• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian elektrolit berbasis air kelapa... Asri Wulansari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh pemberian elektrolit berbasis air kelapa... Asri Wulansari"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN ELEKTROLIT BERBASIS AIR KELAPA (Cocos nucifera) DAN EKSTRAK ROSELA (Hibiscus sabdariffa) SEBELUM TRANSPORTASI TERHADAP PROFIL LEUKOSIT DOMBA PRIANGAN THE EFFECT OF ADMINISTERING ELECTROLYTE BASED ON COCONUT WATER (Cocos nucifera) AND ROSELLE EXTRACT (Hibiscus sabdariffa) PRE-TRANSPORTATION ON THE LEUKOCYTE PROFILE OF PRIANGAN SHEEP

Asri Wulansari*, An-An Yulianti**, Elvia Hernawan** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad

e-mail: asriw21@gmail.com Abstrak

Transportasi menjadi kegiatan penting dalam industri peternakan, namun respon tubuh selama transportasi dapat mempengaruhi gambaran nilai leukosit dan diferensialnya yang berdampak mengubah profil leukosit (PL) sebagai cerminan imunitas tubuh. Penelitian bertujuan untuk mengetahui PL Domba Priangan sebelum dan sesudah transportasi yang diberi elektrolit berbasis air kelapa (EBAK) dan ekstrak rosela (ER). Penelitian melibatkan 20 ekor Domba Priangan jantan dengan kisaran bobot badan 17-21 kg. Metode yang digunakan eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan yaitu P0=

Kontrol (aquades 75 mL), P1= EBAK 75 mL + ER 25 mg, P2= EBAK 112,5 mL + ER 25 mg,

P3= EBAK 150 mL + ER 25 mg, masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Perlakuan

diberikan sesaat sebelum transportasi. Transportasi menggunakan mobil pick-up dengan waktu tempuh 6 jam dan jarak tempuh ±200 km. Profil leukosit yang diukur adalah nilai leukosit dan rasio nilai neutrofil/limfosit (N/L) sebagai indikator stres. Hasil pengamatan nilai leukosit P0(16,52x103/µL), P1(13,45x103/µL), P2(15,35x103/µL), P3(11,47x103/µL) dan rasio N/L P0(0,40), P1(0,25), P2(0,38), P3(0,52). Pemberian EBAK dan ER sebelum transportasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap PL Domba Priangan sesudah transportasi. Kesimpulan pemberian EBAK sampai tingkat 150 mL dan ER 25 mg pada Domba Priangan mampu mempertahankan PL tetap dalam batasan normal tanpa mengalami stres.

Kata Kunci : Transportasi, Profil Leukosit, Elektrolit, Domba Priangan Abstract

Transportation is an important activity in livestock industry, but body respons during transportation can influence leukocyte and its differentials values, it has an impact changes leukocyte profile as representation of imunity. The aim was to study leukocyte profile (LP) of Priangan sheep on pre and post-transportation which had electrolyte based on coconut water (EBCW) and roselle extracts (RE). This study involved 20 male Priangan sheep with body weight 17-21 kg. The experimental method was Completely Randomized Design with four treatments; P0=control (75 mL aquades), P1=EBCW 75 mL + RE 25 mg, P2=EBCW 112,5

mL + RE 25 mg, P3=EBCW 150 mL + RE 25 mg, and five replications. The electrolyte

treatment was administered pre-transportation. The transportation used a pick-up van for 6-hours and the distance ±200 km. The LP measurement is leukocyte values and ratio of neutrophil/lymphocyte values as stress indicator. Results showed the leukocyte values P0(16,52x103/µL), P1(13,45x103/µL), P2(15,35x103/µL), P3(11,47x103/µL) and ratio N/L P0(0,40), P1(0,25), P2(0,38), P3(0,52). The administration of EBCW and ER

(2)

pre-transportation was non-significant (P>0,05) on LP of Priangan sheep post-pre-transportation. The conclusion is the administration of EBCW up to 150 mL and RE at 25 mg to Priangan sheep can maintain LP in range normal without stress.

Keywords : Transportation, Leukocyte Profile, Electrolyte, Priangan Sheep

PENDAHULUAN

Transportasi seringkali menyebabkan kondisi tidak nyaman bagi ternak yang berpotensi menyebabkan stres (Minka dkk., 2007). Faktor-faktor yang memengaruhi yaitu jarak, lama perjalanan, tingkah laku ternak, bentuk pengangkutan, tingkat kepadatan, waktu pengangkutan, keadaan iklim, ketersediaan pakan dan minum, penanganan saat perjalanan, efektifitas perjalananan dan sifat kerentanan terhadap stres (Frandson dkk., 2009).

