• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Infeksi Oportunistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Infeksi Oportunistik"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan

Keperawatan

PADA PASIEN AIDS DENGAN

IO

(2)

PERJALANAN PENYAKIT

Hampir semua pasien HIV akan berkembang

dengan penyakit penyerta lainnya dan AIDS

Kecepatan perkembangan penyakit tersebut

tergantung dari jenis virus dan karakteristik

masing-masing pasien

Seiring dengan perkembangan infeksi HIV dan

penurunan derajat imunitas seseorang maka pasien

cenderung untuk mendapatkan infeksi oportunistik

dan kondisi patologik lainnya

Infeksi oportunistk dan kanker yang berhubungan

dengan AIDS menyerang tubuh yang memiliki sistem

(3)

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN UMUM

Setelah menyelesaikan sesi ini peserta

mampu melakukan asuhan keperawatan

pada ODHA dengan berbagai infeksi

(4)

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah menyelesaikan sesi ini peserta mampu :

• Menjelaskan kembali sekilas tentang HIV/AIDS.

• Menjelaskan pengertian infeksi oportunistik, tanda &

gejalanya.

• Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi

terjadi IO pada ODHA.

• Mendiskusikan asuhan keperawatan pada ODHA

dengan infeksi oportunistik pada kulit, pernafasan,

persyarapan dan system pencernaan..

• Memberikan asuhan keperawatan pada ODHA

dengan infeksi oportunistik yang meliputi :

(5)

Infeksi Oportunistik

Adalah penyakit infeksi disebabkan oleh

organisme yang tidak menimbulkan penyakit

pada orang yang memiliki sistem kekebalan

tubuh normal

(6)

Mengapa ODHA dapat terkena IO?

ODHA rentan terhadap IO karena sistem

kekebalan tubuhnya menurun sehingga tidak

cukup kuat untuk melawan penyakit

(7)

Kapan IO ditemukan

ODHA biasanya datang pertama kali oleh

karena adanya IO

(8)

IO yang sering terjadi pada penderita

AIDS adalah :

Tuberkulosis

Pneumonia (Pneumocystis carinii)

Infeksi jamur berulang di kulit, mulut dan tenggorokan

Infeksi gastrointestinal (Cryptosporidiosis)

Diare kronis dengan penurunan berat badan

Infeksi neurologik (Cryptococcal), atau meningitis sub-akut

Keganasan : Sarkoma Kaposi, NHL,

Demam tanpa sebab yang jelas

Kelainan neurologis

(9)

Pengendalian laju HIV-AIDS hanya

bisa dengan usaha pencegahan,

yaitu

• Sex yang aman

• Memakai jarum suntik steril

• Universal precaution

(10)

Transmisi atau penularan terjadi

melalui :

• Sexual

• Jarum suntik yang tercemar

• Ibu ke anak yang dikandung

(11)

Progresifitas HIV

• Umur < 5 tahun atau > 40 tahun

• Infeksi lain

• Kemungkinan faktor genetik

• Dipengaruhi oleh „Viral Load‟ plasma & jumlah

CD4

• Makin tinggi „Viral Load‟ (jumlah virus dalam

badan) makin rendah jumlah CD4 & makin

cepat progresivitas HIV menjadi AIDS &

(12)

Kriteria WHO

Stadium Klinis I

• Limfadenopati Meluas Persistent

• Asimtomatis

(13)

Stadium Klinis II

• Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti

dermatitis seboroik, infeksi jamur kuku, ulkus

oral yang rekuren.

• Berat badan menurun <10% dari BB semula

• Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir

• Infeksi saluran napas bagian atas seperti

sinusitis bacterial

(14)

Stadium Klinis III

• Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya

berlangsung > 1 bulan

• Berat badan menurun >10% dari BB semula

• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten

atau konstan) > 1 bulan

• Kandidiasis Oral (thrush)

• Hairy leukoplakia oral,

• TB paru, dalam 1 tahun terakhir

• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)

• Skala Aktivitas 3 : selama 1 bulan terakhir tinggal di

tempat tidur <50%

(15)

Stadium Klinis IV

• HIV wasting syndrome (BB turun 10% ditambah diare kronik >

1 bln atau demam >1 bln yg tidak disebabkan penyakit lain)

• Pneumocystis carinii pneumonia , Toxoplasmosis pada otak

• Cryptosporidosis dgn diare >1 month , Cryptococcosis,

extrapulmonary

• Cytomegalovirus (CMV) pada organ selain liver, spleen,

lymph nodes

• Herpes simplex virus (HSV) mucocutaneous >1 month,

• Progressive multifocal leukonenphalopathy (PML)

• Mikosis dissemina (. histoplasmosis, coccidioidmycosis)

• Candidiasis esophagus, trachea, bronchi atau lungs

• Atypical mycobacteriosis dissemina

• Non-typhoid Salmonella septicemia

• Extrapulmonary tuberculosis

(16)

1000 TB

900

800

700

600 TB

500 HZ

400

Jml 300 Oral Candida OHL

CD4 200 PCP

100 Cryptosporidial diarrhea Cryptococcal

meningitis

50 PPE _ _ _ _

_CMV

<50

MAC

0 3 6 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

(17)

Asuhan

Keperawatan Pada

ODHA

(18)

PENERAPAN ASKEP

Sama dengan askep kepada pasien lainnya

Ketrampilan yang memadai

Mudah mengenali semua gejala dan tanda

penyakit yang berhubungan dengan infeksi HIV

Berpengetahuan dan berpengalaman

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien

dengan penyakit kronik dan progresif lainnya

Semua prinsip asuhan keperawatan harus

diterapkan secara bertanggung jawab

(19)

Tujuan Keperawatan

Manajemen masalah infeksi dan pengobatan

Memaksimalkan kualitas hidup

Menatalaksana penyakit kronis dan

terulangnya penyakit

Mencegah dan atau mengobati infeksi

oportunistik

(20)

Pengkajian

Data Identitas Pribadi

Riwayat kesehatan

Pemeriksaan fisik

Aspek sosial ekonomi

Aspek psikologi

Pemeriksaan laboratorium

Pengobatan

(21)

Diagnosa Keperawatan

Intoleransi aktivitas : sakit kepala b/d

meningkatnya tekanan intra kranial dan efek

pengobatan

Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan

tubuh b/d kehilangan nafsu makan, sakit

menelan

Manajemen pengobatan tidak efektif b/d

kompleksitas pengobatan, efek samping obat,

interaksi obat, tdk percaya dg pengobatan.

