• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII MEMORANDUM JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA 8.1. RINGKASAN SKENARIO RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN SUBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VIII MEMORANDUM JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA 8.1. RINGKASAN SKENARIO RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN SUBANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 1

BAB VIII

MEMORANDUM JANGKA MENENGAH

BIDANG CIPTA KARYA

8.1. RINGKASAN SKENARIO RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN

SUBANG

A. Visi dan Misi Pengembangan Kabupaten Subang

a) Visi Kabupaten Subang adalah “Terwujudnya Kabupaten Subang sebagai Daerah

Agribisnis, Pariwisata dan Industri yang berwawasan lingkungan dan religius serta

berbudaya melalui pembangunan berbasis Gotong Royong pada tahun 2025".

b) Misi Kabupaten Subang adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa;

2. Mewujudkan Subang sebagai Daerah Agribisnis, Pariwisata, Industri yang

berdaya saing untuk meningkatkan perekonomian daerah;

3. Mewujudkan Prasarana Wilayah yang berkualitas;

4. Mewujudkan Lingkungan Hidup yang asri dan lestari;

5. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik.

B. Fungsi dan Peran Kota di Kabupaten Subang

Klasifikasi fungsi hirarki kota di wilayah Kabupaten Subang dapat dilihat pada tabel 8.1

berikut ini.

(2)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 2

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

Tabel 8.1

Klasifikasi Fungsi Hirarki Kota Di Wilayah Kabupaten Subang.

Hirarki Kota Kecamatan Kecamatan Fungsi

Hirarki I (Insentif)

1. Subang Fungsi sebagai pusat pertumbuhan utama dan sebagai pintu gerbang perdagangan ke luar wilayah kabupaten 2. Pamanukan

3. Jalancagak

Hirarki II

1. Kalijati Fungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, permukiman, koleksi dan distribusi dengan skala pelayanan beberapa kecamatan (sebagai pusat pertumbuhan wilayah pengembangan) 2. Pagaden 3. Ciasem 4. Pabuaran Hirarki III 1. Pusakanagara

Fungsi sebagai pusat-pusat produksi pertanian dengan skala pelayanan lokal serta menunjang kota dengan hirarki di atasnya 2. Purwadadi 3. Cisalak 4. Cipunagara 5. Cijambe 6. Cikaum 7. Sagalaherang 8. Binong 9. Patokbeusi 10. Compreng 11. Blanakan 12. Cipeundeuy 13. Tanjungsiang 14. Cibogo 15. Legonkulon

C. Logical Framework : Keterkaitan Rencana Pengembangan Wilayah dan

Pembangunan Prasarana dan Sarana

Kerangka kerja logis program investasi infrastruktur bidang PU/cipta Karya dapat dilihat

pada tabel 8.2 berikut ini.

(3)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 3

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

Tabel 8.2.

Kerangka Kerja Logis Program Investasi Infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 PERMUKIMAN a. Rendahnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh minimnya perumahan layak huni bagi masyarakat

Tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Peningkatan Kualitas Permukiman Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Penyusunan DED peningkatan infrastruktur dan penyusunan rencana tindak kawasan permukiman perdesaan Output : Tersedianya PSD bagi Kawasan Perdesaan Outcome : Meningkatnya kualitas permukiman Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu b. Rendahnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh minimnya perumahan layak huni bagi masyarakat

Tersedianya perumahan layak huni bagi masyarakat Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Peningkatan Kualitas Permukiman Pengembangan Prasarana dan Sarana Agropolitan Penyusunan DED, supervisi

pelaksanaan fisik dan penyediaan Prasarana dan Sarana Output : Tersedianya PSD bagi Kawasan Agropolitan Outcome : Meningkatnya kualitas permukiman Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu c. Rendahnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh minimnya perumahan layak huni bagi masyarakat Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Peningkatan Kualitas Permukiman Pengembangan Perumahan Peningkatan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat Output : Tersedianya PSD bagi Kawasan RSH Outcome : Meningkatnya kualitas permukiman Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

