BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun
bangsa dan negara. Pendidikan juga memegang peranan penting dalam
mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut UU no. 20 tahun 2003
tentangsistempendidikannasionaldisebutkanbahwapendidikannasionalbertujua nuntukmengembangkankemampuanpotensipesertadidik agar menjadimanusia yang berimandanbertaqwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiridanmenjadiwarga Negara demokrasisertabertanggungjawab.1
Untuk itu upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan
perubahan secara menyeluruh ke arah yang lebih baik, , hal ini sesuai dengan
firman Allah Swt. surah Ar-Ra’d ayat 11.
Dalamayattersebutdijelaskanbahwainginmendapatkualitas yang baiktentunyaperubahanituharusdilakukandanperubahanitudapatterjadiapabila manusiaitusendirimencarijalankeluarnya.Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk itu diperlukan
suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan
materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Strategi yang baikadalahbiladapatmelahirkanmodel pembelajaran yang
baik pula, sebabmodeladalahmerupakansuatucarapelaksanaanstrategi.
Dengandemikianstrategipendidikanislamadalahseperti yang ditunjukkan
Allahdalamfirman-Nya, antara lain:
Surat Al-Qashash ayat 77 :
Artinya : “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan
bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa
mencapai hasil belajar yang lebih baik.Ukurankeberhasilanmengajar guru
utamanyaterletakpadaterjaditidaknyameningkatkanhasilbelajarsiswa.2
Dari serangkaian proses penilaian, ternyata untuk mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal tersebut
diketahui dari dokumen hasil ulangan umum dan nilai raport yang belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil observasi pada
semester 1 tahun 2013/2014, yaitu siswa kelas IV MIN Tengkawang dari 11
orang siswa hanya 4 orang (36%) yang berhasil mencapai ketuntasan
minimal, sedangkan 7 orang (67%) masih dibawah nilai ketuntasan minimal
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu 60. Siswa masih belum
menguasai konsep, siswa hanya terbiasa menghafal dan tidak mendalami
maknanya. Hal ini disebabkan pada saat pembelajaran dilakukan, guru sering
menggunakan model ceramah. Siswa hanya mendengar informasi dari guru
tanpa adanya bertanya ataupun memberi respon. Saat pembelajaran siswa
menjadi kurang aktif dan kreatif, motivasi dan perhatian siswa untuk
mempelajari materi menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena model
pembelajaran yang monoton yang selalu digunakan guru akan mengurangi
2
motivasi siswa untuk belajar karena siswa merasa jenuh dengan pola
pembelajaran yang sama secara terus-menerus. Masalah-masalah tersebut
berdampak pada rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dikelas IV
MIN Tengkawang.
Jika masalah tersebut tidak dicarikan alternatif pemecahan
masalahnya, maka mengakibatkan kelas akan kurang berpusat pada siswa.
Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep
yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan
pemecahan masalah yang diberikan.Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.
Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa
atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas
permasalahan atau konsep yang dipelajari.Pembelajaran yang bersifat satu
arah menjadikan guru hanya sebagai sumber informasi satu-satunya. Siswa
menjadi tidak bergairah, kurang aktif, tidak termotivasi untuk belajar dan
bosan untuk mempelajari materi Ilmu Pengetahuan Alam. Penguasaan
konsep dan hasil belajar siswa tetap rendah. Kalau hal ini terus terjadi, maka
tujuan pendidikan nasional dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia tidak akan tercapai. Dalam hal ini guru diharapkan mampu dan
mau menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat
membangkitkan daya kreatifitas dan motivasi untuk belajar secara mandiri
dan bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompok-kelompok belajar
siswa.3
3
Kustaniah, Meningkatkan hasil belajar menggunakan metode tugas terbimbing,(Banjarmasin, SDN Sungai Lulut 7, 2010), h.5
Untuk memecahkan masalah diatas perlu diterapkan suatu model
tertentu dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara
keseluruhan, memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya
secara maksimal sekaligus mengembangkan aspek kepribadian seperti kerja
sama, bertanggung jawab dan disiplin. Menurut Muhammad Nur mengatakan
bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa,
memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggung
jawab.Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata
pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang
kompleks. Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dianggap
peneliti dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dan juga menyenangkan
dalam proses belajar-mengajar adalah model pembelajaran Make a Match.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti
berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Tipe Makea
MatchPada Pokok Bahasan Energi dan Perubahannya Siswa Kelas IV MIN
Tengkawang Tahun Pelajaran 2013/2014“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
Tengkawang kelas IV dari 11 orang siswa hanya 36 % siswa yang
mencapai ketuntasan minimal yang sudah ditentukan.
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran karena guru lebih
banyak menggunakan ceramah yang lebih berpusat ke guru.
3. Kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif
masih terbatas.
