• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus LIKEN STRIATUS. Rika Lukas, Fitriani, Soenarto K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus LIKEN STRIATUS. Rika Lukas, Fitriani, Soenarto K"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Liken striatus merupakan erupsi papular, linear, idiopatik, jarang ditemukan, dan sering terjadi pada anak usia 4 bulan sampai 15 tahun serta lebih sering pada perempuan. Lesi berupa papul hipopigmentasi, tan, atau merah muda, permukaan datar, 1-3 mm dengan konfigurasi linear a tau sesuai distribusi Blaschk o, biasanya unilateral. Liken striatus umumn ya tidak memerlukan pengobatan, tetapi beberapa pilihan pengobatan dapat diberikan, yaitu kortikosteroid topikal dan inhibitor kalsineurin topikal. Kortikosteroid topikal mempercepat resolusi tetapi sering menyebabkan atrofi kulit. Dari beberapa laporan kasus didapatkan bahwa inhibitor kalsineurin topikal merupakan pengobatan efektif untuk liken stratus tanpa menimbulkan efek samping.

Seorang anak laki-laki usia 5 bulan, datang dibawa dengan orang tuanya dengan keluhan timbul bintil di telapak kaki kiri sejak lahir yang menjalar seperti garis lurus sampai ke tungkai kiri. Pada pemeriksaan fisis ditemukan lesi unilateral terdiri atas papul multipel, sebagian konfluen membentuk plak, permukaan verukosa, konfigurasi linear sepanjang garis Blaschko.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis khas berupa lesi unilateral, papul multipel, dengan konfigurasi linear sepanjang garis Blaschko. Lesi biasanya menghilang sendiri dalam waktu cukup lama yaitu 1-2 tahun. Pasien diobati dengan salep takrolimus 0,03% dua kali sehari agar mempercepat resolusi, tidak menyebabkan atrofi kulit, dan efek simpang yang mungkin terjadi hanya sensasi terbakar sesaat. Perbaikan lesi terlihat dalam waktu 28 hari tanpa ditemukan efek samping.(MDVI 2014; 41/1:19 - 24)

Kata kunci: liken striatus, gambaran klinis, takrolimus

ABSTRACT

Lichen striatus is uncommon papular eruption, linear, idiopathic, frequently in children beetwen the ages of 4 months to 15 years and most commonly in females. Lesion is flat-topped, 1-3 mm, pink, tan, hypopigmented papules in linear configuration or Blaschkoid distribution, usually unilateral. Treatment is generally not necessary, but several alternative treatment are topical corticosteroids and calcineurin inhibitors. Topical steroid hasten resolution but frequently cause skin atrophy. There are case reports of lichen striatus that topical calsineurin inhibitor is effective without any side-effects.

A-5 month-old boy, with chief complained papules after birth on the left soles which spreading to the left leg, with linear configuration. Physical finding was unilateral lesion, papules, some confluent becoming plaque, verrucous, linear configuration in Blaschko's line.

Diagnosis was based on spesific clinical features as unilateral lesion, papules, with linear configuration in Blaschko's line. Lesion ussualy resolves spontaneously in a relative long time within 1-2 years. Patient was treated with topical tacrolimus 0,03% ointment twice daily because it may be hasten resolution, doesn't cause skin atrophy as topical corticosteroid, and the adverse effect may be found was a transient burning sensation. Improvement in this patient was seen within 28 days without any side effects was achieved.(MDVI 2014; 41/1:19 - 24)

Keywords: lichen striatus, clinical features, tacrolimus Korespondensi : Jl. Jend. Sudirman Km. 3,5 Palembang 30126 Telp. 0711- 314172 Email: nenkrika709@gmail.com

LIKEN STRIATUS

Rika Lukas, Fitriani, Soenarto K

Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Sriwijaya/RSUP M. Hoesin Palembang

(2)

