Asuhan
Keperawatan
PADA PASIEN AIDS DENGAN
IO
PERJALANAN PENYAKIT
Hampir semua pasien HIV akan berkembang
dengan penyakit penyerta lainnya dan AIDS
Kecepatan perkembangan penyakit tersebut
tergantung dari jenis virus dan karakteristik
masing-masing pasien
Seiring dengan perkembangan infeksi HIV dan
penurunan derajat imunitas seseorang maka pasien
cenderung untuk mendapatkan infeksi oportunistik
dan kondisi patologik lainnya
Infeksi oportunistk dan kanker yang berhubungan
dengan AIDS menyerang tubuh yang memiliki sistem
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta
mampu melakukan asuhan keperawatan
pada ODHA dengan berbagai infeksi
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikan sesi ini peserta mampu :
• Menjelaskan kembali sekilas tentang HIV/AIDS.
• Menjelaskan pengertian infeksi oportunistik, tanda &
gejalanya.
• Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi
terjadi IO pada ODHA.
• Mendiskusikan asuhan keperawatan pada ODHA
dengan infeksi oportunistik pada kulit, pernafasan,
persyarapan dan system pencernaan..
• Memberikan asuhan keperawatan pada ODHA
dengan infeksi oportunistik yang meliputi :
Infeksi Oportunistik
Adalah penyakit infeksi disebabkan oleh
organisme yang tidak menimbulkan penyakit
pada orang yang memiliki sistem kekebalan
tubuh normal
Mengapa ODHA dapat terkena IO?
ODHA rentan terhadap IO karena sistem
kekebalan tubuhnya menurun sehingga tidak
cukup kuat untuk melawan penyakit
Kapan IO ditemukan
ODHA biasanya datang pertama kali oleh
karena adanya IO
IO yang sering terjadi pada penderita
AIDS adalah :
Tuberkulosis
Pneumonia (Pneumocystis carinii)
Infeksi jamur berulang di kulit, mulut dan tenggorokan
Infeksi gastrointestinal (Cryptosporidiosis)
Diare kronis dengan penurunan berat badan
Infeksi neurologik (Cryptococcal), atau meningitis sub-akut
Keganasan : Sarkoma Kaposi, NHL,
Demam tanpa sebab yang jelas
Kelainan neurologis
Pengendalian laju HIV-AIDS hanya
bisa dengan usaha pencegahan,
yaitu
• Sex yang aman
• Memakai jarum suntik steril
• Universal precaution
Transmisi atau penularan terjadi
melalui :
• Sexual
• Jarum suntik yang tercemar
• Ibu ke anak yang dikandung
Progresifitas HIV
• Umur < 5 tahun atau > 40 tahun
• Infeksi lain
• Kemungkinan faktor genetik
• Dipengaruhi oleh „Viral Load‟ plasma & jumlah
CD4
• Makin tinggi „Viral Load‟ (jumlah virus dalam
badan) makin rendah jumlah CD4 & makin
cepat progresivitas HIV menjadi AIDS &
Kriteria WHO
Stadium Klinis I
• Limfadenopati Meluas Persistent
• Asimtomatis
Stadium Klinis II
• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti
dermatitis seboroik, infeksi jamur kuku, ulkus
oral yang rekuren.
• Berat badan menurun <10% dari BB semula
• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
• Infeksi saluran napas bagian atas seperti
sinusitis bacterial
Stadium Klinis III
• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya
berlangsung > 1 bulan
• Berat badan menurun >10% dari BB semula
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten
atau konstan) > 1 bulan
• Kandidiasis Oral (thrush)
• Hairy leukoplakia oral,
• TB paru, dalam 1 tahun terakhir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Skala Aktivitas 3 : selama 1 bulan terakhir tinggal di
tempat tidur <50%
Stadium Klinis IV
• HIV wasting syndrome (BB turun 10% ditambah diare kronik >
1 bln atau demam >1 bln yg tidak disebabkan penyakit lain)
• Pneumocystis carinii pneumonia , Toxoplasmosis pada otak
• Cryptosporidosis dgn diare >1 month , Cryptococcosis,
extrapulmonary
• Cytomegalovirus (CMV) pada organ selain liver, spleen,
lymph nodes
• Herpes simplex virus (HSV) mucocutaneous >1 month,
• Progressive multifocal leukonenphalopathy (PML)
• Mikosis dissemina (. histoplasmosis, coccidioidmycosis)
• Candidiasis esophagus, trachea, bronchi atau lungs
• Atypical mycobacteriosis dissemina
• Non-typhoid Salmonella septicemia
• Extrapulmonary tuberculosis
1000 TB
900
800
700
600 TB
500 HZ
400
Jml 300 Oral Candida OHL
CD4 200 PCP
100 Cryptosporidial diarrhea Cryptococcal
meningitis
50 PPE _ _ _ _
_CMV
<50
MAC
0 3 6 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Asuhan
Keperawatan Pada
ODHA
PENERAPAN ASKEP
Sama dengan askep kepada pasien lainnya
Ketrampilan yang memadai
Mudah mengenali semua gejala dan tanda
penyakit yang berhubungan dengan infeksi HIV
Berpengetahuan dan berpengalaman
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan penyakit kronik dan progresif lainnya
Semua prinsip asuhan keperawatan harus
diterapkan secara bertanggung jawab
Tujuan Keperawatan
Manajemen masalah infeksi dan pengobatan
Memaksimalkan kualitas hidup
Menatalaksana penyakit kronis dan
terulangnya penyakit
Mencegah dan atau mengobati infeksi
oportunistik
Pengkajian
Data Identitas Pribadi
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Aspek sosial ekonomi
Aspek psikologi
Pemeriksaan laboratorium
Pengobatan
Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktivitas : sakit kepala b/d
meningkatnya tekanan intra kranial dan efek
pengobatan
Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan
tubuh b/d kehilangan nafsu makan, sakit
menelan
Manajemen pengobatan tidak efektif b/d
kompleksitas pengobatan, efek samping obat,
interaksi obat, tdk percaya dg pengobatan.