Selama transportasi, ternak umumnya tidak diberi pakan sementara kebutuhan energi tubuh meningkat, dalam upaya pemenuhannya dilakukan perombakan cadangan energi dari dalam tubuh (Campbell dkk., 2010). Selama proses tersebut, terjadi peningkatan panas yang masuk ke dalam tubuh dan berpotensi meningkatkan radikal yang terbentuk. Meningkatnya produksi radikal bebas yang tidak sebanding dengan antioksidan tubuh memicu terjadinya stres oksidatif (Minka dkk., 2007).

Sebagai bentuk adaptasi, domba berhomeostasis salah satunya dengan menyeimbangkan panas antara yang masuk dan keluar dari tubuh (Soeharsono dkk., 2010). Untuk menyeimbangkan panas yang masuk, tubuh melakukan pengeluaran panas melalui evaporasi, defekasi dan diuresis, dalam proses tersebut ion-ion penting seperti Na, K dan Cl turut keluar bersama air dari dalam tubuh sehingga berpotensi menyebabkan dehidrasi (Schaefer dkk., 1997). Kejadian dehidrasi dan stres oksidatif merupakan salah satu stressor yang dapat dialami selama transportasi.

Stressor berpengaruh besar terhadap sistem neuroendokrin. Rangsangan stres akan mengaktifkan kelenjar adrenal untuk menyekresi hormon katekolamin dan hormon glukokortikoid (Parker, 2004). Kedua hormon tersebut mengaktivasi laju perombakan cadangan energi, meningkatkan denyut jantung dan respirasi, namun demikian kerja hormon glukokortikoid berdampak pada sistem imunitas tubuh (Davis dkk., 2008).

(3)

Leukosit berperan dalam imunitas alami tubuh, antara lain sebagai pagosit, antigen dan antibodi (Campbell dkk., 2010). Peningkatan sekresi hormon glukokortikoid dapat mengganggu pembentukan sel-sel imun dan pembentukan berbagai sitokin yang diperlukan untuk respon imun (Mashaly dkk., 2004). Glukokortikoid secara langsung mampu menginduksi diferensial leukosit yaitu peningkatan neutrofil dan penurunan limfosit dalam darah, sehingga rasio neutrofil/limfosit mengalami perubahan (Kannan dkk., 2000). Perubahan neutrofil dan limfosit dalam bentuk rasio dapat menggambarkan kondisi tubuh mengalami gangguan atau tidak akibat stressor transportasi, sehingga rasio N/L dijadikan indikator stres pada tubuh (Sugito dkk., 2007).

Pengaruh glukokortikoid pada profil leukosit dapat diminimalkan dengan menurunkan tingkat stressor pada ternak. Oleh karena itu, diperlukan adanya pemberian elektrolit dan antioksidan yang dapat menekan kejadian dehidrasi maupun stres oksidatif (Bernandini dkk., 2012; Minka dkk., 2007). Salah satu elektrolit dan antioksidan yang dapat digunakan adalah air kelapa (Cocos nucifera) dan rosela (Hibiscus sabdariffa).

Air kelapa merupakan air yang diperoleh dari dalam buah kelapa yang bergizi tinggi, bersifat isotonis dengan cairan tubuh dan mengandung ion mineral identik dengan cairan tubuh seperti ion Na, K dan Cl (Yong dkk., 2009), yang diharapkan mampu menggantikan kemungkinan ion yang hilang secara cepat (Schaefer dkk., 1997). Sedangkan rosela kaya akan kandungan antioksidan seperti vitamin C, flavonoid dan senyawa fenol (Ramirez-Rodrigues dkk., 2011). Antioksidan alami mengandung senyawa-senyawa yang bekerja sinergis sehingga mampu menangkal radikal bebas lebih baik (Pokorny, 2012).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan level pemberian elektrolit berbasis air kelapa (EBAK) dan ekstrak rosela (ER) terhadap profil leukosit yang terdiri atas nilai leukosit dan rasio nilai neutrofil/limfosit (N/L), yang mampu mempertahankan profil leukosit dalam batas normal tanpa ternak mengalami stres.