PENDAHULUAN

Liken striatus merupakan erupsi papular, linear, idiopatik yang jarang terjadi, dan biasanya menghilang dalam 1-2 tahun.1 Liken striatus dikenal pula sebagai Blaschko linear

acquired inflammatory skin eruption atau linear lichenoid dermatosis. Pada tahun 1898, Balzer dan Mercier pertama

kali mengemukakan suatu erupsi papular linear yang diberi nama lichenoid trophoneurosis. Empat puluh tahun kemudian, Senear dan Caro menggantinya dengan nama liken striatus. Diagnosis liken striatus biasanya ditegakkan berdasarkan lesi awal dan pola perkembangan lesi tersebut yang mengikuti garis Blaschko.2

Liken striatus sering ditemukan pada anak usia 4 bulan sampai 15 tahun, walaupun kelainan tersebut kadang terdapat pula pada orang dewasa.1,2 Perbandingan rasio

perempuan dengan laki-laki adalah 1,6:1 - 2:1.2 Jumlah pasien liken striatus di poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin (IKKK RSUPMH) Palembang selama tahun 2012 adalah 3 orang.3

Etiologi liken striatus tidak diketahui dan merupakan dermatosis yang bersifat swasirna.1,4 Lesi paling banyak

timbul di ekstremitas, tetapi dapat pula timbul di wajah dan batang tubuh. Kelainan kuku jarang ditemukan. Distribusi lesi umumnya terdapat pada garis Blaschko, tetapi dapat pula terjadi sesuai distribusi aksial. Analisis retrospektif pada 155 kasus anak dengan liken striatus menunjukkan 70 kasus di antaranya pula menderita dermatitis atopik.1

Liken striatus mempunyai karakteristik erupsi yang timbul mendadak, berupa papul hipopigmentasi, tan, atau merah muda, permukaan datar, berukuran 1-3 mm dengan konfigurasi linear atau sesuai dengan distribusi Blaschko.1

Susunan berupa papul multipel berbentuk pita dan biasanya unilateral, walaupun kadang dapat bilateral.5 Papul dapat

ditutupi skuama.1,4 Pada kuku, dapat ditemukan longitudinal

ridging dan penipisan lempeng kuku. Erupsi dapat menetap

selama beberapa bulan sampai dua tahun sebelum akhirnya sembuh secara spontan.1

Diagnosis banding liken striatus, yaitu liken planus, psoriasis, porokeratosis linear, Darier disease, dan

Inflammatory Linear Verrucous Epidermal Nevus

(ILVEN).1,6 Penyakit tersebut mempunyai morfologi dan

distribusi serupa dengan liken striatus.1 Apabila diagnosis

meragukan, pemeriksaan histopatologik dari spesimen biopsi kulit dapat membantu untuk menyingkirkan diagnosis banding.7 Pada liken striatus, secara umum ditemukan reaksi

jaringan likenoid. Folikel rambut dan kelenjar keringat juga terlibat.2

Liken striatus umumnya tidak memerlukan pengobatan karena bersifat swasirna.1,2,4 Apabila terdapat rasa gatal,

dapat diatasi dengan steroid topikal.1 Inhibitor kalsineurin

topikal juga merupakan pengobatan yang efektif untuk penyakit tersebut. Terdapat beberapa laporan kasus liken

striatus yang menggunakan inhibitor kalsineurin topikal yaitu salep takrolimus, menunjukkan perbaikan lesi dalam waktu cukup singkat tanpa ditemukan efek samping.2

Kasus ini dilaporkan karena penyakit ini termasuk penyakit yang jarang ditemukan, serta salep takrolimus 0,03% pada kasus liken striatus merupakan pengobatan pertama yang dilakukan di poliklinik IKKK RSUPMH Palembang.

KASUS

Seorang bayi laki-laki, 5 bulan, suku Palembang, datang dibawa orang tuanya pada tanggal 5 Oktober 2012 dengan keluhan utama timbul bintil di telapak kaki kiri sejak lahir, yang menjalar ke tungkai kiri dengan susunan seperti garis lurus dan penebalan pada telapak kaki kiri.

