SURAT PERJANJIAN
SURAT PERJANJIAN KERJASAMKERJASAMAA ANTARA
ANTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CABANG MALANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CABANG MALANG
DENGAN DENGAN PERUSAHAAN ... PERUSAHAAN ... TENTANG TENTANG
PENYEDIA BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PENYEDIA BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Nomor
Nomor : ...: ... Nomor
Nomor : ...: ... Pada hari ini --- tanggal (
---Pada hari ini --- tanggal ( --- tanggal, bulan, dan tahun dalam huruftanggal, bulan, dan tahun dalam huruf --- ), bertempat--- ), bertempat di (
----di ( ---- nama tempatnama tempat ---- ) yang beralamat di ( --- ) yang beralamat di ( --- alamat lengkapalamat lengkap --- ) telah diadakan--- ) telah diadakan penandatanganan Surat Perjanjian Kerj
penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasamaasama Penyediaan bahan makanan ---Penyediaan bahan makanan --- untuk Rumah sakit ---, antara:
--- untuk Rumah sakit ---, antara: 1. : (
----1. --- : ( ---- jabatan jabatan ---- ) yang beralamat di ( --- ) yang beralamat di ( --- alamat lengkapalamat lengkap --- ) dalam--- ) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama jabatannya yang selanjutnya hal ini bertindak untuk dan atas nama jabatannya yang selanjutnya disebut sebagai
disebut sebagai PIHAK PERTAMAPIHAK PERTAMA.. 2. : (
----2. --- : ( ---- jabatan jabatan ---- ), yang berkedudukan di ( --- ), yang berkedudukan di ( --- alamat lengkapalamat lengkap --- ),--- ), dalam hal ini bertindak dan atas nama
dalam hal ini bertindak dan atas nama jabatannya, jabatannya, yang yang selanjutnyaselanjutnya disebut sebagai
disebut sebagai PIHAK KEDUAPIHAK KEDUA..
Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Kerjasama penyediaan Dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Kerjasama penyediaan bahan
bahan makanan makanan --- --- untuk untuk Rumah Rumah sakit sakit --- ---dengan ketentuan yang diatur dalam 15 (lima belas) pasal, sebagai
dengan ketentuan yang diatur dalam 15 (lima belas) pasal, sebagai berikut:berikut: Pasal 1
Pasal 1
PENGERTIAN-PENGERTIAN PENGERTIAN-PENGERTIAN
Dalam Perjanjian Pengadaan bahan makanan berikut ini, istilah di bawah ini diartikan Dalam Perjanjian Pengadaan bahan makanan berikut ini, istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:
sebagai berikut: 1.
1. “Kontrak “Kontrak ”, berarti perjanjian kerjasama antara”, berarti perjanjian kerjasama antara PIHAK PERTAMAPIHAK PERTAMA dengandengan PIHAKPIHAK KEDUA
KEDUA dalam pelaksanaan Pengadaan bahan makanan ---dalam pelaksanaan Pengadaan bahan makanan ---untuk
untuk Rumah Rumah sakit sakit --- ---2.
2. “Harga Kontrak “Harga Kontrak ”, berarti harga yang telah disetujui dan disepakati oleh”, berarti harga yang telah disetujui dan disepakati oleh PIHAK PIHAK PERTAMA
PERTAMA dengandengan PIHAK KEDUAPIHAK KEDUA dalam rangka pembiayaandalam rangka pembiayaan pelaksanaan Pengadaan pelaksanaan Pengadaan bahan makanan
---- bahan makanan --- --- untuk untuk Rumah sakit ---Rumah sakit ---
▸ Baca selengkapnya: perjanjian kerjasama catering
(2)---Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaan Pengadaan bahan makanan --- untuk Rumah sakit ---.
2. PIHAK KEDUA menerima penugasan tersebut serta sanggup melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu dan spesifikasi teknis yang diminta oleh PIHAK PERTAMA.