(4)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 4

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) d. Minimnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan infrastruktur pedesaan yang berkelanjutan Meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan melalui penyediaan infrastruktur Penyediaan infrastruktur pedesaan Penataan dan Peremajaan Kawasan Pemberdayaan Masyarakat Sosialisasi dan pembangunan infrastruktur perdesaan Output : Tersedianya infrastruktur bagi Kawasan perdesaan Outcome : Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan Jumlah infrastruktur perdesaan Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu e. Terjadinya alih guna

lahan menjadi permukiman dan rumah-rumah yang tidak permanen yang dapat menyebabkan lingkungan kumuh dan terdapatnya

bangunan-bangunan yang tidak permanen pada kawasan yang padat penduduk

Tersedianya pedoman teknis tata ruang Kawasan Permukiman Kumuh

Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan menitikberatkan pada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah Penyediaan PSD bagi Kawasan RSH Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Subang dan Kota Pamanukan

Output : Tersedianya pedoman teknis tata ruang Kawasan Permukiman Kumuh Outcome : Meningkatnya kualitas permukiman Ketersediaan pedoman teknis tata ruang kawasan permukiman kumuh Penyimpangan dalam pelaksanaan f. Merupakan tempat berkembangnya daerah wisata Tersedianya pedoman teknis tata ruang Kawasan Permukiman pada tipologi wilayah pegunungan Pemenuhan kebutuhan PSD Penyediaan PSD Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Permukiman Pada Tipologi Wilayah Pegunungan Penyusunan Rencana Penataan Kawasan Permukiman Pada Tipologi Wilayah Pegunungan Output : Tersedianya pedoman teknis tata ruang Kawasan Permukiman pada tipologi wilayah pegunungan Outcome : Meningkatnya kualitas permukiman Ketersediaan pedoman teknis tata ruang kawasan permukiman pada tipologi wilayah pegunungan Penyimpangan dalam pelaksanaan

(5)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 5

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) g. Minimnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan lingkungan sehat perumahan Terwujudnya kondisi lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan

Peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman Penyediaan PSD bagi Kawasan RSH dan Penataan serta peremajaan Kawasan Program Lingkungan Sehat Perumahan Peningkatan PSD dan pemberdayaan masyarakat Output : Tersedianya PSD bagi Kawasan RSH Outcome : Meningkatnya kualitas permukiman Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu h. Terjadinya degradasi

kawasan strategis yang memiliki potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota

Tersedianya PSD bagi wilayah strategis dan cepat tumbuh

Penyediaan infrastruktur untuk wilayah strategis dan cepat tumbuh

Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh secara konsisten sesuai dengan RTRW Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Pembangunan/Penin gkatan Infrastruktur Output : Tersedianya PSD bagi wilayah strategis dan cepat tumbuh Outcome : Meningkatnya kualitas permukiman Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu i. Minimnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan infrastruktur pedesaan yang berkelanjutan Meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan melalui penyediaan infrastruktur Penyediaan infrastruktur pedesaan Peningkatan Kualitas Permukiman Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Peningkatan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat Output : Tersedianya infrastruktur bagi Kawasan perdesaan Outcome : Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan Jumlah infrastruktur perdesaan Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu j. Minimnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan infrastruktur pedesaan yang berkelanjutan Pengentasan kemiskinan yang menyentuh kawasan permukiman kumuh yang statusnya tidak berijin/ilegal Penyediaan infrastruktur pedesaan Peningkatan Kualitas Permukiman Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan Sosialisasi dan pembangunan infrastruktur perdesaan Output : Tersedianya infrastruktur bagi Kawasan perdesaan Outcome : Meningkatnya keberdayaan masyarakat perdesaan Jumlah infrastruktur perdesaan Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

(6)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 6

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

k. Tidak tersedianya permukiman yang layak huni bagi masyarakat miskin dan berpendapatan rendah di daerah industri

Tersedianya Rusunawa untuk kawasan Industri bagi masyarakat menengah ke bawah

Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan menitikberatkan pada masyarakat menengah ke bawah yang berada di kawasan industri Penataan dan Peremajaan Kawasan Pembangunan/P enyediaan Rusunawa untuk Kawasan Industri Pembangunan/Penye diaan Rusunawa untuk Kawasan Industri Output : Terbangunnya Rusunawa untuk kawasan industri Outcome : Penataan permukiman yang tertata rapi Jumlah infrastruktur Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu l. Banyaknya terdapat permukiman tidak berijin/ilegal pada kawasan bantaran sungai Tersedianya Rusunawa untuk kawasan Banjir bagi masyarakat menengah ke bawah

Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan menitikberatkan pada masyarakat menengah ke bawah yang berada di kawasan banjir Penataan dan Peremajaan Kawasan Pembangunan/P enyediaan Rusunawa untuk Kawasan Banjir Pembangunan/Penye diaan Rusunawa untuk Kawasan Banjir