Sejak pasien lahir (lima bulan sebelum datang berobat) terdapat bintil-bintil berwarna kekuningan dan teraba keras pada telapak hingga jari kaki kiri. Pada betis bagian kiri terdapat bercak putih yang membentuk garis lurus sampai sepanjang paha. Pasien dibawa berobat ke dokter anak dan diberi obat oles racikan berwarna putih, dioleskan dua kali sehari pada telapak kaki kiri selama satu minggu tetapi tidak ada perubahan. Tiga bulan sebelum datang berobat, bintil di telapak dan jari kaki kiri menebal dengan permukaan kasar. Pada betis kiri timbul bintil serupa di sepanjang bercak putih yang tersusun seperti garis lurus. Dua bulan sebelum datang berobat, bintil pada betis menjalar di sepanjang bercak putih di paha kiri. Satu bulan lalu bintil dan bercak putih di paha kiri terlepas sendiri dan mulai berkurang serta menghilang sedangkan di betis kiri masih ada. Bintil di telapak dan jari kaki kiri masih sama dengan sebelumnya. Riwayat sesak nafas, biduran, dan sering bersin di pagi hari disangkal. Riwayat bercak merah di pipi disangkal.

Riwayat ibu demam saat hamil disangkal. Pasien lahir secara spontan, cukup bulan, dengan berat badan lahir 2,6 kg, dan panjang badan 46 cm. Pasien sudah mendapat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, dan Haemofilus

Influenza. Riwayat sesak nafas (asma) dalam keluarga ada

pada kakek. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa.

Pada pemeriksaan fisis, status generalis dalam batas n or mal. Status der matologikus r egio kalkan eus, retromaleolaris medialis, kruris posterior sinistra ditemukan papul, sewarna kulit sampai hipopigmentasi, multipel, miliar-lentikular, konfigurasi linear sepanjang garis Blaschko dengan panjang 9 cm. Pada regio plantar sinistra dan plantar digitorum pedis sinistra ditemukan papul, warna kekuningan, multipel, miliar, sebagian berkonfluen membentuk plak, permukaan verukosa dan sebagian memilliki konfigurasi linear.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis, pasien didiagnosis dengan liken striatus. Tatalaksana meliputi non medikamentosa, yaitu menjelaskan kepada orang tua pasien

(3)

bahwa penyebab pasti penyakit anaknya belum diketahui, terdapat beberapa faktor yang mungkin menjadi pencetus, misalnya infeksi virus, vaksinasi, dan trauma, serta perjalanan penyakitnya yang dapat sembuh spontan dalam waktu 1-2 tahun. Pada pasien direncanakan akan dilakukan diskusi kasus untuk men en tukan pen atalaksanaan selanjutnya. Hasil diskusi kasus pada tanggal 8 Oktober 2012 adalah biopsi ditunda dan dilakukan observasi setiap tiga bulan sampai usia 1 tahun. Terapi medikamentosa menggunakan salep takrolimus 0,03% dioleskan du.2a kali sehari. Prognosis pasien ini quo ad vitam dan quo ad

functionam adalah bonam, serta quo ad sanationam adalah dubia ad bonam.

Pada pengamatan lanjut hari ke-28 setelah terapi dengan salep takrolimus 0,03%, ditemukan perbaikan klinis, yaitu pada regio kalkaneus, retromaleolaris medialis, kruris

DISKUSI

Liken striatus merupakan penyakit peradangan kulit yang swasirna dan timbul mengikuti garis Blaschko, yaitu

Gambar 2. Papul dan plak di regio plantar dan plantar digitorum pedis sinistra saat pasien datang pertama kali (a), mulai menipis pada hari ke-28 setelah terapi (b), serta berkurang dan semakin menipis pada hari ke-43 setelah terapi (c).

a b c

posterior sinistra papul mulai berkurang dan sebagian berubah menjadi makula hipopigmentasi (gambar 1). Pada regio plantar sinistra dan plantar digitorum pedis sinistra papul dan plak mulai menipis (gambar 2).

Pada pengamatan lanjut hari ke-43 setelah terapi, di regio kalkaneus, retromaleolaris medialis, kruris posterior sinistra ditemukan papul semakin berkurang dan berubah menjadi makula hipopigmentasi dengan konfigurasi linear (gambar 1). Pada regio plantar sinistra dan plantar digitorum pedis sinistra ditemukan papul dan plak semakin berkurang dan menipis (gambar 2).

