• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN 2015"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

PELATIHAN CONVERSI LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR

PADA KAPAL NELAYAN

DI KABUPATEN BANYUWANGI

Tim Peneliti:

Beny Cahyono, ST. MT. (Teknik Sistem perkapalan/FTK) Ir.Tony Bambang M. PgD.(Teknik Sistem Perkapalan/FTK) Ir. Agus Santoso, MSc. MPhil,(Teknik Sistem Perkapalan/FTK) Taufik Fajar Nugroho, ST., MsC. (Teknik Sistem Perkapalan/FTK)

Dwi Priyanta ST., MsC. (Teknik Sistem Perkapalan/FTK)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA LOKAL ITS

1. Judul Penelitian : Pelatihan Conversi Lpg Sebagai Bahan Bakar Pada Kapal Nelayan Di Kabupaten Banyuwangi

2. Ketua Tim

a. Nama : Beny Cahyono

d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

e. Jurusan : Teknik Sistem Perkapalan f. Fakultas : Fakultas Teknologi Kelautan g. Laboratorium : Lab. Marine power plan

h. Alamat Kantor : Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS i. Telp / HP / Fax : Hp. (031) 8290169, Fax. 031-5994754 3. Jumlah anggota : 5 orang

4. Jumlah laboratorium yang terlibat : 1 lab 5. Jumlah mahasiswa yang terlibat : 2 orang 6. Mitra penelitian (jika ada)

a. Nama instansi mitra : -

b. Contact person : -

c. Jabatan : -

d. Alamat : -

e. Telp / HP / Fax : -

7. Biaya penelitian

a. Dana lokal ITS Rp. 16.000.000,-

b. Sumber lain (sebutkan jika ada) Rp. -

Jumlah Rp. 16.000.000,-

Mengetahui, Surabaya, 19 oktober 2015

Ketua Jurusan ...., Ketua tim peneliti

Dr. Ir. AA. Masroeri. M.eng Beny Cahyono ST. MT

Ketua LPPM ITS,

Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. NIP. 19640405 199902 1 001

(3)

RINGKASAN

Keberadaan bahan bakar minyak jenis bensin atau solar untuk motor tempel di beberapa wilayah sangatlah terbatas dan kadang terjadi kelangkaan, sehingga perahu layar menjadi pilihan untuk mencari hasil laut atau sungai demi mendapatkan bahan makanan sehari-hari. Masalah ini perlu disikapi sebagai bentuk tindak lanjut dari perhatian Presiden Republik Indonesia di awal tahun 2013 saat mengunjungi perkampungan nelayan tradisional yang secara prinsip masyarakat Indonesia harus mendapatkan keberadaan bahan bakar yang baik. LPG sebagai bahan bakar yang sejak dekade 2000-an telah dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, dapat juga dipergunakan sebagai bahan bakar substitusi bahan bakar minyak bagi perahu motor tempel.

Banyak masyarakat nelayan yang saat ini masih belum mengetahui ataupun proses pengalihan bahan bakar dari bensin ke LPG atau dari bahan bakar solar. Untuk itu dalam kegiatan ini di adakan pelatihan mengconversi secara sederhana mesin temple dengan bahan bakar LPG sebagai substitusi bahan bakar. Sehingga dengan adanya kegitaan ini bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat nelayan proses proses ataupun alat yang sederhana yang dapat di gunakan untuk membantu mengurangi biaya operasional dalam mencari ikan.

(4)

Judul

Halaman Pengesahan

Ringkasan (dalam Bahasa Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (deskripsi tentang masyarakat/industri sasaran dan permasalahan yang mereka hadapi)

