• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT GMK.

Selama tahun 2004 ini, PT GMK mendapatkan laba operasi sebesar 631 juta rupiah. Laba operasi tersebut didapat dari nilai penjualan sebesar 2666 juta rupiah dikurangi biaya harga pokok penjualan (HPP) sebesar 1491 juta rupiah dan biaya operasi sebesar 543 juta rupiah. Besarnya biaya HPP ini diakibatkan oleh besarnya biaya bahan baku (kayu, bahan pembantu dan bahan finishing) sekitar 81% atau 1214 jutaan. Rata-rata operating profit margin PT GMK sendiri sebesar 24% dari nilai penjualannya. Sedangan Return on Assets (ROA) dan Operating Income Return on Investment (OIROI) yang cukup besar (18% dan 25%) menandakan PT GMK cukup efisien dalam operasi. Hal ini cukup wajar karena PT GMK memiliki peralatan modern untuk mendukung proses produksi itu sendiri sehingga biaya operasional produksi cukup murah dan waktu pengerjaan cepat.

Rata-rata total assets PT GMK pada tahun 2003 dibiayai oleh equity sebesar 34% dan liabilities sebesar 66%. Besarnya penggunaan hutang untuk membiayai assets ini juga mendorong tingginya tingkat return on equity PT GMK yaitu sebesar 55%. Namun penggunaan hutang ini tidak menjadi masalah mengingat PT GMK sendiri termasuk perusahaan yang likuid dengan current ratio sebesar 188%. Saat ini liabilities sebagian besar disebabkan karena pembelian mesin-mesin produksi dengan cara hutang dengan pihak bank.

(2)

Kinerja keuangan PT GMK yang baik ini menandakan baiknya kinerja management dalam mengelola aset - aset dan kegiatan operasinya. Namun demikian, dari segi kuantitas sebetulnya PT GMK masih dapat meningkatkan pendapatannya (nilai penjualannya). Hal ini mengingat pendapatan PT GMK di tahun 2003 hanya sebesar 2666 juta rupiah atau secara rata-rata nilai penjualannya hanya sekitar 222 juta rupiah per bulan. Hal ini dapat dimengerti karena sistem pemasaran PT GMK sendiri belum maksimal dan masih menggunakan metode lama.

Tabel 4.1 Laporan Keuangan PT GMK tahun 2003

Ringkasan Neraca Ringkasan Laporan Rugi-Laba

Tahun 2003 Tahun 2003

(dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah)

Aktiva Lancar 422 Penjualan 2666

Aktiva Tetap 1680 Harga Pokok Penjualan 1491

Total Aktiva 2102 Biaya Operasi 543

Hutang Lancar 225 Laba Operasi 631

Hutang Jangka Panjang 1170 Laba Bersih 386 Total Kewajiban 1395

Total Modal 707

Analisa Laporan Keuangan Tahun 2003

Current Ratio 188%

OIROI 25% Operating Profit Margin 24% ROA 18% ROE 55%

Debt Ratio 66%

(3)

4.1.1 Tinjauan

Marketing

Ditinjau dari sisi pemasaran (marketing), PT GMK masih memiliki banyak kelemahan. Hal ini disebabkan karena PT GMK tidak memiliki divisi marketing (sales force) yang dapat meningkatkan nilai penjualan dan memperluas pangsa pasar PT GMK. Marketing saat ini masih mengandalkan word of mouth dan hubungan baik antara direktur dan kliennya. Tentu saja hal ini menjadi penghalang bagi PT GMK untuk berkembang di masa mendatang bahkan secara stratejik membahayakan kelangsungan hidup perusahaan jika mendadak direktur berhalangan atau tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.

Tidak adanya sales force sendiri, disebabkan oleh sulitnya mencari orang-orang yang bukan saja punya kemampuan menjual tetapi juga menguasai segi teknis dari produksi furniture itu sendiri seperti kualitas bahan baku, model, ukuran, finishing dan lain sebagainya. Sales force di industri furniture sendiri harus memiliki tingkat integritas yang tinggi, karena menyangkut hal-hal yang sifatnya confidential dan dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.

Saat ini, selain mengandalkan hubungan baik direktur dengan kliennya untuk mendapatkan direct order, PT GMK juga mendapat pelanggan lewat indirect order melalui pihak ke-3 seperti designer dan agency. Besarnya pelanggan yang diraih lewat designer dan agency (toko) ini sekitar 30% dari total sales seluruh pelanggan PT GMK, sedangkan 70% lainnya didapat dari hubungan langsung antara pelanggan dengan direktur.

