• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPK Pemilihan Karyawan Teladan Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPK Pemilihan Karyawan Teladan Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

(STUDI KASUS : PT F.I.F (FEDERAL INTERNATIONAL

FINANCE))

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Jenjang Strata Satu pada STMIK Banjarbaru

OLEH :

AAN HIDAYAT

3101 0601 0885

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

DAN KOMPUTER BANJARBARU

(STMIK BANJARBARU)

BANJARMASIN

2011

(2)

ii

BANJARBARU(STMIK BANJARBARU)

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : AAN HIDAYAT

NIM : 310106010885

Program Studi : SISTEM INFORMASI

Judul Skripsi : SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DENGAN

LOGIKA FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS : PT. FIF (FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE))

Telah disetujui untuk disidangkan pada Sidang Skripsi Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Banjarbaru (STMIK BANJARBARU).

Banjarmasin, September 2011 Pembimbing Utama,

Ir. Rintana Arnie, M.Kom. Mengetahui : Ketua Jurusan Sistem Informasi,

(3)

iii

BANJARBARU(STMIK BANJARBARU)

PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : AAN HIDAYAT

NIM : 3101 0601 0885

Program Studi : SISTEM INFORMASI

Judul Skripsi : SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DENGAN LOGIKA FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS : PT. FIF (FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE))

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada jenjang Strata Satu Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Banjarbaru (STMIK BANJARBARU) pada tanggal ( 2011).

SUSUNAN TIM PENGUJI

NO NAMA PENGUJI JABATAN TANDA TANGAN

1 Ir. Rintana Arnie, M.Kom Ketua

2 Sekretaris

3 Anggota

Banjarmasin, 2011

Mengetahui, Mengesahkan

Ketua Jurusan Ketua STMIK Banjarbaru

Sistem Informasi

(4)

iv

Nama : AAN HIDAYAT

NIM : 3101 0601 0885

Program Studi : SISTEM INFORMASI

Judul Skripsi : SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DENGAN LOGIKA FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS : PT. FIF (FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE))

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini adalah tulisan saya sendiri, begitu pula kode-kode program yang disertakan pada laporan ini. Dan Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi lain, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang sama yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarmasin, 17 Desember 2011

(5)

v dibawah bimbingan Ir. Rintana Arnie, M.Kom.

ABSTRAK

Dalam proses penilaian kualitas karyawan, PT. FIF melakukan pemilihan karyawan teladan untuk memacu semangat karyawan dalam meningkatkan atau bahkan tetap mempertahankan dedikasi dan kinerjanya. Pemilihan karyawan teladan telah dilakukan secara periodik.

Proses pemilihan karyawan teladan bukan merupakan hal yang mudah. Selama ini pada PT. FIF cabang Batu Licin dalam pemilihan karyawan teladan nya dilakukan dengan cara memilih salah satu karyawan yang di rekomendasikan oleh karyawan-karyawan pada PT. FIF itu sendiri, cara pemilihan tersebut tentu memiliki banyak kekurangan terutama dari segi objektifitas serta belum ada nya kriteria yang terukur yang digunakan untuk menentukan siapa yang jadi karyawan teladan. Banyak kriteria-kriteria sebagai penilaian yang digunakan dalam proses pemilihan, dimana kriteria-kriteria tersebut didasarkan pada persepsi seseorang.

Pada penelitian ini digunakan metode fuzzy tsukamoto untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Variabel yang digunakan untuk perhitungan fuzzy pada sistem ini adalah variabel displin, loyalitas, komunikasi, absensi, probel solve dan hasil. Adapun himpunan fuzzy yang digunakan pada setiap variabel fuzzy adalah :RENDAH, CUKUP, TINGGI untuk variabel input dan CUKUP dan MEMUASKAN untuk variabel output. Dalam sistem ini fungsi keanggotaan yang digunakan untuk tiap-tiap variabel adalah representasi bentuk kurva bahu. Dalam sistem ini hasil perhitungan fuzzy pada program sama dengan perhitungan fuzzy dengan menggunakan alat bantu spreadsheet.

Kata Kunci : Algoritma Fuzzy Tsukamoto, Representasi bentuk kurva bahu , Pemilihan Karyawan Teladan, Disiplin, Loyalitas, Komunikasi, Absensi, Problem Solve.

(6)

vi dibawah bimbingan Ir. Rintana Arnie, M.Kom.

ABSTRACT

In the process of quality assessment of employees, PT. FIF conduct elections to boost morale for employee of the employee in improving or even maintaining their dedication and performance. Employee of the election has been conducted periodically.

Exemplary employee selection process is not an easy thing. During this time at PT. FIF Slippery Rock branch in its exemplary employee selection is done by selecting one that's recommended by staff employees at PT. FIF itself, the way the election would have many shortcomings, especially in terms of its objectivity and there has been no measurable criteria used to determine who's a model employee. Many of the assessment criteria as used in the selection process, in which these criteria are based on one's perception.

In this study Tsukamoto fuzzy method used to solve these problems. Variables used for the calculation of fuzzy on this system is variable discipline, loyalty, communication, attendance, probel solve and results. The fuzzy sets used in each fuzzy variable are: LOW, ENOUGH, HIGH for input variables; SATISFACTORY and ENOUGH for variable output. In this system membership functions are used for each variable is a representation of the curve shoulder. In this system the calculation of fuzzy on the same program with fuzzy calculations using the spreadsheet tool.

Keyword : Tsukamoto Fuzzy Algorithms, Representations of the curve shoulder, Exemplary Employee Selection, Discipline, Loyalty, Communication,

(7)

vii

telah melimpahkan segala Rahmat-Nya, penulis merasa bersyukur atas telah tersusunnya Skripsi yang berjudul “Sistem Penunjang Keputusan Untuk

Pemilihan Karyawan Teladan Dengan Logika Fuzzy Tsukamoto” untuk

melengkapi salah satu persyaratan yang diajukan dalam rangka menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Jenjang Strata Satu Program Studi Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Banjarbaru.

Penulis sungguh sangat menyadari, bahwa penulisan Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa‟nya selama pembuatan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Rintana Arnie, M,Kom yang telah bersedia meluangkan waktunya sebagai pembimbing skripsi.

