• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. KONSEPSI DAN KARAKTERISTIK SBI 1. Konsepsi esensial SBI

Tga esens konsep SBI adalah:

a. Memenuh seluruh standar nasonal penddkan (SNP) melput 8 (delapan) standar yakn: (1)standar s, (2) standar kompetens lulusan, (3) standar proses pembelajaran, (4) standar penddk dan tenaga kependdkan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembayaan, dan (9) standar penlaan (Permendknas nomer 24/2006). b. Dperkaya dengan mengacu pada standar

penddkan salah satu anggota OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) atau negara maju yang

memlk keunggulan tertentu dalam bdang penddkan melalu dua cara yakn adaptas, dan adops; Yang dmaksud adaptas adalah penyesuaan unsur-unsur tertentu yang

sudah ada dalam SNP dengan mengacu pada standar penddkan salah satu negara anggota OECD dan atau negara maju lannya yang mempunya keunggulan tertentu bdang penddkan. Yang dmaksud adops adalah penambahan unsur-unsur tertentu yang belum ada dalam SNP dengan mengacu pada standar penddkan salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lannya yang mempunya keunggulan tertentu dalm bdang penddkan. Adapun OECD berkedudukan d Pars Perancs, merupakan organsas nternasonal untuk membantu pemerntah negara-negara anggotanya menhadap tantangan globalsas ekonom. Awal mulanya lahr 14 Desember 1960 melalu konvens OECD yang dkut oleh beberapa negara. Hngga kn terdapat

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

INOvASI PENDIDIKAN DALAM PENINGKATAN MUTU, RELEvANSI,

DAN DAYA SAING

Tawil, M.Pd

FKIP Unv. Muhammadyah Magelang

Abstract

International school (SBI) or internationally Standardized School (ISS), is one of the primary and secondary education innovation in Indonesia, the main pillars for improving the quality, relevance, and competitiveness. Stages that must pass to become SBI is RSBI, SSN or SKM. That is to go to the SBI, the schools are required to pass through the stage into SSN (National Standard School) for elementary and junior high, or SKM (Independent School Category) for high school and vocational school, and then increased to RSBI (international school stubs), and new to the SBI (international school). SBI is

basically a SSN plus. SSN is said because the school is still referring to the national standard schools by meeting the eight national education standards (SNP), but should have a plus or international advantages. Since the SBI in addition to using the Indonesian language as the national language and the language of instruction in schools, SBI also require English as the

language of instruction in certain subjects, the SBI is also often called the Bilingual Schools Boarding School. Other things that must be met including the use of an international curriculum, international competency, qualification of

teachers and international level, mastery of English for students, educators and educational staff at a certain level Toefl, culture and the use of IT (Information Technology ), the development of teaching strategies, use of means of international

education, exchange of students with SBI in a foreign country OECD members, management, financing, valuation, and international accreditation. Short said the SBI should qualify the achievement of key employment indicators of a minimum

of 8 SNPs, and the achievement of key performance indikatpor additional international standard ISO9000 ISO14000 accredited according to the OECD or other developed countries in education.

(2)

30 negara bergabung dalam OECD adalah Australa, Austra, Belga, Canada, Republk Czech, Denmark, Fnlanda, Prancs, Jerman, Mesr, Hungara, Iceland, Irlanda, Ital, Jepang, Korea, Luxemberg, Mexko, Belanda, New Zaeland, Norwega, Polanda, Portugal, Slowaka, Spanyol, Sweda, Swzerland, Turk, Unted Kngdom, dan Amerka Serkat; Negara yang akan dundang untuk bergabung dantaranya Chl, Estona, Israel, Rusa, Slovena, Brazl, Cna, Inda, Indonesa, dan Afrka Selatan.

c. Memlk daya sang bertaraf nternasonal utamanya lulusan nya dapat melanjutkan pada satuan penddkan bertaraf nternasonal. 2. Karakteristik SBI

Karakterstk atau cr SBI adalah:

a. Pengakuan nternasonal terhadap proses dan hasl atau keluaran penddkan yang berkualtas dan teruj dalam berbaga aspek b. Pengakuan nternasonal dalam hal standar

penddkan.

c. Bukti sertifikasi dari negara OECD atau dar negara maju yang memlk keunggulan tertentu dalam bdang penddkan.

