Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
PERKIRAAN NILAI MEDAN MAGNET DI BAWAH SUTT-150 KV DAN
SUTET-500 KV DENGAN METODE PERHITUNGAN MASIH AMAN
Marhento Wintolo
Puslitbang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan
Jl. Ciledug Raya Kav.109. Telp. (021) 7203530. Cipulir Keb. Lama. Jakarta Selatan
ABSTRAK
Medan magnet dan listrik terjadi ketika ada arus listrik mengalir melalui transmisi jaringan listrik. Medan magnit dianggap lebih berbahaya daripada medan listrik. Oleh karenanya perlu dihitung besaran medan magnit yang terjadi. Dasar perencanaan awal nilai medan magnet ditentukan dengan cara perhitungan. Intensitas medan magnet mengalami penurunan secara linier terhadap jarak dari konduktor transmisi. Di daerah yang elevasi muka tanah mendekati sumber arus, tentu intensitas medan magnet membesar. Berdasarkan hal ini diperlukan adanya penelitian untuk beberapa daerah yang elevasi muka tanahnya mendekati sumber secara pengukuran langsung di lapangan. Dari hasil pengukuran langsung pada SUTT-150 kV diperoleh hasil bahwa terdapat 1,8% yang melebihi hasil perhitungan/perencanaan, dari 166 titik hasil pengukuran langsung. Ini masih kurang dari 5% kesalahan yang diperbolehkan. Sementara pada SUTET-500 kV dilakukan pada 2 lokasi di Semarang menunjukkan bahwa terdapat 20% dari hasil pengukuran di atas perhitungan perencanaan.
Kata kunci : medan magnet, transmisi, perhitungan, pengukuran, SUTT, SUTET
ABSTRACT
Electric and magnetic fields are radiated from power lines. Unlike the electric fields, radiation from magnetic fields is considered more endanger. Therefore, prediction numbers of magnetic field should be made. Initially, magnitudes prediction are based on calculation theory. Magnitude falls inversely with the distance. As the elevation of ground surface is unplain. So, there must be some differences magnitudes between initial calculation and real field measurement. Especially, several points located on high elevated surface which are close to the sources. According to the results of real measurements at several points on different locations underneath high voltage transmission line (SUTT-150 kV), it has been found that magnitudes are around 1.8% higher than previous calculation. It is still less than 5% permitted mistake. While, real measurements conducted on 2 locations underneath extra high voltage transmission line (SUTET-500 kV) in Semarang are found around 20% above initial predictions.
Keywords : magnetic field, transmission line, calculation, measurement, high voltage power lines (SUTT), extra high voltage power line ( SUTET)
PENDAHULUAN
Dari data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi Baru (DJLPE) pertumbuhan pertumbuhan peningkatan kebutuhan listrik mencapai 7%
pertahun. Dan untuk memenuhi keperluan tersebut masih bergantung pada energi yang berasal dari fosil. Seperti minyak bumi, batubara, dan gas bumi.
Sebagai sarana untuk menghantar energi listrik dari pembangkit ke pemanfaat akhir
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
digunakan sistem jaringan terpadu. Untuk efisiensi dan kehandalan dalam rangka memenuhi meningkatnya kebutuhan energi listrik, maka dikembangkan penggunaan sistem interkoneksi antar pusat-pusat pembangkit listrik yang ada. Interkoneksi dilakukan dengan menggunakan sistem saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran udara tegangan
ekstra tinggi (SUTET). SUTT
menstransmisikan daya listrik dengan tegangan 70 kV sampai dengan 150 kV. Sedangkan SUTET adalah saluran udara untuk mentransmisikan daya listrik pada tegangan 275 kV sampai dengan 500 kV.