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

1.3 Tujuan, Manfaat, dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan 1.4 Target Luaran

BAB II STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN 2.1 Strategi

2.2 Rencana Kegiatan 2.3 Keberlanjutan

BAB III CAPAIAN SEMENTARA

3.1 Kemajuan pelaksanaan pengabdian

3.2 Hasil pengabdian dan luaran yang telah diperoleh 3.3 Tahap yang masih harus diselesaikan

3.4 Kendala yang dihadapi dan solusinya

(5)
(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Keberadaan bahan bakar minyak jenis bensin untuk motor tempel di beberapa wilayah sangatlah terbatas, sehingga nelayan akan kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar untuk berlayar mencari ikan sebagai bahan makanan sehari-hari. Masalah ini perlu disikapi sebagai bentuk tindak lanjut dari perhatian Presiden Republik Indonesia di awal tahun 2013 saat mengunjungi perkampungan nelayan tradisional yang secara prinsip masyarakat Indonesia harus mendapatkan keberadaan bahan bakar yang baik. LPG sebagai bahan bakar yang sejak dekade 2000-an telah dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, dapat juga dipergunakan sebagai bahan bakar substitusi bahan bakar minyak bagi perahu motor tempel. Secara teori dapat dikonversikan menjadi menggunakan bi-fuel, yaitu bahan bakar minyak dan LPG. Adapun bahan bakar LPG yang dipergunakan adalah LPG 3 kg yang secara umum telah merakyat dan telah difahami berbagai kalangan, serta kemudahan dalam memperoleh bahan bakar tersebut. Namun perlu diperhatikan faktor-faktor teknis dan keselamatan dari motor tempel dan pemakainya.

Berdasarkan data statistik dari Perikanan Tangkap Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah kapal yang menggunakan motor tempel itu paling dominan, sehingga konsumsi premium justru cukup besar. Selama ini, kapal nelayan hanya identik dengan solar saja. Padahal, sebagian besar kapal menggunakan bahan bakar premium. Berdasarkan literatur hasil uji coba dan penelitian awal yang telah dilakukan pada kapal besar, terbukti penggunaan bahan bakar gas menghemat rata-rata 51% dibandingkan dengan bahan bakar premium (Ditjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan).

Banyak masyarakat nelayan yang saat ini masih belum mengetetahui ataupun proses pengalihan bahan bakar dari bensin ke LPG atau dari bahan bakar solar. Untuk itu dalam kegiatan ini akan di adakan pelatihan system conversi sederhana LPG sebagai bahan bakar pada mesin temple perahu nelayan. Sehingga dengan adanya kegitaan ini bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat nelayan proses proses

(7)

ataupun alat yang sederhana yang dapat di gunakan untuk membantu mengurangi biaya operasional dalam mencari ikan.

1.2 Perumusan Konsep dan Strategi Kegiatan

Untuk mensukseskan proses pelatihan mengenai penggunaan LPG sebagai bahan bakar motor temple pada perahu nelayan, pada kegiatan ini akan di lakukan beberapa tahap yaitu:

- proses survey

Dalam proses ini akan di lakukan penggalian data nelayan yang ada di beberapa daerah banyuwangi, baik type perahu yang digunakan, mayoritas pendidikan, mesin yang digunakan dan juga technology yang berkembang di masyarakat nelayan.

- indentifikasi kebutuhan

Dari hasil survey yang di lakukan maka akan muncul kebutuhan dari masyarakat nelayan, dan juga masalah utama yang berkaitan dengan pelatihan.

- perencanaan kegiatan

Dengan adanya proses survey dan juga identifikasi, kita dapat melakukan perencanaan type pelatihan maupun alat alat yang di perlukan dalam proses pelatihan. Sehingga proses tranver teknologi yang di lakukan dapat di terima dengan baik oleh nelayan.

1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah

 Memberikan infomasi mengenai penggunaan LPG sebagai bahan bakar.

 Untuk memberikan pengetahuan terhadap nelayan beberapa technology yang dapat digunakan untuk proses conversi LPG.

 Untuk melatih masyarakat nelayan untuk menggunakan LPG sebagai bahan bakar.

(8)

Manfaat

Diharapkan dengan adanya kegiatan pelatihan ini masyarakat nelayan khususnya di kabupaten banyuwangi dapat menggunakan LPG sebagai bahan bakar pada mesin di kapal mereka.

Dampak kegiatan yang di harapkan

Masyarakat nelayan pada umumnya kesulitan dalam mencari bahan bakar, dengan adanya pelatihan ini diharapkan masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan dalam mencari bahan bakar. Selain itu dengan adanya penggunaan LPG sebagai bahan bakar dapat menurunkan biaya operasional yang harus di keluarkan oleh nelayan untuk mencari ikan.

1.4 Target Luaran

Target luaran dari kegiatan ini adalah sebuah pelatihan kepada masyarakat nelayan dan juga beberapa publikasi pada seminar.