Diagnosa Keperawatan
Ansietas b/d AIDS dan infeksi oportunistik
Volume cairan kurang b/d malabsorbsi,
nausea, muntah, diare, nyeri dimulut, sulit
menelan.
Gangguan membram mukosa mulut b/d
penyakit oportunistik kandidiasis oral, reaksi
obat.
Gangguan psikologi ; kehilangan harapan b/d
progresivitas penyakit, tidak mampu untuk
mencapai tujuan hidup.
Implementasi
Intoleransi aktivitas ; sakit kepala b/d
meningkatnya tekanan intra kranial dan efek
pengobatan.
mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk
melakukan kegiatan
memberi motivasi pasien untuk mencoba
kegiatan secara mandiri bila sakit kepala
berkurang
Implementasi
Mengobservasi efek sakit kepala seperti
muntah, mual yang meningkat
Memberi alat penyangga tempat tidur agar
tidak jatuh
Membuat lingkungan tenang sehingga pasien
dapat istirahat
Gangguan nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
kehilangan
nafsu makan
Mengkaji status nutrisi pasien
Menanyakan makanan yang disukai / tidak
Memberi makanan porsi kecil tetapi sering
Mengobservasi jumlah makanan yang dapat
dimakan
Menganjurkan agar pasien membersihkan
mulut memakai sikat yg lembut
Memonitor berat badan, hasil albumin dan
elastisitas kulit.
Evaluasi
Dilakukan secara periodik, sistematis dan
berencana untuk menilai perkembangan
kondisi pasien.
tekanan intrakranial menurun sehingga
sakit kepala berkurang dan mampu
melakukan aktivitas
nafsu makan meningkat, BB normal,
albumin dalam batas normal dan kulit
JUMLAH PASIEN AIDS MENINGGAL THN 2009 di Gd.A
BULAN IPD NEURO BEDAH KEB JUMLAH
BED 20 6 6 2 34 Januari 6 2 8 Februari 7 2 9 Maret 12 2 14 April 1 1 2 Mei 8 2 1 11 Juni 12 3 15 Juli 8 0 8 Agustus 10 3 13 September 5 3 8 Oktober 5 3 8 November 9 5 14 Desember 6 3 1 10 89 29 2
•
ASKEP Pasien Tuberkulosis
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Mencegah obstruksi /aspirasi
• Bersihkan sekret dari mulut dan trakea
Penurunan
Permukaan efektif
3
• Meminimalkan ekspansi paru & menurunkan upaya
pernapasan
• Posisi semi fowler, bantu untuk batuk dan latihan napas
Kelemahan, upaya batuk buruk
2
• Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasi
bronki
• Sputum berdarah diakibatkan oleh kerusakan paru
• Kaji fungsi pernapasan
• Kaji Batuk efektif Sekret kental,sekret darah
1
Rasional
Intervensi
Masalah
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Untuk pemecahan masalah kelemahan
• Memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi lambung
• awasi masukan/ pengeluaran
• Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat
Kelemahan
6
• Untuk mengukur keefektifan nutrisi
• Dapat memperbaiki masukan diet
• Catat derajat kekurangan BB
• Pastikan pola diet yang disukai Anoreksia
5
• Membantu untuk mengencerkan sekret, mudah dikeluarkan • Pertahankan masukan cairan 2500ml / hari Kerusakan membran alveolar-kapiler4
Rasional
Intervensi
Masalah
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
•
Belajar tergantung pada
emosi dan kesiapan fisik
•
Meningkatkan kerjasama
dalam program pengobatan
dan perbaikan kondisi pasien
•
Ada OAT dan ARV tertentu
yang tidak saling cocok
untuk diberikan secara
bersamaan
•
Kaji kemampuan pasien
untuk belajar
•
Penyuluhan pencegahan
penularan
•
Obat Anti Tuberkulosis
(OAT)
•
Pengawasan Efek
samping obat bila
diberikan bersama ART
Ketidaktahuan/
kurang informasi
7
Rasional
Intervensi
Masalah
•
ASKEP Pasien Pnemonia
Batuk dan sesak napas
Sesak napas kemungkinan besar
disebabkan oleh PCP
Gejala lain dari PCP
Biasanya tidak akut
Gejala berangsur angsur (minggu-bulan)
Subfebril
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Pernapasan dangkal, gerakan dada tidak simetris terjadi
karena cairan paru
• Bunyi napas bronkial dapat terjadi pada area paru
• Krekels, mengi terdengar pada inspirasi / ekspirasi dan respon pengumpulan cairan, sekret kental, spasme jalan napas
• Kaji frekuensi
/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
• Auskultasi area paru, catat area penurunan dan bunyi napas
misalnya krekels, mengi
• Bantu latihan napas sering menekan dada dan batuk efektif posisi duduk semi fowler
Inflamasi trakea
bronkial, pembentukan odema, produksi
sputum meningkat dan nyeri, perubahan
frekuensi, kedalaman pernapasan, bunyi napas tidak normal
1
Rasional
Intervensi
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
Masalah lain lihat Tuberkulosis
3
• Merangsang batuk pembersihan jalan napas pada pasien yang tidak mampu melakukan batuk efektif krn penurunan tingkat kesadaran
• Sianosis kuku menunjukan vasokontriksi, atau respon terhadap demam
• Pada mulut menunjukkan hipoksemia sistematik
• Pengisapan sesuai indikasi
• Observasi warna kulit, membrana mukosa, kuku, catat adanya
sianosis dan perubahan lainnya Gangguan pengiriman oksigen / kebersihan jalan nafas