(22)

Diagnosa Keperawatan

Ansietas b/d AIDS dan infeksi oportunistik

Volume cairan kurang b/d malabsorbsi,

nausea, muntah, diare, nyeri dimulut, sulit

menelan.

Gangguan membram mukosa mulut b/d

penyakit oportunistik kandidiasis oral, reaksi

obat.

Gangguan psikologi ; kehilangan harapan b/d

progresivitas penyakit, tidak mampu untuk

mencapai tujuan hidup.

(23)

Implementasi

Intoleransi aktivitas ; sakit kepala b/d

meningkatnya tekanan intra kranial dan efek

pengobatan.

mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk

melakukan kegiatan

memberi motivasi pasien untuk mencoba

kegiatan secara mandiri bila sakit kepala

berkurang

(24)

Implementasi

Mengobservasi efek sakit kepala seperti

muntah, mual yang meningkat

Memberi alat penyangga tempat tidur agar

tidak jatuh

Membuat lingkungan tenang sehingga pasien

dapat istirahat

(25)

Gangguan nutrisi, kurang dari

kebutuhan tubuh b/d

kehilangan

nafsu makan

Mengkaji status nutrisi pasien

Menanyakan makanan yang disukai / tidak

Memberi makanan porsi kecil tetapi sering

Mengobservasi jumlah makanan yang dapat

dimakan

Menganjurkan agar pasien membersihkan

mulut memakai sikat yg lembut

Memonitor berat badan, hasil albumin dan

elastisitas kulit.

(26)

Evaluasi

Dilakukan secara periodik, sistematis dan

berencana untuk menilai perkembangan

kondisi pasien.

tekanan intrakranial menurun sehingga

sakit kepala berkurang dan mampu

melakukan aktivitas

nafsu makan meningkat, BB normal,

albumin dalam batas normal dan kulit

(27)

JUMLAH PASIEN AIDS MENINGGAL THN 2009 di Gd.A

BULAN IPD NEURO BEDAH KEB JUMLAH

BED 20 6 6 2 34 Januari 6 2 8 Februari 7 2 9 Maret 12 2 14 April 1 1 2 Mei 8 2 1 11 Juni 12 3 15 Juli 8 0 8 Agustus 10 3 13 September 5 3 8 Oktober 5 3 8 November 9 5 14 Desember 6 3 1 10 89 29 2

(28)
(29)

ASKEP Pasien Tuberkulosis

(30)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Mencegah obstruksi /aspirasi

• Bersihkan sekret dari mulut dan trakea

Penurunan

Permukaan efektif

3

• Meminimalkan ekspansi paru & menurunkan upaya

pernapasan

• Posisi semi fowler, bantu untuk batuk dan latihan napas

Kelemahan, upaya batuk buruk

2

• Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasi

bronki

• Sputum berdarah diakibatkan oleh kerusakan paru

• Kaji fungsi pernapasan

• Kaji Batuk efektif Sekret kental,sekret darah

1

Rasional

Intervensi

Masalah

(31)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Untuk pemecahan masalah kelemahan

• Memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi lambung

• awasi masukan/ pengeluaran

• Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat

Kelemahan

6

• Untuk mengukur keefektifan nutrisi

• Dapat memperbaiki masukan diet

• Catat derajat kekurangan BB

• Pastikan pola diet yang disukai Anoreksia

5

• Membantu untuk mengencerkan sekret, mudah dikeluarkan • Pertahankan masukan cairan 2500ml / hari Kerusakan membran alveolar-kapiler

4

Rasional

Intervensi

Masalah

(32)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Belajar tergantung pada

emosi dan kesiapan fisik

Meningkatkan kerjasama

dalam program pengobatan

dan perbaikan kondisi pasien

Ada OAT dan ARV tertentu

yang tidak saling cocok

untuk diberikan secara

bersamaan

Kaji kemampuan pasien

untuk belajar

Penyuluhan pencegahan

penularan

Obat Anti Tuberkulosis

(OAT)

Pengawasan Efek

samping obat bila

diberikan bersama ART

Ketidaktahuan/

kurang informasi

7

Rasional

Intervensi

Masalah

(33)

ASKEP Pasien Pnemonia

(34)

Batuk dan sesak napas

Sesak napas kemungkinan besar

disebabkan oleh PCP

Gejala lain dari PCP

Biasanya tidak akut

Gejala berangsur angsur (minggu-bulan)

Subfebril

(35)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Pernapasan dangkal, gerakan dada tidak simetris terjadi

karena cairan paru

• Bunyi napas bronkial dapat terjadi pada area paru

• Krekels, mengi terdengar pada inspirasi / ekspirasi dan respon pengumpulan cairan, sekret kental, spasme jalan napas

• Kaji frekuensi

/kedalaman pernapasan dan gerakan dada

• Auskultasi area paru, catat area penurunan dan bunyi napas

misalnya krekels, mengi

• Bantu latihan napas sering menekan dada dan batuk efektif posisi duduk semi fowler

Inflamasi trakea

bronkial, pembentukan odema, produksi

sputum meningkat dan nyeri, perubahan

frekuensi, kedalaman pernapasan, bunyi napas tidak normal

1

Rasional

Intervensi

(36)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Masalah lain lihat Tuberkulosis

3

• Merangsang batuk pembersihan jalan napas pada pasien yang tidak mampu melakukan batuk efektif krn penurunan tingkat kesadaran

• Sianosis kuku menunjukan vasokontriksi, atau respon terhadap demam

• Pada mulut menunjukkan hipoksemia sistematik

• Pengisapan sesuai indikasi

• Observasi warna kulit, membrana mukosa, kuku, catat adanya

sianosis dan perubahan lainnya Gangguan pengiriman oksigen / kebersihan jalan nafas

2

Rasional

Intervensi

Masalah

(37)

Pnemonia Pneumocystis Carinii

(PCP)

Kuman Penyebab: Pneumocystis

Carinii

Sering terjadi bila

CD4 < 200 atau

(38)

ASKEP Pasien PCP

(39)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Pernapasan dangkal, gerakan dada simetris terjadi karena

kerusakan jaringan paru

• Kaji frekuensi /kedalaman

pernapasan dan gerakan dada

• Auskultasi area paru, biasanya normal

• Bantu latihan napas , sering menekan dada dan batuk efektif posisi duduk semi fowler

Gangguan Oksigenasi – dengan gejala

sesak napas ringan - hebat

1

Rasional

Intervensi

(40)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Alergi obat akan memperberat kondisi pasien dan perlu

dihentikan segera dan diganti

• Pantau tanda alergi obat: ruam kulit, perdarahan mukosa (Steven-Johnson Syndrome) Mencegah toksisitas obat

4

• Dengan pengobatan

kotrimoksazol biasanya akan cepat membaik, sesak napas akan cepat berkurang – hilang.

