DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN
BERDASARKAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO
PADA MAHASISWA BIOLOGI BERSUKU MINANG
DI STKIP PGRI SUMATRA BARAT
JURNAL
Oleh:
TONI GUSFIRMAN
NIM. 09010233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN
BERDASARKAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO
PADA MAHASISWA BIOLOGI BERSUKU MINANG
DI STKIP PGRI SUMATRA BARAT
Toni Gusfirman, RRP. Megahati S, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
email : tonigusfirman007@gmail.com ABSTRACT
Dermatoglyphics describe about runner and groove at fingerprint and forehand together with fingerprint and track. This illustration is unique so it can be used as a tool for helping to identify. Dermatoglyphics have linkage with some disease and other characteristics that decreased. This research has a purpose to know about the dermatoglyphics differences and illustration at fingerprint and forehand on the blood type A, B, AB and O by Biology’s Students who has Minang ethnic at STKIP PGRI Sumatera Barat. Sample of this research to amount to 102 students, there are the blood type A 28 students, the blood type B 31 students, the blood type AB 11 students and the blood type O 32 students with using purposive sampling technique. Result of this research showed that the highest type percentage at Loop followed Whorl and Arch, to calculation using analysis Chi Square (x2) found the real difference (significance) 91,56 > 32,67 between the blood type A, B, AB and O. In quantity of runner fingerprint found the real difference (significance) 60,64>21,01 between the blood type A, B, AB and O. In around forehand found the unreal difference (not significance) 22,7 < 24,9 between the blood type A, B, AB and O. In a corner atd highest percentage from the blood type A as big as 14,28 % found in corner 39o, the blood type B as big as 13,63% found in corner 42o and 44o, although the blood type O as big as 12,5 % found in corner 40o. Based on the finding of the research, it can be conclude that to determine the blood type not yet be determine by way of fingerprints because there is not find a characteristic on blood type ABO system.
Keywords: Dermatoglyphics, Blood type ABO system, Minang ethnich, West Sumatera
PENDAHULUAN
Dermatoglifi merupakan ilmu yang mempelajari sulur pada ujung jari tangan, telapak tangan, telapak kaki, dan jari-jari kaki (Abilasha, 2013). Pola dermatoglifi terbentuk sejak awal perkembangan embrio mulai dari embrio berumur 13 minggu sampai 24 minggu kehamilan. Pembentukan dermatoglifi ini bersifat poligen yaitu dipengaruhi oleh banyak gen. (Misbach, 2010).
Mukherjee dan Shaheb mengemukakan bahwa ada pengaruh kuat pada penurunan tipe pola ujung jari tangan terutama diantara keluarga terdekat (Rafi’ah, 1983). Dermatoglifi ini sangat khas dan dipengaruhi oleh gen, maka dari itu dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam mendiagnosa penyakit yang disebabkan faktor genetik maupun untuk mengetahui karakteristik seseorang.
Yatim (2003) mengungkapkan bahwa penderita penyakit keturunan terutama karena terjadinya aberasi kromosom akan memiliki dermatoglifi yang khas. Penyakit keturunan tersebut antara lain Sindrom Down, klinefelter, Edwar, Patau, dan Turner. Terutama bagi penderita penyakit genetik biasanya memiliki jumlah rigi sidik jari yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok nomal.
Selain penyakit, karakteristik keturunan lain juga memiliki hubungan dengan dermatoglifi yaitu hubungan antara pola pada sidik jari pada manusia dengan golongan darah dan rhesus. Golongan darah merupakan salah
satu sifat yang menurun pada manusia. Golongan darah diwariskan dari orang tua kepada anak atau keturunannya, ini berarti pada golongan darah seseorang itu ditentukan alel tertentu.
Sistem ABO ditentukan oleh tiga alel (multiple alel) yaitu sedangkan sistem rhesus ditentukan oleh dua alel gen yaitu Rh, rh (Sofro, 1994). Frekuensi golongan darah sistem ABO dan rhesus berbeda tergantung suku bangsa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada suku pribumi Amerika frekuensi golongan darah O (100%), di Vietnam frekwensi golongan darah O (45%), A (21,4%), B (29,1%), AB (4,5%), Pada penelitian (Yenti, 2008) yang dilakukan di sumatra barat dengan hasil penelitiannya yaitu pada suku Minang golongan darah O (37%), A (25%), B (27%), AB (11%), pada suku Batak golongan O (45%), A (22%), B (29%), AB (4%), pada suku Cina golongan darah O (58%), A (19%), B (21%), AB (2%), pada suku Jawa golongan darah O (31%), A (27%), B (32%), AB (11%), pada suku Mentawai golongan darah O (47%), A (17%), B (33%), AB (3%).