B. LANDASAN KEBIJAKAN SBI

Landasan kebjakan dselenggarakannya SBI adalah :

1. UUD 1945.

a. Pembukaan UUD 1945 alnea ke 4 dsebutkan bahwa tujuan pembentukan Pemerntah Negara Indonesa adalah melndung segenap bangsa Indonesa dan seluruh tumpah darah Indonesa, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehdupan bangsa, dan kut melaksanakan ketertban duna yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaan abad dan keadlan sosal.

b. Pasal 31 UUD 1945 dnyatakan bahwa: (1) Setap warga negara berhak mendapatkan penddkan. (2) Setap warga negara wajb mengkut penddkan dasar dan pemerntah wajb membayanya; serta (3) Pemerntah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sstem penddkan nasonal yang menngkatkan kemanan, dan ketakwaan seta akhlak mula dalam rangka mencerdaskan kehdupan bangsa.

2. UU nomer 20/2003 tentang Sstem Penddkan Nasonal, pada pasal 50 dnyatakan bahwa: (1) Pengelolaan sstem penddkan nasonal merupakan tanggung jawab Menter. (2) Pemerntah menentukan kebjakan nasonal dan stándar nasonal penddkan untuk menjamn mutu penddkan nasonal. (3) Pemerntan dan/ atau Pemerntah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan penddkan pada semua jenjang penddkan untuk dkembangkan menjad sekolah yang bertaraf nternasonal. 3. UU nomer 17/2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasonal Tahun 2005-2025, mengatur perencanaan pembangunan jangka panjang sebaga arah dan prortas pembangunan secara menyeluruh yang akan dlaksanakan secara bertahap untuk mewujudkan masyarakat adl dan makmur. 4. PP nomer 19/2005 tentang Stándar Nasonal

Penddkan, pada pasal 61 ayat (1) dnyatakan bahwa Pemerntah bersama-sama pemerntah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang penddkan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang penddkan menengah untuk dkembangkan menjad sekolah bertaraf nternasonal.

5. Rencana Strategs Departemen Penddkan Nasonal tahun 2005-2009 menyatakan bahwa untuk menngkatkan daya sang bangsa, perlu dkembangkan sekolah bertaraf nternasonal pada tngkat kabupaten/kota melalu kerjasama yang konssten antara pemerntah dengan pemerntah kabupaten/kota yang bersangkutan, untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf nternasonal sebanyuak 112 unt d seluruh Indonesa.

6. UU nomer 32/2004 tentang Pemerntahan Daerah.

7. UU nomer 33/2004 tentang Permbangan Keuangan antara Pemerntah Pusat dan Pemerntah Daerah.

8. UU nomer 14/2005 tentang Guru dan Dosen. 9. UU nomer 25/2000 tentang Program

Pembangunan Nasonal.

10. PP nomer 38/2007 tentang Pembagan Urusan Pemerntah antara Pemerntah, Pemerntah Daerah Propns dan Pemerntah Daerah Kabupaten/Kota.

11. PP nomer 48/2008 tentang Pendanaan Penddkan.

12. Permendknas nomer 6/2007 sebaga penyempurnaan Permendknas nomer 24/2006 tentang Pelaksanaan Permen-dknas nomer 22 dan 23 tahun 2006

(3)

13. Permendknas nomer 12/2007 tentang Stándar Pengawasan Sekolah-Masdrasah.

14. Permendknas nomer 13/2007 tentang Standar Kepala Sekolah-Madrasah

15. Permendknas nomer 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 16. Permendknas nomer 18/2007 tentang

Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan.

17. Permendknas nomer 19/2007 tentang Standar Pengelolaan Penddkan oleh Satuan Penddkan Dasar dan Menengah.

18. Permendknas nomer 20/2007 tentang Standar Penlaan Penddkan.

19. Permendknas nomer 24/2007 tentang Standar Sarana Prasarana Sekolah SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA.

20. Permendknas nomer 41/2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Penddkan Dasar dan Menengah.

21. PP nomer 74/2008 tentang Guru.

22. PP nomer 41/2009 tentang Tunjangan Profes Guru dan Dosen.

Dar peraturan perundangan tersebut datas menunjukkan bahwa ada kesungguhan pemerntah dalam upaya penngkatan mutu, relevans dan daya sang penddkan Indonesa dalam era globalsas.

