• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MEDAN MAGNET DI BAWAH SALURAN TRANSMISI 275 KV MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MEDAN MAGNET DI BAWAH SALURAN TRANSMISI 275 KV MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MEDAN MAGNET DI BAWAH SALURAN TRANSMISI 275 KV

MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Ahmad Muyasir1), Danial2), Managam Rajagukguk3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Jln.

Prof.H.Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia, Email: asirblankfont12@gmail.com

ABSTRAK

Saluran transmisi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit menuju pusat beban yang jaraknya jauh. Adanya tegangan tinggi dan arus yang mengalir pada saluran transmisi dapat menimbulkan medan listrik dan medan magnet. Tugas akhir ini membahas tentang distribusi medan magnet pada transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 275 kV antara GI Mambong (Malaysia) dan GI Bengkayang (Indonesia) dengan enam phasa sirkit ganda. Dalam tugas akhir ini metode elemen hingga (Finite Element Method) digunakan untuk menganalisis distribusi medan magnet yang dikomputasi menggunakan program Finite Element Method Magnetics (FEMM).

Dari hasil simulasi pada konfigurasi Ganda phasa sejajar medan magnet tertinggi adalah 5,6 𝜇T dengan tinggi pengukuran 20 meter dari permukaan tanah sendangkan medan magnet terendah adalah 2,2 𝜇T dengan tinggi pengukuran 1 meter dari permukaan tanah. Pada konfigurasi Ganda dengan merubah tata letak phasa medan magnet tertinggi adalah 5,44 𝜇T dengan superposisi phasa TRS – TSR pada tinggi pengukuran 20 meter dari permukaan tanah sedangkan medan magnet terendah adalah 0,65 𝜇T dengan superposisi phasa RST-TSR pada tinggi pengukuran 1 meter dari permukaan tanah.

Kata kunci: Finite Elemen Method Magnetics (FEMM), Medan Magnet, Metode Elemen Hingga.

ABSTRACT

Transmission line are used to transmit electric energy from the generator center to a load center that is far away. High voltage and the current flow in transmission line can cause electrical and magnetic field. This final project discusses about the magnetic field distribution on the extra high voltage 275 kV transmission line between Mambong Substation (Malaysia) and Bengkayang Substation (Indonesia) with six phase double circuit. In this final project the finite element method is use to analyze the distribution of magnetic fields computed using the Finite Element Method Magnetics (FEMM) program.

From the simulation results on the dual phase parallel configuration the highest magnetic field is 5,6 𝜇T with a measurement height of 20 meters form the ground surface while the lowest magnetic field is 2,2 𝜇T with a measurement height of 1 meter above the ground level. In double configuration by changing the highest magnetic field phase layout is 5,44 𝜇T in the TRS – TSR configuration with a measurement height of 20 meters from the ground surface while the lowest magnetic field is 0,65 𝜇T in the RST-TSR with a measurement height of 1 meter above ground level. Key words: Finite Element Method Magnetics (FEMM), Magnetic Field, Finite Element Method.

(2)

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Di zaman yang serba modern ini energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang semakin meningkat. Sebelum dapat kita gunakan energi listrik dibangkitkan dari berbagai sumber pembangkit seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Penyaluran energi listrik dari pusat pembangkit menuju pusat-pusat beban yang jaraknya jauh dilakukan menggunakan saluran transmisi. Saluran transmisi dapat berupa saluran udara (Overhead Line) atau saluran bawah tanah (Underground Line), akan tetapi saluran yang sering digunakan adalah saluran udara (Overhead Line).

Fungsi utama saluran transmisi adalah untuk menyalurkan energi listrik dari pusat pembngkit ke pusat-pusat beban. Dalam penggunaan tenaga listrik, arus listrik mengalir ke beban melalui saluran transmisi dan distribusi. Arus listrik yang mengalir pada saluran transmisi dan saluran distribusi akan menimbulkan medan magnet disekitar kawat penghantar. Kuat medan magnet tergantung pada besarnya arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut. Kuat medan magnet akan semakin besar bila jarak terhadap penghantar semakin dekat dan semakin melemah bila jaraknya semakin jauh dari penghantar. Kuat medan magnet dinyatakan dalam Amper per meter (A/m).

Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 275 kV Mambong-Bengkayang terdiri dari sejumlah penghantar arus yang dapat menimbulkan paparan medan magnet pada wilayah di sepanjang saluran tersebut. Kuat medan magnet pada titik kontur tertentu di bawah saluran transmisi 275 kV merupakan

kontribusi dari kuat medan magnet yang ditimbulkan oleh masing-masing penghantar. Pada penelitian ini, untuk menghitung medan magnet pada saluran transmisi 275 kV Mambong-Bengkayang maka digunakanlah Finite Element Method (FEM).