3. Ruang lingkup yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA adalah pengadaan dan pengiriman --- untuk Rumah sakit
--- hingga bahan makanan tersebut sampai di Rumah sakit umum daerah yang telah ditentukan, yang terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut sebagai berikut:
No Nama Jumlah Keterangan
spesifikasi 1
2
PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
1. Hak PIHAK PERTAMA
a. Melakukan evaluasi dan penilaian atas pengadaan bahan makanan yang diberikan PIHAK KEDUA;
b. Mendapatkan data dan informasi tentang Sumber didapatkan bahan makanan yang berasal dari PIHAK KEDUA;
c. Menerima laporan bulanan yang mencakup pencatatan atas jumlah yang dikirim; d. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam hal
terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA dalam Perjanjian ini;
e. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak memberikan tanggapan terhadap peringatan tertulis yang dilakukan PIHAK PERTAMA;
f. Mengakhiri Perjanjian (tidak melanjutkan kerjasama) apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas dengan baik, dan mengingkari isi perjanjian;
2. Kewajiban PIHAK PERTAMA :
a. Membayar biaya penyediaan bahan makanan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada Rumah sakit umum daerah, secara tepat waktu sesuai tagihan yang diajukan berdasarkan ketentuan dan prosedur yang telah disepakati PARA PIHAK ;
b. Membayar biaya penyedia bahan makanan sebagaimana huruf a, wajib dilakukan tepat waktu untuk menjaga likuiditas PIHAK KEDUA
3. Hak PIHAK KEDUA
a. Memperoleh informasi tentang tata cara pembayaran atas pelayanan kesehatan yang diberikan PIHAK KEDUA;
b. Memperoleh pembayaran atas pengadaan bahan makanan yang sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang disepakati PARA PIHAK ;
4. Kewajiban PIHAK KEDUA
a. Menyediakan bahan makanan yang baik sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan oleh kedua belah pihak;
b. Menyediakan data dan informasi tentang Sumber didapatkan bahan makanan yang di distribusikan oleh PIHAK KEDUA dan informasi lain tentang pengadaan bahan makanan yang tidak diketahui PIHAK PERTAMA;
d. Menyediakan petugas sebagai tenaga pendistribusi bahan makanan sesuai dengan pengarahan PIHAK KEDUA;
e. Menyediakan petugas yang bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan terhadap bahan makanan yang dikirim dan spesifikasinya harus sesuai dengan perjanjian yang
sudah disepakati kedua belah pihak dan harus sesuai prosedur yang berlaku; Pasal 4
SPESIFIKASI TEKNIS 1. SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
(lihat di lampiran)
2. JUMLAH BAHAN MAKANAN (lihat di lampiran)
Pasal 5 PENGIRIMAN
1. PIHAK KEDUA harus menyediakan barang-barang seperti dimaksud pasal 2 di atas dengan baik sesuai spesifikasi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, untuk dapat bertahan terhadap penanganan yang buruk selama transit, cuaca buruk, garam dan hujan
selama transit, atau akibat gudang terbuka.
2. Semua bahan makanan sesuai dengan pasal 2 diatas, harus dikirim oleh PIHAK KEDUA ke alamat penerima dengan menggunakan alat transportasi udara, laut, maupun darat, yang baik, cepat dan aman, sehingga bahan makanan dapat diterima dalam waktu dan jumlah
yang telah ditetapkan, dalam keadaan baik dan utuh serta sesuai dengan spesifikasi.
3. Bahan makanan yang dikirim harus diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada manager atau orang yang diberi kuasa, dan setelah diperiksa oleh manager atau orang yang diberi kuasa bersama dengan para saksi untuk menyaksikan saat penerimaan bahan.
4. Pengiriman Bahan makanan dapat pula dilaksanakan dengan pos melalui kerja sama dengan PT. POS Indonesia ke alamat rumah sakit yang ditentukan, bila ternyata pemakaian transportasi yang dimaksud ayat 2 pasal ini tidak memungkinkan.