Adanya jaringan yang ber aliran listrik mengakibatkan timbulnya medan magnet dan medan listrik, yang umumnya disebut medan elektromagnetik. Semakin besar tegangan yang melewati jaringan semakin besar pula medan listrik yang dipancarkan. Begitu pula adanya arus listrik yang mengalir melalui jaringan akan menimbulkan medan magnet. Semakin besar arus yang mengalir semakin besar pula medan magnetnya. Sifat medan magnet yang tidak dapat dihalangi menjadikan pengaruh/efek terhadap manusia harus lebih mendapatkan perhatian daripada medan listrik. Oleh karenanya masyarakat pada umumnya harus dihindarkan dari pengaruh medan magnet secara terus menerus melebihi 0,1 mT (100 µT)[1,2]. Batas ini berlaku pada daerah yang
besar kemungkinan anggota masyarakatnya melewatkan sebagian besar waktu per hari.
Walaupun demikian pengaruh biologi dari medan listrik dan magnet semakin berkurang/melemah dengan jarak antara sumber medan dan manusia semakin jauh.
Intensitas medan listrik mengalami penurunan sebanding dengan kuadrat jarak terhadap konduktor. Sedangkan intensitas medan magnet mengalami penurunan secara linier terhadap jarak dari konduktor transmisi(1).
Penentuan besarnya medan magnet dari suatu jaringan penghantar listrik sebagai dasar perencanaan digunakan cara perhitungan. Dan aplikasi proses perhitungan menggunakan komputer. Perbedaan nilai terjadi karena ada 2 (dua) faktor yang cukup signifikan mempengaruhinya. Pertama asumsi bahwa permukaan tanah pada keadaan rata. Tahanan jenis tanah yang tidak sama adalah faktor ke dua[3].
Karena dengan metode perhitungan berasumsi tanah dengan keadaan datar, padahal kenyataan lapangan tidak, maka diperlukan pemeriksaan dengan cara pengukuran langsung di bawah saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai prosentasi ada atau tidak daerah yang mempunyai titik hasil pengukuran yang melampaui hasil perhitungan atau perencanaan.
Sasarannya adalah sebagai pembuktian bahwa prediksi atau perkiraan awal besaran medan magnet dengan cara perhitungan masih aman sebagai acuan perencanaan.
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44 i.j i
r
π
2
I
METODOLOG1
Metode PerhitunganTidak dapat disangkal bahwa akan terdapat perbedaan antara perhitungan dengan rumus dan pengukuran langsung di lapangan. Perbedaan nilai terjadi karena ada 2 (dua) faktor yang cukup signifikan mempengaruhinya. Pertama asumsi bahwa permukaan tanah pada keadaan rata. Tahanan jenis tanah yang tidak sama adalah faktor ke dua[3]. Untuk lebih memahami tentang medan
listrik dan medan magnet, secara ringkas dapat dilihat pada table di bawah ini.
Table 1. Perbedaan Medan Listrik dan Medan Magnet[4,5]
Medan listrik Medan magnet
1.Medan listrik timbul dari adanya tegangan 2.Satuan medan listrik V/m
3.Medan lisrik akan hadir walaupun peralatan dimatikan, asal tegangannya masih ada 4. Kuat dan arah dipengaruhi oleh benda sekitarnya. Dapat melemah oleh material penghantar listrik. Kebanyakan material bangunan merupakan pelindung medan listrik. 5. Intensitas medan listrik menurun sebanding dengan kuadrat jarak terhadap konduktor.
1.Medan magnet timbul dari arus yang mengalir
2.Satuan medan magnet A/m, atau lebih umum dalam mikro tesla (µT), ataupun gauss (G) 3.Medan magnet segera hadir begitu peralatan listrik dihidupkan dan arus mengalir
4.Kuat dan arah hampir tidak dipengaruhi oleh benda disekitarnya kecuali oleh benda feromagnetik. 5. Intensitas medan magnet menurun secara linier terhadap jarak dari konduktor transmisi.
