• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN REMAJA (STUDI KASUS DI KELURAHAN MANNANTI KECAMATAN TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN REMAJA (STUDI KASUS DI KELURAHAN MANNANTI KECAMATAN TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI)"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar

Oleh MUH. SIDIK 105381108516

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

MOTTO

Mulailah hidupmu dari mimpi kemudian bangun dan wujudkan mimpi itu,dan jangan ingat lelahnya belajar,tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelak ketika sukses.

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:

• Ibu yang telah membesarkan dan memelihara dan memberiku dukungan sampai dititik ini, terima kasih yang tak terhingga karena telah memberikanku banyak pelajaran hidup memberiku motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa ku balas dengan apapun.

• para kerabat dan keluarga yang telah membantu ibuku dalam mengurusku selama ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian lakukan.

• Para teman,sahabat,dan saudara yang telah memberikan saya motivasi serta dukungan sehingga saya sampai di titik sekarang.

(3)
(4)
(5)

Nama : MUH.SIDIK

NIM : 105381108516

Program Studi : Pendidikan Sosiologi Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Peran Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja(Studi Kasus Di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai)

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri,bukan hasil ciplakan dan tidak oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerimah sanksi apabila pernyataan ini tidakbenar.

Makassar, Januari 2021 Yang Membuat Perjanjian

MUH.SIDIK Nim.105381108516

(6)

Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Dr.Jamaluddin Arifin,.M.Pd dan Sudarsono S.Pd,. M.Pd

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan tinjuan studi kasus yang bertujuan untuk Mengetahui Bagaimana Peran Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja dan Untuk Mengetahui Bagaimana Bentuk Pergaulan Remaja Di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Informan secara keseluruhan dalam penelitian ini terdiri dari enam informan dimana diantaranya adalah orang tua,remaja atau pelajar,staf kecamatan,dan staf kelurahan.Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Sementara analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dengan jalan bekerja dengan data,mengorganisasikan data,memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,mensintesiskannya,mencari dan menemukan pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Hasil dalam penelitian ini menperlihatkan bahwa peran orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja bukan hanya sebatas masalah materi,namun juga hal-hal yang sifatnya spritual.Seperti membentuk kepribadian anak,mengajarkan niali-nilai agama,dan mengajarkan nilai-nilai sosial.Adapun tujuan peran orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja yaitu; orang tua sebagai pendidik,pelindung,pengarah,penasehat,penanggung jawab.Pola atau strategi yang digunakan untuk mentasinya yaitu; menanamkan nilai-nilai agama,moral,dan etika,memberikan penyuluhan pada remaja,tindakan preventif,tindakan refresif,dan tindakan kuratif.Adapun bentuk pergaulan remaja dikelurahan mannanti kecamatan tellulimpoe kabupaten sinjai yang dimaksud disini yaitu pergaulan yang sifatnya positif maupun negatif.Bentuk pergaulan positif yaitu; melaksanakan ibadah menurut kepercayaan masing-masing,tidak melanggar tata tertib bersama,dan menjauhi pergaulan bebas.Ada beberapa bentuk kenakalan remaja sebagai bagian dari pembaratan dibidang budaya yaitu; penggunaan obat-obat terlarang,seks bebas,minum-minuman beralkohol,perkelahian,pencurian,dan perjudian.

(7)

University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Dr. Jamaluddin Arifin, .M.Pd and Sudarsono S.Pd ,. M.Pd

This research uses descriptive qualitative research with a case study review which aims to determine how the role of parents against juvenile delinquency and to know how the form of adolescent intercourse in Kelurahan Mannanti, Tellulimpoe District, Sinjai Regency. The location of this research was conducted in the Mannanti Village, Tellulimpoe District, Sinjai Regency. Overall informants in this study consisted of six informants, including parents, teenagers or students, sub-district staff, and village staff. Data collection in this study used three techniques, namely observation, interviews, and documents. While data analysis in this study uses qualitative data analysis by working with data, organizing data, sorting them into manageable units, synthesizing them, looking for and finding patterns, finding what is important and what is learned and deciding what to tell others. .

The results in this study show that the role of parents in overcoming juvenile delinquency is not only limited to material problems, but also matters that are spiritual in nature, such as shaping the child's personality, teaching religious values, and teaching social values. old in overcoming juvenile delinquency, namely; parents as educators, protectors, guides, advisors, people in charge. The patterns or strategies used to mentions are; instilling religious, moral, and ethical values, providing counseling to adolescents, preventive action, repressive action, and curative action. As for the form of adolescent socialization in Mannanti sub-district, tellulimpoe sub-sub-district, Sinjai sub-district, what is meant here is association that is positive or negative in nature. The form of positive association that is; carry out worship according to their respective beliefs, do not violate the common order, and stay away from promiscuity. There are several forms of juvenile delinquency as part of Westernization in the cultural field, namely; use of illegal drugs, free sex, alcoholic drinks, fighting, theft, and gambling.

(8)

Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah menentukan segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Alhamdulillah atas hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul : PERAN ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN REMAJA(STUDI KASUS DIKELURAHAN MANNANTI KECMATAN TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI) yang merupakan syarat dalam rangka menyelesaikan studi untuk menempuh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi di Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar .

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu disadari karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat pelajaran, dukungan motivasi dari ibu, keluarga dan teman-teman saya yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. dan saya juga banyak-banyak berterima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga mulai dari pelaksanaan hingga penyusunan laporan skripsi ini. Karena

(9)

tingginya kepada:

• Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

• Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph.D, beserta seluruh staffnya.

• Bapak Dr.Jamaluddin Arifin,.M.Pd sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Sudarsono, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing II (dua) yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

• Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

• Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada Ibu dan ayah saya yang tercinta, Masniati dan Ambo Tang. serta kakak penulis yang dengan

(10)

saat ini.

• Keluarga Besar Kelurahan Mannanti M.Amir,S.Sos, beserta para Narasumber lainnya yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk mendapatkan informasi mengenai Peran Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja, yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

• Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Pusat, Perpustakaan Fakultas dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

• Kawan-kawanku Mahasiswa program studi pendidikan sosiologi khususnya kawan-kawan seperjuangan kelas Sosiologi C 16 yang selalu memberikan support kepada penulis.

• Saudara-saudaraku yang tak sedarah muh.ichsan,muh.dody al-muhijrah,m.yusuf larigau,heri,mahfuds,dan team starkip FC yang selalu menemani saya ketika mendapat sebuah masalah baik itu dalam kehidupan sehari maupun dalam penulisan skripsi ini.

• Senior yang sudah saya anggap sebagai kakak sendiri Andi.Erid Prayitno S.Pd dan Nur Fajri S.Pd yang selalu membantu saya selama kuliah dan

(11)

• Seseorang terdekat dan terkasih, yang selalu mendukung penyelesaian skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’lamin.

Unismuh Makassar, Januari 2021

(12)

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Defenisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Konsep ... 7

B. Kajian Teori ... 24

C. Kerangka Pikir ... 27

D. Penelitian Relevan ... 33

(13)

D. Fokus penelitian ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Jenis dan Sumber Data ... 37

G. Tekhnik Pengumpulan Data ... 37

H. Tekhnik Analisis Data ... 40

I. Tekhnik Keabsahan Data ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 45

A. Sejarah lokasi penelitian ... 45

B. Letak geografis ... 47

C. Keadaan sosial ... 48

D. Keadaan pendidikan ... 49

BAB V HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

B. Pembahasan ... 63

C. Hubungan Teori Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja ... 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN PENELITIAN ... 71

A. Kesimpulan Hasil Penelitian ... 71

B. Saran Penelitian ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pergaulan adalah salah satu kebutuhan manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah hak asasi setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dalam melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar hak asasi manusia. Jadi, pergaulan antar manusia harusnya bebas tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya serta norma sosial.

Akan tetapi, Banyak anak muda akhir-akhir ini telah jatuh ke dalam perbuatan salah remaja tanpa memperhatikan standar-standar ini. Ini karena afiliasi tidak terbatas. Apatis terhadap standar ini merupakan sumber masalah sosial di kalangan anak muda. Siklus ini dibawa oleh kaum muda melalui disposisi untuk mengabaikan standar-standar ini yang dapat memicu demonstrasi pemusnahan (melangkahi hukum).