Gambar 1. Papul di regio kalkaneus, retromaleolaris medialis, kruris posterior sinistra dengan konfigurasi linear sepanjang garis Blaschko dengan panjang 9 cm saat pasien datang pertama kali (a), papul mulai berkurang pada hari ke 28 setelah terapi (b), dan papul semakin berkurang serta berubah menjadi makula hipopigmentasi pada hari ke-43 setelah terapi (c)

a b

(4)

garis sesuai perkembangan kulit menurut embriologik ektodermal.5-7 Rerata awitan liken striatus adalah 4 tahun.

Anak perempuan dua sampai tiga kali lebih sering terkena dibandingkan anak laki-laki dan sebagian pasien liken striatus juga menderita dermatitis atopik.7 Pada kasus ini, pasien

laki-laki, dengan keluhan timbul bintil sejak lahir dengan konfigurasi seperti garis lurus di tungkai kiri.

Etiologi liken striatus sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Hipotesis paling memungkinkan adalah ekspresi mutasi somatik yang terjadi setelah fertilisasi dan menyebabkan terjadinya penyimpangan perkembangan kulit selama awal embriogenesis.4 Liken striatus bukan penyakit

menular dan tidak diturunkan. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi, yaitu infeksi virus, vaksinasi misalnya Hepatitis B, dan trauma.6 Keterkaitan

vi-rus pada liken striatus, sampai saat ini belum dapat dibuktikan melalui pemeriksaan serologik atau biakan.2

Erupsi penyakit biasanya asimptomatik dan perluasan lesi mencapai maksimal dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.7 Fase peradangan dapat ditemukan, tetapi

kadang terlewatkan.8 Pruritus dapat terjadi, walaupun

merupakan gejala yang jarang.5,6 Patrizi dkk. (2004)

menyatakan bahwa sebagian besar pasien dengan liken striatus juga menderita dermatitis atopik, sehingga pruritus bukan berasal dari liken striatus, tetapi mungkin disebabkan der matitis atopik yan g berkaitan . Atopi dapat dipertimbangkan sebagai faktor predisposisi liken striatus, tetapi bukan faktor pencetus penyakit tersebut.5 Walaupun

keterkaitan liken striatus dengan atopi sering terjadi, atopi tidak mempengaruhi awitan, durasi, dan luas lesi.5,8 Lesi awal

timbul berupa papul den gan permukaan mendatar, eritematosa sampai hipopigmentasi, 1-3 mm, sedikit berskuama, yang cepat bersatu membentuk pita curvilinear. Garis yang terbentuk cenderung menyempit dengan lebar beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm. Pada individu berkulit gelap atau tan, skuama dapat lebih jelas dan lebih sering terlihat berupa area seperti pita hipopigmentasi. Pita yang terbentuk pada liken striatus, biasanya bersambung, tetapi kadang dapat terputus atau terdapat plak di antaranya, yang bersatu di sepanjang garis Blaschko.7 Vesikel kadang dapat

ditemukan.2 Lesi liken striatus juga dapat berupa makula dan/

atau papul hipopigmentasi disertai beberapa papul merah muda likenoid, yang disebut liken striatus albus.5 Lesi sering

timbul di ekstremitas, tetapi kadang terlihat di wajah, leher, batang tubuh, atau bokong.7 Lokasi lesi di ekstremitas,

terutama di permukaan lengan atas bagian anteromedial dan permukaan tungkai bagian posteromedial. Lesi di wajah yang sesuai distribusi garis Blaschko, yaitu pada bibir bagian atas, hidung bagian dorsum, dan kelopak mata bagian bawah.5 Distribusi lesi liken striatus adalah unilateral, tetapi

pada beberapa kasus dapat ditemukan bilateral dan difus.7,9,10

Pada kasus ini, lesi awal timbul berupa papul sewarna kulit sampai kekuningan di telapak hingga jari kaki kiri yang timbul sejak pasien lahir. Pada betis kiri bagian belakang terdapat

