• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Sejarah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU). Pada tahun 1978, lembaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Sejarah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU). Pada tahun 1978, lembaga"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Sejarah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia didirikan di Jakarta, tepatnya di daerah Gempol-Kemayoran pada tahun 1952, institusi pendidikan ini semula diberi nama Akademi Penerbangan Indonesia (API). Pada tahun 1954 API dipindahkan dari Jakarta ke kampusnya yang baru, terletak di Kecamatan Legok Kewedanaan Curug Kabupaten Tangerang Propinsi Banten (lebih dikenal oleh masyarakat penerbangan dengan kampus Curug). Pada tahun 1969, Akademi Penerbangan Indonesia (API) berubah nama menjadi Lembaga Pendidikan Perhubungan Udara (LPPU). Pada tahun 1978, lembaga pendidikan ini berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan Penerbangan (PLP) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan Diklat Perhubungan.

Pada tahun 2000 PLP berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), hingga saat ini. Keberadaan STPI didasari oleh Keputusan Presiden RI dan M enteri Perhubungan sebagai berikut :

1. Keputusan Presiden RI nomor 43 tahun 2000 tanggal 10 M aret 2000 tentang Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia

2. Keputusan M enteri Perhubungan nomor 64 tahun 2000 tanggal 21 A gustus 2000 tentang Organisasi dan tata kerja Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Keputusan M enteri Perhubungan nomor SK.29/DL.003/Diklat-2001 tanggal 29 Januari 2001 tentang Status Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia- Curug (STPI Curug) ini merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah Departemen Perhubungan

(2)

Republik Indonesia. STPI Curug memiliki tugas dan fungsi mendidik putra-putri terbaik bangsa Indonesia untuk menjadi Sumber Daya M anusia yang ahli dan terampil di bidang penerbangan, yang diakui secara nasional maupun internasional. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya STPI Curug memiliki 4 (empat) jurusan pendidikan, yaitu Jurusan Penerbang, Jurusan Teknik Penerbangan, Jurusan Keselamatan Penerbangan dan Jurusan M anajemen Penerbangan. Setiap jurusan pendidikan terbagi dalam beberapa program studi sesuai dengan minat dan bakat peserta pendidikan dan pelatihan. Kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh STPI Curug mengacu pada standar nasional (Departemen Pendidikan Nasional RI) dan internasional (International Civil Aviation Organization= ICAO ), sehingga diharapkan setiap lulusan STPI Curug mampu untuk bersaing baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

3.2 S truktur Organisasi

Adapun struktur organisasi yang berjalan dalam Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia ini, adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1 berikut:

Unsur Pimpinan

• Ketua SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA Drs. DARWIS AMINI, MM

• Pembantu Ketua I Bidang Akademik Drs. S UWANDI, MM

• Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Umum M.S UPARMAN,S E

• Pembantu Ketua III Bidang Ketarunaan Capt.Drs.S IS WO PURNOMO,S siT

(3)
(4)

Unsur Pimpinan Administratif

• Kepala Bagian Administrasi Umum BUNYANA S OPARI, S Pd

• Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan Ir. AS RI S ANTOS A, SSiT, MT

• Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian H. ERLAND FIRDAUS , S IP, MSi

• Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Humas Drs. S IHONO, SSit

• Kepala Sub Bagian Keuangan H. ACHMAD CHOLILY, S E

• Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan H. WIS NU DARYONO TU, SSiT, S .S os, MM

• Kepala Sub Bagian Administrasi Pendidikan Drs. DJUJUR PRAS ODJO, SSiT

• Kepala Sub Bagian Administrasi Tenaga Kependidikan BENNY S UHERMAN, SS iT, S E

• Kepala Sub Bagian Administrasi Kerjasama dan PKN Ir. AHMAD KOS AS IH, SSiT

• Kepala Sub Bagian Administrasi Taruna dan Alumni Drs. HENDARTONO

Unsur Pimpinan Penunjang • Kepala Kelompok Dosen

Drs. BAMBANG S UTARWITA, S SiT, MM • Kepala Unit Bengkel Perawatan Pesawat udara

Ir. M. S UBIYAT WIRANATA KUS UMAH, S SiT • Kepala Unit Teknik Umum

R.B. BUD I KARTIKA WILATIKTA, SS iT, S Pd, MT • Kepala Unit Kesehatan

dr. D EWI AS TUTI

• Kepala Unit Alat Peraga dan Laboratorium Drs. IGK RAI DARMAJA, SSiT

• Kepala Unit Keselamatan dan Keamanan Terbang Capt. AHMAD HARIRI, S T

• Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ir. NURHEDHI D ES RYANTO, SSiT, MM • Kepala Unit Asrama