(4)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini digunakan 20 ekor Domba Priangan jantan umur 12-14 bulan dan kisaran bobot badan 17-21 kg. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan yaitu P0 =

Kontrol (aquades 75 mL), P1 = EBAK 75 mL + ER 25 mg, P2 = EBAK 112,5 mL + ER 25

mg, P3 = EBAK 150 mL + ER 25 mg. Masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Untuk

melihat pengaruh perlakuan, dilakukan uji sidik ragam (ANOVA) dan uji jarak berganda Duncan.

Prosedur kerja yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap Pendahuluan

Dilakukan transportasi 20 ekor Domba Priangan jantan tanpa perlakuan untuk memperoleh persentase rataan penyusutan bobot badan. Hasil yang diperoleh sebesar 9,1% dan selanjutnya digunakan sebagai dasar pembuatan formula elektrolit.

2) Tahap Persiapan

Penyusunan formula EBAK dan ER berdasarkan hasil tahap pendahuluan. Pembuatan ekstrak rosela sesuai dengan prosedur Mohamed (2013) sedangkan pembuatan larutan EBAK dan ER dilakukan satu hari sebelum penelitian dilakukan.

3) Tahap Penelitian

Domba penelitian diberi necktag (kalung penanda) sesuai perlakuan dan ulangan masing-masing. Sebelum proses transportasi, domba ditimbang kemudian diambil sampel darah awal. Darah diambil dari vena jugularis dengan menggunakan spuit 5 mL. Darah dimasukkan ke vacumtube (ber-EDTA) dan disimpan sementara dalam termos es. Kemudian 30 menit sebelum ditransportasikan diberi EBAK dan ER sesuai perlakuan dan ulangan menggunakan botol dan alat cekok.

(5)

Pukul 09.00 WIB, domba ditransportasikan menggunakan mobil pick-up selama 6 jam dan rute transportasi di sekitar daerah Subang dengan jarak tempuh ±200 km. Kondisi jalan yang dilalui memiliki kontur banyak tikungan tajam dan tanjakan serta rusak cukup parah. Setelah transportasi, domba diturunkan dari mobil secara bertahap untuk ditimbang dan diambil sampel darah akhir (perlakuan pengambilan darah seperti sampel awal). Analisis profil leukosit yang meliputi jumlah leukosit, neutrofil dan limfosit menggunakan mesin hematology analyzer di Laboratorium Klinik Pramita Bandung. Kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Leukosit

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rataan nilai leukosit Domba Priangan sebelum transportasi berkisar antara 11,21-14,28 x 103/µL. Nilai tersebut berada dalam kisaran normal dan domba dinyatakan dalam keadaan sehat. Nilai leukosit sesudah transportasi menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan sebelum transportasi, dengan kisaran nilai antara 11,47-16,52 x 103/µL (Tabel 1.).

Nilai leukosit sebelum transportasi pada perlakuan R0 dan R2 relatif sama, akan tetapi sesudah transportasi R0 mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibanding R2 (Tabel 1.). Selain itu, perlakuan R1 dan R3 juga memiliki peningkatan yang lebih rendah dibandingkan R0. Hal tersebut mencerminkan adanya kecenderungan bahwa penambahan elektrolit dan antioksidan yang semakin tinggi membantu tubuh menghadapi stressor yang lebih baik sehingga mampu menekan peningkatan nilai leukosit sesudah transportasi (Gambar 1).

Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian elektrolit air kelapa dan ekstrak rosela pada domba yang ditransportasikan tidak memengaruhi jumlah leukosit (P>0,05). Peningkatan nilai leukosit menandakan bahwa tubuh merespon kehadiran stressor (Campbell dkk., 2010), dan sebagai sistem pertahanan tubuh yang utama dalam merespon infeksi atau benda asing (Tizard dkk., 2004).

