• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Umum Penilaian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengertian Umum Penilaian"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Umum Penilaian

Penilaian:

Terjemahan dari kata Appraisal/Valuation.

Suatu proses pekerjaan yang dilakukan seorang penilai/appraiser dalam memberikan suatu estimasi dan pendapat (opini) tentang nilai ekonomis suatu properti baik berwujud maupun tidak berwujud berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode penilaian tertentu serta mengacu kepada prinsip-prinsip penilaian yang berlaku.

Penilai:

Perorangan yang telah lulus Ujian Sertifikasi Penilai serta memiliki lisensi dari Menteri Keuangan untuk menjalankan kegiatan penilaian.

(2)

Penilai memerlukan multi disiplin ilmu, artinya seorang penilai harus mempunyai pengetahuan tentang bermacam-macam disiplin ilmu.

Contoh:

Seorang Penilai Properti (Tanah dan Bangunan) harus memahami tentang:

 Hukum Pertanahan

 Hukum Pranata Bangunan  Teknologi Bangunan

 Konstruksi Bangunan  Perancangan Arsitektur

 Perencanaan dan Perancangan Kota  Bahan Bangunan

 Ekonomi Bangunan

 Manajemen Keuangan

 Manajemen Properti  Manajemen Pemasaran

(3)

Dalam penilaian, hasil penilaian dinyatakan dengan menggunakan istilah “Nilai”. Dalam penilaian, Nilai (Value) tidak selalu sama dengan Harga (Price) dan Biaya (Cost).

Pengertiannya:

Nilai adalah hasil guna dari suatu properti yang dinyatakan dalam suatu mata uang yang diperoleh melalui proses penilaian pada tanggal tertentu.

Harga adalah sejumlah uang yang disepakati oleh penjual dan pembeli di pasar.

Biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dalam melakukan pengadaan atau pembangunan suatu properti.

(4)

Tidak semua benda memiliki Nilai. Ada beberapa persyaratan agar suatu benda dapat memiliki Nilai, yaitu:

Memiliki daya guna

Ketersediaan terbatas

Pemilikannya dapat dipindahkan

Contoh:

Tanah berguna bagi manusia, ketersediaan tanah terbatas, untuk

dapat mendayagunakan harus membayar, maka tanah memiliki nilai

ekonomis.

Namun bila tanah itu merupakan jalur hijau, maka tanah tidak dapat

didayagunakan, jadi tanah dikatakan tidak memiliki nilai.

(5)

Dengan demikian faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada nilai suatu Properti baik internal maupun eksternal?

Faktor-faktor yang berpengaruh pada nilai:

Faktor fisik, alam dan lingkungan.

Faktor sosial, yang mencakup populasi penduduk, perubahan

kepadatan,

distribusi

geografis

kelompok

ras

masyarakat,

perkembangan pendidikan dan aktifitas sosial.

Faktor politik dan kebijaksanaan Pemerintah, yang mencakup

peruntukan, rencana tata kota, peraturan dan pembatasan pendirian

bangunan, kredit pemilikan properti.

Faktor ekonomi, ekonomi mikro dan makro, perubahan gaji,

(6)

Prinsip-prinsip dan dasar penilaian

Principle of Highest and Best Use

(Prinsip penggunaan yang terbaik dan tertinggi)

Principle of Supply and Demand

(Prinsip persediaan dan permintaan)

Principle of Substitution

(Prinsip pengganti)

Principle of Anticipation

(Prinsip keuntungan yang diharapkan properti)

Principle of Change

(Prinsip adanya perubahan-perubahan)

Principle of Conformity

(Prinsip kesesuaian)

Principle of Competition

(Prinsip persaingan)

Principle of Increasing and Decreasing Return

(Prinsip penambahan dan pengurangan pendapatan)

Principle of Consistent Use

(7)

Dalam penilaian dikenal beberapa macam nilai antara lain:

 Nilai Pasar

 Nilai Likuidasi  Nilai Asuransi

 Nilai Pengganti Baru

Definisi dari macam-macam nilai ini harus sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia 2002.

Nilai Pasar didefinisikan sebagai perkiraan jumlah uang pada tanggal penilaian, yang dapat diperoleh dari transaksi jual-beli atau hasil penukaran suatu aset antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang penawarannya dilakukan secara layak, dimana kedua pihak masing-masing mengetahui, bertindak hati-hati dan tanpa paksaan.

Nilai Likuidasi didefinisikan sebagai sejumlah uang yang mungkin diterima dari penjualan suatu properti dalam jangka waktu yang relatif pendek untuk dapat memenuhi jangka waktu pemasaran.