IS RO FIRDAUS , AMd • Kepala Unit Fasilitas Umum

Drs. HENDRO WIDIARTO, SSiT, MM • Kepala Unit Bimbingan Taruna

(5)

• Kepala Unit Teknologi Informatika

ANDUNG LUWIHONO, SSiT, S T, MM • Kepala Unit Olah Raga dan Seni

ADE IRAWAN RACHMAT, S T, MM • Kepala Unit Perpustakaan dan Dokumentasi

Ir. S US E LAMTIAR S IMBOLON

• Kepala Unit Ketentraman dan Ketertiban Kampus HARYANTO

Unsur Pimpinan Pelaksana • Ketua Jurusan Penerbang

Capt. ARS ANTO NOOR WAHYU, S E • Sekretaris Jurusan Penerbang

LILIS KURNIANINGS IH, S E • Ketua Jurusan Teknik Penerbangan

Drs. A. NUGROHO BUDI RUKIS MAN, SSiT, MT • Sekretaris Jurusan Teknik Penerbangan

Ir. IKA INDRAWIJAYA

• Ketua Jurusan Keselamatan Penerbangan

Drs. AMIN ARNO BUDI PRADAN A, SSiT, MM • Sekretaris Jurusan Keselamatan Penerbangan

S ITI CHODIJAH, SSiT

• Ketua Jurusan Manajemen Penerbangan Drs. S UTARYANTO, MM

• Sekretaris Jurusan Manajemen Penerbangan Drs. H. BUDIYONO

3.3 Analisis Sistem yang Berjalan

Sebagai Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, STPI memiliki beberapa fasilitas yang mendukung proses pembelajaran, terutama dalam hal kegiatan praktik penerbangan, seperti simulator pesawat yang dilengkapi dengan virtual tunnel. Di mana

virtual tunnel adalah sebuah program yang mensimulasikan gerak pesawat melalui

titik-titik koordinat yang telah ditentukan. Virtual tunnel ini dapat ditunjukkan dengan Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 di bawah ini.

(6)

Gambar 3.2 Virtual Tunnel 1

Gambar 3.3 Virtual Tunnel 2

Bandara Budiarto Curug (Lapangan Latih Terbang STPI) menggunakan fasilitas

virtual tunnel ini. Setiap calon pilot, sebelum praktik penerbangan dengan pesawat

(7)

virtual tunnel ini telah ditentukan oleh programmer yang membuatnya, sehingga

titik-titik koordinat ini tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Hal ini membuat para pengajar dan calon pilot mengalami kesulitan pada saat melakukan praktik penerbangan yang sesungguhnya, sehingga diperlukan virtual tunnel di mana titik-titik koordinat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

Untuk mendapatkan titik-titik koordinat yang sebenarnya, bisa dilakukan dengan sistem GPS di mana pakar akan melakukan penerbangan dan merekam titik-titik koordinat dengan GPS kemudian disimpan dalam database. Data titik-titik koordinat ini mempunyai rentang ±400 meter. Rentang yang terlalu besar ini, menyebabkan visualisasi dari virtual tunnel menjadi kurang jelas karena jarak antar titik koordinat terlalu jauh. Sehingga pelatihan menjadi tidak optimal dan risiko peserta latih untuk keluar dari jalur penerbangan yang telah ditentukan cukup besar.

3.4 Pemecahan Permasalahan

Berdasarkan analisis permasalahan dalam subbab sistem yang sedang berjalan sebelumnya, maka dibutuhkan titik-titik koordinat tambahan di antara rentang titik-titik koordinat yang diambil melalui GPS. Titik-titik koordinat tambahan ini memfokuskan arah jalur penerbangan yang diinginkan. Titik-titik koordinat tambahan ini, bisa

didapatkan dari proses perhitungan titik-titik koordinat sebelumnya. Proses perhitungan ini dilakukan dengan metode matematika, yang dibahas pada tugas akhir ini adalah metode interpolasi. Karena cukup banyak titik-titik koordinat tambahan yang diinginkan dan ketepatannya, maka tidak mungkin dilakukan perhitungan secara manual.

(8)

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah perangkat yang memudahkan untuk

melakukan perhitungan titik-titik koordinat tersebut. Dalam tugas akhir ini, akan dibuat perangkat lunak (software) atau program yang digunakan untuk melakukan perhitungan titik-titik koordinat tambahan di antara titik-titik koordinat yang sudah ada. Program ini dibuat dengan tampilan yang menarik dan user friendly, sehingga diharapkan pemakai dapat menggunakannya dengan mudah dan jelas.

