• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 1

BAB VII

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

CIPTA KARYA

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1. Data kondisi eksisting kawasan kumuh Kab. Polewali Mandar

Sebaran lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh

kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, meliputi

4 (empat) kawasan perkotaan dari 6 (enam) sebaran kawasan

perkotaan sesuai dengan hierarki sistem perkotaan dalam Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten Polewali Mandar. Keempat lokasi

sebaran kawasan perumahan kumuh dan permukiman tersebut

masing-masing sebagai berikut:

1. Kawasan perkotaan Polewali di Kecamatan Polewali

Kawasan perkotaan Polewali di dalam RTRWN ditetapkan

sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

Kawasan perkotaan Polewali merupakan ibukota kabupaten

Polewali Mandar;

Kawasan perkotaan Polewali merupakan tempat pemusatan

sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi skala

kabupaten;

Di kawasan perkotaan Polewali tersebut terdapat 10 (sepuluh)

spot kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh.

(2)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 2

2. Kawasan perkotaan Sidodadi di Kecamatan Wonomulyo

Kawasan perkotaan Sidodadi di Kecamatan Wonomulyo

ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL);

Kawasan perkotaan Sidodadi merupakan ibukota Kecamatan

Wonomulyo;

Kawasan perkotaan Sidodadi merupakan tempat pemusatan

sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi skala

Kecamatan Wonomulyo;

Di kawasan perkotaan Sidodadi terdapat 8 (delapan) spot

kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh;

3. Kawasan perkotaan Pappang di Kecamatan Campalagian

Kawasan perkotaan Pappang di Kecamatan Campalagian

ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);

Kawasan perkotaan Pappang merupakan ibukota Kecamatan

Campalagian;

Kawasan perkotaan Pappang merupakan tempat pemusatan

sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi skala

Kecamatan Campalagian;

Di kawasan perkotaan Pappang terdapat 5 (lima) spot

kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh;

4. Kawasan perkotaan Tinambung di Kecamatan Tinambung

Kawasan perkotaan Tinambung di Kecamatan Tinambung

ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);

Kawasan perkotaan Tinambung merupakan ibukota

(3)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 3

Kawasan perkotaan Tinambung merupakan tempat

pemusatan sarana pemerintahan, sosial, budaya, dan ekonomi

skala Kecamatan Tinambung;

Di kawasan perkotaan Tinambung terdapat 6 (enam) spot

kawasan perumahan kumuh dan permukiman kumuh;

Selengkapnya mengenai sebaran lokasi perumahan kumuh dan

permukiman kumuh di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2014

terlihat pada tabel 3.1. berikut ini

(4)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 4

Tabel 3.1

Sebaran Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Polewali Mandar

Berdasarkan SK. Bupati No. KPTS/050.13/357/HUK Tanggal 15 Juli 2014

No. Nama Lokasi Luas

(Ha)

Lingkup Adminsitratif

Koordinat Lintang & Bujur Tingkat Kekumuhan Jumlah Rumah Tangga Legalitas Lahan RTR/RW/Dusun Kel./Desa Kec

1. Kawasan Dusun 2 Sepabatu 3,40 Dusun 2 Sepa Batu Tinambung 3o 30’ 23,3172” LS &

119o 1’ 3,7596” BT

Sedang 84 KK Legal 2. Kawasan Dusun Kandeapi

Tinambung

2,23 Dusun Kandeapi Tinmabung Tinambung 3o 30’ 11,2788” LS &

119o 1’ 7,7332” BT

Sedang 72 KK Tidak Legal 3. Kawasan Dusun Sepang

Tinambung

2,20 Dusun Sepang Tinambung Tinambung 3o 30’ 16,7292” LS &

119o 1’ 13,3428” BT

Sedang 162 KK Tidak Legal 4. Kawasan Dusun Ga’de

Tangngatangnga

0,90 Dusun Ga’de Tangnga tangnga

Tinambung 3o 30’ 55,4364” LS &

119o 1’ 25,7988” BT

Sedang 74 KK Tidak Legal 5. Kawasan Dusun Manjopai

Karama

1,48 Dusun Manjopai Karama Tinambung 3o 30’ 45,4068” LS &

119o 1’ 2,3939” BT

Sedang 116 KK Tidak Legal 6. Kawasan Dusun Karama 1,80 Dusun Karama Karama Tinambung 3o 30’ 55,1124” LS &