(6)

Stressor berpengaruh besar terhadap sistem neuroendokrin. Respon SAM (Sympatho-Adrenal Medullary) axis terhadap stres menjadi indikator stres yang sensitif pada ternak (Parker, 2004) dan jika terdapat rangsangan stres melalui saraf langsung mengaktivasi medula adrenal untuk menyekresikan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) sebagai respon cepat dan dalam jangka waktu pendek (Campbell dkk., 2010) dan untuk jangka waktu panjang, melalui jalur hormonal yaitu HPA (Hipotalamus Pituitary Axis) yang mengaktifkan CRH (Corticotropin-releashing Hormon) di hipotalamus untuk merangsang pituitary anterior menyekresikan ACTH (Adreno-Cortico-Tropin Hormon) (Parker, 2004). Hormon ACTH kemudian merangsang korteks adrenal untuk menyekresikan glukokortikoid (Campbell dkk., 2010). Kedua hormon tersebut mengaktivasi laju perombakan cadangan energi, meningkatkan denyut jantung dan respirasi untuk membantu proses homeostasis, namun demikian kerja hormon glukokortikoid berdampak pada sistem imunitas tubuh (Davis dkk., 2008).

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Elektrolit Berbasis Air Kelapa dan Ekstrak Rosela Sebelum Transportasi Terhadap Profil Leukosit Domba Priangan

Peubah Perlakuan R0 R1 R2 R3 Nilai Leukosit (x103/µL) ST1 14,28±1,42 11,71±3,14 14,03±1,71 11,21±1,99 ST2 16,52±5,80 13,45±3,44 15,35±1,24 11,47±2,85 Rasio N/L ST1 0,64±0,14 0,18±0,06 0,35±0,20 0,24±0,14 ST2 0,40±0,24 0,25±0,08 0,38±0,21 0,52±0,32 Keterangan: ST1 = Sebelum Transportasi ST2 = Sesudah Transportasi

Pemberian elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela sebelum transportasi diduga turut dalam aktivitas metabolisme dan menjaga kebugaran tubuh ternak selama transportasi berlangsung. Adanya penambahan natrium dan kalium diduga membantu tubuh dalam merespon stressor, peningkatan level pemberian natrium dan kalium pada elektrolit diduga mampu menekan peningkatan nilai leukosit lebih rendah dibandingkan tanpa penambahan mineral (Gambar 1.).

(7)

Gambar 1. Selisih Rataan Nilai Leukosit dan Penambahan Level Mineral Natrium Kalium dalam Elektrolit

Mineral natrium dan kalium membantu proses homeostasis dalam tatalintas zat yang masuk kedalam sel serta menjaga keseimbangan osmolaritas cairan tubuh (Parker, 2004), dan adanya antioksidan menjaga keseimbangan oksidan tubuh ketika ativitas metabolisme meningkat (Ekanto dkk., 2011). Pemberian elektrolit dan antioksidan sebelum transportasi dapat menekan dampak negatif transportasi, salah satunya menekan peningkatan leukosit (Bernandini dkk., 2012; Minka dkk., 2007).

Nilai Rasio Neutrofil/Limfosit

Salah satu respon tubuh menghadapi stressor diketahui dengan adanya peningkatan hormon glukokortikoid, yang juga berdampak pada fluktuasi jumlah neutrofil dan limfosit dalam darah. Oleh karena itu, perubahan nilai neutrofil dan limfosit dapat menggambarkan atau dijadikan indikator stres pada ternak (Sugito dkk., 2007).

Rataan nilai rasio N/L Domba Priangan sebelum transportasi berkisar antara 0,18-0,64. Nilai tersebut masih normal sehingga domba dikatakan tidak stres. Sesudah transportasi nilai rasio N/L mengalami perubahan dengan kisaran nilai 0,25-0,52. Penurunan rasio N/L yang terjadi pada R0 dapat disebabkan oleh meningkatnya neutrofil dan limfosit dalam darah,

(8)

sedangkan pada perlakuan R1, R2, R3 peningkatan terjadi sebagai respon terhadap stressor yang ditandai meningkatnya neutrofil dan menurunnya limfosit (Tabel 1.).

Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian elektrolit air kelapa dan ekstrak rosela pada domba yang ditransportasikan tidak mempengaruhi rasio N/L (P>0,05). Meskipun tidak berbeda nyata dan terjadi peningkatan nilai rasio N/L, hasil penelitian berada dalam batasan normal karena berada pada nilai N/L normal yaitu 0,5 (Schalm, 2010). Hal tersebut diduga adanya peran dari elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela mampu menekan peningkatan yang terjadi dan cenderung mampu mengondisikan ternak tidak mengalami stres. Pernyataan tersebut sejalan dengan Bernandini, dkk. (2012) bahwa pemberian air yang cukup sebelum transportasi dapat menghindari kehilangan elektrolit selama transportasi.