3. Seluruh karyawan PT.FIF cabang Batulicin, tempat dilakukannya pengumpulan data.

4. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam pengerjaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang terdapat dalam Skripsi ini dan berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi khasanah pengetahuan Teknologi Informasi/Sistem Informasi di Indonesia.

Banjarmasin, 17 Desember 2011

(8)

viii

SKRIPSI ... i

PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Permasalahan Penelitian ... 3 1.2.1. Identifikasi Masalah ... 3

1.2.2. Ruang Lingkup Masalah ... 3

1.2.3. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 4

1.4. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II ... 6

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 6

2.1. Tinjauan Pustaka ... 6

2.2. Landasan Teori ... 7

2.2.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ... 7

2.2.2. Karakteristik dan Manfaat Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.2.3. Beberapa Keterbatasan SPK ... 9

2.2.4. Logika Fuzzy ... 9

2.2.5. Studi Kasus ... 14

(9)

ix

3.1. Analisa Kebutuhan ... 21

3.1.1. Sampel Data ... 21

3.1.2. Metode Pengumpulan Data ... 22

3.2. Perancangan Penelitian ... 23

3.2.1. Sumber Data dan Variabel Penelitian ... 23

3.2.2. Diagram Konteks ... 23

3.2.3. Use Case Diagram ... 24

3.2.4. Sequence Diagram ... 25

3.2.5. Activity Diagram... 26

3.2.6. Perancangan Database ... 27

3.2.7. Perancangan Input dan Output ... 30

3.3. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV ... 64

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1. Hasil ... 64 4.1.1. Tampilan Program... 64 4.1.2. Pengujian Program ... 77 4.2. Pembahasan ... 86 4.3. Implikasi Penelitian ... 88 BAB V ... 90 PENUTUP ... 90 5.1. Kesimpulan ... 90 5.2. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... 91

(10)

x

Tabel 3. 1. Sampel data karyawan ... 22

Tabel 4. 1. Uji BlackBox Form Jabatan ... 84

Tabel 4. 2. Uji BlackBox Form Karyawan ... 84

Tabel 4. 3. Uji BlackBox Form Input Domain Batas ... 84

Tabel 4. 4. Uji BlackBox Form Proses ... 85

(11)

xi

Gambar 2. 1. Himpunan Fuzzy pada variabel temperatur ... 12

Gambar 2. 2. Representasi Kurva Bentuk Bahu ... 13

Gambar 2. 3. Fungsi Keanggotaan Variabel Permintaan ... 15

Gambar 2. 4. Fungsi Keanggotaan Variabel Persediaan ... 16

Gambar 2. 5. Fungsi Keanggotaan Variabel Produksi Barang ... 17

Gambar 2. 6. Kerangka Pemikiran ... 20

Gambar 2. 7. Kerangka Pemikiran ... 20

Gambar 3. 1. Diagram Konteks ... 24

Gambar 3. 2. Use Case Diagram ... 25

Gambar 3. 3. Sequence Diagram ... 26

Gambar 3. 4. Activity Diagram ... 27

Gambar 3. 5. Desain Form Utama ... 30

Gambar 3. 6. Desain Form Login ... 30

Gambar 3. 7. Desain Form Jabatan ... 31

Gambar 3. 8. Desain Form Karyawan... 31

Gambar 3. 9. Desain Form Domain Input Batas ... 31

Gambar 3. 10. Desain Form Variabel ... 32

Gambar 3. 11. Desain Form Proses ... 32

Gambar 3. 12. Desain Form Operator ... 33

Gambar 3. 13. Desain Form Konfigurasi ... 33

Gambar 3. 14. Desain Laporan Karyawan ... 33

Gambar 3. 15. Desain laporan Hasil Fuzzy Tsukamoto ... 34

Gambar 3. 16. Variabel Disiplin ... 35

Gambar 3. 17. Varaibel Loyalitas ... 35

Gambar 3. 18. Variabel Komunikasi ... 36

Gambar 3. 19. Variabel Absensi ... 37

Gambar 3. 20. Variabel Problem Solve ... 37

Gambar 3. 21. Variabel Hasil ... 38

Gambar 3. 22. Variabel disiplin (75) ... 60

Gambar 3. 23. Variabel loyalitas (77,5) ... 60

(12)

xii

Gambar 4. 1. Tampilan antar muka awal program... 64

Gambar 4. 2. Tampilan antar muka menu login ... 65

Gambar 4. 3. Tampilan antar muka menu jabatan ... 65

Gambar 4. 4. Tampilan antar muka menu karyawan ... 66

Gambar 4. 5. Tampilan antar muka menu himpunan ... 66

Gambar 4. 6. Tampilan antar muka menu variabel ... 67

Gambar 4. 7. Tampilan antar muka menu proses ... 67

Gambar 4. 8. Tampilan antar muka menu operator ... 75

Gambar 4. 9. Tampilan antar muka menu konfig ... 76

Gambar 4. 10. Tampilan laporan karyawan ... 76

Gambar 4. 11. Tampilan Laporan Calon Karyawan Teladan ... 77

Gambar 4. 12. Source code procedure Run ... 78

Gambar 4. 13. Test case procedure Run() ... 78

Gambar 4. 14. Source code procedure compute_membership() ... 79

Gambar 4. 15. Source code fungsi fuzzifikasi ... 79

Gambar 4. 16. Test case fungsi bahu_kiri() ... 80

Gambar 4. 17. Test case fungsi segitiga() ... 80

Gambar 4. 18. Test case fungsi bahu_kanan() ... 81

Gambar 4. 19. Source code procedure Apply_Rule() ... 81

Gambar 4. 20. Source code fungsi Find_Min() ... 82

Gambar 4. 21. Test case fungsi Find_Min() ... 82

Gambar 4. 22. Source code procedure compute_output()... 83

Gambar 4. 23. Test case procedure compute_output() ... 83

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas karyawan pada sebagian besar perusahaan merupakan suatu permasalah yang sangat penting. Dengan adanya karyawan-karyawan yang berkualitas membuat suatu perusahaan dapat berdiri dengan kokoh, bertumbuh dan berkembang dengan pesat dan menjadi besar. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara semua karyawan dan pemimpin perusahaan.