makula hipopigmentasi yang membentuk garis lurus sepanjang paha. Distribusi lesi adalah unilateral. Sejak tiga bulan lalu, permukaan papul di telapak dan jari kaki kiri menjadi verukosa, serta timbul papul di sepanjang makula hipopigmentasi yang cenderung tersusun linear. Sejak dua bulan lalu, papul di betis menjalar di sepanjang makula hipopigmentasi pada paha kiri yang kemudian menghilang sendiri satu bulan kemudian, sedangkan di betis kiri masih ada. Kelainan kuku dapat terjadi, khususnya akibat perluasan lesi di ekstremitas, yaitu berupa onikodistrofi dan

longitudinal ridging.6,9,10 Selain itu, dapat ditemukan pula

hiperkeratosis pada dasar kuku, nail pitting, shredding, leukonikia pungtata atau strata, onikolisis, dan fisura longi-tudinal.11 Kelainan kuku lebih sering terlihat di ekstremitas

atas dibandingkan ekstremitas bawah.7 Mekanisme

keterlibatan kuku pada liken striatus sampai saat ini belum jelas. Kelainan kuku dapat timbul sebelum, bersamaan, atau setelah awitan liken striatus pada kulit.10 Diagnosis liken

striatus pada kuku ditegakkan berdasarkan gambaran klinis. Biopsi kuku perlu dilakukan hanya apabila tumor matriks kuku menjadi salah satu diagnosis banding.9 Pengobatan

kuku tidak diperlukan karena mengalami regresi spontan.10,11

Matriks kuku pada liken striatus sembuh spontan secara perlahan.5,6 Pada pasien ini tidak ditemukan kelainan kuku.

Diagnosis banding liken striatus antara lain

inflamma-tory linear verrucous epidermal nevus (ILVEN), blaschkitis,

liken planus bentuk linear, liken nitidus linear, erupsi obat likenoid, dermatitis atopik, dan veruka plana.7 Inkontinensia

pigmenti stadium verukosa juga merupakan salah satu diag-nosis banding liken striatus.12 Liken striatus pada orang

dewasa, sulit dibedakan dengan dermatosis lain, khususnya dengan liken planus linear karena kedua penyakit ini dapat timbul bersamaan.13 Diagnosis banding pada kasus ini adalah

ILVEN. Lesi pada ILVEN disertai pruritus, eritema, dan skuama. Selain itu, pada ILVEN tidak terjadi regresi spontan.1

Pada pasien ini tidak ditemukan eritema dan skuama, sehingga diagnosis banding ILVEN dapat disingkirkan. Pasien didiagnosis banding juga dengan inkontinensia pigmenti stadium verukosa. Inkontinensia pigmenti terdiri atas stadium vesikular, stadium verukosa, stadium hiperpigmentasi, dan stadium hipopigmentasi. Pada kasus ini tidak ditemukan stadium vesikular sebelumnya serta tidak ditemukan stadium hiperpigmentasi. Pada inkontinensia pigmenti, hipopigmentasi yang terjadi disertai dengan atrofi.

14 Diagnosis banding inkontinensia pigmenti dapat

disingkirkan berdasarkan penjelasan di atas.

Pemeriksaan histopatologik pada liken striatus adalah nonspesifik.15 Liken striatus tampak sebagai likenoid, infiltrat

limfositik berbatasan dengan papila dermis, disertai akantosis, diskeratotik, hiperkeratosis, dan kadang ditemukan parakeratosis pada epidermis dan vesikel intraepidermal yang terdiri atas sel Langerhans.1 Selain itu, dapat ditemukan

beberapa keratinosit yang mengalami nekrosis di epidermis, spongiosis ringan disertai eksositosis, serta infiltrat

(5)

perivaskular superfisial disertai appendageal involvement.15

Pada kasus ini, pemeriksaan histopatologik tidak dilakukan karena selain tidak spesifik, berdasarkan hasil diskusi kasus yang telah dilakukan bahwa usia pasien masih lima bulan sehingga kemungkinan tidak kooperatif apabila dilakukan biopsi; selain hal tersebut, dipertimbangkan liken striatus merupakan dermatosis yang swasirna.