• Edukasi pasien dan

keluarganya minum obat secara teratur: Kotrimoksazol • Profilaksis Kolaborasi pengobatan

3

• Oksigen dapat meringankan pendeitaan, memberikan kenyamanan • Pemberian Oksigen Koreksi dan prevensi Hipoksia

2

Rasional

Intervensi

Masalah

(41)

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Profilaksi sekunder dapat

mencegah kekambuhan

bila diberikan secara

benar, bila ART hingga

CD>200/mm3 selama 2

bulan ber-turut2

Edukasi pasien/

keluarga ttg profilaksis

sekunder dengan:

Kotrimoksazol atau

Dapson

Kurang

pengetahuan

pasien/keluarga

dalam

mencegah

kekambuhan

6

Kekurangan intake –

potensial menurunkan

daya tahan tubuh

Sesuaikan diet yang

mudah ditelan dan

dicerna

Intake kurang

5

Rasional

Intervensi

Masalah

(42)

Penyebab luka pada mulut dan

gangguan menelan

• Kandidiasis oral

• Oral Hairy Leukoplakia

• Ulkus Aftosa

• Herpes simplex

• Sarkoma Kaposi

• CMV

(43)

Onikomikosis: terapi

Itraconazol

400mg/hari X 7hari per bulan

3 bulan untuk kuku jari tangan

4 bulan untuk kuku jari kaki

Terbinafin

250mg/ hari selama

8 minggu untuk kuku jari tangan

12 minggu untuk kuku jari kaki

(44)

ASKEP Pasien Infeksi Jamur di Kulit, Mulut

dan Tenggorokan

ASKEP Pasien Infeksi Jamur di

Kulit, Mulut dan Tenggorokan

(45)

Target Pemulangan

(pasien dipulangkan apabila)

Kepatuhan higiene perorangan dan lingkungan

Pemahaman proses penyakit

(46)

ASKEP Pasien Infeksi Jamur di

Kulit, Mulut dan Tenggorokan

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Mengurangi rasa tidak nyaman

• Berikan perawatan oral setiap hari dan setelah makan, gunakan sikat gigi halus, pasta gigi non abrasif, obat pencuci Lesi terbuka,

vesikel, rasa sakit pada bagian oral (stomatitis,

gingivitis, karies gigi

2

• Lesi membran mukosa oral menyebabkan rasa sakit, susah menelan

• Kaji membran

mukosa/catat seluruh lesi oral

Defisit imunologis dan timbulnya lesi penyebab pantogen cadida, herpes

1

Rasional

Intervensi

Masalah

(47)

ASKEP Pasien Infeksi Jamur di

Kulit, Mulut dan Tenggorokan

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Mencegah pembentukan asam dikaitkan dengan sisa makanan yg tertinggal

• Mengurangi penyeberan lesi • Merangsang saliva untuk

menetralkan asam dan

melindungi membran mukosa • Makanan pedas dapat

membuka lesi yang telah sembuh

• Mempertahankan hidrasi dan mencegah pengeringan

rongga mulut • Cuci lesi dengan H2O2

atau larutan soda kue • Anjurkan mengunyah

permen karet/permen tidak mengandung gula • Tawarkan makanan

dingin/segar, jangan makan pedas

• Dorong pemasukan oral 2500cc/hari

Lesi terbuka,

vesikel, rasa sakit pada bagian oral (stomatitis, gingivitis, karies gigi)

3

Rasional

Intervensi

Masalah

(48)

ASKEP Pasien Infeksi Jamur di

Kulit, Mulut dan Tenggorokan

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Memahami intervensi

keperawatan di rumah

• Berikan penyuluhan

tentang pengobatan

dan perawatan

Kurang

informasi

tentang

penyakit

4

Rasional

Intervensi

Masalah

(49)

Infeksi/ Gangguan

Gastrointestinal

(50)

Infeksi Gastrointestinal

• ODHA sangat rentan untuk menderita komplikasi

gastrointestinal

• Perlu pengkajian yang teliti pada ODHA yang

mengalami mual, muntah atau diare

• ODHA dengan diare harus dipantau tanda dehidrasi

• Setiap pasien diare harus diberikan minum lebih dari

biasa misalnya dengan oralit, atau air putih biasa

selagi mungkin

• Wasting syndrom merupakan bentuk penurunan BB

yang hebat pada ODHA

(51)

Mual & Muntah

• Gejala (sering tu. pada anak) dengan berbagai

penyebab:

– Radang sal. cerna, terlalu kenyang, reflux

gastroesofageal, intoleransi protein, ISK, OMA,

hamil, pnemonia, kenaikan tekanan intrakranial,

meningitis, keganasan, obstruksi mekanis,

kelainan metabolisme

– Efek samping obat: ARV, obat IO, chemoterapi

(52)

Mual & Muntah - Pengkajian

• Data Subjektif

– Mulainya, lama muntah,

jumlah, adanya darah,

lendir, cairan empedu,

bau.

