Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 1
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
CIPTA KARYA
7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
7.1.1. Data kondisi eksisting kawasan kumuh Kab. Polewali Mandar
Sebaran lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh
kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, meliputi
4 (empat) kawasan perkotaan dari 6 (enam) sebaran kawasan
perkotaan sesuai dengan hierarki sistem perkotaan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Polewali Mandar. Keempat lokasi
sebaran kawasan perumahan kumuh dan permukiman tersebut
masing-masing sebagai berikut:
1. Kawasan perkotaan Polewali di Kecamatan Polewali
Kawasan perkotaan Polewali di dalam RTRWN ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);
Kawasan perkotaan Polewali merupakan ibukota kabupaten
Polewali Mandar;
Kawasan perkotaan Polewali merupakan tempat pemusatan
sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi skala
kabupaten;
Di kawasan perkotaan Polewali tersebut terdapat 10 (sepuluh)
spot kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 2
2. Kawasan perkotaan Sidodadi di Kecamatan Wonomulyo
Kawasan perkotaan Sidodadi di Kecamatan Wonomulyo
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL);
Kawasan perkotaan Sidodadi merupakan ibukota Kecamatan
Wonomulyo;
Kawasan perkotaan Sidodadi merupakan tempat pemusatan
sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi skala
Kecamatan Wonomulyo;
Di kawasan perkotaan Sidodadi terdapat 8 (delapan) spot
kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
3. Kawasan perkotaan Pappang di Kecamatan Campalagian
Kawasan perkotaan Pappang di Kecamatan Campalagian
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);
Kawasan perkotaan Pappang merupakan ibukota Kecamatan
Campalagian;
Kawasan perkotaan Pappang merupakan tempat pemusatan
sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi skala
Kecamatan Campalagian;
Di kawasan perkotaan Pappang terdapat 5 (lima) spot
kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
4. Kawasan perkotaan Tinambung di Kecamatan Tinambung
Kawasan perkotaan Tinambung di Kecamatan Tinambung
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);
Kawasan perkotaan Tinambung merupakan ibukota
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 3
Kawasan perkotaan Tinambung merupakan tempat
pemusatan sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi
skala Kecamatan Tinambung;
Di kawasan perkotaan Tinambung terdapat 6 (enam) spot
kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
Selengkapnya mengenai sebaran lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2014
terlihat pada tabel 3.1. berikut ini
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 4
Tabel 3.1
Sebaran Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Polewali Mandar
Berdasarkan SK. Bupati No. KPTS/050.13/357/HUK Tanggal 15 Juli 2014
No. Nama Lokasi Luas
(Ha)
Lingkup Adminsitratif
Koordinat Lintang & Bujur Tingkat Kekumuhan Jumlah Rumah Tangga Legalitas Lahan RTR/RW/Dusun Kel./Desa Kec
1. Kawasan Dusun 2 Sepabatu 3,40 Dusun 2 Sepa Batu Tinambung 3o 30’ 23,3172” LS &
119o 1’ 3,7596” BT
Sedang 84 KK Legal 2. Kawasan Dusun Kandeapi
Tinambung
2,23 Dusun Kandeapi Tinmabung Tinambung 3o 30’ 11,2788” LS &
119o 1’ 7,7332” BT
Sedang 72 KK Tidak Legal 3. Kawasan Dusun Sepang
Tinambung
2,20 Dusun Sepang Tinambung Tinambung 3o 30’ 16,7292” LS &
119o 1’ 13,3428” BT
Sedang 162 KK Tidak Legal 4. Kawasan Dusun Ga’de
Tangngatangnga
0,90 Dusun Ga’de Tangnga tangnga
Tinambung 3o 30’ 55,4364” LS &
119o 1’ 25,7988” BT
Sedang 74 KK Tidak Legal 5. Kawasan Dusun Manjopai
Karama
1,48 Dusun Manjopai Karama Tinambung 3o 30’ 45,4068” LS &