Pengobatan pada umumnya tidak diperlukan, tetapi terdapat beberapa pilihan pengobatan yang dapat diberikan, antara lain kortikosteroid topikal dan inhibitor kalsineurin topikal.7 Kortikosteroid topikal potensi lemah sampai sedang

dapat digunakan untuk mempercepat resolusi.4 Salah satu

efek samping kortikosteroid topikal yang sering ditemukan adalah atrofi kulit. Takrolimus suatu inhibitor kalsineurin, tidak mengganggu sintesis kolagen sehingga tidak menyebabkan atrofi pada kulit. Salep takrolimus merupakan obat topikal yang aman karena efek simpangnya hanya berupa sensasi terbakar sesaat. Pengobatan liken striatus dengan salep takrolimus menunjukkan perbaikan dalam waktu singkat. Vukicevic dkk. (2009) melaporkan kasus multipel liken striatus unilateral pada anak yang diobati dengan salep takrolimus 0,03% dua kali sehari. Lesi memperlihatkan perbaikan dalam waktu tiga minggu dan menghilang setelah tujuh minggu tanpa ditemukan efek samping.16 Fujimoto dkk. (2003) melaporkan kasus liken

striatus pada orang dewasa yang mengalami perbaikan setelah diobati dengan salep takrolimus 0,1% satu atau dua kali sehari selama dua minggu dan lesi menghilang dalam waktu enam minggu tanpa ditemukan efek samping.17

Pimekrolimus juga merupakan inhibitor kalsineurin dan dapat digunakan sebagai pengobatan liken striatus. Campanati dkk. (2008) melaporkan bahwa pemakaian krim pimekrolimus 0,1% memberikan kesembuhan pada kasus liken stratus orang dewasa setelah diolesi dua kali sehari selama enam minggu, dan tidak menyebabkan atrofi kulit.18

Sesuai dengan hasil diskusi kasus, pasien diobati dengan salep takrolimus 0,03% yang dioles dua kali sehari. Salep takrolimus dipilih sebagai pengobatan karena dapat mempercepat resolusi, tidak menyebabkan atrofi, dan efek simpang yang mungkin ditemukan hanya sensasi terbakar sesaat. Pada pasien ini terdapat perbaikan lesi yang terlihat dalam waktu 28 hari tanpa ditemukan efek samping. Papul dengan konfigurasi linear di regio kalkaneus, retromaleolaris medialis, dan kruris posterior sinistra, terlihat mulai berkurang dan sebagian berubah menjadi makula hipopigmentasi. Selain itu, papul dan plak warna kekuningan mulai menipis di regio plantar sinistra dan plantar digitorum pedis sinistra.

Liken striatus biasanya sembuh spontan dalam 1-2 tahun, kadang dapat menetap lebih lama sampai 3 tahun.7

Lesi kulit dapat sembuh disertai hipopigmentasi atau hiperpigmentasi pascainflamasi. Hipopigmentasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan hiperpigmentasi.6,9,10 Rekurensi

dapat terjadi pada sebagian individu.7 Apabila terjadi

rekurensi, lesi dapat timbul di area yang sama dengan

DAFTAR PUSTAKA

1. Thomas VD, Snavely NR, Lee KK, Swanson NA. Benign epithelial tumors, hamartomas, and hyperplasias. Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, penyunting. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York: Mc Graw-Hill companies; 2012. h. 1319-36.

2. Shiohara T, Kano Y. Lichen planus and lichenoid dermatoses. Dalam: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, penyunting. Dermatology. Edisi ke-2. Madrid: Elsevier Ltd; 2008. h. 159-80.

3. Rekam Medis (RM). Data rekam medis Divisi Dermatologi Non Infeksi Poliklin ik IKKK RSUP MH/FK UNSRI Palembang tahun 2012.

4. Mallory SB, Bree A, Chern P. Illustrated manual of pediatric dermatology: diagnosis and management. London: Taylor & Francis group; 2005. h. 67-8.

5. Patrizi A, Neri I, Fiorentini C, Bonci A, Ricci G. Lichen striatus: clinical and laboratory features of 115 children. Pediatr Dermatol. 2004; 21(3): 197-204.