119o 2’ 9692” BT

Sedang 135 KK Tidak Legal 7. Kawasan Dusun Ujung Timur

Pappang

2,85 Dusun Ujung Timur

Pappang Campalagian 3o 29’ 8,0556” LS &

119o 8’43,3932” BT

Berat 170 KK Legal 8. Kawasan Dusun Kappungbaru

Pappang

2,01 Dusun Kappungbaru Pappang

Pappang Campalagian 3o 29’ 20,5548” LS & 119o 8’ 28,554” BT

(5)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 5

9. Kawasan Dusun 5 Pasar Baru Bonde

1,09 Dusun 5 Pasar Baru

Bonde Campalagian 3 28’ 33,492” LS & 119o 8’ 22,146” BT

Berat 44 KK Legal 10. Kawasan Dusun Ujung Baru 1,99 Dusun Ujung

Baru

Kenje Campalagian 3o 29’ 15,774” LS &

119o 8’ 3868” BT

Berat 119 KK Legal 11. Kawasan Dusun Babbatoa

Lapeo

3,80 Dusun Babbatoa Lapeo

Lapeo Campalagian 3o 29’ 28,2552” LS &

119o 8’ 1,3856” BT

Berat 168 KK Legal 12. Kawasn Lingkungan I Sidodadi 0,74 Lingkungan I Sidodadi Wonomulyo 3o 24’ 3,096” LS &

119o 12’ 44,2332” BT

Berat 33 KK Legal 13. Kawasan Lingkungan II

Sidodadi

0,62 Lingkungan II Sidodadi Wonomulyo 3o 23’ 39,246” LS &

119o 12’ 53,5896” BT

Berat 24 KK Legal 14. Kawasan Lingkungan III

Sidodadi

1,61 Lingkungan III Sidodadi Wonomulyo 3o 24’ 15,516” LS &

119o 12’ 34,3008” BT

Berat 65 KK Legal 15. Kawasan Lingkungan V

Sidodadi

0,74 Lingkungan V Sidodadi Wonomulyo 3o 23’ 49,8804” LS &

119o 12’ 29,4048” BT

Berat 42 KK Legal 16. Kawasan Dusun IV Siderejo 0,86 Lingkyngan IV Sidorejo Wonomulyo 3o 23’ 38,052” LS &

119o 12’ 41,472” BT

Sedang 51 KK Legal 17. Kawasan Dusun IV Banuabaru 0,49 Lingiungan IV Sidorejo Wonomulyo 3o 23’ 42,2196” LS &

119o 12’ 24,264” BT

Berat 32 KK Legal 18. Kawasan Dusun I Sugihwaras 0,60 Dusun I Sugihwaras Wonomulyo 3o 23’ 40,8444” LS &

119o 122’ 41,472” BT

Sedang 54 KK Legal 19. Kawasan Dusun IV Sugihwaras 1,27 Dusun IV Sugihwaras Wonomulyo 3o 23’ 27,0852” LS &

119o 12’ 44,982” BT

Berat 56 KK Legal 20. Kawasan Dusun Binangaliu

Manding

2,79 Dusun Binangalui

Manding Polewali 3o 25’ 30,4356” LS &

119o 18’ 9,1548” BT

(6)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 6

21. Kawasan Lingkungan Manding 1,95 Lingkungan Manding

Manding Polewali 3o 24’ 46,5156” LS &

119o 18’ 13,5396 BT Sedang 93 KK Legal 22. Kawasan Kappungbaru Manding 1,36 Lingkungan Kappungbaru