Mehta dan Mehta (2011), melaporkan hubungan yang signifikan antara pola sidik jari dengan golongan darah dengan hasil, golongan darah B menghasilkan lebih tinggi whorls dan perbedaan itu signifikan dengan golongan darah O. Loop tertinggi pada golongan darah O dan lebih signifikan dengan golongan darah A, B, AB. Pola Arch tertinggi pada golongan darah AB dan secara statistik signifikan dengan golongan darah B dan O.
Salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia adalah Suku Bangsa Minangkabau. Suku bangsa yang sering disebut dengan Suku Minang ini terdapat di Provinsi Sumatera Barat dan sekitarnya seperti sebagian daerah Riau, Jambi, Bengkulu, bahkan Negeri Sembilan, Malaysia (Ariyani 2013). Perbedaan asal-usul dari berbagai suku bangsa akan menyebabkan keanekaragaman genetik yang dapat dilihat dari variasi fenotip (Sukadana,
1983). Pengukuran morfologi manusia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melihat keanekaragaman genetik suku bangsa.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tipe pola sulur ujung jari tangan, jumlah sulur ujung jari tangan tangan, besar sudut atd telapak tangan, dan frekuensi pola sulur telapak tangan golongan darah sitem ABO pada mahasiswa biologi bersuku minang di STKIP PGRI Sumatera Barat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Juni 2015, untuk mengambil sidik jari dan telapak tangan golongan darah ABO yang akan dilakukan di kampus STKIP PGRI Sumatera Barat dengan menggunakan metode purposive sampling.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lap kain, lempeng kaca, kertas HVS, alat tulis, busur derajat, lup dan tisu. Sedangkan bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tinta stensil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa biologi bersuku minang bergolongan darah A, B, AB dan O di STKIP PGRI sumatera Barat. Sedangkan sampel penelitian adalah 102 orang terdiri dari golongan darah A 28 orang, golongan darah B 31 orang, golongan darah AB 11 orang, dan golongan darah O 32 orang.
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Pertama, tahap persiapan yaitu penelitian, mengurus surat izin penelitian dan memastikan sampel bersedia untuk diambil sidik jarinya. Kedua, tahap pelaksanaan dimana penelitian mengambil sidik jari dan sidik jari tangan golongan darah ABO. Ketiga tahap pengamatan yaitu peneliti mengamati hasil rekaman sidik jari terdiri dari tipe pola sulur ujung jari tangan, besar sudut atd dan frekuensi pola sulur telapak tangan, data yng diperoleh dianalisis menggunakan rumus chi square dan persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Frekuensi dan persentase pada tipe pola ujung jari tangan pada golongan darah ABO
Golongan Darah
N Arch Loop Whorl
n % n % N %
A 28 7 2,5 141 50,36 132 47,14
B 31 6 1,93 199 64,19 105 33,87
AB 11 0 0 62 56,36 48 43,64
Keterangan : N = jumlah sampel n = jumlah pola sidik jari
Tabel 2. Frekuensi dan presentase pada tipe pola ujung jari tangan pada golongan darah ABO Golonga n darah N Tipe Pola PA TA RL UL PW DLW CPLW AW n % n % n % n % n % N % n % n % A 28 5 1,7 2 0,7 78 27,8 63 22,5 102 36,4 28 10 2 0,7 0 0 B 31 4 1,2 2 0,6 100 32,2 99 31,9 76 24,5 20 6,4 9 2,9 0 0 AB 11 0 0 0 0 30 27,2 32 29 22 20 18 16,3 8 7,2 0 0 O 32 7 2,1 3 0,9 99 30,9 95 29,6 80 25 29 9 7 1,8 0 0
Keterangan : N= jumlah sampel, PA= Plain Arch, TA= Tented Arch, RL= Radial Loop, UL= Ulnar Loop, Plain Whorl, DLW= Doble Loop Whorl, CPLW= Central Pocke Loop Whorl, AW= Accidental Whorl.
