• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET

KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

(2)

OUTLINE

 PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH

 PEMBIAYAAN UMKM DI BIDANG EKSPOR

 PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT

 KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM DARI OTORITAS JASA KEUANGAN

 PENURUNAN BOBOT RESIKO KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL,

MENENGAH (UMKM) YANG DIJAMIN OLEH LEMBAGA

PENJAMIN/ASURANSI KREDIT BERSTATUS BADAN USAHA MILIK DAERAH

 PENINGKATAN BATASAN NOMINAL KREDIT DAN PENYEDIAAN DANA

DALAM JUMLAH KECIL YANG PENILAIAN KUALITASNYA HANYA

DIDASARKAN ATAS KETEPATAN PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA

 PENINGKATAN BATASAN NOMINAL KREDIT KEPADA UMKM YANG

PENILAIAN HANYA DIDASARKAN ATAS KETEPATAN PEMBAYARAN POKOK

DAN/ATAU BUNGA

(3)

Penyaluran Kredit dan Pertumbuhan Ekonomi

Tahun

Kredit

(Rp triliun)

%

Pertumbuhan

Ekonomi (%)

2015

3679,87

11,28

4,71

2014

3674,31

11,58

5,02

2013

3292,87

21,60

5,78

2012

2707,86

23,08

6,23

2011

2200,09

24,59

6,49

2009

1765,85

22,81

6,22

2009

1437,93

9,96

4,63

2008

1307,69

30,51

6,02

2007

1002,01

26,47

6,35

2006

792,30

5,50

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Maret 2015

Ket: Penyaluran kredit kepada pihak ketiga

(4)

Penetrasi Kredit di Indonesia Masih Sangat Rendah

Afrika Selatan Thailand Tingkok Singapura Malaysia Vietnam Brasil India Kamboja Banglades Indonesia Filipina 156 154 140 129 124 97 71 52 45 42 38 36

Rasio Kredit ke Sektor Swasta Dalam Negeri (% terhadap PDB 2013)

Sumber: World Bank 2014 Kompas, 19 Mei 2015

(5)

• Perbankan

Plafon 2009:129,428 milyar

• UM 30,91% • UK 32,34% • UMi 36,75%

• Program KUMK SUP 005 • Program LPDB KUKM

• Perbankan

• Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil

• Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) • Program LPDB KUKM • Program Pemberdayaan Usaha Mikro • Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PNPM)

• Program Pemberdayaan Sosial • Program pemberdayaan Fakir

Miskin USAHA BESAR ± 4,95 ribu (0,01%) USAHA MENENGAH ± 44,28 ribu (0,08%) USAHA KECIL ± 602,19 Ribu (1,01%)

USAHA

MIKRO

± 54,55 juta

(98,85%)

FAKIR MISKIN MISKIN BELUM LAYAK USAHA DAN BELUM BANKABLE PENDUDUK MISKIN ± 29,89 juta jiwa (12,36%) (Data BPS 2011)

LAYAK GO PUBLIC

• Pasar Modal

• Perbankan • Sumber Lainnya

LAYAK USAHA DAN BELUM BANKABLE

LAYAK USAHA DAN BANKABLE

Jumlah:*) ± 38,19 Jt (70%) Jumlah:*) ± 16,36 Jt (30%) Jumlah:*) ± 240,9 Rb (40%) Jumlah:*) ± 361,3 Rb (60%) Jumlah:*) ± 39,85 Rb (90%)

Deputi Bidang Pembiayaan, Diolah dari Berbagai Sumber

± 4,4 Rb (10%) KLASTER 1 KLASTER 2 KLASTER 3 KLASTER 4 KLASTER 5 KLASTER 6 POLA PEMBIAYAAN KONDISI

(6)

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM OLEH

PEMERINTAH

(7)

KREDIT MURAH BAGI EKSPORTIR

• Dalam rangka membantu pengusaha ekspor skala usaha kecil atau

usaha menengah yang mengalami kesulitan keuangan karena

menurunnya permintaan ekspor, maka Pemerintah menyediakan

kredit sebesar Rp. 5 milyar hingga Rp. 50 milyar dengan suku bunga

sesuai BI rate, saat ini 7,5%. Jangka waktu pinjaman sekitar 1 tahun.

Kebijakan ini merupakan bagian dari skema National Interest Account

yang ditugaskan kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

(LPEI).

• Untuk mendapatkan kredit tersebut pengusaha dapat mengajukan

usulan kepada LPEI.

• Penawaran kredit ini sementara berlangsung 6 bulan kedepan.

• Jumlah kredit yang dialokasikan hingga Desember 2015 sebesar Rp.

700 milyar.

(8)

KREDIT USAHA RAKYAT

 Sasaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah UMKM yang produktif,

layak/feasible dan belum memenuhi persyaratan agunan bank :

 Usaha produktif : usaha yang menghasilkan barang dan atau jasa,

memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan pelaku

usaha.