Manding Polewali 3o 24’ 41,3136” LS &

119o 17’ 54,4956” BT

Sedang 33 KK Tidak Legal 23. Kawasan Lingkungan

Takatidung

0,66 Lingkungan Takatidung

Takatidung Polewali 3o 25’ 56,4132” LS &

119o 19’ 37,1748” BT

Sedang 86 KK Tidak Legal 24. Kawasan Lingkungan

Mangaramba Takatidung

1,62 Lingkungan Mangaramba

Takatidung Polewali 3o 25’ 52,7988” LS & 119o 19’ 30,9216” BT

Sedang 162 KK Tidak Legal 25. Kawasan Lantora I 0,51 Lingkungan

Lantora I

Lantora Polewali 3o 25’ 40,6596” LS &

119o 20’ 10,1832” BT

Berat 50 KK Legal 26. Kawasan Lantora II 0,69 Lingkungan

Lantora II

Lantora Polewali 3o 25’ 54,7248” LS &

119o 20’ 9,4848” BT

Berat 60 KK Legal 27. Kawasan Lantora III 0,55 Lingkungan

Lantora III

Lantora Polewali 3o 25’ 52,1364” LS &

119o 20’ 8,1267” BT

Berat 42 KK Legal 28. Kawasan Lantoran IV 0,28 Lingkungan

Lantora IV

Lantora Polewali 3o 25’ 50,6568” LS &

119o 20’ 3,894” BT

Berat 45 KK Legal 29. Kawasan Lingkungan Pasar Baru

Wattang

0,67 Lingkungan Pasar Baru Wattang

Wattang Polewali 3o 25’ 56,8164” LS &

119o 20’ 28,9392” BT

(7)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 7

Setelah dilakukan kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (RP2KPKP) Pada tahun

anggaran 2016 Kabupaten Polewali Mandar, dimana telah dilakukan

verifikasi permukiman kumuh sebagaimana yang termuat dalam SK

Bupati Polewali Mandar

No. KPTS/050.13/357/HUK Tanggal 15 Juli

2014 tentang Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di

Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2014.

Hasil keluaran Penyusunan RP2KPKP tersebut sebagaimana disepakati

bersama Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) adalah sebagai berikut:

Sepakat dilakukan verifikasi terhadap SK. Bupati No.

KPTS/050.13/357/HUK Tanggal 15 Juli 2014 tentang Perumahan

Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Polewali Mandar

Tahun 2014, dengan merubah lokasi permukiman kumuh;

Fokus penanganan permukiman kumuh untuk program Rencana

Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Perkotaan (RP2KPKP) di Kabupaten Polewali Mandar berada pada

kawasan perkotaan Polewali yang merupakan ibukota kabupaten,

serta kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) dalam sistem perkotaan nasional.

Luas keseluruhan kawasan permukiman kumuh di perkotaan Polewali

adalah 41,76 Ha. Adapun lokasi masing-masing spot kawasan

permukiman kumuh dalam delineasi permukiman kumuh di

Perkotaan Polewali selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut ini

:

(8)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 8

Tabel 3.2

Sebaran Lokasi dan Luas Kawasan Permukiman Kumuh di Perkotaan Polewali Hasil Verifikasi

Tim Pokjanis RP2KPKP Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2016

No. KELURAHAN LINGKUNGAN LUAS

(Ha) Koordinat Y Koordinat X

1. Sulewatang Pandebessi 7,63 3o 25’ 23,882” S 119o 20’ 35,313” E

2. Lantora Kalawa 3,65 3o 25’ 54,130” S 119o 20’ 21,400” E

3. Lantora Lantora Utama 4,07 3o 25’ 52,760” S 119o 20’ 9,548” E

4. Polewali Ujung 4,08 3o 26’ 25,453” S 119o 21’ 16,312” E

5. Lantora Lantora Utama 0,59 3o 25’ 40,390” S 119o 20’ 10,615” E

6. Wattang Lingkungan Pasar 1,14 3o 25’ 55,798” S 119o 20’ 29,416” E

7. Wattang Massigi 1,93 3o 25’ 55,798” S 119o 20’ 29,416” E

8. Takatidung Kampung Pajala 4,51 3o 25’ 54,295” S 119o 20’ 1,950” E

9. Takatidung Takatidung 7,16 3o 25’ 58,951” S 119o 20’ 49,336” E 10. Takatidung Mangaremba 6,81 3o 25’ 53,617” S 119o 19’ 36,419” E

11. Takatidung Mangaremba 0,19 3o 25’ 59,893” S 119o 19’ 44,160” E

Total Luas 41,76

Sumber : Hasil verifikasi Tim Pokjanis bersama TAP

7.1.2. Kondisi eksisting permukiman perdesaan, permukiman nelayan,

rawan bencana, perbatasan, dan pulau kecil

(9)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 9

7.1.3. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman

Potensi :

Permasalahan :

1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak

huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi

lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

2. Masih terbatasnya prasarana sarana Masih luasnya kawasan

kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga

dapat menyebabkan terjadinya dasar pada daerah tertinggal,

pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.