Ekskursi eksistensi masing-masing individu oleh para analis dibagi menjadi beberapa tahapan kehidupan, yaitu pra-kelahiran, permulaan, masa muda, kemudaan, dan dewasa. Ketidakdewasaan adalah periode yang vital dan sepenuhnya lemah, karena, dalam kasus di mana pemuda dibebani dengan

(15)

kemajuan, latihan yang sangat berguna dan layak untuk mempersiapkan diri mereka sendiri untuk memasuki fase kehidupan berikutnya, kesempatan manusia akan mendapatkan pencapaian dalam hidupnya. usaha hidup. Dengan cara ini, pubertas merupakan jalan menuju pencapaian dalam memasuki fase kehidupan berikutnya.

Masa pubertas (kemudaan) merupakan masa kemajuan dari masa remaja hingga dewasa, anak mengalami perkembangan yang cepat di segala bidang. Bagaimanapun, tidak juga orang dewasa yang berpengalaman. Periode ini dimulai sekitar usia 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun.

Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia tahap ini merupakan tahap yang kritis, karena merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Pada masa ini, gejolak darah mudahnya sedang bangkit. Keinginan untuk mencari jati diri dan mendapatkan pengakuan dari keluarga serta lingkungan sedang tinggi-tingginya. Kadang untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan, remaja melakukan hal-hal yang diluar etika dan aturan.

Di masa puber ada kebanggaan, mengingat sebagai orang muda, kesejahteraan ekonomi mereka berubah dari anak-anak menjadi remaja. Namun demikian, ada juga kekacauan, kegugupan, karena orang muda tidak semuanya langsung masuk ke dalam masyarakat. Remaja pergaulan belum sepenuhnya memiliki pilihan untuk putus dengan baik, jika memang benar dalam hubungan tersebut. Para remaja ini mengalami masalah yang berbeda dalam afiliasi. Seperti anak muda yang dimakamkan tanpa pandang bulu, perampokan, dan banyak lagi.

(16)

Selain hal-hal lain, para wali secara konsisten menerima tingkah laku yang diperlihatkan anak-anak mereka, dan memberikan kebebasan kepada anak-anak mereka untuk mengembangkan karakter, kemampuan, dan menyelidiki kapasitas terpendam mereka, namun wali benar-benar mengontrol mereka.

Persoalan mendasar yang sangat tidak salah lagi saat ini adalah kebajikan di mata para usia yang lebih muda (remaja). Mereka dihadapkan pada berbagai macam ketidakkonsistenan dan bermacam-macam pertemuan yang menyenangkan, yang membuat mereka bingung tentang apa yang ideal bagi mereka. Hal ini terlihat jelas pada individu-individu yang berada di usia remaja, yang berusaha untuk mengembangkan diri mereka menuju kehidupan sehari-hari yang diyakini akan berkembang dan hari ini, di mana agama yang berbeda dan masyarakat asing yang mendidih tanpa saluran.

Masyarakat umum yang menggunakan kerangka moral, pada waktu tertentu akan melegitimasi pelaksanaan nilai gaya hidup tertentu yang pada titik dan tempat lain tidak dianjurkan. Misalnya, di dunia Barat (masyarakat yang toleran) dipandang sebagai sesuatu yang berkarakteristik dan bahkan menjadi hak istimewa setiap individu untuk hidup masing-masing secara terbuka di antara orang-orang meskipun pada kenyataannya mereka belum terikat pada suatu perkawinan.

Khususnya individu dengan budaya dan adat istiadat Timur seperti Indonesia. Kemajuan inovatif seperti PDA (HP), dan yang mengejutkan web telah menghantam jaringan metropolitan, namun juga disukai oleh orang-orang di kota-kota yang jauh seperti yang ada di Kelurahan Mannanti, Tellulimpoe Lokal, Sinjai

(17)

Rule. Selanjutnya, semua data, baik positif maupun negatif, dapat dengan mudah diperoleh oleh masyarakat umum.

Selain ponsel, kemajuan inovatif di Kota Mannanti juga dipisahkan dengan pertimbangan akses web. Web kini telah menjadi bagian yang tidak dapat dibedakan dari keberadaan remaja. Islam melatih kebutuhan untuk menyalurkan semua data dengan tujuan agar kita tidak segera mendapatkannya, seperti yang dikatakan Allah swt. dalam QS Al-Hujurat / 49: 6 yang mengandung arti;

Penafsiran:

Wahai kamu yang menerima, anggap saja ada orang nakal yang mendatangi kamu dengan membawa berita, periksalah (kenyataan) dengan hati-hati, agar kamu tidak membawa malapetaka kepada suatu kelompok tanpa mengetahui kondisi yang menyebabkan kamu meratapi aktivitasmu.

TV juga merupakan hasil modernisasi yang sangat mempengaruhi kehidupan dan perubahan kualitas dalam masyarakat, terutama pada individu di Kota Mannanti. Banyak orang meniru cara hidup dan tingkah laku yang mereka lihat di TV. Model gaun nama besar, model gaya rambut, dan yang mengejutkan gaya kencan para spesialis yang mereka lihat di TV. Sejalan dengan itu, perkembangan zaman sangat pesat karena sekarang ini standar perilaku pribadi dan gaya hidup remaja telah berubah.

Maka budaya menyenangkan dan tidak bersalah yang juga menjadi ciri khas masyarakat di Kelurahan Mannanti berangsur-angsur mulai kabur dan tergantikan oleh budaya gaul yang dengan senang hati mereka sebut.. Beranjak dari problematika ini,peneliti menilai bahwa kajian terhadap Langkah Prefentif

(18)

Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja merupakan kajian yang sangat menarik sehingga dalam penelitian ini,penulis tertarik mewujudkannya dalam bentuk Proposal dengan judul: Peran Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah pokok dalam penelitian ini bagaimana peran orangtua terhadap kenakalan remaja di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai dapat dirumuskan sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai?

2. Bagaimana bentuk pergaulan remaja di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah. 1. Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam mengatasi

kenakalan remaja di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pergaulan remaja di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

(19)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penulis selanjutnya dan sebagai pembanding antara teori yang di dapat dari bangku perkuliahan dengan realitas yang ada pada di masyarakat.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca agar dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana langkah prefentif orang tua terhadap kenakalan remaja. Dan bagaimana remaja harus berperilaku dalam lingkungan sekitar. Manfaat bagi peneliti, agar dapat menjadi bahan evaluasi dan menjadi pustaka pemahaman bagi peniliti sendiri dan dapat bermanfaat dalam lingkungan sekitar.

E. Defenisi Operasional

Peran orang tua terhadap kenakalan remaja yang di maksud dalam penelitian ini adalah peran yang dilaksankan untuk mempersiapkan diri seorang anak sebelum memasuki dunia luas ataupun lingkungan sekitar.Semakin tumbuh seorang anak,maka semakin rentang ia akan melakukan sebuah penyimpangan.Hal tersebut diakibatkan oleh semakin berkembang tekhnologi diera sekarang,yang sering anak remaja katakan yaitu era modernisasi.

Semakin canggih tekhnologi maka semakin besar kemungkinan anak remaja akan melakukan sebuah penyimpangan.Maka dari itu,disinilah pentingnya peran orang tua sebagai pendidik atau sekolah pertama untuk anak sebelum mereka bersentuhan dengan lingkungan sekitar ataupun lingkungan yang luas.

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Konsep

1. Pengertian Kenakalan Remaja

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, kenyataan tersebut menyebabkan manusia tidak akan dapat hidup normal tanpa kehadiran manusia yang lain. Hubungan tersebut dapat dikategorikan sebagai interaksi sosial.Dari interaksi sosial sering terjadi kenakalan remaja di sebabkan karena tidak di batasinya interaksi yang di lakukan terhadap pergaulannya.Apa yang di dengar dan ditangkap oleh alat indra tidak sepenuhnya bisa mereka saring.Kenakalan remaja merupakan problem yang kerap terjadi di indonesia.Bahkan bukan di indonesia saja,di wilayah mana saja bisa terindikasi memiliki tingkat kenakalan remaja yag cukup tinggi.