 Usaha layak : usaha yang memberikan laba sehingga mampu

membayar seluruh hutang termasuk bunga dalam jangka waktu

tertentu dan memberikan sisa keuntungan bagi pengembangan

usaha.

 Tidak dapat memenuhi persyaratan agunan : usaha yang belum

dapat memenuhi persyaratan bank khususnya penyediaan

(9)

SEKTOR USAHA YANG DIBIAYAI

Sektor Usaha yang dibiayai KUR yaitu bidang usaha sektor

pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan yang

terkait (hulu terintegrasi).

Mengacu Laporan Bank Umum (LBU), 19 sektor ekonomi :

 UMKM di sektor pertanian (kode sektor ekonomi 1)

 UMKM di sektor perikanan (kode sektor ekonomi 2)

 UMKM di sektor industri pengolahan (kode sektor ekonomi 4);

 UMKM di sektor perdagangan kode LBU 512111 s.d 525400

(terlampir).

(10)

PENYALURAN KUR 2015

Total penyaluran KUR sejak 14 Agustus 2015 sampai dengan 30 September

2015 adalah:

10

Bank

Pelaksana

KUR Mikro

KUR Ritel

Plafon

(Rp Juta)

Debitur

Plafon

(Rp Juta)

Debitur

BRI

3.110.580

218.272

406.840

2.195

Bank Mandiri

141.700

7.441

207.490

2.731

BNI

220

14

80.248

373

TOTAL

3.252.500

225.727

694.578

5.299

Total penyaluran KUR (Rp Juta)

3.947.078

(11)

FITUR KUR MIKRO

No.

Uraian

Pedoman Pelaksanaan KUR Mikro

1

Suku Bunga

KUR Mikro maksimal 12% efektif per tahun

2

Plafon Pinjaman

KUR Mikro maksimal Rp 25 juta

3

Maksimal Plafon

Maksimal Rp 75 juta

4

Cakupan

Penjaminan

Kesepakatan Bank Pelaksana dan Perusahaan

Penjamin

5

Target Group

Usaha mikro yang produktif , layak dan belum

memenuhi persyaratan agunan.

6

Pengecekan SID

KUR Mikro perlu pengecekan SID

7

Basis Data

Pengembangan Sistem Informasi Kredit

Program (SIKP) secara bertahap dengan

server dari Kementerian Keuangan.

8

Jangka Waktu

Kredit

• KI = 4 tahun

• KMK = 2 tahun

(12)

No.

Uraian

Pedoman Pelaksanaan KUR MIkro

9

Jangka Waktu

Perpanjangan

• KI = 8 tahun

• KMK = 4 tahun

10

Tarif dan

Perhitungan IJP

Kesepakatan Bank Pelaksana dan Perusahaan

Penjamin

11

Penyaluran

Linkage

Linkage Chanelling)

12

Agunan Pokok

Agunan

Tambahan

Kegiatan usaha.

Sesuai penilaian Bank Pelaksana KUR Mikro

namun tanpa perikatan.

13

Online Sistem

Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin

berkewajiban untuk membangun online sistem

14

Sektor

Usaha mikro di sektor pertanian, perikanan,

industri pengolahan dan perdangangan yang

terkait

12

(13)

No.

Uraian

Pedoman Pelaksanaan KUR Ritel

1

Suku Bunga

KUR Ritel maksimal 12% efektif

2

Plafon Pinjaman

> Rp 25 juta s.d. Rp 500 juta

3

Maksimal Plafon

Tidak diatur

4

Cakupan

Penjaminan

Kesepakatan Bank Pelaksana dan

Perusahaan Penjamin

5

Target Group

Usaha mikro dan atau usaha kecil yang

produktif , layak dan belum memenuhi

persyaratan agunan.

6

Basis Data

Pengembangan Sistem Informasi Kredit

Program (SIKP) secara bertahap dengan

server dari Kementerian Keuangan.

7

Jangka Waktu

Kredit

• KI = 4 tahun

• KMK = 2 tahun

13

(14)

No.

Uraian

Pedoman Pelaksanaan KUR Ritel

8

Jangka Waktu

Perpanjangan

• KI = 8 tahun

• KMK = 4 tahun

9

Tarif dan

Perhitungan IJP

Kesepakatan Bank Pelaksana dan Perusahaan

Penjamin

10

Penyaluran

Linkage

Linkage Chanelling)

11

Agunan Pokok

Agunan Tambahan

Kegiatan usaha.

Sesuai penilaian Bank Pelaksana.