Pasal 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan pekerjaan dan pengiriman bahan makanan seperti dimaksud pasal 5 di atas, harus dapat diserahterimakan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya [( --- ) ( --- waktu dalam huruf --- )] hari kalender, terhitung sejak tanggal dimulai pekerjaan yang ditetapkan dalam Surat Perintah Kerja yaitu sejak tanggal ( ---- tanggal, bulan, dan tahun --- ) sampai dengan tanggal ( ---- tanggal, bulan, dan tahun --- ).
2. Apabila karena sesuatu hal, PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai ayat 1 pasal ini, yang disebabkan oleh pasal 7 dan 8 atau alasan lain yang dapat diterima PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan permintaan perpanjangan waktu secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat [( ) ( --- waktu dalam huruf ---- )] hari kerja sebelum berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan dimaksud ayat 1 pasal ini.
3. Permintaan perpanjangan waktu tersebut dalam ayat 2 pasal ini hanya boleh dilakukan [( --- ) ( --- jumlah dalam huruf --- )] kali, yang disertai alasan-alasan yang dapat diterima dan dapat dipertanggungjawabkan oleh PIHAK PERTAMA.
4. Apabila dalam waktu [( --- ) ( --- waktu dalam huruf --- )] hari kalender setelah diterima PIHAK PERTAMA surat permintaan seperti ayat 3 pasal ini, dan PIHAK PERTAMA belum memberikan jawaban, maka permohonan itu dianggap disetujui dan dapat diterima
oleh PIHAK PERTAMA.
5. Penyerahan bahan makanan yang dimaksud pasal 5 di atas, yang dilakukan setelah tanggal yang ditetapkan pada ayat 1 pasal ini atau menurut waktu yang disepakati sebagai akibat perpanjangan waktu yang dimaksud ayat 2 dan 3 pasal ini, maka kepada PIHAK KEDUA
akan dikenakan sanksi denda keterlambatan sesuai dengan aturan yang tertuang dalam pasal 7 surat perjanjian ini.
Pasal 7
KEKURANGAN DAN KESALAHAN PENGIRIMAN
1. PIHAK KEDUA harus menyerahkan bahan makanan seperti dimaksud ayat 1 pasal 4 di atas kepada alamat yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik dalam arti tidak rusak dan sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan oleh kedua belah pihak. Jumlah barang harus sesuai dengan pasal 4 ayat 2 dan alamat pengiriman
sesuai dengan yang ditetapkan dalam lampiran 1 surat perjanjian t ender ini.
2. Apabila terjadi kerusakan dan atau kekurangan jumlah yang disebabkan oleh proses pengiriman, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti dengan bahan makanan yang sama atas biaya dan tanggungan PIHAK KEDUA sendiri, dalam waktu paling lambat [( --- )
( --- waktu dalam huruf --- )] minggu setelah pemberitahuan kekurangan atau kerusakan bahan makanan dimaksud, yang kemudian dikirimkan kembali kepada alamat penerima bahan makanan yang rusak atau kurang tersebut.
3. Apabila terjadi ketidaksesuaian bahan makanan dengan spesifikasi bahan yang ditentukan, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti dengan bahan makanan yang sesuai dengan spesifikasi yang sama atas biaya dan tanggungan PIHAK KEDUA sendiri, dalam waktu paling lambat [( --- ) ( --- waktu dalam huruf --- )] minggu setelah pemberitahuan kekurangan atau kerusakan bahan makanan dimaksud, yang kemudian dikirimkan kembali kepada alamat penerima bahan makanan yang rusak atau kurang tersebut.