– Makanan terkait, waktu,

kegiatan, obat2 an

– Riwayat trauma

– Gejala dan tanda klinis lain:

diare, demam, nyeri, disuria,

nyeri punggung, gangguan

penglihatan, nyeri kpala,

kejang, tangisan melengking,

rewel, haus, poliuri, lapar atau

anoreksi

– Perubahan balans cairan

(intak-output)

• Data Objektif

– Bandingkan BB sebelum

dan sesudah sakit

– Volume intake – output

– Penilaian turgor, selaput

mukosa, air mata

– Ketegangan tengkuk,

tingkat kesadaran,

perubahan perilaku:

rewel, letargik

– Pem lab: darah lengkap,

elektrolit, BUN, kreatinin,

(53)

Prioritas Keperawatan

• Kaji penyebab muntah

• Koreksi dan jaga status hidrasi

• Edukasi pasien dan keluarga ttg tanda2

dehidrasi dan pentingnya memberian cukup

minum

(54)

Diare

• B.a.b. cair >3 kali / 24 jam

• Penyebab: infeksi bakterial, viral, parasitik, atau

kuman oportunistik, kelainan anatomis, inteloleransi

makanan

• Infeksi: Campylobacter jejuni, Clostridium defficile,

Yersinia enterocolitica, Salmonella dan Shigella dan

virus  mengurangi luas permukaan usus yang

mampu menyerap makanan dan cairan  diare

(55)

Pengobatan Diare sesuai

Penyebabnya

• Salmonela dan sigelosis

– Kotrimoksazol 2 X 960 (2 X 480) mg selama 7 hari

– Ciprofloksasin 2 X 500 mg selama 7 hari

• Campilobakter

– Eritromisin 4 X 500 mg selama 5 hari

• Giardiasis

– metronidazol 3 X 500 mg selama 5 hari

• E. histoltika

(56)

Pengobatan Diare sesuai

Penyebabnya

• Isospora beli

– Kotrimoksazol 3 X 960 (2X480 mg) selama 14 hari

• Strongyloidiasis

– Albendazol 400 mg/hari selama 3 hari

• Cryptosporidiosis

– Tidak ada pengobatan yang efektif.

• Microsporidiosis

(57)

Diare - Pengkajian

• Data Subjektif

– Waktu mulai, lama diare,

frekuensi, bentuk feses

– Gejala tambahan: kram, kembung,

tenesmus, lendir/darah dalam

feses

– Riwayat makan mungkin penyebab

diare

– Riwayat keluarga ada yang

diare?

• Data Objektif

– Tanda dehidrasibandingkan

BB sebelum dan sesudah

sakit

– Nilai perubahan kelainan

perfusi jaringan – takikardi,

hipotensi, penurunan capiler

refill

– Periksa feses, warna,

konsistensi, darah, lendir, pus,

bau, volume

– Pemeriksaan lab: telur cacing,

parasit, biakan feses, lekosit,

dan eritrosi

(58)

ASKEP Pasien Diare

(59)

ASKEP Pasien Diare

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Istirahat menurunkan motilitas usus dan menurunkan laju metabolisme

• Bab tiba-tiba tanpa tanda dan tidak terkontrol

• Menurunkan bau dan mencegah infeksi

• Menghindarkan iritan dan meningkatkan istirahat usus

• Tanda adanya toksis

• Tingakatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur (sebaiknya bed berlobang + ember + corong plastik)

• Faeces segera dibuang

• Identifikasi makanan dan cairan pencetus diare

• Observasi demam, takikardia, leukositosis, penurunan protein serum, kelesuan

Adanya toksin

2

• Dehidrasi sebagai penyebab kematian karena diare

• Informasikan kepada pasien dan keluarganya tentang tanda

dehidrasi* dan pentingnya pemberian cukupnya cairan Mencegah dehidrasi

1

Rasional

Intervensi

Masalah

(60)

ASKEP Pasien Diare

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Dehidrasi penyebab utama kematian, dapat diatasi dengan menjaga

keseimbangan cairan dan elektrolit

Observasi, catat frekuensi bab,

karakteristik, jumlah dan faktor pencetus Inflamasi, iritasi

atau malaborbsi

4

• Dapat menetukan derajat dehidrasi

• Indikator cairan dan status nutrisi

• Hitung keseimbangan cairan

• Ukur berat badan tiap hari Kehilangan banyak cairan

3

Rasional

Intervensi

Masalah

(61)

ASKEP Pasien Diare

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Istirahat menurunkan motilitas usus dan menurunkan laju metabolisme

• Bab tiba-tiba tanpa tanda dan tidak terkontrol

• Menurunkan bau dan mencegah infeksi

• Menghindarkan iritan dan meningkatkan istirahat usus

• Tanda adanya toksis

• Tingakatkan tirah baring, berikan alat-alat disamping tempat tidur (sebaiknya bed berlobang + ember + corong plastik)

• Faeces segera dibuang

• Identifikasi makanan dan cairan pencetus diare

• Observasi demam,

takikardia, leukositosis, penurunan protein serum, kelesuan Mehindari komplikasi

5

Rasional

Intervensi

Masalah

(62)

ASKEP Pasien Diare

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Mencegah berulangnya

penyakit

Berikan penyuluhan

tentang penyakit dan

penyebabnya serta

pencegahannya

Kurang

pengetahuan

tentang penyakit

7

Dapat menetukan derajat

dehidrasi

Indikator cairan dan status

nutrisi

Hitung

keseimbangan

cairan

Ukur berat badan

tiap hari

Kehilangan

banyak cairan

6

Rasional

Intervensi

Masalah

(63)

Tanda dan Derajat Dehidrasi

Lihat Poster Tatalaksana Diare

Asuhan Keperawatan

Rencana

63

C

Rencana

B

Rencana

A

Terapi

Cepat dan kecil Cepat

Normal atau lebih cepat Nadi

Menurun Normal atau turun

Normal Tekanan Darah Oliguri jelas Oliguria Kurang Jumlah Urin Sangat kering Kering Agak Kering Mukosa

Sangat jelek (pada cubitan kulit kembali lambat >2 detik)

Jelek (pada cubitan kulit kembali lambat <2 detik) Menurun Elastisitas kulit >100mg/kg 50 – 90ml/ kg <50 ml/kg Jumlah kehilangan cairan

Berat

Sedang

Ringan

Diare

(64)

ASKEP Pasien Hepatitis

(65)

ASKEP Pasien Hepatitis

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Menurunkan kerusakan

jaringan

Ubah posisi dengan

sering, perawatan kulit

yang baik

Mengalami

keterbatasan

aktivitas

2

Persediaan energi untuk

penyembuhan

Duduk dapat menurunkan

aliran darah ke kaki maka

terjadi sirkulasi optimal ke

sel hati

Tingkatkan tirah baring

/ duduk berikan

lingkungan tenang

Kelemahan

umum, dan nyeri

1

Rasional

Intervensi

(66)

