• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemakaian kalimat efektif dalam skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013 sebagai wahana pemartabatan bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemakaian kalimat efektif dalam skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013 sebagai wahana pemartabatan bahasa"

Copied!
255
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PEMAKAIAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA LULUSAN TAHUN 2012/2013 SEBAGAI WAHANA PEMARTABATAN BAHASA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Natalia Sulistyanti Harsanti 101224073. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PEMAKAIAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA LULUSAN TAHUN 2012/2013 SEBAGAI WAHANA PEMARTABATAN BAHASA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Natalia Sulistyanti Harsanti 101224073. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Seiring dengan ucapan puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan kasih dan karunia dalam setiap langkah saya, karya ini akan saya persembahkan untuk: Bapak Yohanes Subaryanto, selaku ayah saya yang telah menjadi ayah yang terbaik dan luar biasa dalam hidup saya. Terima kasih untuk cinta kasih, nasihat, motivasi dan doa yang tak pernah putus untuk saya. Ibu Theresia Sukarti, selaku ibu saya yang telah menjadi ibu yang terbaik dan luar biasa dalam hidup saya. Terima kasih karena tidak pernah bosan mendoakan dan mendukung saya dengan penuh cinta dalam setiap langkah hidup saya. Kakak tersayang, Robertus Sulistyo Hardanto, yang tak pernah bosan mendukung dan memberikan banyak hal terbaik untuk saya. Kakak-kakak, Agustinus Sulistyo Hardono, Yoshepin Sulistyanti Hardani, Christina Sulistyanti Hardiningsih, dan Yosse Daniel Rosha, yang selalu memberikan dukungan dan nasihat untuk saya. Keponakan-keponakan tersayang, Silvester Andre de Rosario, Maria Christha Dianing Ratri Susetyo, dan Georgius Chandra Herfanda Nugraha yang selalu memberikan motivasi untuk saya. Vanio Praba Pradipa, yang telah memberikan banyak dukungan dan motivasi untuk saya. Terima kasih karena selalu mendampingi saya dengan sabar.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 9 Maret 2015 Penulis. Natalia Sulistyanti Harsanti. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Natalia Sulistyanti Harsanti Nomor Mahasiswa : 101224073 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PEMAKAIAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA LULUSAN TAHUN 2012/2013 SEBAGAI WAHANA PEMARTABATAN BAHASA. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 9 Maret 2015 Yang menyatakan. ( Natalia Sulistyanti Harsanti ). vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Harsanti, Natalia Sulistyanti. 2015. Pemakaian Kalimat Efektif dalam Skripsi Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan Tahun 2012/2013 sebagai Wahana Pemartabatan Bahasa. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini membahas penggunaan kalimat efektif dalam skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013 dalam kaitannya dengan martabat bahasa. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan wujud-wujud kebahasaan yang menunjukkan penyimpangan prinsip-prinsip efektivitas kalimat dalam skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013 dan (2) mendeskripsikan upaya meminimalkan penyimpangan wujud-wujud kebahasaan yang tidak efektif bagi pemartabatan bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif. Sumber data penelitian ini adalah delapan skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013 dengan data berupa kalimat-kalimat yang ada dalam skripsi-skripsi tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Sementara itu, untuk analisis data, peneliti mengelompokkan data ke dalam tabulasi berdasarkan prinsip-prinsip efektivitas kalimat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) adanya penyimpanganpenyimpangan terhadap prinsip efektivitas kalimat yang meliputi penyimpangan terhadap prinsip kesepadanan struktur, penyimpangan terhadap prinsip kecermatan, penyimpangan terhadap prinsip kehematan kata, penyimpangan terhadap prinsip keparalelan bentuk, dan penyimpangan terhadap prinsip kelogisan makna. (2) Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi penyimpangan tersebut, salah satunya adalah melalui pengajaran bahasa Indonesia.. Kata kunci: martabat bahasa, kemampuan berbahasa, kalimat efektif, prinsipprinsip efektivitas kalimat.. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Harsanti, Natalia Sulistyanti. 2015. The Use of Effective Sentence in the Thesis of Pharmacy Study Program Sanata Dharma University Yogyakarta Graduated in 2012 as the Prestige of Language. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. This study discusses the use of effective sentence in students’ theses of Pharmacy Study Program Sanata Dharma University Yogyakarta graduated in 2012 related to language prestige. This study is aimed to (1) describe linguistic forms which show the deviation of sentence effectiveness principles in students’ theses of Pharmacy Study Program Sanata Dharma University Yogyakarta graduated in 2012 and (2) describe the impact of linguistic forms which are ineffective for Indonesian language prestige. This research is qualitative descriptive research. The resources of this research are eight theses of Pharmacy Study Program students Sanata Dharma University Yogyakarta which graduated in 2012 in the form of some sentences which are taken from that theses. In this study, the researcher did not make the instrument by herself as there are already the written data, which are taken from students’ theses of Pharmacy Study Program Sanata Dharma University Yogyakarta graduated in 2012. The data collection method used in this study is documentation method. Meanwhile, for data analysis, the researcher groups the data in tabulation based on principals of effective sentence. The conclusion of this study were (1) there are some deviations towards sentence effectivity principles including the deviations of the structure equivalence principles, the deviation of accuracy principles, the deviation of frugality said principles, the deviation of parrarels form principles, and the deviation of logical meaning principles. (2) Indonesian language be less pristigious which is shown by the capability of the use of Indonesian language in society, particularly university students, which is still low and the emergence of negative attitude towards Indonesian language. One of the effort to minimize the deviation is Indonesian teaching. Keywords: language prestige, language skills, effective sentence, sentence effectiveness principles.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemakaian Kalimat Efektif dalam Skripsi Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan Tahun 2012/2013 sebagai Wahana Pemartabatan Bahasa”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dalam kurikulum Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan petunjuk, pengarahan, dan saran yang sangat besar manfaatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi i ni . 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan serta motivasi pada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai. 4. Para. dosen. PBSI. yang. telah. mendidik. dan. memberikan. pengetahuan yang berguna bagi penulis. 5. R. Marsidiq selaku sekretariat PBSI yang telah membantu kelancaran s e l a m a perkuliahan. 6. Bapak Yohanes Subaryanto dan Ibu Theresia Sukarti yang telah memberikan dukungan, doa, dan bantuan baik secara material x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. maupun spiritual. 7. Kakak-kakakku, Robertus Sulistyo Hardanto, Christina Sulistyanti Hardiningsih, Agustinus Sulistyo Hardono, Yoshepin Sulistyanti Hardani, dan Yosse Daniel Rosha yang telah memberikan dukungan dan motivasi. 8. Keponakan-keponakanku, Silvester Andre de Rosario, Maria Christha Dianing Ratri Susetyo, Georgius Chandra Herfanda Nugraha yang telah menjadi penyemangat dalam mengerjakan skripsi. 9. Vanio Praba Pradipa yang telah memberikan banyak dukungan dan motivasi, serta perhatian. 10. Sahabat-sahabat tercinta dari PBSI Septi, Dinda, Yuni, Lio, Devi, Etik, Nanda, Apri, Deni, Wahyu, dan Ade, terima kasih untuk semangat dan bantuannya. 11. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Yogyakarta, 9 Maret 2015. Penulis. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iii HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... vi ABSTRAK................................................................................................................. vii ABSTRACT............................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1. 1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1. 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5 1.5 Batasan Istilah ...................................................................................................... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 7 2. 1. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 7. 2.2 Landasan Teori .................................................................................................... 9 2.2.1 Martabat Bahasa ................................................................................................. 9 2.2.2 Ragam Bahasa .................................................................................................. 11 2.2.3 Ragam Bahasa Ilmiah ....................................................................................... 12 2.2.4 Kalimat ............................................................................................................. 15 2.2.5 Unsur-unsur Kalimat ........................................................................................ 16. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.2.6 Kalimat Efektif ................................................................................................. 19 2.2.7 Ciri-ciri Kalimat Efektif .................................................................................... 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 25 3. 1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 25. 3.2 Subjek Penelitian ............................................................................................... 26 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 26 3.4 Instrumen Penelitian........................................................................................... 27 3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................................... 28 3.6 Sajian Analisis Data ........................................................................................... 29 3.7 Triangulasi ......................................................................................................... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................... 31 4. 1. Deskripsi Data ................................................................................................... 31. 4.1.1 Kesepadanan Struktur ........................................................................................ 32 4.1.1.1 Penyimpangan Penggunaan Konjungsi........................................................... 32 4.1.1.2 Ketidakjelasan Subjek.................................................................................... 33 4.1.1.3 Ketidakjelasan Predikat.................................................................................. 33 4.1.1.4 Penyimpangan Struktur Kalimat .................................................................... 34 4.1.2 Kecermatan ........................................................................................................ 34 4.1.3 Kehematan Kata ................................................................................................. 34 4.1.4 Keparalelan Bentuk ............................................................................................ 35 4.1.5 Kelogisan Makna ............................................................................................... 35 4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan .................................................................. 35 4.2.1 Penyimpangan Wujud-wujud Kebahasaan .......................................................... 36 4.2.1.1 Kesepadanan Struktur .................................................................................... 36 4.2.1.1.1 Penyimpangan Penggunaan Konjungsi ........................................................ 37 4.2.1.1.2 Ketidakjelasan Subjek ................................................................................. 55 4.2.1.1.3 Ketidakjelasan Predikat............................................................................... 59 4.2.1.1.4 Penyimpangan Struktur Kalimat.................................................................. 60 xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4.2.1.2 Kecermatan.................................................................................................... 60 4.2.1.2.1 Diksi ........................................................................................................... 61 4.2.1.2.2 Kekurangan Kata atau Frasa........................................................................ 62 4.2.1.2.3 Penggunaan Bentuk Baku ........................................................................... 63 4.2.1.3 Kehematan Kata ............................................................................................ 