(4)

PT GMK

Konsumen

Designer atau agency

PT. GMK

Gambar 4.1 Cara Pemesanan Produk

Di satu sisi, pihak ke-3 ini cukup berperan dalam meningkatkan penggunaan jasa PT GMK, apalagi kalau designer atau agency (toko) ini memiliki banyak klien besar. Namun di sisi lain, ada kalanya mereka menjadi bumerang bagi PT GMK, karena seringkali mereka menerima order secara asal atau tidak memperhatikan segi teknis produksi (produk non standar) itu sendiri. Akibatnya, pelanggan merasa tidak puas karena proses produksinya tertunda karena terbentur masalah teknis dan PT GMK juga dirugikan karena biaya dan waktu dan sales opportunity yang terbuang.

Kinerja pemasaran yang centralized dan hanya melibatkan direktur seorang diri ini terlihat kurang efektif. Hal ini terlihat dari sangat sedikitnya jumlah pelanggan baru tiap tahunnya. Menurut pihak perusahaan, pelanggan baru hanya sekitar 70 orang atau 15 toko per tahun. Kebanyakan pesanan didapat dari pelanggan.lama yang sudah ada, yaitu mereka yang mengulang pesanan untuk produk kursi tamu, meja makan, kamar set dan lain-lain. Nilai penjualan pun kadang mengalami penurunan

(5)

yang sangat tajam, karena sangat sedikitnya pelanggan yang melakukan pesanan. Nilai penjualan yang naik di bulan-bulan tertentu diakibatkan karena meningkatnya keperluan musiman para pelanggan lama dan bukan dikarenakan bertambahnya pesanan dari pelanggan baru. Keperluan musiman tersebut adalah untuk keperluan menjelang Natal, Lebaran atau akhir tahun. Selain dari bulan-bulan yang dekat dengan perayaan tersebut, nilai penjualan cenderung turun. Berikut adalah grafik penjualan PT GMK dari Januari hingga September di tahun 2003:

P.T. GMK Penjualan Tahun 2003 0 100 200 300

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep (Bulan) (D al am J u ta an ) Penjualan

Gambar 4.2 Perkembangan Penjualan Periode Januari – September 2003

4.1.2 Hasil Survei

Pada saat memulai proyek ini, kuesioner hanya membatasi responden pada pembeli furniture Produk GMK untuk keperluan rumah tangga. Jumlah seluruh kuesioner konsumen yang kembali adalah sebanyak 100 lembar. Peneliti mencoba untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian pada kepuasan pelanggan dan ketidakpuasan pelanggan dan faktor-faktor yang menyebabkan konsumen membeli suatu produk furniture.

(6)

4.1.2.1 Profil Konsumen (Customer Profile)

4.1.2.1.1 Distrubusi Data Profil Konsumen Berdasarkan

Jenis Kelamin

Survei ini mencoba menganalisa keadaan pribadi dari pengguna furniture. Dalam kuesioner akan ditanyakan kepada responden tentang pribadi mereka seperti jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan dan pendapatan per bulannya.

Dari hasil survei, mendapatkan bahwa 42% responden adalah pria dan sisa 58% adalah wanita (gbr. 4.3).

Pria 42%

Wanita 58%

Gambar 4.3 Jenis Kelamin Konsumen

4.1.2.1.2 Distrubusi Data Profil Konsumen Berdasarkan

Umur

Dari survei didapatkan bahwa 60% responden berkisar dari 21-30 tahun dan 35% berkisar 31-40 tahun. Ini menunjukkan bahwa pembeli furniture umumnya adalah pasangan yang akan menikah (gbr.4.4).

(7)

S1 35% S2 12% Lainnya 0% Akademik 42% SLTA 10% SD 0% SLTP 1% > 50 2% 41 - 50 3% 31 - 40 35% = 20 0% 21 - 30 60%

Gambar 4.4 Kisaran Umur Konsumen

4.1.2.1.3 Distrubusi Data Profil Konsumen Berdasarkan

Jenjang Pendidikan

Sebesar 35% pendidikan responden adalah S1 dan 42% adalah Akademik (D1/D2/D3). Responden yang mempunyai Pendidikan S2 sebesar 12% (gbr 4.5).

Gambar 4.5 Pendidikan Terakhir Konsumen

4.1.2.1.4 Distrubusi Data Profil Konsumen Berdasarkan

Jenis Pekerjaan

Dari hasil survei didapat bahwa berdasarkan jenis pekerjaan responden adalah wiraswata sebesar 32% dan 35% adalah profesional, sedangkan karyawan sebesar

(8)

23%. Yang terakhir adalah masih berstatus mahasiswa sebesar 5%, didapatkan tambahan informasi bahwa dana pembelian furniture ini masih disubsidi oleh orang tua mereka. Akademisi 5% Lainnya 0% Belum Bekerja 0% Wiraswata 32% Profesional 35% Mahasiswa 5% Karyawan 23%

Gambar 4.6 Pekerjaan Konsumen

4.1.2.1.5 Distrubusi Data Profil Konsumen Berdasarkan

Penghasilan Per Bulan

Distribusi pendapatan konsumen bervariasi, tapi dari 100 responden diperoleh data sebagai berikut, lebih 50% memiliki penghasilan antara 4 sampai dengan 5 juta sedangkan dari responden yang memiliki penghasilan dibawah 4 juta setiap bulannya sebesar 46%. Ini membuktikan bahwa pembeli furniture rata - rata memiliki kelas sosial menengah kebawah.