Output : Terbangunnya Rusunawa untuk kawasan banjir Outcome : Penataan permukiman yang tertata rapi Jumlah infrastruktur Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (PBL)

a. Kurang diperhatikannya Fasilitas Sosial/Umum yang ada Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktivitas masyarakat Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi

Penyediaan dan peremajaan sarana dan prasarana Program Pembangunan Fasilitas Sosial/Umum Pembangunan dan pemeliharaan Fasum Output : Tersedianya

prasarana dan sarana Outcome : Penataan

bangunan dan lingkungan yang tertata rapi Jumlah prasarana dan sarana Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu b. Rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang peraturan terkait penataan bangunan dan lingkungan Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman

Perencanaan dan pengembangan kota subang sebagai kota yang tertata rapi Penataan kawasan secara konsisten sesuai dengan RTRW Program Perencanaan Cipta Karya Perencanaan teknis bangunan Output : Terlaksananya kegiatan seminar dan Tersedianya alat/media sosialisasi Outcome : Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat Pengetahuan terhadap PBL meningkat Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam berpartisipasi dalam sosialisasi Resiko : kesadaran masyarakat rendah terhadap PBL

(7)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 7

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

c. Kurang diperhatikannya sarana dan prasarana kantor

Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan dan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah Negara

Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi

Penyediaan dan peremajaan sarana dan prasarana Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Pembangunan dan rehabilitasi gedung kantor Output : Tersedianya prasarana dan sarana kantor Outcome : Penataan bangunan dan lingkungan yang tertata rapi Jumlah prasarana dan sarana Kantor Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu d. Kurang diperhatikannya sarana dan prasarana olahraga Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktivitas masyarakat Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi

Penyediaan sarana dan prasarana Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga

Output : Tersedianya prasarana dan sarana olahraga Outcome : Penataan bangunan dan lingkungan yang tertata rapi Jumlah PS Olahraga Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu e. Kurang diperhatikannya sarana dan prasarana kesehatan

Tersedianya prasarana dan sarana kesehatan bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah

Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi

Penyediaan sarana dan prasarana Program Pengadaan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Pembangunan puskesmas Output : Tersedianya prasarana dan sarana kesehatan Outcome : Penataan bangunan dan lingkungan yang tertata rapi Jumlah PS Kesehatan Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu f. Rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang peraturan terkait penataan bangunan dan lingkungan (PBL) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang peraturan terkait penataan bangunan dan lingkungan (PBL)

Sosialisasi kebijakan terkait penataan bangunan dan lingkungan (PBL) Bangunan Gedung dan Rumah Negara Program Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis Perda Pelaksanaan seminar dan penyebaran alat sosialisasi terkait penataan bangunan dan lingkungan (PBL)

Output : Terlaksananya kegiatan seminar dan Tersedianya alat/media sosialisasi Outcome : Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat Pengetahuan terhadap PBL meningkat Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam berpartisipasi dalam sosialisasi Resiko : kesadaran masyarakat rendah terhadap PBL

(8)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 8

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

g. Jumlah Penduduk miskin yang semakin bertambah dan Kurang dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman nelayan melalui dukungan PSD permukiman dan membantu pengembangan ekonomi masyarakat melalui dukungan peningkatan sarana aksesibilitas masyarakat Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung

pengembangan jatidiri dan produktivitas masyarakat Penyediaan PSD Permukiman Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan Peningkatan PSD dan pemberdayaan masyarakat Output : Tersedianya prasarana dan sarana lingkungan dalam meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan terbangunnya Prasarana dan sarana lingkungan permukiman melalui pemberdayaan masyarakat (perencanaan/pengelola an dan pengawasan) sebagai percontohan bagi kawasan lainnya

Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam berpartisipasi dalam sosialisasi Resiko : kesadaran masyarakat rendah terhadap PBL 3 AIR MINUM

a. Daya dukung air baku makin terbatas baik secara kualitas maupun kuantitas

Tersedianya prasarana dan sarana jaringan distribusi dalam mengembangkan cakupan pelayanan kepada masyarakat di kawasan Pantura Pemenuhan cakupan pelayanan Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap Pengembangan Air Bersih Pantura Penambahan sambungan (SR dan HU), Pengadaan & pemasangan pipa distribusi, Pompa, penurunan kebocoran dan sosialisasi Output : Tersedianya prasarana dan sarana jaringan distribusi dalam mengembangkan cakupan pelayanan kepada masyarakat di kawasan Pantura Outcome : Meningkatnya Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