3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

Tantangan :

1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana

Strategis

Ditjen

Cipta Karya sektor Pengembangan

Permukiman.

3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya

pencapaian Program- Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)

4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan

bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan

Permukiman yang masih rendah

(10)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

10

5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa

pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah

menjadi

tugas

pemerintah

daerah

provinsi

dan

kabupaten/kota.

6. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam Penyusunan RPIJM

Kab./Kota

7.1.4. Pemetaan dan evaluasi program-program yang telah dilaksanakan

di kabupaten/kota terkait dengan pembangunan kawasan

permukiman, baik di perkotaan maupun perdesaan

(11)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 11

Tabel 5.2

Perumusan Konsep dan Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan di Masing-Masing Lingkungan

No. Kawasan

Kumuh Aspek

Permasalahan Konsep Penanganan Strategi Penanganan

Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan

1. Kawasan Mangaramba Bangunan gedung 80% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni

V

(12)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 12

materialnya

dominan dari kayu yang mudah terbakar Jalan lingkungan 80% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton

Air MInum 80% populasi

belum dapat mengakses air minum yang aman

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas

(13)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 13

produksi IPA Drainase Lingkungan 55% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.

Air Limbah 70% area

permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal

Persampahan 70% area memiliki

sarpras pengelolaan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat Menyediakan sarana prasarana persampahan

(14)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 14

persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

Penataan Ruang dalam menjaga

kualitas lingkungan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 2. Kawasan Kampung Pajala Bangunan gedung 70% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan

(15)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 15

bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya

dominan dari kayu yang mudah terbakar pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 70% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton

(16)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 16

Air MInum 70% populasi

belum dapat mengakses air minum yang aman

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 55% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.

Air Limbah 70% area

permukiman memiliki sistem air

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah

(17)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 17

limbah yang tidak sesuai standar teknis

Penataan Ruang warga;

-Membangun bak septik komunal

Persampahan 70% area memiliki

sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 3. Kawasan Bangunan 70% bangunan -Disinsentif -Relokasi Menegakkan -Menyediakan

(18)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 18

Takatidung gedung permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya

dominan dari kayu yang mudah terbakar -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 70% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton;

(19)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 19

jalan eksisting -Meningkatkan

kualitas jalan lingkungan dengan

pengaspalan atau beton

Air MInum 70% populasi

belum dapat mengakses air minum yang aman

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 55% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi

(20)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 20

saluran drainase yang rusak dan tersumbat.

Air Limbah 70% area

permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal

Persampahan 70% area memiliki

sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan

(21)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 21

pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 4. Kawasan Pasar Bangunan gedung 65% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya

dominan dari kayu

-Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni

(22)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 22

yang mudah terbakar Jalan lingkungan 60% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton

Air MInum 60% populasi

belum dapat mengakses air minum yang aman

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA

(23)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 23

Lingkungan permukiman terjadi

genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.

Air Limbah 60% area

permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal

Persampahan 60% area memiliki

sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional

(24)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 24

sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 5. Kawasan Kalawa Bangunan gedung 75% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan

-Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah

(25)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 25

bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya

dominan dari kayu yang mudah terbakar

orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 75% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton

Air MInum 75% populasi

belum dapat -Disinsentif -Sosialisasi SPM Pemugaran Pengendalian lokasi -Mengembangkan

(26)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 26

mengakses air minum yang aman

bidang PU dan Penataan Ruang

pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 50% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.