65 4.2.1.3.1 Pemborosan pada Kata atau Frasa ............................................................... 65 4.2.1.3.2 Pengulangan Kata ....................................................................................... 66 4.2.1.3.3 Penggunaan Kata yang Mempunyai Makna Sama ....................................... 67 4.2.1.4 Keparalelan Bentuk........................................................................................ 68 4.2.1.5 Kelogisan Makna ........................................................................................... 70 4.2.2 Upaya Meminimalisasi Penyimpangan Kebahasaan ........................................... 71 4.2.2.1 Upaya Meminimalisasi Penyimpangan Prinsip Kesepadanan Struktur ............ 73 4.2.2.2 Upaya Meminimalisasi Penyimpangan Prinsip Kecermatan ........................... 78 4.2.2.3 Upaya Meminimalisasi Penyimpangan Prinsip Kehematan Kata .................... 82 4.2.2.4 Upaya Meminimalisasi Penyimpangan Prinsip Keparalelan Bentuk ............... 88 4.2.2.5 Upaya Meminimalisasi Penyimpangan Prinsip Kelogisan .............................. 91 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 95 5. 1. Kesimpulan ........................................................................................................ 95. 5.2 Saran .................................................................................................................. 97 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 99 LAMPIRAN ........................................................................................................... 102 Lampiran 1. Tabulasi ............................................................................................... 102 Lampiran 2. Triangulasi ............................................................................................ 166 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 238. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1. Penyimpangan Penggunaan Konjungsi Korelatif ........................................ 102 Tabel 2. Penyimpangan Penggunaan Konjungsi Antarkalimat ................................... 106 Tabel 3. Penggunaan Konjungsi Ganda ..................................................................... 112 Tabel 4. Penyimpangan Penggunaan Konjungsi Intrakalimat .................................... 116 Tabel 5. Ketidakjelasan Subjek ................................................................................. 122 Tabel 6. Ketidakjelasan Predikat ............................................................................... 131 Tabel 7. Penyimpangan Struktur Kalimat .................................................................. 132 Tabel 8. Penyimpangan Penggunaan Diksi ................................................................ 133 Tabel 9. Data Kekurangan Kata atau Frasa ................................................................ 139 Tabel 10. Penyimpangan Penggunaan Bentuk Baku .................................................. 142 Tabel 11. Pemborosan pada Kata atau Frasa.............................................................. 152 Tabel 12. Penyimpangan Pengulangan Kata .............................................................. 156 Tabel 13. Penyimpangan Penggunaan Kata yang Memiliki Makna Sama .................. 158 Tabel 14. Penyimpangan Penggunaan Bentuk Paralel ............................................... 163 Tabel 15. Data Kalimat yang tidak logis.................................................................... 165. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah dari wilayah Sumatera. Bahasa Indonesia dikenal secara luas sejak “Soempah Pemoeda” pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Saat itu, para pemuda sepakat untuk mengangkat bahasa Melayu-Riau sebagai bahasa Indonesia. Para pemuda melihat bahwa bahasa Indonesia memiliki potensi untuk menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda saat itu lebih bersifat politis daripada linguistis. Tujuannya adalah ingin menyatukan para pemuda Indonesia, yang kemudian disebut bangsa Indonesia. Dalam UUD 1945 dinyatakan mengenai kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, yaitu yang pertama sebagai bahasa resmi negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tertulis. Kedua, sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, yang berarti bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan di semua jenjang dan jalur pendidikan. Ketiga, sebagai alat penghubung pada tingkat nasional. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia dipakai tidak hanya sebagai alat talimarga antardaerah dan antarsuku, tetapi juga sebagai alat talimarga di dalam masyarakat yang memiliki kesamaan latar belakang sosial, 1.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. budaya, dan bahasa. Keempat, sebagai alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi, yang berarti penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui penulisan, penerjemahan buku, penyajian di lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Berdasarkan UUD 1945 tersebut, terutama mengenai kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, berarti bahwa bahasa Indonesia digunakan dalam kegiatan pembelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk juga di perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 33 yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Selain itu, berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 9, kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Artinya, bahasa Indonesia menjadi salah satu matakuliah wajib di seluruh perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Secara operasional, SK Dikti No. 43 Tahun 2006 mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dengan bobot tiga SKS (Widjono, 2007:2). Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa memahami konsep penulisan ilmiah dan mampu menerapkannya dalam penulisan karya ilmiahnya. Untuk itu, mahasiswa dibekali keterampilan berbahasa yang secara alami diawali dengan pemahaman fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam berbagai ragam kebahasaan, terutama ragam bahasa ilmiah. Rahayu (2007:24) menyatakan ragam bahasa.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. ilmiah merupakan salah satu ragam yang digunakan dalam menulis karya ilmiah, untuk memaparkan fakta, konsep, teori, atau gabungan dari keempatnya. Selanjutnya, mahasiswa dibekali keterampilan untuk mendapatkan ide ilmiah, mengorganisasikannya dengan kerangka karangan sebagai kerangka berpikir, dan mengekspresikannya dengan ejaan yang benar, diksi yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang benar dalam sebuah karangan (Widjono, 2007:3-4). Kenyataannya,. masih. banyak. mahasiswa. yang. belum. mampu. menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam penyusunan skripsi, masih banyak mahasiswa membuat kalimat dengan tidak efektif. Pengertian kalimat efektif, menurut Widjono (2007:160), adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Anwar (2004) memberikan. contoh. mengenai. kesalahan. dalam. kalimat,. yaitu. “Pada. pertandingan sore ini berhadapan antara PSMS Medan dengan Persib Bandung”. Dalam kalimat ini, kata “antara” harus dicoret, karena kata “berhadapan” sendiri sudah mengandung arti “melawan”. Kesalahan-kesalahan penyusunan kalimat di skripsi menunjukkan bahwa bahasa Indonesia terkadang tidak digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia masih dianggap kurang bermartabat. Rahardi (2006:5) menyatakan yang dimaksud dengan martabat bahasa adalah tinggi rendahnya derajat bahasa dilihat dari kacamata para pemakainya. Untuk bahasa Indonesia, para pemakai bahasa itu bisa bermacammacam. Setidaknya, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni (1) anggota masyarakat bahasa Indonesia dan (2) orang asing yang lazim berbicara dengan.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. bahasa Indonesia. Jadi, martabat bahasa Indonesia itu sesungguhnya menunjuk pada banyak sedikitnya penghargaan yang diberikan kepada bahasa Indonesia oleh para penggunanya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pemakaian Kalimat Efektif dalam Skripsi Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan Tahun 2012/2013 sebagai Wahana Pemartabatan Bahasa”. Oleh karena luasnya bahasan, peneliti hanya akan meneliti skripsi mahasiswa program studi Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013 melalui pemanfaatan keefektifan kalimat.. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) wujud-wujud kebahasaan apa sajakah yang menunjukkan penyimpangan terhadap prinsip-prinsip efektivitas kalimat dalam skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan. tahun. 2012/2013?;. (2). bagaimanakah. upaya. meminimalkan. penyimpangan wujud-wujud kebahasaan yang tidak efektif itu bagi pemartabatan bahasa Indonesia?.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada dua tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Kedua tujuan tersebut dirumuskan sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan wujud-wujud kebahasaan yang menunjukkan penyimpangan prinsip-prinsip efektivitas kalimat dalam skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013. (2) Mendeskripsikan. upaya. meminimalkan. penyimpangan. wujud-wujud. kebahasaan yang tidak efektif itu bagi pemartabatan bahasa Indonesia.. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. (1) Manfaat Teoritis Penelitian pemartabatan. i ni. bahasa. diharapkan Indonesia,. dapat khususnya. mendalami yang. perkembangan. berkaitan. dengan. penggunaan kalimat efektif dalam skripsi. Penelitian ini dapat dikatakan memiliki kegunaan teoritis karena dengan memahami teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam. menganalisis. wujud-wujud. kebahasaan. yang. penyimpangan prinsip-prinsip efektivitas kalimat dalam skripsi.. menunjukkan.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. (2) Manfaat praktis Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada para praktisi dalam bidang pendidikan, terutama bagi dosen, guru, mahasiswa, siswa, dan tenaga kependidikan untuk mengetahui pentingnya pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah.. 1.5 Batasan Istilah (1) Martabat adalah tinggi rendahnya derajat bahasa dilihat dari kacamata para pemakainya (Rahardi, 2006). (2) Skripsi adalah karangan ilmiah yang disusun sebagai tugas akhir dalam pendidikan Strata Satu (S1) (Chaer, 2011:3). (3) Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat (Rahayu, 2007:78). (4) Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat (Widjono, 2007:160)..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi (1) penelitian yang relevan dan (2) landasan teori. Penelitian yang relevan berisi tinjauan-tinjauan terhadap topik-topik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain. Sementara itu, landasan teori berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini. Berikut adalah pemaparan dari kedua hal tersebut. 2.1 Penelitian yang Relevan Peneliti menemukan dua penelitian sejenis yang terkait dengan topik penelitian ini. Penelitian pertama dilakukan oleh Maria Sulistyani (2010) dengan judul “Analisis Kesalahan Struktur Kalimat pada Latar Belakang Masalah Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Lulusan Tahun 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penelitian kedua dilakukan oleh Lucia Titin Tri Wahyuni (2009) dengan judul “Kekurangan Fungsi Kalimat pada Tugas Akhir Mahasiswa Angkatan 2005 Program Studi D-II Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Hasil penelitian Maria Sulistyani (2010), menunjukkan bahwa jenis kesalahan berbahasa yang sering ditemukan adalah dalam bidang sintaksis, khususnya kesalahan struktur kalimat. Kesalahan struktur kalimat yang diperoleh, yaitu sebanyak 222 kesalahan. Kesalahan struktur kalimat yang dibuat oleh mahasiswa, yaitu (1) jenis kesalahan pada kalimat tunggal, (2) jenis kesalahan. 7.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. pada kalimat majemuk setara, (3) jenis kesalahan pada kalimat majemuk bertingkat, dan (4) jenis kesalahan pada kalimat majemuk campuran. Jenis-jenis kesalahan itu meliputi (1) kalimat yang tidak memiliki unsur subjek, (2) kalimat yang tidak memiliki unsur predikat, (3) kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan predikat, (4) kalimat yang tidak memiliki unsur objek, (5) kalimat yang tidak memiliki unsur pelengkap, dan (6) kalimat yang tidak memiliki unsur keterangan. Lucia Titin Tri Wahyuni (2009) meneliti sebanyak empat puluh lima tugas akhir, yang terdiri atas 1.197 halaman. Tugas akhir yang diteliti adalah tugas akhir yang telah diuji dan direvisi. Hasil dari penelitian tersebut, yaitu (1) kekurangan fungsi subjek sebanyak 520, (2) kekurangan fungsi objek sebanyak 80, (3) kekurangan fungsi subjek dan predikat sebanyak 71, (4) kekurangan fungsi predikat sebanyak 66, (5) kekurangan fungsi subjek, predikat, dan objek sebanyak 13, (6) kekurangan fungsi keterangan sebanyak 9, dan (7) kekurangan fungsi pelengkap sebanyak 4. Kedua penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul “Pemakaian Kalimat Efektif dalam Skripsi Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan. Tahun. 2012/2013. sebagai. Wahana. Pemartabatan. Bahasa”.. Perbedaannya terletak pada objek penelitiannya, yaitu berupa kalimat efektif. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak hanya sekadar untuk meneliti kalimat yang digunakan itu efektif atau tidak, tetapi penelitian ini juga untuk melihat bahasa Indonesia sudah dapat dikatakan sebagai bahasa yang bermartabat atau belum..