(9)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 9

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

b. Daya dukung air baku makin terbatas baik secara kualitas maupun kuantitas

Tersedianya sarana dan prasarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air

Pemenuhan cakupan pelayanan Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap Pengembangan dan Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah

Penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sosialisasi

Output : tersedianya sarana dan prasarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air Outcome : Meningkatnya cakupan pelayanan kepada masyarakat Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

c. Masih adanya daerah yang belum terlayani yang merupakan daerah rawan air

Optimalisasi dan Peningkatan kapasitas yang ada Pemenuhan cakupan pelayanan Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap Program Penyediaan Air Bersih Program Penyediaan Air Bersih Output : Tersedianya prasarana dan sarana air minum Outcome : Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat Perkotaan Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

d. Masih adanya daerah pedesaan yang belum terlayani yang merupakan daerah rawan air

Optimalisasi dan Peningkatan sarana dan prasarana air bersih pedesaan Pemenuhan cakupan pelayanan Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih perpipaan dan non perpipaan

Output : Tersedianya prasarana dan sarana air minum Outcome : Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat Perkotaan Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

(10)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 10

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

e. Daya dukung air baku makin terbatas baik secara kualitas maupun kuantitas Optimalisasi dan Peningkatan kapasitas yang ada Pemenuhan cakupan pelayanan Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap Pengembangan SPAM Skala Kota

Unit air baku, Unit produksi, Unit Distribusi, Unit Pelayanan, Penurunan Kebocoran dan Peningkatan Managemen Output : Tersedianya prasarana dan sarana air minum Outcome : Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat Perkotaan Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu 4 PENYEHATAN LINGKUNGAN a. Air Limbah - Peraturan Daerah (Perda No. 33 Th. 1996) yang melandasi kegiatan operasional pelayanan limbah tinja dinilai sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan dan kondisi kota saat ini

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman

Penyaluran air limbah domestik diarahkan pada sistem individual dan komunal Peningkatan pelayanan air limbah dengan sasaran target terpenuhi Perencanaan dan Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Perencanaan dan Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Output : Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman Outcome : Penurunan angka penduduk dengan masalah kesehatan Cakupan pelayanan air limbah meningkat Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu b. Drainase - Penanganan drainase belum terpadu Terciptanya pembangunan saluran drainase yang berwawasan lingkungan Menciptakan pola pembangunan yang berkelanjutan melalui kewajiban melakukan konservasi air dan pembangunan yang berwawasan lingkungan Penyediaan PSD Pembangunan Saluran Drainase Pembangunan Saluran Drainase Output : Terbangunnya saluran drainase dalam mengatasi terjadinya genangan air Outcome : Jumlah PSD Bertambah Asumsi : Kecukupan anggaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga PSD Resiko : Keberlanjutan program dapat terganggu

(11)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 11

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

No Isu/Permasalahan per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/Strategi

Pembangunan Kebijakan Program

Ruang Lingkup

Kegiatan Output/Outcome

Performance

Indicator Asumsi dan Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

- Penyumbatan pada mulut gorong-gorong atau sedimetasi yang berlebihan pada dasar saluran dan kurangnya kesadaran masyarakat akan fungsi drainase

Mengurangi genangan dan bencana banjir

Sosialisasi kebijakan terkait fungsi saluran drainase Penyediaan PSD Pemeliharaan Saluran Drainase Pemeliharaan Saluran Drainase Output : Mengurangi genangan dan bencana banjir Outcome : Meningkatnya fungsi drainase Jumlah PSD Bertambah Kurangnya kesadaran masyarakat akan fungsi drainase - Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase Terlaksananya pengembangan sistem drainase yang terdesentralisir, efisien, efektif dan terpadu

Sosialisasi kebijakan terkait fungsi saluran drainase Penataan PSD Pembuatan Outline Plan Drainase Pembuatan Outline Plan Drainase Kec.Kalijati, Kec.Jalan Cagak dan Kec.Cisalak

Output : Produk Outline Plan Drainase Outcome : Kejelasan fungsi sistem drainase

Ketersedian Outline Plan Drainase Penyimpangan dalam pelaksanaan c. Persampahan

- Sampah bertambah Lingkungan Sehat Pengurangan sampah semaksimal mungkin dari sumbernya

Sampah Jadi Uang

Peningkatan 3R Peningkatan 3R Output : Lingkungan sehat Outcome : Masyarakat sejahtera Sampah terbuang berkurang Kesadaran Masyarakat rendah

(12)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 12

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

8.2. RINGKASAN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

JANGKA MENENGAH

A. Sub Bidang Permukiman

1) Gambaran Umum

(a) Kawasan Permukiman Perkotaan

Kawasan permukiman perkotaaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan

utama non pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Ciri utama wilayah ini adalah merupakan

pusat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

perkotaan, serta jumlah penduduk yang relatif padat tetapi dengan luasan lahan

yang relatif kecil.