Air Limbah 70% area

permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak

(27)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 27

teknis septik komunal

Persampahan 70% area memiliki

sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 6. Kawasan Pandebassi Bangunan gedung 50% bangunan permukiman tidak memiliki -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Relokasi -Reorientasi muka Menegakkan Perda RTRW/RDTR -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat

(28)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 28

keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya

dominan dari kayu yang mudah terbakar -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang bangunan rumah -Rekonstruksi terkait perizinan pemanfaatan ruang pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 50% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan

(29)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 29

lingkungan dengan pengaspalan atau beton

Air MInum 50% populasi

belum dapat mengakses air minum yang aman

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 50% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan

(30)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 30

tersumbat.

Air Limbah 50% area

permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal

Persampahan 50% area memiliki

sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur

(31)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 31

dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 7. Kawasan Lantora Utama Bangunan gedung 60% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya

dominan dari kayu yang mudah terbakar -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah -Merehabilitasi rumah tidak layak huni

(32)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 32

Jalan lingkungan 60% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton

Air MInum 60% populasi

belum dapat mengakses air minum yang aman

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru yang jauh dari sumber air minum -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 60% area permukiman terjadi genangan >30, >2 -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman -Mengembangkan saluran drainase

(33)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 33

Jam dan > 2 kali setahun

Penataan Ruang pada areal yang

tidak rawan genangan air lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.

Air Limbah 60% area

permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal

Persampahan 60% area memiliki

sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan

(34)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 34

kebakaran memiliki sistem

proteksi kebakaran rencana induk sistem proteksi kebakaran sistem mitigasi bencana kebakaran dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran. 8. Kawasan Massigi Bangunan gedung 60% bangunan permukiman tidak memiliki keteraturan, orientasi muka bangunan rumah tidak beraturan, kerapatan bangunan rumah sangat tinggi, dan bangunan didominasi oleh -Disinsentif -Pengendalian -Pengawasan -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang -Relokasi -Reorientasi muka bangunan rumah -Rekonstruksi Menegakkan Perda RTRW/RDTR terkait perizinan pemanfaatan ruang -Menyediakan Rusunawa pada lokasi dekat pantai; -Membangun jaringan jalan tepi pantai sebagai batas sempadan pantai dan sebagai arah orientasi muka bangunan rumah

(35)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 35

bangunan rumah dengan konstruksi panggung yang materialnya

dominan dari kayu yang mudah terbakar

-Merehabilitasi rumah tidak layak huni Jalan lingkungan 60% area permukiman belum terlayani jaringan jalan lingkungan -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman berorientasi pada jaringan jalan eksisting Mengembangkan panjang jaringan jalan lingkungan dengan konstruksi beton; -Meningkatkan kualitas jalan lingkungan dengan pengaspalan atau beton

Air MInum 80% populasi

belum dapat mengakses air minum yang aman

-Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengendalian lokasi pembangunan rumah baru -Mengembangkan panjang jaringan perpipaan air

(36)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 36

yang jauh dari sumber air minum minum; -Meningkatkan kapasitas produksi IPA Drainase Lingkungan 45% area permukiman terjadi genangan >30, >2 Jam dan > 2 kali setahun -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pengarahan lokasi permukiman pada areal yang tidak rawan genangan air -Mengembangkan saluran drainase lingkungan di masing-masing sisi jalan lingkungan; -Merehabilitasi saluran drainase yang rusak dan tersumbat.

Air Limbah 60% area

permukiman memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Pendampingan dan pelayanan informasi PHBS -Menyediakan jamban keluarga di setiap rumah warga; -Membangun bak septik komunal

(37)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII - 37

Persampahan 60% area memiliki

sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis -Disinsentif -Sosialisasi SPM bidang PU dan Penataan Ruang Pemugaran Peningkatan partisipasi masyarakarat dalam menjaga kualitas lingkungan Menyediakan sarana prasarana persampahan secara proporsional sesuai kebutuhan Sistem proteksi kebakaran 90% area belum memiliki sistem proteksi kebakaran Mensosialisasikan rencana induk sistem proteksi kebakaran Penerapan sistem mitigasi bencana kebakaran Pendampingan dan pelayanan informasi mitigasi bencana kebakaran Mengembangkan sistem mitigasi bencana kebakaran secara komprehensif, mulai pra dan pasca kebakaran, termasuk jalur dan tempat evakuasi bencana kebakaran.