6. Paller AS, Mancini AJ. Hurwitz clinical pediatric dermatology: a textbook of skin disorders of childhood and adolescence. Edisi ke-4. London: Elsevier Inc; 2011. h. 60-1

7. Hauber K, Rose C, Brocker EB, Hamm H. Lichen striatus: clinical features and follow-up in 12 patients. EJD. 2000; 10(7): 536-9.

8. Peramiquel L, Baselga E, Dalmau J, Roe E, Campos M, Alomar A. Lichen striatus: clinical and epidemiological review of 23 cases. Eur J Pediatr. 2006; 165: 267-9.

9. Vozza A, Baroni A, Nacca L, Piccolo V, Falleti J, Vozza G. Lichen striatus with nail involvement in an 8-year-old child. J Dermatol. 2010; 821-3.

10. Al-Niami FA, Cox NH. Unilateral lichen striatus with bilateral onycodystrophy. EJD. 2009; 19(5): 511.

11. Kavak A, Kutluay L. Nail involvement in lichen striatus. Pediatr Dermatol. 2002; 19(2): 136-8.

12. Berlin AL, Paller AS, Chan LS. Incontinentia pigmenti: a review and update on the molecular basis of pathophysiology. J Am Acad Dermatol. 2002; 47: 169-87.

13. Fogagnolo L, Soares CT, Nassif PW, Barreto JA, Marinho FCA. Lichen striatus on adult. An Brass Dermatol. 2011; 86(1): 142-5.

14. Lapeere H, Boone B, Schepper SD, Verhaeghe E, Gele MV, Ongenae K, dkk. Hypomelanosis and hypermelanoses. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, penyunting. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York: Mc Graw-Hill companies; 2012. h. 804-25.

15. Zhang Y, McNutt NS. Lichen striatu s: h istological, immunohistochemical, and ultrastructural study of 37 cases. J Cutan Pathol. 2001; 28: 65-71.

sebelumnya atau di area yang berbeda dengan sisi tubuh yang sama dengan sebelumnya.3,5 Pada kasus ini, sebagian

lesi mengalami perbaikan dengan meninggalkan bekas berupa area hipopigmentasi.

(6)

16. Vukicevic J, Milobratovic D, Vesic S, Milosevic-Joci N, Ciric D, Medenica L. Unilateral multiple lichen striatus treated with tacrolimus ointment: a case report. Acta Dermatoven APA. 2009; 18(1): 35-8.

17. Fujimoto N, Tajima S, Ishibasi A. Facial lichen striatus: successful treatment with tacrolimus ointment. Br J Dermatol. 2003; 148: 587-90.

18. Campanati A, Brandozzi G, Giangiacomi M, Simonetti O, Marconi B, Offidani AM. Lichen striatus in adults and pimecrolimus: open, off-label clinical study. 2008. Int J Dermatol. 2008; 47: 732-6.

Gambar

Gambar 2. Papul dan plak di regio plantar dan plantar digitorum pedis sinistra saat pasien datang pertama kali (a), mulai menipis pada hari    ke-28 setelah terapi (b), serta berkurang dan semakin menipis pada hari ke-43 setelah terapi (c).

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dalam KTSP menurut Fausi (2009) Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran

Keadilan lingkungan bukanlah sebuah konsep yang memiliki berbagai deinisi. Collin melihat keadilan lingkungan terutama dalam kaitannya dengan distribusi hak dan manfaat

Berdasarkan beberapa definisi minat dan belajar yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa adalah

Secara umum dalam penandaan tidak x Kesepadanan struktur terdapat pengelompokkan khusus penggunaan konjungsi antara ketiga kelompok obat oleh karena itu dalam tradisional dan

merupakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif yang menunjukkan langkah- langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk, (2) tahap-tahap pengembangan

Kajian ini sangat penting untuk memberikan pendedahan serta pengetahuan kepada masyarakat Islam, khususnya wanita Islam dalam penjagaan aurat yang sebenarnya

Pada saat ini yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Seksi Penyebaran Varietas, Subdit Pengembangan Varietas, Direktorat Perbenihan Hortikultura, Direktorat

Dengan hormat kami sampaikan kepada Bapak bahwa kami Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia Pusat (FPPTI-Pusat) bekerjasama dengan Forum Perpustakaan