dengan multisiklus. Dari hasil
pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut (1) Proses
pembelajaran siswa kelas X
Akuntansi A SMK Negeri 1 Singaraja
dengan menggunaan gambar
berseri sebagai media pembelajaran
lebih baik dibandingkan saat
pembelajaran tanpa menerapkan media pembelajaran gambar berseri.
Hal ini terbukti dari hasil
pengamatan peneliti yang dibantu oleh dua observer. Hasil catatan yang diperoleh menunjukan bahwa ada peningkatan proses belajar
pada siklus I sampai dengan
tindakan pada siklus II. Hal ini
terlihat dari penerapan guru
memberikan pembelajaran yang
sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat, terlihat juga saat siswa mengerjakan tugas dengan sendiri
dan aktif dalam pembelajaran.
Proses pembelajaan dalam menulis teks prosedur kompleks dengan
menggunakan gambar berseri
sangat berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. (2)
Penggunaan gambar berseri
sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur kompleks di kelas X
Akuntansi A SMK Negeri 1
Singaraja. Peningkatan tersebut
terlihat dari pemerolehan skor tes menulis teks prosedur kompleks siswa pada siklus I dan II yang
mengalami peningkatan dan
setiap tahap pembelajaran skor
siswa selalu mengalami
peningkatan, baik dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada saat
refleksi awal, yaitu dalam
pratindakan skor rata-rata yang
diperoleh siswa adalah 66,48
(kategori sangat kurang). Saat siklus I, skor rata-rata meningkat menjadi 74,9 (kategori cukup). Walaupun
belum mencapai kriteria
keberhasilan, secara kuantitas,
sudah ada peningkatan sebesar 8,42. Pada siklus II, skor rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 80,12 (kategori baik). Jika dibandingkan dengan pencapaian peningkatan kemampuan menulis antara pratindakan dan siklus II, terjadi peningkatan sebesar 13,64. Jika dilihat dari segi ketuntasan belajar, pembelajaran pada siklus II ini sudah dapat dikatakan tuntas karena dari 33 orang siswa, 26 (88,89%) orang siswa mendapatkan nilai di atas KKM sedangkan 7 (11,11%) orang siswa sisanya masih berada di bawah KKM. (3) Siswa memberikan pandangan yang positif
terhadap penggunaan gambar
berseri untuk meningkatkan
kemampuan menulis teks prosedur kompleks. Sebagian besar siswa
merasa senang terhadap
pembelajaran menulis teks prosedur
kompleks dengan menggunakan
gambar berseri. Siswa merasa
senang melakukan kegiatan
pembelajaran ini karena siswa lebih mudah dalam menulis dan merasa
terbantu dengan penggunaan
gambar berseri. Hal ini terbukti dari beberapa pendapat siswa yang
mengatakan lebih bersemangat
menulis, merasa lebih mudah
memahami topik yang akan ditulis
menjadi sebuah teks prosedur
kompleks, dan merasa lebih cepat menemukan ide dalam menulis sebuah teks prosedur kompleks yang mereka buat.
Berdasarkan temuan-temuan
dalam penelitian ini, dapat
disampaikan beberapa saran
sebagai berikut. (1) Dalam
pembelajaran menulis, khususnya, menulis teks prosedur kompleks,
guru hendaknya menggunakan
media gambar berseri. Pengajaran
dengan menggunakan media
gambar berseri akan mengarahkan siswa untuk melakukan
kegiatan-kegiatan, seperti menentukan
langkah-langkah yang tepat dalam menulis teks prosedur kompleks dan bisa menuangkan ide dalam sebuah tulisan dengan menggunakan kata-kata yang tepat sesuai dengan gambar yang telah disediakan. (2)
Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, besar harapan peneliti
agar media gambar berseri
digunakan pada keterampilan
menulis, sebab dalam proses
pengajarannya, siswa akan
mengerjakan tugas yang diberikan secara individu dan lebih membuat siswa aktif sehingga pembelajaran lebih efektif. Siswa akan mendapat pengalaman pengetahuan yang baru dalam menulis sebuah teks prosedur
kompleks dengan penggunaan
gambar berseri sebagai media
pembelajaran. (3) Peneliti
mengharapkan peneliti lain untuk
mengadakan penelitian lanjutan
yang sejenis dengan penelitian ini sehingga diperoleh hasil yang lebih
meyakinkan serta dapat
memberikan sumbangan bagi guru untuk bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan.
Daftar Pustaka
Abbas, Hasnindah. 2011.
Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Keterampilan
Menulis Materi Membuat
Karangan Melalui Media
Gambar Seri Pada Murid Kelas
V SDN Sudirman III Makassar.
Skripsi. Makassar: FIP UNM. (sekripsi tidak diterbitkan)
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri.
Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988.
Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT.
Bumi Angkasa
Arsyad, Azhar. 2011. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Asdam, Muhammad. 2010.
Efektivitas Penggunaan Media Gambar Seri dalam Penulisan Karangan pada Siswa Sekolah
Dasar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Bahasa Indonesia kelas X. 2013.
Ekspresi Diri dan Akademik.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dantes, I Nyoman. 2014. Landasan
Pendidikan. Singaraja:
Undiksha.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi 3.
Jakarta: Balai Pustaka.
Mahsun, MS. 2013. Teks dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kurikulum 2013. Jakarta:
Rajawali Press.
Nurkancana, Wayan dan
Sumartana. 1996. Evaluasi
Pendidikan. Suraabaya: Usaha
Nasional.
Nurtanjung, Bahdin. 2005. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
Prenada Media Group.
Rohani, Ahmad. 1997. Media
Instruksional Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sadiman, Arif, dkk. 2003. Media
Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Press.
Suandi, I Nengah. 2008. Metodelogi
Penelitian Bahasa. Singaraja:
UNDIKSHA.
Subana, M. 2009. Strategi Belajar
Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Suyanto. 1997. Pedoman
Pelaksanaan Tindakan Kelas.
Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan: IKIP
Yogyakarta.
Tarigan, Djago, dkk. 1990. Teknik
Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wendra, Wayan. 2010. Bahan Ajar
Penulisan Karya Ilmiah.