119o 1’ 2,3939” BT
Sedang 116 KK Tidak Legal 6. Kawasan Dusun Karama 1,80 Dusun Karama Karama Tinambung 3o 30’ 55,1124” LS &
119o 2’ 9692” BT
Sedang 135 KK Tidak Legal 7. Kawasan Dusun Ujung Timur
Pappang
2,85 Dusun Ujung Timur
Pappang Campalagian 3o 29’ 8,0556” LS &
119o 8’43,3932” BT
Berat 170 KK Legal 8. Kawasan Dusun Kappungbaru
Pappang
2,01 Dusun Kappungbaru Pappang
Pappang Campalagian 3o 29’ 20,5548” LS & 119o 8’ 28,554” BT
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 5
9. Kawasan Dusun 5 Pasar Baru Bonde
1,09 Dusun 5 Pasar Baru
Bonde Campalagian 3 28’ 33,492” LS & 119o 8’ 22,146” BT
Berat 44 KK Legal 10. Kawasan Dusun Ujung Baru 1,99 Dusun Ujung
Baru
Kenje Campalagian 3o 29’ 15,774” LS &
119o 8’ 3868” BT
Berat 119 KK Legal 11. Kawasan Dusun Babbatoa
Lapeo
3,80 Dusun Babbatoa Lapeo
Lapeo Campalagian 3o 29’ 28,2552” LS &
119o 8’ 1,3856” BT
Berat 168 KK Legal 12. Kawasn Lingkungan I Sidodadi 0,74 Lingkungan I Sidodadi Wonomulyo 3o 24’ 3,096” LS &
119o 12’ 44,2332” BT
Berat 33 KK Legal 13. Kawasan Lingkungan II
Sidodadi
0,62 Lingkungan II Sidodadi Wonomulyo 3o 23’ 39,246” LS &
119o 12’ 53,5896” BT
Berat 24 KK Legal 14. Kawasan Lingkungan III
Sidodadi
1,61 Lingkungan III Sidodadi Wonomulyo 3o 24’ 15,516” LS &
119o 12’ 34,3008” BT
Berat 65 KK Legal 15. Kawasan Lingkungan V
Sidodadi
0,74 Lingkungan V Sidodadi Wonomulyo 3o 23’ 49,8804” LS &
119o 12’ 29,4048” BT
Berat 42 KK Legal 16. Kawasan Dusun IV Siderejo 0,86 Lingkyngan IV Sidorejo Wonomulyo 3o 23’ 38,052” LS &
119o 12’ 41,472” BT
Sedang 51 KK Legal 17. Kawasan Dusun IV Banuabaru 0,49 Lingiungan IV Sidorejo Wonomulyo 3o 23’ 42,2196” LS &
119o 12’ 24,264” BT
Berat 32 KK Legal 18. Kawasan Dusun I Sugihwaras 0,60 Dusun I Sugihwaras Wonomulyo 3o 23’ 40,8444” LS &
119o 122’ 41,472” BT
Sedang 54 KK Legal 19. Kawasan Dusun IV Sugihwaras 1,27 Dusun IV Sugihwaras Wonomulyo 3o 23’ 27,0852” LS &
119o 12’ 44,982” BT
Berat 56 KK Legal 20. Kawasan Dusun Binangaliu
Manding
2,79 Dusun Binangalui
Manding Polewali 3o 25’ 30,4356” LS &
119o 18’ 9,1548” BT
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 6
21. Kawasan Lingkungan Manding 1,95 Lingkungan Manding
Manding Polewali 3o 24’ 46,5156” LS &
119o 18’ 13,5396 BT Sedang 93 KK Legal 22. Kawasan Kappungbaru Manding 1,36 Lingkungan Kappungbaru
Manding Polewali 3o 24’ 41,3136” LS &
119o 17’ 54,4956” BT
Sedang 33 KK Tidak Legal 23. Kawasan Lingkungan
Takatidung
0,66 Lingkungan Takatidung
Takatidung Polewali 3o 25’ 56,4132” LS &
119o 19’ 37,1748” BT
Sedang 86 KK Tidak Legal 24. Kawasan Lingkungan
Mangaramba Takatidung
1,62 Lingkungan Mangaramba
Takatidung Polewali 3o 25’ 52,7988” LS & 119o 19’ 30,9216” BT
Sedang 162 KK Tidak Legal 25. Kawasan Lantora I 0,51 Lingkungan
Lantora I
Lantora Polewali 3o 25’ 40,6596” LS &
119o 20’ 10,1832” BT
Berat 50 KK Legal 26. Kawasan Lantora II 0,69 Lingkungan
Lantora II
Lantora Polewali 3o 25’ 54,7248” LS &
119o 20’ 9,4848” BT
Berat 60 KK Legal 27. Kawasan Lantora III 0,55 Lingkungan
Lantora III
Lantora Polewali 3o 25’ 52,1364” LS &
119o 20’ 8,1267” BT
Berat 42 KK Legal 28. Kawasan Lantoran IV 0,28 Lingkungan
Lantora IV
Lantora Polewali 3o 25’ 50,6568” LS &
119o 20’ 3,894” BT
Berat 45 KK Legal 29. Kawasan Lingkungan Pasar Baru
Wattang
0,67 Lingkungan Pasar Baru Wattang
Wattang Polewali 3o 25’ 56,8164” LS &
119o 20’ 28,9392” BT
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 7
Setelah dilakukan kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (RP2KPKP) Pada tahun
anggaran 2016 Kabupaten Polewali Mandar, dimana telah dilakukan
verifikasi permukiman kumuh sebagaimana yang termuat dalam SK
Bupati Polewali Mandar
No. KPTS/050.13/357/HUK Tanggal 15 Juli
2014 tentang Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2014.