Tabel 3. Hasil analisis Chi Square jumlah tipe pola ujung jari tangan golongan ABO Golongan Darah N X2hit X2tab X2hit terhadap X2tab Keterangan A, B, AB, dan O 1020 91,56 >32,67 X2hit > X2tab Signifikan A dengan B 590 18,16 >14,06 X2hit > X2tab Signifikan A dengan AB 390 26,49 >14,06 X2hit > X2tab Signifikan
A dengan O 600 11,61 <14,06 X2hit < X2tab Tdk signifikan B dengan AB 420 16,03 >14,06 X2hit > X2tab Signifikan
B dengan O 630 2,92 <14,06 X2hit < X2tab Tdk signifikan AB dengan O 430 49,5 >14,06 X2hit > X2tab Signifikan
Keterangan : n = jumlah total pola; X2hit = hasil dari X2; X2tab= X2tabel
Tabel 4. Hasil analisis statistik uji Chi Square jumlah sulur ujung jari tangan golongan darah ABO
Golongan Darah N X2hit X2tab X2hit terhadap X2tab Keterangan A, B, AB, dan O 1020 60,64 >21,01 X2hit > X2tab Signifikan
A dengan B 590 11,38 >9,48 X2hit > X2tab Signifikan A dengan AB 390 13,12 >9,48 X2hit > X 2 tab Signifikan A dengan O 600 12,86 >9,48 X2hit > X 2 tab Signifikan B dengan AB 420 34,49 >9,48 X2hit > X 2 tab Signifikan B dengan O 630 9,97 >9,48 X2hit > X 2 tab Signifikan AB dengan O 430 34,01 >9,48 X2hit > X 2 tab Signifikan Keterangan : N = jumlah jari; X2hit = hasil dari X
2
; X2tab= X 2
tabel Secara keseluruhan didapatkan hasil
tipe pola sulur ujung jari tangan golongan darah ABO yang didominasi oleh tipe pola Loop, diikuti oleh tipe pola Whorl, dan Arch. Namun yang membedakannya adalah jumlah persentase masing-masing tipe pola sulur. Pada golongan darah AB tidak ditemukan tipe pola Plain Arch, Tented Arch dan Accidental Whorl. Sedangkan pada golongan darah A, B dan O sama-sama tidak dijumpai tipe pola Accidental Whorl.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sulur ujung jari tangan antara golongan darah ABO, memiliki rata-rata jumlah sulur yang tidak jauh berbeda. Setelah dilakukan
uji Chi Square ternyata terdapat hasil berbeda nyata antara keempat golongan darah tersebut yaitu antara golongan darah A dengan B, A dengan AB, A dengan O, B dengan AB, B dengan O, dan AB dengan O. Hal ini mungkin tidak ada kaitan atau perbedaan jumlah sulur ujung jari pada masing-masing golongan darah ABO dan tidak ditemukannya karakteristik tertuntu pada jumlah sulur ujung jari tangan golongan darah ABO.
Berdasarkan hasil pengamatan pada besar sudut atd telapak tangan golongan darah ABO, terlihat bahwa besar sudut atd antara tepak tangan kanan dan kiri pada
golongan darah ABO hampir sama, dan untuk keseluruhan golongan darah ABO juga hampir sama besar dan ada yang memiliki rata-rata sama besar sudutnya. Hal ini mungkin tidak ada kaitan, perbedaan atau karakteristik besar sudut atd telapak tangan pada golongan darah ABO. (Fraser,1986; dalam Tiwani).
Berdasarkan hasil pengamatan pola sulur telapak tangan golongan darah ABO, pada golongan darah A hanya ditemukan pada daerah Hipothernal (H), Interdigital I1, I2, I3, dan I4. Sedangkan pada daerah Thenar (Th) tidak ditemukan pada telapak tangan. Pada golongan darah B hanya ditemukan pada daerah Thenar (Th), Hipothernal (H), I3 dan I4. Sedangkan I1 dan I2 tidak ditemukan pada telapak tangan. Pada golongan darah AB hanya ditemukan pada daerah Interdigital I3 dan I4 saja, sedangkan pada daerah Thenar (Th) Hipothernal (H), Interdigital I1, dan I2 tidak di temukan pada telapak tangan. Pada golongan darah O hanya daerah Interdigital I2 saja yang tidak ditemukan pada telapak tangan. sedangkan Thenar (Th) Hipothernal (H), Interdigital I1, I3 dan I4 ditemukan pada telapak tangan. Secara keseluruhan pada daerah I3 dan I4 lebih sering ditemukan pola pada telapak tangan pada golongan darah ABO dan tidak terdapat karakeristik tertentu dari masing – masing golongan darah.