Remaja adalah usia rentan terhadap apa saja yang ada di sekelilingnya.Oleh sebab itu remaja adalah kondisi yang kerap berpotensi melakukan pelanggaran. Percaya atau tidak remaja adalah usia yang paling banyak melakukan kesalahan dan cenderung menyimpang. Banyak orang tua selalu kewalahan dalam mengawal pertumbuhan anaknya menjelang usia remaja awal dan akhir. Usia remaja adalah usia dimana perkembangan diri dipengaruhi oleh banyak faktor. Mulai dari faktor herediter maupun faktor lingkungan.Kenakalan remaja yang sering terjadi akhir-akhir ini juga bagian dari pertumbuhan dan perkembangan psiskis remaja yang tidak terkontrol,serta minimnya pengawasan dan pendampingan dalam kehidupan sehari-harinya.

(21)

Kenakalan remaja adalah sebuah perilaku dan sikap yang diluar dari nilai moral dan perilaku pada umumnya.Perilaku nakal pada remaja selalu berujung kepada kerugian pada diri sendiri,dan juga orang lain.Kenakaln remaja selalu diawali rasa ingin tahu dan coba-coba. Hingga pada akhirnya perilaku tersebut menjadi kebiasaa hingga menjadi karakter

Banyak dari orang tua menganggap bahwa ia tidak perlu lagi menjaga anaknya yang telah berada di usia remaja Padahal pada usia ini perhatian orang tua sangat dibutuhkan. Namun perhatian dan pendampingan orang tua pada anak remaja itu berbeda dengan anak-annak usia 5 dan 6 tahun.

Pendampingan dan kehadiran orang tua harus dapat menjadi tempat paling baik,aman,dan menyenangkan bagi anak bukan malah sebaliknya. Gejolak anak remaja sedikit agak sulit di pahami,hal ini disebabkan karena faktor psikologis anak usia remaja itu berbeda.

Menurut para pakar Mussen dkk menyatakan bahwa usia remaja yang melakukan perbuatan melanggar hukum atau tindak kejahatan adalah usia 16 sampai 18 tahun. Sedangkan pernyataan berbeda dari Santrock yang berpendapat bahwa kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh anak usia remaja yang berkelompok atau membentuk komunitas tersendiri karena mereka tidak dapat diterima status sosial oleh orang lain.

Itu alasan mengapa mengejek atau melakukan pembullian itu tidak baik bagi psikologis anak. Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungan sekitar akan menghadapi konflik batin dalam diri remaja tersebut.

(22)

Penggambaran realitas sosial membutuhkan pembentukan yang sangat luas sebagai ide atau hipotesis yang diperhitungkan terhadap realitas yang menjadi objek eksplorasi. Ini dilakukan untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan definisi masalah. Jadi seorang penulis esai diperlukan untuk berpikir secara efisien dan normal serta dipandu oleh aturan logis yang telah ditetapkan bersama. Jika tanpa premis hipotetis yang kokoh, hal itu akan menimbulkan kekacauan dalam latihan pengumpulan informasi lapangan, menulis audit secara konsisten dan menyoroti ide-ide atau spekulasi yang dapat dianggap bertanggung jawab atas keajaiban di kota Mannanti, sub-lokal Tellulimpoe, Wilayah Sinjai dalam konflik individu melawan pelanggaran remaja. Oleh karena itu, diperlukan ide dan spekulasi fundamental yang dijadikan acuan atau aturan eksplorasi untuk memperjelas hal tersebut.

Ketika seseorang melakukan hak dan komitmen seperti yang ditunjukkan oleh posisinya, dia mengambil bagian. Kontras antar posisi. Pekerjaan untuk membantu sains. Kedua tidak dapat dipisahkan karena yang satu tunduk pada yang berikutnya dan yang sebaliknya.

a. . Bagian dari penjaga

Pihak wali, antara lain, harus memberikan pelatihan mulai dari remaja hingga anak-anak. Anak-anak harus diberi informasi yang layak, wali harus memberi petunjuk kepada anak-anak dengan kewajiban dan kendali. Kewajiban dibutuhkan dalam membina karakter anak. Wali harus lebih menunjukkan pentingnya suatu tugas. Kontrol juga berperan penting

(23)

dalam kemajuan anak-anak sehingga anak-anak tidak terbiasa bergantung pada orang lain karena kelesuan. Tugas wali sangat penting dalam memberikan pertimbangan dan persahabatan karena penting untuk menjaga hubungan pada saat pergantian acara. Penjaga harus fokus pada keinginan anak-anak mereka. Sebaiknya dalam mendidik anak-anak kita perlu memberikan teladan yang tulus, arahan yang baik, nasehat yang solid, dan selanjutnya membantu kesalahan langkah untuk mengingat anak, membasahi pemahaman pada anak jika anak melakukan kesalahan, wali hendaknya tidak menegur atau memberikan disiplin yang sebenarnya namun memberi peringatan. atau judul agar tidak mengulanginya. Wali pasti membutuhkan anak-anak mereka untuk menjadi individu yang membantu bagi semua orang. Dalam iklim sosial yang lebih besar, wali juga memiliki pekerjaan, wali penting untuk pertemuan masyarakat yang lebih besar. Pekerjaan yang diselesaikan jelas dengan pekerjaan dalam keluarga. Tugas wali dalam mengatasi perilaku buruk remaja, khususnya: a.) Wali sebagai instruktur

Peran wali sebagai pengajar anak-anak mereka jelas tidak perlu diragukan lagi. Ini adalah pekerjaan seperti komitmen para penjaga di semua tempat. Wali seharusnya sudah memahami bahwa mereka adalah calon guru bagi anak-anak mereka di kemudian hari. Dengan tujuan agar saat itu sudah dikaruniai buah hati, mereka tidak lagi canggung dengan peran itu. Peran sebagai tenaga pendidii yang harus di emban oleh para orang tua tentu saja tidak sama dengan perang tenanga pendidik yang ada

(24)

di lembaga lembaga pendidikan. Orang tua tidak mengajarkan tentang teori ilmu pelajaran,melainkan tentang ilmu kehiduoan meski ditengah jalan, anak bisa mendapatkan ilmu tersebut dari pergaulannya dengan orang lain.

Peran orang tua dalam hal ini tetaonyang oaling mendasar. Didalam keluarga, anak diajarkan tentang sopan santun,tentang bagaimana seharusnya bersikap terhadap orang lain dan tentang bagaimana seharus nya bersikap dan tentang mengembangkan kemampuannya. Orang tua mengambil peran sebagai pendidik, mengajarkan tenatang mana hal yang baik,dan mana hal yang buruk. Orang tua sebagai pendidik di sini disebut sebagai guru ketika anak nya di rumah karena guru itu tidak cukup di sekolahan saja . Peran orang tua sebagai pendidik itu yang menjadi guru kedua untuk anak anak.

b. Penjaga sebagai pembela

Wali adalah pembela anak-anak mereka, klarifikasinya sangat mudah. Dalam pekerjaan ini, wali menyerupai penjaga atau pembela yang siap di mana saja untuk melindungi anak-anak mereka dari berbagai hal buruk. Jenis jaminan yang dapat dan biasanya diberikan oleh wali kepada anak-anak mereka terdiri dari keamanan untuk kesejahteraan anak mereka, jaminan kesejahteraan anak mereka, dan jaminan bantuan pemerintah untuk anak mereka. Asuransi yang diberikan oleh wali kepada anak-anaknya adalah hal yang wajar. Wali sebagai pembela di sini seharusnya

(25)

adalah orang-orang yang selalu menjaga anak-anaknya dimanapun mereka berada, karena anak-anak yang ada saat ini sulit untuk dikatakan.

c.) Wali sebagai Pendidik

Tugas wali yang tidak sama dengan bagian wali dengan anak muda sebagai instruktur. Dalam pekerjaan ini, tanggung jawab orang tua adalah mengkoordinasikan anak-anak mereka. Jelas, itu mendorong hal-hal bermanfaat yang akan berguna bagi hidupnya. Pekerjaan ini diminta berlebihan ketika anak muda itu masih muda, anak-anak remaja diketahui menikmati manfaat yang penuh gairah. Saat ini, mereka berada pada fase memilih dan mencari hal-hal yang dianggap benar. Tidaklah luar biasa bagi mereka untuk menelan, mengambil semua yang mereka ketahui dan tentang dan itu adalah tugas dari orang tua yang membantu untuk mendapatkan hasil. Wali yang pendiam adalah wali yang dalam setiap kasus mengarahkan anak-anak mereka pada hal-hal yang positif. Karena arahan dari wali sangat penting bagi anak-anak mereka.