(9)

Konsumen 0 10 20 30 40 50 60 7 < Rp. 1.000.000 < Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.999 < Rp. 2.000.000 - Rp. 2.999.999 < Rp. 3.000.000 - Rp. 3.999.999 < Rp. 4.000.000 - Rp. 4.999.999 > Rp. 5.000.000 0

Gambar 4.7 Pendapatan per Bulan Konsumen

4.1.2.2 Bisnis dan Ekonomi

Pada bagian ini akan dianalisi pangsa pasar dari produk furniture minimalis yang ada, karakteristik pasar dan trend yang ada dimasyarakat. Survei menunjukan data – data yang terkumpul adalah sebagai berikut:

4.1.2.2.1 Distrubusi Data Pemain Produk Minimalis di

Industri Furniture

Dari data yang dikumpulkan melalui survei pasar diketahui pemain furniture produk mininalis, konsumen lebih mengenal produk dari Vinoti yang diwakilkan sebesar 58%, kemudian 31% adalah produk dari Floral Home dan 11% adalah produk dari PT.GMK (gbr. 4.8).

(10)

Floral Home

31% Vinoti58%

GMK 11%

Gambar 4.8 Merek Produk Minimalis yang Dikenal

4.1.2.2.2 Distrubusi Data Keunggulan Produk Minimalis

Dikenal

Untuk keunggulan produk minimalis yang dikenal dimasyarakat, didapat bahwa konsumen lebih memilih dari segi kualitas yaitu sebesar 36%, 25% memilih model dan 18% responden memilih dari segi harga yang murah.

Ken

Gambar 4.9 Keunggulan dari Merek yang dikenal

Harga 18% Ketahanan 5% Model 25% Kualitas 36% Warna 6% yamanan 10%

(11)

4.1.2.2.3 Distrubusi Data Produk PT. GMK Yang Banyak

Dikonsumsi

Untuk produk GMK yang paling banyak disukai oleh responden dan banyak dikonsumsi adalah sebagai berikut: 42% Responden memilih kursi tamu, 38% memilih meja makan dan 20% Responden memilih kamar set pada bagian ini lebih pasangan yang akan menikah.

Meja Makan 38% Kursi Tamu 42% Kamar Set 20%

Gambar 4.10 Produk GMK Yang Banyak Dikonsumsi

4.1.2.2.4 Distrubusi Data Karakteristik Konsumen Terhadap

Produk GMK Bila Pilihannya Tidak Tersedia

Dapat dilihat dari data dibawah ini bahwa persaingan pada industri furniture minimalis sangat tinggi, karena mereka lebih cenderung untuk mencari produk merek lain sebesar 32% sedangkan yang bersedia memesan dengan syarat harus menunggu dengan jangka waktu tertentu terhadap produk GMK hanya 8%. Selera konsumen juga merupakan salah satu pertimbangan dalam membeli furniture dapat dilihat pada gambar 4.11, konsumen GMK masih berusaha untuk mencari dilokasi lain yang merupakan agen dari GMK sebesar 20%, tetapi yang memilih type yang lain hanya

(12)

16% dengan pertimbangan di sisi anggaran yang agak memaksa. Dan kelompok yang terakhir hanya membeli produk pelengkap lainnya seperti consul tabel atau meja TV.

Memilih merek lain 32% Memesan 8% Mencari ke tempat lain 20%

Memilih Jenis Lain 24%

Membeli produk type lain

16%

Gambar 4.11 Merek Pilihan Konsumen Jika Tidak Tersedia

4.1.2.2.5 Distrubusi Data Jangka Waktu Konsumen

Melakukan Penggantian Furniture

Dari sisi ekonomi dan kebutuhan responden terhadap penggantian furniture di rumahnya, sebesar 58% mengganti furniturenya dalam jangka waktu 4 tahun sedangkan hanya 10% responden yang mengganti furniturenya dalam kurun waktu 2 tahun, responden pada bagian ini memiliki tingkat ekonmi yang lebih baik sehingga jangka waktu penggantian furniture mereka relatif lebih pendek.