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. 2.2 Landasan Teori Dalam landasan teori ini, peneliti akan membahas mengenai martabat bahasa, ragam bahasa, ragam bahasa ilmiah, kalimat, unsur-unsur kalimat, kalimat efektif, dan ciri-ciri kalimat efektif. Beberapa hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.. 2.2.1 Martabat Bahasa Bahasa merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung kemajuan suatu bangsa. Hal ini karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu mengalami perkembangan. Bahasa juga dapat menjadi wadah untuk pengembangan ilmu, yang dapat berupa karya tulis atau buku. Oleh karena itu, bahasa harus digunakan dengan cermat agar makna yang disampaikan oleh penulis sama persis dengan yang diterima oleh pembaca. Kesamaan penangkapan dan pemahaman ini dapat tercapai jika keduanya memiliki konsep yang sama mengenai kebahasaan. Jika bahasa yang digunakan dapat diterapkan ke dalam setiap aspek kehidupan, bahasa tersebut dapat dikatakan sebagai bahasa yang bermartabat. Menurut Poedjosoedarmo (2001:29), martabat bahasa adalah tinggi atau rendahnya derajat bahasa di mata pemakainya atau orang asing. Kemampuan bahasa untuk memenuhi berbagai keperluan komunikasi menentukan derajat suatu bahasa. Semakin besar kemampuan bahasa untuk menyampaikan segala macam hal dalam suatu masyarakat, semakin tinggi derajat bahasa itu.. Unsur yang. menunjang agar bahasa tersebut dapat dianggap bermartabat adalah bahasa itu harus kaya dalam perbendaharaan kata, idiom, kalimat, dan hal lainnya untuk.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. menyampaikan berbagai pesan atau informasi dalam segala aspek kehidupan. Bahasa dapat dikatakan bermartabat jika bahasa itu dapat digunakan dalam semua aspek kehidupan. Sementara itu, menurut Rahardi (2006:5), martabat bahasa adalah tinggi rendahnya bahasa dilihat dari pemakainya. Tinggi atau rendahnya martabat bahasa sebenarnya ditentukan oleh luas sempitnya cakupan bahasa dalam menyampaikan pesan para pemakainya. Salah satu hal yang dapat menopang martabat bahasa adalah pembakuan tata tulis dan ejaan serta aspek bahasa lainnya. Usaha untuk menjadikan bahasa Indonesia menjadi lebih bermartabat sebenarnya sudah mulai tampak. Usaha ini ditandai dengan didirikannya Pusat Bahasa dan diterbitkannya Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Tidak hanya itu, berdasarkan UU No. 20/2003 dan PP No. 19/2005, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai mata kuliah wajib di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta. Selanjutnya, pada tahun 2006, melalui SK Dikti No. 43, bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). Adanya upaya-upaya ini juga harus diikuti oleh sikap penuturnya. Sikap bahasa yang positif tampak pada perilaku penuturnya, seperti memiliki kesetaraan bahasa, memiliki rasa kebanggaan pada bahasanya sendiri, dan memiliki sikap sadar akan norma bahasanya sendiri. Sikap-sikap seperti ini harus ditanamkan dalam diri penutur, sehingga bahasa Indonesia dapat berkembang menjadi bahasa yang lebih bermartabat..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. 2.2.2 Ragam Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi yang hampir kita gunakan setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berbagai faktor yang ada dalam masyarakat pemakai bahasa itu, seperti usia, pendidikan, agama, profesi, dan latar belakang budaya, bahasa tersebut dapat menjadi beragam. Ragam bahasa sebenarnya berarti sebagai variasi pemakaian bahasa yang muncul karena adanya perbedaan dalam hal sarana, situasi, dan bidang pemakaian (Mustakim, 1994:18). Hampir serupa dengan Mustakim, ragam bahasa menurut Kridalaksana (dalam Nasucha, dkk, 2009:12) adalah variasi bahasa yang didasarkan pada pemakaiannya yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa adalah variasi dalam pemakaian bahasa yang muncul karena adanya situasi dan fungsi yang memungkinkan kevariasian tersebut. Ragam bahasa yang muncul ini dapat dikelompokkan atau dibagi sebagai fungsinya untuk kebutuhan komunikasi pemakainya. Mustakim (1994:18) membagi ragam bahasa berdasarkan sarana pemakaiannya dan tingkat keresmian pemakaiannya. Berdasarkan sarana pemakaiannya, ragam bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu ragam bahasa lisan dan tulis. Sementara itu, berdasarkan tingkat keresmian pemakaiannya, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam bahasa resmi/formal dan ragam bahasa tidak resmi/informal. Sementara itu, Chaer (2011:3) membagi ragam bahasa menjadi tujuh, yaitu ragam bahasa idiolek,.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. ragam bahasa dialek, ragam bahasa sosiolek, ragam bahasa fungsiolek, ragam bahasa baku, ragam bahasa nonbaku, dan ragam bahasa lisan. Berbeda dengan kedua pendapat sebelumnya, Rahardi (2009:14-19) membagi ragam bahasa berdasarkan waktu, media, dan pesan komunikasinya. Berdasarkan waktunya, ragam bahasa dibagi menjadi ragam bahasa kuno, ragam bahasa modern, dan ragam bahasa kontemporer. Berdasarkan medianya, ragam bahasa dibagi menjadi ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Selanjutnya, berdasarkan pesan komunikasinya, ragam bahasa dibagi menjadi ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra, ragam bahasa pidato, dan ragam bahasa berita. Rahayu (2007:22) membagi ragam bahasa berdasarkan pandangan penuturnya, jenis pemakaian, dan bahasa ilmiah. Berdasarkan pandangan penuturnya, ragam bahasa dibagi menjadi ragam bahasa daerah/logat, ragam bahasa pendidikan, dan ragam bahasa sikap penutur. Berdasarkan jenis pemakaiannya, ragam bahasa dibagi menjadi ragam bahasa sudut pandang bidang atau pembicaraan, ragam bahasa menurut sarananya, dan ragam bahasa yang melalui gangguan pencampuran. Sementara itu, ragam bahasa ilmiah dilihat berdasarkan tujuan dan konteksnya.. 2.2.3 Ragam Bahasa Ilmiah Dalam dunia pendidikan, tentu saja ragam bahasa yang harus kita gunakan adalah ragam bahasa ilmiah. Kita tidak mungkin menggunakan ragam bahasa yang kita gunakan sehari-hari, seperti ragam bahasa informal ketika kita berbicara dengan teman sebaya. Ragam bahasa ilmiah dapat diartikan sebagai bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah untuk memaparkan fakta, konsep, dan.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. teori (Rahayu, 2007:24-25). Sementara itu, menurut Chaer (2011:3), ragam bahasa ilmiah adalah ragam bahasa yang digunakan untuk melaporkan atau mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiah yang dilakukan dalam suatu penelitian ilmiah. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa ilmiah adalah bahasa yang digunakan dalam kegiatan yang bersifat ilmiah untuk melaporkan atau mengkomunikasikan hasil kegiatan tersebut, serta memaparkan fakta, konsep, dan teori. Ragam bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan ragam bahasa lainnya. Ciri-ciri ini didasarkan pada bahasa yang digunakan, baik dalam hal struktur kalimat, pemilihan kata, maupun penulisannya. Berikut ini akan dijabarkan mengenai ciri-ciri ragam bahasa ilmiah menurut beberapa ahli. Chaer (2011:4) mengemukakan beberapa ciri ragam bahasa ilmiah, yaitu (1) bahasa yang digunakan harus bersifat lugas dan tidak berbelit-belit. (2) Kalimatkalimat yang digunakan harus sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku. (3) kalimat yang digunakan haruslah kalimat yang efektif. (4) Selain menggunakan kosakata baku, pemilihan diksi yang tepat dan sesuai kaidah harus diperhatikan. (5) Kalimat-kalimatnya tidak bersifat ambigu atau tafsir ganda. (6) Tidak menggunakan bahasa yang memiliki makna kias. (7) Bahasa yang digunakan harus bernalar, sehingga dapat diterima oleh akal sehat. (8) Penggunaan bahasa harus menerapkan kaidah-kaidah ejaan yang berlaku. Rahardi (2009:19) juga mengemukakan beberapa ciri ragam bahasa ilmiah, yaitu (1) kalimat yang digunakan harus memiliki struktur dan makna yang jelas. (2) Bahasa yang digunakan harus bersifat jelas dan lugas, serta tidak bertele-.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. tele. (3) Pemilihan kata yang akan digunakan harus benar-benar cermat. (4) Kalimat yang digunakan haruslah menggunakan kalimat yang efektif. (5) Dalam penulisan ragam bahasa ilmiah, harus memperhatikan ejaan-ejaan sesuai dengan kaidah yang berlaku. (6) Bahasa yang digunakan harus jelas dan tidak bersifat subjektif. Hampir serupa dengan kedua pendapat sebelumnya, ciri-ciri ragam bahasa menurut Widjono (2008:26-27), yaitu (1) struktur kalimat harus jelas dan lugas. (2) Bahasa yang digunakan harus bersifat formal dan mengacu pada standar konvensi naskah. (3) Bahasa yang digunakan harus bersifat singkat, berisi analisis dan pembuktian, serta menyajikan konsep secara lengkap. (4) Bahasa ilmiah harus menggunakan bentuk kata yang baku dan ejaan yang tepat. (5) Ragam bahasa ilmiah harus cermat dan konsisten menggunakan penalaran. (6) Ragam bahasa ilmiah biasanya menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu. (7) Ragam bahasa ilmiah harus bersifat objektif. Rahayu (2007:24-25) mengemukakan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah, yaitu (1) bahasa yang digunakan harus bersifat cendekia, lugas, dan jelas. (2) Bahasa yang digunakan tidak boleh bersifat fragmentaris atau belum selesai. (3) Bahasa ilmiah bertolak pada gagasan, bukan pada penulis. (4) Kalimat yang digunakan umumnya merupakan kalimat pasif. (5) Ragam bahasa ilmiah bersifat formal dan objektif yang ditandai oleh pilihan kata yang formal dan tepat, struktur kalimat yang lengkap, dan tidak ada unsur bahasa yang mubazir. (6) Bahasa yang digunakan harus bersifat konsisten yang terlihat pada penggunaan unsur bahasa, tanda baca, dan istilah yang sesuai dengan kaidah..