BAB 111 BAB 111
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMALLAHIR NORMAL I.PENGKAJIAN
I.PENGKAJIAN
A.Pengumpulan Data A.Pengumpulan Data
Nama,umur,jenis kelamin,tem Nama,umur,jenis kelamin,tempatpat lahir,pendidikan,pekerjaan,agam
lahir,pendidikan,pekerjaan,agama,suku,bangsa,riwayat persa,suku,bangsa,riwayat persalinan,nama penanggungalinan,nama penanggung jawab,usia penanggung jawab.
jawab,usia penanggung jawab. A.Pengkajian terhadap faktor : A.Pengkajian terhadap faktor :
a.Maternal : usia,riwayat kesehatan masa lalu,sosial,perkembangan,dan a.Maternal : usia,riwayat kesehatan masa lalu,sosial,perkembangan,dan riwayatperkembangan.
riwayatperkembangan.
b.Obstetrik : periode mensturasi yang lalu,periode me
b.Obstetrik : periode mensturasi yang lalu,periode mensturasi saat ini,dan kondisinsturasi saat ini,dan kondisi kehamilan teakhir .
kehamilan teakhir . c.Perintal :
c.Perintal :
* Antepartal : informasi prenatal * Antepartal : informasi prenatal
* Maternal healthy (DM jantung dan lai * Maternal healthy (DM jantung dan lain lain)n lain) d.Intrapartum :
d.Intrapartum :
* usia gestasi : di atas 42 minggu , dibawah 34
* usia gestasi : di atas 42 minggu , dibawah 34 mingguminggu
* lama dan karakteristik persalinan : persalinan ama pada kala I dan II , * lama dan karakteristik persalinan : persalinan ama pada kala I dan II , KPD.
KPD.
* kondisi ibu : hipo/ hipertensi progresif,penarahan ,infeksi * kondisi ibu : hipo/ hipertensi progresif,penarahan ,infeksi * presentasi fetal : bahu melintang
* presentasi fetal : bahu melintang
* keadaan yang mengidentifikasi fital distress : pols di bawah 120 kali/ * keadaan yang mengidentifikasi fital distress : pols di bawah 120 kali/ menit
menit
* penggunaan analgesia * penggunaan analgesia
*metode melahirkan : secsio cesarea ,forceo,vacum *metode melahirkan : secsio cesarea ,forceo,vacum B. Sistem penilaian APGAR
B. Sistem penilaian APGAR Pada menit 1 dan ke 5 Pada menit 1 dan ke 5
a. 10/10= kondisi paling baik a. 10/10= kondisi paling baik b. sebagian bayi baru lahir adalah a
b. sebagian bayi baru lahir adalah acrocyanotic , berkisar 8 atau 9crocyanotic , berkisar 8 atau 9 c. jika scor menit ke 5=6 atau lebih ,membutuhkan penilaian pada menit c. jika scor menit ke 5=6 atau lebih ,membutuhkan penilaian pada menit
ke 10.Hal ini berguna untuk menetapkan score
ke 10.Hal ini berguna untuk menetapkan score tambahkan setiap 5tambahkan setiap 5 menit sampai 10 menit berlalu atau sampai 2 score yang baik :7 atau menit sampai 10 menit berlalu atau sampai 2 score yang baik :7 atau lebih
lebih d.Penilaian : d.Penilaian :
* 0-2: asfiksia berat,bayi pada resiko tinggi,membutuhkan resusitasi dan * 0-2: asfiksia berat,bayi pada resiko tinggi,membutuhkan resusitasi dan
Evaluasi kemudian. Evaluasi kemudian.
*3-4 : asfikasia sedang ,bayi pada resiko sedang .kemungkinan *3-4 : asfikasia sedang ,bayi pada resiko sedang .kemungkinan Membutuhkan resusitasi dan evaluasi kemudian.
Membutuhkan resusitasi dan evaluasi kemudian.
*5-7 : asfiksia sedang .Bayi pada resiko kemungkinan resusitasi *5-7 : asfiksia sedang .Bayi pada resiko kemungkinan resusitasi
Intermitten. Intermitten.
*8-10 :tidak ada asfiksia ,infant pada minimal resiko, prosedur aktif *8-10 :tidak ada asfiksia ,infant pada minimal resiko, prosedur aktif
Rutin. Rutin.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada bayi baru lair
Diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada bayi baru lair adalah :adalah :
1.Tidak efektifnya berrsihan jalan nafas berhubungan dengan mukus yang berlebihan 1.Tidak efektifnya berrsihan jalan nafas berhubungan dengan mukus yang berlebihan ,posisi yang tidak tepat .
2.Resiko tinggiterhadap perubahan temperatur ,berhubungan dengan kontrol temperatur 2.Resiko tinggiterhadap perubahan temperatur ,berhubungan dengan kontrol temperatur yang immatur , perubahan lingkungan eksternal.
yang immatur , perubahan lingkungan eksternal.
3.Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya pertahanan 3.Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologi ,faktor lingkungan penyakit maternal
imunologi ,faktor lingkungan penyakit maternal
4.Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kelemahan fisik . 4.Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kelemahan fisik .
5.Perubahan utrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan dengan 5.Perubahan utrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan dengan imaturitas ,kurang pengetahuan parental.
imaturitas ,kurang pengetahuan parental. III.PERENCANAAN III.PERENCANAAN Diagnosa Diagnosa keperawat keperawat an an Tujuan
Tujuan K.hasilK.hasil IntervensiIntervensi RasionalRasional ImplementaImplementa si si evaluas evaluas i i idak idak efektif nya efektif nya bersihn bersihn jalan nafas jalan nafas berhubung berhubung an dengan an dengan mukus mukus yangberleb yangberleb ihan , ihan , posisi posisi yang tidak yang tidak tepat. tepat. esiko esiko tinggi tinggi terhadap terhadap perubahan perubahan temoeratur temoeratur ,berhubun ,berhubun gan gan dengan dengan kontrol kontrol temperatur temperatur yang yang immatur,p immatur,p erubahan erubahan lingkunga lingkunga n n eksternal. eksternal. esiko esiko tinggi tinggi infeksi infeksi atau atau inflamasi inflamasi berhubung berhubung an dengan an dengan kurang kurang nya nya pertahanan pertahanan imunologi, imunologi, faktor faktor lingkunga lingkunga n ,penyakit n ,penyakit maternal. maternal. esiko esiko tinggi tinggi a.Untuk a.Untuk mendapatka mendapatka n informasi n informasi dasar. dasar. b.Mengidenti b.Mengidenti fikasi fikasi masalah masalah transisi dari transisi dari kehidupaan kehidupaan intra ke intra ke ekstra uterin. ekstra uterin. C.Medokume C.Medokume ntasi variasi ntasi variasi individu dan individu dan reaksi reaksi a.bayi akan a.bayi akan mempertaha mempertaha nkan jalan nkan jalan nafas yang nafas yang paten paten b.bayi akan b.bayi akan mempertaha mempertaha n kan n kan temperatur temperatur tubuh yang tubuh yang stabil stabil c.bayi tidak c.bayi tidak mengalami mengalami injuri injuri d.bayi akan d.bayi akan menerima menerima nutrisi nutrisi secara secara adekuat adekuat a.Mempertah a.Mempertah an kan jalan an kan jalan nafas: nafas: bersih/paten bersih/paten b.Mempertah b.Mempertah ankan ankan temperatur temperatur tubuh stabil tubuh stabil c.Mencegah c.Mencegah terjadinya terjadinya infeksi infeksi d.Mencegah d.Mencegah terjadinya terjadinya trauma trauma e.memenuhi e.memenuhi kebutuhan kebutuhan nutrisi nutrisi a.mengetahui kecend a.mengetahui kecend erungan pasien erungan pasien b.memoengaruhi b.memoengaruhi menetapkan menetapkan
intervensi pada bayi intervensi pada bayi baru lahir normal. baru lahir normal.
a. a. memberika memberika n n penjelasan penjelasan sesuai sesuai dengan dengan terapi terapi secara secara teratur pada teratur pada perawatan perawatan bayi baru bayi baru lhir normal lhir normal b.meninjau b.meninjau ulang jalan ulang jalan nafas nafas bersih atau bersih atau paten paten c.mencatat c.mencatat hasil suhu hasil suhu tubuh stabil tubuh stabil d.menganju d.menganju rkan rkan pemberian pemberian makanan makanan dan nutrisi. dan nutrisi. a.jalan a.jalan nafas nafas bayi bayi dapat dapat diperta diperta han kan han kan dengan dengan baik(ba baik(ba yi yi dapat dapat berjala berjala n n dengan dengan normal) normal) b.suhu b.suhu bayi bayi normal normal c.bayi c.bayi terhind terhind ar ar dariinfe dariinfe ksi ksi injuri. injuri.