(8)

Ilustrasi dari Nilai Pasar sebagai berikut:

 High Price  No Buyer  Unable to sell

 Right Price  Only one buyer, few interested prospects  60 – 90 days to sell

 Low Price  Some prospective buyers and prospects  15 – 59 days to sell

 Cheap Price  Heaps of buyers and prospects  Sells immediately

Right price

Nilai Pasar

(9)

Proses Penilaian

Proses penilaian terdiri dari lima langkah dasar yaitu:

1. Memperjelas Tugas Penilaian.

2. Mengumpulkan dan menganalisa data.

3. Penggunaan 3 (tiga) metode/pendekatan.

4. Rekonsiliasi ketiga pendekatan dan menentukan estimasi Nilai.

5. Membuat kesimpulan nilai dan laporan penilaian.

Memperjelas Tugas Penilaian meliputi:

 Identifikasi properti.

 Kepemilikan properti yang dinilai.  Tujuan dan tanggal penilaian.

(10)

Tujuan Penilaian

Jenis Nilai Metode Penilaian

Tujuan penilaian: Data Tersedia

Penjualan atau pembelian

Jenis Nilai Menentukan Pendekatan Penilaian:

Pendekatan Data Pasar

(Market Data Approach)

Pendekatan Kalkulasi Biaya

Nilai Pasar (Cost Approach)

Pendekatan Pendapatan

(11)

Data yang diperlukan sebelum ke lokasi

 Sertifikat Tanah

 Sertifikat Hak Guna Bangunan (dicek masa berlaku sertifikat)  Bila sertifikat lebih dari satu (dicek apakah tanah berdampingan)  Hubungan pemilik dengan calon debitur (bila untuk tujuan jaminan)

 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

 Tahun dibangun.  Luas dibangun.

 Bila direnovasi/IMB sesudah renovasi.

 Peruntukan Tanah (bila diperlukan).  Gambar-gambar bangunan.

 Foto copy Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir.

(12)

Data yang harus dikumpulkan saat tinjauan ke lokasi:

 Catatan letak tanah yang dapat dengan jelas dipahami oleh pembaca

laporan

 Bentuk tanah

 Kontour tanah (bila tanah kosong)

 Letak tanah sebagai tusuk sate atau tidak, tanah sudut

 Batas tanah yang dinilai

 Cek ukuran tanah bila secara fisik meragukan (minimal cek panjang

dan lebar)

(13)

Informasi lainnya yang diperlukan

 Akses jalan menuju lokasi  Lingkungan disekitarnya

 Komplek perumahan/perkantoran/kawasan industri yang telah berkembang dengan baik

 Kondisi pasar setempat (baik atau buruk)

 Periksa rencana kota atas daerah sekitarnya  Kelebihan dan kekurangan properti yang dinilai

(14)

Metode Pendekatan Data Pasar

(Market Data Approach/Direct Market Comparison Method)

Membandingkan langsung antara properti yang dinilai dengan data properti yang sejenis yang sebanding (data dapat data penjualan atau data penawaran)

Nilai Indikasi = Harga Jual/Penawaran +/(-) Penyesuaian

Langkah-langkah yang diperlukan

1. Pengumpulan data

Data dicatat, sumber data

2. Analisa data

Data transaksi bagaimana? Tanpa paksaan! Data harus ada kesamaan dengan yang dinilai

3. Penyesuaian

Data disesuaikan dengan properti yang dinilai. Penyesuaian, misalnya waktu, lokasi, sifat fisik

(15)

Teknik Penyesuaian

Penilaian dengan Metode Perbandingan Data Pasar (Market Data Approach), diperlukan penyesuaian dari data yang dijadikan pembanding untuk menilai.

Penyesuaian data penting untuk dapat menghasilkan hasil penilaian yang akurat dan dapat dipercaya. Dari data pembanding yang diperoleh dilapangan, jarang sekali diperoleh data yang sama dengan properti yang dinilai. Data pembanding biasanya diperoleh dengan kondisi yang berbeda dari properti yang dinilai.

(16)

Penyesuaian Data Pembanding

Yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Waktu transaksi dari data yang digunakan untuk menilai

Kualitas dari properti data pembanding

Luas tanah dan luas bangunan data yang diperoleh

Spesifikasi properti data pembanding

Lokasi data pembanding

Lingkungan data pembanding

Perlengkapan properti pembanding

Kondisi data yang diperoleh, data transaksi atau data

penawaran

(17)

Ada 3 (tiga) macam metode yang dikenal untuk melakukan penyesuaian, yaitu:

 Metode tambah kurang (Pluses and Minuses Method)

 Metode jumlah rupiah (Rupiah Ammount Method)  Metode Persentasi (Percentage Method)

Catatan:

Dari data yang diperoleh, bobot/pembebanan yang lebih besar dilakukan bagi pembanding yang mempunyai perbedaan yang paling sedikit dengan properti yang dinilai

(18)

Kesimpulan Nilai

Nilai indikasi dari beberapa data pembanding dicari korelasinya hingga diperoleh Nilai dengan metode Perbandingan Data Pasar.