2
Rasional
Intervensi
Masalah
Pnemonia Pneumocystis Carinii
(PCP)
Kuman Penyebab: Pneumocystis
Carinii
Sering terjadi bila
CD4 < 200 atau
•
ASKEP Pasien PCP
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Pernapasan dangkal, gerakan dada simetris terjadi karena
kerusakan jaringan paru
• Kaji frekuensi /kedalaman
pernapasan dan gerakan dada
• Auskultasi area paru, biasanya normal
• Bantu latihan napas , sering menekan dada dan batuk efektif posisi duduk semi fowler
Gangguan Oksigenasi – dengan gejala
sesak napas ringan - hebat
1
Rasional
Intervensi
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Alergi obat akan memperberat kondisi pasien dan perlu
dihentikan segera dan diganti
• Pantau tanda alergi obat: ruam kulit, perdarahan mukosa (Steven-Johnson Syndrome) Mencegah toksisitas obat
4
• Dengan pengobatankotrimoksazol biasanya akan cepat membaik, sesak napas akan cepat berkurang – hilang.
• Edukasi pasien dan
keluarganya minum obat secara teratur: Kotrimoksazol • Profilaksis Kolaborasi pengobatan
3
• Oksigen dapat meringankan pendeitaan, memberikan kenyamanan • Pemberian Oksigen Koreksi dan prevensi Hipoksia
2
Rasional
Intervensi
Masalah
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
•
Profilaksi sekunder dapat
mencegah kekambuhan
bila diberikan secara
benar, bila ART hingga
CD>200/mm3 selama 2
bulan ber-turut2
•
Edukasi pasien/
keluarga ttg profilaksis
sekunder dengan:
Kotrimoksazol atau
Dapson
Kurang
pengetahuan
pasien/keluarga
dalam
mencegah
kekambuhan
6
•
Kekurangan intake –
potensial menurunkan
daya tahan tubuh
•
Sesuaikan diet yang
mudah ditelan dan
dicerna
Intake kurang
5
Rasional
Intervensi
Masalah
Penyebab luka pada mulut dan
gangguan menelan
• Kandidiasis oral
• Oral Hairy Leukoplakia
• Ulkus Aftosa
• Herpes simplex
• Sarkoma Kaposi
• CMV
Onikomikosis: terapi
Itraconazol
400mg/hari X 7hari per bulan
3 bulan untuk kuku jari tangan
4 bulan untuk kuku jari kaki
Terbinafin
250mg/ hari selama
8 minggu untuk kuku jari tangan
12 minggu untuk kuku jari kaki
•
ASKEP Pasien Infeksi Jamur di Kulit, Mulut
dan Tenggorokan
ASKEP Pasien Infeksi Jamur di
Kulit, Mulut dan Tenggorokan
Target Pemulangan
(pasien dipulangkan apabila)
Kepatuhan higiene perorangan dan lingkungan
Pemahaman proses penyakit
ASKEP Pasien Infeksi Jamur di
Kulit, Mulut dan Tenggorokan
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Mengurangi rasa tidak nyaman
• Berikan perawatan oral setiap hari dan setelah makan, gunakan sikat gigi halus, pasta gigi non abrasif, obat pencuci Lesi terbuka,
vesikel, rasa sakit pada bagian oral (stomatitis,
gingivitis, karies gigi
2
• Lesi membran mukosa oral menyebabkan rasa sakit, susah menelan
• Kaji membran
mukosa/catat seluruh lesi oral
Defisit imunologis dan timbulnya lesi penyebab pantogen cadida, herpes
1
Rasional
Intervensi
Masalah
ASKEP Pasien Infeksi Jamur di
Kulit, Mulut dan Tenggorokan
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Mencegah pembentukan asam dikaitkan dengan sisa makanan yg tertinggal
• Mengurangi penyeberan lesi • Merangsang saliva untuk
menetralkan asam dan
melindungi membran mukosa • Makanan pedas dapat
membuka lesi yang telah sembuh
• Mempertahankan hidrasi dan mencegah pengeringan
rongga mulut • Cuci lesi dengan H2O2
atau larutan soda kue • Anjurkan mengunyah
permen karet/permen tidak mengandung gula • Tawarkan makanan
dingin/segar, jangan makan pedas
• Dorong pemasukan oral 2500cc/hari
Lesi terbuka,
vesikel, rasa sakit pada bagian oral (stomatitis, gingivitis, karies gigi)
3
Rasional
Intervensi
Masalah
ASKEP Pasien Infeksi Jamur di
Kulit, Mulut dan Tenggorokan
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Memahami intervensi
keperawatan di rumah
• Berikan penyuluhan
tentang pengobatan
dan perawatan
Kurang
informasi
tentang
penyakit
4
Rasional
Intervensi
Masalah
Infeksi/ Gangguan
Gastrointestinal
Infeksi Gastrointestinal
• ODHA sangat rentan untuk menderita komplikasi
gastrointestinal
• Perlu pengkajian yang teliti pada ODHA yang
mengalami mual, muntah atau diare
• ODHA dengan diare harus dipantau tanda dehidrasi
• Setiap pasien diare harus diberikan minum lebih dari
biasa misalnya dengan oralit, atau air putih biasa
selagi mungkin
• Wasting syndrom merupakan bentuk penurunan BB
yang hebat pada ODHA
Mual & Muntah
• Gejala (sering tu. pada anak) dengan berbagai
penyebab:
– Radang sal. cerna, terlalu kenyang, reflux
gastroesofageal, intoleransi protein, ISK, OMA,
hamil, pnemonia, kenaikan tekanan intrakranial,
meningitis, keganasan, obstruksi mekanis,
kelainan metabolisme
– Efek samping obat: ARV, obat IO, chemoterapi
Mual & Muntah - Pengkajian
• Data Subjektif
– Mulainya, lama muntah,
jumlah, adanya darah,
lendir, cairan empedu,
bau.