12

Online Sistem

Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin

berkewajiban untuk membangun online sistem

13

Sektor

Usaha mikro dan atau usaha kecil di sektor

pertanian, perikanan, industri pengolahan dan

perdagangan yang terkait

14

(15)

FITUR KUR TKI

No. Uraian Pedoman Pelaksanaan KUR TKI

1 Suku Bunga Maksimum 12% efektif per tahun 2 Plafon Pinjaman Maksimum Rp 25 juta

4 Bank Pelaksana BRI, Mandiri, BNI, BII Maybank, Bank Sinarmas 5 Target Group TKI dengan negara tujuan Singapura, Malaysia, Taiwan,

Hongkong, Brunei Darussalam, Jepang, Korea Selatan 6 Pengecekan SID KUR TKI perlu pengecekan SID

7 Basis Data Pengembangan Sistem Informasi Kredit

Program (SIKP) secara bertahap dengan server dari Kementerian Keuangan.

8 Jangka Waktu Kredit Maksimum sesuai dengan kontrak kerja atau 3

tahun.

(16)

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM OLEH

OTORITAS JASA KEUANGAN

(17)

Penurunan bobot resiko kredit kepada UMKM yang dijamin oleh

lembaga penjamin/asuransi kredit berstatus BUMD

Permasalahan

• Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. • Diperlukan kebijakan yang mendukung program-program pemerintah dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi khususnya dalam penyaluran kredit kepada UMKM

Regulasi yang diterbitkan

• Kredit kepada UMKM yang dijamin oleh Lembaga Penjamin/Asuransi Kredit berstatus BUMD dapat dikenakan bobot risiko sebesar 50% sepanjang:

• Skema penjaminan / asuransi kredit memenuhi persyaratan;

• Lembaga penjaminan / asuransi kredit berstatus BUMD tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan ; dan

• Lembaga penjaminan /asuransi kredit berstatus BUMD memiliki peringkat dari lembaga pemeringkat yang diakui oleh OJK setara “BBB-“ atau mendapat rekomendasi dalam bentuk tertulis dari OJK untuk melakukan program penjaminan

Manfaat yang diberikan

• Mendorong peran lembaga penjamin / asuransi kredit berstatus BUMD dalam penyaluran kredit kepada UMKM

• Meningkatkan kredit kepada UMKM

(18)

Peningkatan batasan nominal kredit dan penyediaan dana dalam jumlah kecil yang

penilaian kualitasnya hanya didasarkan atas ketepatan

pembayaran pokok dan/atau bunga

Permasalahan

• Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk

mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan

prinsip kehati-hatian.

• Diperlukan kebijakan untuk mendorong penyaluran kredit kepada debitur kecil

Regulasi yang diterbitkan

• Penetapan kualitas kredit kepada 1 (satu) debitur atau 1 (satu) proyek dengan

jumlah sampai Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) dapat hanya

didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan /atau bunga.

Manfaat yang diberikan

• Mendorong bank untuk meningkatkan pemberian kredit kepada debitur kecil

yang penilaian kualitasnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran

pokok dan / atau bunga.

(19)

Peningkatan batasan nominal kredit kepada UMKM yang penilaian hanya

didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga

Permasalahan

• Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. • Diperlukan kebijakan untuk mendukung program-program pemerintah dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada UMKM

Regulasi yang diterbitkan

Kredit kepada UMKM dengan jumlah:

• lebih dari Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) s.d Rp 20 milyar, bagi bank yang memenuhi kriteria antara lain peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko kredit sangat memadai, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai ketentuan, dan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan paling kurang 3;

• lebih dari Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) s.d Rp 10 milyar, bagi bank yang memenuhi kriteria antara lain peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko kredit sangat memadai, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai ketentuan, dan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan paling kurang 3;

Manfaat yang diberikan

• Mendorong bank untuk meningkatkan pemberian kredit kepada UMKM yang penilaian kualitas kreditnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan / atau bunga

(20)

T E R I M A K A S I H

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN www.ekon.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penghimpunan Dana Bank CIMB Niaga Syari’ah diantaranya menawarkan tabungan yang diberi nama Tabungan iB Pendidikan yang menggunakan akad mudharabah mutlaqah dimana bank

Umumnya mereka menganut agama islam dengan taat, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa asli Madura yang di bagi menjadi beberapa tingkatan, bahasa Madura biasa dan

Peningkatan kekuatan mekanik material sebesar 24% dibandingkan dengan material tanpa penmabahan nanopartikel, ini terjadi pada penambahan fraksi massa SiO 2 sebesar 0,0087.

Sementara itu, berdasarkan hasil SPE yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX (Sumatera Utara dan Aceh) sampai dengan akhir triwulan I-2012

Cadangan terkira adalah cadangan yang jumlah tonase dan kadarnya sebagian diperoleh dari hasil perhitungan pemercontohan dan sebagian lagi dihitung

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji geomorfologi Gua Seplawan pada kawasan Karst Jonggrangan yang meliputi: (1) tipe gua dan bentuklahan di sekitar gua, (2) tipe

Daftar Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) Provinsi Kalimantan Utara No Nama Perusahaan SK IUPHHK-HT Masa Berlaku Luas Menurut SK

Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 170 Tahun 2015 tentang Bank Pelaksana Kredit Usaha Rakyat dan Perusahaan Penjamin Kredit