PT F.I.F (Federal International Finance) cabang Batu Licin merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembiayaan sepeda motor secara ritel. Bagi pimpinan maupun pemilik dari PT F.I.F menganggap karyawan-karyawan yang bekerja di perusahannya merupakan roda penggerak yang sangat penting bagi kelangsungan perusahaan. Pemilihan karyawan teladan dilakukan secara periodik dengan tujuan agar karyawan selalu memacu semangat dalam dirinya untuk terus meningkatkan atau bahkan tetap mempertahankan dedikasi dan kinerjanya di perusahaan dari tahun ke tahun.

Proses pemilihan karyawan teladan tersebut bukan merupakan hal yang mudah. Selama ini pada PT. FIF cabang Batu Licin dalam pemilihan karyawan teladan nya dilakukan dengan cara memilih salah satu karyawan yang di rekomendasikan oleh karyawan-karyawan pada PT. FIF itu sendiri, cara pemilihan tersebut tentu memiliki banyak kekurangan terutama dari segi objektifitas serta belum ada nya kriteria yang terukur yang digunakan untuk menentukan siapa yang jadi karyawan teladan. Banyak kriteria-kriteria sebagai penilaian yang digunakan

(14)

dalam proses pemilihan, dimana kriteria-kriteria tersebut didasarkan pada persepsi seseorang. Kendala yang lain yang timbul dalam pemutusan pemilihan karyawan teladan adalah sering kali pimpinan sebagai pengambil keputusan masih mengandalkan intuisi (subjektif). Hal ini tentu saja menjadi sebuah kekurangan untuk menentukan tepat atau tidaknya seseorang terpilih sebagai karyawan teladan.

Logika fuzzy dengan penalaran tsukamoto adalah salah satu metode yang dapat diterapkan untuk membangun suatu sistem sebagai penyelesaian masalah tersebut. Metode ini telah banyak diterapkan untuk berbagai keperluan dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Beberapa penelitian diantaranya yang menerapkan metode ini adalah Ganjar Ramadhan dengan judulnya “Menentukan Harga Mobil Bekas Toyota Avanza Menggunakan Metode Tsukamoto” meneliti tentang penerapan fuzzy tsukamoto ke dalam suatu sistem yang bertujuan untuk membantu calon pembeli mobil Avanza bekas dalam menentukan harga yang pantas dibayar untuk membeli mobil tersebut. Penelitian tersebut melakukan proses terhadap variabel harga beli mobil baru, kondisi mobil sekarang, tipe/jenis mobil, dan tahun pembelian mobil. Hasil yang didapat berupa prediksi harga mobl bekas.

Oleh karena itu perlu dirancang dan dibangun sebuah sistem yang dapat mengatasi permasalahan diatas, yaitu dengan menerapkan logika fuzzy menggunakan penalaran tsukamoto pada sistem yang dapat memberikan solusi yang tepat dalam menentukan pemilihan karyawan teladan.

(15)

1.2. Permasalahan Penelitian 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka identifikasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu cara pemilihan karyawan teladan yang dilakukan dengan memilih salah satu karyawan yang di rekomendasikan oleh karyawan-karyawan pada PT. FIF itu sendiri, serta belum ada nya kriteria yang terukur yang digunakan untuk menentukan siapa yang jadi karyawan teladan. Banyak kriteria-kriteria sebagai penilaian yang digunakan dalam proses pemilihan, dimana kriteria-kriteria tersebut didasarkan pada persepsi seseorang.

1.2.2. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah untuk penelitian ini meliputi :

1. Kriteria-kriteria yang akan dipergunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah disiplin, loyalitas, komunikasi, absensi, dan problem solving. 2. Sistem pendukung keputusan ini disesuaikan dengan aturan yang berlaku di

PT. FIF cabang Batulicin.

3. Sistem pendukung keputusan ini hanya diperuntukkan untuk karyawan yang berkedudukan sebagai staf di PT.FIF cabang Batulicin.

1.2.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara membangun suatu aplikasi yang berfungsi sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam kasus pemilihan karyawan teladan pada PT. FIF cabang Batulicin dengan menerapkan metode fuzzy tsukamoto?

(16)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan membuat aplikasi serta menerapkan logika fuzzy tsukamoto dalam kasus pemilihan karyawan teladan PT. FIF cabang Batulicin.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan mengenai metode fuzzy tsukamoto beserta penerapannya.

2. Bagi PT. FIF cabang Batulicin, penelitian merupakan salah satu alternatif dalam menentukan calon karyawan teladan sesuai dengan kriteria yang ada di perusahaan tersebut.

3. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.4. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab yang terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang secara umum memberikan gambaran tentang hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini dilaksanakan, tujuan dan manfaat penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, sampai sistematika penulisan laporan.

(17)

Bab ini memberikan uraian sestematis mengenai literature yang dipergunakan dalam melakukan penulisan laporan skripsi sehingga diperoleh landasan teori, tinjawan pustaka, dan kerangka pemikiran yang relevan dan akurat.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi mengenai analisa kebutuhan, perancangan penelitian sampai teknik analisis data

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi mengenai hasil dari penelitian, pembahasan sampai implikasi penelitan.

BAB V : PENUTUP

Bagian terakhir ini akan memaparkan hal-hal yang dapat disimpulkan berdasarkan pembahasan sebelumnya beserta saran-saran yang sekiranya dapat diberikan untuk perbaikan dikemudian hari.

(18)

6

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai sistem pendukung keputusan pemilihan karyawn teladan bukanlah baru pertama kali ini dilakukan , sudah ada penelitian terdahulu tentang penerapan metode fuzzy tsukamoto tersebut. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ni Made Dwi Partawi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan Menggunakan Metode Fuzzy AHP”. Sistem tersebut memberikan saran urutan prioritas solusi pemilihan karyawan teladan berdasarkan kriteria intelegensia, kepribadian, sikap, fisik, teknis, dan kriteria manajerial serta masing-masing subkriteria dan sebagai pertimbangan oleh PT. BTCD dalam memilih karyawan.

