• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etik Skenario 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Etik Skenario 1"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

WRAP UP SKENARIO 1

BLOK ETIKA, MORAL DAN PROFESIONALISME

BUKA RAHASIA MEDIS BERAKHIR DI MEJA HIJAU

Kelompok : A-8

Ketua : Gizan Dharmawan 1102015086

Sekretaris : Hasna Luthfiah F 1102015090 Anggota : Gaharani Hasrya 1102015084

Gufta Safira 1102015087

Handis Fajar Ramadan 1102015088 Hashifah Shabhati 1102015089 Hielmy Auliya Hasyim 1102015091

Ihsanul Muslim 1102015092

Ika Septiani 1102015093

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2015/2016

Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510 Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21. 424457

(2)

Skenario 1...2 Kata Sulit...3 Pertanyaan...4 Jawaban...4 Hipotesa Sementara...5 Sasaran Belajar...6 1. Rekam Medis...7

1.1. Definisi Rekam Medis...7

1.2. Fungsi Rekam Medis...7

1.3. Isi Rekam Medis...8

1.4. Pembuatan Rekam Medis...10

1.5. Lama Penyimpanan Rekam Medis...11

1.6. Kepemilikan Rekam Medis...11

1.7. Kapan Rekam Medis Dapat Dipublikasikan...12

1.8. Rekam Medis yang Bermutu...12

2. Rahasia Medik...13

2.1. Definisi Rahasia Medik...13

2.2. Sumpah Hippocrates dan Sumpah Dokter Indonesia...13

2.3. Hukum Mengenai Rahasia Medik...13

3. Menjaga Rahasia dalam Pandangan Islam...14

3.1. Ayat Al-Quran yang Menjelaskan Tentang Menjaga Rahasia...14

3.2. Hadis yang Menjelaskan Tentang Menjaga Rahasia...15

Kesimpulan...16

(3)

Skenario 1

Buka Rahasia Medis Berakhir di Meja Hijau

Ny AN, dirawat di salah satu RS Jiwa di Jakarta selama 2 minggu karena Sindroma mani depresi dalam keadaan depresi berat. Beberapa bulan paska perawatan suami Ny AN, dr. ND Sp JP, yang kebetulan berprofesi dokter spesialis Jantung, menemui dr. KY SpKJ, menanyakan keadaan istrinya, karena dianggap teman sejawat dr. KY SpKJ memberikan keterangan yang sebenarnya dan bahkan ketika suami Ny AN, dr. ND SpJP meminta salinan rekam medis istrinya, maka dr. KY SpKJ memberikan dengan senang hati.

Tiga bulan setelah penyerahan salinan rekam medis Ny AN tersebut, dr. KY SpKJ didatangi kuasa hokum Ny AN, yang menuntut dr. KY SpKJ secara pidana maupun perdata. Pasalnya dr. KY SpKJ memberikan salinan tersebut atau membuka rahasia medis tanpa sepengetahuan kliennya Ny AN kepada suami Ny AN, dan salinan tersebut digunakan untuk gugatan cerai terhadap Ny AN, di pengadilan agama.

(4)

Kata Sulit

1. Sindroma mani depresi : gangguan mental dimana penderitanya mudah berganti suasana hati secara tiba – tiba dan ekstrim. Misalnya dari kebahagiaan yang berlebihan tiba – tiba menjadi sedih berlebihan.

2. Pidana : mengatur tentang kejahatan seperti pembunuhan, perampokan dan korupsi; kriminal.

3. Perdata : mengatur tentang pelanggaran hak, harta benda (gono-gini), hubungan antar orang atas dasar logika.

4. Rahasia medis : segala sesuatu yang dianggap rahasia tentang pasien yang terungkap dalam hubungan medis.

(5)

Pertanyaan

1. Pelanggaran dalam segi apa yang dilakukan dr. KY SpKJ? 2. Apa hukum merahasiakan rekam medis dan sanksinya?

3. Mengapa tidak diperbolehkan memberi rekam medis walaupun pada teman sejawat?

4. Adakah suatu pembelaan bagi dr. KY SpKJ? 5. Apa peran pengadilan agama?

6. Apakah salinan rekam medis dapat diajukan untuk gugatan cerai? 7. Bagaimana prosedur dan ketentuan dalam penyampaian rekam medis? 8. Bagaimana pandangan Islam tentang rahasia medis?