(13)

Gambar 4.12 Jangka Waktu Konsumen Mengganti Furniture 46 5 Tahun 9% 2 Tahun 11% 1 Tahun 4% 3 Tahun 30% 4 Tahun %

4.1.2.3 Promosi

4.1.2.3.1 Distrubusi Data Mengenai Informasi Furniture

Yang Diperoleh Konsumen

Lebih dari persentasenya bahwa responden berpendapat bahwa meraka memperoleh informasi mengenai produk furniture melalui toko meubel yaitu sebesar 45%. Sedangkan lebih dari 30% dari para responden memperoleh informasi melalui majalah. Hal ini mencerminkan bahwa cukup banyak responden yang mengharapkan pameran furniture untuk merupakan ajang memperoleh informasi yang tepat dan juga bisa dijadikan ajang promosi bagi toko-toko meubel.

Toko Meubel 45% Teman / Kerabat 18% Radio 2% Televisi 4% Majalah/ Surat Kabar 30% Billboard 1%

(14)

4.1.2.3.2 Distrubusi Data Kegiatan promosi Yang Paling

Disukai Konsumen

Dari hasil survei, kegiatan promosi yang paling disukai oleh responden sebesar 42% yang menyukai hadiah langsung dan 52% yang meyukai potongan harga. Sedangkan hanya 6% yang memilih undian berhadiah. Kegiatan promosi ini mempunyai efek paling besar atau dapat dikatakan suatu marketing strategi yang paling ampuh dalam meningkatkan daya saing perusahaan.

Gambar 4.14 Kegiatan Promosi yang disukai Konsumen Furniture

Potongan Harga 52% Hadiah Langsung 42% Undian Berhadiah 6%

4.1.2.4 Harga dan Jenis Transaksi

4.1.2.4.1 Distrubusi Data Harga Yang Sesuai Menurut

Konsumen

Para responden juga memberikan pendapat tentang harga yang pantas sesuai dengan anggaran mereka untuk Produk GMK. Lebih dari 83 orang mengatakan harga yang pantas adalah berkisar Rp. 3.000.000 dan 27 orang mengatakan Rp. 5.000.000.

(15)

Hanya 10 orang yang beranggapan diatas 7.000.000, tetapi faktor ini dianggap bias karena melihat kualitas dari produk GMK yang belum pantas mencapai nilai tersebut.

Rp. 3.000.000 69% Rp. 1.000.000 0% Rp. 5.000.000 23% Rp. 7.000.000 8%

Gambar 4.15 Harga Produk GMK menurut Konsumen

4.1.2.4.2 Distrubusi Jenis Transaksi Yang Sesuai Menurut

Konsumen

Dari responden yang disurvei, 82% konsumen menyukai jenis transaksi tunai untuk pembelian furniture karena mereka masih mempunyai anggapan atau ketakutan dalam penggunaan kredit. Dan untuk pembelian furniture ini memang sudah mereka rencanakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan yang lebih memilih transaksi dengan kredit hanya 18%.

Kredit 18%

Tunai 82%

(16)

4.1.2.5 Produk

4.1.2.5.1 Distrubusi Data Aspek Produk Terpenting Menurut

Konsumen

Dari survei ternyata didapat hasil yang hampir seimbang antara responden yang mempertimbangkan model menarik dalam membeli furniture dan harga yang layak, yaitu 46% dan 48%.

Mudah diperoleh 2% Model 48% Merek 2% Tahan Lama 2% Harga 46%

Gambar 4.17 Aspek Penting yang Menentukan Pembelian

4.1.2.5.2 Distrubusi Data Alasan Utama Konsumen Dalam

Mengganti Furniture

Dari survei ternyata didapat hasil yang hampir seimbang alasan responden yang mempertimbangkan mengganti furniture lama yang rusak dan berganti model baru yang sedang trend yaitu 55% dan 45%.

(17)

Mengikuti Trend 45%

Mengganti yang Rusak

55% Gambar 4.18 Alasan Utama Mengganti Furniture

4.1.2.5.3 Distrubusi Data Attribut Produk GMK Yang

Terpenting Menurut Konsumen

Sebesar 28% menyatakan modelnya menarik bagi konsumen, sedangkan 38% menyatakan harganya terjangkau.

Harga 36% Merek 3% Warna 2% Hadiah 2% Mudah didapat 2% Rapairbility 0% Deliveri 1% Model 28% Bahan 1% Nyaman 17% Tahan Lama 8%

(18)

4.1.2.6 Distribusi

4.1.2.6.1 Distrubusi Data Mengenai Saluran Distribusi Yang

Effektif Menurut Konsumen

Sebesar 46% konsumen melakukan pembelian furniture di pameran dan 31% melakukan pembelian di toko langganan, sedangkan yang membeli melalui penawaran langsung sebanyak 6%.