ASKEP Pasien Hepatitis

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

• Memberikan informasi tentang kebutuhan

penggantian / efek terapi

• Menurunkan kemungkinan

• Bandingkan intake dan output dengan berat badan

• Periksa acites atau

pembentukan edema ukur Acites

4

• Anoreksia susah makan banyak

• Ekstra kalori yang mudah dicerna

• Menurunkan rasa penuh pada abdomen

• Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan

• Awasi intake jumlah kalori dan makan sedikit tapi sering

• Sari jeruk, minuman karbonat, permen berat sepanjang hari

• Anjurkan makan posisi duduk tegak

• Berikan perawatan mulut sebelum makan Anoreksia, mual dan muntah

3

Rasional

Intervensi

Masalah

(67)

ASKEP Pasien Hepatitis

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Identifikasi kekurangan

pengetahuan

Kebutuhan / rekomendasi

akan bervariasi karena

tipe hepatitis dan situasi

individu

Kaji tingkat pengetahuan

Berikan informasi khusus

pencegahan dan

penularan penyakit yang

diderita

Kurang

pengetahuan

6

Penyediaan waktu untuk

diskusi dapat

menghilangkan depresi

Penilaian orang lain dapat

merusak harga diri

Dorongan diskusi

perasaan / konseling

Hindari membuat

penilaian moral tentang

pola hidup

Perasaan

negatif

terhadap

tubuh, depresi

5

Rasional

Intervensi

Masalah

(68)

Nyeri Kepala

Biasanya disebabkan oleh:

•Toksoplasmosis

Defisit neurologis dan kejang

Toksoplasmosis dapat dicegah bila

pasien meminum kotrimoksazol

•Meningitis akibat Kriptokokus

(69)

ASKEP Pasien Infeksi Neurologik

(70)

ASKEP Pasien Infeksi Neurologik

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Gangguan kesadaran

dapat mempengaruhi

rasa takut

Kaji status mental dan

tingkat ansietas pasien

Kerusakan

neuromuskuler,

penurunan

ketahanan,

2

Menurunkan gerakan

yang dapat menurunkan

nyeri

Meningkatkan

vasokonstriksi

Intervensi untuk

mencegah adanya

komplikasi

Tirah baring,

lingkungan tenang

Kompres pada kepala

Pantau adanya kejang

Adanya proses

infeksi / inflamasi,

toksin dalam

sirkulasi, kejang

dan nyeri

1

Rasional

Intervensi

Masalah

(71)

ASKEP Pasien Infeksi Neurologik

Intervensi Keperawatan yg dibutuhkan

Mencegah kambuhnya

penyakit dan

berkembangnya komplikasi

Untuk mengetahui

perkembangan

penyembuhan / adanya

gejala sisa

Penyuluhan

pencegahan

penularan, pentingnya

mengenal tanda /

gejala dari

penyakitnya

Pentingnya evaluasi

ulang dan terapi rawat

jalan secara rutin

Kurang

pengetahuan

tentang

penyakit yang

diderita

3

Rasional

Intervensi

Masalah

(72)

Gangguan Neuro yang sering

timbul

• Ensefalopati

Progresif

• Kejang

• Mielopati

• Miopati

• Lesi / tumor pada otak

• Infeksi oportunistik

• Neuropati perifer

• Gangguan

perkembangan

(73)

Ensefalopati Progresif

• Tanda yang timbul

– Gangguan motorik baik pada pergerakan halus maupun

pada otot besar (simetris)

– Gangguan gaya berjalan

– Hiper atau hipotonic

– Spasme

– Ketidak mampuan berjalan atau menopang berat

– Mikrosefali

– Linglung

– Hambatan tumbuh kembang

(74)

Askep Ensefalopati Progresif

3

2

1

• Menaikkan kualitas hidup

• Bantuan untuk aktivitas sehari hari dan berjalan Aktifitas hidup terganggu • Menekan berkembangnya virus • Mengurangi komplikasi

• Berikan ARV sesuai program Dr

• Muscle relaxan sesuai program Dr

• Fisioterapi untuk spasme; Ajarkan pihak keluarga ttg fisioterapi

Gangguan tonus otot

• Dengan

teridentifikasinya tanda gangguan secara dini dapat diberikan tindakan secara dini dan

mencegah gejala ikutan

• Nilai adanya disfungsi motorik progresif

• Nilai urutan perkembangan Gangguan motorik

Rasional

Intervensi

Masalah

•Gangguan Neurologi

(75)

Kejang

• Dapat berupa grand mal atau kejang fokal

• Askep Kejang

– Evaluasi Jenis kejang (fokal atau grand mal)

– Berikan anti kejang sesuai petunjuk dokter

– Lindungi pasien dari kemungkinan cedera selama

kejang

– Monitor RR, bersihkan jalan nafas dan pemberian

O2

(76)

Miopati

• Tanda yang timbul

– Otot melemah

– Penurunan berat badan

– Nyeri otot

• Askep Miopati

– Nilai nyeri yg timbul, kelemahan otot dan pergerakan

– Berikan steroid dan analgesic sesuai petunjuk dokter

– Fisioterapi

– Edukasi keluarga pasien agar dapat membantu pasien di

(77)

Mielopati

• Tanda yang timbul

– Gangguan berjalan

– Incontinensia

– extremitas bawah lemah dan kaku

– gangguan sensorik

– Babinsky (+)

– spasme

– gangguan sensorik

(78)

Askep Mielopati

• Nilai nyeri, kekakuan, incontinensia,

perubahan gaya berjalan, kelemahan

extremitas bawah.

• Beri muscle relaxan sesuai petunjuk

• Fisioterapi

• Ajarkan keluarga untuk dirumah dan fisioterapi

(79)

Lesi/Tumor pada otak

• Gejala :

– Sakit kepala

– mual

– muntah yg proyektil, gangguan penglihatan

– gaya berjalan yang tidak stabil

– defisit motorik

(80)

Askep Lesi/tumor otak

• Nilai tanda peningkatan tekanan intra cranial,

tanda –tanda gangguan neurologi

• Beri kemoterapi sesuai petunjuk dokter

• Berikan support untuk keluarga dan informasi

tentang kemoterapi

(81)

Neuropati Perifer

Tanda yang timbul

• Neuropati simetris pada bagian

distal

• Baal pada bagian distal,

Parasthesi

• Nyeri

• Reflex tendo archiles menurun

• Hilangnya sensorik

“stoking-glove”.

• Areflexia

• Inflammatory demyelinisasi

• Parasthesia

• Polineuropati

• Kelemahan yang bersifat

Progresif

• Gangguan sensorik ringan.