Metode umum untuk perhitungan medan magnet disekitar transmisi. Medan magnet
disekitar transmisi dapat dihitung dengan menggunakan analisa 2 dimensi. dengan menganggap bahwa transmisi sejajar dengan permukaan bumi yang datar. Dengan menggunakan sistim koordinat yang diuraikan seperti gambar dibawah ini[6]
xi,yi xj,yj sumbu x sumbu z sumbu y Ii ri Hi,j
Gambar 1 Sistem Koordinat Perhitungan
Pada Gambar 1, digambarkan bahwa konduktor transmisi sejajar dengan sumbu Z. Konduktor membawa arus sebesar Ii , dengan
arah berlawanan sumbu Z.
Arah kuat medan Hji pada titik xj.yj dengan
jarak rij dari permukaan bumi. mempunyai
amplitudo
Hj.i = .……….(1)
Dalam notasi vektor dituliskan
Hj.i= 2 i.j j.i i
r
π
2
r
x
I
= i.j i.j ir
π
2
I
F
…….(2)Unit vektor arah Φij
= y ij j i x ij j i u r x -x u r y -y + - .. ….(3)
ux = unit vektor arah sejajar sumbu x
uy = unit vektor arah sejajar sumbu x
Jika ada beberapa konduktor yang membawa arus listrik maka kuat medan
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
totalnya menjadi : Hji =Σ i.j i.j i
r
π
2
I
F
………..(4)Medan magnet disekitar transmisi 3 fasa dipengaruhi oleh kehadiran arus balik tanah (earth return) khususnya untuk titik yang jauh dari transmisi (dan dekat dengan tanah). Untuk transmisi yang seimbang, arus ini terdistribusi melalui tanah sepanjang transmisi, meskipun akhirnya jumlah arusnya adalah nol. Arus tanah dapat dihitung dengan rumus Carson. Dengan demikian kuat medan magnet yang dihasilkan oleh transmisi dan arus tanah dapat dituliskan Hji= i.j i.j i
r
π
2
I
F
-i.j ir'
π
2
I
ij 4 ij'
γr'
2
3
1
1
F
ú
ú
û
ù
ê
ê
ë
é
+
……….. (5)Persamaan yang pertama menunjukkan medan magnet akibat pengaruh transmisi. sedangkan yang kedua adalah medan magnet akibat pengaruh arus balik di bumi yang juga merupakan faktor koreksi karena arus balik
tanah sebesar g = [jwm
(s+jwe)]½
Keterangan :
s = conduktivity tanah (0.001 s/d 0.02 S/m)
e = permitivity tanah (8.85 10-12. sama
dengan permitivity udara)
terlihat bahwa r’ij juga merupakan bilangan
komplek r’ij =[(xi-xj)2+(yi - yj+2/g)2]½ sedangkan F’ij =-y ij j i x ij j i u r' x -x u r' 2/γ y y + ú ú û ù ê ê ë é + + (6)
Dari rumus diatas terlihat bahwa kuat medan magnet H tidak akan sefasa dengan sumber arusnya bila efek arus bumi diperhitungkan.
Selanjutnya kuat medan magnet disuatu titik p Hx = Hx.r + j Hx.i
Hy =Hy.r + j Hy.i ………….(7)
H =Hx + Hy
Metode Pengukuran
Untuk melakukan pengukuran medan magnet digunakan alat ELF Field Strength
Measurement System, tipe HI-3604, buatan
Holaday Industries Inc. Sedangkan untuk mengukur ketinggian konduktor digunakan alat
Distance Meter, serta meteran rol untuk
mengukur jarak.
Pengukuran di tempat terbuka dilakukan di bawah andongan pada jarak dan ketinggian yang ditentukan. Disamping itu juga pengukuran tinggi konduktor dari permukaan tanah, pengukuran temperatur, kelembaban. Untuk menentukan koordinat, digunakan GPS. Selain itu diidentifkasi beberapa hal seperti : jenis tower, isolator, sistem ground wire, dan pengamatan keadaan lingkungan.