I.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini yaitu untuk melihat distribusi medan magnet di bawah saluran transmisi tenaga listrik 275 kV Mambong-Bengkayang secara simulasi.

I.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan yang ada dalam tugas akhir ini dibatasi dengan mengambil beberapa asumsi sebagai berikut:

a. Tempat penelitian dilakukan adalah saluran transmisi 275 kV antara Mambong-Bengkayang.

b. Permukaan tanah dianggap datar tanpa hambatan atau mengabaikan bentuk geografis daerah.

c. Bentuk Finite Element sebagai acuan adalah triangle domain dengan batasan setengah lingkaran.

d. Kondisi cuaca dianggap baik dalam menghitung intensitas medan magnet. e. Tidak membahas intensitas medan magnet

pada kondisi jaringan tidak stabil atau transient.

II. SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

II.1 Sistem Tenaga Listrik

Secara umum sumber listrik berasal dari pembangkit tenaga listrik. Lokasi pembangkit tenaga listrik umumnya jauh dari sumber beban sehingga untuk menyalurkan energi listrik harus disalurkan melalui sistem transmisi. Sistem tenaga listrik secara umum adalah suatu sistem yang terdiri dari lima sub sistem utama untuk menyalurkan energi listrik

(3)

dari pusat pembangkit tenaga listrik menuju pusat beban.

II.2 Saluran Transmisi Tenaga Listrik Transmisi tegangan tinggi adalah sebuah proses penyaluran energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya. Proses penyaluran energi listrik tersebut terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui isolator-isolator, dengan sistem tegangan tinggi. Besaran tegangan transmisi dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV). Standar tegangan tinggi yang berlaku di Indonesia adalah: 30 kV, 70 kV dan 150 kV.

III. METODE PERHITUNGAN DAN DATA

III.1 Metode Perhitungan

Dalam tugas akhir ini, Analisa distribusi medan magnet pada saluran transmisi menggunakan Metode Elemen Hingga atau FEM (Finite Element Method). Prinsip dasar dari metode ini adalah proses diskretisasi. Jika medan magnetik adalah variasi-waktu, eddy current dapat diinduksikan dalam bahan dengan konduktivitas non-nol. Beberapa persamaan maxwell yang terkait dengan distribusi medan listrik juga harus diakomodasi. Intensitas medan listrik ditunjukkan sebagai E dan kerapatan arus sebagai J, maka E dan J mengikuti persamaan konstruktif:

𝐽 = 𝜎𝐸 ……… (III.8) Kemudian medan listrik induktif adalah:

∇ × 𝐸 = −𝜕𝐵

𝜕𝑡 ………... (III.9) Substitusi bentuk vektor potensial pada B ke dalam persamaan (III.9):

∇ × 𝐸 = −∇ × 𝐴 ………. (III.10) Dalam kasus 2 dimensi, persamaan (III.10) dapat diintegrasikan untuk menghasilkan:

𝐸 = −A − ∇V ………. (III.11)

Dan hubungan konstitutif, persamaan (III.8) digunakan untuk menghasilkan:

𝐽 = −𝜎𝐴 − 𝜎∇𝑉 (III.12) Substitusikan ke dalam persamaan (III.6) untuk menghasilkan persamaan diferensial parsial:

∇ × ( 1

𝜇(𝐵)∇ × 𝐴) = −𝜎𝐴 + 𝐽𝑠𝑟𝑐— 𝜎𝑉 (III.13) Dimana Jsrc menunjukkan sumber arus yang digunakan. ∇𝑉 adalah gradien tegangan tambahan, dalam kasus 2 dimensi, konstan diatas badan konduktor, FEMM menggunakan gradien tegangan dalam permasalahan harmonik untuk memberikan batasan pada arus yang dibawa oleh daerah konduktif.

FEMM menganggap persamaan (III.13) untuk kasus dimana medan berosilasi pada satu frekuensi tetap. Untuk permasalahan ini, transformasi phasor menghasilkan persamaan steady-state yang diselesaikan untuk amplitudo dan fasa A. Transformasinya adalah:

𝐴 = 𝑅𝑒[𝑎(cos 𝜔𝑡 + 𝑗 sin 𝜔𝑡)] = 𝑅𝑒[𝑎𝑒𝑗𝑤𝑡] Dimana 𝛼 adalah bilangan kompleks, substitusi kedalam persamaan (III.13) dan membagi istilah eksponensial kompleks menghasilkan persamaan bahwa FEMM benar-benar menyelesaikan masalah magnetik harmonik:

∇ × ( 1

𝜇𝑒𝑓𝑓(𝐵)∇ × 𝑎) = −𝑗𝜔𝜎𝑎 + 𝐽̂𝑠𝑟𝑐 − 𝜎∇𝑉

Dimana 𝐽̂𝑠𝑟𝑐 menunjukkan tranformasi phasor pada sumber arus yang digunakan.