Jawaban

1. Pelanggaran Kode Etik Kedokteran Indonesia dan HAM.

2. Hukum merahasiakan rekam medis terdapat dalam KODEKI pasal 7C dan pasal 12. Salah satu sanksinya yaitu dicabutnya SIP dan 8 bulan kurungan penjara.

3. Karena dr. ND SpJP yang juga suami dari Ny AN tidak mengikuti pemeriksaan dari awal bersama dengan dr. KY SpKJ.

4. Tidak ada karena sudah jelas terjadi pelanggaran KODEKI.

5. Pengadilan agama berperan sebagai mediator dalam proses perceraian dr. ND SpJP dan Ny AN.

6. Bisa, karena salinan rekam medis dapat digunakan sebagai bukti.

7. Prosedurnya yaitu dengan meminta persetujuan pasien terlebih dahulu lalu membuat surat perjanjian antara dokter dan pasien.

8. Rahasia medis dapat dibuka apabila yang bersangkutan mengizinkan/tidak keberatan dengan hal itu dan apabila ditujukan untuk pembelajaran/penelitian tanpa disebutkan nama penderitanya. Islam mewajibkan untuk menjaga rahasia karena itu merupakan amanah, namun apabila dengan menjaga rahasia tersebut menimbulkan keburukan maka rahasia tersebut wajib dibuka.

(6)

Hipotesa Sementara

Sebagai seorang dokter kita harus menaati KODEKI dan juga memerhatikan HAM, salah satunya dengan menjaga rahasia pasien/rekam medis kepada siapapun. Jika melanggar maka akan diberikan sanksi baik pidana maupun perdata. Dalam hukum Islam tidak diperbolehkan menyebar aib seseorang dan wajib menjaga amanat yang telah diberikan pasien pada kita.

(7)

Sasaran Belajar

1. Dapat Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis

1.1. Dapat Memahami dan Menjelaskan Definisi Rekam Medis 1.2. Dapat Memahami dan Menjelaskan Fungsi Rekam Medis 1.3. Dapat Memahami dan Menjelaskan Isi Rekam Medis

1.4. Dapat Memahami dan Menjelaskan Pembuatan Rekam Medis

1.5. Dapat Memahami dan Menjelaskan Lama Penyimpanan Rekam Medis 1.6. Dapat Memahami dan Menjelaskan Kepemilikan Rekam Medis

1.7. Dapat Memahami dan Menjelaskan Kapan Rekam Medis Dapat Dipublikasikan

1.8. Dapat Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis yang Bermutu 2. Dapat Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medik

2.1. Dapat Memahami dan Menjelaskan Definisi Rahasia Medik

2.2. Dapat Memahami dan Menjelaskan Sumpah Hippokrates dan Sumpah Dokter Indonesia

2.3. Dapat Memahami dan Menjelaskan Hukum Mengenai Rahasia Medik 3. Dapat Memahami dan Menjelaskan Menjaga Rahasia dalam Pandangan Islam

3.1. Dapat Memahami Ayat Al-Quran yang Menjelaskan Tentang Menjaga Rahasia

(8)

1. Rekam Medis

1.1. Definisi Rekam Medis

1. Menurut Edna K Huffman

Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleh seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan.

2. Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989

Rekam Medis adlah berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

3. IDI (Ikatan Dokter Indonesia)

Rekam Medis merupakan rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medic/kesehatan kepada seorang pasien.

4. Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

5. Menurut KBBI, rekam medis adalah rekaman mengenai hasil pengobatan terhadap pasien.

6. Menurut Dr. Nandalal Wijesekera dalam Buku Documenting Medical Record: A Handbook for Doctors, rekam medis adalah gabungan fakta tentang hidup pasien dan riwayat kesehatannya termasuk sakit dan pengobatan di masa lalu dan sekarang.

1.2. Fungsi Rekam Medis

1. Menurut Dr. Nandalal Wijesekera dalam Buku Documenting Medical Record: A Handbook for Doctors, fungsi rekam medis antara lain:

a. For communication purposes while caring for the patient.

b. For continuity of patient care over the course of the patient’s life. c. For evaluating patient care.

d. For medico-legal purposes. e. For use as a source of health statistics.

f. For research, education and planning purposes.

2. Berdasarkan Pasal 14 Permenkes no. 749A/Menkes/Per/XII/1989, rekam medis dapat dipakai sebagai:

a. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien. b. Bahan pembuktian dalam perkara hukum.

c. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan. d. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan. e. Bahan untuk menyiapkan sytatistik kesehatan.

3. Berdasarkan pasal 13 ayat 1 Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008, rekam medis dapat dipakai sebagai :

a. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.

b. Alat bukti dalam proses penegakan hkum, disilin kedokteran, dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan kedokteran gigi. c. Keperluan pendidikan dan penelitian.

(9)

d. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan. e. Data statistika kesehatan.

Untuk memudahkan mengingat begitu banyak kegunaan/fungsi dari rekam medis, kita dapat memendekannya dalam mneumonik CI.ALFREDS yang berarti: Communication, Information, Administration, Legal, Financial, Research, Education dan Statistics.

1.3. Isi Rekam Medis

A. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia Bab. II tentang Pengertian Isi Rekam Medis tahun 2006:

1) Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.

2) Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.

B. Menurut Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 pasal 3 :

1. Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memuat :

1) identitas pasien; 2) tanggal dan waktu;

3) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;

4) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; 5) diagnosis;

6) rencana penatalaksanaan; 7) pengobatan dan/atau tindakan;

8) pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien;

9) untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan 10) persetujuan tindakan bila diperlukan.

2. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat:

1) identitas pasien; 2) tanggal dan waktu;

3) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;

4) hasil pemerisaan fisik dan penunjang medik; 5) diagnosis;

6) rencana penatalaksanaan; 7) pengobatan dan/atau tindakan; 8) persetujuan tindakan bila diperlukan;

9) catatan observasi klinis dan hasil pengobatan. 10) ringkasan pulang (discharge summary);

11) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehalan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;

(10)

13) untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

3. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat: 1) identitas pasien;

2) kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan; 3) identitas pengantar pasien;

4) tanggal dan waktu;

5) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;

6) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; 7) diagnosis;

8) pengobatan dan/atau tindakan;

9) ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut;

10) nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan;

11) sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan

12) pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

4. Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah denqan:

1) jenis bencana dan lokasi di mana pasien ditemukan; 2) kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan 3) identitas yang menemukan pasien;

5. Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

6. Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam rekam medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.

C. Menurut Permenkes No.749A/Menkes/Per/XII/1989 bab IV 1. Pasal 15

Minimal pada sarana pelayanan rawat jalan , rekam medis harus memuat : a) Identitas

b) anamnesis dan tindakan atau pengobatan.

Hal ini bukan berarti data lain tidak diperlu dimuat dalam rekam medis rawat jalan, namun disini diharapkan bahwa sarana pelayanan kesehatan yang minimal sekalipun fasilitasnya tetap melakukan penyelenggaraan rekam medis minimal memuat data diatas, agar kegunaan rekam medis digunakan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang lebih baik.