2.Resiko tinggiterhadap perubahan temperatur ,berhubungan dengan kontrol temperatur 2.Resiko tinggiterhadap perubahan temperatur ,berhubungan dengan kontrol temperatur yang immatur , perubahan lingkungan eksternal.
yang immatur , perubahan lingkungan eksternal.
3.Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya pertahanan 3.Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya pertahanan imunologi ,faktor lingkungan penyakit maternal
imunologi ,faktor lingkungan penyakit maternal
4.Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kelemahan fisik . 4.Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kelemahan fisik .
5.Perubahan utrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan dengan 5.Perubahan utrisi : kurang dari kebutuhan tubuh (resiko tinggi) berhubungan dengan imaturitas ,kurang pengetahuan parental.
imaturitas ,kurang pengetahuan parental. III.PERENCANAAN III.PERENCANAAN Diagnosa Diagnosa keperawat keperawat an an Tujuan
Tujuan K.hasilK.hasil IntervensiIntervensi RasionalRasional ImplementaImplementa si si evaluas evaluas i i idak idak efektif nya efektif nya bersihn bersihn jalan nafas jalan nafas berhubung berhubung an dengan an dengan mukus mukus yangberleb yangberleb ihan , ihan , posisi posisi yang tidak yang tidak tepat. tepat. esiko esiko tinggi tinggi terhadap terhadap perubahan perubahan temoeratur temoeratur ,berhubun ,berhubun gan gan dengan dengan kontrol kontrol temperatur temperatur yang yang immatur,p immatur,p erubahan erubahan lingkunga lingkunga n n eksternal. eksternal. esiko esiko tinggi tinggi infeksi infeksi atau atau inflamasi inflamasi berhubung berhubung an dengan an dengan kurang kurang nya nya pertahanan pertahanan imunologi, imunologi, faktor faktor lingkunga lingkunga n ,penyakit n ,penyakit maternal. maternal. esiko esiko tinggi tinggi a.Untuk a.Untuk mendapatka mendapatka n informasi n informasi dasar. dasar. b.Mengidenti b.Mengidenti fikasi fikasi masalah masalah transisi dari transisi dari kehidupaan kehidupaan intra ke intra ke ekstra uterin. ekstra uterin. C.Medokume C.Medokume ntasi variasi ntasi variasi individu dan individu dan reaksi reaksi a.bayi akan a.bayi akan mempertaha mempertaha nkan jalan nkan jalan nafas yang nafas yang paten paten b.bayi akan b.bayi akan mempertaha mempertaha n kan n kan temperatur temperatur tubuh yang tubuh yang stabil stabil c.bayi tidak c.bayi tidak mengalami mengalami injuri injuri d.bayi akan d.bayi akan menerima menerima nutrisi nutrisi secara secara adekuat adekuat a.Mempertah a.Mempertah an kan jalan an kan jalan nafas: nafas: bersih/paten bersih/paten b.Mempertah b.Mempertah ankan ankan temperatur temperatur tubuh stabil tubuh stabil c.Mencegah c.Mencegah terjadinya terjadinya infeksi infeksi d.Mencegah d.Mencegah terjadinya terjadinya trauma trauma e.memenuhi e.memenuhi kebutuhan kebutuhan nutrisi nutrisi a.mengetahui kecend a.mengetahui kecend erungan pasien erungan pasien b.memoengaruhi b.memoengaruhi menetapkan menetapkan
intervensi pada bayi intervensi pada bayi baru lahir normal. baru lahir normal.
a. a. memberika memberika n n penjelasan penjelasan sesuai sesuai dengan dengan terapi terapi secara secara teratur pada teratur pada perawatan perawatan bayi baru bayi baru lhir normal lhir normal b.meninjau b.meninjau ulang jalan ulang jalan nafas nafas bersih atau bersih atau paten paten c.mencatat c.mencatat hasil suhu hasil suhu tubuh stabil tubuh stabil d.menganju d.menganju rkan rkan pemberian pemberian makanan makanan dan nutrisi. dan nutrisi. a.jalan a.jalan nafas nafas bayi bayi dapat dapat diperta diperta han kan han kan dengan dengan baik(ba baik(ba yi yi dapat dapat berjala berjala n n dengan dengan normal) normal) b.suhu b.suhu bayi bayi normal normal c.bayi c.bayi terhind terhind ar ar dariinfe dariinfe ksi ksi injuri. injuri.
trauma trauma berhubung berhubung an dengan an dengan kelemahan kelemahan fisik fisik erubahan erubahan nutrisi nutrisi :kurang :kurang dari dari kebutuhan kebutuhan tubuh(resi tubuh(resi ko tinggi) ko tinggi) berhubung berhubung an dengn an dengn imaturitas imaturitas ,kurang ,kurang pengetahu pengetahu an parental an parental . . IIII.PELAKSANAAN IIII.PELAKSANAAN
*.Memberikan penjelasan kepada pasien sesuai dengan terapi secara teratur dalam *.Memberikan penjelasan kepada pasien sesuai dengan terapi secara teratur dalam perawatan bayi baru lahir denga
perawatan bayi baru lahir dengan normal.n normal.
*.Meninjau ulang tentang jalan nafas bersih atau *.Meninjau ulang tentang jalan nafas bersih atau patenpaten *.Mencatat hasil suhu tubuh stabil
*.Mencatat hasil suhu tubuh stabil
*.Menganjurkan pemberian makanan atau nutrisi *.Menganjurkan pemberian makanan atau nutrisi
a.kekuatan mengisap dan koordinasi menelan a.kekuatan mengisap dan koordinasi menelan b.memberikan bayi nurtisi yang adeku
b.memberikan bayi nurtisi yang adekuatat
c.memberikan nutrisi yang berfasilitas buat ibu. c.memberikan nutrisi yang berfasilitas buat ibu. IIIII.EVALUASI
IIIII.EVALUASI
Hal hal yang perlu di
Hal hal yang perlu di evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan pada Bayievaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan pada Bayi Baru Lahir adalah:
Baru Lahir adalah:
a.jalan nafas bayi dapat dipertahan kan dengan baik (
a.jalan nafas bayi dapat dipertahan kan dengan baik (Bayi dapat bernafas denganBayi dapat bernafas dengan normal )
normal )
b.Suhu bayi normal b.Suhu bayi normal
c.Bayi terhindar dari infeksi linjuri c.Bayi terhindar dari infeksi linjuri
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Ns.Serri Hutahaean,S.kep.2009.
Asuhan keperawatan dalam maternitas dan
gineklogi
,jakarta:Trans Info Media.ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN BEDAH SESAR DI RSU GMIM “KALOORAN” AMURANG
I. Pengkajian A. Biodata
Nama : By U. K
Umur : Neonatus 60 menit setelah lahir
Berat badan : 3.600 gram
Panjang badan : 50 cm
Jenis kelamin : Laki- laki
Tanggal lahir : 30 Oktober 2009 jam 03.40 WITA
Nama ibu : Ny J.L
Umur : 25 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Watulambot , Tondano
Nama ayah : Tn S. K
Umur : 34 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Watulambot , Tondano
B. Riwayat kelahiran sekarang
Tanggal 30 Oktober 2009 jam 03.50 WITA lahir bayi laki-laki dengan tindakan bedah sesar dengan berat badan 3600 gram dan panjang badan 50 cm dengan APGAR skor 9-10 ditolong olehbidan dan mahasiswa.r.