III.2 Data

III.2.1 Lokasi Saluran Transmisi

Saluran interkoneksi 275 kV yang menghubungkan antara Indonesia dan Malaysia melewati daerah Bengkayang Indonesia hingga Mambong Malaysia. Untuk lebih detailnya maka dibuat digram satu garis saluran transmisi tegangan ekstra tinggi 275 kV dari gardu induk Bengkayang hingga gardu induk Mambong Malaysia seperti pada gambar III.1.

(4)

Gambar III.1 Diagram satu garis saluran transmisi SUTET 275 kV GI Mambong Malaysia – GI Bengkayang Indonesia

III.2.2 Menara Transmisi

Jumlah total menara sepanjang saluran transmisi 275 kV dari gardu induk Mambong Malaysia hingga gardu induk Bengkayang Indonesia adalah berjumah 355 buah menara sepanjang 128,2 km. Total menara tersebut terdiri dari jumlah menara yang ada diwilayah Kalimantan Barat Indonesa (PLN) yaitu berjumlah 218 buah menara sepanjang 82,6 km, dan jumlah menara diwilayah Sarawak Malaysia yaitu berjumlah 137 buah menara dengan panjang saluran 45,6 km.

Gambar III.2 Menara Transmisi SUTET 275 Kv GI Bengkayang Indonesia – GI Mambong Malaysia

III.2.3 Kawat Penghantar

Tabel III.1 Spesifikasi Data Konduktor Saluran Transmisi 275 kV Mambong Bengkayang

Parameter 1 2

Tipe konduktor ACSR ACSR

Jenis konduktor Zebra Drake

Negara asal British Canada

Luas penampang (mm2) 484,50 468,45

Diameter (mm) 28,62 28,11

R DC 20°C (ohm/km) 0,0674 0,0716

Berat (kg/km) 1621 1624

Kapasitas hantar arus (amp)

835 611

IV. SIMULASI PERHITUNGAN DAN ANALISIS

IV.1 Simulasi Konfigurasi Saluran Transmisi

Untuk mengetahui distribusi medan magnet pada jaringan maka dilakukan simulasi menggunakan Program Finite Element Method Magnetics (FEMM) dengan batas ukur 100 meter ke kiri dan ke kanan, serta ketinggian 1 meter, 5 meter, 10 meter dan 20 meter dari permukaan tanah.

IV.2 Konfigurasi Phasa Sejajar RST

Gambar IV.3 Plot Medan Magnet Konfigurasi Phasa RST

Gambar IV.4 Kurva vertikal kerapatan fluks magnet (B) konfigurasi phasa RST dengan tinggi pengukuran 1 meter, 5 meter, 10 meter dan 20 meter dari permukaan tanah.

IV.3 Konfigurasi Phasa Disuperposisi Menjadi (RST-TSR)

(5)

Gambar IV.18 Plot Medan Magnet Superposisi Phasa RST-TSR

Gambar IV.19 Kurva vertikal kerapatan fluks magnet (B) superposisi phasa RST - TSR dengan tinggi pengukuran 1 meter, 5 meter, 10 meter dan 20 meter dari permukaan tanah. V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari simulasi komputasi secara horizontal dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Konfigurasi phasa sejajar menghasilkan

bentuk kurva yang simetris dan kerapatan fluks magnet yang cenderung sama pada tiap pengukurannya baik pada konfigurasi phasa RST, TRS maupun STR.

2. Konfigurasi dengan superposisi phasa STR-TSR pada tinggi pengukuran 1 meter, 5 meter dan 10 meter menghasilkan kerapatan fluks magnet lebih tinggi dibandingkan superposisi phasa lainnya sedangkan untuk pengukuran pada tinggi 20 meter dari permukaan tanah superposisi phasa TRS-TSR menghasilkan medan magnet cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan superposisi phasa lainnya.