2. Pasal 16

Pelayanan rawat inap memerlukan data yang lebih lengkap, maka ditentukan data minimal yang harus terkandung dalam rekam medis agar kebutuhan akan informasi dapat terpenuhi dan kegunaan rekam medis dapat digunakan untuk mencapai pelayanan kesehatanyang lebih baik, maka harus memuat : a) identitas pasien

b) anamnesis c) riwayat penyakit

(11)

d) hasil pemeriksaan laboratorik e) diagnosis

f) persetujuan tindakan medic g) tindakan/ pengobatan h) catatan perawat

i) catatan observasi klinis dan hasil pengobatan j) resume akhir dan evaluasi pengobatan

D. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia Bab. IV tentang Isi Rekam Medis tahun 2006

1. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang:

a) identitas pasien; b) pemeriksaan fisik; c) diagnosis/masalah; d) tindakan/pengobatan;

e) pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

2. Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat: a) identitas pasien;

b) pemeriksaan; c) diagnosis/masalah;

d) persetujuan tindakan medis (bila ada); e) tindakan/pengobatan;

f) pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

1.4. Pembuatan Rekam Medis

1. Pencatatan

Pencatatan memuat data yang akan menjadi bahan informasi. Data pasien dikelompokkan menjadi dua, yaitu data social dan data medis. Data social yaitu data yang diperoleh pada saat pasien mendaftarkan diri di tempat penerimaan pasien. Sedangkan data medis adalah data yang diperoleh pada saat pasien telah memasuki unit pelayanan kesehatan.

2. Pengolahan

Dari hasil pencatatan kemudian dilakukan pengolahan data untuk selanjutnya dipakai sebagai bahan laporan rumah sakit. Sebelum dilakukan pengolahan, berkas rekam medis diteliti kelengkapannya, baik isi maupun jumlahnya.

3. Penyimpanan

Ada dua cara, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi yaitu menyimpan rekam medis suatu pasien, baik catatan poliklinik maupun catatan selama pasien dirawat yang dilakukan dalam satu kesatuan. Sedangkan desentralisasi adalah proses pemisahan antara rekam medis poliklinik dan rekam medis pasien selama dirawat.

(12)

1.5. Lama Penyimpanan Rekam Medis

Berpedoman pada Permenkes tentang Rekam Medis tahun 1989, pada pasal 7, dinyatakan:

(1) Lama penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terhitung tanggal terakhir pasien berobat.

(2) Lama penyimpanan rekam medis yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan tersendiri.

Sebagai perbandingan, dikemukakan kebijakan beberapa negara lain sehubungan dengan retenti rekam medis:

1. Berdasarkan studi Dr. G.D. Mogli dikatakan bahwa sebaiknya rekam medis pasien rawat jalan disimpan sekitar 3 – 5 tahun dan pasien rawat inap sekurang-kurangnya 10 tahun.

2. American Medical Record Association dan American Hospital Association menyimpulkan sebagai berikut.

a. Berkas rekam medis yang dalam perkara ditahan 10 tahun setelah perkara terakhir selesai.

b. Dalam keadaan biasa, berkas rekam medis disimpan 5 tahun setelah kunjungan terakhir, setelah itu berkas rekam medis boleh dimusnahkan kecuali dihalangi oleh peraturan yang ada sesudahnya.

Sebelum dimusnahkan, berkas rekam medis harus: 1. Diambil informasi-informasi utamanya.

2. Menyimpan berkas anak-anak hingga batas usia tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Menyimpan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Inggris, Departemen Kesehatan merekomendasi masa retensi rekam medis, minimum:

a. Rekam medis obstetric, 25 tahun.

b. Rekam medis anak-anak, disimpan sampai ulang tahun ke-25 atau 8 tahun setelah kunjungan terakhir.

c. Rekam medis pasien gangguan mental, 20 tahun setelah dokter yang merawat menyatakan pasien sembuh.

d. Rekam medis yang lain, 8 tahun dan resume akhir dibuat.

