BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Pengertian, dan Ruang
Pengertian, dan Ruang Lingkup Viktimologi
Lingkup Viktimologi
Viktimologi, berasal dari bahasa latin
Viktimologi, berasal dari bahasa latin victimvictim yang berarti korbayang berarti korban dann dan logoslogos yang berarti ilmu.yang berarti ilmu. Secara terminologis, viktimologi berarti suatu studi yang mempelajari tentang korban penyebab Secara terminologis, viktimologi berarti suatu studi yang mempelajari tentang korban penyebab tim
timbulbulnya nya korkorban ban dan dan akiakibatbat-ak-akibaibat t penpenimbimbulaulan n korkorban ban yanyang g mermerupakupakan an masmasalaalah h manmanusiusiaa sebagai suatu kenyataan sosial.
sebagai suatu kenyataan sosial.
Viktimologi merupakan suatu pengetahuan ilmiah/studi yang mempelajari suatu viktimalisasi Viktimologi merupakan suatu pengetahuan ilmiah/studi yang mempelajari suatu viktimalisasi (c
(cririmiminanal)l) sebsebagaagai i suasuatu tu perpermasmasalaalahan han manmanusiusia a yanyang g mermerupakupakan an suasuatu tu kenykenyataaataan n sossosialial.. Vi
Viktimoktimologi logi merupamerupakan kan istiistilah lah bahasa Inggrisbahasa Inggris ViVictimologyctimology yang berasal dari bahasa latin yaituyang berasal dari bahasa latin yaitu “Victima”
“Victima” yang berarti korban danyang berarti korban dan “logos”“logos” yang berarti studi/ilmu pengetahuan.yang berarti studi/ilmu pengetahuan. Menuru
Menurut t J. J. SahetSahetapy apy pengertpengertian Viktian Viktimoloimologi gi adalah ilmu adalah ilmu atau disiplin yang atau disiplin yang membahmembahasas permasalahan
permasalahan korban korban dalam dalam segala segala aspek, aspek, sedangkan sedangkan menurut menurut !rie" !rie" #osita #osita ViViktimologi ktimologi adalahadalah suatu bidang ilmu pengetahuan mengkaji semua aspek yang berkaitan dengan korban dalam suatu bidang ilmu pengetahuan mengkaji semua aspek yang berkaitan dengan korban dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupann
berbagai bidang kehidupan dan penghidupannya.ya.
$orban juga dide"inisikan oleh van %oven yang merujuk kepada &eklarasi 'rinsip-prinsip $orban juga dide"inisikan oleh van %oven yang merujuk kepada &eklarasi 'rinsip-prinsip &asar $eadilan bagi $orban $ejahatan dan 'enyalahgunaan $ekuasaan sebagai berikut (
&asar $eadilan bagi $orban $ejahatan dan 'enyalahgunaan $ekuasaan sebagai berikut (
)rang yang secara individual maupun kelompok telah menderita kerugian, termasuk cedera "isik )rang yang secara individual maupun kelompok telah menderita kerugian, termasuk cedera "isik maupun mental, penderitaan emosional, kerugian ekonomi atau perampasan yang nyata terhadap maupun mental, penderitaan emosional, kerugian ekonomi atau perampasan yang nyata terhadap hak-hak dasarnya, baik karena tindakannya
hak-hak dasarnya, baik karena tindakannya (by act)(by act) maupun karena kelalaianmaupun karena kelalaian (by omission)(by omission)**
Sed
Sedanangkagkan n ruruang ang lilingkngkup up kakajijian an krkrimimininolologogi, i, memenunururut t J.J.. . SaSahethetapy apy ruruanang g lilingngkupkup viktimologi meliputi bagaimana seseorang +dapat menjadi korban yang ditentukan oleh suatu viktimologi meliputi bagaimana seseorang +dapat menjadi korban yang ditentukan oleh suatu vi
victctimimitityy yang yang titidak dak selselalu alu berberhubuhubungangan n dengdengan an masmasalah alah kejkejahaahatantan, , tertermasmasuk uk pola pola korkorbanban kecelakaan, dan bencana alam selain dari korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan. kecelakaan, dan bencana alam selain dari korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan. )bjek studi atau ruang lingkup viktimologi menurut !rie" #osita adalah sebagai berikut (
)bjek studi atau ruang lingkup viktimologi menurut !rie" #osita adalah sebagai berikut (
a.