(38)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

38

7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1. Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di

kabupaten/kota (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)

7.2.2. Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan

Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya

(39)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

39

7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(40)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

40

Sumber : Satker Pspam Tahun 2015

Berdasarkan Tabel diatas 1.6 dan Tabel 1.7 dapat dilihat Data Capaian Pelayanan Air Minum Tahun 2014 dan 2015 Provinsi Sulawesi Barat Kabupaten Jumlah Penduduk (Sulbar) jumlah penduduk perkotaan jumlah penduduk perdesaan SR jumlah penduduk terlayani perkotaan Pelayanan Perpipaan (%) jumlah penduduk terlayani perdesaan Pelayanan Non Perpipaan (%) Mamuju 258,984 103,594 155,390 10,103 50,515 48.76 93,343 60.07 Mamuju Tengah 118,188 53,185 65,003 213 1,065 2.00 26,729 41.12 Majene 161,132 104,736 56,396 8,857 44,285 42.28 32,761 58.09 Polewali Mandar 417,472 146,115 271,357 13,486 67,430 46.15 83,686 30.84 Mamuju Utara 152,505 68,627 83,878 301 1,505 2.19 27,722 33.05 mamasa 149,809 67,414 82,395 4,604 23,020 34.15 28,533 34.63 TOTAL 1,258,090 543,671 714,420 37,564 187,820 34.55 292,774 42.97

(41)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

41

7.3.2. Luas cakupan pelayanan per kecamatan

7.3.3. Lokasi dan kapasitas air baku

a) Sungai Kunyi

Salu (Sungai) Kunyi merupakan salahsatu sungai besar yang

mempunyai mata air di Batupiak (+250 mdpl), merupakan

bagian dari wilayah administratif Desa Kunyi Kecamatan

Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

Sungai Kunyi memiliki debit tertinggi 152.000 ltr/dtk di musim

hujan dan terendah 800 ltr/dtk di musim kemarau. Sistem

pengaliran pompanisasi dan distribusi dengan system gravitasi.

Instalasi ini memiliki 3 unit IPA (20 ltr/dtk, 2 unit dan 10 lt

r/dtk, 1 unit) total 50 ltr/dtk, air agak keruh pada waktu

(42)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

42

musim hujan, namun masih bisa memproduksi air bersih

sampai kualitas 75%. Jarak ke daerah pelayanan terdekat 1 km

dan terjauh +15 km.

b) Sungai Lemo

Sungai Lemo dengan debit tertinggi 150 L/Dtk dan terendah

10 L/Dtk di musim kemarau, sistem pengaliran gravitasi dengan

menggunakan broncapetering, saat musim hujan air terkadang

keruh. Kapasitas terpasang 3 Ltr/detik. Belum dilengkapi

pengolahan lengkap. Jarak ke daerah pelayanan terdekat 2 km

dan terjauh 8 km.

c) Sungai Mandar

Debit tertinggi di musim hujan 450.000 ltr/dtk dan di musim

kemarau 1500 ltr/dtk. Kondisi air baku sangat memprihatinkan

karena intake PDAM sering tertutup pasir yang menyebabkan

air tidak mengalir ke sumur/intake. Sistem produksi

menggunakan IPA 5 ltr/dtk dengan pompanisasi kemudian

didistribusi secara gravitasi ke pelayanan terdekat 200 m dan

pelayanan terjauh 15 km.

d) Sungai Matama

Sungai Matama merupakan potensi sumber air baku dengan debet

tertinggi di musim hujan 2000 ltr/dtk dan musim kemarau 500

ltr/dtk. Jarak pelayanan terdekat kurang lebih 20 km dan

terjauh kurang lebih 35 km.