– Makanan terkait, waktu,
kegiatan, obat2 an
– Riwayat trauma
– Gejala dan tanda klinis lain:
diare, demam, nyeri, disuria,
nyeri punggung, gangguan
penglihatan, nyeri kpala,
kejang, tangisan melengking,
rewel, haus, poliuri, lapar atau
anoreksi
– Perubahan balans cairan
(intak-output)
• Data Objektif
– Bandingkan BB sebelum
dan sesudah sakit
– Volume intake – output
– Penilaian turgor, selaput
mukosa, air mata
– Ketegangan tengkuk,
tingkat kesadaran,
perubahan perilaku:
rewel, letargik
– Pem lab: darah lengkap,
elektrolit, BUN, kreatinin,
Prioritas Keperawatan
• Kaji penyebab muntah
• Koreksi dan jaga status hidrasi
• Edukasi pasien dan keluarga ttg tanda2
dehidrasi dan pentingnya memberian cukup
minum
Diare
• B.a.b. cair >3 kali / 24 jam
• Penyebab: infeksi bakterial, viral, parasitik, atau
kuman oportunistik, kelainan anatomis, inteloleransi
makanan
• Infeksi: Campylobacter jejuni, Clostridium defficile,
Yersinia enterocolitica, Salmonella dan Shigella dan
virus mengurangi luas permukaan usus yang
mampu menyerap makanan dan cairan diare
Pengobatan Diare sesuai
Penyebabnya
• Salmonela dan sigelosis
– Kotrimoksazol 2 X 960 (2 X 480) mg selama 7 hari
– Ciprofloksasin 2 X 500 mg selama 7 hari
• Campilobakter
– Eritromisin 4 X 500 mg selama 5 hari
• Giardiasis
– metronidazol 3 X 500 mg selama 5 hari
• E. histoltika
Pengobatan Diare sesuai
Penyebabnya
• Isospora beli
– Kotrimoksazol 3 X 960 (2X480 mg) selama 14 hari
• Strongyloidiasis
– Albendazol 400 mg/hari selama 3 hari
• Cryptosporidiosis
– Tidak ada pengobatan yang efektif.
• Microsporidiosis
Diare - Pengkajian
• Data Subjektif
– Waktu mulai, lama diare,
frekuensi, bentuk feses
– Gejala tambahan: kram, kembung,
tenesmus, lendir/darah dalam
feses
– Riwayat makan mungkin penyebab
diare
– Riwayat keluarga ada yang
diare?