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri ragam bahasa ilmiah, yaitu (1) bahasa yang digunakan bersifat lugas dan tidak berbelit-belit. (2) Struktur kalimat yang digunakan harus lengkap dan memiliki makna yang jelas, serta sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku. (3) Kalimat yang digunakan dalam ragam bahasa ilmiah haruslah kalimat yang efektif. (4) Ragam bahasa ilmiah harus menggunakan kosakata baku dengan memperhatikan diksi yang tepat. (5) Penggunaan unsur bahasa sesuai dengan kaidah penulisan dan ejaan yang berlaku. (6) Bahasa yang digunakan harus bernalar dan dapat diterima oleh akal sehat. (7) Ragam bahasa ilmiah harus bersifat formal dan objektif.. 2.2.4 Kalimat Berdasarkan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah tersebut, hampir semua ahli berpendapat sama mengenai penggunaan kalimat dalam ragam bahasa ilmiah. Dalam ragam bahasa ilmiah, kalimat yang digunakan harus sesuai dengan kaidah tata bahasa dan tidak ambigu, memiliki struktur kalimat yang jelas, dan kalimat yang digunakan harus disusun secara efektif. Penggunaan kalimat yang tepat ini dapat membantu penyampaian maksud, seperti yang dipikirkan oleh penulis. Kalimat memiliki beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Chaer (2009:44) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang umumnya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, dan disertai intonasi final. Serupa dengan Chaer, menurut Ramlan (2001:21-23), yang menentukan satuan kalimat bukan jumlah kata yang menjadi unsurnya, melainkan intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi oleh adanya jeda.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Intinya, kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun. Berbeda dengan Chaer dan Ramlan, menurut Mustakim (1994:65), kalimat adalah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang relatif lengkap. Oleh karena itu, unsur subjek dan predikat harus ada dalam sebuah kalimat. Sementara itu, Rahayu (2007:78-79) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang sekurangkurangnya memiliki subjek (S) dan predikat (P). Berdasarkan berbagai macam definisi mengenai kalimat, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari minimal adanya unsur subjek dan predikat yang disertai nada akhir naik atau turun (intonasi final).. 2.2.5 Unsur-unsur Kalimat Sebuah kalimat membutuhkan beberapa unsur untuk membentuknya menjadi kalimat yang utuh dan lengkap. Memang, berdasarkan definisi mengenai kalimat yang telah dipaparkan sebelumnya, kalimat harus mengandung unsur pokok yang terdiri dari unsur subjek dan predikat. Namun, selain kedua unsur pokok tersebut, ada unsur lain yang bersifat tidak wajib yang dapat digunakan untuk membentuk kalimat. Unsur-unsur tersebut adalah objek, keterangan, dan pelengkap. Berikut ini akan dipaparkan satu per satu unsur-unsur pembentuk kalimat yang dirujuk dari teori Rahardi (2010:77-86) dan teori Wijayanti (2011:34-36)..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. 1. Subjek Subjek adalah hal yang menjadi dasar tuturan atau pembicaraan. Oleh karena itu, subjek menjadi salah satu unsur pokok pembentuk kalimat. Dalam sebuah kalimat, subjek tidak selalu terletak di depan predikat. Terutama dalam kalimat pasif, subjek dapat terletak di belakang predikat. Untuk mengidentifikasi subjek sebuah kalimat, ada beberapa cara yang dapat digunakan. Pertama, subjek umumnya berbentuk nomina atau frasa nominal atau dapat dinominalkan (termasuk pronominal). Kedua, subjek merupakan jawaban dari pertanyaan apa/siapa + yang + predikat. Ketiga, subjek sebuah kalimat dapat ditemukan dari ciri kepastiannya. Bentuk-bentuk kebahasaan yang belum pasti, harus dibuat pasti dengan menambahkan kata ini, itu, atau tersebut. 2. Predikat Predikat merupakan bagian yang menjelaskan subjek. Oleh karena itu, kehadiran unsur predikat dalam sebuah kalimat sangat penting. Hal ini karena predikat menjelaskan hal yang terjadi pada subjek. Untuk mengidentifikasi predikat sebuah kalimat, ada beberapa cara yang dapat digunakan. Pertama, predikat biasanya berupa verba, frasa verbal, adjektiva, frasa adjektival, frasa numeral, frasa preposisional, dan frasa nominal. Kedua, predikat merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa/bagaimana + subjek. Ketiga, untuk menentukan sebuah predikat, kita dapat menegasikannya. Predikat yang berupa kata kerja dan kata sifat dapat dinegasikan menggunakan kata tidak, sedangkan jika predikatnya berupa nomina atau kata benda dapat dinegasikan dengan kata bukan..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. 3. Objek Objek merupakan unsur kalimat yang melengkapi predikat kata kerja aktif transitif sebagai hasil yang dikenai perbuatan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah objek. Pertama, objek hadir dalam sebuah kalimat jika predikat kalimat itu merupakan predikat kata kerja aktif transitif. Kedua, objek selalu terletak di belakang predikat. Dalam hal ini objek tidak pernah mendahului atau berada di depan predikat. Ketiga, objek dapat menempati posisi subjek jika kalimat itu dipasifkan. Keempat, objek tidak dapat diawali kata depan atau preposisi. Kelima, objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. 4. Pelengkap Pelengkap tidak sama dengan objek. Perbedaan ini terletak bahwa pelengkap tidak dapat menempati posisi subjek jika kalimat itu dipasifkan. Untuk mengidentifikasi pelengkap, ada beberapa ciri dari pelengkap. Pertama, pelengkap biasanya berfungsi untuk melengkapi predikat kata kerja intransitif dan selalu terletak di belakang kata kerja. Kedua, pelengkap tidak dapat diawali oleh preposisi atau kata depan. Ketiga, kata kerja yang mendahului pelengkap merupakan kata kerja yang berawalan ber-, ter-, ke-an, ber-an, ber-kan, dan bentuk merupakan serta menjadi. Keempat, pelengkap juga biasanya berkategori nomina atau frasa nominal. 5. Keterangan Keterangan merupakan bagian kalimat yang menerangkan subjek atau predikat. Sebenarnya, keterangan tidak wajib hadir dalam sebuah kalimat. Karena.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19. tanpa adanya keterangan, kalimat tersebut tetap saja dapat berciri gramatikal. Fungsi hadirnya keterangan dalam sebuah kalimat adalah meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat. Untuk mengidentifikasi keterangan dalam sebuah kalimat, ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan. Pertama, keterangan bisa didahului atau diawali oleh preposisi atau kata depan. Kedua, keterangan dapat terletak di awal, tengah, atau akhir kalimat. Artinya, letak keterangan dalam sebuah kalimat relatif bebas.. 2.2.6 Kalimat Efektif Seperti yang telah dibahas pada subbab selanjutnya, bahwa salah satu syarat atau ciri ragam bahasa ilmiah adalah menggunakan kalimat yang efektif. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan, terutama dalam penulisan karya ilmiah, kalimat yang digunakan pun haruslah kalimat yang efektif. Hal ini agar pesan atau maksud yang terkandung dalam kalimat tersebut dapat diterima oleh pembaca atau pendengar seperti yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Ada beberapa definisi mengenai kalimat efektif menurut para ahli. Menurut Suwarna (2012:19), kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki pola dan struktur yang sederhana, pola informasi yang bersifat langsung, dan informasi yang disampaikan bersifat tunggal, sehingga apa yang dipahami oleh pendengar sama dengan apa yang dimaksud oleh pembicara. Sementara itu, Widjono (2007:160) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Berbeda dengan kedua pendapat sebelumnya, Rahayu (2007:78) mengatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang tidak hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. gramatikal atau sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, dan mampu menimbulkan daya khayal dalam diri pembacanya. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas, dan mudah dipahami, tetapi tetap memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis, sehingga informasi yang dipahami oleh pendengar/pembaca sama seperti yang dimaksud oleh pembicara/penulis. Dalam hal ini, kalimat yang singkat berarti hanya menggunakan unsur-unsur yang diperlukan saja, sehingga tidak ada kata-kata yang mubazir. Sementara itu, kalimat yang jelas adalah kalimat yang memiliki kejelasan struktur dan makna yang terkandung di dalamnya. Sekali lagi ditegaskan bahwa tujuan penggunaan kalimat efektif adalah agar apa yang dimaksud dan dipahami oleh pembaca/pendengar sama seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicara, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau salah pengertian.. 2.2.7 Ciri-ciri Kalimat Efektif Pada subbab sebelumnya telah dikatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, jelas, dan mudah dipahami, tetapi tetap memenuhi syaratsyarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis, sehingga informasi yang dipahami oleh pendengar/pembaca sama seperti yang dimaksud oleh pembicara/penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah memiliki sifat lengkap, sifat jelas, dan mudah untuk dipahami. Selain itu, kalimat efektif juga harus dapat menyampaikan maksud penulis sehingga dapat diterima oleh pembaca, seperti apa yang diinginkannya..