Dari hasil yang didapat pada suku minang secara keseluruhan pada tipe golongan darah ABO terdapat pola tertinggi pada tipe pola Loop diikuti tipe pola Whorl dan Arch. Hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Roselina Panghiyangani, Lena Rosida dan Yulia Kartika pada Suku Dayak Meratus (2003), yang hasil penelitiannya memperlihatkan frekuensi pola sidik jari Suku Dayak Meratus dapat dilihat mempunyai keempat tipe pola utama pada ujung jari tangan, yaitu loop ulna, loop radial, whorl dan arch. Rata-rata frekuensi pola loop ulna menunjukkan angka paling tinggi, yaitu 67,07% kemudian disusul pola whorl 25,54%, selanjutnya arch 4,62%, dan terakhir pola loop radial 2,77%. Frekuensi tipe pola sidik jari sangat bervariasi dari satu jari dengan jari lainnya, dan hasil penelitian ini sesuai dengan Suryo (1997) yang mengatakan bahwa pada umumnya kira-kira 5% dari bentuk sidik jari pada ujung jari
tangan adalah tipe arch, bentuk loop kira-kira 65-70% dan tipe whorl kira-kira-kira-kira 25-30%.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (1993) dan Rafi’ah dkk (1980) yang menemukan frekuensi tertinggi tipe pola sidik jari tangan kelompok umum dan mahasiswa adalah tipe loop ulna. Penelitian yang dilakukan oleh Suryadi dkk (1981) terhadap kelompok residivis juga menemukan bahwa frekuensi tertinggi adalah tipe loop ulna dibandingakan tipe lainnya.
KESIMPULAN
Dari hasil yang diadapat dapat disimpulkan bahwa terdapat persentase tertinggi pada tipe pola Loop pada dermatoglifi ujung jari tangan orang minang yang bergolongan darah A, B, AB, dan O dan tidak terdapat karakteristik tertentu pada bentuk dermatoglifi orang bersuku minang.
DAFTAR PUSTAKA
Abilasha, S. et. al. 2013.Dermatoglyphics: A
Predictor To Analyze The Occurrence Of Breast Cancer. International Journal of Medical Research & Health Sciences. 3(1):
28-31.
Ariyani Nur Indah. (2013). Strategi Adaptasi Orang Minang Terhadap Bahasa, Makanan, Dan Norma Masyarakat Jawa. JurnalKomunitas 5 (1) (2013) : 26-37.
Misbach, Ifa H. 2010. Dahsyatnya Sidik Jari: menguak bakat dan potensi untuk merancang masa depan melalui fingerprint analisys. Jakarta: Visi Media.
Hidayati RS, Rafi’ahRtSt, Kamajaya, Satmoko, Suryadi R, danSidiarto Lily, 1980.DermatoglifiPenderitaSindro m Down : PenelitianPolaTriradiusGaris Simian padaTelapakTanganAnak-anakPenderitaSindrom Down di
SumberAsih Jakarta.
MajKedoktIndon, 30 : 202-206.
Mehta A.A., Mehta A.A. (2011). Palmar dermatoglyphis in ABO,RH Blood groups. Int J Biol Med Res 2 (4):961‑4.
Rafi’ahRt St, Satmoko, Suryadi R, Ramelan W, Yusuf, Yusniar, 1980. Pola TRC dan TTC jari-jari Kelompok Khusus Sarjana dan Kelompok Umum. MajKedoktIndon, 8 : 198-201.
Suryadi R, 1993. Pola Sidik Jari dan Jumlah Jalur Total Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
MajKedoktIndon, 43(12) : 751-754.
Triwani. 2010. Pola Dermatoglifi Pada
Penderita Thalasemia di Kota Madya Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 42(2):
2861-2865.
Yatim, Wildan. 2003. Genetika. Bandung: Tarsito.
Yenti Sukri. 2008. “ Variasi Frekuensi Fenotip Golongan Darah Sistem ABO dan Rhesus Pada Beberapa Etnis Yang Berdomisili Di Sumatra Barat”. Tesis Pascasarjana UNAND Padang.