Penentuan besarnya medan magnet secara riil dilakukan penelitian dengan pengukuran secara langsung di beberapa lokasi. Lokasi pengukuran secara langsung di lapangan seperti : daerah Manado, Palembang, Medan, dan Semarang[7].
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
Lokasi Manado pada transmisi di desa Romoong Bawah, Kec. Amurang Barat, Kab. Minahasa Selatan dengan tegangan 150 kV. Jaringan yang menghubungkan Lopana – Kotamobago. Pengukuran dilakukan di antara tower 19 – 20, single sirkit vertical, ground wire satu.
Lokasi Palembang pada transmisi bertegangan 150 kV. Dilakukan pada 3 (tiga) titik pengukuran, yaitu : Talang Kelapa 1 dan 2, serta Borang, Kabupaten Banyuasin. Talang Kelapa 1 (antara tower 1 & 2, jalur Talang Kelapa – Betung). Jenis tower latice, single sirkit vertical, ground wire satu. Talang Kelapa 2 (antara tower 56 & 57, jalur Talang Kelapa – Keramasan). Jenis tower latice, dobel sirkit vertkal, ground wire dua. Dan Kabupaten Banyuasin di Borang. Borang – Talang Kelapa menggunakan tower jenis latice, dobel sirkit, bundle (2 kabel), ground wire dua (2).
Lokasi Medan mengambil 3 titik pengukuran padsa jaringan 150 kV, yaitu : Karang Beromba Karya II dan Sungai Agul, desa Elveta. Jaringan antara GI Glugur – Tower I, jalur Glugur – Payageli menggunakan jenis lattice, dobel sirkit vertical, ground wire dua. Di desa Elvita antara Tower 2 – 3, jalur Glugur – Paya Geli menggunakan jenis tower latice dobel sirkit, ground wire dua. Ke duanya terletak di Kec. Medan Barat. Titik pengukuran ke tiga di Kawasan Industri Medan (KIM). Jaringan antara Jalur Serotan – KIM antara tower 12 – 13 yang menggunakan tower jenis latice, dobel sirkit, ground wire dua.
Lokasi pengukuran Semarang dengan 2 titik pengukuran, yaitu transmisi Candirejo. Kecamatan Ungaran di Kab. Semarang dan
Wonolopo. Kec. Mijen di Kodya Semarang. Sengaja titik pengukuran mengambil di wilayah kabupaten dan kota madya. Dengan alasan bahwa ke dua tempat ini memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar perbedaan kepadatannya.
Di Candirejo antara tower 451 – 452 Bandung Selatan – Ungaran mengunakan jenis tower latice, tegangan 500 kV, dobel sirkit horizontal, ground wire dua. Wonolopo antara tower 419 – 420 Cirebon – Ungaran menggunakan tower jenis latice dengan tegangan 500 kV, dobel sirkit horizontal. ground wire dua.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi penelitian ManadoDaerah ini pada koordinat N:01010’28,6”;
E:124034’11,1” dilewati jaringan yang
menghubungkan Lopana-Kotamobago. Pengukuran pada titik antara tower 19-20. Jenis tower yang digunakan latice dengan tegangan 150 kV, single sirkit vertikal, ground wire satu.
Waktu pengukuran dilaksanakan jam 13.30 WITA. Tegangan jaringan secara tepat terukur 150 kV dan I = 210 Amper.
Pada Gambar 3.1,
grafik medan magnit (MM) perhitungan
dan pengukuran terlihat bahwa hasil
perhitungan menunjukkan angka yang lebih
tinggi dari pengukuran langsung. Pola
kenaikan juga terjadi secara gradual.
Sementara pada pengukuran langsung
terlihat bahwa titik tertinggi medan magnet
tetap di bawah hasil perhitungan. Hanya
pola kenaikan terjadi secara fluktuatif,
tidak gradual secara menyeluruh. Bahkan
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
ada indikasi menurun pada satu titik. Ada
kemungkinan terjadi karena permukaan
tanah yang tidak rata.