(9)

BAB II STRATEGI, RENCANA KEGIATAN, DAN KEBERLANJUTAN

2.1 Strategi

Sebelum di lakukan pelatihan, di lakukan dulu survey untuk proses pengumpulan data kapal, jenis mesin yang banyak di gunakan, mayoritas pendidikan, teknology yang beredar sekarang dan lain lain, didapatkan dengan pengumpulan data lapangan yang dilakukan di sentra nelayan banyuwangi. Metode yang digunakan adalah observasi.

2.2 Rencana Kegiatan

Kegiatan di bagi menjadi beberapa tahap yaitu: Tahap survey,

tahapan ini di lakukan untuk memenuhi data data yang di perlukan untuk menentukan type pelatihan, alat peraga, lokasi dan juga waktu yang di perlukan untuk melakukan pelatihan.

Tahap persiapan.

Dalam tahap ini di lakukan beberapa kegiatan yaitu kegiatan pembuatan modul pelatihan, tahap persiapan kelengkapan alat peraga baik yang sudah tersedia di lab maupun pemenuhan alat peraga lain yang tidak terdapat di lab.

Tahap pelatihan.

Dalam tahap ini akan di lakukan beberepa sesi, yang di pandu oleh ketua dan juga seluruh anggota yang akan menajadi instruktur, dalam pelatihan ini di harapkan di lakukan praktek langsung untuk proses conversi, dengan menggunakan perlengkapan yang ada di lab.

2.3 Keberlanjutan

Di harapkan pelatihan dapat di lakukan untuk satu wilayah, dimana jika kegiatan ini sukses maka pelatihan dapat di lakukan di tempat lainnya. Selain itu pelatihan pada nelayan di harapkan tidak hanya berakhir pada satu kegiatan, tapi bisa di lakukan juga untuk transver teknology tepat guna yang lain yang dapat meningkatkan taraf hidup para nelayan.

(10)

BAB III CAPAIAN SEMENTARA

3.1 Kemajuan pelaksanaan pengabdian

Sebelum kegiatan pelatihan konversi bahan bakar gas pada mesin penggerak kapal ikan, ketua dan beberapa team turun ke lapangan untuk mensurvey kondisi nelayan yang ada di banyuwangi khususnya nelayan di daerah blimbingsari.

(11)

Pada umumnya nelayan blimbingsari melakukan pencarian pada derah pesisir, mereka berangkat pagi hari dan pulang pada sore hari, tetapi ada beberapa bagian yang mencari ikan pada malam hari dan pulang pada pagi hari. Para nelayan yang ada di sana pada umumnya menggunakan kapal kapal jungkung yang menggunakan mesin tempel atau yang setiap saat bisa di bawa pulang. Penggunaan mesin yang banyak berdar di sana adalah mesin donfeng, Honda ataupun jenis yang lain dengan kapasitas 10 sampai 20 hp. Mayoritas mesin yang di gunakan kapal nelayan saat ini menggunakan bahan bakar solar, meskipun ada beberapa yang menggunakan mesin bensin dan biasanya di gunakan untuk kapal kapal yang kecil.

Dari data yang di dapat dari kegiatan surevey ini maka kami tentukan untuk melakukan pelatihan terhadap 10 orang peserta.

3.2 Hasil pengabdian dan luaran yang telah diperoleh

Saat ini kegiatan pelatihan untuk masyarakat nelayan sudah di laksanakan dengan baik.

(12)
(13)

Pelatihan dilakukan dengan dua tahap yaitu kegiatan di dalam kelas dan kegitan di luar kelas. Kegiatan di dalam kelas di lakukan untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat nelayan terhadap komponen dasar mesin diesel ataupun mesin bensin yang mereka gunakan pada kapal. Selain pemahaman juga di berikan pelatihan beberapa trouble shoting. Diharapakan dengan materi ini maka nelayan akan lebih memahami masalah yang dihadapi ketika mesin mereka bermasalah.

Untuk melengkapi pelatihan ini, kami juga memberikan pelatihan mengenai konversi mesin tempel baik mesin diesel atau mesin bensin menjadi bahan bakar gas. Diharapkan dengan pelatihan yang intensive, nelayan akan lebih faham dan mampu untuk menyebarkan ilmu yang di dapat di pelatihan kepada teman teman nelayan yang lainnya.

Untuk pelatihan di luar kelas di lakukan pelatihan mengenai seting mesin dan juga melakukaan konversi pada mesin dengan menggunakan bahan bakar elpiji. Di bawah ini beberapa gambar kegiatan pelaksanaan pelatihan setting mesin diesel.