a. %erbagai macam viktimisasi kriminal atau %erbagai macam viktimisasi kriminal atau kriminalistikkriminalistik b.
c. 'ara peserta terlibat dalam terjadinya atau eksistensi suatu viktimisasi kriminal atau kriminalistik, seperti para korban, pelaku, pengamat, pembuat undang-undang, polisi, jaksa, hakim, pengacara dan sebagainya
d. eaksi terhadap suatu viktimisasi kriminal
e. espons terhadap suatu viktimisasi kriminal argumentasi kegiatan-kegiatan penyelesaian suatu viktimisasi atau viktimologi, suatu usaha-usaha prevensi, re"resi, tindak lanjut +ganti kerugian, dan pembuatan peraturan hukum yang berkaitan
". 0aktor-"aktor viktimogen/kriminogen.
Selain itu, viktimisasi juga dapat berkaitan dengan permasalahan ekonomi, politik dan sebagainya, seperti yang diungkapkan menurut J.. Sahetapy, dimana beliau berpendapat sebagai berikut (
a. Viktimisasi politik, dapat dimasukan aspek penyalahgunaan kekuasaan, perkosaan hak-hak asasi manusia, campur tangan angkatan bersenjata diluar "ungsinya, terorisme, intervensi, dan peperangan lokal atau dalam skala internasional
b. Viktimisasi ekonomi, terutama yang terjadi karena ada kolusi antara pemerintah dan konglomerat, produksi barang-barang tidak bermutu yang merusak kesehatan, termasuk aspek merusak lingkungan hidup
c. Viktimisasi keluarga, seperti perkosaan, penyiksaan, terhadap anak atau istri dan menelantarkan kaum manusia lanjut atau orang tuanya sendiri
d. Viktimisasi media dalam hal ini disebut penyalahgunaan obat bius, alkoholisme, malpraktik di bidang kedokteran dan lain-lain
e. Viktimisasi yuridis, dimensi ini cukup luas, baik yang menyangkut aspek peradilan dan lembaga pemasyarakatan maupun yang menyangkut dimensi diskrimiasi perundang-undangan, termasuk
menerpkan kekuasaan dan stigmisasi, kendatipun sudah diselesaikan aspek peradilan.
&ari pengertian mengenai Viktimologi dan juga ruang lingkupnya diatas penulis mencoba mengembangkan dan mengimplementasikan nya dalam tugas penulisan yang mengangkat mengenai 'erlindungan dan 'eranan $orban tindak pidana penjualan online +online shop yang saat ini sedang marak terjadi di masyarakat dan bagaimana implementasi mengenai 11 dan perlindungan terhadap korban kejahatan )nline ini.
'erkembangan teknologi sangat pesat, khusus dalam bidang teknologi in"ormasi kini telah lahir yang namanya internet, sebuah teknologi yang saat ini sangat digemari oleh seluruh masyarakat modern di seluruh penjuru dunia baik anak-anak kaum muda de2asa dan orang tua, karena dengan menggunakan internet para penggunanya dapat menjelajahi dunia hanya dengan perangkat elektronik yang tersambung dengan internet dalam hitungan menit bahkan detik, internet saat ini seringkali dijadikan sebuah akses untuk penggunanya melakukan kegiatan komunikasi.