C. Rumusan masalah
Berdasarkanuraianlatarbelakangdan identifikasi masalah tersebut di
atasmakapermasalahandalampenelitianinidapatdirumuskan, sebagai berikut :
a. Bagaimanaaktifitas guru pada proses pembelajaran di MIN Tengkawang
dengan menggunakan model pembelajaran tipeMakea Match?
b. Bagaimanaaktifitas siswa pada proses pembelajaran di MIN Tengkawang
terhadap konsep energi dan perubahannya dengan menggunakan model
pembelajaran tipeMake a Match?
c. Apakah dengan Model Pembelajaran tipe Make a Match (Mencari
Pasangan)dapat meningkatkanhasil belajar konsep energi dan
perubahannya di kelas IV MIN Tengkawang Tahun Pelajaran
2013/2014?
D. Cara Pemecahan Masalah
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV MIN
Tengkawang tahun ajaran 2013/2014, penulis memilih tindakan dengan
menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match(mencari pasangan).
Penulis menganggap model pembelajaran tipe Make a Match(mencari
pasangan) sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
karena pembelajaran tipe Make a Match(mencari pasangan) salah satu tipe
atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.Penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terutama pada konsep energi dan
perubahannya.
Adapunrencanapemecahanmasalah yang
akanditempuhadalahsebagaiberikut :
1. Tahap menyajikan materi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan dengan media gambar tentang konsep energi dan
perubahannya. Siswa menyimak dan mencatat informasi dan penjelasan
guru.
2. Mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 2 kelompok 4 orang siswa dan 1 kelompok 3 orang
siswa.
3. Menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu
4. Memulai model pembelajaran dengan memberikan kartu yang berisi
jawaban dan kartu yang berisi pertanyaaan.
5. Melakukan evaluasi dengan memberika soal-soal yang dikerjakan secara
individual.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan dari cara memecahkan masalah diatas, dapat
dikemukakan hipotesis penelitian, sebagai berikut : dengan menerapkan
model pembelajaran tife Make a Match(mencari pasangan), dapat
meningkatkan hasil belajar pokok bahasan energi dan perubahannya pada
siswa kelas IV MIN Tengkawang tahun pelajaran 2013/2014
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkanrumusanmasalah yang telahdikemukakan di
atasmakapenelitianinibertujuan:
a. untuk mengetahui aktifitas guru pada proses pembelajaran di MIN
Tengkawang dengan menggunakan model pembelajaran tipeMake a
Match.
b. untuk mengetahuiaktifitas siswa pada proses pembelajaran di MIN
Tengkawang terhadap konsep energi dan perubahannya dengan
c. untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MIN
Tengkawang terhadap konsep energi dan perubahannya dengan
menggunakan model pembelajaran tipeMake a Match.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkandaripenelitianiniadalahsebagaiberikut:
a. ManfaatTeoritis Penelitianinidapatdijadikansebagaikajiandalammenelaahpengetahuanmen genai model pembelajaranpadapelajaranIlmuPengetahuanAlampokokbahasanenergida nperubahannya. b. ManfaatPraktis 1) Bagi Guru a) Meningkatkansemangatmengajar guru b) Meningkatkankualitasilmupengetahuanbagi guru
c) Menambahpengetahuan guru dalammemilihstrategidan modelyang
tepatuntukpengajaran.
2)Bagisiswa
a) Meningkatkanperanaktifsiswadalam proses belajarmengajar
b) Meningkatkanprestasibelajarsiswa
c) Menambahsemangatbelajarsiswa
3) Bagi sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah itu sendiri dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar pada khususnya dan sekolah pada umumnya
H. SistematikaPenulisan
Secaragarisbesarlaporanpenelitianiniterbagimenjaditigabagianyaitubag
ianawal ,bagianisi, danbagianakhir.
Bagianawalberisihalamansampul, halamanjudul,
pernyataankeasliantulisan, persetujuan,pengesahan, abstrak, kata pengantar,
daftarisi, daftartabel, daftargambargrafikdandaftarlampiran.
Bagianisiskripsiterdiridarilimababyaitu:
Bab I Pendahuluanberisitentanglatarbelakangmasalah,
identifikasimasalah, rumusanmasalah, caramemecahkanmasalah,
hipotesistindakantujuanpenelitian, manfaatpenelitiandansistematikapenulisan.
Bab II landasanteoriberisitentangproses
belajarmengajarIlmuPengetahuanAlam di MI/SD, modelpembelajaranMake a
Match(MencariPasangan), prestasibelajarIlmuPengetahuanAlam.
Pokokbahasanenergidanperubahannya, hasilbelajar.
Bab. III Modelpenelitian yang berisitentangsetting penelitian, siklus
PTK,subyekdanobjekpenelitian, data dansumber data,
teknikdanalatpengumpul data, indikatorkinerja, prosedurpenelitian,
Bab IV
Hasilpenelitianberisitentanghasilpenelitiandanpembahasandarihasilpenelitian
PTKini.
Bab V Penutupberisitentangsimpulandan saran-saran yang
perludisampaikandaripenelitianini.