Nilai neutrofil dan limfosit domba selama transportasi dipengaruhi oleh sekresi hormon glukokortikoid (Mashaly dkk., 2004). Glukokortikoid akan merangsang perpanjangan hidup neutrofil sehingga neutrofil akan meningkat dalam darah dan merangsang limfosit dikeluarkan dalam darah untuk disimpan dalam jaringan limfoid (Ramadhoni, 2008). Keberadaan reseptor glukokortikoid pada berbagai sel pembentuk sel-sel pertahanan akan mengganggu fungsi NF-κB yang mengatur gen pembentukan sitokin untuk pengaturan produksi sel-sel imun, yang mengakibatkan perubahan rasio N/L (Sugito dkk., 2007).

Pemberian elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela diduga mampu menekan peningkatan yang terjadi dan cenderung mampu mengondisikan ternak tidak mengalami stres. Pernyataan tersebut sejalan dengan Bernandini, dkk. (2012) bahwa pemberian air yang cukup sebelum transportasi dapat menghindari kehilangan elektrolit selama transportasi. Selama proses homeostasis, mineral natrium dan kalium dalam elektrolit diduga membantu dalam menjaga tekanan osmotik cairan tubuh, tatalintas metabolisme dan mempertahankan keutuhan sel-sel tubuh selama transportasi (Campbell dkk., 2010).

Adanya peran antioksidan dalam menjaga tubuh dari bahaya oksidan turut menekan peningkatan rasio N/L, sehingga potensi menumpuknya oksidan tubuh yang memicu stres oksidatif dapat dihindari (Ekanto dkk., 2011). Selain itu, posisi ternak dalam keadaan duduk saat transportasi membuat ternak nyaman terutama ketika terjadi guncangan dan tikungan,

(9)

ternak relatif tetap pada posisinya, hal ini tidak memicu stres psikis sehingga mengurangi faktor stres yang dihadapi ternak. Selama 6 jam perjalanan ternak masih mampu berhomeostatis dengan baik, sehingga tidak mengalami stres yang mengakibatkan nilai neutrofil dan limfosit darah dalam keadaan normal.

KESIMPULAN

Pemberian elektrolit berbasis air kelapa dan ekstrak rosela tidak memberikan pengaruh yang berarti, namun demikian pemberian EBAK sampai tingkat 150 mL dan ER 25 mg mampu mempertahankan profil leukosit berada dalam kisaran normal sehingga mengondisikan ternak tidak mengalami stres.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Sri Bandiati Komar Prayoga dan Kementrian Riset dan Teknologi atas bantuan dana yang diberikan. Terima kasih juga kepada PT. Agro Jaya Mulya, yang telah memfasilitasi penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bernardini, D., G. Gerardi, A. Peli, L. Nanni Costa, M. Amadori dan S. Segato. 2012. The Effects of Different Environmental Conditions on Thermoregulation and Clinical and Hematological Variables in Long-Distance Road-Transported Calves. Journal of Animal Science 90. Itali. 1183-1191.

Borell, E. H. von. 2001. The Biology of Stress and Its Application to Livestock Housing and Transportation Assessment. Journal of Animal Science Vol. 79. Jerman. 260-267. Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V.,

& Jackson, R. B. 2010. Biologi: Edisi ke Delapan, Jilid 3. Penerjemah: Wulandari, D. T. Penerbit Erlangga. Jakarta. 157-159.

Davis, A.K., D.L. Maney, and J.C. Maerz. 2008. The Use of Leukocyte Profiles to Measure Stress in Vertebrates: A Review for Ecologists. Functional Ecology 22. Ekanto, B., dan Sugiarto. 2011. Kajian Teh Rosella (Hibiscus sabdariffa) dalam

Meningkatkan Kemampuan Fisik Berenang (Penelitian Eksperimen Pada Mencit Jantan Remaja). Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol. 1 Edisi 2. Semarang. Frandson, R. D., Wilke, W. L., and Fails, A. D. 2009. Anatomy and Physiology of Farm

(10)

Kannan, G., T. H. Terrill, B. Kouakou, O. S. Gazal, S. Gelaye, E. A. Amoah dan S. Samake . 2000. Transportation of Goats: Effects on Physiological Stress Responses and Live Weight Loss. Journal of Animal Science 78. Amerika Serikat. 1450-1457.

Kassab, A. Y., dan A. A. Mohammed. 2014. Ascorbic Acid Administration as Anti-Stress Before Transportation of Sheep. The Egyptian Journal of Animal Production 51. Mesir. 19-25.