3.5 Analisis Diagram 3.5.1 Flowchart

Flowchart atau sering juga ditulis dengan flow-chart adalah representasi skema

dari suatu algoritma atau suatu proses (Wikipedia 2008). Flowchart pada tahun 1921 sebagai representasi proses diagram untuk menemukan cara terbaik dan saat ini menjadi alat yang menunjukkan aliran proses dalam suatu algoritma.

(9)
(10)
(11)

3.5.2 Sequence Diagram

Sequence Diagram digunakan untuk memodelkan skenario penggunaan

(Hariyanto 2004,p309). Skenario penggunaan adalah urutan kejadian yang terjadi dalam satu kali eksekusi dalam program. Sequence Diagram digunakan untuk:

1. Overview perilaku sistem

2. M enunjukkan objek-objek yang diperlukan 3. M endokumentasikan skenario dari suatu digram 4. M emeriksa jalur-jalur pengaksesan

(12)

Gambar 3.7 Sequence Diagram untuk Program Virtual Tunnel

3.5.3 State Transition Diagram

Diagram Transisi memberikan keterangan kepada sistem tentang apa yang harus dilakukan (action) dan kondisi (state) tertentu. Kondisi adalah suatu event pada external invironment yang dapat dideteksi oleh sistem misalnya sinyal, interrupt atau data. Hal ini menyebabkan perubahan terhadap state dari aktifitas x ke aktifitas lainnya. Action adalah hal yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state atau data. Action akan menghasilkan output, message display pada layar atau menghasilkan perhitungan dan lain-lain.

(13)

Gambar 3.8 State Transition Diagram untuk Program Interpolasi

(14)

Gambar 3.10 State Transition Diagram untuk Layar M ainM enu

(15)

Gambar 3.12 State Transition Diagram untuk Layar Training

3.6 Perancangan Layar

Dalam membuat program aplikasi ini, sebelumnya penulis merancang layar yang akan ditampilkan, tombol-tombol yang diperlukan, kegiatan yang akan dilakukan serta proses-proses yang akan dibuat. Dengan adanya perancangan layar ini, akan

(16)

Perhitungan Titik

Gambar

Butt on Submit ListBox   Gambar 3.13 Tampilan Layar Awal Program Interpolasi

• Layar Awal Program Interpolasi, merupakan awal yang akan muncul pertama dalam program Interpolasi.

• ListBox merupakan list bandara yang akan di interpolasi titiknya.

• Tombol Submit merupakan tombol untuk melanjutkan proses ke layar berikutnya dan mengambil variabel yang telah di pilih dalam ListBox.

(17)

Perhitungan Titik

Data Titik

Button Exit Butt on Interpolasi   Gambar 3.14 Tampilan Layar Perhitungan Titik dengan Interpolasi • Layar Perhitungan Titik merupakan layar untuk menampilkan data titik yang

telah tersimpan dalam database dan memproses data tersebut dengan metode Interpolasi.

• Tombol Interpolasi merupakan tombol untuk menjalankan proses interpolasi titik di antara titik-titik yang telah ada.

(18)

VIRTUAL TUNNEL

Kalimat Pembuka

Button Accept

  Gambar 3.15 Tampilan Layar Awal Virtual Tunnel

• Layar Awal Virtual Tunnel ini merupakan layar pembuka dalam program virtual

tunnel. Dalam layar ini terdapat panel untuk menuliskan ucapan pembuka.

(19)

VIRTUAL TUNNEL

Gambar

Button Exit Butt on Training

Gambar 3.16 Tampilan Layar M ainM enu

• Layar MainMenu ini merupakan layar penghubung layar awal dengan layar petunjuk penggunaan.

• Tombol Training merupakan tombol untuk menjalankan animasi pesawat virtual

tunnel.

(20)

VIRTUAL TUNNEL

Button MainMenu

Petunjuk

Jalankan

Gambar 3.17 Tampilan Layar Petunjuk Penggunaan

• Layar Petunjuk Penggunaan ini merupakan layar yang berisi petunjuk animasi. • Tombol MainMenu merupakan tombol untuk kembali ke halaman Main Menu.

(21)

Animasi Pesawat

POINT Petunjuk

  Gambar 3.18 Tampilan Layar Training

• Layar Training merupakan layar training yang dilakukan dengan koordinat titik-titik pesawat.

• Point merupakan tampilan dari score yang diperoleh dari gerakan pesawat melewati titik-titik koordinat.

(22)

VIRTUAL TUNNEL

Hasil Train

Button MainMenu Butt on Training   Gambar 3.19 Tampilan Layar Hasil Training

• Layar Hasil Training merupakan layar Main Menu, tetapi di dalamnya berisi kalimat menyatakan bahwa apakah user lulus training atau tidak (penanda hasil training).