Toko Furniture yg terkenal

1% Penawaran

Langsung

6% Toko Meubel Langganan 31%

Pameran Furniture

62%

Gambar 4.20 Lokasi Konsumen Melakukan Pembelian Furniture

4.1.2.6.2 Distrubusi Data Mengenai Waktu Yang Pembelian

Furniture

Waktu yang tepat bagi responden untuk membeli furniture, lebih dari 30 orang mengatakan bila mereka perlu tidak mengharuskan pada saat hari raya, 80 orang memilih pada saat menjelang hari raya, sebagai sarana penunjang yang penting tetapi juga sebagai mode yang membuktikan kondisi keuangan mereka. Sedangkan responden yang memlih pada akhir tahun hanya 10 orang dan awal tahun juga 10 orang.(gbr. 4.21).

(19)

0 20 40 60 80 100 120

Menjelang Hari Raya Bila Memerlukan Akhir Tahun Awal Tahun

Gambar 4.21 Waktu Pembelian Furniture

4.1.2.7 Perilaku

Konsumen

4.1.2.7.1 Distrubusi Data Pengambil Keputusan Untuk

Transaksi Pembelian

Dari para responden yang disurvei, 50% adalah faktor pengambil keputusan adalah suami dan istri dalam melakukan pembelian, sedangkan 30% adalah sang istri karena mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, dan 20% sang suami dalam pengambilan keputusan untuk membeli.

(20)

Suami dan Istri 50% Suami 20% Istri 30%

Gambar 4.22 Faktor Pengambil Keputusan Pembelian

4.1.2.7.2 Distrubusi Data Konsumen Setelah Melakukan

Pembelian

Responden juga mempunyai parameter pada produk yang lama. Dapat dikatakan sebagai perilaku pasca pembelian, mereka akan melakukan tindakan yang menurut mereka bermanfaat bagi diri mereka juga orang lain. 51% responden untuk memberikan furniture lamanya kepada orang lain. Sedangkan 28% responden menyimpannya di gudang, dan 15% menjualnya dengan harga murah karena rumah mereka kecil dan 5% responden yang menukar furniture lama mereka dengan yang baru. Menukar dengan yang Baru 5% Dijual Dengan Harga Murah 15% Diberikan Ke Orang Lain 52% Disimpan Di Gudang 28%

(21)

4.1.3 Analisa Pengenalan Merek Produk GMK

Dalam hal pengetahuan akan produk GMK. Lebih dari setengah pemakai furniture tidak mengetahui merek bahwa yang mereka guna produk GMK. Hal ini menunjukan bahwa Brand Awareness produk tersebut masih sangat rendah. Oleh karena itu, dalam jangka waktu pendek, pentingnya GMK harus melakukan strategi untuk memasyarakatkan atau memperkenalkan produk furniturenya sehingga konsumen mengetahui adanya produk GMK dipasar. Promosi yang dilakukan untuk memotivasi toko untuk menyarankan konsumen untuk menggunakan produk GMK masih kurang dan tidak secara konsisten. Dimana promosi tersebut banyak yang dijalankan hanya beberapa bulan dan tidak dilanjutkan lagi. Maka untuk strategis promosi yang dilakukan dimasa yang akan datang harus dilakukan secara konsisten dan harus yang benar mengena pada sisi harga yang merupakan faktor terpenting bagi para toko dan konsumen. Tentunya untuk melakukan hal ini harus ada komitmen dari Board Of Director.

Walaupun cukup banyak responden mengetahui produk GMK tetapi hanya sebagian kecil saja yang menggunakan produk ini. Jadi sebenarnya pada awal produk diedarkan di pasaran, banyak konsumen yang masih ragu akan produk ini. Tetapi konsumen yang mencoba, sebagian besar tidak melakukan pembelian ulang. Ini bisa dilihat dari penjualan produk GMK yang ditawarkan tidak stabil dan hanya besar diawal launching nya saja, karena didukung dengan barang titip pajang (display). Faktor lainnya adalah kekecewaan akibat terlambatnya pengiriman yang dilakukan

(22)

kepada konsumen. Sehingga kemungkinan mereka tidak lagi termotivasi untuk terus memberikan rekomendasi dan saran-saran kepada konsumen untuk terus menggunakan produk ini.

Untuk itu maka GMK harus melakukan pendekatan kepada saluran distribusi khususnya pada penjaga dan pemilik toko sehingga mereka dapat meyakinkan konsumen akan kualitas produk GMK sehingga para konsumen menjadi loyal dan tidak sekedar coba-coba. Pada level konsumen, Brand Awareness masih rendah, dimana sebagian besar konsumen tidak mengenal merek produk GMK. Menurut informasi rendahnya Brand Awareness ini bisa dijadikan tanda bahwa produk GMK tidak dikenal oleh para konsumen, karena toko yang dijadikan sarana distribusi sebagian besar tidak dianggap sebagai jaringan penjualan PT.GMK yang merupakan agen dari produk GMK yang dibina dengan baik.