e) Sungai Riso

Sungai Riso dengan debet tertinggi di musi m hujan 1000

ltr/dtk dan musim kemarau 100 ltr/dtk. Kondisi air di musi m

(43)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

43

hujan kadang berlumpur sehingga sulit dijernihkan dengan

kapasitas IPA/Filter 30 ltr/dtk. Jarak pelayanan terdekat kurang

lebih 10 km dan terjauh kurang lebih 40 km. Pada jarak 18

km menggunakan reservoar tower dengan ketinggian 30 m dan

jarak 30 km menggunakan bosterpump terutama di siang hari

f) Sungai Maloso

Sungai Maloso memiliki debet tertinggi di musim hujan

640.000 ltr/dtk dan musim kemarau 3500 ltr/dtk. Jarak

pelayanan terdekat kurang lebih 25 km dan terjauh kurang

lebih 40 km

g) Sungai Binuang

Sungai Binuang memiliki debet tertinggi di musim hujan 1500

ltr/dtk dan musim kemarau 300 ltr/dtk. Jarak pelayanan

terdekat kurang lebih 3 km dan terjauh kurang lebih 15 km

h) Salu Ulu

Salu Ulu yang terletak di Sumarrang Campalagian memiliki debet

tertinggi di musim hujan 200 ltr/dtk dan musim kemarau 20

ltr/dtk. Dari sumber jarak pelayanan terdekat kurang lebih 4,5

km dan terjauh kurang lebih 12 Km.

i) Salu Matta

Salu Matta yang terletak di Kecamatan Bulo memiliki debet

tertinggi di musim hujan 300 ltr/dtk dan musim kemarau 50

ltr/dtk. Jarak pelayanan terdekat kurang lebih 4 km dan terjauh

kurang lebih 20 km.

(44)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

44

(45)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

45

7.3.4. Kinerja PDAM

7.3.5. Potensi dan tantangan Pengembangan SPAM

(46)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

46

7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

7.4.1. Data terkait pengelolaan air limbah eksisting (terpusat maupun

setempat)

7.4.2. Kondisi eksisting pengelolaan persampahan di kabupaten/kota (TPA

dan 3R)

7.4.3. Kondisi eksisting drainase permukiman

7.4.4. Tantangan dan permasalahan pengembangan penyehatan

lingkungan permukiman

(47)

Bab. 7. Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya VII -

47

Kondisi Eksisting :

SEKTOR

DATA KONDISI EKSISTING

Sektor Pengembangan

Kawasan Permukiman

• Data kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline

perencanaan pembangunan menuju 100-0-100, dilengkapi

dengan SK bupati/walikota

• Kondisi eksisting permukiman perdesaan, permukiman

nelayan, rawan bencana, perbatasan, dan pulau kecil

• Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman

• Pemetaan dan evaluasi program-program yang telah

dilaksanakan

di

kabupaten/kota

terkait

dengan

pembangunan kawasan permukiman, baik di perkotaan

maupun perdesaan

Sektor

Penataan

Bangunan

dan

Lingkungan

• Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di

kabupaten/kota (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)

• Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan

Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya

• Potensi dan tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

• Data lain yang terkait dengan penataan bangunan dan

Gambar

Gambar 6.1. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Polewali Mandar

Referensi

Dokumen terkait

• EIS adalah sistem berbasis komputer untuk mendukung manajer puncak dalam mengakses informasi (dalam dan luar) secara mudah dan relevan dengan CSF (Critical Success Factor)

Tulislah sebuah pidato yang berisi paling sedikit lima macam nasehat yang akan dapat membantu para siswa untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Indonesia.. OR

Secara morfotektonik daratan dan perairan Indonesia yang dikenal dengan nama Busur Sunda-Banda didominasi oleh sistem parit laut dalam dan busur luar/ prisma akresi yang membentang

Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 1,81 persen. Pada April 2014 yang

dibandingkan ibu yang tidak memiliki riwayat Hal ini disebabkan karena endometrium dianggap mengalami luka atau kecacatan, apalagi pada ibu riwayat abortus yang

Begitu pula dengan karya yang akan dibuat, penulis berusaha menggambarkan ciri khasnya dengan menciptakan kreativitas dalam membuat karya seni grafis cetak

Apabila dilihat dari lima kontruk kualitas belanja daerah, hampir semua kontruk belanja daerah Kabupaten Serang masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi setiap

Berdasarkan Tabel 4.4 telah di paparkan bahwa dari ketiga model data curah hujan tersebut dapat di lihat dari nilai AIC atau nilai dari SBC/BIC bahwa model yang baik