• Data Objektif
– Tanda dehidrasibandingkan
BB sebelum dan sesudah
sakit
– Nilai perubahan kelainan
perfusi jaringan – takikardi,
hipotensi, penurunan capiler
refill
– Periksa feses, warna,
konsistensi, darah, lendir, pus,
bau, volume
– Pemeriksaan lab: telur cacing,
parasit, biakan feses, lekosit,
dan eritrosi
•
ASKEP Pasien Diare
ASKEP Pasien Diare
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Istirahat menurunkan motilitas usus dan menurunkan laju metabolisme
• Bab tiba-tiba tanpa tanda dan tidak terkontrol
• Menurunkan bau dan mencegah infeksi
• Menghindarkan iritan dan meningkatkan istirahat usus
• Tanda adanya toksis
• Tingakatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur (sebaiknya bed berlobang + ember + corong plastik)
• Faeces segera dibuang
• Identifikasi makanan dan cairan pencetus diare
• Observasi demam, takikardia, leukositosis, penurunan protein serum, kelesuan
Adanya toksin
2
• Dehidrasi sebagai penyebab kematian karena diare
• Informasikan kepada pasien dan keluarganya tentang tanda
dehidrasi* dan pentingnya pemberian cukupnya cairan Mencegah dehidrasi
1
Rasional
Intervensi
Masalah
ASKEP Pasien Diare
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
Dehidrasi penyebab utama kematian, dapat diatasi dengan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
Observasi, catat frekuensi bab,
karakteristik, jumlah dan faktor pencetus Inflamasi, iritasi
atau malaborbsi
4
• Dapat menetukan derajat dehidrasi
• Indikator cairan dan status nutrisi
• Hitung keseimbangan cairan
• Ukur berat badan tiap hari Kehilangan banyak cairan
3
Rasional
Intervensi
Masalah
ASKEP Pasien Diare
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Istirahat menurunkan motilitas usus dan menurunkan laju metabolisme
• Bab tiba-tiba tanpa tanda dan tidak terkontrol
• Menurunkan bau dan mencegah infeksi
• Menghindarkan iritan dan meningkatkan istirahat usus
• Tanda adanya toksis
• Tingakatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur (sebaiknya bed berlobang + ember + corong plastik)
• Faeces segera dibuang
• Identifikasi makanan dan cairan pencetus diare
• Observasi demam,
takikardia, leukositosis, penurunan protein serum, kelesuan Mehindari komplikasi
5
Rasional
Intervensi
Masalah
ASKEP Pasien Diare
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
•
Mencegah berulangnya
penyakit
•
Berikan penyuluhan
tentang penyakit dan
penyebabnya serta
pencegahannya
Kurang
pengetahuan
tentang penyakit
7
•
Dapat menetukan derajat
dehidrasi
•
Indikator cairan dan status
nutrisi
•
Hitung
keseimbangan
cairan
•
Ukur berat badan
tiap hari
Kehilangan
banyak cairan
6
Rasional
Intervensi
Masalah
Tanda dan Derajat Dehidrasi
Lihat Poster Tatalaksana Diare
Asuhan Keperawatan
Rencana
63C
Rencana
B
Rencana
A
Terapi
Cepat dan kecil Cepat
Normal atau lebih cepat Nadi
Menurun Normal atau turun
Normal Tekanan Darah Oliguri jelas Oliguria Kurang Jumlah Urin Sangat kering Kering Agak Kering Mukosa
Sangat jelek (pada cubitan kulit kembali lambat >2 detik)
Jelek (pada cubitan kulit kembali lambat <2 detik) Menurun Elastisitas kulit >100mg/kg 50 – 90ml/ kg <50 ml/kg Jumlah kehilangan cairan
Berat
Sedang
Ringan
Diare•
ASKEP Pasien Hepatitis
ASKEP Pasien Hepatitis
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
Menurunkan kerusakan
jaringan
•
Ubah posisi dengan
sering, perawatan kulit
yang baik
Mengalami
keterbatasan
aktivitas
2
•
Persediaan energi untuk
penyembuhan
•
Duduk dapat menurunkan
aliran darah ke kaki maka
terjadi sirkulasi optimal ke
sel hati
•
Tingkatkan tirah baring
/ duduk berikan
lingkungan tenang
Kelemahan
umum, dan nyeri
1
Rasional
Intervensi
ASKEP Pasien Hepatitis
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
• Memberikan informasi tentang kebutuhan
penggantian / efek terapi
• Menurunkan kemungkinan
• Bandingkan intake dan output dengan berat badan
• Periksa acites atau
pembentukan edema ukur Acites
4
• Anoreksia susah makan banyak
• Ekstra kalori yang mudah dicerna
• Menurunkan rasa penuh pada abdomen
• Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan
• Awasi intake jumlah kalori dan makan sedikit tapi sering
• Sari jeruk, minuman karbonat, permen berat sepanjang hari
• Anjurkan makan posisi duduk tegak
• Berikan perawatan mulut sebelum makan Anoreksia, mual dan muntah
3
Rasional
Intervensi
Masalah
ASKEP Pasien Hepatitis
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
•
Identifikasi kekurangan
pengetahuan
•
Kebutuhan / rekomendasi