Gambar 4.24 Positioning Produk GMK 0

20 40 60 80

Brand Awareness Produk

Vinoti Floral Home GMK

(23)

4.1.4 Analisa Harga

Dari konsumen yang disurvei lebih dari 46% responden mengatakan bahwa harga furniture merupakan faktor yang cukup sensitif bagi mereka dalam melakukan pembelian. Hanya 2% saja yang mengacu pada merek tertentu. Hal ini menunjukan bahwa responden sudah mendekati puas dengan harga yang ada sekarang tapi GMK perlu menyadari bahwa dengan adanya kenaikan bahan baku maupun bahan pendukung, akan menyebabkan tidak dapat bersaingnya produk GMK di pasar. Dengan demikian perlu perhatian khusus untuk melakukan perbandingan harga dengan merek-merek furniture lainnya dan melakukan penyesuaian harga.

Dari responden yang menggunakan produk GMK, 34% mengatakan berkualitas bagus, 33% menyatakan harganya sesuai dan 17% mengatakan produk ini baik dalam segi ketahanannya, terlihat bahwa yang puas dengan produk GMK tidak terlalu banyak bahkan yang mempunyai pengalaman buruk dengan produk masih ada. Solusi yang tepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggali dan mendengarkan keluhan serta informasi dari pelanggannya tentang produk tersebut dan melakukan perbaikan dan peningkatan mutu produk.

Para responden juga memberikan pendapat mereka tentang harga yang pantas untuk produk GMK. Lebih dari 40 orang mengatakan harga yang pantas adalah berkisar Rp. 3.000.000,- dan 27 orang mengatakan Rp. 5.000.000,-. Ini mencerminkan bahwa sebagian responden menganggap bahwa harga produk GMK sekarang lebih tinggi dari yang responden inginkan. Jadi GMK harus melakukan

(24)

strategi untuk meningkatkan Brand image sehingga responden menghargai produk GMK dengan harga yang lebih tinggi.

Karena konsumen tidak terlalu memperdulikan jenis furniture yang dipakainya. Bagi mereka yang terpenting adalah brand image dari merek suatu produk untuk itu maka GMK harus menaikan atau meningkatkan brand image nya.

Gambar 4.25 Analisa Harga Produk GMK

4.1.5 Analisa Produk

Setengah dari konsumen yang disurvei, mempunyai Top Of Mind pada merek tertentu seperti misalnya Vinoti. Untuk itu GMK juga harus melakukan benchmarking terhadap produk-produk tersebut agar konsumen mempunyai Top of Mind GMK merupakan produsen furniture. Hal ini akan dilakukan sebagai strategi

2% Mudah diperoleh 2% Model 48% Merek 2% Tahan Lama Harga 46% Ketahanan 5% Harga Sesuai 18% Model 25% Kualitas 36% Warna 6% Kenyamana n 10% Rp. 3.000.000 69% Rp. 1.000.000 0% Rp. 5.000.000 23% Rp. 7.000.000 8%

(25)

jangka panjang perusahaan . Dari seluruh konsumen yang disurvei, 54% konsumen selalu mementingkan model dalam pemilihan furniture, kesempatan ini harus dengan benar digunakan oleh GMK untuk melakukan inovasi dalam hal model dengan penyesuaian trend yang akan berlanjut di pasar.

Ada beberapa persepsi dari konsumen akan kualitas produk yang digunakan sekarang, 77% konsumen mengatakan bahwa kualitas produk yang digunakan oleh mereka adalah bagus. Hanya 19% saja yang mengatakan produk mereka berkualitas sedang. Dari sini terlihat lebih dari 70% konsumen sudah puas dengan kualitas.

Dari gambar kita dapat melihat sebagian besar pemakai furniture, mengatakan furniture lama yang mereka pakai bagus kualitasnya. Tetapi untuk produk GMK, konsumen mengatakan berkualitas sedang lebih banyak dari pada yang mengatakan kualitas bagus. Ini menunjukan bahwa pengalaman konsumen yang akan membeli produk GMK. Oleh karena itu GMK harus melakukan strategi untuk merubah persepsi konsumen dari yang tadinya mengatakan kualitas sedang bisa menjadi kualitas baik.

(26)

0 20 40

Pemilihan Atribut Produk

Harga Model Nyaman Bahan Tahan Lama Mudah Didapat Merek Hadiah Warna Reparbility Deliveri

Gambar 4.26 Faktor Atribut Produk GMK bagi Konsumen

4.1.6 Analisa Distribusi

Sebesar 62% konsumen melakukan pembelian furniture di pameran dan 31% melakukan pembelian di toko langganan, sedangkan yang membeli di toko tertentu hanya 1%. Dari sini dapat dilihat bahwa pameran memegang peranan yang cukup signifikan dalam mendistribusikan produk GMK, yaitu dengan jumlah hampir mencapai 70%. Jadi GMK harus melakukan strategi distribusi yang merangkul penyelenggara pameran furniture dan toko langanan, karena mereka menguasai sebagian besar distribusi ke konsumen. Tampaknya konsumen tidak terlalu memperdulikan jarak tempuh membeli furniture, mereka akan membeli furniture di pameran atau toko langganan mereka, walaupun jaraknya cukup jauh dan cukup memakan waktu. Untuk itu maka GMK perlu merangkul toko furniture yang ramai