Ganjar Ramadhan dengan judulnya “Menentukan Harga Mobil Bekas Toyota Avanza Menggunakan Metode Tsukamoto” meneliti tentang suatu sistem untuk membantu calon pembeli mobil Avanza bekas untuk menentukan harga yang pantas yang harus ia bayar untuk membeli mobil tersebut dengan metode Tsukamoto.

Hasil penelitian sebelumnya dapat menjadi informasi dan acuan bagi peneliti saat ini yang menerapkan metode yang sama. Penelitian-penelitian diatas berbeda dengan penelitian kali ini, dimana penelitian ini menerapkan metode Tsukamoto untuk membuat Sistem Penunjang Keputusan dalam pemilihan karyawan teladan menggunakan metode fuzzy tsukamoto.

(19)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem) merupakan suatu istilah yang mengacu pada suatu sistem yang memamfaatkan dukungan computer dalam proses pengambilan keputusan.Untuk memberikan pengertian tersebut, disini akan diuraikan definisi mengenai Sistem Pendukung Keputusan.Yaitu, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif,yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur (Rahman, 2011).

SPK atau Decission Support Sistem (DSS) adalah merupakan suatu kumpulan sistem yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan,yang selanjutnya dapat menunjang pengambilan keputusan dalam memperoleh data dan menguji beberapa alternatif-alternatif solusi yang mengandung konsekuensi-konsekuensi selama proses pemecahan masalah berlangsung.Atau boleh disebut merupakan aplikasi dari sebuah sistem informasi yang membantu proses pengambilan keputusan.

SPK tidak ditekankan untuk membuat keputusan, tetapi untuk melengkapi mereka yang terlibat dalam pengambilan keputusan dengan sekumpulan kemampuan untuk mengolah informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan dan sistem ini bukan dimaksudkan untuk mengganti pengambilan keputusan dalam membuat suatu keputusan,melainkan mendukung pengambil keputusan.

(20)

2.2.2. Karakteristik dan Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun yang tidak terstruktur dengan menambah kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.

2. Dalam proses pengolahannya, SPK mengkombinasikan penggunaan model – model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi – fungsi pencari/interogasi informasi.

3. SPK dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah.

4. SPK dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibel serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

Manfaat yang dapat diambil dari sistem pendukung keputusan ini :

1. SPK memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak teratur.

3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.

Walaupun mungkin saja SPK,tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan,namun ia dapat menjadi stimulant bagi

(21)

pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan (Parwati, 2009).

2.2.3. Beberapa Keterbatasan SPK

1. Ada beberapa kemapuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya ( pengetahuan dasar serta model dasar ).

3. Proses - proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia.Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambilan keputusan dalam melaksanakan tugas (Rahman, 2011).

2.2.4. Logika Fuzzy

2.2.4.1 Pengertian Logika Fuzzy

Dalam logika konvensional, nilai kebenaran mempunyai kondisi yang pasti yaitu benar atau salah (true or false), dengan tidak ada kondisi antara. Prinsip ini telah mendominasi pemikiran logika di dunia sampai sekarang. Tentu saja, pemikiran mengenai logika konvensional dengan nilai kebenaran yang pasti yaitu benar atau salah dalam kehidupan yang nyata sangatlah tidak mungkin. logika fuzzy menawarkan suatu logika yang dapat merepresentasikan keadaan dunia nyata (Kusumadewi & Purnomo, 2010).

Teori himpunan logika fuzzy di kembangkan oleh Professor Lofti A. Zadeh pada tahun 1965. Ia ber-pendapat bahwa logika benar dan salah dari logika

(22)

booleanlkonvensional tidak dapat mengatasi masalah gradasi yang berada pada dunia nyata.Untuk mengatasi masalah gradasi yang tidak terhingga tersebut, Zadeh mengembangkan sebuah himpunan fuzzy. Tidak seperti logika boolean, logika fuzzy mempunyai nilai yang kontinu. Fuzzy dinyatakan dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama.

Berdasarkan hal tersebut diatas Logika fuzzy dapat digunakan untuk memodelkan suatu permasalahan yang matematis, dimana konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.

Logikafuzzy merupakan generalisasi dari logika klasik (Crisp Set) yang hanya memiliki dua nilai keanggotaan yaitu 0 dan 1. Dalam logika fuzzy nilai kebenaran suatu pernyataan berkisar dari sepenuhnya benar sampai dengan sepenuhnya salah.

Fuzzy Logic berhubungan dengan ketidakpastian yang telah menjadi sifat alamiah manusia, mensimulasikan proses pertimbangan normal manusia dengan jalan memungkinkan komputer untuk berperilaku sedikit lebih seksama dan logis daripada yang dibutuhkan metode computer konvensional.

Pemikiran di balik pendekatan ini adalah pengambilan keputusan tidak sekadar persoalan hitam dan putih atau benar dan salah, namun kerapkali melibatkan area abu-abu, dan hal itu dimungkinkan.

2.2.4.2 Himpunan Fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu group yang mewakili suatu kondisi atau keadaa tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan

(23)

flA[x], memiliki dua kemungkinan, yaitu : Satu (I), yang berarti bahwa suatu item menjadi anngota dalam suatu himpunan atau Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan.

Pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1. Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy flA[ x] = 0 berarti x tidak menjadi anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy flA[ x] = 1 berarti x menjadi anggota penuh pada himpunanA.

Kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas terkadang menimbulkan kerancuan, karena memiliki nilai pada interval [0,1], namun interpretasi nilainya sangat berbeda. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang.

Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu :

a. Linguistik, yaitu penamaan suatu group yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti : Muda, Parobaya, Tua.

b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel seperti : 25,40,60.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami suatu sistem fuzzy, yaitu :

a. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu system fuzzy. Contoh : umur, temperatur, permintaan, dsb.

(24)

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

Contoh :

1. Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu : MUDA, PAROBAYA, TUA.

2. Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu : DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS.

DINGIN SEJUK NORMAL HANGAT PANAS

1

µ[x]

0 15 20 25 30 35 40

Gambar 2. 1. Himpunan Fuzzy pada variabel temperatur

c. Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan umtuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

Contoh :

1. Semesta pembicaraan untuk variabel umur : [0 +∞] 2. Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur : [0 40] d. Domain

(25)

semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan

fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan

bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.