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21. Berdasarkan berbagai macam definisi yang telah diuraikan, ada beberapa ciri kalimat efektif yang juga diungkapkan oleh para ahli. Menurut Wijayanti, dkk (2011:42-46), kalimat dapat dikatakan efektif jika memiliki ciri-ciri, yaitu: 1) kesatuan gagasan, berarti bahwa satu kalimat efektif mengandung satu gagasan saja; 2) kesepadanan, yaitu keseimbangan antara gagasan dan struktur kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas, kata depan tidak berada di depan subjek, konjungsi intrakalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal, predikat tidak didahului konjungsi yang, dan tidak adanya subjek ganda. Selanjutnya, 3) keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam suatu kalimat; 4) kehematan berarti tidak menggunakan katakata yang tidak perlu. Cara yang dapat digunakan untuk menghemat kata adalah tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk superordinat, tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak menjamakkan kata-kata yang sudah jamak. 5) Kelogisan, yaitu kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat; 6) kecermatan, berarti kalimat harus ditulis secara cermat, tidak menimbulkan tafsir ganda, dan diksinya tepat. Yang terakhir, 7) kevariasian, berarti tidak menggunakan kalimat yang monoton. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan jenis-jenis kalimat yang sudah ada dalam bahasa Indonesia. Suwarna (2012:20-23) mengatakan bahwa kalimat efektif terdiri dari dua aspek, yaitu kesederhanaan struktur dan keefektifan pesan. Kesederhanaan struktur terlihat dari bagaimana rangkaian antarkata dan antarkalimat dipadukan..