d.) Tugas wali sebagai penasihat

Peran wali terhadap anak yang saat ini bisa diharapkan sebagai kelanjutan dari tugas instruktur dan pengarahan dalam memberikan bimbingan, merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari wali. Bagaimanapun juga, dalam melakukan pekerjaan ini, tidak sedikit wali yang mengalami halangan sehingga sangat merepotkan. Pada dasarnya, tidak ada orang yang suka didorong, mereka akan merasa bahwa jika mendapat nasihat, mereka akan membuat diri mereka terlihat menghujat,

(26)

terlihat sia-sia dan salah. Oleh karena itu, sebagai wali juga dituntut untuk lihai saat memberikan arahan, pastikan caranya unik dan tidak meremehkan.

e. Peran Orang Tua Sebagai Penanggung Jawab

Peran orang tua sebagai penanggung jawab anak adalah bentuk perlindungam kepada anak anaknya . Dalam kehidupan,tidak semuanya berjalan dengan baik sesuai yang diharaokan,termasuk berkenan dengan anak anak dalam perjalananya menjadi dewasa . Anak anak bukan hal yang mustahil mengalami hal hal yang tidak baik. Misalnya membuat masalah di lingkungam sekolah nya dan sebagainya. Hal itu temtu menjadi tanggung jawab orang tuanya, menyikapi hal ini, orang tua harus memiliii kesabaram dan kekiatam yang extra .jika hal hal yang seperti ini membuat marah dan kecewa tentubsaja wajar tetapi orang tua juga harus bisa menahan diri,ingat bahwa orang tua juga beroeran sebagai pelindung mereka. Peran orang tua terhadap anak sebemarnya bukan hanya kelima point .pada intinya oramg tua sangat berperan dalam kehidupan anaknya ,lalu bagaimana peran anak terhadap orang tuanya ,perannya hanya satu sebagai "penurut".

b. Gaya Pemeliharaan

Wali membutuhkan anak-anak mereka untuk tumbuh menjadi orang yang berpengalaman secara sosial, tetapi mereka sering merasa sangat kecewa menjadi wali. Analis sejak beberapa waktu yang lalu

(27)

telah memeriksa komponen pengasuhan yang dapat mendukung pergantian peristiwa yang tak terbatas. Siapa yang berpendapat bahwa gading tidak boleh ditolak atau jauh dari masa mudanya, namun wali harus memupuk prinsip dan kehangatan terhadap mereka. Dia menggarisbawahi empat gaya pengasuhan yang diidentifikasi dengan berbagai bagian perilaku remaja yang tiran, definitif, mengabaikan, dan menikmati:

1.) Memelihara dengan gaya diktator

Ini adalah gaya korektif dan larangan di mana wali benar-benar berusaha untuk membuat mereka mengikuti arahan yang diberikan terkait pekerjaan dan usaha bisnis yang telah diselesaikan oleh wali. Wali diktator meletakkan poin-poin pemberhentian dan batasan-batasan yang ketat pada orang-orang muda dan menawarkan mereka lebih sedikit kesempatan untuk bertukar kata-kata.

2.) Pengasuhan yang sah

Mendesak remaja untuk bebas namun pada saat yang sama memotong dan mengontrol aktivitas mereka. Wali dengan gaya pengasuhan yang pasti memberikan kebebasan kepada anak-anak mereka untuk melakukan percakapan verbal. Menyangkal bahwa penjaga juga hangat dan ramah.

3.) Penjaga yang mengabaikan

Ini adalah gaya di mana wali tidak terlibat dengan kehidupan remaja. Orang tua yang ceroboh tidak dapat menanggapi pertanyaan

(28)

karena itu jam 10 malam. Dimana anakmu? Pengasuhan tanpa perhatian.

2. Konsep Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial di jelaskan di dalam UU kesejahteraan sosial yang baru tahun 2009 pasal 1yaitu berbunyi"kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan materiaal,spritual,dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan malu mengembangkan diri,sehinga dapat melaksanakan fungsi yang mendefenisikan:

Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spritual yang diliputiboleh rasa keselamatan,kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, ribaniah dan sosial yang sebaik baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila."

Dalam pengertian yang lebih luas ,persatuam bangsa bangsa (PBB) misalnya telah lama mengatur masalah ini sebagai salahbsatu bidang kegiatan masyarakat internasional

"PBB memberi batasan kesejahteraan sosial sebagai kegiatan kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memennuhi kebutuhan kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat."

(29)

Karenanya, bantuan sosial pemerintah memiliki implikasi yang secara umum beragam meskipun substansinya tetap seperti semula. Umumnya, bantuan sosial pemerintah menggabungkan tiga asal, khususnya:

a. Sebuah. Lingkungan atau keadaan sukses sehari-hari, khususnya kepuasan kebutuhan fisik, dunia lain, dan sosial.

b. Zona kelembagaan atau bidang gerakan yang mencakup organisasi bantuan pemerintah sosial dan berbagai panggilan filantropi yang mengoordinasikan bantuan sosial pemerintah dan administrasi social. c. Tindakan adalah tindakan atau bisnis yang terkoordinasi untuk mencapai

kondisi sejahtera.

Berdasarkan gagasan bantuan sosial pemerintah, kaitannya dengan eksplorasi ini adalah bahwa wali memiliki latihan atau upaya menawarkan pekerjaan kepada anak-anaknya agar tidak terpengaruh oleh kecerobohan atau kelakuan buruk remaja, oleh karena itu wali berusaha memberikan pelatihan, jaminan. , tentu saja dan bimbingan, keadaan keluarga akan sejahtera dan kebutuhan anak muda akan terpenuhi.

3. Konsep Remaja

Masa ini merupakan masa sesaat dari masa sekolah hingga masa remaja, dimana seorang anak yang telah beranjak dewasa perlu berperilaku seperti orang dewasa namun tidak dipersiapkan, termasuk kelompok orang dewasa. Pra-pubertas adalah titik di mana perkembangan seksual yang sebenarnya terjadi, bersamaan dengan perbaikan fisiologis yang terkait dengan perkembangan organ-organ endokrin. Organ endokrin adalah organ yang menyalurkan langsung

(30)

ke pembuluh darah vena, melalui perkembangan zat antara jaringan kelenjar dan rambut halus di dalam organ tersebut, zat yang dikirimkan adalah zat kimia, kemudian zat kimia tersebut menghidupkan tubuh anak sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan peningkatan tertentu, hasutan ini menimbulkan sensasi kecemasan dalam diri anak, sebuah kecenderungan yang belum pernah kompeten menuju kiamat anak muda yang sangat meyakinkan, peristiwa perkembangan ini terjadi pada wanita 1,5 sampai 2 tahun lebih cepat dari pada laki-laki. Peristiwa perkembangan aktual bagi wanita biasanya dipisahkan oleh kedatangan utama sperma, sebagian besar melalui fantasi tentang merasakan kepuasan seksual. Perkembangan seks sangat bergantung pada lingkungan, iklim sosial terdekat, negara dan lain-lain sehingga acara untuk setiap negara ini secara teratur memiliki perbedaan sesuai jadwal. Bagi kaum muda awal, perkembangan aktual dimanfaatkan dan dipikirkan sebagai indikasi penting dari kejadian hingga pra-dewasa.

4. Kebutuhan Kaum Muda

a. Sebuah Persyaratan Alam

Persyaratan alam sering disebut "dorongan fisiologis" atau "inspirasi organik". Memahami kebutuhan atau alasan adalah semua alasan yang memberi energi pada makhluk hidup atau bertindak untuk mencapai sesuatu yang mereka butuhkan atau fokuskan (tujuan). Kebutuhan alamiah (proses berpikir organik) adalah niat yang didapat dari dorongan alamiah. Tema ini telah dipahami, jadi tanpa direnungkan. Niat alami ini cenderung dikatakan sebagai naluri. Niat organik adalah sesuatu yang serupa pada keseluruhan hewan Tuhan seperti nafsu

(31)

makan, haus, pernapasan, kelelahan, dorongan seks. Niat organik semuanya inklusif, yang artinya diklaim oleh manusia dan makhluk. Untuk kehalusan tambahan, niat alami dapat ditentukan dalam proses berpikir dalam minum, makan, bernapas, dan istirahat. Selain dorongan seks itu.