• Poliradikulopati progressif,

• Incontinensia

• Retensi urin

• Kelemahan pada extremitas

bawah.

(82)

Askep Neuropati Perifer

• Nilai timbulnya nyeri, baal, parastesi,

kelemahan, inkontinen

• Berikan analgesik, anti depresan trisiklik,

steroid dan anti konvulsan

• Pendidikan kepada keluarga tentang progres

gejala

(83)

Askep Infeksi Oportunistik

• Nilai tanda peningkatan tekanan intracranial,

gangguan neurology, demam, perubahan perilaku

• Berikan pengobatan sesuai kuman penyebab

• Toxoplasma : pirimetamin, sulfadiazine, clindamycin,

kotrimoksasol

• Kriptokokosis : fluconasol, Amphoterisin B,

flucytosine

• Herpes simples : acyclovir

• Sitomegalovirus : ganciclovir, foskarnet

(84)

Gangguan Tumbuh Kembang

• Mikro-cephali

• Penundaan atau hilangnya perkembangan

sesuai dengan umur

• Hilangnya kemampuan berbahasa sesuai

dengan umur

(85)

Askep Gangguan Tumbuh

Kembang

• Nilai pertumbuhan,

• Ukur lingkar kepala dan bandingkan dengan

nilai normal

• Nilai perkembangan yg timbul apakah sesuai

dengan usia, serta kemampuan bahasa

• Pendidikan keluarga ttg progresifitas gejala

(86)

Keganasan yang sering timbul

• Sarkoma kaposi

• Non Hodgkin limfoma

• Tumor pada otot polos

(87)

Pengobatan

• Kemoterapi

• Radioterapi

• Pembedahan

(88)

Manifestasi Keganasan

Sianosis, sesak, nyeri

abdomen, diare darah,

obstruksi pencernaan,

tanda peningkatan

Paru-paru, lien, Saluran Cerna,

SSP

Tumor otot polos

Sesuai dengan organ

yang diserang

Mediastinum, faring, SSP,

Maxilofasial

Non Hodgkin

Limfma

Bercak hitam/kecoklatan

pada kulit, lidah, palatum

Kulit, mulut, sistim limfe, organ

vicera

Sarkoma Kaposi

Manifestasi

Predileksi

Jenis

Keganasan

Keganasan

(89)

Efek Samping Radioterapi

Sesak napas

Batuk kering

Takhipnu

XRay abnormal

Diare

Tenesmus

Proktitis

Ulkus rektum

Mual

Muntah

Diare

Kram

Mual

Muntah

Anoreksi

Ulkus mukosa

Sakit Kepala

Mual

Muntah

Somnolent

Paru

Usus Besar

Usus Halus

Lambung

Otak

Keganasan

(90)

Efek Samping Kemoterapi

•Penekanan sumsum tulang •Mual, muntah •Stomatitis •Toksik pada mata •Iritasi lambung •Hiperglikemi •Retensi cairan •BB naik •Perubahan perilaku •Penekanan sumsum tulang •Mual, muntah •Stomatitis •Hepatotoksik •Toksik pada CNS •Neuropati perifer •Konstipasi •Alopesia •Kerusakan jaringan bila terjadi ekstravasasi •Penekanan sumsum tulang •Gangguan jantung •Mual, muntah •Stomatitis •Alopesia •Penekanan sumsum tulang •Sistitis hemoragik •Alopesia •Mual, muntah •Stomatitis Cytarabine Prednison Methotrexat Vincristine Doxorubicine Siklophospami d Keganasan

(91)

Asuhan Keperawatan Efek Radiasi

•Promethasin

•CPZ

•Prochlorperazine

•Nilai jumlah muntah

•Awasi tanda dehidrasi

•Ukur intake – output

•Hindari makanan pedas

•Pemberian makanan porsi kecil dan sering

•Pemberian cairan IV jika dehidrasi

•Pemberian obat anti muntah jika perlu

Mual

Muntah

Pengobatan

Intervensi keperawatan

Masalah

Keganasan

(92)

Asuhan Keperawatan Efek Radiasi

• Bilas rongga mulut dengan

cairan 1 sdt garam+ 1 sdt baking soda dalam ¼ gelas air, kumur beberapa menit, 5-6 x/hari

• Paracetamol

• Benadril/antacid 1: 1 kumur, 4x/hari

• Istirahat dari radioterapi selama 3-4 hari

• Periksa rongga mulut secara rutin untuk menemukan luka, perdarahan dan plaque

• Oral hygine

• Hindari makanan pedas, panas, terlalu dingin, asam, rokok

• Analgesik jika diperlukan

Stomatitis

Pengobatan

Intervensi keperawatan

Masalah

(93)

Asuhan Keperawatan Efek Radiasi

• Lotion lidah buaya 4- 6x/hari

• CTM untuk gatal

• Hidrokortison 1 % untuk gatal dan kemerahan yang sedang

• Silvadine cream 2x/hari utk melembabkan

• Pemeriksaan kulit secara rutin utk melihat ulkus, kemerahan

• Hindari pemakaian parfum, salep, paparan matahari

• Gunakan sabun ivory pada daerah radiasi

• Jangan menyikat kulit pada daerah radiasi

• Hindari pemakaian plester, salep pada daerah radiasi

Reaksi kulit

Pengobatan

Intervensi keperawatan

Masalah

(94)

Asuhan Keperawatan Efek Radiasi

• Hentikan radiasi selama 3 -4 hari jika terjadi dehidrasi

• Loperamide jika perlu

• Awasi jumlah diare dan tanda dehidrasi

• Hindari makanan berlemak

• Hindari makanan padat

• Batasi asupan laktosa

• Sediakan elemental diet untuk mengurangi gejala

• Catat intake – output

• Pemberian cairan IV jika dehidrasi

• Timbang BB setiap hari

Enteritis

Pengobatan

Intervensi keperawatan

Masalah

(95)

Asuhan Keperawatan Efek

Kemoterapi

Asuhan Keperawatan 95

Berikan antibiotik jika

suhu > 38,5

Berikan antibiotik

sesuai instruksi dokter

Berikan betadine

sebelum phlebotomi

Nilai demam, ulkus

kulit, batuk, sesak,

nyeri, stomatitis, fissura

perianal

Hindari kontak dengan

penderita lain

Monitor suhu

Hindari pemeriksaan

suhu via anal

Hindari suntikan IM

Hindari urin kateter

Netropeni

Pengobatan

Intervensi Keperawatan

Definisi

Masalah

Keganasan

(96)