3. Konfigurasi dengan superposisi phasa RST-TSR menghasilkan kerapatan fluks magnet lebih rendah dibandingkan dengan superposisi phasa lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dwinugraha, A. (2016). "Analisis Medan Magnetik Di Saluran Transmisi Menggunakan Metode 3-D Elemen Hingga". Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Irawan, R. F. (2017). "Analisis Medan Magnetik Di Saluran Tansmisi Menggunakan Finite Element Method". Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Pao-la-or, P., Isaramongkolrak, A., danKulworawanichpong, T. "Finite Element Analysis Of Magnetic Field Distribution For 500 kV Power trannsmission System". Thailand: Sunranaree University of Technology. Tupsie, S., Isaramogkolrak, A., dan Pao-la-or,

P. "Analysis Of Electromagnetic Field Effect Using FEM Fo Transmission Lines Transportation". Thailand: Sunranaree University of Technology. Neamt, L., Petrean, L. E., Chiver, O., Erdei, Z.

"The Influence of Phase Transposing on Double Circuit Overhead Power Line Magnetic Field". Romania: North University of Baia Mare

Meeker, David. 2015. Buku Pedoman. Finite Element Method Magnetics Ver. 4.2. IEEE.

Suwitno, dan Murdiya, F."Pemajanan Medan Elektromagnetik Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Di Propinsi Riau". Pekanbaru: Universitas Riau.

Biyantoro, Y., Nisworo, S., dan Mawarsih, E. "Studi Perbandingan Kuat Medan Magnet Di Bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV Sirkit Ganda". Universitas Tidar Magelang. Dirgantara, L. M. (2018). "Perhitungan Besar

Rugi-Rugi Daya Korona pada Sistem Saluran Transmisi 275 kV GI Mambong Malaysia-Gi Bengkayang

(6)

Indonesia". Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Halim, Febri. (2018). "Distribusi medan Listrik Sekitar Jaringan Transmisi 275 kV Menggunakan Metode Elemen Hingga". Pontianak: Universitas Tanjungpura.

R.K.Z. Sahbudin. 2010. Jurnal. Invertigation

of Electrical Potential and

Electromagnetic Field for Overhead

High Voltage Power Line in Malaysia.

Malaysia: University Putra Malaysia. Nugroho, Dedi. "Pengaruh Perubahan

Konfigurasi Saluran Jaringan SUTET 500 kV Terhadap Medan Magnet". Semarang: Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Greenan, D. "Calculation of the Magnetic Field Level in the Vicinity of a 400 kV Transmission Line". Dublin Institute of Technology.

Biografi

Ahmad Muyasir, lahir di Sambas, 10 Juni 1994. Menempuh pendidikan dasar di MIS AL-Muhajirin Desa Sungai Rengas Kabupaten Kubu Raya lulus tahun 2006, melanjutkan ke SMP N 13 Pontianak sampai tahun 2009, dan melanjutkan ke SMK N 4 Pontianak sampai tahun 2012. Memperoleh gelar Sarjana dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Pontianak pada tahun 2019.

Pembimbing Utama

Ir. Danial, MT

Gambar

Gambar  III.1  Diagram  satu  garis  saluran  transmisi  SUTET  275  kV  GI  Mambong  Malaysia – GI Bengkayang Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

1 Kualitas produk berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan konsumen, 2 Brand Image berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan Konsumen, 3 Kualitas produk berpengaruh

terus dibahas, karena itu pembahasan ini menempati posisi strategis dalam sistem organisasi, termasuk dalam pendidikan tinggi keagamaan Islam untuk dapat diurai

Binjai merupakan buah dari kerabat mangga, maka teknologi pengolahan yang mungkin dapat diterapkan pada pengolahan buah tersebut adalah teknologi yang sama dengan

Sedangkan pemilahan pasir pada endapan sungai aktif lebih buruk jika dibandingkan dengan sedimen permukaan dasar laut, gisik pasir maupun tanggul gisik, yaitu mempunyai

Cara yang sangat bermanfaat dan sangat efektif untuk menyatakan himpunan-himpunan serta hubungan antara beberapa himpunan dalam semesta pembicaraan tertentu adalah dengan

(;ON T AIL SYUKUR HARAHAP GUNUNG TUA JAE JLJNIYANTY SIREGAR GUNUNG TUA JAE NISROYANI SIREGAR GUNUNG TUA JAE NINI SARTIKA HARAHAP GUNUNG TUA JAE ALL BORKAT HARAHAP GUNUNG

Tesis ini merupakan karya tulis dari penulis tanpa adanya plagiasi dalam proses penelitian dan penulisannya. Maka dari itu karya tulis ini dapat

Artinya variabel independen (EVA, profitabilitas, kebijakan dividen dan pertumbuhan penjualan) serta variabel kontrol (ukuran perusahaan) mampu menjelaskan variasi