Proses berpikir seks mengharapkan untuk menumbuhkan jenis keturunan individu atau keturunan. Dorongan seksual ini juga dapat ditambahkan ke niat waskita (mendalam). Pada usia pra-dewasa dorongan seks ini tidak lebih ekstrim, sehingga akan mempengaruhi perilaku mereka, misalnya cenderung ditemukan pada remaja putri yang suka mencari teman, tertarik pada remaja laki-laki dan laki-laki muda tampak seperti itu. tertarik pada gender lain, perlu memikirkan masalah seks, dan lain-lain.

Hal ini berdampak pada masalah seksual yang mengarah pada perilaku negatif, misalnya menangani pornografi, ikut serta dalam demonstrasi busuk korup, seperti mengunjungi tempat berpasangan yang tidak etis dengan pelacur. Kegiatan ini dapat membahayakan remaja tersebut karena ia dapat tertular Helps dan penyakit kelamin lainnya.

Untuk menghindari manhandles yang dapat melukai remaja, diperlukan instruksi seksual yang tepat dan terbaik serta materi yang sesuai dengan usia formatif mereka. Mungkin di negara kita masih banyak yang tidak tertarik dengan penyebaran kekuatan pendidikan ini. Memang, bahkan spesialis yang bekerja di bidang ini dalam hal apa pun dapat diandalkan dengan jari mereka. Permintaan tersebut juga tidak berani menetapkan rencana pendidikan pelatihan seks di sekolah.

(32)

b. Kebutuhan Mental

Persyaratan mistik sebagian besar adalah motivasi mental yang membuat orang bertindak untuk mencapai tujuan kebutuhan ini adalah pribadi.

5. Kenakalan Remaja

“Kenakalan remaja adalah kalinan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan antisosial yang melanggar norma norma sosial ,agama serta ketemtuan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Secara kronolgis mejelaskan tentang Jika perbuatan salah remaja merupakan musuh sosial dan kebencian terhadap perbuatan atau perilaku standarisasi, maka perbuatan salah remaja adalah perbuatan orang yang meniadakan keharusan penilaian umum yang dianggap dapat diterima dan baik oleh iklim atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara. masyarakat yang halus. Sementara itu, sebagaimana diungkapkan oleh Hurlock dalam Willis, disebutkan bahwa perbuatan tidak senonoh pada remaja dan anak berasal dari moral mulai dari keluarga yang ditempati, keluarga retak, dan keluarga single parent dimana anak-anak hanya difokuskan oleh ibunya. Pakar sekolah dalam mengatur anak. Pada saat itu tidak layak untuk mengelola masalah moral.

a. Karakteristik Masalah-masalah Remaja

Ragam dari masalah-masalah yang dialami oleh remaja cukup luas.Variasi dan masalah masalah tersebut dapat meliputi variasi dalam hal tingkat keparahannya maupun dalam hal seberapa banyak maslaah tersebut dialami oleh laki laki versua perempuan yang di alami oleh kelompok kelompok sosial ekonomi yang berbeda beda. Ada masalah remaja yang

(33)

berlangsung singkat,dan ada pula masalah remaja yang berlangsung lama. Seorang remaja berusia 13 tahun mungkin memperlihatkan pola perilaku berulah yang menganggu dikelas. Ketika menginjak usia 14 tahun, ia mungkin bisa aswrtif dan ageresif namun tidak menggangu lagi . Di usia 16 tahun ,ia mungkin memilikibperilaku yang menganggu dibkelas dan telah beberapa kali di tahan karena melakukan kenakalan.

Sejumlah mungkin memiliki kecenderungan lebih besar untuk timbul pada suatu tempat perkembangan tertentu di bandingkan tingkat perkembangan lainnya. Dalam sebuah studi ,depresi ,membolos dari sekolah ,dan menyalahkan obat lebih namun di jumpai pada remaja yang lebih besar ,sementara berdebat ,berkelahi dan berbicara terlalu keras lebih banyak di jumpai pada remaja remaja yang lebih kecil.

Dalam sebuah penyelidikan berskala besar yang dilakukan oleh Thomas Achenbach dan craing Edelbrock di temukan bahwa remaja remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi rendah memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami masalah di bandingkan remaja remaja yang berasal dari sosial ekonomi rendah merupakan prilaku eksternalisasi yang tidak terkendali. Sebagai contoh mengganggu kebersamaan orang lain dan berkelahi. Perilaku perilaku ini juga banyak di jumpai pada remaja laki laki di bandingkan remaja perempuan. Masalah masalah yang dialami oleh remaja yang berasala dari sosial ekonomi menengah dan remaja perempuan lebih sering merupakan perilaku internalisasi,contihnya kecemasan dan depresi.

(34)

Masalah tingkah laku yang sering menyebabkan remaja disinggung tentang fasilitas perawatan kesehatan psikologis adalah masalah yang diidentikkan dengan sensasi ketidakcukupan, kemalangan, dan pelaksanaan sekolah yang tidak berdaya. Kesulitan dalam berprestasi di sekolah, terlepas dari apakah itu masalah pilihan dari masalah lain atau masalah penting, juga merupakan faktor gencarnya yang mendorong anak muda disinggung.

Dalam penelitian lain, Achenbach dan Willis (1991: 89 memikirkan tentang masalah dan masalah kompetensi anak dan remaja di suatu tempat dalam rentang usia 4 dan 16 tahun yang disinggung tentang administrasi kesehatan psikologis. Setara secara demografis namun tidak dirujuk ke Anak-anak dan remaja) yang berasal dari pusat pertemuan keuangan Anak-Anak-anak dan remaja dengan masalah kurang bergaul dengan orang dewasa di rumah mereka, memiliki wali alami yang tidak menikah di rumah, memiliki wali yang terisolasi dan terpisah, tinggal dalam keluarga yang mendapatkan bantuan publik, dan hidup dalam keluarga di mana individu dari keluarga mendapatkan kesehatan emosional Publik.

Berbagai pemeriksaan menjamin bahwa faktor kebutuhan, pengasuhan yang tidak memadai, dan masalah mental di masa lalu memprediksikan timbulnya masalah masalah remaja ,prediktor dari masalah masalah yang timbul di sebut faktor faktor resiko berarti terdapat peningkatan peluang munculnya suatu masalah dari kelompok orang orang yang memiliki faktor tersebut. Anak anak yang memiliki resiko tinggi untuk bermasalah di masa

(35)

kenak kanakan dan remaja ,namun tidak berarti setiap anak pasti akan mengembangkan masalah.

Hunt Foundation di Minneapolis telah mencatat 40 sumber daya formatif yang dibutuhkan remaja untuk mencapai hasil positif dalam hidup mereka. Sebagian besar dari ibu kota ini berada di luar, dan sebagian lagi di dalam. Dua puluh ibu kota luar ini menggabungkan bantuan seperti keluarga dan iklim rumah, memperkuat, misalnya, orang dewasa menghargai masa kecil mereka dan mereka diberi bagian yang berharga dalam jaringan mereka, membatasi batasan dan asumsi, misalnya, keluarga memperhatikan standar dan hasil yang jelas dan memeriksa kehadiran remaja dan dampak positif dari teman sebaya, memanfaatkan waktu secara produktif seperti yang terlihat dalam latihan inovatif tiga kali setiap minggu dalam program remaja terkoordinasi. Dua puluh ibu kota dalam memasukkan kewajiban belajar seperti inspirasi untuk mendominasi di sekolah dan menyelesaikan tugas sekolah dalam satu acara satu jam pada hari sekolah), kualitas positif (seperti membantu orang lain dan menunjukkan rasa hormat) kemampuan sosial, (misalnya, menyadari bagaimana untuk menyelesaikan rencana dan menetapkan pilihan yang dilengkapi kemampuan relasional seperti simpati dan kemampuan kekeluargaan), sama seperti karakter tertentu, misalnya, memiliki perasaan berkuasa atas hidup dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Berdasarkan eksplorasi yang dipimpin oleh Organisasi Sarxh, ditemukan bahwa kaum muda yang memiliki modal lebih formatif memiliki risiko yang lebih rendah untuk mendapatkan masalah, seperti mengonsumsi

(36)

minuman keras dan tembakau, berhubungan seks, dan melakukan kebiadaban. Misalnya, dalam sebuah penelitian yang melibatkan 12.000 siswa di kelas 10 hingga kelas dua belas, ditemukan bahwa 53% siswa dengan 0 hingga 10 sumber daya menyatakan bahwa mereka telah membakar minuman keras setidaknya beberapa kali pada bulan sebelumnya untuk mendapatkan lebih dari sekali di minggu sebelumnya. . Sementara itu, pelajar yang bermodal 21 hingga 30 tahun yang menunjukkan kecenderungan untuk membakar minuman keras seperti ini hanya memiliki jumlah mereka yang tak terhitung. 16% dan mereka yang bermodal 31-40 hanya 4%.