Contoh domain himpunan fuzzy :

1. MUDA : [0 45]

2. PAROBAYA : [33 45]

3. TUA : [45 +∞]

2.2.4.3 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaan yang memiliki nilai interval antara 0 dan I. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi.

Salah satu representasi fungsi keanggotaan dalam fuzzy yang akan dipakai adalah representasi kurva bentuk bahu. Kurva yang bentuknya seperti bahu di sisi paling kanan dan paling kirinya. Himpunan fuzzy „bahu‟, bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy.

Bahu Kiri Bahu Kanan

1

µ[x]

0

a b c d e f

Gambar 2. 2. Representasi Kurva Bentuk Bahu

Ada dua keadaan himpunan fuzzy yang linear. Pertama, kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan nol [0]

(26)

bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi. Kedua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah.

2.2.4.4 Metode Tsukamoto

Dalam membangun sebuah sistem fuzzy dikenal beberapa metode penalaran, antara lain : metode Tsukamoto, metode Mamdani dan metode Sugeno. Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan dengan tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.

Misal ada 2 variabel input, var-1(x) dan var-2(y) serta 1 variabel output var-3(z), dimana var-1 terbagi atas 2 himpunan yaitu A1 dan A2 dan var-2 terbagi atas himpunan B1 dan B2. Sedangkan var-3 juga terbagi atas 2 himpunan yaitu C1 dan C2. (Kusumadewi, 2003).

Ada dua aturan yang digunakan yaitu:

[R1] IF (x is A1) and (y is B2) THEN (z is C1) [R2] IF (x is A2) and (y is B1) THEN (z is C2)

2.2.5. Studi Kasus

Suatu perusahaan makanan kaleng akan memproduksi makanan jenis ABC. Dari data 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000

(27)

kemasan/hari, dan permintaan terkecil mencapai 1000 kemasan/hari. Persediaan barang di gudang terbanyak mencapai 600 kemasan/hari, dan terkecil pernah mencapai 100 kemasan/hari. Dengan segala keterbatasannya, sampai saat ini perusahaan baru memproduksi barang maksimum 7000 kemasan/hari, untuk efisiensi mesin dan SDM tiap hari diharapkan perusahaan memproduksi paling tidak 2000 kemasan. Berapa kemasan makanan jenis ABC yang harus diproduksi, jika jumlah permintaan sebanyak 4000 kemasan dan persediaan di gudang masih 300 kemasan, apabila proses produksi perusahaan tersebut menggunakan 4 aturan fuzzy sebagai berikut :

[R1] IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK THENProduksi Barang BERKURANG;

[R2] IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT THENProduksi Barang BERKURANG;

[R3] IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK THENProduksi Barang BERTAMBAH;

[R4] IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT THENProduksi Barang BERTAMBAH;

Solusi :

Ada 3 variabel yang akan dimodelkan, yaitu :

1. Permintaan, terdiri atas 2 himpunan fuzzy : NAIK dan TURUN.

µ[x] TURUN NAIK

0,75 0,25 0

1000 4000 5000

(28)

Mencari nilai keanggotaan :

µPmtTURUN(4000) = (5000-4000)/4000 = 0,25

µPmtNAIK(4000) = (4000-1000)/4000 = 0,75

2. Persediaan, terdiri atas 2 himpunan fuzzy :SEDIKIT dan BANYAK.

SEDIKIT BANYAK

100 300 600

Gambar 2. 4. Fungsi Keanggotaan Variabel Persediaan

Mencari nilai keanggotaan :

µPsdSEDIKIT(300) = (600-300)/500 = 0,6 µPsdBANYAK(300) = (300-100)/500 = 0,4 µ[y] 1 0,6 0,4 0

(29)

3. Produksi, terdiri atas 2 himpunan fuzzy : BERKURANG dan BERTAMBAH.

BERKURANG BERTAMBAH

2000 7000

Gambar 2. 5. Fungsi Keanggotaan Variabel Produksi Barang

Cari nilai z untuk setiap aturan dengan menggunakan fungsi MIN pada aplikasi fungsi implikasinya :

[R1] IF Permintaan TURUN And Persediaan BANYAK THENProduksi Barang BERKURANG;

α-predikat1 = µPmnTURUN ᴖ PsdBANYAK

= min(µPmnTURUN(4000), µPsdBANYAK(300)) = min(0,25;0,4)

= 0,25

Lihat himpunan Produksi barang BERKURANG, (7000-z)/5000 = 0,25 z1 = 5750 [R2] IF Permintaan TURUN And Persediaan SEDIKIT

THENProduksi Barang BERKURANG; α-predikat2 = µPmtTURUN ᴖ PsdSEDIKIT

µ[z] 1

(30)

= min(µPmtTURUN(4000), µPsdSEDIKIT(300)) = min(0,25;0,6)

= 0,25

Lihat himpunan Produksi barang BERKURANG, (7000-z)/5000 = 0,25 z2 = 5750 [R3] IF Permintaan NAIK And Persediaan BANYAK

THENProduksi Barang BERTAMBAH; α-predikat3 = µPmtNAIK ᴖ PsdBANYAK

= min(µPmtNAIK(4000), µPsdBANYAK(300)) = min(0,75;0,4)

= 0,4

Lihat himpunan Produksi barang BERTAMBAH, (z-2000)/5000 = 0,4 z3 = 4000 [R4] IF Permintaan NAIK And Persediaan SEDIKIT

THENProduksi Barang BERTAMBAH; α-predikat4 = µPmtNAIK ᴖ PsdSEDIKIT

= min(µPmTNAIK(4000), µPsdSEDIKIT(300)) = min(0,75;0,6)

= 0,6

Lihat himpunan Produksi barang BERTAMBAH, (z-2000)/5000 = 0,6 z4 = 4000 Nilai z dapat dicari dengan cara sebagai berikut :

(31)

Jadi jumlah makanan kaleng jenis ABC yang harus diproduksi sebanyak 4983 kemasan.