akan bervariasi karena
tipe hepatitis dan situasi
individu
•
Kaji tingkat pengetahuan
•
Berikan informasi khusus
pencegahan dan
penularan penyakit yang
diderita
Kurang
pengetahuan
6
•
Penyediaan waktu untuk
diskusi dapat
menghilangkan depresi
•
Penilaian orang lain dapat
merusak harga diri
•
Dorongan diskusi
perasaan / konseling
•
Hindari membuat
penilaian moral tentang
pola hidup
Perasaan
negatif
terhadap
tubuh, depresi
5
Rasional
Intervensi
Masalah
Nyeri Kepala
Biasanya disebabkan oleh:
•Toksoplasmosis
Defisit neurologis dan kejang
Toksoplasmosis dapat dicegah bila
pasien meminum kotrimoksazol
•Meningitis akibat Kriptokokus
•
ASKEP Pasien Infeksi Neurologik
ASKEP Pasien Infeksi Neurologik
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
•
Gangguan kesadaran
dapat mempengaruhi
rasa takut
•
Kaji status mental dan
tingkat ansietas pasien
Kerusakan
neuromuskuler,
penurunan
ketahanan,
2
•
Menurunkan gerakan
yang dapat menurunkan
nyeri
•
Meningkatkan
vasokonstriksi
•
Intervensi untuk
mencegah adanya
komplikasi
•
Tirah baring,
lingkungan tenang
•
Kompres pada kepala
•
Pantau adanya kejang
Adanya proses
infeksi / inflamasi,
toksin dalam
sirkulasi, kejang
dan nyeri
1
Rasional
Intervensi
Masalah
ASKEP Pasien Infeksi Neurologik
Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan
•
Mencegah kambuhnya
penyakit dan
berkembangnya komplikasi
•
Untuk mengetahui
perkembangan
penyembuhan / adanya
gejala sisa
•
Penyuluhan
pencegahan
penularan, pentingnya
mengenal tanda /
gejala dari
penyakitnya
•
Pentingnya evaluasi
ulang dan terapi rawat
jalan secara rutin
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit yang
diderita
3
Rasional
Intervensi
Masalah
Gangguan Neuro yang sering
timbul
• Ensefalopati
Progresif
• Kejang
• Mielopati
• Miopati
• Lesi / tumor pada otak
• Infeksi oportunistik
• Neuropati perifer
• Gangguan
perkembangan
Ensefalopati Progresif
• Tanda yang timbul
– Gangguan motorik baik pada pergerakan halus maupun
pada otot besar (simetris)
– Gangguan gaya berjalan
– Hiper atau hipotonic
– Spasme
– Ketidak mampuan berjalan atau menopang berat
– Mikrosefali
– Linglung
– Hambatan tumbuh kembang
Askep Ensefalopati Progresif
3
2
1
• Menaikkan kualitas hidup• Bantuan untuk aktivitas sehari hari dan berjalan Aktifitas hidup terganggu • Menekan berkembangnya virus • Mengurangi komplikasi
• Berikan ARV sesuai program Dr
• Muscle relaxan sesuai program Dr
• Fisioterapi untuk spasme; Ajarkan pihak keluarga ttg fisioterapi
Gangguan tonus otot
• Dengan
teridentifikasinya tanda gangguan secara dini dapat diberikan tindakan secara dini dan
mencegah gejala ikutan
• Nilai adanya disfungsi motorik progresif
• Nilai urutan perkembangan Gangguan motorik
Rasional
Intervensi
Masalah
•Gangguan NeurologiKejang
• Dapat berupa grand mal atau kejang fokal
• Askep Kejang
– Evaluasi Jenis kejang (fokal atau grand mal)
– Berikan anti kejang sesuai petunjuk dokter
– Lindungi pasien dari kemungkinan cedera selama
kejang
– Monitor RR, bersihkan jalan nafas dan pemberian
O2
Miopati
• Tanda yang timbul
– Otot melemah
– Penurunan berat badan
– Nyeri otot
• Askep Miopati
– Nilai nyeri yg timbul, kelemahan otot dan pergerakan
– Berikan steroid dan analgesic sesuai petunjuk dokter
– Fisioterapi
– Edukasi keluarga pasien agar dapat membantu pasien di
Mielopati
• Tanda yang timbul
– Gangguan berjalan
– Incontinensia
– extremitas bawah lemah dan kaku
– gangguan sensorik
– Babinsky (+)
– spasme
– gangguan sensorik
Askep Mielopati
• Nilai nyeri, kekakuan, incontinensia,
perubahan gaya berjalan, kelemahan
extremitas bawah.
• Beri muscle relaxan sesuai petunjuk
• Fisioterapi
• Ajarkan keluarga untuk dirumah dan fisioterapi
Lesi/Tumor pada otak
• Gejala :
– Sakit kepala
– mual
– muntah yg proyektil, gangguan penglihatan
– gaya berjalan yang tidak stabil
– defisit motorik
Askep Lesi/tumor otak
• Nilai tanda peningkatan tekanan intra cranial,
tanda –tanda gangguan neurologi
• Beri kemoterapi sesuai petunjuk dokter
• Berikan support untuk keluarga dan informasi
tentang kemoterapi
Neuropati Perifer
Tanda yang timbul
• Neuropati simetris pada bagian
distal
• Baal pada bagian distal,
Parasthesi
• Nyeri
• Reflex tendo archiles menurun
• Hilangnya sensorik
“stoking-glove”.
• Areflexia
• Inflammatory demyelinisasi
• Parasthesia
• Polineuropati
• Kelemahan yang bersifat
Progresif
• Gangguan sensorik ringan.
• Poliradikulopati progressif,
• Incontinensia
• Retensi urin
• Kelemahan pada extremitas
bawah.