Internet bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga dapat ber"ungsi khususnya untuk pencari in"ormasi bahkan internet dikatakan sebagai perpustakaan digital dunia, karena dengan
menggunakan internet pengguna yang sedang mencari in"ormasi dapat dengan mudah mendapatkan in"ormasi yang dicarinya hanya dengan mengetikan sebuah kata di sebuah mesin pencarian seperti google chrom, kaula muda memberikan nama lain yaitu mbah #oogle karena semua yang di cari hampir seluruhnya ada di #oogle. idak hanya itu akhir-akhir ini juga internet dijadikan sebagai media bisnis, mulai dari periklanan sampai toko online
&engan adanya internet sangat banyak membantu masyarakat dan mempermudah hampir segalanya, tetapi meski internet banyak berdampak positi" ada pula dampak negati"nya salah satunya tindak pidana penipuan, sebuah data menunjukan bah2a mengenai penipuan di internet termasuk penipuan tokoonline, data yang dimiliki oleh &irektorat eserse $riminal $husus +&itreskrimsus 'olda Metro Jaya terkait kejahatan tersebut terus meningkat tiap tahunnya kurang lebih sekitar 344 kasus per tahunnya
erkait dengan penipuan di internet atau penipuan secaraonline, yang penulis kuti" dari ndah &e2i 5a2angsari seorang kandidat doktor cyber law di 1niversitas 'adjajaran +1npad di sebuah media massa digital menyatakan bah2a mayoritas yang menjadi korban dari penipuan online adalah perempuan, karena shopping online atau belanja onlinesangat digemari ibu-ibu dan juga anak muda .
$enapa penulis membuat makalah ini di samping sebagai tugas mata kuliah Viktimologi dan juga untuk mengetahui perlindungan dan penanganan kasus dan korban penipuan jual beli online
B. Rumusan Masala
• %agaimana perlindungan hukum terhadap si korban dari aspek victimologi 6
!. "u#uan Penelitian
• 1ntuk mengetahui bagaimana peranan korban dalam terjadinya tindak pidana penipuan transaksi
jual beli online
• Mengetahui perlindungan hukum terhadap si korban
BAB II PEMBAHA$AN
A. Peranan %or&an dalam "er#adin'a "indak Pidana Penipuan "ransaksi (ual Beli )nline %erbicara mengenai peranan korban, kenapa korban berperan dalam tindak kejahatan, karena korban memiliki peranan yang "ungsional dalam terjadinya suatu kejahatan. 'erlu diketahui bah2a tidak mungkin timbul suatu kejahatan kalau tida k ada korban kejahatan. &engan demikian dapat dikatakan bah2a si korban mempunyai peranan penting dan tanggung ja2ab "ungsional dalam terjadinya kejahatan
'enulis menguti" pendapat dari !nthony J. Schembri( 7$ejahatan sebenarnya memiliki tiga dimensi yaitu perbuatan jahat +criminal act, pelaku +criminals dan korban +victim. 5amun demikian Sistem 'eradilan 'idana tampaknya lebih memberikan perhatian terhadap dua aspek yang pertama yakni perbuatan jahat dan pelaku
%erbeda lagi dengan pendapat J. Sahetapy &alam melihat hubungan antara kejahatan dengan korban, J. Sahetapy mempunyai pendapat yang berbeda. J Sahetapy mena2arkan suatu istilah 8viktimitas8 berasal dari kata 8victimity8, dimana Sahetapy menginginkan adanya pembatasan hubungan antara masalah korban dengan "aktor kejahatan. tadi kalau kita beranjak
dari pangkal tolak viktimitas, maka dengan sendirinya masalah korban tidak perlu selalu dihubungkan dengan "aktor kejahatan8[1]
Jika ingin mengetahui secara spesi"ik terkait korban, maka harus diperhatikan terlebih dahulu semua hubungan antara si korban dengan pelaku dalam timbulnya suatu kejahatan atau tindak pidana
'artisipasi atau ikut sertanya si korban dalam suatu penyimpangan dengan tujuan untuk mencapai sesuatu demi kepentingan diri sendiri atau orang lain dapat menyebabkan diri sendiri menjadi korban, misalnya