(27)

dikunjungi konsumen sehingga bisa melakukan penanaman informasi mengenai produk ke konsumen. ko Furniture yg terkenal 1% Penawaran Langsung 6% Toko Meubel Langganan 31% Pameran Furniture 62% To

Gambar 4.27 Saluran Distribusi Produk GMK

4.1.7 Analisa Promosi

Dari hasil survei didapat bahwa 45% konsumen mengetahui produk furniture yang dipakai sekarang dari toko langganan, sedangkan majalah menempati 30% dan kerabat/teman 18%. Ini menunjukan pemilik toko dan teman atau kerabat cukup memberikan kontribusi dalam memperkenalkan produk GMK. Jadi perusahaan sebaiknya melakukan pendekatan ke toko, karena mereka adalah orang - orang yang paling dekat dengan konsumen dan paling dipercaya oleh konsumen. Bila ada promosi dari produk GMK, 52% konsumen menginginkan bentuk promosi tersebut adalah potongan harga dan 42% konsumen menginginkan hadiah langsung berupa pelengkap seperti pajangan, aksesoris meja, bantal tambahan dan lainnya. Perusahaan

Undian Berhadiah 6% Hadiah Langsung 42% Potongan Harga 52%

(28)

sebaiknya melakukan promosi-promosi berupa hadiah langsung yang dapat mernotivasi konsumen untuk membeli produk ini.

Bentuk promosi yang diberikan para produsen kepada para toko biasanya diberikan dalam bentuk diskon pernbelian. Pernberian diskon merupakan hal yang umum yang diberikan oleh produsen furniture. Oleh karena itu GMK perlu melakukan perbedaan promosi ke bentuk-bentuk yang lain sehingga lebih menarik minat para toko.

4.1.8 Analisa Profil Konsumen

Dari hasil survei didapatkan hasil bahwa sebagian besar pembeli furniture adalah wanita dengan umur terbanyak 21-30 tahun dengan pendidikan terbanyak adalah Akademik. Lebih dari setengah responden adalah profesional dan kisaran pendapatan terbanyak adalah dibawah Rp. 3.000.000,- , dimana pengeluaran untuk mengganti furniture mereka adalah berkisar Rp. 4.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,-

Dengan demikian sebagian besar pengguna furniture produk GMK adalah wanita yang berusia muda dengan pendidikan rata-rata akademik dan merupakan

Toko Furniture 45% Teman / Kerabat 18% Radio 2% Televisi 4% Majalah/ Surat Kabar 30% Billboard 1% Undian Berhadiah 6% Hadiah Langsung 42% Potongan Harga 52%

(29)

konsumen yang bisa digolongkan sebagai kelas menengah kebawah berdasarkan pengeluarannya. Sehingga PT. GMK harus fokus kepada konsumen dengan kriteria seperti diatas baik dalam segi promosi, penetapan harga, saluran ditribusi dan spesifikasi produk yang sesuai dengan mereka.

Gambar 4.29 Profil Konsumen Produk GMK

4.2 Analisis Tabulasi Silang Pembuktian Hipotesis Penelitian

4.2.1 Analisis Tabulasi Silang Hubungan Sikap Konsumen

dengan Pendapatan Konsumen

Pria 42% Wanita 58% > 50 2% 41 - 50 3% 31 - 40 35% = 20 0% 21 - 30 60% S1 35% S2 12% Lainnya 0% Akademik 42% SLTA 10% SD 0% SLTP 1%

(30)

Tabel 4.2 Tabulasi Silang Variabel Tingkat Pendapatan Konsumen Terhadap Sikap Konsumen Jika Pilihannya Tidak Tersedia (out of stock)

Pendapatan Per/Bulan * Pilihan Tidak Tersedia Crosstabulation Count

Pendapatan

Per/Bulan Pilihan Tidak Tersedia Total

Mencari ketempat lain Memesan dgn waktu Membeli model lain jenis sama Tetap membeli type lain Memilih merek lain Low 0 0 1 6 10 17 High 20 8 23 10 22 83 Total 20 8 24 16 32 100 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 17.907(a) 4 .001