Gambar 2. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di Manado
Lokasi penelitian Palembang
1. Talang Kelapa 1, antara tower 1 & 2. Talang Kelapa – Betung. Daerah ini terletak pada koordinat : S:02055’44,6”, E:104038’45”.
Tower yang digunakan jenis latice dengan tegangan 150 kV, I = 240 Amper single sirkit, ground wire satu.Waktu pengukuran jam 12.00 WIB.
Gambar 3, hasil perhitungan dan pengukuran secara langsung digambarkan pada grafik di bawah. Perhitungan dengan rumus dan dibantu komputer untuk proses nya menunjukkan bahwa hasilnya masih lebih tinggi dari pengukuran secara langsung. Kenaikan yang terjadi baik hasil perhitungan maupun pengukuran secara langsung terjadi secara gradual. Pada hasil pengukuran terjadi penurunan di titik puncak (di tengah-tengah, jarak 26 meter dari 0)
Gambar 3. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di, Talang
Kelapa1
Talang Kelapa 2
Daerah ini terletak pada koordinat S:02055’44,3”; E:104038’52,4”. pengukuran di
antara tower 56-57. Jenis tower latice tegangan 150 kV, I = 270 A dobel sirkit, ground wire dua. Waktu pengukuran dilakukan pada jam 12.00 WIB. Pada lokasi Talang Kelapa 2, Gambar 3.3, pengukuran medan magnet menunjukkan nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan perhitungan. Pada jarak 24 meter dari titik 0, nilai medan magnet paling tinggi, yaitu sebesar 2,016 A/m, sedangkan hasil perhitungan adalah 1,095 A/m. Di beberapa titik pengukuran yang lebih tinggi terjadi mulai jarak 18 meter sampai dengan 38 meter Perbedaan ini sangat signifikan (11 titik pengukuran). Dalam persentase, sebesar 41 %. Karena hasil pengukuran sudah melampaui titik tertinggi, 7 titik (26%) dari hasil perhitungan, maka perlu mendapatkan perhatian.
Karena besaran medan magnet tergantung dari jarak sumber/konduktor, maka pada titik ini besar kemungkinan titik pengukuran dekat dengan sumber.
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
Gambar 4. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di Talang Kelapa
2
Borang, Kabupaten Musi Banyuasin
Titik pengukuran pada koordinat S:02055’29,8”; E:104052’00,7”. Tower yang
digunakan jenis latice dengan tegangan 150 kV, I = 340 Amper dobel sirkit, ground wire dua. Waktu pengukuran dilakukan pada jam 9.45 WIB. Gambar 5, medan magnet hasil perhitungan lebih tinggi dari hasil pengukuran. Pada pengukuran fluktuasi besaran medan magnet sangat tajam. Bahkan pada titik dengan jarak 30 meter dari 0 besaran medan magnet sangat rendah yaitu 0,087 A/m. Grafik hasil pengukuran berfluktuasi secara tajam. Di mulai pada titik pada jarak 41 meter sampai dengan 51 meter (6 titik), hasil pengukuran menunjukkan nilai lebih tinggi (21 %). Namun nilai besaran belum melampaui titik tertinggi hasil perhitungan. Jadi masih dalam kategori aman.Kondisi permukaan tanah lebih tinggi sehingga lebih dekat ke sumber/konduktor.
Gambar 5. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di, Borang
Lokasi penelitian Medan
1. Di Karang Beromba Karya II
Daerah ini berada pada koordinat N:03036’59,9”; E:98040’02,5”. Jalur
Glugur-Paya Geli, antara GI Glugur-Tower I. tower yang digunakan jenis latice dengan tegangan 150kV, I sebesar 140 Amper dobel sirkit, ground wire dua. Waktu pengukuran dilaksanakan pada jam 15.40 WIB.