(32)

2.3. Kerangka Pemikiran

(33)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Analisa Kebutuhan

Analisis kebutuhan perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui semua permasalahan serta kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan teladan. Analisis dilakukan dengan mencari dan menentukan permasalahan yang dihadapi, serta semua kebutuhan seperti analisis masalah, analisis sistem, masukan dan keluaran sistem, antarmuka sistem, serta fungsi-fungsi yang dibutuhkan.

Metode analisis merupakan langkah penting dalam perancangan perangkat lunak. Langkah ini sangat mempengaruhi perancangan yang dibuat beserta implementasinya. Kesalahan dan kekurangsempurnaan pada tahap ini dapat mengakibatkan kesalahan pada perancangan perangkat lunak, sehingga program tidak dapat diimplementasikan seperti yang diinginkan.

Variabel-variabel yang dipelukan dalam pembuatan sistem penunjang keputusan untuk pemilihan karyawan teladan dengan logika fuzzy tsukamoto pada PT. FIF cabang batulicin yaitu kedispilinan, loyalitas terhadap perusahaan, kemampuan komunikasi, tingkat kehadiran, dan kemampuan dalam memecahkan masalah sebagai variabel input dan variabel hasil sebagai variabel output.

3.1.1. Sampel Data

Data yang digunakan untuk mengelola sistem pendukung keputusan pemilihan calon karyawan teladan adalah 10 data karyawan yang diambil secara

(34)

acak yang meliputi data nama karyawan, jabatan, serta nilai-nilai kriteria masing-masing. Sampel data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 :

Tabel 3. 1. Sampel data karyawan

No. NAMA Jabatan

NILAI KRITERIA

Hasil Disiplin Loyalitas Komunikasi Absensi Problem

solving

1 Budiman Sales 90 70 80 100 75 83

2 Sigit Purnomo Surveyor 75 70 85 85 75 78

3 Bekti susilo Surveyor 90 90 85 100 85 90

4 Gazali Rahman Collector 85 75 75 90 85 82

5 Bahrina Fauzi Collector 70 70 75 80 70 73

6 Agung

Kurniawan Sales 85 85 85 100 80 87

7 Hadi Prasetyo Sales 70 80 70 95 75 78

8 Firmansyah Surveyor 90 85 90 75 80 84

9 Adi Kurniadi Collector 90 95 85 100 90 92

10 Ramdani Sales 80 75 75 85 75 78

3.1.2. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dan rumus-rumus yang diperlukan dalam kaitannya untuk menerapkan algoritma fuzzy tsukamoto. Hal ini dapat diperoleh dari buku-buku dan literatur lainnya.

2. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan mangadakan tanya jawab (wawancara) secara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan informasi.

3. Metode observasi

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan peninjauan langsung pada objek penelitian serta melakukan pencatatan mengenai hal-hal dan semua

(35)

kejadian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Observasi dilakukan di PT. FIF cabang Batulicin.

3.2. Perancangan Penelitian

3.2.1. Sumber Data dan Variabel Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari PT. FIF cabang Batulicin. Variabel penelitian yang digunakan berjumlah 5 variabel input dan 1 variabel output. variabel tersebut adalah sebagai berikut : X1= disiplin

X2 = loyalitas X3 = komunikasi X4 = absensi

X5 = problem solving (kemampuan memecahkan masalah) X6 = hasil inferensi

3.2.2. Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan gambaran umum mengenai interaksi yang terjadi antara sistem dengan admin. Diagram konteks dari sistem ini ditunjukkan pada gambar.

Pada diagram konteks digambarkan proses umum yang terjadi di dalam sistem. Terdapat komponen proses cluster dan external entity admin sebagai yang memasukkan input dan menerima output. Admin memasukkan jumlah cluster yang diminta untuk selanjutnya di proses. Setelah melakukan proses, sistem akan menghasilkan output berupa.

(36)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan Admin

Input Data Karyawan Input Variabel Disiplin Input Variabel loyalitas Input Variabel Komunikasi Input Variabel Absensi Input Variabel problem solving

Daftar calon karyawan teladan

Gambar 3. 1. Diagram Konteks 3.2.3. Use Case Diagram

Use case adalah konstruksi untuk mendeskripsikan bagaimana sistem terlihat dimata pengguna. Sasaran permodelan use case diantaranya adalah mendefinisikan kebutuhan fungsional dan operasional sistem dengan mendefinisikan skenario penggunaan yang disepakati antara pemakai dan pengembang (developer). Dari identifikasi aktor yang terlibat diatas maka use case diagram untuk sistem penunjang keputusan dalam pemilihan armada dapat dilihat pada

(37)

uc SPK pemilihan karyaw an teladan User Input Variabel v iew hasil Algoritma Fuzzy Tsukamoto Input Batas Atas dan

Batas Baw ah Variabel Input Variabel Disiplin Input Variabel Loyalitas Input Variabel Komunikasi Input Variabel Absensi Input Variabel Problem Solv ing

Gambar 3. 2. Use Case Diagram 3.2.4. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan disekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram teridiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequnce diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan

(38)

output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Masing-masing objek, termasuk aktor memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari suatu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi / metode dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.

sd SPK pemilihan karyaw an teladan

User

Hasil Database

Karyawan

Layar Algoritma Fuzzy

Tsukamoto Tampilan menu() Input variabel() Proses() Hasil Inferensi() Menampilkan hasil inferensi tsukamoto() Hasil Inferensi()

Gambar 3. 3. Sequence Diagram 3.2.5. Activity Diagram

Activity diagram adalah bagian dari UML yang digunakan untuk menggambarkan tahapan dari setiap proses bisnis yang ada agar lebih mudah memahami proses bisnis yang terjadi.