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22. Sementara itu, dalam hal keefektifan pesan, kalimat dapat dikatakan efektif jika tidak ada logika yang menyimpang. Hal-hal yang dapat membuat kalimat menjadi tidak efektif, antara lain penggunaan kata-kata nonbaku yang dipakai dalam kalimat baku dan adanya pleonasme atau penggunaan kata yang berlebihan dan pengulangan yang tidak tepat, misalnya banyak rumah-rumah. Selain itu, ciri-ciri kalimat efektif lainnya adalah struktur yang digunakan dan maksud yang disampaikan jelas. Selain Wijayanti dan Suwarna, Widjono (2007:161-163) menyatakan ada beberapa ciri kalimat efektif, yaitu 1) keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur. Dalam hal ini, kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat. 2) Kesejajaran bentuk kata dan atau struktur kalimat secara gramatikal. Dalam hal ini, kesejajaran berupa kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten. 3) Kefokusan pikiran, berarti kalimat efektif harus memfokuskan pada pesan yang penting agar mudah dipahami maksudnya. 4) Kehematan penggunaan unsur kalimat, berarti menghindari penggunaan bentuk yang mubazir. Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan subjek ganda, menghindari penjamakkan kata yang berbentuk jamak, menggunakan bentuk singkat dan bentuk kata aktif. Selanjutnya, 5) kecermatan dan kesantunan berkaitan dengan ketepatan dalam memilih kata, sehingga menghasilkan komunikasi yang baik dan tepat. Kalimat dikatakan baik jika pesan yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain. Sementara itu, kecermatan ditentukan oleh pemilihan kata, sedangkan kesantunan adalah gagasan yang diekspresikan untuk membina hubungan baik. 6).