Hasil keluaran Penyusunan RP2KPKP tersebut sebagaimana disepakati
bersama Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) adalah sebagai berikut:
Sepakat dilakukan verifikasi terhadap SK. Bupati No.
KPTS/050.13/357/HUK Tanggal 15 Juli 2014 tentang Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Polewali Mandar
Tahun 2014, dengan merubah lokasi permukiman kumuh;
Fokus penanganan permukiman kumuh untuk program Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) di Kabupaten Polewali Mandar berada pada
kawasan perkotaan Polewali yang merupakan ibukota kabupaten,
serta kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) dalam sistem perkotaan nasional.
Luas keseluruhan kawasan permukiman kumuh di perkotaan Polewali
adalah 41,76 Ha. Adapun lokasi masing-masing spot kawasan
permukiman kumuh dalam delineasi permukiman kumuh di
Perkotaan Polewali selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut ini
:
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 8
Tabel 3.2
Sebaran Lokasi dan Luas Kawasan Permukiman Kumuh di Perkotaan Polewali Hasil Verifikasi
Tim Pokjanis RP2KPKP Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2016
No. KELURAHAN LINGKUNGAN LUAS
(Ha) Koordinat Y Koordinat X
1. Sulewatang Pandebessi 7,63 3o 25’ 23,882” S 119o 20’ 35,313” E
2. Lantora Kalawa 3,65 3o 25’ 54,130” S 119o 20’ 21,400” E
3. Lantora Lantora Utama 4,07 3o 25’ 52,760” S 119o 20’ 9,548” E
4. Polewali Ujung 4,08 3o 26’ 25,453” S 119o 21’ 16,312” E
5. Lantora Lantora Utama 0,59 3o 25’ 40,390” S 119o 20’ 10,615” E
6. Wattang Lingkungan Pasar 1,14 3o 25’ 55,798” S 119o 20’ 29,416” E
7. Wattang Massigi 1,93 3o 25’ 55,798” S 119o 20’ 29,416” E
8. Takatidung Kampung Pajala 4,51 3o 25’ 54,295” S 119o 20’ 1,950” E
9. Takatidung Takatidung 7,16 3o 25’ 58,951” S 119o 20’ 49,336” E 10. Takatidung Mangaremba 6,81 3o 25’ 53,617” S 119o 19’ 36,419” E
11. Takatidung Mangaremba 0,19 3o 25’ 59,893” S 119o 19’ 44,160” E
Total Luas 41,76
Sumber : Hasil verifikasi Tim Pokjanis bersama TAP
7.1.2. Kondisi eksisting permukiman perdesaan, permukiman nelayan,
rawan bencana, perbatasan, dan pulau kecil
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 9
7.1.3. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman
Potensi :
Permasalahan :
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak
huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi
lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana Masih luasnya kawasan
kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga
dapat menyebabkan terjadinya dasar pada daerah tertinggal,
pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Tantangan :
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana
Strategis
Ditjen
Cipta Karya sektor Pengembangan
Permukiman.
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya
pencapaian Program- Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan
bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan
Permukiman yang masih rendah
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -
10
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa
pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah
menjadi
tugas
pemerintah
daerah
provinsi
dan
kabupaten/kota.
6. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam Penyusunan RPIJM
Kab./Kota
7.1.4. Pemetaan dan evaluasi program-program yang telah dilaksanakan
di kabupaten/kota terkait dengan pembangunan kawasan
permukiman, baik di perkotaan maupun perdesaan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 11
Tabel 5.2
Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan di Masing-Masing Lingkungan
No. Kawasan
Kumuh Aspek
Permasalahan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
1. Kawasan Mangaramba Bangunan gedung 80% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni
V
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 12
materialnya
dominan dari kayu yang mudah terbakar Jalan lingkungan 80% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton
Air MInum 80% populasi
belum dapat mengakses air minum yang aman
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 13
produksi IPA Drainase Lingkungan 55% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.
Air Limbah 70% area
permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal
Persampahan 70% area memiliki
sarpras pengelolaan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat Menyediakan sarana prasarana persampahan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 14
persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
Penataan Ruang dalam menjaga
kualitas lingkungan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 2. Kawasan Kampung Pajala Bangunan gedung 70% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 15
bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya
dominan dari kayu yang mudah terbakar pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 70% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 16
Air MInum 70% populasi
belum dapat mengakses air minum yang aman
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 55% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.