(19)

Pendekatan Biaya

(Cost Approach)

Menggunakan Pendekatan Biaya, Nilai Properti (Tanah dan Bangunan) diperoleh dengan menganggap tanah sebagai tanah kosong dan nilai tanah diperoleh dari data pasar. Nilai bangunan dihitung dengan pendekatan biaya

Nilai Properti = Nilai Tanah + (R. Cost New – Depresiasi)

Langkah-langkah yang diperlukan:

1.Dari Metode Perbandingan Data Pasar dicari nilai tanah (tanah dianggap tanah kosong). 2.Hitung biaya pembuatan baru (R. Cost New) bangunan dan sarana pelengkap lainnya. 3.Hitung depresiasi bangunan terdiri dari:

 Kerusakan fisik (Physical Deterioration)

 Kemunduran Fungsional (Functional Obsolescence)  Kemunduran Ekonomi (Economic Obsolescence)

4.Nilai Pasar Bangunan = Biaya Pembuatan Baru – Penyusutan

(20)

Penyusutan/Depresiasi

Penyusutan/Depresiasi didefinisikan sebagi Pengurangan Nilai dari Nilai Pembuatan Baru

Pengurangan Nilai dapat dari pemakaian, kerusakan, atau keadaan yang kurang baik. Mungkin juga faktor luar yang menyebabkan pengurangan nilai.

Penyusutan adalah jumlah penyusutan dari waktu membangun sampai saat penilaian Penyusutan meliputi:

1.Kerusakan Fisik (Physical Deterioration)

Rusak, lapuk, retak, mengeras atau kerusakan pada strukturnya. Pertimbangan disesuaikan dengan umur kondisi fisik yang ada.

2.Kemunduran Fungsional (Functional Obsolescence)

Perencanaan yang kurang baik, ketidakseimbangan yang berhubungan dengan ukuran, model, bentuk, dan umur

3.Kemunduran Ekonomis (Economic Obsolescence)

Faktor-faktor luar yang mempengaruhi seperti: Perubahan sosial, peraturan-peraturan pemerintah, dan peraturan-peraturan lain yang membatasi peruntukan dan lain-lain.

Dengan kata lain Kerusakan Fisik dan Kemunduran Fungsional adalah kerugian karena faktor-faktor internal yang terjadi atas properti yang dinilai. Sedangkan Kemunduran Ekonomis adalah kerugian karena faktor-faktor eksternal yang terjadi atas Properti yang dinilai.

(21)

Menghitung Kerusakan Fisik

Langkah untuk menentukan kerusakan fisik:

 Tentukan terlebih dahulu umur/masa manfaat bangunan

 Tentukan umur efektif bangunan (effective age) berdasarkan kondisi

bangunan.

Kondisi bangunan sangat dipengaruhi pemeliharaannya.

 Pemeliharaan yang jelek menyebabkan kondisi bangunan cepat menjadi

jelek.

 Pemeliharaan yang baik menyebabkan kondisi bangunan tetap baik.

Jadi dapat dikatakan adanya korelasi antara pemeliharaan dan umur efektif bangunan;

Pemeliharaan jelek, umur efektif nampak lebih tua. Pemeliharaan baik, umur efektif nampak lebih muda

(22)

Contoh:

Bangunan dibangun tahun 1989 dinilai tahun 1994. Pemeliharaan jelek, umur bangunan tampak seperti telah berumur 10 tahun. (umur manfaat diambil 40 tahun).

(23)

Menghitung Kemunduran Fungsional

Kemunduran fungsional disebabkan karena ketidakseimbangan

dari properti itu sendiri.

Contoh:

Bangunan contoh diatas yang luasnya 300 m

2

, memiliki 3 kamar

tidur yang ukurannya 2 x 2 m

2

. Kemunduran fungsi diperkirakan

5%.

Penyusutan Fisik

= 25%

Kemunduran Fungsional

= 5/100 x (100% - 25%) = 3,75%

Jumlah Penyusutan

= 25% + 3,75% = 28,75%

(24)

Menghitung Kemunduran Fungsional dan Kemunduran

Ekonomis

Contoh:

Sebuah bangunan gudang yang dibangun 1988, dinilai tahun 1994, tetapi pada nanti tahun 1999 semua bangunan daerah tersebut tidak diijinkan digunakan sebagai gudang.