B. Kajian Teori

Menurut Kartono, (2008:93) menjelaskan masalah yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja :

1. Hipotesis Biologis

Perilaku sosiopat atau dilinkuen pada remaja dan remaja dapat muncul karena faktor fisiologis dan konstruksi aktual seseorang juga dapat benar-benar ditinggalkan yang dibawa sejak lahir. Episode ini terjadi Sebuah. Melalui kualitas atau atribut pembawa plasma pada keturunan, atau melalui campuran kualitas juga dapat disebabkan oleh kekurangan kualitas tertentu, yang dapat menyebabkan munculnya masalah perilaku dan anak-anak menjadi terhubung.

b. Melalui warisan jenis kecenderungan yang tidak biasa (aneh), akibatnya membuat perilaku dilinkuen.

(37)

c. Melalui warisan dari kekurangan mapan aktual tertentu yang menyebabkan perilaku dilinkuen atau sosiolatis. Misalnya, ketidaksempurnaan intrinsik yang sebenarnya dari brachydactylism (ujung jari pemdek) dan diabetes insipidius (sejenis diabetes) secara tegas terkait dengan kualitas kriminal dan ketidaksesuaian psikologis.

2. Hipotesis psikogenik

Toeri ini menekankan alasan perilaku dilinkuen anak dari sudut mental atau substansi mental. Selain hal lain, faktor wawasan, karakteristik karakter, inspirasi, mentalitas salah, mimpi, pertahanan, penyamaran diri yang salah, pertengkaran internal, perasaan yang dipertanyakan, kecenderungan psikopotologis dan lain-lain. Perselisihan utama dari hipotesis ini adalah jenis penyelesaian dilinkuen atau remunerasi masalah mental dan perjuangan internal dalam melengkapi hasutan masalah mental dan perjuangan batin dalam melengkapi stomulasi luar / sosial dan desain kehidupan sehari-hari neurotik. Sekitar 90% dari jumlah anak-anak yang berasal dari keluarga berantakan, kondisi keluarga yang bermasalah dan kurang beruntung, jelas menimbulkan gangguan mental individu dan (perubahan) pada anak-anak sehingga mereka mencari kemampuan di luar lingkungan keluarga untuk mengatasi tantangan. identitas internalnya adalah sebagai perilaku yang dilinkuen. Sederhananya, dilikuen atau perbuatan salah anak merupakan respon dari persoalan mental anak muda itu sendiri.

(38)

3. Hipotesis Sosiogenesis

Hipotesis ini menyatakan bahwa alasan perilaku yang tidak baik pada remaja hanya bersifat sosiologis atau sosio-mental. Misalnya karena penyimpangan konstruksi sosial, tekanan tandan. Pekerjaan ramah yang salah, kesejahteraan ekonomi atau internalisasis. Jadi komponen sosial dan sosial sangat mempengaruhi. Dalam menentukan self-idea, yang penting adalah self-symbolization atau pengembangan diri, atau disebut self-definition atau self-job. Dalam mata pelajaran ini mereka mengenal dirinya dengan tokoh-tokoh dari alam semesta. Jadi ini berubah menjadi ide hidupnya dan berubah menjadi ide diri yang disesuaikan dengan keadaan sementara.

Siklus simbolisasi diri sebagian besar dilakukan tanpa disadari dan sedikit demi sedikit sehingga berubah menjadi salah satu jenis perbuatan salah terhadap anak dan remaja. Karena pembenaran perilaku remaja yang tidak pantas adalah dalam lingkungan keluarga atau tetangga, namun lebih dominan karena kontak sosial. Jadi panggilan anak yang salah melakukan kesalahan jelas dibudidayakan dari iklim yang buruk dan berbahaya yang dikombinasikan dengan kondisi sekolah yang kurang memikat untuk anak-anak. Gagasan memiliki pilihan untuk memahami penyebab pelanggaran remaja adalah hubungan dengan remaja lain yang terlambat.

(39)

Anak-anak muda menjadi nakal karena minat mereka pada iklim sosial di mana pemikiran dan metode tertentu yang nakal menjadi ide yang luar biasa untuk mengatasi masalah mereka sepanjang kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, semakin lama anak bergaul, semakin tinggi tingkat pengakuan dengan anak-anak licik lainnya, semakin lama siklus afiliasi diferensial akan terjadi, semakin besar kemungkinan remaja tersebut menjadi pelanggar hukum.

4. Hipotesis kesalahan subkultura

Jenis hipotesis sebelumnya terkenal hingga tahun 1950-an. Sejak saat itu, telah ada banyak perhatian tentang latihan pelanggaran remaja yang dikoordinasikan dengan subkultur, seperti penyebabnya.

Budaya atau "budaya" untuk situasi ini sekumpulan kualitas dan standar yang memandu jenis perilaku responsif itu sendiri yang menarik bagi individu dari pertemuan yang telah dibentuk. Kemudian, istilah sub mengenali budaya yang bisa muncul dalam kerangka yang lebih komprehensif. Dalam pandangan subkultur ini, atribut desain sosial dengan budaya subkultural adalah biasa pada iklim kekeluargaan, tetangga dan jaringan yang dimiliki oleh para pemuda nakal ini. Atribut daerah setempat meliputi:

a.) Memiliki populasi yang tebal b.) Status keuangan rendah

c.) keadaan dan pemukiman yang mengerikan

(40)

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan gambaran inti dari alur penelitian.Kerangka pikir pada penelitian ini secara singkat menjelaskan tentang peran orang tua terhadap kenakalan remaja di kelurahan mannanti kecamatan tellulimpoe kabupaten sinjai.

Masalah yang akan dijawab pada penelian ini adalah bagaimana peran orang tua dalam mengatsi kenakalan remaja dan bagaimana bentuk pergaulan remaja di kelurahan mannanti kecamatan tellulimpoe kabupaten sinjai.

Pubertas adalah titik di mana seseorang mencari kepribadiannya, perlu mengetahui siapa dia sebenarnya. Dalam interaksi kemajuan yang serba menyusahkan dan waktu yang membingungkan baginya, kaum muda membutuhkan pemahaman dan pertolongan dari teman dan keluarga dan sekitarnya, terutama wali keluarganya. Kapasitas keluarga adalah memberikan asuransi untuk menjamin kecurigaan bahwa semuanya baik dan baik, sehingga pada periode dasar ini remaja sangat membutuhkan pengakuan atas kemampuan tersebut. Sebaba dalam periode dasar, seorang individu kehilangan kendali yang memuaskan dan kepercayaan dalam hidupnya dan keinginan yang tinggi, namun sulit baginya untuk melakukannya, dia kecewa, dll. Keluarga adalah alam semesta kedekatan dan dibatasi oleh tali ke dalam, jadi itu berubah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Jika keadaan saat ini tidak didukung oleh pendidikan, manajemen dan investasi keluarga, khususnya wali, maka akan menimbulkan indikasi sebagai tindakan provokatif atau perbuatan tidak senonoh. Pelanggaran remaja umumnya dilakukan oleh remaja yang lalai melalui siklus perbaikan

(41)

jieanya, baik pada masa remaja maupun pada masa remaja. Pada hakikatnya perbuatan salah remaja mengacu pada jenis perilaku dewasa muda yang tidak sesuai dengan standar yang hidup secara lokal. Kartino menuturkan, remaja jahat juga disebut sebagai anak-anak penyandang disabilitas. Mereka mengalami efek buruk dari cacat mental karena dampak sosial di arena publik. Dengan tujuan agar perilaku mereka dianggap oleh masyarakat sebagai suatu isu dan disebut dengan misconduct.