9. Ingin mendapatkan barang yang baik dengan harga yang sangat relati" rendah, ternyata barang yang dibeli adalah barang palsu. Jadi korban penipuan
:. Ikut dalam penyelundupan kerena ingin cepat berhasil mendapatkan uang, kemudian tidak berhasil dan menjadi obyek pemerasan petugas. Jadi obyek pemerasan
;. Mengadakan perkenalan dengan orang yang tidak jelas, akibatnya menjadi korban pemerkosaan <. Menjadi korban karena kesan tertentu sebagai orang berada, berkedudukan, berkuasa, tidak
mampu "isik, tidak tahu jalan dan lain-lain sebagainya sehingga mendorong orang menjadikan sebagai korban
&an penulis masuk ke dalam no 9 ingin mendapatkan barang yang baik dengan harga yang sangat relati" rendah dan tidak mengecek terlebih dahulu apakah toko online tersebut bagus atau tidak, tetapi langsung memberika kepercaya
&engan demikian jelaslah bah2a korban juga mempunyai pernan penting dalam timbulnya suatu kejahatan. $orban ikut bertanggungja2ab atas terjadinya seorang pembuat korban
'eran korban dalam mempengaruhi terjadinya kejahatan dapat berupa patisipasi akti" maupun pasi", dapat berperan dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, secara langsung maupun tidak langsung, semuanya bergantung pada situasi dan kondisi pada saat kejahatan tersebut terjadi[2]
%erdasarkan tingkat kesalahan korbanMendelson membuat suatu tipologi korban yang di klasi"ikasikan menjadi 3 tipe, tipologi yang dimaksud adalah sebagai berikut
a. The “completely innocent victim”. $orban yang samasekali tidak bersalah oleh Mendeson dianggap sebagai korban 7ideal8 yang cenderung terjadi pada anak-anak dan mereka juga tidak menyadari ketika ia menjadi korban
b. The “victim whit minor guilty” and victim due to his ignorance”. $orban dengan kesalahan kecil dan korban yang disebabkan kelalaian dapat dicontohkan seorang 2anita yang menggoda tetapi salah alamat, sebagai akibat malah dia menjadi korban
c. The “victim as guilty as offender” and “ voluntary victim”.$orban sama salahnya dengan pelaku dan korban sukarela ini olehMendelson dibagi menjadi beberapa sub tipe sebagai berikut
9 %unuh diri 7dengan melemparkan uang logam8 : %unuh diri dengan adhesi
; !uthanasia
< %unuh diri yang dilakukan suami isteri +misalnya pasangan suami isteri yang putus asa karena salah satu pasangan sakit
d. The “victim more guilty than the offender”. &alam hal korban kesalahnaya lebih besar daripada pelaku ini ada dua tipe yakni (
9. korban yang memancing dan atau menggoda seeorang untuk berbuat jahat :. korban lalai yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan kejahatan
e. The “most guilty victim” and the “ victim as is gultu alone”.$orban yang sangat salah dan korban yang salah sendirian misalnya terjadi pada korban yang sangat agresi" terlebih dahulu melakukan kejahatan namun akirnya justeru ia sendiri yang menjadi korban +misalnya penyerang yang mati akibat pembelaan diri dari orang lain yang diserang
". The “simulating victim” and the “imagine as victim”. $orban pura-pura dan korban imajinasi oleh Mandeson dicontohkan pada mereka yang mengaku menjadi korban demi kepentingan tertentu atau orang yang menjadi paranoid, hysteria atau pikun[3]
Sedikit berbeda dengan Mendelson yang membuat tipologi korban berdasarkan tingkat kesalahan,$*a+er membagi tipe korban dalam kategori yang tergantung pada pertanggung ja2aban korban dalam tindak pidana tersebut. ipologi tersebut adalah (
a. “unrelated victim” yakni kejahatan dilakukan oleh pembuat kejahatan tanpa ada hubungan apapun dengan korban