Masa manfaat bangunan : 40 tahun

Umur bangunan : 6 tahun

Kemunduran Fungsional : 10 tahun

Kemunduran Ekonomis : 10 tahun

Kerusakan Fisik : 6/40 x 100% = 15%

Kemunduran Fungsional : 10/100 x (100% - 15%) = 8,5% Kemunduran Ekonomis : 10/100 x (100% - 15%) = 8,5%

Rumus:

Kemunduran Fungsional dan/atau Ekonomis = % kemunduran fungsional / Ekonomis x (100% - % kerusakan fisik)

(25)

Metode Kapitalisasi Pendapatan

(Income Approach)

Metode ini digunakan untuk menilai suatu harta tetap/properti yang dapat menghasilkan pendapatan karena sewa.

Apabila harta tetap/properti yang akan kita nilai tidak disewakan, kita dapat mengambil data sewa dari perbandingan sewa harta tetap/properti yang sejenis dilokasi dimana harta tetap/properti yang dinilai atau data sewa dilokasi yang sejenis

Dengan demikian dasar pemikiran dari Metode Kapitalisasi Pendapatan (Income Approach) yaitu:

Nilai pasar dari suatu harta tetap/properti kurang lebih sama dengan suatu modal yang mempunyai potensi untuk mendatangkan Pendapatan.

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat digunakan Metode Kapitalisasi Pendapatan (Income Approach), dalam menilai suatu harta tetap/properti komersial adalah:

 Pendapatan bersih pertahun tidak pernah berubah jumlahnya selama masa investasi

(26)

Dari pendapatan tahunan yang didiskontokan dapat disimpulkan bahwa:

Nilai Investasi = Pendapatan Bersih Tahunan ÷ i

Dari formula diatas, dapat dijabarkan Formula untuk Metode Kapitalisasi Pendapatan (Income Approach). Formula ini dikenal dengan IRV Formula sebagai berikut:

V = I ÷ I

Bilai i adalah tingkat pengembalian yang diwajibkan (Required Rate of Return) yang dalam IRV formula disebut R atau Tingkat Kapitalisasi (Capitalization Rate)

Maka rumus umum dalam Metode Kapitalisasi Pendapatan adalah sebagai berikut:

I= R x V

Keterangan:

I = Pendapatan bersih dari properti/harta tetap (Rp) R = Tingkat Kapitalisasi/Capitalization Rate (%) V = Nilai harta tetap/properti (Rp)

(27)

Langkah-Langkah Dasar yang Diperlukan

Ada 4 (empat) langkah dasar yang diperlukan untuk menerapkan Metode Kapitalisasi Pendapatan (Income Approach), yaitu:

 Menghitung pendapatan kotor dari properti, termasuk pendapatan

tahunan dari sumber lainnya

 Menghitung biaya operasional dari properti, meliputi biaya

variabel/variable expenses, beban tetap/fixed expenses dan beban cadangan untuk penggantian/reserves for replacement

 Menghitung pendapatan bersih dari properti yakni pendapatan kotor

dikurangi biaya operasional

 Proses Kapitalisasi dari properti yaitu proses memilih tingkat

kapitalisasi yang sesuai untuk properti yang dinilai.

Secara garis besar Skema Metode Kapitalisasi Pendapatan dapat diikuti pada Skema Metode Kapitalisasi Pendapatan.

(28)

Tingkat Kapitalisasi

Tingkat Kapitalisasi (Capitalization Rate) adalah gabungan dari tingkat suku bunga (Interest Rate) atau Return on an Investment dan Tingkat Pengembalian (Recapture Rate)

Ada 3 (tiga) Metode yang telah dikembangkan untuk membantu Penilai menentukan besarnya Tingkat Kapitalisasi (Capitalization Rate)

1. Comparative Sales Method/Metode Perbandingan Data Jual dan

Sewa

2. Band of Investment Method/Metode Pengembalian modal sendiri

dan modal pinjaman

Referensi

Dokumen terkait

Sistem tekanan positif beroperasi di atas tekanan atmosfer dan digunakan untuk memindahkan bahan dari sumber tunggal atau ganda untuk satu atau beberapa tujuan, jarak yang digunakan

Para raja dan intelektual Eropa dibuat bingung, mengapa di tengah badai sahara pasir bisa bermekaran kebun-kebun peradaban yang semakin meluas hingga menyentuh

terutama remaja putri Indonesia dan mengubah persepsi sosial yang

Naskah Panembahan Reso adalah naskah yang mengandung kritik politik yang sangat tajam dengan pernyataan sikap Rendra yang menolak keseragaman dan tidak adanya iklim dialog dalam

Alasan Gugatan Tidak Berdasar Hukum ; --- Bahwa Penggugat mengajukan gugatan oleh karena Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan

Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jumlah Jam Kerja Pada Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Barat,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul Pengaruh Return On Asset ,

Dari hasil penelitian ini dapat diungkapkan keanekaragaman jenis tumbuhan mangrove Taman Nasional Bali Barat tercatat sebanyak 18 suku yang terdiri atas 21 marga