Asuhan Keperawatan Efek

Kemoterapi

Tranfusi trombosit jika

terjadi perdarahan berat

Tranfusi sesuai instruksi

Awasi timbulnya

perdaraha, purpura,

echimosis

Hindari suntikan IM

dan lumbal pungsi

Tidak boleh dilakukan

pemeriksaan rektal

Bebat tekan jika

dilakukan aspirasi

sumsum tulang

Trombosit <

100,000/m

3

Trombosito

penia

Pengobatan

Intervensi Keperawatan

Definisi

Masalah

Keganasan

(97)

Asuhan Keperawatan Efek

Kemoterapi

Tranfusi Pack Red Cell

Tranfusi sesuai instruksi

Pemberian oksigen jika

terjadi gangguang

pernapasan

Periksa untuk

tachicardi, murmur

pada jantung,

tachipnea, sesak

Monitor iritabilitas,

sesak, lemah, nyeri

dada pada aktivitas,

sakit kepala

HB < 10 gr %

Anemia

Pengobatan

Intervensi Keperawatan

Definisi

Masalah

Keganasan

(98)

Asuhan Keperawatan Efek

Kemoterapi

Promethasin

CPZ

Prochlorperazine

Nilai jumlah muntah

Awasi tanda dehidrasi

Ukur intake – output

Hindari makanan pedas

Pemberian makanan

porsi kecil dan sering

Pemberian cairan IV

jika dehidrasi

Pemberian obat anti

Nyeri ulu

hati dan

muntah

Mual,

Muntah

Pengobatan

Intervensi

Keperawatan

Definisi

Masalah

Keganasan

(99)

Asuhan Keperawatan Efek

Kemoterapi

Asuhan Keperawatan 99

Analgesik jika

diperlukan:

Paracetamol

Benadril/antacid 1: 1

kumur, 4x/hari

Nystatin oral

Periksa rongga mulut

secara rutin untuk

menemukan luka,

perdarahan dan plaque

Oral hygine

Bilas rongga mulut

dengan cairan 1 sdt

garam+ 1 sdt baking

soda dalam ¼ gelas

air, kumur beberapa

menit, 5-6 x/hari

Hindari makanan

pedas, panas, terlalu

dingin, asam, rokok

Pecahnya

mukosa

mulut

dengan/

tanpa

infeksi

sekunder

Stomatitis

Pengobatan

Intervensi

Keperawatan

Definisi

Masalah

Keganasan

(100)

Sesak Napas

• Seringkali parah 

– infeksi paru atau kanker: Sarkoma Kaposi;

limfoma  kortikosteroid + antibiotik

– Aspirasi cairan pleura

– Oksigen

– Morphin untuk enxietas, nyeri dan etidak

nyamanan

– Bronkodilator dg nebulizer

– Posisi ½ duduk di tempat tidur

Perawatan Paliatif

(101)

Muntah

• Mengganggu masukan cairan  dehidrasi 

perlu rehidrasi

• Bujuk pasien minum sedikit-sedikit tapi sering

• Dapat diberi metoclopropamide (primperan) 

lapor dokter

Perawatan Paliatif

(102)

Gatal

• Beri krem pelembab

• Bila ada ruam  infeksi jamur? .krem anti

jamur

• Bila tidak ada infeksi  krem steroid

• K/P antihistamin: CTM pada malam hari

Perawatan Paliatif

(103)

Perawatan Kulit

• Hindari dekubitus 

– Ganti posisi tidur setiap 4 jam

– Alas tidur lebih lunak

• Bila sudah ada kemerahan  hidari penekanan

– Beri lotion – kamper spiritus

• Ganti segera linen yang kotor

• Massage titik yang tertekan: tumit, siku, pergelangan

kaki, punggung, pinggul

• Tutup luka dengan kain kasa dan krem antiseptik

Perawatan Paliatif

(104)
(105)

Studi Kasus dan Quiz

(106)

Kasus 1

• Yani seorang perempuan umur 22 tahun. Ia

seorang ODHA yang tinggal di desa bersama

keluarganya. Tugas sehari-harinya adalah

merawat ayam dan babi serta membantu di

kebun. Keluhannya adalah bahwa

kadang-kadang di tengah hari mendadak pusing.

Satu-satunya sumber air yang ada berasal

dari sungai kecil di dekat kebunnya. Selama

ini ia tidak ada penyakit lain dan berat

(107)

Pertanyaan 1

(Kasus # 1)

Intervensi apakah yang sebaiknya dianjurkan

oleh perawat kepadanya?

a. Cuci tangan sebelum makan.

b. Makan daging babi mentah

c. Baik sekali untuk minum air putih yang banyak

dan Yani dapat minum langsung dari air kali

tersebut

(108)

Pertanyaan 2

(Kasus # 1)

Kemungkinan apa yang menjadi penyebab

keluhan pusing Yani?

a. Dehidrasi

b. Kelaparan

c. Sengatan panas

d. Semua di atas

(109)

Kasus 2

• Seorang bayi berumur 4 bulan dibawa

ibunya ke klinik dengan demam ringan,

hipoksia dan napas cepat. Pada

auskultasi suara pernapasannya

terdengar bersih. Ketika ditanya ibunya

mengatakan bahwa tahun lalu bayinya

yang lain meninggal dunia pada usia 9

bulan karena penyakit diare yang berat.

Anak tersebut tidak tumbuh dengan baik

dan selalu saja menderita sariawan. Bayi

yang sekarang baru sekali mendapat

sariawan di mulut. Ibunya belum pernah

diperiksa HIV.

(110)

Pertanyaan 1

(Kasus # 2)

Apakah diagnosis yang paling mungkin

bagi bayi tersebut.

PCP

TB

LIP

(111)

Asuhan Keperawatan 111

Pertanyaan 2

(Kasus # 2)

Bayi tersebut didiagnosis menderita

PCP. Apa yang akan saudara

sarankan ke ibunya? Praktekkan

bagaimana anda memberikan

nasehat tersebut.

a. Bawa pulang saja, toh anak tersebut akan

meninggal juga

b. Dilakukan pemeriksaan tes HIV

c. Mulai beri pengobatan dengan INH untuk

TB

(112)

Kasus 3

Joe seorang pekerja tambang berumur 30 tahun datang ke

klinik pertambangan dengan beberapa keluhan. Selama 3

bulan terakhir berat badannya berkurang hingga 9 kg. Bulan

lalu ia menderita demam setiap petang. Minggu lalu timbul

ruam merah yang terasa nyeri pada dinding dada. Saat ini ia

mengeluhkan bercak putih di dalam mulut (kandidiasis oral).