1.6. Kepemilikan Rekam Medis

Standar internasional menyatakan rekam medis adalah milik rumah sakit, sedang isinya memang milik pasien. Begitu pula yang diatur dalam Permenkes tahun 1989 tentang Rekam Medis (Pasal 9) yang menyatakan bahwa “Rekam medik harus disimpan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan kesehatan”.

Bila dokter telah membuat resume akhir, catatan inilah yang perlu disampaikan oleh dokter untuk dokter yang akan lain melanjutkan pengobatan ,atau untuk kepentingan lain oleh pasien. Semua kebijaksanaan tadi haruslah terlebih dahulu atas persetujuan dokter yang merawat pasien dan direktur rumah sakit.

(13)

1.7. Kapan Rekam Medis Dapat Dipublikasikan

1. Pasal 10 ayat (2) Permenkes 269/2008:

Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:

a. untuk kepentingan kesehatan pasien;

b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan;

c. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;

d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan

e. untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.

2. Pasal 48 UU Praktik Kedokteran:

a. Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.

b. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

c. Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.

1.8. Rekam Medis yang Bermutu

Rekam medis yang bermutu adalah :

1. Akurat, menggambarkan proses dan hasil akhir pelayanan yang diukur secara benar.

2. Lengkap, mencakup seluruh kekhususan pasien dan sistem yang dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran.

3. Terpercaya, dapat digunakan dalam berbagai kepentingan.

4. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir yang diukur.

5. Tepat waktu, dikaitkan dengan episode pelayanan yang terjadi. 6. Dapat digunakan untuk kajian, analis, dan pengambilan keputusan.

7. Seragam, batasan sebutan tentang elemen data yang dibakukan dan konsisten penggunaaannya di dalam maupun di luar organisasi.

8. Dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati diterapkan. 9. Terjamin kerahasiaannya.

(14)

2. Rahasia Medik

2.1. Definisi Rahasia Medik

Menurut Permenkes No. 10 Tahun 1966 Pasal 1, rahasia medic adalah segala sesuatu yang diketahui tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan, perawatan orang lain yang ditetapkan menteri kesehatan pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

2.2. Sumpah Hippocrates dan Sumpah Dokter Indonesia

1. Sumpah Hippocrates

Sumpah Hippocrates yang berisikan janji tidak akan menyebarluaskan hal-hal yang harus dirahasiakan. Yang berbunyi seperti :

“...Whatever I see or hear in the lives of my patients, whether in connection with my professional practice or not, which ought not to be spoken of outside, I will keep secret, as considering all such things to be private…”

“...Apa pun, yang berhubungan dengan praktek profesional atau tidak berhubungan dengannya, yang saya lihat atau dengar selama saya hidup, yang tidak boleh disebarluaskan, saya tidak akan menyebarluaskan hal-hal yang harus dirahasiakan itu…”

2. Sumpah Dokter Indonesia

Salah satu Sumpah Dokter Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960, yang berjanji akan merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya. Yang berbunyi seperti :

“…Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter…”

Sumber (Lafal Sumpah Dokter Indonesia Penjelasan KODEKI Tahun 2012 Pasal 1 : Sumpah Dokter )

2.3. Hukum Mengenai Rahasia Medik

1. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran, dinyatakan bahwa Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasarkan pasal 111 Undang-undang Tentang Kesehatan jika tidak dapat dipidanakan menurut KUHP.

2. Pasal 322 KUHP yang berbunyi:

(1) “Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.” (2) “Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, ia hanya

dituntut atas pengaduan orang itu.” 3. Pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi:

(15)

“Barang siapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita kerugian, berwajib mengganti kerugian itu.”

4. Pasal 48 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada Paragraf 4 mengenai Rahasia Kedokteran, dinyatakan bahwa “setiap dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.”