(b) Kawasan Permukiman Perdesaan

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian

termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan permukiman perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat

permukiman desa.

Kondisi perumahan dan pola perumahan dan permukiman di perdesaan pada

umumnya berupa bangunan semi permanen dan mengelompok pada satuan

lahan pertanian non irigasi, lahan pemilikan sendiri dan tegalan yang sudah

tertata rapi. Sarana dan prasarana dirasakan kurang emadai, baik itu berupa jalan,

saluran drainase, penerangan, dan kebutuan air bersih.

(c) Kawasan Permukiman Pada Lokasi Rawan Bencana

Permukiman pada kawasan bencana di Kabupaten Subang meliputi 6.291 wilayah

permukiman yang tersebar banyak di Kecamatan Legonkulon dan Pamanukan.

Kecamatan yang memiliki permukiman rawan longsor yang cukup tinggi adalah

Kecamatan Cisalak (43 KK) dan Tanjungsiang (36 KK).

(13)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 13

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

Kecamatan yang memiliki permukiman rawan banjir yang cukup tinggi adalah

Kecamatan Legonkulon (1778 KK), Pamanukan (1464 KK), Blanakan (730 KK),

Ciasem (527 KK) dan Pusakanagara (96 KK).

Kecamatan yang memiliki permukiman rawan bencana lainnya yang cukup tinggi

adalah Kecamatan Tanjungsiang (920 KK), Pabuaran (400 KK) dan Legonkulon (215

KK). Jumlah keseluruhan keluarga yang tinggal didaearah rawan bencana adalah

89 keluarga tinggal di daearah rawan longsor, 4625 keluarga rawan banjir dan

1577 keluarga rawan bencana lainnya.

2) Permasalahan

Permasalahan permukiman yang umum terjadi di Kabupaten Subang adalah

permukiman kumuh, permukiman pada daerah rawan bencana dan permukiman pada

bantaran sungai. Permukiman kumuh terjadi pada daerah bantaran sungai di

perkotaan. Hal ini yang disebabkan oleh semakin sempitnya lahan untuk bermukim

pada kantong-kantong permukiman yang dimanfaatkan masyarakat yang bekerja pada

sektor informal mendiami daerah-daerah ilegal untuk bermukim. Permukiman pada

daerah rawan bencana pada umumnya terjadi pada daerah-daerah lahan pertanian di

pinggiran kawasan rawan bencana yang sekaligus `dimanfaatkan petani untuk

bermukim

3) Usulan Program

Di Kabupaten Subang sektor Permukiman yang diprogramkan sampai dengan tahun

2014 adalah dengan membangun komponen-komponen sebagai berikut :

1. Optimalisasi/rehabilitasi saluran Permukiman (primer, sekunder dan tersier)

2. Pembangunan jalan lingkungan dan jalan setapak

3. Penyediaan sistim air bersih

4. DED, Pelatihan Manajemen dan Supervisi.

Total investasi untuk program sektor permukiman sampai dengan tahun 2014

membutuhkan biaya yang sumber dananya dianggarkan dari dana APBN, APBD

(14)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 14

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

Provinsi, APBD Kab/Kota dan swasta. Secara keseluruhan pengalokasian dana untuk

sektor Permukiman dapat dilihat dalam lampiran indikator program.

B. Sub Bidang Penataan Bangunan Gedung Dan Lingkungan

1) Gambaran Umum

Saat ini, kondisi bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Subang belum tertata

dengan baik, ini terlihat dari kesemrawutan tata bangunan di Kabupaten Subang yang

merupakan pusat konsentrasi seluruh aktivitas. Selain itu, kurangnya ruang terbuka

hijau baik berupa jalur hijau maupun taman-taman skala lingkungan yang berfungsi

sebagai taman bermain serta tempat bersosialisasi dan berinteraksi bagi penduduk.