b. “profokatif victim” disini korban memancing pembuat kejahatan untuk melakukan untuk melakukan kejahatan dengan perilaku tertentu mialnya korban mengingkari janji
c. “precipicatif victims” adalah 7pelaku melakukan kejahatan karena tingkah laku yang tidak hati-hati dari korban mendorong pelaku melakukan kejahatan
d. “biological weak victims” yakni saiapa saja yang secara "isik atau mental lemah misalnya orang yang sangat muda atau sangat tua dan orang yang tidak sadar yang menjadi target kejahatan e. “ social weak victims” misalnya kaum imigran atau minoritas etnik yang memiliki posisi sosial
yang lemah dalam masarakat dan sering dieksploitasi oleh elemen kejahatan
". “ self"victimi#ing victims” dan “political victim”. Sel"-victimi=ing victim adalah korban dari tindakanya sendiri sebab mereka berkorban sendiri[4]
Mengenai peranan korban dalam terjadinya tindak pidana penipuan transaksi jual beli di internet. Si korban memiliki peranan yang yang cukup besar, yaitu dengan secara tidak sadar menjadikan dirinya diviktimisasi oleh pelaku, sehingga menjadikan si korban menjadi korban
atas kejahatan yang dilakukan pelaku. Misalnya dalam hal ini memberikan kepercayaan terlalu berlebih kepada pelaku +mempercayai pelaku padahal pelaku tersebut merupakan orang baru dan si korban belum mengetahui secara jelas mengenai identitas pelaku. &engan memberikan kepercayaan berlebih tersebut maka si korban akan dengan mudah dijadikan oleh pelaku sebgai korbannya
!pabila kita melihat proses terjadinya suatu kejahatan dalam hal ini penipuan transaksi jual beli di internet, biasanya si pelaku mena2arkan barang dengan harga yang semurah-murahnya bahkan sampai selisih >4? lebih dari harga pasaran yang sebenarnya supaya manarik calon pembeli sekaligus korban, setelah si korban tertarik untuk membeli barang yang dita2arkan, selanjutnya pelaku meminta si korban untuk mentrans"er uang muka, dan si korban menurutinya karena sangat mendambakan barang tersebut yang di idam-idamkannya
&isini peranan korban terlihat dalam kejahatan yang dilakuan oleh pelaku, karena dengan mudahnya mempercayai pelaku dan akibat ketidak hati-hatian dari si korban sehingga menjadikan si korban di viktimisasi oleh pelaku. padahal apabila dipikir secara logika perihal harga yang dita2arkan pelaku sudah jelas bah2a hal tersebut seharusnya dapat dicurigai.
B. !onto %asus dan $iklus Penipuan )nline sop. %asus
cermati modus penipuan dalam tulisan berikut ini ( $ronologis%
& ' &enipu
$ ' $orban ke" $ ' $orban ke"
*&+ membeli barang seharga p -. ke *$/,otomatis dia meminta reknya *$/ untuk melakukan pembayaran sebesar p -. itu. $emudian pd saat yg bersamaan *&+ men0ual barang lain ke *$/ seharga p 1-. .
2isini *&+ bukannya ngasih no.rek dia ke *$/ malah ngasih no.rek punyanya *$/. 3khirnya *$/ transfer ke *$/ yg dikiranya no.rek si *&+.
4ah kemudian si *&+ telp *$/ bilang bahwa dia transfer kelebihan p -. (yg harusnya transfer p -. malah masuk p 1-.)
5i *$/ setu0u untuk mengembalikan p -. uang yang dianggapnya kelebihan pembayaran dari si *&+ ke dia.
Tapi si *&+ ngasihnya no.rek !$6!7..88
2alam artian dia transaksi 0uga dengan orang lain lewat !$6!.
3khirrnya si *$/ transfer ke 4o.!$6! yang dikiranya 4o.ek punya *&+ 88 9adi disini si *&+ putar uang hasil penipuannya buat beli barang terus menerus..
:aranya cerdas memang karena sama sekali T;23$ &!<= &=4>3 4?.!$!4;4@..88 <aahh dia transaksi selama ini pake rek orang lain diputar"putar buat beli"beli barang 4ah *$/ bingung dong barangnya gak datang,
2ilaporinlah ke 6ank 6:3 sebagai tindak penipuan.