C. Pemeriksaan fisik 1. Kepala
Lingkar kepala 36 cm, tidak ada benjolan, persebaran rambut merata 2. Mata
3. Telinga
Simetris kiri dan kanan, ada lubang telinga dan ada kartilago 4. Hidung
Ada lubang hidung, terdapat mukus yang berlebihan 5. Mulut
Palatum utuh, lidah ada, refleks menghisap (+) 6 Leher
Tidak ada pembengkakan 7. Dada
Simetris kiri dan kanan, lingkar dada 34 cm, terlihat prosesus xipoideus 8. Abdomen
Tali pusat masih basah, tidak ada benjolan, tidak kembung 9. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, terdapat Labia 10. Anus
Ada lubang anus, pengeluaran mekonium (+) 11. Punggung
Refleks melengkung batang tubuh aktif 12. Kulit
Warna merah muda, halus 13. Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap 14. Ekstremitas bawah
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap, pergerakan aktif 15. Tubuh Tubuh menggigil APGAR Skor Tanda 0 1 2 Setelah 1 menit Setelah 5 menit
Warna Kulit Pucat/ biru
Badan merah, ekstrem itas biru Seluruh tubuh kemera han 2 2 Frekuensi
jantung Tidak ada < 100 > 100 2 2
Reaksi terhadap rangsangan Tidak ada Sedikit geraka n mimik Menangis, batuk/b ersin 2 2
Tonus Otot Lumpuh Ekstremitas dalam fleksi sedikit Gerakan aktif 2 2 Usaha bernafas Tidak ada Lambat/ menan gis lemah Menangis kuat 1 2 Jumlah 9 10
D. Pemeriksaan fisik Bayi - Pengukuran umum
Lingkar kepala : 36 cm Lingkar dada : 34 cm Lingkar lengan : 11 cm Berat badan : 3.600 gram Panjang badan : 50 cm - Tanda-tanda vital : Nadi : 160 x/menit Respirasi : 36 x/menit Suhu badan : 36,2oC E. Pengelompokan Data * Data Subjektif -* Data Objektif
- Terdapat air ketuban pada saluran napas - Bayi bersin dan batuk
- Tubuh menggigil - Suhu tubuh 36,2 0C
- Tali pusat masih basah, terdapat Luka, Panjang tali pusat 5 cm
- Akral dingin
- Pernapasan ireguler 36x/m
Data Penyebab Masalah Ds. - Do.- Terdapat sis a air ketuban pada saluran napas - Bayi bersin dan batuk - Pernapasan ireguler 36x/m
Bayi baru lahir
Dinding alveoli terbungkus oleh cairan
Merangsang sekresi surfaktan
Adanya tekanan negatif
Alveoli mengembang
Mukus dieksresikan ke jalan napas
Tertumpuknya mukus pada saluran napas Bersihan jalan napas tak efektif Ds. -Do.: - Tubuh menggil - Suhu badan 36,20C - Bayi gemetar
Terpajan dengan lingkungan ekstrauteri
Tubuh beradaptasi dengan lingkungan
Proses pelepasan panas yang berlebihan
Suhu tubuh menurun
Risiko penuru nan suhu tubuh
Ds
-Do
- Tali
pusat
masih
basah
- Panjang ± 5
cm
Terpotong tali pusat
Luka
Jalan masuk (port d entree
mikroorganisme
Resiko infeksi
Risiko infeksi
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan tertumpuknya mukus pada saluran napas ditandai dengan :
Ds :
-Do :- Terdapat
air ketuban
pada saluran napas -Bayi bersin dan batuk- Pernapasan Ireguler 36x/m
2. Risiko penurunan suhu tubuh berhubungan dengan proses pelepasan panas yang berlebihan yang ditandai dengan :
Ds :
-Do : - Tubuh menggigil - Suhu badan 36,2 C
- Akral dingin
3. Risiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat yang ditandai dengan : Ds :
-Do : Tali pusat masih basah Panjang tali pusat 5 cm
No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan I
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nafas tak
efektif b/d
tertumpuknya mukusp ada saluran napas ditandai dengan
Ds :
-Do : Terdapat mukus yang berlebihan pada saluran napas Bersihan jalan napas kembali efektif dengan kriteria hasil : -Mukus p ada saluran pernapas an berkurang 1. Hisap mukuspada saluran napas
2. Atur posisi tidur bayi
3. Observasi vital sign
1. Untuk membantu
mengeluarkanmukus den
gan cepat dan
membersihkan jalan napas.
2. Posisi yang tepat dapat membantu mengeluarkan mukus yang ada pada saluran pernapasan
3. Untuk mengetahui
pernapasan bayi dan
untuk menentukan intervensi berikutnya 1. Me ad na da me sui 2. Me yait miri 3. Me sig - N :16 - R : 4 - Sb : 2 Risiko penurunan suhu
tubuh b/d proses
pelepasan panas
yang berlebihan yang ditandai dengan Ds : -Do : – Tubuh menggigil – Suhu badan 36,2 0C Tidak terjadi penuruna n suhu tubuh dengan kriteria hasil : pertahank an suhu tubuh 36-37 oC 1. Bersikan bayi dengan tidak terlalu 2. Keringkan tubuh bayi 3. Pantau suhu tubuh bayi 4. Tempatkan bayi dalam lingkungan
1. Membersihkan bayi dari kotoran yang ada di tubuh 2. Mencegah kehilangan
panas akibat perpindahan lingkungan
3. Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi 8-12 jam setelah lahir
4. Mencegah kehilangan panas melalui konduksi
1. Me dari da me be 2. Me ba pa me de seli 3. Me ba 36, 4. Me dal ha
hangat
3
Risiko infeksi b/dterpotongnya tali pusat yang ditandai dengan :
Ds :
-Do : Tali pusat masih basah Infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi
-
tali pusat kering, tidak bau, tidak ada nana dan tidak ada perdara 1. Cuci tangan sebelum merawat tali pusat2. Kaji keadaan tali pusat dari tanda-tanda infeksi 3. Rawat tali pusat
dengan teknik
aseptik dan
antiseptik
4. Latih dan
demonstrasikan pada ibu dan keluarga cara merawat tali pusat
1. Mencuci tangan adalah faktor yang penting untuk melindungi bayi baru lahir dari infeksi 2. Mengetahui tanda-tanda infeksi 3. Mencegah terjadinya infeksi 4. Meningkatkan
pemahaman tentang cara merawat tali pusat yang baik 1. Men sab me 2. Men pus ad ad 3. Mer de seti 4. Men kep kel tali me ber dib pus DAFTAR PUSTAKA - Kamus Kedokteran Edisi V, 2008
- Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Edisi II. 198
- Gunawan, Nardho. Pedoman Penunjang Kegawat – Daruratan Obstetri dan Neonatal. Jakarta. 1995
- Guyton, Artur. Buka Ajar FISIOLOGI Kedokteran. EGC. Jakarta. 1983 - Untoro, Rachmi. ASI. Depkes RI. 2005
- Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. EGC. 1990
- Wiknjosastro, Gulardi.dkk. Asuhan Persalinan Normal. JNPKR. Jakarta. 2007
Read more: http://yayannerz.blogspot.com/2013/02/asuhan-keperawatan-pada-bayi-baru-lahir.html#ixzz2lXwyrCFE
askep BBL
- Bayi baru lahir adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai dengan 4.000 gram.
- Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir normal atau dengan bantuan dengan alat tertentu.
- Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine kehidupan ekstra uterine.
(Nelson, 1999 : 535)
2.2 Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah :
2.2.1 Berat badan 2500 – 4000 gram. 2.2.2 Panjang badan lahir 48 – 52 gram. 2.2.3 Lingkar dada 30 – 38 cm.
2.2.4 Lingkar kepala 33 – 35 cm.
2.2.5 Bunyi jantung pada menit-menit pertama kecepatan kira-kira 80 x/mnt kemudian menurun sampai ± 120
– 140 x/mnt.