4. Apabila terjadi kesalahan pengiriman (tidak cocok dengan alamat yang telah ditentukan), maka PIHAK KEDUA wajib membetulkannya atau mengganti dengan bahan makanan yang sama dan mengirimkannya kembali atas biaya PIHAK KEDUA dalam waktu paling lambat [( --- ) ( --- waktu dalam huruf --- )] minggu setelah pemberitahuan kesalahan tersebut.
Pasal 8
FORCE M AJEUR
1. Yang digolongkan dalam pengertian force majeur dalam Surat Perjanjian kerjasama ini adalah kejadian-kejadian yang tidak dapat diatasi maupun dihindari, antara lain: bencana alam (gempa bumi, kebakaran, banjir, angin topan, tanah longsor), huru-hara, pemogokan, pemberontakan, peperangan, Peraturan Pemerintah, maupun hal-hal lain di luar
kemampuan PIHAK KEDUA, dan disetujui PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA harus melaporkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat lambatnya [( --- ) ( --- jumlah dalam huruf --- )] jam setelah terjadinya hal-hal seperti tersebut pada ayat 1 pasal ini, dan apabila PIHAK KEDUA memerlukan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan, maka PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan kepada PIHAK PERTAMA.
3. Apabila dalam waktu [( --- ) ( --- waktu dalam huruf --- )] hari kerja setelah menerima pemberitahuan atau permohonan dari PIHAK KEDUA mengenai ayat 1 dan 2 pasal ini, PIHAK PERTAMA belum memberikan jawaban, maka dapat diartikan bahwa PIHAK PERTAMA menyetujui atau dapat menerima pemberitahuan atau permohonan PIHAK KEDUA tersebut.
Pasal 9
HARGA KONTRAK / BORONGAN
1. Jumlah biaya pemborongan untuk pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan pengiriman barang-barang seperti dimaksud dalam pasal 2 di atas seluruhnya berjumlah
[( Rp. ---,00) (---- jumlah uang dalam huruf ---- )], yang terdiri dari: Jumlah : ( Rp. ---,00)
Dibulatkan ( Rp. ---,00)
Pasal 10 PEMBAYARAN
1. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tahapan kemajuan pekerjaan yang diatur sebagai berikut:
I. UANG MUKA
Uang muka pembayaran ditetapkan sebesar [(--- ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang tercantum dalam pasal 12 perjanjian ini. Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( --- )% X ( Rp. ---,00) = ( Rp. ---,00) Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ). II. ANGSURAN PERTAMA
Pembayaran angsuran pertama ditetapkan sebesar [(--- ) % ( -- jumlah dalam huruf ---)] persen dikurangi uang muka dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang
tercantum dalam pasal 8 perjanjian ini. Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( ---- )% X ( Rp. ---,00) = ( Rp. ---,00)
Uang muka Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ). III.ANGSURAN KEDUA
Pembayaran angsuran kedua ditetapkan sebesar [(--- ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang tercantum dalam pasal 8 perjanjian ini. Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( ---- ) % X ( Rp. ---,00) = ( Rp. ---,00) Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ). IV.ANGSURAN KETIGA
Pembayaran angsuran ketiga ditetapkan sebesar [(--- ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen dari keseluruhan harga kontrak borongan seperti yang tercantum dalam pasal 8 perjanjian ini. Besarnya pembayaran tersebut adalah:
( ---- )% X ( Rp. ---,00) = ( Rp. ---,00) Terbilang: (---- jumlah uang dalam huruf ---- ).
2. Pembayaran dilakukan oleh PIHAK PERTAMA melalui Rekening PIHAK KEDUA pada Bank ( ---- nama dan alamat lengkap Bank yang dimaksud --- ) dengan nomor
rekening: ---
---Pasal 11
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila PIHAK KEDUA terlambat menyerahkan bahan makanan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal 6, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda keterlambatan sebesar [(--- ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen dari nilai kontrak
untuk setiap hari keterlambatan dan maksimal [(--- ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen dari nilai kontrak.