Tapi yang dilaporin itu 4o.ek punya *$/ karena memang *$/ transfer ke no.rek milik *$/. Tapi *$/ gak tahu apa"apa soal penipuan7karena dia anggap itu uang hasil transaksi dengan *&+
2iblokirlah no.rek *$/ oleh 6ank 6:3, karna memang yang dilaporin no.rek punya *$/ *$/ mencoba ngontak no.A& si *&+ tapi sudah dpt diduga..A&"nya udah gak aktif8
3khirnya *$/ harus ganti p. 1-. ke *$/ supaya no.reknya gak diblokir. 5edangkan si *&+ lolos begitu sa0a8
!. Perlindungan Hukum "eradap si %or&an
'enipuan di internet atau bahasa lainnya penipuan secaraonline pada prinsipnya sama dengan penipuan konvensional, yang membedakan dari keduanya hanyalah sarana perbuatannya yakni menggunakan sistem elektronik seperti komputer, internet dan perangkat telekomunikasi lainnya. sehingga secara hukum penipuan di internet atau penipuan secara online dapat diperlakukan sama dengan delik konvensional
Mengenai kebijakan hukum terkait dengan tindak pidana penipuan transaksi jual beli di internet, khususnya dalam hal ini kebijakan yang dapat diterapkan terhadap pelaku, $itab 1ndang-undang @ukum 'idana +$1@' dan 1ndang-undang In"ormasi dan ransaksi
lektronik +11 I sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku di indonesia terkait dalam tindak pidana ini, masing-masing mangaturnya dalam satu pasal
Undang-Undang mengenai penipuan pen#ualan online Perlakuan Hukum
'enipuan secara online pada prinisipnya sama dengan penipuan konvensional. Aang membedakan hanyalah pada sarana perbuatannya yakni menggunakan Sistem lektronik +komputer, internet, perangkat telekomunikasi. Sehingga secara hukum, penipuan secara online dapat diperlakukan sama sebagaimana delik konvensional yang diatur dalam%ita& Undang-Undang Hukum Pidana +7$1@'8.
&asar hukum yang digunakan untuk menjerat pelaku penipuan saat ini adalahPasal /0 %UHP, yang berbunyi sebagai berikut(
B6arang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana pen0ara paling lama C tahun.B
Sedangkan, jika dijerat menggunakan UU No. 11 "aun 2330 tentang In+ormasi dan "ransaksi Elektronik +711 I8, maka pasal yang dikenakan adalahPasal 20 a'at 415, yang berbunyi sebagai berikut(
() 5etiap ?rang dengan senga0a dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi !lektronik.
!ncaman pidana dari pasal tersebut adalah penjara paling lama 3 +enam tahun dan/atau denda paling banyak p9 miliar +Pasal 67 a'at 829 UU I"E. Bebih jauh, simak artikel Pasal Untuk Men#erat Pelaku Penipuan Dalam (ual Beli )nline.
1ntuk pembuktiannya, !'@ bisa menggunakan bukti elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagai perluasan bukti sebagaimana 'asal > ayat +: 11 I, di samping bukti konvensional lainnya sesuai dengan %ita& Undang-Undang Hukum A*ara Pidana +$1@!'.
%unyi Pasal 7 UU I"E(
() ;nformasi !lektronik danDatau 2okumen !lektronik danDatau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.
() ;nformasi !lektronik danDatau 2okumen !lektronik danDatau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat () merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Aukum 3cara yang berlaku di ;ndonesia
Sebagai catatan, beberapa negara maju mengkategorikan secara terpisah delik penipuan yang dilakukan secara online +computer related fraud dalam ketentuan khusus cyber crime. Sedangkan di Indonesia, 11 I yang ada saat ini belum memuat pasal khusus/eksplisit tentang delik 7penipuan8. 'asal :C ayat +9 11 I saat ini bersi"at general/umum dengan titik berat perbuatan 7 penyebaran berita bohong dan menyesatkan8 serta pada 7kerugian8 yang diakibatkan perbuatan tersebut.
ujuan rumusan 'asal :C ayat +9 11 I tersebut adalah untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak dan kepentingan konsumen. 'erbedaan prinsipnya dengan delik penipuan pada $1@' adalah unsur 7menguntungkan diri sendiri8 dalam 'asal ;DC $1@' tidak
atau tidaknya pelaku penipuan, tidak menghapus unsur pidana atas perbuatan tersebut dengan ketentuan perbuatan tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi orang lain.
&elik khusus 7penipuan8 dalam 11 I, baru akan dimasukkan dalam ancangan 1ndang-1ndang tentang evisi 11 I yang saat ini dalam tahap pembahasan antar-kementerian.