Air Limbah 70% area
permukiman memiliki sistem air
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 17
limbah yang tidak sesuai standar teknis
Penataan Ruang warga;
-Membangun bak septik komunal
Persampahan 70% area memiliki
sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 3. Kawasan Bangunan 70% bangunan -Disinsentif -Relokasi Menegakkan -Menyediakan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 18
Takatidung gedung permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya
dominan dari kayu yang mudah terbakar -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 70% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton;
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 19
jalan eksisting -Meningkatkan
kualitas jalan lingkungan dengan
pengaspalan atau beton
Air MInum 70% populasi
belum dapat mengakses air minum yang aman
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 55% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 20
saluran drainase yang rusak dan tersumbat.
Air Limbah 70% area
permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal
Persampahan 70% area memiliki
sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 21
pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 4. Kawasan Pasar Bangunan gedung 65% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya
dominan dari kayu
-Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 22
yang mudah terbakar Jalan lingkungan 60% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton
Air MInum 60% populasi
belum dapat mengakses air minum yang aman
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 23
Lingkungan permukiman terjadi
genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.
Air Limbah 60% area
permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal
Persampahan 60% area memiliki
sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 24
sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 5. Kawasan Kalawa Bangunan gedung 75% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan
-Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 25
bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya
dominan dari kayu yang mudah terbakar
orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 75% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton
Air MInum 75% populasi
belum dapat -Disinsentif -Sosialisasi SPM Pemugaran Pengendalian lokasi -Mengembangkan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 26
mengakses air minum yang aman
bidang PU dan Penataan Ruang
pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 50% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.
Air Limbah 70% area
permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 27
teknis septik komunal
Persampahan 70% area memiliki
sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 6. Kawasan Pandebassi Bangunan gedung 50% bangunan permukiman tidak memiliki -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Relokasi -Reorientasi muka Menegakkan Perda RTRW/RDTR -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 28
keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya
dominan dari kayu yang mudah terbakar -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang bangunan rumah -Rekonstruksi terkait perizinan pemanfaatan ruang pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 50% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 29
lingkungan dengan pengaspalan atau beton
Air MInum 50% populasi
belum dapat mengakses air minum yang aman
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 50% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 30
tersumbat.
Air Limbah 50% area
permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal
Persampahan 50% area memiliki
sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 31
dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 7. Kawasan Lantora Utama Bangunan gedung 60% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya
dominan dari kayu yang mudah terbakar -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 32
Jalan lingkungan 60% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton
Air MInum 60% populasi
belum dapat mengakses air minum yang aman
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 60% area permukiman terjadi genangan >30, >2 -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman -Mengembangkan saluran drainase
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 33
Jam dan > 2 kali setahun
Penataan Ruang pada areal yang
tidak rawan genangan air lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.
Air Limbah 60% area
permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal
Persampahan 60% area memiliki
sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 34
kebakaran memiliki sistem
proteksi kebakaran rencana induk sistem proteksi kebakaran sistem mitigasi bencana kebakaran dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 8. Kawasan Massigi Bangunan gedung 60% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 35
bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya
dominan dari kayu yang mudah terbakar
-Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 60% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton
Air MInum 80% populasi
belum dapat mengakses air minum yang aman
-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 36
yang jauh dari sumber air minum minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 45% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.
Air Limbah 60% area
permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 37
Persampahan 60% area memiliki
sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran.
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -
38
7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1. Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di
kabupaten/kota (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)
7.2.2. Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan
Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -
39
7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -
40
Sumber : Satker Pspam Tahun 2015
Berdasarkan Tabel diatas 1.6 dan Tabel 1.7 dapat dilihat Data Capaian Pelayanan Air Minum Tahun 2014 dan 2015 Provinsi Sulawesi Barat Kabupaten Jumlah Penduduk (Sulbar) jumlah penduduk perkotaan jumlah penduduk perdesaan SR jumlah penduduk terlayani perkotaan Pelayanan Perpipaan (%) jumlah penduduk terlayani perdesaan Pelayanan Non Perpipaan (%) Mamuju 258,984 103,594 155,390 10,103 50,515 48.76 93,343 60.07 Mamuju Tengah 118,188 53,185 65,003 213 1,065 2.00 26,729 41.12 Majene 161,132 104,736 56,396 8,857 44,285 42.28 32,761 58.09 Polewali Mandar 417,472 146,115 271,357 13,486 67,430 46.15 83,686 30.84 Mamuju Utara 152,505 68,627 83,878 301 1,505 2.19 27,722 33.05 mamasa 149,809 67,414 82,395 4,604 23,020 34.15 28,533 34.63 TOTAL 1,258,090 543,671 714,420 37,564 187,820 34.55 292,774 42.97