Untuk Penataan Bangunan Gedung yang ada merupakan warisan sisa tata bangunan di

era kolonial yang terlihat dari pola dan susunan bangunan dan gedung yang bersimpul

di pusat kota yang dikenal dengan nama Alun-Alun. Struktur polanya terdiri atas pusat

pemerintahan bangunan spiritual islam berupa Mesjid Raya/Agung dan pasar. Juga

terlihat pola bangunan sisa perkebunan yang dimanfaatkan untuk kepentingan meliter

dan pemerintahan yang kurang memperhatikan akses efisiensi. Pada wilayah-wilayah

pertumbuhan permukiman terlihat pola perkembangan yang didorong oleh aktivitas

sosial budaya termasuk aktivitas ekonomi, yang tumbuh mengikuti akses jalan provinsi,

jalan poros perkebunan dan inisiatif masyarakat. Hal ini mencerminkan belum

dilakukan pendekatan perencanaan penataan bangunan gedung dan lingkungan yang

mungkin disebabkan keterbatasan sumber daya terutama sumber daya manusia, dan

kesadaran masyarakat Kabupaten Subang termasuk Pemangku Kepentingan

Kabupaten Subang.

2) Permasalahan

Permasalahan yang ada di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten

Subang:

(15)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 15

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

a. Bangunan Gedung

• Belum optimalnya kondisi penegakan aturan keselamatan, keamanan dan

kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan

bencana

• Kondisi Prasarana dan sarana hidran kebakaran dari segi fungsi dan

kapasitas layannya di Kabupaten Subang belum optimal dan sebagian dalam

kondisi rusak

• Belum optimalnya kondisi pengaturan penyelenggaraan dan kualitas

pelayanan publik serta perijinan Bangunan Gedung di Kabupaten Subang.

b. Gedung dan Rumah Negara

• Kondisi Bangunan Gedung Negara di Kabupaten Subang yang sudah

memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan dari segi

kualitas maupun kuantitas masih kurang.

• Kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, belum

tertib dan efisien, hal ini disebabkan oleh terbatasnya plafond anggaran

pembangunan

• Kondisi aset negara yang sudah diadministrasikan baik dari segi kualitas dan

kuantitas dirasakan masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari belum

optimalnya kinerja peyedia jasa serta terbatasnya plafond anggaran

pembangunan.

c. Penataan Lingkungan

• Masih adanya permukiman kumuh di kantong permukiman yang dihuni di

Kabupaten Subang

• Kondisi bangunan gedung bersejarah belum tertata dengan baik serta

kurang mendapat pehatian baik dari pemerintah, masyarakat maupun dari

para stakeholder.

• Kondisi sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah

raga, dan lain-lain di Kabupaten Subang khususnya kawasan perkotaan

masih belum tertata dengan baik.

(16)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 16

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

d. Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

• Kondisi kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat

saat ini masih kurang berperan.

• Keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan penetaan prioritas

pembangunan masih kurang aktif.

3) Usulan Program

Di Kabupaten Subang sektor Penataan Bangunan Lingkungan Permukiman (PBL) yang

diprogramkan sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan Fasilitas Sosial/Umum.

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor.

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga.

4. Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademis Perda Bangunan Gedung

5. Penataan Kawasan Nelayan

6. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

7. Program Revitalisasi Kawasan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Total investasi untuk program sektor penataan bangunan gedung dan lingkungan

sampai dengan tahun 2014 membutuhkan biaya yang sumber dananya dianggarkan

dari dana APBN, APBD Provinsi dan APBD Kab/Kota. Secara keseluruhan pengalokasian

dana untuk sektor Penataan Bangunan Lingkungan Permukiman (PBL) dapat dilihat

dalam lampiran indikator program.

C. Sub Bidang Air Limbah

1) Gambaran Umum

Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) yang terdapat di Kabupaten Subang adalah IPLT

Cibarola yang berlokasi di Kelurahan Soklat Kecamatan Subang. Luas IPLT Cibarola ini

adalah 3 (tiga) hektar.

IPLT Cibarola dibangun pada tahun 1995 oleh Dinas PU Cipta Karya Provinsi Jawa Barat

dan sampai saat ini baru difungsikan secara bertahap oleh Sub Dinas Kebersihan.

(17)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 17

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

Potensi Limbah tinja yang terbuang ke IPLT yaitu potensi limbah cair yang berasal dari

buangan truck vakum tinja rata-rata perhari mencapai : ± 5.000 liter.