Undang-Undang No.11 "aun 2330 tentang In+ormasi dan "ransaksi Elektronik 4:UU I"E;5 tidak secara khusus mengatur mengenai tindak pidana penipuan. Selama ini, tindak pidana penipuan sendiri diatur dalamPasal /0 %ita& Undang-Undang Hukum Pidana4:%UHP;5, dengan rumusan pasal sebagai berikut( “6arangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan menggunakan nama palsu atau martabat (hoedaningheid) palsu dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, diancam, karena penipuan, dengan pidana pen0ara paling lama empat tahun”.
Ealaupun 11 I tidak secara khusus mengatur mengenai tindak pidana penipuan, namun terkait dengan timbulnya kerugian konsumen dalam transaksi elektronik terdapat ketentuan Pasal20a'at415UUI"E yangmenyatakan(
“5etiap ?rang dengan senga0a, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi !lektronik.” erhadap pelanggaran 'asal :C ayat +9 11 I diancam pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda paling banyak p9 miliar, sesuai pengaturanPasal 67 a'at425 UU I"E. Jadi, dari rumusan-rumusan Pasal 20 a'at 415 UU I"E danPasal /0 %UHP tersebut dapat kita ketahui bah2a keduanya mengatur hal yang berbeda.Pasal /0 %UHP mengatur penipuan +penjelasan mengenai unsur-unsur dalam 'asal ;DC $1@' silakan simak artikelPenipuan $M$
Beradia, sementara Pasal 20 a'at 415 UU I"E mengatur mengenai berita bohong yang menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik +penjelasan mengenai unsur-unsur dalam 'asal :C ayat +9 11 I silakan simak artikel Arti Berita Boong dan Men'esatkan dalam UU I"E. Ealaupun begitu, kedua tindak pidana tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu dapat mengakibatkan kerugian bagi orang lain. api, rumusanPasal 20 a'at 415 UU I"E tidak mensyaratkan adanya unsur 7menguntungkan diri sendiri atau orang lain8 sebagaimana diatur dalam Pasal /0 %UHP tentang penipuan.
'ada akhirnya, dibutuhkan kejelian pihak penyidik kepolisian untuk menentukan kapan harus menggunakan 'asal ;DC $1@' dan kapan harus menggunakan ketentuan-ketentuan dalam 'asal :C ayat +9 11 I. 5amun, pada praktiknya pihak kepolisian dapat mengenakan pasal- pasal berlapis terhadap suatu tindak pidana yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana penipuan
sebagaimana diatur dalamPasal /0 %UHPdan memenuhi unsur-unsur tindak pidanaPasal 20 a'at 415 UU I"E. !rtinya, bila memang unsur-unsur tindak pidananya terpenuhi, polisi dapat menggunakan kedua pasal tersebut
&alam $1@' pasal yang secara khusus mengatur tindak pidana penipuan terdapat dalam 'asal ;DC $1@', yang berbunyi sebagai berikut
B6arang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana pen0ara paling lama C tahun” [5]
Sedangkan dalam 11 I, pasal yang mengatur terkait dengan tindak pidana penipuan khususnya di internet, di atur dalam 'asal :C ayat +9, yang berbunyi sebagai berikut (
() “5etiap ?rang dengan senga0a dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi !lektronik” [6]
!ncaman pidana yang dapat dikenakan terhadap pelaku adalah pidana penjaran paling lama 3 +enam tahun dan/atau denda paling banyak p. 9 miliar sebagai mana disebutkan dalam 'asal <> ayat +: 11 I, perihal ketentuan pidana dari pasal :C ayat +9 11 I
'erlu diketahui sebelumnya, 2alaupun isi dari 'asal :C ayat +9 tidak secara khusus mengatur mengenai tindak pidana penipuan, namun terkait dengan adanya unsur sebagaimana disebutkan dalam pasal tersebut yaitu 7kerugian konsumen dalam transaksi elektronik8, maka pasal tersebut dapat digunakan terhadap pelaku yang melakukan tindak pidana penipuan di
internet
erkait adanya : +dua aturan mengenai tindak pidana penipuan di internet atau penipuan secara online yakni 'asal ;DC $1@' dan 'asal :D ayat +9 11 I, mengenai kebijakan yang dapat diterapkan kepada pelaku sepenuhnya dikembalikan kepada penyidik untuk menentukan 'asal mana yang akan dikenakan terhadap pelaku, disini dibutuhkan kejelian dari pihak penyidik yang menanganiya
5amun tidak menutup kemungkinan juga pihak penyidik dapat menggunakan kedua pasal tersebut secara bersamaan atau istilah yang biasa disebut pasal berlapis, apabila memang unsur-unsur dari kedua pasal tersebut terpenuhi.