.Kerangkap Konsep

Belakangan ini, hubungan seks bebas menjadi fenomena yang melanda kaum remaja. Hamil di luar nikah adalah akibat dari melakukan hubungan seksual sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor seperti, Orang tua karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak

(42)

dengan anak dalam masalah ini. Adanya perkembangan teknologi yang semkin meningkat, banyaknya jumlah sarana komunikasi serta budaya dari luar yang masuk dan mudahnya mengakses berbagai informasi dari media massa 25 cetak, maupun elektronik.

Perilaku remaja sanagat dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan dan jenjang pendidikan formal yang tempuhnya. Tidak terlepas dari bagaimana remaja tersebut menggunakan teknologi. Pada era temporer ini hampir semua tindakan manusia menyontek apa yang menjadi tawaran biro iklan yang ditawarkan melalui media teknologi sehingga perilaku remaja akan sejalan dengan apa yang ia konsumsi dari penggunaan teknologi. Terutama sinetron televisi dan penggunaan android, ha ini jugan mempengaruhi hampir semua perilaku remaja yang dieksperikan yang sebisa mungkin menyamai apa yang ia lihat dalam media teknologi tersebut. Harusnya orang tua selalu mengevaluasi setiap aktifitas anaknya utuk mencegah hal-hal buruk yang menjadi kemungkinan akan terjadi, sehingga perilaku remaja selalu berada dalam tatana nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Dimana hal tersebut perilaku remaja saat ini banyak terbentuk di akibatkan karna pengaruh teknologi sedangkan di ketahui teknologi saat ini begitu bebas di akses bahkan bisa di kategorikan di tidak terbatas dalam mencari informasi dan hal ini sangat fatal bila orang tua para remaja lepas kurang pegawasan dalam penggunaan teknologi seperti yang di bahasakan paragraf di atas bahwa apa yang sering di lihat remaja yang sebisa mungkin menyamai apa yang dalam media teknologi tersebut.

(43)

Menurut Willis, (2010:127) menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang bisa di lakukan untuk mengurangi terjadinya kenakalan pada remaja sebagai berikut:

1. Upaya preventif

Adalah kegiatan yang di lakukan secara sistematis, berencana,dan terarah menjaga agar kenakalan itu tidak terjadi sebagai berikut:

a. Di rumah

1.) Meciptakan lingkungan yang agamis

2.) Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis

3.) Adanya kesamaan antar kelaurga norma dalam mendidik anak 4.) Memberikan perhatian yang memadahi terhadap kebutuhan anak

5.) Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan anak b. Di sekolah

(44)

2.) Mengintensifkan bagian bimbingan dan konseling

3.) Adanya kesamaan norma yang dipegang oleh guru dalam mendidik murid

c. Di masyarakat

Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga sesudah rumah dan sekolah.ketiga haruslah mempunyai keseragaman dalam mengarahkan anak untuk tercapainya tujjan pendidikan. Apabila salah satunya oincamg maka akan berdampak pada lannya. Pendidikan di masyarakt sering diabaikan oleh sebagaian orang karena mereka beranggapan bahwa pendididkan cukup dinsekolah. Masyarakat berperan serta agar tujuan pendididkan dapat tercapai hal ini dengan memeberikan pengawasan atas perilaku anak agar tetap sesuai dengan tujuan pendidikan.

2. Upaya kuratif

Upaya kuratif adalah antisipasi terhadap gejala kenakalan, supaya kenakalan tersebut tidak meluas. Uoaya kuratif biasanya dilakaukan oleh polri dan kejaksaan negeri. Sebab jika terjadi kenakalan remaja sudah dapat berakibat merugikan diri mereka dan masyarakat. Berbagai jenis kenakalan telah dijelaskan dalam bakolak inpres 6/1971 yaitu:

Pencurian,penipuan,perkelahian,pegrusakan,pemganiyaan,perampokan , penyalahgunaan narkotika,pembunuhan,pelanggaran susila dan kejahatan lainnya.

(45)

Upaya pembinaan dimaksudkan untuk:

a.) Pembinaan terhadap remaja yang tidak melakukan kenakalan dilaksanakan di rumah, sekolah, dan masyarakat .Pembinaan seperti ini telah di ungkapkan pada uoaya preventif sebelumnya. b.) Pembinaan terhadap remaja yang telah mengalami tingkah laku kenakalan atau yang telah menjalani suatu hukuman karena kenakalannya.

D. Penelitian Relevan

Setelah melakukan penelusuran penelitian terhadap penelitian terdahulu, dari beberapa judul yang ada penulis kemudian mengambil dua penelitian terutama yang terkait dengan konteks penelitian. Faktor eksternal yang mempemgaruhi teman dalam bergaul, penggunaan waktu luang,uang saku,peelrilaku seksual,kinsep diri,pengaruh tingkat religiusitas,pengaruh lingkungan sekitar. Selain itu strategi strategi yang digunakan untuk mengantisipasi kenakalan remaja meliputi,menoptimalkan peran orang tua untuk melaksanakam keberfungsian sosial, menerapkan proses sosialisasi yang baik terhadap anak, menanamkan hal hal yang berguna terhadap anak sebagai tameng,menerapkan aspek dan keharmonisan dalam keluarga.Penelitian yang pertama menarik untuk ditelusuri dan di jadikan referensi karena dari latar belakang,permasalahan serta tujuan dapat di ambil analisa bahwa implementasi penelitian tersebut menjabarkan tentang keterkaitan dengan kenakalan remaja yang menitikberatkan pada peran orang tua dan keluarga memiliki peran besar terhadap perkembangan remaja. Dari penelitian pertama dapat dipahami bahwa

(46)

ada hubungan pila asuh orang tua dengana kenakalan remaja di RW 02 kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimloe Kabupaten Sinjai. Pada penelitian kedua diketahui bahwa penyebab kenakalan remaja salah satu nya dinkarenakan ketidak berfungsiannperang orang tua dalam keluarga.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kualitatif. Tipe peneltian ini adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis mengenai kondisi sesungguhnya dari obyek yang di teliti yakni. Peran orang tua terhadap kenakalan remaja di kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif yaitu pendekatan sosiologis.Alasan peneliti menggunakan pendekatan sosiologis yaitu untuk mendalami berbagai masalah-masalah dalam masyarakat.

Penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologis diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang tulisan,ucapan,ataupun perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,kelompok,ataupun masyarakat.

B. Lokasi Dan Waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan di Kelurahan Mannanti kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan,yaitu tanggal 10 Oktober 2020 sampai 10 November 2020.

C. Informan Penelitian

Data dan informasi diharapkan dapat membantu keajaiban yang dilakukan ilmuwan, untuk itu terdapat metode khusus untuk menemukan data dan informasi tersebut. Penyedia data adalah individu yang persuasif atas hasil penyelidikan, haruslah ahli dalam menentukan penghibur yang

(48)

memberikan data atau biasa disebut dengan Infirman. Penggunaan saksi bagi ilmuwan adalah agar dalam jangka waktu yang cukup singkat banyak data dapat diperoleh sebagai pengujian internal, karena sumber digunakan untuk berbicara, bertukar pikiran atau melihat kejadian yang diangkat dari subjek yang berbeda.

Analis dalam investigasi ini memanfaatkan saksi dengan memikirkan bahwa narasumber dapat digunakan untuk berbicara, bertukar pikiran atau melihat kejadian yang ditemukan dari subjek yang berbeda.Informan Ambo Tang

a) Informan Ambo Tang b) Informan M.Darwis,S.E c) Informan Endang,S.Sos d) Informan Ishak e) Informan Fikran f) Informan Heri D. Fokus penelitian

Adapun fokus pada penelitian ini adalah tentang Peran Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja (Studi Kasus Di Kelurahan Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten sinjai).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri dengan alat untuk keperluan selama penelitian diantaranya adalah kamera,alat perekam,dan lembar observasi.