2.2.6 Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/mnt kemudian menurun setelah tenang ± 40 x/mnt.
2.2.7 Kulit kemerahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup terbentuk dan diliputi vernicaseosa. 2.2.8 Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepada telah sempurna.
2.2.9 Kuku telah agak panjang dan lemah.
2.2.10 Genetalia, labia mayora sudah menutup labia minora (pada perempuan) testis sudah turun (pada laki-laki).
2.2.11 Refleks isap dan menelan terbentuk dengan baik.
2.2.12 Refleks moro sudah baik, bayi bila dikagetkan memperlihatkan gerak seperti memeluk.
2.2.13 Gerakan reflek sudah baik apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan menggenggam atau adanya gerak reflek.
2.2.14 Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama mekonium berwarna coklat kehitaman.
2.3 Pada neonatus terjadi perubahan-perubahan antara lain :
2.2.6 Sistem pernafasan
Perkembangan system pulmoner pada usia kehamilan 34 – 36 minggu paru-paru sudah maturasi struktur. Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui placema, setelah bayi lahir pertularan gas terjadi di paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Ransangan untuk menggerakan pernafasan pertama adanya :
1. Tekanan mekanis pada thorax melalui jalan lahir.
2. Pertukaran O2 dan kenaikan CO2 merangsang komoreseptor pada sinus karoti. 3. Rangsangan dinding di daerah muka.
4. Usahakan bayi pertama kali untuk mempertahankan alvoli selain adanya surfaktan adalah menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan menjerit sehingga O2 bertahan di dalam.
2.2.7 Jantung dan sirkulasi darah
Di dalam rahim darah kaya O2 dan nutrisi berasal dari placenta masuk kedalam tubuh janin, melalui vena umbikali. Sebagian besar ke vena cara inferior melalui ductus arrantii. Darah yang sel-sel miskin O2serta penuh dengan pembakaran akan diali rkan ke placenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya. Paru-paru janin ketika dilahirkan segera menghisap udara dan menangis kuat, tekanan paru kecil dan darah mengalir ke paru-paru maka ductus botali berfungsi lagi dan foramen ovale tertutup.
2.2.8 Saluran pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, cukup terbentuk dan janin tidak dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorbsi air terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. Janin m inum air ketuban dibuktikan dengan adanya mekonium, frekwensi pengeluaran tinja pada neonatus erat hubungannya dengan frekwensi pemberian minuman/ makan.
2.2.9 Hepar
Hepar pada janin kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme HA dan Glicogen mulai tersimpan dalam hepar. Setelah bayi lahir simpanan glycogen tetap terpakai. Vitamin A dan D tersimpan dalam hepar janin dalam kandungan dan setelah lahir masih dalam keadaan imatur. 2.2.10 Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada orang dewasa, sehingga metabolisme perkembangan BB-nya lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua berasal dari pembakaran lemak. 2.2.11 Produksi panas
Pada neonatus akan mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama cara NSC yaitu cara pembakaran cadangan lemak yang memberikan lebih banyak energi pada lemak biasa. Tidak semua neonatus memiliki ketahanan suhu tubuh yang sama, karena dipengaruhi oleh suhu bayi, umur kehamilan dalam BB bayi.
2.2.12 Kelenjar endokrin
Pada neonatus kadang-kadang hormone didapatkan dari ibu yang masih berfungsi pengaruhnya, masih dapat dilihat misalnya :
1. Pembesaran kelenjar ASI pada bayi laki-laki atau perempuan, kadang-kadang pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
2. Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh neonatus mengandung air dan kadar natrium lebih besar dari pada kalium. Bayi berumur 3 hari ginjalnya belum dipengaruhi air minum, setelah 5 hari barulah ginjal memproses air yang didapatkan setelah lahir.
3. Susunan syaraf
Pada tribulan terakhir hubungan syaraf dan fungsi otot-otot menjadilebih sempurna, sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan.
4. Imunoglobulin
Pada neonatus hanya terjadi immunoglobulin G pada janin berasal dari ibunya melalui placenta.
2.3 Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus, maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akanmengalami perubahan metabolic, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.
2.3.6 Gangguan metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/ 100 ml akanmenurun menjadi 50 mg/ 100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg/ 100 ml. Bila oleh karena sesuatu hal perubahan glucose menjadi glycogen meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi dapat memenuhi hipogikemla, misalnya terdapat pada bayi BBLR, bayi dari ibu menderita Diabetus Militus dan lain-lain.
2.3.7 Gangguan umum
Sesaat sesudah bayi lahir, ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari pada dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan saja dalam suhu kamar 25ºC maka bayi akankehilangan panas melalui evaporasi, konversi, radiasi sebanyak 200 kalori/ kg BB/ menit. Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya 1/10 dari pada yang tersebut diatas,
dalam waktu yang bersamaa. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu badan sebanyak 2ºC dalam wkatu 15 menit. Kejadian ini sangat berbahaya untuk neonatus terutama bayi berat lahir rendah, dan bayi asfiksia oleh karena mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan vasokontriksi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibatnya suhu tubuh yang rendah metabolisme jaringan akan meninggi dan asidosis metabolic yang ada (terdapat pada semua neonatus) akan bertambah berat sehingga kebutuhan O2pun meningkat. Hipotermia ini juga menyebabkan hipoglikemia. Kehilangan panas dapat dikurangi denganmengatur suhu lingkungan (mengeringkan, membungkus badan dan kepala dan kemudian letakkan di tempat yang hangat seperti pangkuan ibu, tempat tidur dengan botol-botol hangat sekitar bayi atau dalam incubator dan dapat pula dibawa sorotan lampu).
2.3.8 Perubahan sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktifitas normal susunan syaraf dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor carotid yang sangat peka terhadap kekurangan O2: rangsang hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan diluar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya.
Tekanan rongga pada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini.
Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara. Paru-paru berkembang, sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.
2.3.9 Perubahan sistem sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan O2di dalam alveoli meningkat. Sebaliknya tekanan karbohidrat turun. Hal-hal tersebut mengakibatkan turunnya retensi pembuluh darah paru, sehingga aliran darah kea lat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah pada ateri pilmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus menutup. Dengan menciutnya ateri dan vena umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari placenta melalui vena kava interior dan varomen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi yang hidup diluarbadan ibu.
2.3.10 Perubahan lain
Perubahan lainnya yang terjadi pada bayi baru lahir selain perubahan diatas yaitu, mulai berfungsinya alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lainnya.
(Sarwono, 1999; 253 – 255)
2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal
Pengkajian data dilakukan dalam upaya menegakkan masalah yang terjadi pada pasien. Agar tindakan yang dilakukan sesuai dengan permasalahan pasien. Tehnik-tehnik yang digunakan dalam pengkajian diantaranya : W awancara, observasi, pemeriksaan fisik, melihat catatan medis. Tehnik wawancara dapat dilakukan pada orang tua, keluarga selain pada pasien itu sendiri.
Pengkajian bayi baru lahir meliputi : 2.4.6 Biodata
2.4.7 Keluhan utama 2.4.8 Riwayat
2.4.8.1 Antenatal
Bayi baru lahir normal dilahirkan oleh ibu dengan usia kehamilan 37 sampai 42 minggu (Pusdiknakes, 1993; 2 – 4).
Keadaan ibu selama hamil baik, status gizi baik tidak terkena trauma mekanis, zat kimia/ toksin, tidak terkena radiasi. (Soetjiningsih, 1995; 2 – 4).
2.4.8.2 Natal
Biasanya bayi baru lahir normal dilahirkan dari ibu dengan persalinan normal atau section sesaria, dengan BB lahir 2500 – 4000 gram dan tidak mengalami aspeksla. Karena bayi yang
baru lahir dari persalinan dengan ektraksi cunam atau extractor vacuum biasanya bisa menimbulkan komplikasi pada janin. (Sarwono, 1999).
2.4.9 Kedaan Menangis
Bayi mengeluarkab aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif menangis. Menangis disebabkan oleh letih, kolik, rasa tidak nyaman, lapar dan kesepian. Tangis yang normal adalah kuat dank eras tidak lemah atau nyaring.