BAB III PENU"UP
A. %esimpulan
'eranan dan perlindungan korban dalam tindak pidana penipuan memiliki peranan yang cukup besar, karena terlalu memberikan kepercayaan terlalu besar kepada si pelaku dan kurangnya kehati-hatinya mengakibatkan si korban dengan mudah menjadikan korban oleh pelaku dan juga kurang nya peranan pemerintas dilihat dari ruanglingkup victimologi dan perlindungan terhadap korban kejahatan penipuan online.'adahal 11 tentang 'enipuan dan juga 11 I sudah jelas mengatur 5amun diprakteknya masih sangat minim sekali penegakan
hukum yang bisa di bilang tidak kasat mata ini namun ada dan merugikan orang lain yang dapat dikatakan sebagai korban kejahatan yang di marginal kan oleh penegakan hukum.
'erlindungan hukum terhadap si korban mengenai tindak pidana penipuan transaksi online kada pada 'asal ;DC $1@', dan 'asal :D ayat +9 11 I.
B. $aran.
Sampai saat ini pemerintah belum bisa melindungi masyarakatnya secara maksimal khususnya dalam hal ini melindungi masyarakat atas tindak pidana penipuan transaksi di internet, seharusnya pemerintah melakukan berbagai cara melindungi masyarakatnya dari tindak pidana, seperti melakukan sosialisai atau himbauan kepada masyarakat melalui berbagai media
in"ormasi yang dapat diketahui oleh seluruh masyarakat indonesia.
!tau membuat 2ebsit sebagai 2adah, cara mengetahu tempat toko online yang baik dan buruk, jadi bila satu orang tertipu yang lain tidak akan kena, dan toko online tersebut di hapus
sepihak karena telah menipu
%isa juga menjadi pihak ketiga dalam transaksi jual beli online, jadi si pembeli mentrasper uang ke pihak ketiga 7pemerintah8 dan setalah barang di terima si pembeli baru uang di trasper.
Maka dari pada itu di butuh kanya pihak penanganan perlindungan korban kejahatan ini oleh pemerintah dan seluruh penegak hukum di negara ini hingga penegakan hukum di negara ini dapat di tegakan berdasarkan salah satu cabang ilmu hukum Victimologi mengenai korban dan ruang lingkupnya.
DA<"AR PU$"A%A =))=LE.!)M
• Dari Buku
• Is2anto, @ dan !ngkasa. :44<. 2iktat Viktimologi. 'ur2okerto. 0akultas @ukum 1niversiatas
Jenderal Soedirman.
• Undang Undang
• $itab 1ndang-1ndang @ukum 'idana 7$1@'8
• 1ndang-1ndang 5o. 99 ahun :44C tentang In"ormasi dan ransaksi lektronik .
• Dari Internet
• !ngkasa. :49<. http(//222.slideshare.net/elsare"/dr-angkasa-viktimologi. +&i akses 9: januari
:49<
• Fondro,%a2onom,!di.http%DDwww.hukumonline.comDklinikDdetailDltCfdbbfEFedGDpasal"untuk"
men0erat"pelaku"penipuan"dalam"0ual"beli"online. +&i akses 9: januari :49<.
• "hey la2s. :49<. http%DDfhey"laws.blogspot.comDGD-Dmakalah"viktimologi.html . +&i akses 9:
januari :49<
• kurangsesendok . :49<. http%DDdialogbias.wordpress.comDGDDCDkalo"a0a"php"merupakan"
kriminalitas"mungkin"korban"php"bisa"dianalisis"melaui"ini"huftD . +&i akses 9: januari :49<
• Septian &. 'utranto. :49<. http%DDputrantoEE.blogspot.comDD1Dperan"korban"dalam"tindak"