Likelihood Ratio 21.944 4 .000

Linear-by-Linear Association 13.374 1 .000

N of Valid Cases 100

Dari hasil pengujian H 1 didapatkan analisis yang dijelaskan sebagai berikut, t hitung dari hasil pengujian dengan metode Chi-Square didapatkan nilai positif (dikatakan terdapat hubungan yang signifikan) sebesar 17.907 > t table yaitu 9.48773 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (Chi-Square Distribution Table) dan nilai degree of freedom (df) adalah (R-1) x (C-1) → (5-1) x (2-1) = 4. Maka dianggap cukup bukti menolak H 1 sehingga dapat diambil suatu pernyataan bahwa perilaku / sikap kelompok konsumen yang berpenghasilan tinggi dalam kondisi tidak

0

(31)

tersedianya furniture pilihan mereka (out of stock) berbeda dengan sikap kelompok konsumen yang berpenghasilan rendah

4.2.2

Analisis Tabulasi Silang Hubungan Anggaran

Konsumen Dengan Pendapatan Konsumen.

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Variabel Anggaran Belanja Konsumen Terhadap Pendapatan Konsumen

Pendapatan Per/Bulan * Anggaran Belanja Crosstabulation Count

Pendapatan Per/Bulan Anggaran Belanja Total

Low High

Low 0 17 17

High 69 14 83

Total 69 31 100

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 45.589(b) 1 .000 Continuity Correction(a) 41.785 1 .000

Likelihood Ratio 48.493 1 .000

(32)

Dari tabel pengujian H 2 diatas, didapatkan hasil analisis yang dijelaskan sebagai berikut, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (Chi-Square Distribution Table) dan nilai degree of freedom (df) adalah (R-1) x (C-1) → (2-1) x (2-1) = 1 dan t hitung dari hasil pengujian dengan metode Chi-Square didapatkan nilai positif sebesar 45.589 > t table yaitu 5.9914 dikatakan terdapat hubungan yang sangat signifikan. Oleh karena itu cukup bukti menolak H 2 yang berarti bahwa besanya anggaran belanja kelompok konsumen yang berpenghasilan tinggi berbeda dengan anggaran belanja kelompok konsumen yang berpenghasilan rendah.

0

0

4.2.3

Analisis Tabulasi Silang Hubungan Jangka Waktu

Penggantian Furniture Konsumen Dengan Pendapatan

Konsumen.

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Variabel Jangka Waktu Penggantian Furniture Terhadap Pendapatan Konsumen

Pendapatan Per/Bulan * Waktu Penggantian Crosstabulation Count

Pendapatan Per/Bulan Waktu Penggantian Total

Short Long

Low 0 17 17

High 45 38 83

(33)

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 16.758(b) 1 .000 Continuity Correction(a) 14.639 1 .000 Likelihood Ratio 23.156 1 .000 N of Valid Cases 100

Dari tabel pengujian H03 diatas, didapatkan hasil analisis yang dijelaskan

sebagai berikut, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (Chi-Square Distribution Table) dan nilai degree of freedom (df) adalah (R-1) x (C-1) → (2-1) x (2-1) = 1 dan t hitung dari hasil pengujian dengan metode Chi-Square didapatkan nilai positif sebesar 16.758 > t table yaitu 5.9914 sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan yang signifikan. Maka dianggap cukup bukti menolak H03 yang berarti bahwa

jangka waktu penggantian furniture kelompok konsumen yang berpenghasilan tinggi berbeda dengan jangka waktu penggantian furniture kelompok konsumen yang berpenghasilan rendah.

Gambar

Gambar 4.1 Cara Pemesanan Produk
Gambar 4.2 Perkembangan Penjualan Periode Januari –  September 2003
Gambar 4.5 Pendidikan Terakhir Konsumen
Gambar 4.6 Pekerjaan Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah Progress Bar pada proses Loading selesai atau sudah mencapai 100%, maka akan muncul sebuah pesan peringatan “Loading Complete” yang memberitahukan bahwa proses Loading

Beban mati adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap merupakan satu

Hal itu tampak pada pertemuan dari 30 orang siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 58,33 % ; 67,08 % ; 83,33 %, Dari analisis

keuangan daerah Se-Provinsi Bengkulu dilihat dari rasio kemandirian keuangan daerah sepuluh tahun terakhir dengan dibuat perbandingan antara tahun 2001- 2006 dengan

Penelitian ini menggunakan data dari dataset Wisconsin Diagnostic yang digunakan sebagai data training untuk mendiagnosis kanker payudara. Total atribut yang dimiliki oleh

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain catalytic converter berbahan katalis kawat stainless steel berbentuk sarang laba-laba, mendapatkan performa emisi gas buang

diterapkan karena di lapangan menunjukkan kenyataan-kenyataan bahwa, manajemen berbasis pusat yang selama ini telah dipraktekkan memiliki banyak kelemahan, antara lain:

Hasil penelitian menunjukkan adanya bentuk-bentuk posesif dalam bahasa Melayu Ternate yaitu frase nomina posesif yang terbentuk dari unsur kata ganti orang, sebutan,