(Mary Hamilton, 1995 ; 217) 2.4.10 Kulit
Pada saat lahir kulit sangat halus terlihat kemerahan karena tipis dan lapisan lemah sub cutan belum melapasi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada kulit dengan lapisan pigmen yang banyak sekalipun.
(Mary Hamilton, 1995 ; 220) 2.4.11 Keadaan dan kelengkapan ekstermitas
Apabila ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk dan jumlah pada 2 tangan dan 2 kaki. a. Apakah keadaan fisik lengkap dan sempurna.
b. Lubang anus ada/ tidak, diperiksa menggunakan thermometer rectal. c. Jenis kelamin bayi (laki-laki atau perempuan).
2.4.12 Tali pusat
1. Terdapat 2 arteri dan satu vena.
2. Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya. 2.4.13 Reflek
Bayi lahir dilengkapi reflek dengan sejumlah re flek-reflek yaitu : 1. Reflek pelindung
a. Maro : ransangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat ke atas dank e bawah, terkejut dan rileksasi dengan lambat.
b. Tonus leher :respon “Fencing” postural, kepala, lengan dan tungkai mengarah ke salah satu
sisi, relaksasi dengan lambat.
c. Menggenggam : bayi menggenggam setiap benda yang diletakkan ke dalam tangannya yang cukup kuat sehingga dapat menyebabkan tubuhnya terangkat relaks.
d. Mata berkedip : kelopak mata menutup dan membuka ketika dirangsang dengan cahaya atau sentuhan.
2. Reflek makan
a. Menghisap : bibir monyong, lidah melipat, menarik kedalam atau menghisap disebabkan karena lapar, rangsangan bibir.
b. Rooting : sentuhan pada pipi ata u bibir menyebabkan kepala menoleh pada sentuhan. c. Menelan : otot-otot tenggorokan menutup arachea dan memuka esophagus ketika makanan
berada dalam mulut.
d. Gangguan : pada rangsangan vulva, esophagus terbuka, terjadi peristatik balik 3. Reflek bernafas
a. Gerakan pernafasan : otot-otot dada dan abdomen menyebabkan gerakan otot inspirasi ekspitasi.
b. Bersin : aliran udara yang keras melalui hidung dan tenggorokan. c. Bentuk : aliran udara yang kuat melalui tenggorokan dan paru-paru.
(Mary Hamilton, 1995 ; 225) 4. Berat badan
a. Pertimbangan saat lahir adalah penting.
b. Pada hari ke 2 dan ke 3 bayi mengalami penurunan BB yang fisiologis, namun harus waspada jangan melampaui 10% dari BB lahir. Kehilangan ini karena gangguan kalori, kehilangan cairan tubuh keluarnya mekonium.
c. Bayi mencapai BB normalnya kembali setelah umur 2 minggu.
(Mary Hamilton, 1995 ; 213) 5. Mekonium
a. Merupakan fases bayi yang pertama yang berwarna hitam kehijauan, tidak berbau dan lengket.
b. Mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama dan akan berlangsung hari ke 2 dan ke 3. c. Mekonium dikaji untuk menentukan faal alat pencernan lubang anus ada atau tidak.
(Mary Hamilton, 1995 ; 223) 6. Antropometri
Pengukuran ini dibuat untuk mengevaluasi maturasi fisik dan untuk memenuhi standar perbandingan.
(Mary Hamilton, 1995 ; 213) a. Lingkar kepala (31 – 35,5 cm)
- Sirkulasi ferensia fronto brekmatika : 34 cm.
- Mento occipital : 35 cm.
- Sirkum forensia sub occipitobrekmatika : 32 cm. - Sirkum forensia sub mento – brekmatika : 32 cm. b. Lingkar dada : 30,5 – 33 cm.
c. Panjang badan : 48 – 53 cm.
d. Berat badan : 2700 gram – 4000 gram
(Mary Hamilton, 1995 ; 217) 2.4.14 Pemeriksaan diagnostic
PH tali pusat tingkat 7,20 – 7,24 menunjukkan asfiksia bermakna.
Hemoglobin/ hermatokrit (Hb/ Ht) kadar Hb. 15 20 gram dan Ht. 43% - 61%. Tes comb langsung pada darah tali pusat, menentukan adanya kompleks antigen – antibody pada membrane sel darah merah menunjukkan kondisi hemolotik.
(Doenges, 2001 ; 558) 2.4.15 Riwayat singkat kehamilan dan persalinan
Yang perlu diketahui dan didata antara lain mengenai usia kehamilan, penyakit yang pernah di derita ibu dan pengobatannya, apakah pernah mengalami trauma fisik, fisiologi, waktu kelahiran (hari, tanggal, jam, tempat lahir, panjang dan BB bayi, keadaan laktasi dll). Setelah terkumpul kemudian analisa data dengan cara :
1. Data dikelompokkan menurut kecenderungannya dalam menunjuk suatu masalah misalnya. a. Neonatus
b. Bayi menangis c. Bayi biru
d. Suhu tubuh per-aksila 35ºC 2. Interprestasi data
Masing-masing kelompok data di interprestasi sebagai masalah. 3. Menegakkan diagnosa
Masing-masing masalah tersebut dirumuskan sebagai suatu diagnosa keperawatan dengan memperhatikan 3 komponen yaitu : masalah, penyebab dan tanda/ gejala.
Pada bayi baru lahir normal, kemungkinan masalah-masalah yang timbul antara lain : - Resiko tinggi terhadap kerusakan, pertukaran gas.
- Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh. - Resiko keluarga, perubahan ikatan.
- Resiko tinggi terhadap cedera, factor-faktor multiple.
(Doenges, 2001 ; 566)
2.5 Perencanaan
2.6.1 Resiko tinggi terhadap kerusakan, pertukaran gas
1. Ukur agar score pada menit dank e 5 setelah kelahiran.
Rasional : Membantu menentukan kebutuhan terhadap intervensi segera (missal : penghisapan lender, O2) skor 0 – 3
asfiksia berat, skor 4 – 6 menandakan kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra uteri, skor 7 – 10
menandakan tidak ada kesulitan beradaptasi terhadap kehidupan ekstra uteri.
2. Perhatikan komplikasi prenatal yang mempengaruhi placenta dan janin (misal : kelainan j antung, ginjal, hipertensi atau diabetes).
Rasional : Komplikasi ini dapat mengakibatkan hipoksia kronis dan asidosis.
3. Perhatikan durasi persalinan dan tipe kelahiran.
Rasional : Kompresi torakal selama lewatnya janin melalui jalan lahir membantu dalam pembersihan paru-paru kira-kira 80 – 110 ml cairan. Bayi lahir terlalu cepat (<3 jam) atau lahir dengan SC mempunyai mucus berkelebihan karena ketidak adekuatan kompresi thorakal.
4. Kaji frekwensi dan upaya pernafasan awal
Rasional : Pernafasan pertama, merupakan yang paling sulit, menetapkan kapasitas residu fungsional (KRF). Sehingga 30% - 40% jaringan paru tetap mengembang penuh asalkan ada kadar surfaktan yang adekuat.
5. Bersihkan jalan nafas, hisap nasofaring
Rasional : Membantu menghilangkan akumulasi cairan, memudahkan upaya pernafasan dan membantu mencegah aspirasi (bila cairan mengandung mekonium)
6. Keringkan bayi dengan selimut hangat, kepala ditutupi, tempatkan di ketiak ibu.
Rasional : Menurunkan efek stress dingin dan berhubungan dengan hipoksia yang selanjutnya dapat menekan upaya pernafasan dan mengakibatkan osidosis.
7. Tempatkan bayi pada posisi Trendelen Burg
Rasional : Memudahkan drainage mucus dari nofofaring dan trakea dengan gravitasi.
8. Perhatikan nada dan intensitas menangis
Rasional : Pada awalnya sehat, menangis kuat meningkatkan PO2 alveolas dan menghasilkan perubahan kimia yang
diperlukan untuk mengubah sirkulasi janin menjadi sirkulasi bayi.