2) Permasalahan

• Data Subjek dan Objek Pelayanan air limbah yang belum terdata secara up to

date, menjadi penyebab sasaran operasional pelayanan kurang terarah ;

• Adanya keterlibatan operasional pihak swasta yang mempengaruhi tingkat

pelayanan dan pendapatan ;

• Peraturan Daerah (Perda No. 33 Th. 1996) yang melandasi kegiatan

operasional pelayanan limbah tinja dinilai sudah tidak relevan lagi dengan

perkembangan dan kondisi kota saat ini ;

• Aspek mobilitas yang mendukung kegiatan operasional seperti Tuck Vacum

Tinja, Kondisi IPLT, sudah tidak memadai lagi dengan kondisi saat ini dan

diperlukan peremajaan.

3) Usulan Program

Di Kabupaten Subang sistim penyediaan Air Limbah yang diprogramkan sampai dengan

tahun 2014 adalah Kegiatan Perencanaan dan Pembangunan Sanitasi Berbasis

Masyarakat.

Total investasi untuk program sektor air limbah sampai dengan tahun 2014

membutuhkan biaya yang sumber dananya dianggarkan dari dana APBN, APBD

Provinsi dan APBD Kab/Kota. Secara keseluruhan pengalokasian dana untuk sektor Air

Limbah dapat dilihat dalam lampiran indikator program.

D. Sub Bidang Drainase

1) Gambaran Umum

Secara umum alur jaringan drainase di kota Subang mengikuti garis ketinggian (kontur)

dan mengikuti pola jaringan jalan kota yang ada. Dibagian lain jaringan drainase dibuat

melalui daerah perkampungan sebagai jaringan pelayanan untuk kawasan pemukiman.

(18)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 18

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

Arah pengaliran air sebagian besar tertuju ke arah Utara, dengan terlebih dahulu

masuk sungai-sungai yang ada di kota subang yaitu : Cigadung, Cipanggilingan,

Cipeujeuh, Cileuleuy, Cilametan dan Ciasem.

2) Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi adalah banjir yang disebabkan oleh :

-

Penyebab alam seperti lokasi cekungan dan terisolir tanpa adanya outlet

untuk mengeringkan daerah tersebut.

-

Bentuk, dimensi penampang saluran saluran serta kemiringan dasar saluran

drainase yang tidak terencana dengan baik.

-

Pemeliharaan yang tidak memadai, seperti penyumbatan pada mulut

gorong-gorong atau sedimetasi yang berlebihan pada dasa saluran.

-

Terjadi penyempitan penampang saluran akibat terdesak bangunan di

sekitarnya dan lain-lain.

3) Usulan Program

Di Kabupaten Subang sistim Drainase yang diprogramkan sampai dengan tahun 2014

adalah dengan sebagai berikut :

1. Optimalisasi/rehabilitasi saluran drainase (primer, sekunder dan tersier)

2. Pembangunan drainase primer

3. Pembangunan drainase sekunder

4. Pembangunan drainase tesier

5. Pembuatan outline plan drainase

Total investasi untuk program sektor drainase sampai dengan tahun 2014

membutuhkan biaya yang sumber dananya dianggarkan dari dana APBN, APBD

Provinsi dan APBD Kab/Kota. Secara keseluruhan pengalokasian dana untuk sektor

Drainase dapat dilihat dalam lampiran indikator program.

(19)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 19

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

E. Sub Bidang Persampahan

1) Gambaran Umum

Pengelola sistem persampahan di Kabupaten Subang dilaksanakan oleh Sub Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU, dan pihak swasta yang ikut mengelola

persampahan di Kabupaten Subang yaitu PT. Adiguna Persada yang berlokasi di

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Panembong dan juga terdapat partisipasi dari

masyarakat yang dikelola oleh YAPESMAS yang berlokasi di IPLT Cibarola dimana peran

serta masyarakat disini adalah mengelola sampah menjadi pupuk kompos.

Jumlah penduduk yang terlayani di Kabupaten Subang saat ini adalah 554.680 jiwa

dengan cakupan penduduk terlayani 39,56 %. Total timbunan sampah di TPA

Panembong adalah sebanyak 2.873,554 m

3

/hari dan untuk total sampah yang

terangkut sebanyak 295 m

3

/hari.