Askep Neuropati Perifer
• Nilai timbulnya nyeri, baal, parastesi,
kelemahan, inkontinen
• Berikan analgesik, anti depresan trisiklik,
steroid dan anti konvulsan
• Pendidikan kepada keluarga tentang progres
gejala
Askep Infeksi Oportunistik
• Nilai tanda peningkatan tekanan intracranial,
gangguan neurology, demam, perubahan perilaku
• Berikan pengobatan sesuai kuman penyebab
• Toxoplasma : pirimetamin, sulfadiazine, clindamycin,
kotrimoksasol
• Kriptokokosis : fluconasol, Amphoterisin B,
flucytosine
• Herpes simples : acyclovir
• Sitomegalovirus : ganciclovir, foskarnet
Gangguan Tumbuh Kembang
• Mikro-cephali
• Penundaan atau hilangnya perkembangan
sesuai dengan umur
• Hilangnya kemampuan berbahasa sesuai
dengan umur
Askep Gangguan Tumbuh
Kembang
• Nilai pertumbuhan,
• Ukur lingkar kepala dan bandingkan dengan
nilai normal
• Nilai perkembangan yg timbul apakah sesuai
dengan usia, serta kemampuan bahasa
• Pendidikan keluarga ttg progresifitas gejala
Keganasan yang sering timbul
• Sarkoma kaposi
• Non Hodgkin limfoma
• Tumor pada otot polos
Pengobatan
• Kemoterapi
• Radioterapi
• Pembedahan
Manifestasi Keganasan
Sianosis, sesak, nyeri
abdomen, diare darah,
obstruksi pencernaan,
tanda peningkatan
Paru-paru, lien, Saluran Cerna,
SSP
Tumor otot polos
Sesuai dengan organ
yang diserang
Mediastinum, faring, SSP,
Maxilofasial
Non Hodgkin
Limfma
Bercak hitam/kecoklatan
pada kulit, lidah, palatum
Kulit, mulut, sistim limfe, organ
vicera
Sarkoma Kaposi
Manifestasi
Predileksi
Jenis
Keganasan
KeganasanEfek Samping Radioterapi
•
Sesak napas
•
Batuk kering
•
Takhipnu
•
XRay abnormal
•
Diare
•
Tenesmus
•
Proktitis
•
Ulkus rektum
•
Mual
•
Muntah
•
Diare
•
Kram
•
Mual
•
Muntah
•
Anoreksi
•
Ulkus mukosa
•
Sakit Kepala
•
Mual
•
Muntah
•
Somnolent
Paru
Usus Besar
Usus Halus
Lambung
Otak
KeganasanEfek Samping Kemoterapi
•Penekanan sumsum tulang •Mual, muntah •Stomatitis •Toksik pada mata •Iritasi lambung •Hiperglikemi •Retensi cairan •BB naik •Perubahan perilaku •Penekanan sumsum tulang •Mual, muntah •Stomatitis •Hepatotoksik •Toksik pada CNS •Neuropati perifer •Konstipasi •Alopesia •Kerusakan jaringan bila terjadi ekstravasasi •Penekanan sumsum tulang •Gangguan jantung •Mual, muntah •Stomatitis •Alopesia •Penekanan sumsum tulang •Sistitis hemoragik •Alopesia •Mual, muntah •Stomatitis Cytarabine Prednison Methotrexat Vincristine Doxorubicine Siklophospami d KeganasanAsuhan Keperawatan Efek Radiasi
•Promethasin
•CPZ
•Prochlorperazine
•Nilai jumlah muntah
•Awasi tanda dehidrasi
•Ukur intake – output
•Hindari makanan pedas
•Pemberian makanan porsi kecil dan sering
•Pemberian cairan IV jika dehidrasi
•Pemberian obat anti muntah jika perlu
Mual
Muntah
Pengobatan
Intervensi keperawatan
Masalah
KeganasanAsuhan Keperawatan Efek Radiasi
• Bilas rongga mulut dengan
cairan 1 sdt garam+ 1 sdt baking soda dalam ¼ gelas air, kumur beberapa menit, 5-6 x/hari
• Paracetamol
• Benadril/antacid 1: 1 kumur, 4x/hari
• Istirahat dari radioterapi selama 3-4 hari
• Periksa rongga mulut secara rutin untuk menemukan luka, perdarahan dan plaque
• Oral hygine
• Hindari makanan pedas, panas, terlalu dingin, asam, rokok
• Analgesik jika diperlukan
Stomatitis
Pengobatan
Intervensi keperawatan
Masalah
Asuhan Keperawatan Efek Radiasi
• Lotion lidah buaya 4- 6x/hari
• CTM untuk gatal
• Hidrokortison 1 % untuk gatal dan kemerahan yang sedang
• Silvadine cream 2x/hari utk melembabkan
• Pemeriksaan kulit secara rutin utk melihat ulkus, kemerahan
• Hindari pemakaian parfum, salep, paparan matahari
• Gunakan sabun ivory pada daerah radiasi
• Jangan menyikat kulit pada daerah radiasi
• Hindari pemakaian plester, salep pada daerah radiasi
Reaksi kulit
Pengobatan
Intervensi keperawatan
Masalah
Asuhan Keperawatan Efek Radiasi
• Hentikan radiasi selama 3 -4 hari jika terjadi dehidrasi
• Loperamide jika perlu
• Awasi jumlah diare dan tanda dehidrasi
• Hindari makanan berlemak
• Hindari makanan padat
• Batasi asupan laktosa
• Sediakan elemental diet untuk mengurangi gejala
• Catat intake – output
• Pemberian cairan IV jika dehidrasi
• Timbang BB setiap hari
Enteritis
Pengobatan
Intervensi keperawatan
Masalah
Asuhan Keperawatan Efek
Kemoterapi
Asuhan Keperawatan 95
•
Berikan antibiotik jika
suhu > 38,5
•
Berikan antibiotik
sesuai instruksi dokter
•
Berikan betadine
sebelum phlebotomi
•
Nilai demam, ulkus