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23. Kevariasian kata dan struktur dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya. 7) Ketepatan diksi, berarti setiap kata harus mengungkapkan pikiran secara tepat. Yang terakhir, 8) ketepatan ejaan perlu diperhatikan dengan cermat karena dapat menentukan penyajian kualitas data. Rahardi (2009:130-135) juga menyatakan prinsip-prinsip mengenai kalimat efektif, yaitu 1) kesepadanan struktur, yang berarti keseimbangan antara gagasan dan struktur kebahasaan yang digunakan. Kesepadanan ini ditunjukkan oleh keutuhan dan kepaduan gagasan pada kalimat. Selain itu, hal ini juga ditunjukkan oleh kejelasan subjek dan predikat, tidak ada subjek ganda, tidak ada konjungsi intrakalimat dalam kalimat tunggal, dan tidak ada kata yang di depan predikat. 2) Keparalelan bentuk adalah kesamaan kata atau frasa yang digunakan dalam kalimat. Dalam konstruksi beruntun, jika bentuk pertama menggunakan verba, bentuk yang selanjutnya pun harus verba. 3) Ketegasan makna adalah penonjolan gagasan pokok kalimat tersebut. Penegasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain meletakkan bagian yang ditonjolkan di depan kalimat, membuat urutan kata yang bertahap, membuat pengulangan secara proporsional, membuat pertentangan atas ide yang ditonjolkan, dan menggunakan partikel penegas. Selanjutnya, 4) kehematan kata umumnya menggunakan prinsip ketercukupan dalam pemakaian bentuk-bentuk kebahasaan. Penghematan kata ini dapat dilakukan dengan penghilangan pengulangan subjek, penghilangan superordinat, dan penghindaran kesinoniman. 5) Kesantunan dan kecermatan dalam kalimat. Dalam hal ini, kecermatan adalah kehati-hatian dalam menyusun.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24. kalimat, sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda. Kecermatan dan ketepatan pengungkapan maksud tidak dapat dilepaskan dari ketepatan pemilihan kata. Santun atau tidaknya bahasa yang digunakan tergantung pada pemilihan diksi. 6) Kepaduan makna berarti bentuk kebahasaan yang tidak terpecah-pecah. Kepaduan bentuk akan sangat berpengaruh terhadap makna atau maksud sebuah kalimat. 7) Kelogisan makna berkaitan dengan nalar. Artinya, bahwa kalimat yang logis dan dapat diterima oleh akal sehat adalah kalimat yang bernalar..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi (1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian, (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) teknik analisis data, (6) sajian analisis data, dan (7) triangulasi. Ketujuh hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif evaluatif. Menurut Arikunto (2009:234), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status dan keadaan suatu gejala yang ada menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Azwar (2009:7) menyatakan bahwa data yang dikumpulkan bersifat deskriptif, sehingga tidak bermaksud untuk mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, atau mempelajari implikasi. Sementara itu, menurut Sangadji dan Sopiah (2010:19), penelitian evaluasi adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data yang berupa kalimat-kalimat dalam delapan skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013 yang menyimpang dari prinsip-prinsip efektivitas kalimat berdasarkan teori Rahardi.. 25.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif evaluatif karena penelitian ini berisi gambaran mengenai penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsipprinsip efektivitas kalimat berdasarkan teori Rahardi dalam delapan skripsi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis penyimpanganpenyimpangan yang terjadi. Oleh sebab itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah. mendeskripsikan. wujud-wujud. kebahasaan. yang. menunjukkan. penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip-prinsip efektivitas kalimat.. 3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013. Peneliti memilih untuk menganalisis skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi adalah untuk mengetahui wujud-wujud kebahasaan apa saja yang menunjukkan penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip-prinsip efektivitas kalimat yang telah dibuat oleh mahasiswa. Berdasarkan hal itu, peneliti akan melakukan suatu penelitian dengan judul “Pemakaian Kalimat Efektif dalam Skripsi Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Lulusan Tahun 2012/2013 sebagai Wahana Pemartabatan Bahasa”.. 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi. Menurut Sugiyono (2011:240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang. Sementara itu, menurut Sarwono (2006:225),.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu, dan bahan-bahan tulisan lainnya. Pada penelitian ini, dokumen yang digunakan oleh peneliti adalah delapan skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik baca-catat. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan skripsi-skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013. Setelah itu, peneliti membaca skripsi-skripsi tersebut untuk mencari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terkait penggunaan kalimat efektif. Kemudian, data-data yang menunjukkan penyimpangan dicatat untuk dianalisis.. 3.4 Instrumen Penelitian Prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur, baik fenomena alam maupun sosial, yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2012:102). Moleong (2006:168) menyatakan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai instrumen penelitian. Yang dimaksud dengan peneliti sendiri atau manusia sebagai instrumen penelitian adalah peneliti.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat instrumen sendiri karena sudah ada data sumber data tertulis, yaitu berupa skripsi. Sumber data tertulis dalam penelitian ini yaitu skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013.. 3.5 Teknik Analisis Data Sugiyono (2012:244) mengatakan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan tabulasi. Dalam tabulasi ini, peneliti mengelompokkan data-data yang berupa kalimat-kalimat yang menyimpang berdasarkan prinsip efektivitas kalimat. Seiddel dalam buku Arikunto (2009) berpendapat analisis data prosesnya berjalan sebagai berikut. 1) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2) Mengumpulkan,. memilah-milah,. mengklasifikasikan,. membuat iktisar, dan membuat indeksnya.. mensintesiskan,.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 3) Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Peneliti mengumpulkan kalimat-kalimat yang menyimpang dari prinsipprinsip efektivitas kalimat. 2) Peneliti mentranskrip kalimat-kalimat yang telah didapatkan. 3) Peneliti memasukkan kalimat-kalimat ke dalam tabulasi dan analisis data yang berisi data kesalahan kalimat, jenis kesalahan, dan pembetulan kalimat. 4) Peneliti membuat triangulasi dan mengkonfirmasi pada ahli. 5) Peneliti mendeskripsikan data dan melakukan pembahasan. 6) Peneliti menyimpulkan hasil pembahasan ke dalam teori kalimat efektif.. 3.6 Sajian Analisis Data Hasil analisis data yang berupa temuan penelitian, untuk menjawab masalah yang akan dipecahkan, harus disajikan dalam bentuk teori. Hasil analisis data dapat disajikan secara formal dan informal (Mahsun, 2007:279). Dalam penelitian ini, data yang telah diinterpretasi dalam tahapan analisis data, hasilnya disajikan secara tidak formal. Hal ini berarti bahwa hasil analisis data itu dirumuskan dengan kata-kata, bukan dengan simbol-simbol tertentu. Hal ini karena memang hasil penelitian ini tidak menuntut model sajian yang seperti itu..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 3.7 Triangulasi Menurut Moleong (1989:195), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan. pengecekan. atau. pembanding. terhadap. data.. Penelitian. ini. menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti membuat triangulasi data dengan tujuan melakukan pengecekan terhadap validitas dan keterpercayaan hasil penelitian. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan peneliti atau pakar dalam penggunaan kalimat efektif. Hal ini dilakukan untuk keperluan pengecekan kembali derajat keterpercayaan data. Tujuan digunakan pengamat lainnya dalam penelitian ini adalah membantu mengurangi kesalahan dalam pengumpulan data. Peneliti lainnya yang melakukan pengecekan dalam triangulasi data penelitian ini adalah Dr. Y. Karmin, M.Pd..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian (1) deskripsi data dan (2) hasil analisis data dan pembahasan. Pada bagian deskripsi data, penulis akan mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari penelitian. Bagian pembahasan berisi hasil analisis data berdasarkan setiap subkategorinya. Ketiga hal tersebut akan dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut. 4.1 Deskripsi Data Dalam penelitian ini, peneliti meneliti delapan skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma lulusan tahun 2012/2013. Data penelitian yang dianalisis berupa kalimat-kalimat yang terdapat dalam skripsiskripsi tersebut. Data yang diambil berupa kalimat yang menyimpang dari prinsipprinsip efektivitas kalimat berdasarkan teori dari Rahardi. Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan 291 penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan itu meliputi penyimpangan terhadap prinsip kesepadanan struktur (150 penyimpangan), penyimpangan terhadap prinsip kecermatan (90 penyimpangan), penyimpangan terhadap prinsip kehematan kata (41 penyimpangan), penyimpangan terhadap prinsip keparalelan bentuk (8 penyimpangan), dan penyimpangan terhadap prinsip kelogisan makna (2 penyimpangan). Berikut akan dipaparkan satu per satu penyimpanganpenyimpangan yang ditemukan oleh peneliti.. 31.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32. 4.1.1 Kesepadanan Struktur Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan adanya penyimpangan terhadap prinsip kesepadanan struktur. Penyimpangan-penyimpangan itu meliputi penyimpangan penggunaan konjungsi, ketidakjelasan subjek, ketidakjelasan predikat, dan penyimpangan struktur kalimat. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat diperinci sebagai berikut.. 4.1.1.1 Penyimpangan Penggunaan Konjungsi Untuk penyimpangan dalam penggunaan konjungsi, peneliti menemukan adanya beberapa kategori penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan itu meliputi. penyimpangan. penggunaan. konjungsi. korelatif,. penyimpangan. penggunaan konjungsi antarkalimat, penyimpangan penggunaan konjungsi ganda, dan penyimpangan penggunaan konjungsi intrakalimat. Penyimpangan penggunaan konjungsi korelatif masih dapat diperinci lagi ke dalam beberapa kategori. Kategori-kategori itu meliputi penyimpangan penggunaan. konjungsi. baik…maupun,. penyimpangan. konjungsi. tidak. hanya…tetapi juga dan penyimpangan penggunaan konjungsi antara…dan. Penyimpangan penggunaan konjungsi antarkalimat juga masih dapat diperinci ke dalam beberapa kategori penyimpangan. Kategori penyimpanganpenyimpangan itu meliputi penyimpangan penggunaan konjungsi namun, penyimpangan penggunaan konjungsi selain itu, penyimpangan penggunaan konjungsi setelah itu, penyimpangan penggunaan konjungsi dengan demikian, penyimpangan penggunaan konjungsi akan tetapi, dan penyimpangan penggunaan.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33. konjungsi oleh karena itu. Untuk penyimpangan penggunaan konjungsi ganda, kategori-kategorinya meliputi penyimpangan penggunaan konjungsi jika…maka, penyimpangan penggunaan konjungsi ketika…maka, penyimpangan penggunaan konjungsi karena…maka, penyimpangan penggunaan konjungsi apabila…maka, dan penyimpangan penggunaan konjungsi bila…maka. Selanjutnya, penyimpangan penggunaan konjungsi intrakalimat ini juga masih dapat diperinci ke dalam beberapa kategori. Kategori-kategori itu meliputi kekurangan konjungsi intrakalimat, penyimpangan penggunaan konjungsi sedangkan,. penyimpangan. penggunaan. konjungsi. tetapi,. penyimpangan. penggunaan konjungsi dan, dan penyimpangan penggunaan konjungsi sehingga.. 4.1.1.2 Ketidakjelasan Subjek Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan adanya penyimpangan subjek. Penyimpangan-penyimpangan tersebut masih dapat diperinci lagi ke dalam beberapa kategori. Kategori-kategori penyimpangan itu meliputi kalimat yang memang tidak memiliki subjek, kalimat yang memiliki subjek tidak lengkap, kalimat yang tidak memiliki subjek karena penggunaan kata untuk, kalimat yang tidak memiliki subjek karena penggunaan kata maka, dan kalimat yang tidak memiliki subjek karena penggunaan kata pada.. 4.1.1.3 Ketidakjelasan Predikat Peneliti menemukan adanya penyimpangan predikat dalam skripsi yang diteliti. Penyimpangan ini terletak pada adanya penggunaan kata yang yang mendahului predikat. Adanya penyimpangan ini menyebabkan predikat dalam.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34. kalimat itu menjadi tidak jelas. Penjabaran mengenai penyimpangan ini akan dilanjutkan pada bagian pembahasan.. 4.1.1.4 Penyimpangan Struktur Kalimat Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan adanya penyimpangan yang berkaitan dengan struktur kalimat. Penyimpangan ini terletak pada penggunaan kata ‘yang’ di dalam kalimat tersebut, sehingga kedudukan kalimat tersebut berubah menjadi frasa. Penjabaran mengenai penyimpangan ini akan dilanjutkan pada bagian pembahasan.. 4.1.2 Kecermatan Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan adanya penyimpangan terhadap prinsip kecermatan. Penyimpangan-penyimpangan ini masih dapat diperinci lagi menjadi beberapa kategori. Kategori-kategori penyimpangan ini meliputi penyimpangan penggunaan diksi, kekurangan kata atau frasa, dan penyimpangan bentuk baku. Masing-masing kategori penyimpangan ini akan dijabarkan lebih lanjut pada bagian pembahasan.. 4.1.3 Kehematan Kata Berdasarkan data penelitian, peneliti menemukan adanya penyimpangan terhadap prinsip kehematan kata. Penyimpangan-penyimpangan ini masih dapat diperinci lagi menjadi beberapa kategori. Kategori-kategori itu meliputi penyimpangan pada kata dan frasa, penyimpangan pengulangan kata, dan.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35. penyimpangan penggunaan kata yang mempunyai makna yang sama. Kategorikategori tersebut akan dijabarkan pada bagian pembahasan.. 4.1.4 Keparalelan Bentuk Keparalelan bentuk ini berarti adanya kesamaan bentuk kata atau frasa yang digunakan dalam sebuah kalimat. Dalam skripsi yang diteliti, peneliti menemukan adanya penyimpangan terhadap penggunaan bentuk yang paralel. Penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan oleh peneliti, yaitu sebanyak tujuh penyimpangan. Ketujuh kalimat yang tidak paralel ini akan dijabarkan pada bagian pembahasan.. 4.1.5 Kelogisan Makna Prinsip kelogisan makna ini berarti kalimat yang ide atau gagasannya sejalan dengan akal dan nalar yang benar dan berlaku secara universal. Dalam skripsi yang diteliti, peneliti menemukan adanya kalimat yang tidak logis. Penyimpangan-penyimpangan tersebut akan dijabarkan lebih lanjut pada bagian pembahasan.. 4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan Analisis dari hasil penelitian ini disajikan berdasarkan teori kalimat efektif. Data yang telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya akan dibahas secara mendalam pada subbab ini. Secara berurutan, data akan dibahas berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan. Peneliti akan menunjukkan penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip efektivitas kalimat berdasarkan.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36. teori Rahardi (2009) dan upaya minimalisasi penyimpangan wujud-wujud kebahasaan itu bagi pemartabatan bahasa Indonesia. Berikut adalah pemaparan pembahasan dari penelitian penyimpangan terhadap prinsip efektivitas kalimat dalam skripsi mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta lulusan tahun 2012/2013.. 4.2.1 Penyimpangan Wujud-wujud Kebahasaan Berdasarkan. data. yang. diperoleh. oleh. peneliti,. penyimpangan-. penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan terhadap prinsip kesepadanan struktur, prinsip kecermatan, prinsip kehematan kata, prinsip keparalelan bentuk, dan prinsip kelogisan makna. Masing-masing penyimpangan tersebut akan dijabarkan secara mendalam pada subbab berikut.. 4.2.1.1 Kesepadanan Struktur Kesepadanan struktur adalah keseimbangan antara gagasan atau pikiran dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan struktur ditunjukkan oleh adanya subjek dan predikat, tidak adanya subjek ganda, tidak adanya penggunaan konjungsi dalam kalimat tunggal, dan tidak ada kata ‘yang’ di depan predikat. Seperti yang telah dijabarkan di atas, peneliti menemukan adanya penyimpangan-penyimpangan. terhadap. prinsip. kesepadanan. struktur.. Penyimpangan-penyimpangan itu meliputi (1) penyimpangan penggunaan konjungsi, (2) penyimpangan subjek, (3) penyimpangan predikat, dan (4) penyimpangan struktur kalimat. Penyimpangan-penyimpangan tersebut akan dibahas lebih rinci sebagai berikut..

Referensi

Dokumen terkait

masyarakat luas yang ingin mengatahui tentang pelaksanaan fungsi.. legislasi DPRD dalam pembentukan peraturan daerah di Kabupaten. Sumba Barat. 2) Memberikan informasi

2008, Dosen Ilmu Pemerintahan Fisip Undip, dengan judul Pelaksanaan Fungsi. Legislasi DPRD Kota Semarang Periode 2009-2012 (Perda Inisiatif

Teaching Bahasa Indonesia to Foreigners through Having Meals in Depot

[r]

oeruoertNu,r

Dimana pada saat sinyal dengan frekuensi 50 Hz tersebut dicapai pada kondisi Ton duty cycle 1.5 ms, maka rotor dari motor akan berhenti tepat di tengah-tengah (sudut 0°/

Berdasarkan pengukuran, kinerja pada tahun 2008 mendapat skor 3 yang berarti baik dan tahun 2009 mendapat skor 3 yang berarti baik bahkan dari hasil perhitungan melebihi target

tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan moneter di Nigeria secara sistematis mengantisipasi inflasi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga minyak dunia dengan peningkatan suku