2) Permasalahan

Permasalahan dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Subang adalah sebgai

berikut :

1. Jumlah personil/SDM pengelola sampah masih kurang dibandingkan jumlah

penduduk yang harus dilayani;

2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana persampahan yang mengakibatkan

terbatasnya pelayanan;

3. Sarana penampungan sampah yang tersedia kurang memadai dan tidak

seimbang dengan luas wilayah pelayanan dan volume sampah yang harus

ditampung;

4. Masih terbatasnya dana untuk pengelolan sampah;

5. Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan masih

rendah.

3) Usulan Program

Di Kabupaten Subang sistim Persampahan yang diprogramkan sampai dengan tahun

2014 adalah Program Peningkatan 3R.

(20)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 20

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

Total investasi untuk program sektor persampahan sampai dengan tahun 2014

membutuhkan biaya yang sumber dananya dianggarkan dari dana APBN, APBD

Kab/Kota dan swasta. Secara keseluruhan pengalokasian dana untuk sektor

Persampahan dapat dilihat dalam lampiran indikator program.

F. Sub Bidang Air Minum

1) Gambaran Umum

Sampai akhir Juli tahun 2007, total kapasitas terpasang sebesar 400,88 liter/detik

dengan total kapasitas produksi 730.359 m

3

(272 liter/detik) dan jumlah air

terdistribusi sebesar 634.647 m3 (236,95 liter/detik) dengan angka kebocoran air di

Instalasi Produksi sebesar 13,1%. Air terjual pada bulan Juli tahun 2007 sebesar

453.518 m

3

(169,32 liter/detik) dengan angka kebocoran air di jaringan distribusi

sebesar 28,54%.

Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Subang sampai akhir tahun 2006, di wilayah

administrasi sebesar 12,65% sedangkan di wilayah yang telah dilayani sebesar 37,95%,

dengan jumlah sambungan pelanggan sebesar 23.206 sambungan.

2) Permasalahan

Untuk Kabupaten Subang, permasalahan yang dihadapi adalah semakin berkurangnya

lahan-lahan resapan air, yang mengakibatkan sumber air di mata air semakin sedikit.

3) Usulan Program

Di Kabupaten Subang sistim penyediaan air minum yang diprogramkan sampai dengan

tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Optimalisasi Sistim

2. Komponen air baku

3. Komponen pipa transmisi

4. Komponen sistim produksi

(21)

Bab VIII Rencana Kesepakatan (Memorandum) Rencana Investasi Dan Kaidah Pelaksanaan

VIII - 21

L a p o r a n R P I J M

K a b u p a t e n S u b a n g

5. Komponen Pipa distribusi

6. Komponen pelayanan.

7. DED, Pelatihan Manajemen dan Supervisi.

Total investasi untuk program sektor air minum sampai dengan tahun 2014

membutuhkan biaya yang sumber dananya dianggarkan dari dana APBN, APBD

Provinsi, APBD Kab/Kota dan PDAM. Secara keseluruhan pengalokasian dana untuk

sektor air minum dapat dilihat dalam lampiran indikator program.

Referensi

Dokumen terkait

mendatar (=) pada jawaban yang ingin anda koreksi, kemudian anda dapat mengganti jawaban tersebut dengan jawaban yang lebih sesuai dengan diri anda... Saya tegaskan kembali bahwa

Karena merasa tidak akan dapat mengalahkan kujang pusaka yang dimiliki Patih Jaya Santana, Baginda Kalaboja itu pun dengan jujur mengakui kekalahannya.. “Baiklah...,

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat terdapat perbedaan kemampuan disposisi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini menunjukkan

Jumlah pasangan yang diperlukan tergantung pada peluang karakteristik p, jumlah bit subkey yang dihitung serentak,k, jumlah rata-rata per pasangan yang

Bahan penelitian adalah data rekam medis pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang memuat data mengenai jenis kelamin, umur, pekerjaan, predileksi tertinggi

Melihat contoh berita peneliti dapat menyimpulkan bahwa, berita yang dimuat di rubrik Shopping Harian Umum Galamedia Bandung, sudah sesuai dengan fungsi informatif, hal

dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat Hal ini disebabkan karena endometrium dianggap mengalami luka atau kecacatan, apalagi pada ibu riwayat abortus yang

Fakta lapangan yang ditemukan adalah responden yang memiliki motivasi yang cukup disebabkan oleh kenaikan pangkat yang tepat waktu, lingkungan kerja dimana