C. PENJAMINAN MUTU SBI

Penjamnan mutu SBI melput (1) akredtas, (2) kurkulum, (3) proses pembelajaran, (4) penlaan, (5) penddk, (6) tenaga kependdkan, (7) sarana dan prasarana, (8) pengelolaan, (9) pembayaan.

1. Akreditasi

Mutu SBI djamn dengan keberhaslan memperoleh akredtas yang sangat bak atau predkat A. Keberhaslan tersebut dtanda: a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal

dar Badan Akredtas Nasonal Sekolah/ Madrasah (BAN S/M);

b. Pencapa ndkator knerja kunc tambahan yatu hasl akredtas yang bak dar salah satu negara OECD dan/atau negara maju lan yang mempunya keunggulan tertentu bdang penddkan; sepert akredtas dar ISO9000, ISO14000, BS5750.

2. Kurikulum

Mutu SBI djamn dengan keberhaslan melaksanakan kurkulum secara tuntas. Keberhaslan tersebut dtanda:

a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal berupa menerapkan KTSP, menerapkan Sstem Kredt Semester (SKS) d SMA, memenuh standar s, dan memenuh standar kompetens lulusan. Berdasarkan Permendknas nomer 22/2006 bertanggal 7 Jun 2006 bahwa standar s mencakup: (1) Kerangka dasar dan struktur kurkulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurkulum pada tngkat satuan penddkan. (2) Beban belajar bag peserta ddk pada satuan penddkan dasar dan menengah. (3) KTSP yang akan dkembangkan oleh satuan penddkan berasarkan panduan penyusunan kurkulum sebag bagan tdak terpsahkan dar standar s, dan (4) Kalender penddkan untuk penyelenggaraan penddkan pada satuan penddkan jenjang penddkan dasar dan menengah.

b. Pencapa ndkator knerja kunc tambahan berupa sstem akademk berbass teknolog nformas komunkas (TIK) dmana setap saat sswa bsa mengakses transkrpnya masng-masng, memlk muatan mata pelajaran setara atau lebh tngg dar sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lannya, menerapkan standar kelulusan sekolah yang lebh tngg dar standar kompetens lulusan.

3. Proses Pembelajaran

Mutu SBI djamn dengan keberhaslan melaksanakan proses pembelajaran yang efektf efisien. Keberhasilan tersebut ditandai:

a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal, yakn memenuh standar proses. Berdasar Permendknas nomer 41/2007 bertanggal 23 November 2007 bahwa Standar Proses melput perencaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penlaan hasl pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran pada setap satuan penddkan harus nteraktf, nspratf, menyenangkan, menantang, dan memotvas peserta ddk untuk berpartspas aktf, serta memberkan ruang yang cukup bag prakarsa, kreatvtas, dan kemandran sesua dengan bakat, mnat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta ddk.

b. Pencapaan ndkator knerja kunc tambahan yakn: (1) Menjad teladan bag sekolah

(4)

lannya dalam pengembangan akhlak mula, bud pekert luhur, keprbadan unggul, kepemmpnan, jwa entrepreneural, jwa patrot, dan jwa novator. (2) Dperkaya dengan model proses pembelajaran dar sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lannya. (3) Menerapkan pembelajaran berbass TIK pada semua mata pelajaran. (4) Pembelajaran kelompok san, matematka, dan nt kejuruan menggunakan bahasa Inggrs. Pelajaran lan menggunakan bahasa Indonesa. (5) Pembelajaran dengan bahasa Inggrs untuk mata pelajaran kelompok sans, dan matematka untuk SD/ MI baru dapat dmula pada kelas IV 4. Penilaian

Mutu SBI djamn dengan keberhaslan menunjukkan knerja penddkan yang optmal melalu penlaan. Keberhaslan tersebut dtanda:

a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal yatu memenuh standar penlaan sesua SNP. Standar penlaan penddkan adalah standar nasonal penddkan yang berkatan dengan mekansme, prosedur, dan nstrumen penlaan hasl belajar peserta ddk. Penlaan penddkan mencakup ulangan, ulangan haran, ulangan tengah semester, ulangan akhr semester, ulangan kenakan kelas, ujan sekolah/madrasah, dan ujan nasonal. Prnsp-prnsp yang harus dtegakkan dalam penlaan adalah: (1) Sahh. (2) Objektf. (3) Adl. (4) Terpadu. (5) Terbuka. (6) Menyeluruh. (7) Sstemats. (8) Beracuan krtera. (9) Akuntabel atau dapat dpertanggung jawabkan. Teknk penlaan hasl belajar bsa berupa tes, observas, penugasan, dan bentuk lan yang sesua dengan karakterstk kompetens dan tngkat perkembangan peserta ddk.

b. Pencapaan ndkator knerja kunc tambahan, yatu memperkaya penlaan knerja penddkan dengan model penlaan dar sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lannya.