Ia juga mengeluh sulit untuk makan, oleh karena setiap kali

menelan terasa panas terbakar di balik tulang dadanya. Pada

pemeriksaan fisik tampak tubuhnya sangat kurus, terkesan ia

menderita sakit berat. Ruam di dadanya hanya menyerang

sebelah sisi dan tidak menyeberang ke sisi lain. Rongga

mulutnya tertutupi selaput putih

(113)

Pertanyaan 1

(Kasus # 3)

Organisme apakah yang paling mungkin

sebagai penyebab ruam kulitnya ?

a.

Virus Epstein-Barr

b.

Virus Varisela Zoster

c.

Virus JC

(114)

Pertanyaan 2

(Kasus # 3)

Menurut kriteria WHO apakah Joe

menderita HIV simtomatik ? Bila ya,

dalam stadium klinis yang mana ?

a. Tidak, Joe tidak memenuhi kriteria HIV

simtomatik

b. Belum cukup informasi untuk menentukan

stadium HIV Joe

c. Ya, Joe masuk dalam kriteria WHO HIV

simtomatik dalam stadium 4

(115)

Pertanyaan 3

(Kasus # 3)

Pengobatan apa yang efektif untuk Joe

sehubungan dengan kandidiasisnya?

a.

Larutan gentian violet

b.

Kotrimoksazol

c.

Acyclovir

(116)

Kasus # 4

• Kemarin anda mendapat pasien laki-laki

berumur 14 tahun penderita HIV dengan

Limfoma non Hodgkin . Gejalanya demam,

fatigue, berat badan menurun( 14 pounds

dalam dua bulan ), keringat malam,

limfadenopati supraclavicular dan batuk. Tidak

ada fasilitas kemoterapi di tempat anda

bekerja, kemudian dia akan di rujuk ke rumah

sakit lain pagi ini.

(117)

Pertanyaan 1

(Kasus # 4)

• Saat anda dinas dia menderita

takipnea, rasa panas di hidung,

retraksi substernal. Saat anda

auskultasi parunya bunyi pernafasan

menurun . Intervensi yang mana

yang tidak pantas?

a) Memberi tahu dokter secepatnya .

b) Baringkan dia di tempat tidur datar dengan

fasilitas pernafasan.

c) Beri oksigen dengan masker atau nasal

progs.

(118)

Pertanyaan 2

(Kasus # 4)

Apa rejimen terapi yang dapat digunakan

untuk NHL?

a) Kemoterapi dan radiasi.

b) Kemoterapi dan pembedahan.

c) Radiasi dan pembedahan.Baringkan dia di

tempat tidur datar dengan fasilitas pernafasan.

d) Beri oksigen dengan masker atau nasal progs.

(119)

Kasus # 5

• Anda mendapat pasien laki-laki yang

mendapat kemoterapi dan radiasi. Anda tahu

bahwa rejimen kemoterapi adalah durasi

pendek, tapi anak masih mendapaat efek

samping. Tambahan pula , efek samping

secara umum dan local terjadi pada anak

yang mendapat terapi radiasi.

(120)

Pertanyaan 1

(Kasus # 5)

• 1. Pasien anda mendapat radiasi

abdomen.. Efek samping apa yang

harus anda nilai secara spesifik ?

a) Sakit kepala, mual, muntah, somnolens

b) Mual, muntah, diare, nyeri kejang otot.

c) Mual, muntah, anoreksia, ulserasi mukosa.

d) diare yang frekuen, tinismus, proktitis,

(121)

Pertanyaan 2

(Kasus # 5)

Terapi suportif harus disertakan

pada pasien, KECUALI:

– Pneumocystis carinii prophylaxis

– Monitoring demam dan infeksi selama

periode netropenia

– Pemeriksaan thrombosit ketika trombosit

menurunt

– Tranfusi darah sesuai indikasi ketika

dibutuhkan

– Pemberian ARV untuk mencegah herpes

zoster

(122)

Pertanyaan 3

(Kasus # 5)

Seminggu setelah chemotherapy, Jumlah trombosit

turun hingga to 40,000/mm3; Hitung jenis yang lain

masih dalam batas normal. Anda sedang menyiapkan

untuk memberi informasi kapada keluarga tentang apa

yang harus dikerjakan setelah keluar dari rumah sakit.

Informasi apa yang harus diberikan sehubungan

dengan trombositopeni

– Sering cuci tangan

– Jangan melakukan aktifitas berat

– Segera ke petugas kesehatan jika timbul

demam >38

o

C,

Referensi

Dokumen terkait

Usein adjektiivi on myös jätetty täysin kääntämättä (esim. Pääosin kääntäjät ovat erotelleet, milloin puhutaan sotilaallisesta joukosta, milloin taas

Arifin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Potongan Harga Dengan Menggunakan Kartu Member Dalam Transaksi Jual Beli dan Relevansinya dengan UU No.8 Tahun

Hasil penelitian efektifitas bubuk biji kelor terhadap bakteri E.coli dalam upaya pencegahan penyakit diare telah dilakukan dengan menggunakan bubuk biji kelor pada

mengapresiasi dokumentasi transfer pricing, yaitu regulasi dokumentasi didesain untuk menciptakan keseimbangan antara hak otoritas pajak untuk memperoleh informasi, yang

tingkat kreatifitas pengajar. Pemanfaatan media ajar, tidak harus selalu bersifat baku dan monoton. Pengajar dapat berinovasi dan mencari sumber- sumber media ajar

Presentasi video adalah video untuk mengomunikasikan ide atau gagasan, yang digunakan untuk memperkenalkan produk atau cara kerja yang dibuat melalui proses

Menurut BPS Kota Ambon (2010), jumlah usaha perikanan tangkap mengalami peningkatan di desa pesisir Kota Ambon, namun jumlah produksi tahunannya cenderung fluktuatif

Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, penagihan pajak secara aktif dengan menggunakan surat teguran dan surat paksa pada KPP Manado dari tahun 2013- 2014