Dari Gambar 6, grafik medan magnet dapat dilihat bahwa hasil perhitungan masih menunjukkan nilai medan magnet lebih tinggi. Pola grafik hasil pengukuran masih menunjukkan gejala normal. Tidak ada fluktuasi yang signifikan.
Gambar 6. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44 2. Di Sungai Agul
Daerah ini berada pada koordinat : N:03037’01,0”; E: 98039’48”. Pengukuran pada titik antara tower 2-3 jalur Glugur-Paya Geli. Tower jenis latice tegangan 150 kV, I sebesar 150 Amper dobel sirkit, ground wire dua. Waktu pengukuran dilakukan pada jam 16.15 WIB.
Gambar 7, grafik medan magnet. Baik hasil perhitungan maupun pengukuran naik dan turun secara gradual. Tidak terlihat fluktuasi yang tajam. Hasil perhitungan masih lebih tinggi dari hasil pengukuran langsung.
Gambar 7. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di Sungai Agul
3. Di Kawasan Industri Medan (KIM)
Daerah ini terletak pada koordinat N:03040’21,7”; E:98041’12,6” pada jalur
Serotan-KIM, antara tower 12-13. Jenis tower latice dengan tegangan 150 kV, I = 133 Amper dobel sirkit, ground wire dua.Waktu pengukuran dilakukan pada jam 10.15 WIB. Dari Gambar 8, hasil pengukuran menunjukkan titik tertinggi pada nilai medan magnet pada jarak 16 meter dari 0 dengan nilai 1,0912 A/m, sedangkan hasil perhitungan menunjukkan angka 0,907 A/m. Pola grafik terjadi secara
gradual. Tdk ada fluktuasi yang cukup signifikan.
Beberapa titik pengukuran yang melampaui perhitunga terjadi mulai pada titik dengan jarak 14 meter sampai dengan pada jarak 30 meter (9 titik). Dalam persentasi sebesar 43 %. Dari 43% yang melampaui titik tertinggi hasil perhitungan hanya 3 titik (14,3%)
Gambar 8. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di Kawasan
Industri Medan (KIM)
Lokasi penelitian Semarang
1. Di Candirejo.
Jaringan transmisi 500 kV, SUTET. Dari Gambar 9, grafik medan magnet, dapat dilihat bahwa ternyata hasil pengukuran lebih tinggi dari hasil perhitungan. 5,19 A/m pada titik dengan jarak 42 meter. Sedangkan hasil perhitungan tertinggi pada titik pengukuran dengan jarak 42 meter dari 0. Dengan besaran medan magnet 3,336 A/m. Pola grafik pengukuran naik dan turun secara gradual. Hanya pada titik dengan jarak 20 meter turun pada nilai 0,298 A/m. Kemudian naik dengan pola gradual. Dimulai dari titik pengukuran berjarak 30 meter sampai dengan jarak 58 meter menunjukkan nilai pengukuran yang lebih tinggi (14 titik). Atau sekitar 40 %.
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
Gambar 9. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di Candirejo Di
Wonolopo
Jaringan transmisi yang diukur medan magnet bertegangan 500 kV. Baik nilai hasil pengukuran maupun perhitungan menunjukkan nilai tertingginya tidak berbeda jauh. Hasil pengukuran bernilai 3,59 A/m pada titik dengan jarak 16 meter dar 0. Hasil perhitungan 3,422 A/m. pada titik dengan jarak 34 m dari 0 .