3. Menjaga Rahasia dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, wajib hukumnya menjaga amanat yang telah diberikan pada kita. Rahasia pasien dapat diartikan sebagai amanat yang telah diberikan pasien pada kita sebagai dokter. Namun apabila dengan menjaga rahasia tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pertumpahan darah, harta seseorang terampas atau membahayakan umum maka menjaga rahasia tersebut hukumnya haram sehingga wajib untuk dibuka/diberitahukan pada pihak tertentu.

3.1. Ayat Al-Quran yang Menjelaskan Tentang Menjaga Rahasia

1. QS. Al-Anfal: 27

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

2. QS. Al-Mu’minun: 8-11

Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surge Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

(16)

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.”

4. QS. Al-Isra’: 34

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”

3.2. Hadis yang Menjelaskan Tentang Menjaga Rahasia

1. HR Imam Ahmad, “Tidak ada iman bagi yang tidak amanah padanya (menjaga amanah) dan tidak ada agama bagi yang tidak ada janji baginya (memenuhi janji).

2. HR Al-Ghazali, “Menyebarkan rahasia hukumnya haram karena hal tersebut mengingkari dan merendahkan hak kawan. Membocorkan rahasia termasuk perbuatan khianat” (Ihya’uhummudin)

3. HR Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, “Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) seorang hamba (yang lain) di dunia melainkan Allah akan menutupi (aib)nya di hari kiamat.”

(17)

Kesimpulan

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien dengan fungsinya yaitu CI.ALFREDS yang berarti: Communication, Information, Administration, Legal, Financial, Research, Education dan Statistics. Berkas rekam medis dimiliki oleh rumah sakit sedangkat data di dalamnya milik pasien. Isi rekam medis dibedakan menjadi empat jenis yaitu rekam medis untuk pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan keadaan bencana dengan masa penyimpanan rekam medis sekurang-kurangnya lima tahun. Dasar hukum rekam medis salah satunya tertera dalam Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008. Semua isi rekam medis merupakan bagian dari rahasia medis. Dasar hukum rahasia medis salah satunya tertera dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran. Dalam Islam, menjaga rahasia wajib hukumnya kecuali apabila dengan menjaga rahasia tersebut akan menimbulkan mudharat maka menjaga rahasia tersebut menjadi haram hukumnya.

(18)

Daftar Pusaka

https://www.nlm.nih.gov/hmd/greek/greek_oath.html

http://ididenpasar.id/wp-content/uploads/2014/09/Lafal_Sumpah_Dokter_Indonesia.pdf

Amir A, Hanafiah J. 2007. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta: EGC.

Wijesekera N. 2013. Documenting Medical Record: A Handbook for Doctors. Australia: the Health Information Systems Knowledge Hub.

Daldiyono. 2006. Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Filsafat Negara, Maupun Ideologi Bangsa Secara Scientific. Tujuan Akhirnya Adalah Agar Nilai-Nilai Pancasila Terinternalisasi Sehingga Menjadi Guiding Principles Atau

Analisis data dimulai dengan menganalisis sistem keamanan WPA-PSK, WPA2- PSK jaringan wifi. Serta melakukan uji penetrasi terhadap jaringan wireless tersebut menggunakan sebuah

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu teknik bimbingan yang dilaksanakan dalam situasi kelompok pada pesrta didik, yang

Berdasarkan literature review dari lima artikel tentang aktivitas Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) pada pengkonsumsi minuman beralkohol disimpulkan bahwa

Untuk nilai standar error estimate (Se), apabila semakin kecil nilainya maka akan membuat model regresi semakin tepat memprediksi variable dependen.. Berdasarkan model-model

Confidelity Confidelity   (kerahasiaan) yaitu layanan agar isi pesan yang dikirimkan tetap rahasia dan   (kerahasiaan) yaitu layanan agar isi pesan yang dikirimkan

Kuman-kuman tersebut dapat tersebar dan menular ke orang lain melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan juga lalat.Parasit Entamoeba hystolytica

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan berpeluang untuk mengalami pelemahan setelah imbal hasil surat utang global yang beregrak