Mashaly, M.M., G.L. Hendricks, M.A. Kalama, A.E. Gehad, A.O. Abbas, and P.H. Patterson. 2004. Effect of Heat Stress on Production Parameters and Immune Responses of Commercial Laying Hens. Poultry Science 83. Mesir. 889-894.

Minka, N. S., and J. O. Ayo. 2007. Physiological Responses of Transported Goats Treated with Ascorbic Acid during The Hot-Dry Season. Journal of Animal Science. Nigeria. Mohamed, J., S. W. Shing., M. H. M. Idris., S. B. Budin., S. Zainalabidin. 2013. The

Protective Effect of Aqueous Extracts of Roselle (Hibiscus sabdariffa l. UKMR-2) Against Red Blood Cell Membrane Oxidative Stress in Rats with Streptozotocin-Induced Diabetes. Clinics 68(10). Malaysia. 1358-1363.

Obernier, J. A., Baldwin, R. L. 2006. Establishing an Appropriate Period of Acclimatization Following Transportation of Laboratory Animals. Ilar Journal of oxford. Washington. Parker, A. J. 2004. Water, Electrolyte and Acid-Base Transported Bos Indicus Steers.

Doctoral Thesis. James Cook University. Australia. 8.

Pokorny, Jan. 2007. Are Natural Antioxidants Better and Safer than Synthetic Antioxidants?. The Europe Journal of Lipid Science Technology 109. Republik Ceko. 629-642.

Ramadhoni, A. 2008. Efektivitas Pemberian Multivitamin dan Kajian Diferensiasi Leukosit pada Domba Priangan (Ovis aries) yang Mengalami Stres transportasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ramirez-Rodrigues, M. M., M. L. Plaza., A. Azeredo., M. O. Balaban., dan M. R. Marshal. 2011. Physicochemical and Phytochemical Properties of Cold and Hot Water Extraction fromHibiscus sabdariffa. Journal of Food Science Vol. 76 Nr. 3. Amerika Serikat.

Schaefer, A. L., S.D.M. Jones., dan R. W. Stanley. 1997. The Use of Electrolyte Solutions for Reducing Transport Stress. Journal of Animal Science 75. Kanada. 258-265.

Schlam. 2010. Veterinary Hematology Ed. 6. Wiley-Blackwell. Inggris. 837. Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Widya Padjadjaran. Bandung. 93-110.

Sugito., Manalu, W., Astuti, D.A., Handharyani E., dan Chairul. 2007. Efek Cekaman Panas dan Pemberian Ekstrak Heksan Tanaman Jaloh (Salix TetraspermaRoxb) Terhadap Kadar Kortisol, Triiodotironin dan Profil Hematologi Ayam Broiler. Jurnal Ilmiah Puslitbangnak Vol. 12 No.3. Bogor.

Tizard, I. R. 2004. Veterinay Immunology : An Introduction. Seventh Edition. Saunders College. Philadelphia. 28-97.

Yong, J. W. H., L. Ge., Y. F. Ng., dan S. N. Tan. 2009. The Chemical Composition and Biological Properties of Coconut (Cocos nucifera L.) Water. Journal of Molecules. Singapura.

Gambar

Gambar  1.    Selisih  Rataan  Nilai  Leukosit  dan  Penambahan  Level  Mineral  Natrium  Kalium  dalam Elektrolit

Referensi

Dokumen terkait

sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Tertutup pada 9 Mei 2018, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk diujikan

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan

Untuk memperbaiki model ITU dengan mengadopsi karakteristik hujan di Sumatera, masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan lebih banyak data pengamatan

Menurut Budiono, pelaksanaan HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:a) Keseimbangan antara

Secara umum konversi ransum antara kelompok ayam broiler yang disuplementasikan nira aren dengan perlakuan tanpa pemberian suplementasi nira aren menunjukkan adanya

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah sepantasnya berbangga karena PKSM ternyata tidak hanya berasal dari profesi petani bidang kehutanan, tetapi sangat beragam.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mencoba memanfaatkan iringan musik file MIDI secara optimal dengan menggunakan aplikasi yang ada pada smart phone pada

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kue kacang dengan perlakuan 0 (kontrol) dan 30% memiliki skor penerimaan yang tinggi, yaitu suka, sedangkan kue kacang dengan