2. Apabila PIHAK KEDUA melakukan kelalaian dalam memenuhi spesifikasi teknis yang ditentukan dalam pasal 4 di atas, dikenakan denda berupa penggantian barang sejumlah kekurangan yang tidak memenuhi syarat teknis ditambah [(--- ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen dari nilai pengurangan kualitas dan kuantitas, atas beban biaya PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak, apabila:
a. PIHAK KEDUA menyerahkan atau mengalihkan pelaksanaan pekerjaan dimaksud pasal 2 di atas sebagian atau seluruhnya kepada PIHAK KETIGA tanpa memberitahu
dan atau tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA setelah dikenakan denda maksimum atau setelah mendapat teguran tertulis sebanyak [( --- ) ( --- jumlah dalam huruf --- )] kali secara berturut-turut dari PIHAK PERTAMA, masih tidak memenuhi kewajibannya, maka semua biaya-biaya sebagai akibat pemutusan hubungan kerja ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.
4. Pemutusan hubungan secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA, karena sebab seperti ayat 3 di atas, maka PIHAK KEDUA kehilangan haknya untuk menuntut PIHAK PERTAMA.
5. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah surat perjanjian pemborongan ditandatangani, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik rumah sakit.
Pasal 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum Jangka Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini yang berlaku efektif pada tanggal dicapainya kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini (wanprestasi) dan tetap tidak memperbaikinya setelah menerima surat teguran/peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan minimal 7 (tujuh) hari kalender. Pengakhiran berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
c. Ijin usaha atau operasional salah satu Pihak dicabut oleh Pemerintah. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal pencabutan ijin usaha atau operasional Pihak yang bersangkutan oleh Pemerintah;
d. Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi, atau diakuisisi oleh perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia;
e. Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh pengadilan. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan pailit oleh Pengadilan; dan
f. Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan telah dinyatakan di likuidasi secara sah menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku.
2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya;
3. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila dengan cara ayat 1 pasal ini tidak tercapai kata sepakat, maka kedua belah pihak sepakat penyelesaiannya dilakukan melalui prosedur hukum, dengan memilih kedudukan hukum di ( --- Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri --- ).
Pasal 14 PENUTUP
1. Kontrak ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak.
2. Kontrak ini dibuat rangkap 2 (dua), dan setiap rangkap dibubuhi materai secukupnya, dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
3. Apabila terjadi perbedaan persyaratan dan atau pengertian antara Kontrak ini dengan RKS dan lampiran-lampirannya, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Kontrak ini.
PASAL 15 LAIN-LAIN 1. Pengalihan Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan tertulis PARA PIHAK . 2. Keterpisahan
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum atau keputusan yang berlaku, maka PARA PIHAK dengan ini setuju dan menyatakan bahwa ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini tidak akan terpengaruh olehnya, tetap sah, berlaku dan dapat dilaksanakan. 3. Perubahan
Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu perjanjian perubahan atau tambahan (addendum/amandemen) yang ditandatangani oleh PARA
PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. 4. Batasan Tanggung Jawab
PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas dan pelayanan kesehatan dari PIHAK KEDUA kepada Peserta dan terhadap kerugian maupun tuntutan yang diajukan oleh Peserta kepada PIHAK KEDUA yang disebabkan karena kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam menjalankan tanggung jawab profesinya seperti, termasuk tetapi tidak terbatas pada, kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan, kesalahan dalam memberikan indikasi medis atau kesalahan
dalam memberikan tindakan medis. 5. Hukum Yang Berlaku
Interpretasi dan pelaksanaan dari segala akibat syarat dan ketentuan yang berkaitan dalam Perjanjian ini adalah menurut Hukum Republik Indonesia.
6. Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada Perjanjian ini, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikianlah, Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-masing sama bunyinya, di atas kertas bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama
setelah ditanda-tangani oleh PARA PIHAK .
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
( --- jabatan --- ) ( --- jabatan --- )