9. Perhatikan nada optikal
Rasional : Frekwensi jantung < 100 x/menit menandakan asfiksia baru. Takikardi (frekwensi > 160 x/menit) menandakan asfiksia baru atau respon normal periode pertama reaktivitas.
10. Berikan rangsangan taktil
Rasional : Merangsang upaya pernafasan dan dapat meningkatkan inspirasi O2.
11. Observasi warna kulit terhadap lokasi dan luasnya synosis, kajitonus otot
Rasional : Akrosianosis menunjukkan lambatnya sirkulasi perifer, terjadi 85% bayi baru lahir selama jam pertama, namun synosis umum dan fleksiditas menunjukkan ketidak adekuatan oksigenasi jaringan.
2.6.2 Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh
1. Pastikan obat-obat yang diminum ibu selama hamil dan persalinan.
tubuh sangat berarti. Magnesium sulfat dapat menyebabkan vasodilatasi dan mempengaruhi kemampuan bayi untuk menyerap panas.
2. Keringkan tubuh bayi dengan selimut, kepala ditutupi.
Rasional : Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi, melindungi kelembaban bayi dari aliran udara dan membatasi stress akibat perpindahan lingkungan.
3. Tempatkan bayi pada tempat yang hangat, hangatkan obyek yang kontak dengan bayi
Rasional : Mencegah kehilangan panas melalui konduksi.
4. Perhatikan suhu lingkungan panas melalui konduksi.
Rasional : Penurunan suhu lingkungan 20ºC cukup untuk mengandalkan konsumen O2 neonatal cukup bulan.
5. Kaji suhu inti neonatus, pantau suhu kulit secara kontinyu.
Rasional : Suhu kulit dipertahankan mendekati 36,5ºC suhu inti (rectal) 0,5ºC kali lebih tinggi dari suhu kulit.
6. Observasi bayi terhadap tanda-tanda stress dingin (yaitu penurunan suhu inti, peningkatan aktifitas ekstremitas, fleksi, belang-belang atau pucat dan kulit tangan/ kaki).
Rasional : Bila suhu lingkugan turun, bagi meningkatkan tingkat aktifitas (metabolisme dan konsumsi O2), ekstremitas
menurunkan besar permukaan tubuh akan melepaskan ketekolanin adrenal, yang meningkatkan pelepasan vasokosntruksi, selanjutnya mendinginkan kulit.
2.6.3 Proses keluarga, perubahan ikatan
1. Informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan neonatus segera dan perawatan yang diberikan.
Rasional : Menghilangkan kecemasan orang tua berkenaan dengan kordinasi bayi mereka, membantu orang tua untuk memberikan kebutuhan-kebutuhan dari bayinya.
2. Berikan bayi kepada ibu/ ayah setelah kondisi bayi yang memungkinkan.
Rasional : Jam pertama kehidupan adalah masa yang paling bermakna untuk interaksi keluarga dan meningkatkan
kedekatan antara bayi dengan orang tuanya.
3. Ajakan ibu untuk segera meneteki bayi sambil dielus-elus.
Rasional : Memberikan kesempatan orang tua dan bayi memulai pengenalan dan proses kedekatan.
2.6.4 Resiko tinggi terhadap cedera, factor-faktor multipel.
2.6 Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dalam asuhan kebidanan dilaksanakan oleh bidan berdasarkan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan dituntut melakukan tindakan kebidanan secara mandiri, tetapi bila diperlukan suatu waktu bidan harus melaksanakan kegiatan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
2.7 Evaluasi
Evaluasi merupakan alat untuk mengukur keberhasilan asuhan kebidanan yang telah ditetapkan dalam rencana tindakan.
BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 PENGUMPULAN DATA
3.1.1 IDENTITAS / BIODATA
Nama Bayi : Bayi Ny T Umur Bayi : 1 jam
Tgl Jam / Lahir : 19-06-06 jam 09.45 Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Status Reg : 10.60.51 Berat Badan : 3100 gram Panjang Badan : 49 cm
Nama Ibu : Ny T Nama Ayah : Tn P
Umur : 26 Tahun Umur : 31 Tahun
Suku / Kebangsaan : Jawa /Ind Suku / Kebangsaan : Jawa /Ind
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP (tamat) Pendidikan : SMU (tamat) Pekerjaan : Tdk bekerja Pekerjaan : Swasta Alamat rumah : Semanding Tuban
Telp : - Telp :
- Alamat kantor : - Alamat kantor : -Penghasilan : Rp.
1.500.000,-3.1.2 ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF)
Pada tanggal 19 Juni 2006 Pukul : 09.00 WIB 3.1.2.1 Riwayat Penyakit Kehamilan
1. Perdarahan : tidak ada
2.
18
Pre eklamsia : tidak ada 3. Eklamsia : tidak ada 4. Penyakit kelamin : tidak ada 5. Lain-lain : tidak ada 3.1.2.2 Kebiasaan Waktu Hamil
1. Makanan : tidak ada kebiasaan yang khusus sewaktu hamil 2. Obat-obatan / jamu : hanya vitamin & tambah darah, jamu tidak pernah 3. Merokok : tidak pernah
4. Lain-lain : tidak ada 3.1.2.3 Riwayat Persalinan Sekarang :
1. Jenis Persalinan : spontan belakang kepala 2. Ditolong oleh : bidan
3. Lama persalinan :
Kala I : 3 jam 15 menit Kala II : 5 menit
4. Ketuban pecah : spontan lamanya 3 jam Warna : jernih
5. Komplikasi persalinan Ibu :
-Bayi :
-6. Keadaan bayi baru lahir :
Tanda
0
1
2
Jumlah
Nilai
Menit
Ke 1
Frekuensi
jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflex
Warna
( ) tak ada
( ) tak ada
( ) lumpuh
( ) tak
bereaksi
( ) biru /
pucat
(x) < 100
( ) lambat tak teratur
( ) ext flexi sedikit
(x) Badan
kemerahan
tangan dan kaki
biru
( ) > 100
(x) menangis kuat
(x) gerakan kuat
(x) menangis
( ) kemerahan
8
Menit
Ke 2
Frekuensi
jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflex
Warna
( ) tak ada
( ) tak ada
( ) lumpuh
( ) tak
bereaksi
( ) biru /
pucat
(x) < 100
( ) lambat tak teratur
( ) ext flexi sedikit
( ) Badan
kemerahan
tangan dan kaki
biru
( ) > 100
(x) menangis kuat
(x) gerakan akut
(x) menangis
(X) kemerahan
9
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi
Sidik Jempok Kiri Ibu Sidik Jempok Kanan Ibu
3.1.2.4 RESUSITASI
Pengisapan lender : tidak Rangsangan : tidak
Ambu : tidak Lamanya : menit
Massage jantung : tidak Lamanya : menit Intubasi Emdutraheal : tidak Nomor :
Oksigen : tidak Lamanya :
Therapi :
Keterangan :
3.1.3 PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF) 1. Keadaan Umum : Baik
3. Penafasan : 40x / menit. Teratur, pukul 07.10 WIB 4. HR : 120 x / menit, teratur, pukul 07.00 WIB 5. Berat badan sekarang : 3100 gram
3.1.3.1 Pemeriksaan Fisik secara Sistematis
1. Kepala : tulang tengkorak berbentuk, rambut dismbosi rata, panjang ± 1 cm, kulit kepala bersih
2. Ubun-ubun : UU kecil dan besar belum menutup Dub datar 3. Muka : simetris warna kemerahan
4. Mata : sclera warna putih, conjungtiva merah muda, tidak ada sekret 5. Telinga : tes cuping telinga langsung kembali
6. Mulut : merah, keadaan basah 7. Hidung : septum nasi terbentuk 8. Leher : reflek tonik neck adikuat
9. Dada : suara penafasan vesikuler, warna kulit kemerahan, dada bentuk pigen chest 10. Tali pusat : bersih, keadaan layu agak basah
11. Punggung : tidak ada meningokel, tidak ada spina befida 12. Ekstremitas : kuku melebihi ujung jari
13. Genetalia : testis sudah turun dalam skrotum 14. Anus : ada
3.1.3.2 Refleks
1. Refleks moro : Ada / + 2. Refleks rooting : Ada 3. Refleks walking : + / + 4. Refleks graphic / plantar : Ada / + 5. Refleks sucking : Ada / + 6. Refleks Tonic Neck : Ada / + 3.1.3.3 Antropometri
1. Lingkar kepala : 33 cm 2. Lingkar dada : 34 cm 3. Lingkar lengan atas : 11 cm
3.1.4 ASSESMENT
Diagnosa : BBL usia 1 jam Masalah : tidak ada
Potensial : potensial terjadinya hipotermi Potensial terjadinya icterus
3.1.5 PLANNING
No Tanggal / jam Planning
1 2 19-06-06 10.45 WIB 10.10 WIB Menghangatkan bayi
R/ mencegah terjadinya hipotermi E/ bayi terlihat tenang
Melakukan observasi tanda-tanda vital S,HR,RR R/ dengan observasi tanda-tanda vital segera dapat
diketahui bila tejadi kelainan.