Dalam activity diagram tiap aktivitas direpresentasikan dengan rounded rectangle yang dihubungkan dengan anak panah untuk menggambarkan transisi

(39)

dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Activity diagram mulai dari initial state dan diakhiri dengan final state.

act SPK pemilihan... Mul ai Input Variabel Algoritma Fuzzy Tsukamoto Hasil Sel esai

Gambar 3. 4. Activity Diagram 3.2.6. Perancangan Database

Dalam Aplikasi ini dibutuhkan beberapa tabel sebagai berikut :

1. Tabel variabel, merupakan tabel yang menyimpan data-data variabel.

Field Name Data Type Field Size

Id Varchar 17

Nama Varchar 20

Status Varchar 1

2. Tabel batas, merupakan tabel yang meyimpan nilai-nilai himpunan pada masing-masing variabel.

(40)

Field Name Data Type Field Size Id Varchar 17 Variabel Varchar 17 Himpunan Varchar 20 NilaiBawah Double 0 NilaiTengah Double 0 NilaiAtas Double 0

3. Tabel karyawan, merupakan tabel yang menyimpan hasil perhitungan fuzzy tsukamoto terhadap karyawan.

Field Name Data Type Field Size

Id Varchar 17 NIK Varchar 20 NilaiDisiplin Double 0 NilaiLoyalitas Double 0 NilaiKomunikasi Double 0 NilaiAbsensi Double 0 NilaiSolve Double 0 Hasil Double 0 Tahun Date 0

4. Tabel jabatan, merupakan tabel yang menyimpan data master jabatan.

Field Name Data Type Field Size

Id Varchar 17

(41)

5. Tabel nik, merupakan tabel yang menyimpan data karyawan.

Field Name Data Type Field Size

NIK Varchar 20

Nama Varchar 30

Jabata Varchar 17

6. Tabel konfig, merupakan tabel yang menyimpan data profil intitusi.

Field Name Data Type Field Size

Nama Varchar 255

Alamat1 Varchar 255

Alamat2 Varchar 255

7. Tabel operator, merupakan tabel yang menyimpan data user.

Field Name Data Type Field Size

Id Varchar 17

Nama Varchar 100

Otoritas Varchar 17

Password Varchar 50

8. Tabel otoritas, merupakan tabel yang menyimpan data otoritas user terhadap aplikasi.

Field Name Data Type Field Size

Id Varchar 17

(42)

3.2.7. Perancangan Input dan Output

a. Tampilan Awal

Tampilan awal merupakan menu utama yang terdiri dari menu Data, Proses, Laporan, Alat, Masuk, dan Keluar. Didalam menu Data terdapat submenu Jabatan, Karyawan, dan Submenu Input Domain Batas.

Data Proses Laporan Alat Masuk Tutup

GAMBAR

Gambar 3. 5. Desain Form Utama

b. Form Login

Form Login merupakan form yang digunakan sebagai akses masuk kedalam program. Login Batal Nama Operator Otoritas Password DBEdit DBEdit DBLookupComboBox

Gambar 3. 6. Desain Form Login

c. Form Jabatan

Form Jabatan merupakan form yang digunakan untuk memasukkan data-data jabatan yang digunakan dalam aplikasi ini.

(43)

Ubah Tutup Nama Jabatan DBEdit

Grid

Baru Nama Jabatan

Gambar 3. 7. Desain Form Jabatan

d. Form Karyawan

Form karyawan merupakan form yang digunakan untuk memasukkan data master karyawan.

Ubah Tutup

NIK DBEdit

Grid

Baru Batal Hapus Simpan Nama Karyawan

Jabatan

DBEdit DBLookupComboBox

NIK Nama Karyawan Jabatan

Gambar 3. 8. Desain Form Karyawan

e. Form Input Domain Batas

Form ini merupakan form yang digunakan untuk memasukkan nilai-nilai dari himpunan-himpunan masing-masing variabel.

Tutup Grid

Jabatan DBLookupComboBox

No. Himpunan Nilai Bawah Nilai Tengah Nilai Atas

Gambar 3. 9. Desain Form Domain Input Batas

(44)

Form variabel merupakan form yang digunakan untuk memasukkan data-data varaibel. Ubah Tutup Grid Baru Nama Variabel

Gambar 3. 10. Desain Form Variabel

g. Form Proses Fuzzy Tsukamoto

Form ini berfungsi untuk melakukan proses fuzzy tsukamoto terhadap karyawan. Batal NIK DBEdit Grid OK Simpan Nama Karyawan Jabatan DBEdit

Nama Karyawan Tahun Disiplin Loyalitas Komunikasi Absensi Solve Hasil File Keluar DBEdit DBEdit b.bawah – b.atas DBEdit b.bawah – b.atas DBEdit b.bawah – b.atas DBEdit b.bawah – b.atas DBEdit

b.bawah – b.atas DBEdit Proses

Gambar 3. 11. Desain Form Proses

h. Form Operator

(45)

Edit Tutup Grid

Baru

Nama Operator Otoritas

Hapus Cari

Gambar 3. 12. Desain Form Operator

i. Form Konfig

Form ini digunakan untuk melakukan perubahan profil institusi.

Simpan Tutup Nama Institusi Alamat Kota DBEdit DBEdit DBEdit

Gambar 3. 13. Desain Form Konfigurasi

j. Laporan Karyawan

Output dari sistem berupa data karyawan keseluruhan dan juga dapat dilakuakn filter untuk karyawan perjabatan.

Logo Nama Perusahaan Alamat Perusahaan

LAPORAN KARYAWAN

No NIK Nama Karyawan Jabatan

Gambar 3. 14. Desain Laporan Karyawan

k. Laporan Hasil Fuzzy Tsukamoto

Output utama dari sistem, memuat nilai-nilai masing-masing kriteria beserta hasil.

(46)

Logo Alamat PerusahaanNama Perusahaan

LAPORAN DAFTAR CALON KARYAWAN TELADAN No NIK Nama Karyawan Tahun Absensi DisiplinKomunikasi Loyalitas Solve Hasil

Gambar 3. 15. Desain laporan Hasil Fuzzy Tsukamoto 3.3. Teknik Analisis Data

Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan dengan tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.

Tahapan dalam perancangan sistem fuzzy ialah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan model masukan dan keluaran system, dalam kasus ini terdapat 5 model masukan/variabel input yang terdiri dari : disiplin, loyalitas, komunikasi, absensi, probel solving (kemampuan memecakan masalah). Dan 1 model keluaran/variabel output : hasil.