(14)
(15)
(16)

3.3 Tahap yang masih harus diselesaikan

Dari kegiatan di lapangan di temukan beberapa masalah pemahaman masyarakat terhdap mesin penggerak. Dan untuk memberikan pemahaman ini perlu di lalukan penyuluhan dan juga pelatihan yang lebih intensif. Dari kenyataan ini memungkinkan di lakukan pelatihan di beberapa daerah yang lain, karena pada umumnya pendidikan nelayan yang masih rendah sehingga perlu pelitahan yang lebih baik untuk masyrakat nelayan, sehingga permasalahan yang di alami saat ini dapat di atasi.

3.4 Kendala yang dihadapi dan solusinya

Kendala yang di hadapi adalah masalah bahasa nelayan yang agak susah di pahami. Selain masalah kendala bahasa, masyarakat juga agak susah jika di ajak berkumpul, karena mereka lebih mengutamakan untuk mencari ikan, dan nelayan lebih ketakutan untuk kehilangan pendapatan pada hari pelatihan, sehingga untuk memastikan masyarkat nelayan bisa datang ke pelatihan kita harus menggantikan hasil tangkapan ketika mereka ikut pelatihan.

(17)

3.3 Jadwal No Aktifitas Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Survey lapangan 2. Identifikasi 1. identifikasi masalah 2. Pembuatan scedule 3. Persiapan pelatihan 1. penyiapan modul 2. penyiapan alat peraga 5. Kegiatan pelatihan 6. Pembuatan Laporan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adji, Suryo W. _. “Propeller Design”. Diktat Mata Kuliah Propulsi. JTSP-FTK-ITS.

Arismunandar, W, & Tsuda K.1993.”Motor Diesel Putaran Tinggi”. Pradaya Paramita.Jakarta

Carlton,John.2007.”Marine Propellers And Propulsion Second Edition”. Butterworth-

Heinemann:Oxford

Hardjono,A.2000.”Teknologi Minyak Bumi”.GadjahMada University Press.Yogyakarta

Operation and Service Instruction Manual..”Tanaka’s Hydraulic Dynamometer Portable Type”.Tokyo Plant Co., Ltd:Tokyo

Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2006, Kebijakan Energi Nasional.

Project Statement, 2012.”Ujicoba Converter Kits Bahan Bakar Gas Untuk Kapal Penangkap Ikan Tahap I”.Kementrian Kelautan dan Perikanan, BBPPI:Semarang.

Rahardjo, Oktavian,dkk.2011.”Bahan Bakar Gas (CNG) Alternatif Pengganti BBM Kapal Perikanan”.Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan : Semarang

Rahardjo,Oktavian,dkk.2011.”Petunjuk Teknis : Penggunaan Bahan Bakar Gas Pada Motor Penggerak Kapal Perikanan”.Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan : Semarang.

Gambar

Gambar nelayan yang siap mengikuti pelatihan.
Gambar kegiatan pelatihan di kelas (numpang gedung balai desa)
Gambar perlengkapan membongkar mesin
Gambar perkakas bongkar pasang mesin

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi adalah berupa suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data transaksi harian yang mendukung operasi yang

Hasil Pengukuran porositas dan densitas sampel gelas konduktif dengan variasi penambahan Li 2

Akan tetapi, hal tersebut sulit untuk dilaksanakan karena dana yang telah terkumpul menjadi satu di Regional Manager nantinya langsung diolah dan dibelanjakan untuk program

Kegiatan ini telah dilakukan sebanyak dua kali dalam rangka memberikan informasi mengenai kegiatan percontohan pengolahan air bersih yang akan dilakukan oleh tim dari ITS

membuat perencanaan pembelajaran (b) adanya semangat dari guru mengaji, (c) guru mengaji yang cukup mumpuni dalam bidangnya, (d) adanya sarana dan prasarana yang

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang dilakukan oleh pemerintah khususnya mentrian Lingkungan Hidup

Meskipun tahapan telah dilalui, namun temuan penelitian menunjukkan bahwa Inovasi SIM perpanjangan melalui SIM BOOKING di Satlantas Polres Kudus mengalami keluasan cakupan

Dari hasil uji statistik deskriptif juga menunjukkan bahwa sumber daya manusia di SKPD Kabupaten Lumajang memiiki kualitas yang sangat baik