• Tombol Training merupakan tombol untuk user melakukan training virtual

tunnel.

• Tombol MainMenu untuk kembali ke layar Main Menu.

3.7 S pesifikasi Proses

Spesifikasi proses digunakan untuk memperjelas proses-proses yang terdapat dalam tampilan setiap layar maupun yang terjadi pada setiap modul.

(23)

3.7.1 S pesifikasi Proses Program Aplikasi Interpolasi Modul Halaman Pilih Database

Tampilkan halaman

Panggil modul Koneksi Data Ambil input-an user

Tekan tombol ”Submit” Panggil modul Tampil Data

Tutup modul Halaman Pilih Database

Modul Tampil Data

Panggil modul Koneksi Data

Tampilkan Data berdasarkan pilihan user Periksa tombol yang dipilih

Pilih tombol ”Back”

Panggil modul Halaman Pilih Database Tutup modul Tampil Data

Pilih tombol ”Interpolasi”

Panggil modul Proses Interpolasi Tutup modul Tampil Data

Modul Proses Interpolasi Panggil modul Koneksi Data

(24)

M engambil data yang dipilih user M encari titik yang diinginkan M enghitung Interpolasi titik

M asukkan titik hasil Interpolasi Panggil modul GetRectangle

Panggil modul Hasil Interpolasi

Modul Hasil Interpolasi Panggil modul Koneksi Data

Tampilkan Hasil Interpolasi dalam tabel Tunggu input dari user

Pilih tombol ”Exit” Keluar program

Modul Koneksi Data

Perintah SQL untuk koneksi database

Modul GetRectangle

Panggil modul Koneksi Data

Ambil data titik yang telah interpolasi Hitung empat titik sudut persegi

(25)

3.7.2 S pesifikasi Proses Program Simulasi Virtual Tunnel Modul Awal Program

Tampilkan kata pembukaan Tunggu Input dari user Panggil modul Main Menu

Modul Main Menu

Tampilan layar gambar Tunggu input user

Cek input user

Tombol ”Training” akan memanggil modul Pendahulu Training Tombol ”Exit” akan keluar dari program

Modul Pendahulu Training

Tampilan layar modul pendahulu Training Tunggu input user

Cek input user

Tombol ”M ain M enu” akan memanggil modul Main Menu Klik ”Lanjut” akan memanggil modul Training

Modul Training

Tampilan layar Training

(26)

Tampil jalur penerbangan Inisialisasi Point dari 0 Cek area jalur penerbangan

Jika keluar dari area

Warning message berupa perubahan jalur penerbangan

menjadi berwarna merah

Lampu indikator berkedap-kedip merah Jika enam kali berturut-turut keluar dari area

Program selesai

Panggil M odul Hasil Training

Jika tidak keluar dari area

Point akan bertambah

Modul Hasil Training

Tampil Hasil Training Berhasil

Gagal Training Tunggu input user

Tombol ”Training M enu” akan memanggil modul Pendahulu

Training

Tombol ”M ain M enu” akan memanggil modul Main Menu

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Gambar 3.2 Virtual Tunnel 1
Gambar 3.4 Flowchart untuk Program Interpolasi
Gambar 3.5 Flowchart untu Program Virtual Tunnel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan peneliti lebih memfokuskan bagaimana penggunaan dakwah dengan metode online yakni melalui internet yaitu media sosial (Facebook, Instagram, Youtube) dan

Based on comparative data mining classification algorithms are C4.5, Naïve Bayes, KNN, Random Forest, and SVM for classification of student majors using 269 data

Berdasarkan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui pengelolaan unsur-unsur orang (people),

Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini adalah mengatasi permasalahaan produksi melalui penambahan penambahan mesin jahit baru yang terdiri dari mesin jahit

yang ditunjukkan dalam Gambar. b) Tebal total minimum lapis pondasi agregat kelas A dan kelas B tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan. c) Pada permukaan lapis

Suhu optimal proses SFS adalah 38°C, yang merupakan perpaduan suhu optimal hidrolisis (45–50°C) dan suhu optimal fermentasi (30°C). Proses SFS memiliki keunggulan

Berdasarkan hasil analisis multivariate, dapat diketahui bahwa yang menjadi faktor yang memengaruhi kualitas hidup pada pasien PJK dalam penelitian ini adalah cemas,

Penelitian ini dilakukan pada blok B, karena berdasarkan peta jenis tanah, tutupan lahan, elevasi, dan kemiringan, blok B lebih kompleks dan dapat