2. Dekomposisi variabel model menjadi himpunan fuzzy, yaitu:

Dari variabel-variabel input dibentuk himpunan-himpunan fuzzy antara lain :

a. Variabel disiplin yang terdiri dari 3 himpunan fuzzy, yaitu : rendah, cukup, tinggi.

(47)

RENDAH CUKUP TINGGI

0 1

0 60 75 90

Gambar 3. 16. Variabel Disiplin

Fungsi keanggotaan :

... ..(3.1)

...(3.2)

...(3.3)

b. Variabel loyalitas yang terdiri dari 3 himpunan fuzzy, yaitu : rendah, cukup, tinggi.

RENDAH CUKUP TINGGI

0 1

0 70 82,5 95

Gambar 3. 17. Varaibel Loyalitas

Fungsi keanggotaan :

(48)

...(3.5)

...(3.6)

c. Variabel komunikasi yang terdiri dari 3 himpunan fuzzy, yaitu : rendah, cukup, tinggi.

RENDAH CUKUP TINGGI

0 1

0 65 77,5 90

Gambar 3. 18. Variabel Komunikasi

Fungsi keanggotaan ;

...(3.7)

...(3.8)

...(3.9)

d. Variabel absensi yang terdiri dari 3 himpunan fuzzy, yaitu : rendah, cukup, tinggi.

(49)

RENDAH CUKUP TINGGI

0 1

0 50 75 100

Gambar 3. 19. Variabel Absensi

Fungsi keanggotaan :

...(3.10)

...(3.11)

...(3.12)

e. Variabel problem solve yang terdiri dari 3 himpunan fuzzy, yaitu : rendah, cukup, tinggi.

RENDAH CUKUP TINGGI

0 1

0 70 80 90

Gambar 3. 20. Variabel Problem Solve

(50)

...(3.13)

...(3.14)

...(3.15)

f. Variabel hasil yang terdiri dari 2 himpunan fuzzy, yaitu : cukup, dan memuaskan.

CUKUP MEMUASKAN

0 1

0 50 95

Gambar 3. 21. Variabel Hasil

Fungsi keanggotaan ;

...(3.16)

...(3.17)

3. Pembuatan Aturan F uzzy

Dari ke lima variabel input dan sebuah variabel output yang telah didefinisikan, dengan melakukan analisa data terhadap batas tiap-tiap

(51)

himpunan fuzzy pada tiap- tiap variabelnya maka dibentuk 243 aturan fuzzy yang akan dipakai dalam sistem ini, yaitu :

1. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 2. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 3. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 4. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 5. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 6. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 7. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 8. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 9. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

10. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

11. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

(52)

12. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

13. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 14. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 15. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 16. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 17. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil cukup

18. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

19. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 20. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

21. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

22. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

23. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil cukup

(53)

24. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil cukup

25. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 26. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 27. IF disiplin tinggi AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND

absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 28. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 29. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 30. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 31. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 32. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 33. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 34. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 35. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

(54)

36. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

37. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

38. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

39. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

40. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 41. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 42. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 43. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 44. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil cukup

45. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

46. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 47. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND

(55)

48. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

49. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

50. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil cukup

51. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil cukup

52. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 53. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 54. IF disiplin tinggi AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND

absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 55. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 56. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 57. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 58. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 59. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

(56)

60. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 61. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 62. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 63. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

64. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

65. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

66. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

67. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 68. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 69. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 70. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 71. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND

(57)

72. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi cukup AND absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

73. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 74. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

75. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

76. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

77. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil cukup

78. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil cukup

79. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 80. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 81. IF disiplin tinggi AND loyalitas rendah AND komunikasi rendah AND

absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 82. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 83. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

(58)

84. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 85. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 86. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 87. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 88. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 89. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 90. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

91. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

92. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

93. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

94. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 95. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND

(59)

96. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 97. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 98. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil cukup

99. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi cukup AND absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

100. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 101. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

102. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

103. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

104. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil cukup

105. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil cukup

106. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 107. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND

(60)

108. IF disiplin cukup AND loyalitas tinggi AND komunikasi rendah AND absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 109. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 110. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 111. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 112. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 113. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 114. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 115. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 116. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 117. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi tinggi AND

absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

118. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

119. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

(61)

120. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

121. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 122. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil memuaskan 123. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi cukup AND problem solve rendah THEN hasil memuaskan 124. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 125. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND

absensi rendah AND problem solve cukup THEN hasil cukup

126. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi cukup AND absensi rendah AND problem solve rendah THEN hasil cukup

127. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve tinggi THEN hasil memuaskan 128. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND

absensi tinggi AND problem solve cukup THEN hasil cukup

129. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi tinggi AND problem solve rendah THEN hasil cukup

130. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve tinggi THEN hasil cukup

131. IF disiplin cukup AND loyalitas cukup AND komunikasi rendah AND absensi cukup AND problem solve cukup THEN hasil cukup

Gambar

Gambar 2. 1. Himpunan Fuzzy pada variabel temperatur
Gambar 2. 6. Kerangka Pemikiran
Tabel 3. 1. Sampel data karyawan
Gambar 3. 2. Use Case Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen krisis yang digunakan oeh humas Kanwil DJP Jateng II dalam upaya

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi menonton yang terdiri dari motivasi mendapatkan informasi, motivasi mendapatkan hiburan, motivasi akan identitas pribadi,

menggunakan model pembelajaran tipeMake a Match.. untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN. Tengkawang terhadap konsep energi dan perubahannya

Penekanan kepada orang tua/pengantar: Mari kita memperkatakan berkat dan berdoa untuk anak- anak kita supaya mereka bisa merasa aman di dekat papa,.. mama, mbak, suster,

Di lapangan, PKDTK diaplikasikan sebagai program yang dirancang melalui proses peningkatan pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan (pendidikan), dari, oleh, untuk dan bersama

sebagai berikut: sebuah struktur yang sangat organik dengan minimal formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang tinggi berdasar pendidikan formal; para spesialis akan memiliki

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan peneliti, khususnya tentang hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan

letaknya yang lebih jauh dari pada bintang yang terlihat terang... &ecara teori "isika, perbedaan !arna cahaya yang dipancarkan oleh suatu  benda yang panas menandakan