(49)

F. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder. Data Primer (primary data), yaitu data empirik yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.Sedangkan Data Sekunder (secondary data), yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Data adalah penunjang yang sangat penting dalam sebuah penelitian.Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin bagus pula hasil akhir dari suatu penelitian.Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu;

1. Penelitian Lapangan a.) Observasi

Peneliti melakukan observasi terhadap informan yang peneliti merasa cocok atau tepat untuk mendapatkan informasi dan data tentang informan sebagai orang tua.Dari pengamatan langsung peneliti,peneliti memperoleh data mengenai bagaimana bentuk interaksi yang terjadi diantara orang tua dengan anaknya serta interaksi yang terjadi pada sesama orang tua sekitar.Adapun interaksi yang terjalin memberikan pemahaman kepada anak

(50)

tentang pentingnya menghargai orang yang lebih tua dan selalu mengeluarkan tutur kata yang sesuai dengan ajaran agama islam. b.) Wawancara

Berbicara menurut Hadi (dalam Bungin 2001: 192) adalah sebuah ukuran pertanyaan dan jawaban yang sebenarnya, di mana seseorang dapat melihat wajah orang lain dan mendengarkan dengan telinganya sendiri dan merupakan metode untuk mengumpulkan data secara lugas tentang berbagai jenis informasi terkait. Oleh karena itu, penulis untuk situasi ini bertindak sebagai penanya yang akan mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk mendapatkan data dari saksi. Metode pertemuan yang digunakan penulis esai adalah inside and out meet, dengan tujuan agar pertemuan tersebut diarahkan oleh spesialis dengan cara menumbuhkan pertanyaan yang diajukan oleh analis kepada saksi. Namun demikian, hal tersebut memberikan kemampuan adaptasi yang lebih besar kepada saksi untuk memberikan data.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, wawancara dipimpin oleh para analis secara terbuka dan terpusat dengan memanfaatkan secara dekat dan personal, pembicaraan di dalam dan di luar dengan aturan dan dalam iklim yang stabil, misalnya, waktu yang cukup untuk pemutaran film.

(51)

c.) Dokumentasi

Prosedur pengumpulan informasi dokumentasi dalam pemeriksaan ini adalah dengan menganalisis berbagai karya tertulis, laporan resmi, membuat catatan, dll, yang dapat menjunjung tinggi dan mengklarifikasi informasi di bidang yang diidentifikasi dengan bahasa investigasi. Ini karena pengumpulan informasi melalui laporan akan dikumpulkan oleh spesialis dari lokasi penelitian dan organisasi berbeda yang diidentifikasi dengan subjek eksplorasi. Menurut Faisal, yang disebut laporan adalah segala jenis akun opsional yang tersisa, seperti surat, update, catatan, wacana, jurnal, hasil penelitian, namun kemudian perbedaan antara keduanya harus dipisahkan terus menerus.

Dokumentasi untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang struktur pemikiran yang esensial atau definisi dan penilaian yang diperhitungkan dari para spesialis, baik yang diambil dari buku, materi elektronik web, dll, khususnya yang berkenaan dengan konflik individu terhadap penghindaran pelanggaran remaja di kota Mannanti.

2. Studi Pustaka

Yaitu peneliti membaca literatur seperti buku-buku,jurnal,tulisan diinternet yang berkaitan dengan kenakalan remaja tersebut,dan data

(52)

yang diperlukan mengenai eksistensi pada suatu masyarakat pada era modernisasi.

H. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Boglan & Biklen (Moleong, 2008:287) berpendapat bahwa analisis data kulitatif adalah upaya yang di lakukan dengan jalan bekerja dengan data,mengorganisasikan data, memilahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. a. Pengumpulan data mentah

Pada tahap ini dikumpulkan melalui berbagai cara yaitu melakukan observasi lapangan di kelurahan Mannanti kemudian menggambarkan lingkungan dan kondisi informan dari usia,pendidikan ,dan lain lain. Pengumpulan data mentah dilakukan dengan memperoleh informasi dari orang tua yang memiliki anak nakal yang meupakan informan informan yang telah di teliti oleh peneliti. Data yang di peroleh dari informan meruapakan data yang berasal dari jawaban informan terhadap wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

b. Transkrip data

Tahap ini dilakukan dari observasi lapangan wawancara ataupun pustaka yang dirubah dalam bentuk tertulis yang kemudian dilakukan dengan mengetik secara rapi bentuk transkip wawancara. Hasil wawancara yang di peroleh dari informan yaitu bIk dari informan pokok maupun

(53)

informan tambahan,dirubah dalam bentuk tulisan sesuai dengan nama nama informa. Dan sesuai dengan jawaban dari informan utama maupun informan tambahan .

c. Pembuatan koding

Pada tahap ini peneliti membaca seluruh data yang sudah ditranskip.Membaca demgam perlahan dan seksama serta dengan sangat teliti. Pada bagian bagian tertentu dari transkip itu peneliti akan menemukan hal hal penting yang perlu di teliti,mencatat untuk proses berikutnya. Dari hal penting ini diambil kata kuncinya. Dalam pembuatan koding,peneliti mengambil kata kunci dari data data yang sudah di transkipsebelumnya yang di peroleh dari rekaman handpone serta catatan laoangan informan pokok maupun informan tambahan misalnya, peran apa saja yang di lakukan oleh orang tua terhadap anaknya yang nakal.

I. Tekhnik Keabsahan Data

Uji keabsahan data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan data yang sesuai dengan permaslahan penelitian ini. Menurut bogdan menjelaskan bahwa analisis data adalah prises mencari dan menyusun sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara ,catatan lapanga,dan bahan bahan lain,sehingga lebih mudah dipahami,dan tentunya dapat di informasikan kepada orang kain. Jadi penelitian kualitatif diperlukan cross check data atas pernyataan sekrang informan lain untuk mendapatkan kesesuaian data. Dengan adanya cross check diharapkan penulis dapat memperoleh data yang akurat . Pernyataan pernyataan dan informasi dari para

(54)

informan juga penulis bandingkan dengan catatan laoangan yang di hasilkan dari observasi sebelumnya beserta arsip arsip yang berhasil di dokumentasikan.

Untuk mengkaji keabsahan data dalam penelitian kualitatif yaitu; 1. Kategorasi Data

Pada tahapan kategorisasi data ini,peneliti mulai mengkategorikan data data yang sebelumnya diperoleh dari hasil koding dari data informan poko serta informan tambahan ,dengan menyederhanakan lagi data informan pokok serta kategorisasi masing masing yang sudah ditentukan oleh peneliti yaitu: tentang perang orang tua terhadap pencegahana kenakalan remaja di kelurahan Mannanti kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. 2. Penyimpulan Sementara

Tahap ini adalah tahap pengambilan yang bersifat sementara dan semua berdasarkan data yang diperoleh mengenai peran orang tua terhadap pecegahan kenakalan remaja. Kesimpulan sementara dilakukan dengan mengkaji data informan yang telah sesuai dengan pediman wawancara tersebut dikategorikan sesuai dengan fokus penelitian. Kemudian hasil kajian terhadap orang tua dan anak remaja di simpulkan dengan cara keseluruhan.

3. Triangulasi

Trianggulasi adalah proses check dan rescheck antara satu sumber data dengan sumber lainnya atau kroscheck dari satu teknik pada teknik lainnya. Dalam proses ini beberapa kemungkinan dapat terjadi,pertama

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bentu-bentuk kenakalan remaja, Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan, dampak kenakalan remaja dan, Solusi alternatif

Maka berdasarkan hasil pengumpulan data, maka dapat disimpulkan bahwa orang tua sudah melakukan upaya – upaya untuk menanggulangi kenakalan remaja yang ada dilingkungan mereka

Peneliti memberikan kuesioner kepada orang tua dimana isinya yang menjelaskan pertama, peran orang tua terhadap kualitas pribadi remaja, kedua, peran orang tua

Peneliti memberikan kuesioner kepada orang tua dimana isinya yang menjelaskan pertama, peran orang tua terhadap kualitas pribadi remaja, kedua, peran orang tua

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bentuk pendidikan yang diberikan orang tua untuk membentengi anak dari perilaku kenakalan, (2) Untuk

HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG KENAKALAN REMAJA DENGAN PENATALAKSANAAN TUMBUH KEMBANG REMAJA DI DESA.. ADIKARTO KECAMAT AN ADIMULYO

Sejalan dengan itu peran serta tokoh masyarakat dan dan orang tua dalam keluarga sebagai gerakan masyarakat dalam menanggulangi kenakalan remaja, akan tumbuh dan