3 4 5 6 7 10.20 WIB 10.45 WIB 11.00 WIB 11.20 WIB 11.45 WIB
Melakukan observasi tanda-tanda icteus
R/ mengetahui sedini mungkin bila ada kelainan E / pada bayi tidak terdapat tanda-tanda icterus
Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan: Tanda-tanda Vital dalam batas
normal,bayi dalam keadaan sehat.
R/ meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga E/ ibu dan keluarga mengerti dan tenang
Memberikan penjelasan tentang cara pemberian ASI yang benar
R/ dengan pemberian ASI yang benar akan mengurangi lecet putting
E/ bayi bisa menghisap dengan baik
Mendiskusikan dengan ibu tentang perawatan bayi R/ dengan perawatan bayi yang benar menghindari
terjadinya infeksi
E/ ibu mengerti perawatan bayi sebatas mengganti popok bila bayi BAK dan BAB.
Menjelaskan pada ibu tentang perawatan bayi
R/ dengan perawatan bayi akan menghindari terjadinya infeksi
E/ ibu mengerti dan mau melaksanakan perawatan bayi t dengan benar
3.1.6 CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 18 Juni 2006 Jam 10.00 WIB
S O A P : : : :
- Ibu mengatakan bayi lahir hari ke 2
- Ibu dan keluarga bisa mempraktekkan kembali cara merawat ba yi dan ibu dapat menyusui dengan benar
- S : 37º C N : 120 x / menit RR : 40 x / menit - Tali pusat bersih, layu dan basah
- Bayi tidur dengan pulas - Bayi baru lahir hari ke 2
- Rencana pulang
- Menganjurkan Control 1 minggu lagi tanggal 26 Juni 2006 E:Ibu bersedia control 1 minggu lagi tanggal 26 Juni 2006
BAB 4
Dalam pembahasan berisi tentang kesenjangan maupun kesamaan yang ada antara adanya hambatan dengan hasil asuhan kebidanan yang telah penulis laksanakan dengan proses manajemen kebidanan.
Dalam pembahasan ini penulis mengelompokkan masalah sesuai tahap demi tahap proses asuhan kebidanan yaitu tahap pengkajian subyektif, pengkajian obyektif, assessment, planning.
4.1. Pegkajian subyektif
Dalam pengkajian ini penulis tidak menemukan hambatan, dikarenakan keluarga bisa diajak kooperatif dan menunjang dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang penulis berikan pada klien.
4.2 Pengkajian obyektif
Dalam pengkajian ini penulis tidak menemukan hambatan, dikarenakan keluarga kooperatif dan menunjang dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang penulis berikan pada klien.
4.3 Assessment
Setelah dianalisa di dalam kasus nyata didapatkan satu diagnosa kebidanan yaitu diagnosa bayi baru lahir normal dan tidak ada masalah.
Bila dilihat dari kenyataaan yang dijumpai pada tinjauan kasus maka tidak semua diagnosa pada teori akan muncul pada tinjauan kasus atau justru muncul masalah baru yang tidak ada pada tinjauan pustaka. Sehingga diperlukan kejelian serta kecermatan yang harus ditunjang dengan teori yang mendukung dalam menggali data dan masalah
4.4 Planing
24
Perencanaan dan pelaksanaan pada tinjauan kasus secara umum mengacu pada tinjuan pustaka.untuk planning tidak ada perbedaan sebagaimana mestinya, semua implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana asuhan
Rabu, 08 Februari 2012
ASKEP BBL NORMAL
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR NORMAL
1. Fisiologi Neonatus.
Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu
satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi
perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui paru
bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam
keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan
untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu
melalui jalan lahir. Penurunan PaO
2dan kenaikan PaCO
2merangsang kemoreseptor
terletak disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang
permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama ekspirasi,
setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp. Respirasi
pada masa demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan biasanya masih
tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru berfungsi,
pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena
bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air tropping.
2) Jantung Dan Sirkulasi.
Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian
langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari bilik darah
dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke
paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah bayi lahir paru akan
berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional, hal ini
terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran. Tekanan darah pada waktu lahir
dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam
pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira
85/40 mmHg.
3) Traktus Digestivus.
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan orang
dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam
kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat
pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus
pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus
7
7 –– 8 bulan.
8 bulan.
4)
4) Hati Dan
Hati Dan Metabolisme.
Metabolisme.
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu
kenalkan kadar protein dan penurunan kadar
kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga
lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga
mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus
mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus
terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB
terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB
lebih besar, pada jam
lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada
pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih
kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari
kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari
karbohidrat.
karbohidrat.
5)
5) Produksi Panas.
Produksi Panas.
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas
otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk
otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk
meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran „ Brown Fat „ yang
meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran „ Brown Fat „ yang
memberikan lebih banyak energi per gram dari pada
memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak biasa.
lemak biasa.
6)
6) Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih
besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi
besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi
ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa,
ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa,
ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus
ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus
proksimal „ Renal Blood Flow „ pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan
proksimal „ Renal Blood Flow „ pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan
orang dewasa.
orang dewasa.
7)
7) Kelenjar Endokrin.
Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu,
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir
pada waktu bayi baru lahir
kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat d
kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran
ilihat pembesaran
kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat
kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat
dilihat „ With Drawal „
dilihat „ With Drawal „ misalnya pengelua
misalnya pengeluaran darah dari vagina yan
ran darah dari vagina yang menyerupai h
g menyerupai haid
aid
pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan
pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan
sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.
sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.
8)
8) Susunan Saraf Pusat.
Susunan Saraf Pusat.
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah cairan
jumlah cairan
otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.
otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.
9)
9) Imunoglobulin.
Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari
proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari
antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G,
antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G,
yaitu
yaitu imunologi
imunologi dari
dari ibu
ibu yang
yang dapat
dapat melalui
melalui plasenta
plasenta karena
karena berat
berat molekulnya
molekulnya kecil,
kecil,
tetapi bila ada infeksi yang
tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus,taksoplasma, herpes
dapat melalui plasenta seperti illeus,taksoplasma, herpes
simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan
simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan
pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi dalam
pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi dalam
kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya
kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya
terhadap beberapa strain E. Colli.
terhadap beberapa strain E. Colli.
2.
2. Pemeriksaan Fisik Neonatus.
Pemeriksaan Fisik Neonatus.
Tujuan pemeriksaan fisik neonatus segera setelah lahir ialah untuk
Tujuan pemeriksaan fisik neonatus segera setelah lahir ialah untuk
menemukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sehingga dasar untuk
menemukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sehingga dasar untuk
pemeriksaan selanjutnya. Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya pemeriksaan
pemeriksaan selanjutnya. Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya pemeriksaan
mengetahui riwayat kehamilan dan
mengetahui riwayat kehamilan dan persalinan.
persalinan.
1)
1) Keadaan Umum.
Keadaan Umum.
a)
a) Keaktifan.