kulit, batuk, sesak,
nyeri, stomatitis, fissura
perianal
•
Hindari kontak dengan
penderita lain
•
Monitor suhu
•
Hindari pemeriksaan
suhu via anal
•
Hindari suntikan IM
•
Hindari urin kateter
Netropeni
Pengobatan
Intervensi Keperawatan
Definisi
Masalah
KeganasanAsuhan Keperawatan Efek
Kemoterapi
•
Tranfusi trombosit jika
terjadi perdarahan berat
•
Tranfusi sesuai instruksi
•
Awasi timbulnya
perdaraha, purpura,
echimosis
•
Hindari suntikan IM
dan lumbal pungsi
•
Tidak boleh dilakukan
pemeriksaan rektal
•
Bebat tekan jika
dilakukan aspirasi
sumsum tulang
Trombosit <
100,000/m
3Trombosito
penia
Pengobatan
Intervensi Keperawatan
Definisi
Masalah
KeganasanAsuhan Keperawatan Efek
Kemoterapi
•
Tranfusi Pack Red Cell
•
Tranfusi sesuai instruksi
•
Pemberian oksigen jika
terjadi gangguang
pernapasan
•
Periksa untuk
tachicardi, murmur
pada jantung,
tachipnea, sesak
•
Monitor iritabilitas,
sesak, lemah, nyeri
dada pada aktivitas,
sakit kepala
HB < 10 gr %
Anemia
Pengobatan
Intervensi Keperawatan
Definisi
Masalah
KeganasanAsuhan Keperawatan Efek
Kemoterapi
•
Promethasin
•
CPZ
•
Prochlorperazine
•
Nilai jumlah muntah
•
Awasi tanda dehidrasi
•
Ukur intake – output
•
Hindari makanan pedas
•
Pemberian makanan
porsi kecil dan sering
•
Pemberian cairan IV
jika dehidrasi
•
Pemberian obat anti
Nyeri ulu
hati dan
muntah
Mual,
Muntah
Pengobatan
Intervensi
Keperawatan
Definisi
Masalah
KeganasanAsuhan Keperawatan Efek
Kemoterapi
Asuhan Keperawatan 99•
Analgesik jika
diperlukan:
Paracetamol
•
Benadril/antacid 1: 1
kumur, 4x/hari
•
Nystatin oral
•
Periksa rongga mulut
secara rutin untuk
menemukan luka,
perdarahan dan plaque
•
Oral hygine
•
Bilas rongga mulut
dengan cairan 1 sdt
garam+ 1 sdt baking
soda dalam ¼ gelas
air, kumur beberapa
menit, 5-6 x/hari
•
Hindari makanan
pedas, panas, terlalu
dingin, asam, rokok
Pecahnya
mukosa
mulut
dengan/
tanpa
infeksi
sekunder
Stomatitis
Pengobatan
Intervensi
Keperawatan
Definisi
Masalah
KeganasanSesak Napas
• Seringkali parah
– infeksi paru atau kanker: Sarkoma Kaposi;
limfoma kortikosteroid + antibiotik
– Aspirasi cairan pleura
– Oksigen
– Morphin untuk enxietas, nyeri dan etidak
nyamanan
– Bronkodilator dg nebulizer
– Posisi ½ duduk di tempat tidur
Perawatan Paliatif
Muntah
• Mengganggu masukan cairan dehidrasi
perlu rehidrasi
• Bujuk pasien minum sedikit-sedikit tapi sering
• Dapat diberi metoclopropamide (primperan)
lapor dokter
Perawatan Paliatif
Gatal
• Beri krem pelembab
• Bila ada ruam infeksi jamur? .krem anti
jamur
• Bila tidak ada infeksi krem steroid
• K/P antihistamin: CTM pada malam hari
Perawatan Paliatif
Perawatan Kulit
• Hindari dekubitus
– Ganti posisi tidur setiap 4 jam
– Alas tidur lebih lunak
• Bila sudah ada kemerahan hidari penekanan
– Beri lotion – kamper spiritus
• Ganti segera linen yang kotor
• Massage titik yang tertekan: tumit, siku, pergelangan
kaki, punggung, pinggul
• Tutup luka dengan kain kasa dan krem antiseptik
Perawatan Paliatif
Studi Kasus dan Quiz
Kasus 1
• Yani seorang perempuan umur 22 tahun. Ia
seorang ODHA yang tinggal di desa bersama
keluarganya. Tugas sehari-harinya adalah
merawat ayam dan babi serta membantu di
kebun. Keluhannya adalah bahwa
kadang-kadang di tengah hari mendadak pusing.
Satu-satunya sumber air yang ada berasal
dari sungai kecil di dekat kebunnya. Selama
ini ia tidak ada penyakit lain dan berat
Pertanyaan 1
(Kasus # 1)
•
Intervensi apakah yang sebaiknya dianjurkan
oleh perawat kepadanya?
a. Cuci tangan sebelum makan.
b. Makan daging babi mentah
c. Baik sekali untuk minum air putih yang banyak
dan Yani dapat minum langsung dari air kali
tersebut
Pertanyaan 2
(Kasus # 1)
•
Kemungkinan apa yang menjadi penyebab
keluhan pusing Yani?
a. Dehidrasi
b. Kelaparan
c. Sengatan panas
d. Semua di atas
Kasus 2
• Seorang bayi berumur 4 bulan dibawa
ibunya ke klinik dengan demam ringan,
hipoksia dan napas cepat. Pada
auskultasi suara pernapasannya
terdengar bersih. Ketika ditanya ibunya
mengatakan bahwa tahun lalu bayinya
yang lain meninggal dunia pada usia 9
bulan karena penyakit diare yang berat.
Anak tersebut tidak tumbuh dengan baik
dan selalu saja menderita sariawan. Bayi
yang sekarang baru sekali mendapat
sariawan di mulut. Ibunya belum pernah
diperiksa HIV.
Pertanyaan 1
(Kasus # 2)
•
Apakah diagnosis yang paling mungkin
bagi bayi tersebut.
–
PCP
–
TB
–
LIP
Asuhan Keperawatan 111