Dari Gambar 10, yang berbeda pada pola grafiknya. Pola hasil perhitungan naik serta turun secara gradual. Pada hasil pengukuran berfluktuatif. Pada titik pengukuran 36 meter, nilainya pada 1,75 A/m (terendah)
Dari titik berjarak 0 s/d 24 meter menunjukkan nilai medan magnet pengukuran lebih tinggi (13 titik). Kemudian terjadi penurunan dari hasil pengukuran. Nilai pengukuran lebih tinggi lagi mulai titik berjarak 46 s/d 64 meter (10 titik). Jadi jumlah daerah yang berada di atas nilai perencanaan, 69,7 %. Yang melampaui titik perhitungan tertinggi ada 8 titik (24%). Namun demikian bedanya tidak begitu signifikan karena titik tertinggi hasil pengukuran 3,73 A/m. sedangkan perhitungran pada 3,47 A/m (7,5%)
Gambar 10. Grafik Medan Magnet Hasil Pengukuran dan Perhitungan di Wonolopo
Sebagai ringkasan pada Table 2, ditunjukkan nilai-nilai maksimum/minimum dari perhitungan dan pengukuran
Table 2. Hasil Maksimum/Minimum dari Perhitungan dan Pengukuran
No Lokasi Perhitungan (A/m) Pengukuran (A/m) 1 Manado Max : 0,8015 Min : 0,5641 Max : 0,0522 Min : 0,0138 2 Palembang Max : 1,7715
Min : 0,0439 Max : 2,016Min : 0,012
3 Medan Max : 0,9071
Min : 0,2548
Max : 1,0942 Min : 0,0106 4 Semarang Max : 3,4702
Min : 0,9601 Max : 5,1900Min : 0,2980
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian diatas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan:
1. Rumus yang digunakan adalah rumus pendekatan, tidak memperhitungkan konduktor sebelahnya yang juga beraliran listrik dan punya medan magnit yang akan saling mempengaruhi. Oleh karena itu cenderung selalu lebih tinggi.
2. Untuk perencanaan adalah cukup jika dilakukan dengan cara perhitungan, sehingga jika kenyataan lebih kecil, maka dari segi keamanan lebih baik.
Vol. 9 No. 1 Juni 2010 : 35 - 44
3. Keseluruhan titik pengukuran dengan jumlah 166 titik, menunjukkan bahwa nilai yang lebih tinggi dari perhitungan sebesar 1,8%.
4. Pada SUTET 500 kV yang dilakukan di Semarang pada 2 lokasi, Candirejo dan Wonolopo, nilai pengukuran menunjukkan besaran lebih tinggi, yaitu 20% di atas perkiraan hasil perhitungan.
Saran
· Perlu ditambahkan data penelitian pengukuran bagi SUTET 500 kV untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam menentukan nilai antara hasil perhitungan dan pengukuran yang lebih tinggi. Karena data yang ada belum bisa mewakili untuk menghasilkan hasil yang akurat.
· Untuk perencanaan SUTT 150 kV sebaiknya digunakan data perhitungan. Dengan demikian keamanan bagi penduduk maupun peralatan yang peka terhadap pengaruh medan magnet terlindungi.
· Perlu diperingatkan bagi penduduk yang lokasi bangunan rumahnya termasuk katagori 1,8 % lebih tinggi dari hasil perhitungan. Berarti bahwa jarak antara obyek dan sumber/konduktor semakin
dekat. Hal ini berakibat semakin besar kemungkinan terjadinya gangguan dari medan magnet.
DAFTAR ACUAN
[1]
World Health Organization (WHO), What are electromagnetic fields. Update 11 Februari 2005,www.who.com[2] EMF Associated with the use of electric power, National Institut of Environmental Health Services and U.S Dept. of Energy,1995
[3] Charles Lambok dkk. Laporan Akhir Penelitian Paparan Medan Elektromagnetik pada Peralatan Ketenagalistrikan, Puslitbangtek Ketenagalistrikan, 2007
[4] Usman Saleh Baafai, Sistem Tenaga Listrik : Polusi dan Pengaruh Elektromaknetik Terhadap Kesehatan Masyarakat, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Fak. Teknik USU, 2002 [5] General Electric Co, Transmission Line
Reference Book;345 kV and above, , Paloalto, Electric Power Research Insitut, 2002
[6] Dwimartono dkk, Studi Medan Magnet dan Medan Listrik di bawah jaringan SUTT dan
SUTET, Puslitbangtek Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan, 2006.