Keaktifan.
Bila bayi diam, mungkin bayi sedang tidur nyeyak atau mungkin pula ada defresi
Bila bayi diam, mungkin bayi sedang tidur nyeyak atau mungkin pula ada defresi
susunan saraf pusat karena obat atau karena sesuatu penyakit. Bila bayi bergerak
susunan saraf pusat karena obat atau karena sesuatu penyakit. Bila bayi bergerak
aktif dipertahankan apakah pergerakan itu simetris atau tidak. Keadaan yang
aktif dipertahankan apakah pergerakan itu simetris atau tidak. Keadaan yang
asimetris dapat dilihat misalnya pada keadaan
asimetris dapat dilihat misalnya pada keadaan patah tulang, kerusakan saraf,leukosia
patah tulang, kerusakan saraf,leukosia
dsb.
dsb.
b)
b) Keadaan Gizi
Keadaan Gizi
Dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, dan
Dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, dan kerut pada kulit, ketegangan kulit
kerut pada kulit, ketegangan kulit
hati-hati terhadap edema, karena dapat disangka gizi baik.
hati-hati terhadap edema, karena dapat disangka gizi baik.
c)
c) Rupa.
Rupa.
Kelainan kongenital tertentu sering sudah dapat dilihat pada rupa neonatus. Misal
Kelainan kongenital tertentu sering sudah dapat dilihat pada rupa neonatus. Misal
sindrom down, kretinisme, agenesis ginjal bilateral dsb.
sindrom down, kretinisme, agenesis ginjal bilateral dsb.
d)
d) Posisi.
Posisi.
Sering bergantung pada letak presentase janin intravena. Posisi yang biasa ialah
Sering bergantung pada letak presentase janin intravena. Posisi yang biasa ialah
dalam keadaan fleksi tungkai dan lengan.
dalam keadaan fleksi tungkai dan lengan.
e)
e) Kulit.
Kulit.
Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapis oleh verniks caseosa yang
Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapis oleh verniks caseosa yang
melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan mineral dan mengandung
melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan mineral dan mengandung
sebum lainnya. Sel peridermal dan debis lain. Warna kulit menggambarkan beberapa
sebum lainnya. Sel peridermal dan debis lain. Warna kulit menggambarkan beberapa
keadaan misalnya warna pucat terdapat anemia, renjatan, warna kuning terdapat
keadaan misalnya warna pucat terdapat anemia, renjatan, warna kuning terdapat
pada inkompatibilitas antara darah ibu dan bayi, sepsis. Warna biru ditemukan pada
pada inkompatibilitas antara darah ibu dan bayi, sepsis. Warna biru ditemukan pada
aspiksia livida. Kelainan jantung kongenital dengan pirau dari kanan dan kiri.
aspiksia livida. Kelainan jantung kongenital dengan pirau dari kanan dan kiri.
2)
2) Kepala Dan Leher.
Kepala Dan Leher.
Tulang kepala sering menunjukan “moulage” yaitu tulang parietal biasanya
Tulang kepala sering menunjukan “moulage” yaitu tulang parietal biasanya
berhimpitan dengan tulang oksipitas dan frontal,
berhimpitan dengan tulang oksipitas dan frontal, sehingga mengukur lingkaran kepala
sehingga mengukur lingkaran kepala
sebaiknya ditunggu setelah “moulage” itu hilang, lingkaran kepala besar ialah melalui
sebaiknya ditunggu setelah “moulage” itu hilang, lingkaran kepala besar ialah melalui
glabela dan oksipitalis biasanya antara 33
glabela dan oksipitalis biasanya antara 33 –– 38 cm. Perhatikan juga kaput
38 cm. Perhatikan juga kaput
suksdanium,perda
suksdanium,perdarahan, subaponeurotik, hematoma
rahan, subaponeurotik, hematoma cepal.
cepal.
BAYI BARU LAHIR NORMAL
BAYI BARU LAHIR NORMAL
1.
1. Pengertian.
Pengertian.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu sampai 42 minggu
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu sampai 42 minggu
dengan berat badan lahir 2500
2. Spesifikasi Bayi Baru Lahir Normal.
1) Initial ukuran dan vital sign.
Panjang
: Ukuran bokong 31 – 55, kepala sampai tumit 48 – 53 cm.
Berat
: 2500 – 4000gram.
Suhu
: Ketiak = 36,5 – 37 „C.
Rektum = 35,5 – 37,5 „C.
Denyut Jantung : 110 – 160 x/m.
Respirasi : 40 – 60 x/m.
2) Kulit.
Kelihatan lembut, halus, hampir transparan, elastis, bermukan merah, vernik caseosa
dan lanuno sedikit.
3) Kepala.
Kepala fleksi ke dada, tengkorak bertingkat, lembut, fontanella mayor 3 – 6 cm,
fontanella minor 1 – 2 cm.
4) Leher.
Pendek dan lurus, bayi yang tiarap dapat menahan leher, dengan memutar kepala
dengan satu sisi lainnya, bayi yang dalam posisi duduk memperlihatkan kemampuan
sementara waktu untuk menegakkan kepala. Lingkar kepala
OB = 35 cm, OS =
34 cm, OK = 32 cm.
5) Mata.
Pupil berbentuk bulat, respon terhadap cahaya langsung bereaksi.
6) Telinga.
Respon terhadap suara nyaring dengan terkejut, membran timpani terlihat suram.
7) Hidung, tenggorokan, dan mulut.
Bayi bernafas dengan hidung, dapat bersin dan menangis dengan kuat, lidah terletak
digaris tengah mulut, palatum lengkap, refleks isap baik.
Lingkar dada 30,5 – 33 cm, diameter anterior posterior dan lateral adalah sama,
ujung xipoie anterior menonjol pada puncak dari sudut iga, pernafasan perut
40
– 60 x/m. sebentar lambat dangkal atau dalam dan cepat dengan periode apneu 6 –
15 detik, suara nafas jelas, nyaring, bronchovesikuler dan hipersonan, terkadang
payudara mengeluarkan sekret.
9) Punggung dan ekstrimitas.
Tangan dan kaki mempunyai ukuran, bentuk dan letak yang simetris, tubuh fleksi dan
kedua tangan menggenggam, tulang belakang lurus saat berbaring dan menapak pada
posisi berbaring telungkup “seperti huruf C” punggung stabil dan tidak terjadi
dislokasi, tonus otot baik terutama ketahanan terhadap posisi fleksi yang berlawanan
dan rentang penuh sendi utama.
10) Jantung.
Mengikuti kecendrungan pernafasan, denyut jantung 110 – 160 x/m, bunyi jantung
jelas dan teratur, frekuensi tidak teratur, PMI mungkin terlihat dari interkosta ke
4 kiri dan garis midklavikula, S1 lebih nyaring, S2 pada puncak dan S2 lebih nyaring
dari S1 di daerah pulmonal.
11) Perut.
Lunak dengan bentuk silinder, menonjol, pada permukaan perut terlihat permukaan
vena, ujung umbilikal kering dan agak gelap, liver teraba kenyal, ujung tajam / halus,
1 – 2 cm dibawah kosta iga kanan, ujung lien sepanjang pinggir dari sudut kuadran kiri
atas, ginjal bisa dipalpasi dalam dengan menekan sekitar 1 – 2 cm diatas umbilikal.
12) Genetalia wanita dan pria.
Labia mayora menutup labia minora, klitoris sudah agak tetutup. Pada pria glans
plenis ditutupi oleh kulit dimana terdapat saluran uretra, tertis sudah dalam
skrotum, urin terlihat jernih.
13) Rektum.
Anus ada, mekonium ada, refleks anus jelas.
3. Perawatan Bayi Baru Lahir.
1) Pencegahan hipotermia.
♦
Pantau suhu bayi.
2) Pemenuhan nutrisi.
♦
Rawat gabung dan ASI ekslusif yang adekuat.
3) Pencegahan aspirasi.
♦
Tehnik menyusui yang baik.
♦
Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan.
♦
Ebservasi vital sign dan keadaan umum.
4) Pencegahan infeksi.
♦