5. Pendidik

Mutu SBI djamn dengan penddk atau guru yang menunjukkan knerja optmal sesua dengan tugas profesonalnya. Keberhaslan tsb dtanda:

a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal, yatu memenuh standar penddk sesua SNP. Berdasarkan Permendknas nomer 16/2007 bertanggal 4 Me 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dsebutkan bahwa: (1) Guru TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan mnmal D-IV atau S1 dalam bdang PAUD (Penddkan Anak Usa Dn), atau Pskolog yang dperoleh dar program stud yang terakredtas. (2) Guru SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademk penddkan mnmal D-IV atau S1 dalam bdang penddkan SD/MI, PDSD/ PGMI, atau Pskolog yang dperoleh dar program stud yang terakredtas. (3) Guru SMP/MTs, atau bentuk lan yang sederajad, harus memiliki kualifikasi akademik penddkan mnmal D-IV atau S1 program stud yang sesua dengan mata pelajaran yang dajarkan/dampu, dan dperoleh dar program stud yang terakredtas. (4) Guru SMA/ MA, atau bentuk lan yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan mnmal D-IV atau S1 program stud yang sesua dengan mata pelajaran yang dajarkan/ dampu, dan dperoleh dar program stud yang terakredtas. (5) Guru SDLB/SMPLB/ SMALB, atau bentuk lan yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan mnmal D-IV atau S1 program stud yang sesua dengan mata pelajaran yang dajarkan/ dampu, dan dperoleh dar program stud yang terakredtas. (6) Guru SMK/MAK, atau bentuk lan yang sederajat harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan mnmal D-IV atau S1 program stud yang sesua dengan mata pelajaran yang dajarkan /dampu, dan dperoleh dar program stud yang terakredtas.

b. Pencapaan ndkator knerja kunc tambahan berupa: (1) Semua guru mampu memfasltas pembelajaran berbass TIK. (2) Guru mata pelajaran kelompok san, matematka, dan nt kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggrs. (3) Mnmal 30 % guru berpenddkan S2/ S3 dar perguruan tngg yang berakredtas untuk jenjang penddkan SMA/MA/ SMK/MAK; Mnmal 20 % untuk jenjang penddkan SMP/MTs; Dan mnmal 10 % untuk jenjang penddkan SD/MI

(5)

6. Tenaga Kependidikan

Mutu SBI djamn dengan Kepala Sekolah yang menunjukkan knerja optmal sesua dengan tugas profesonalnya, yatu sebaga pemmpn manajeral-admnstratf dan pemmpn manajeral-edukatf. Keberhaslan tersebut dtanda:

a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal, yatu memenuh Standar Kepala Sekolah. Berdasarkan Permendknas nomer 17/2007 bertanggal 17 Aprl 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa Kepala Sekolah harus: (1) memilik kualifikasi akadmk S1 atau D-IV kependdkan atau non-kependdkan pada perguruan tngg yang terakredtas. (2) pada waktu dangkat sebaga Kepala Sekolah berusa setngg-tnggnya 56 tahun. (3) memlk pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenjang sekolah masng-masng, kecual TK/RA sekurang-kurangnya 3 tahun d TKK/RA. (4) memlk pangkat serendah-rendahnya IIIc bag PNS, dan bag non-PNS dsetarakan dengan kepangkatan yang dkeluarkan oleh Yayasan atau lembaga yang berwenang. (5) syarat khusus yakn memlk sertifikasi pendidik dan sertifikasi Kepala Sekolah yang dterbtkan oleh lembaga yang dtetapkan oleh Pemerntah.

b. Pencapaan ndkator knerja kunc tambahan : (1) Kepala Sekolah mnmal S2 dar perguruan tngg berakredtas A dan telah menempuh pelathan Kepala Sekolah dar lembaga pelathan yang daku oleh Pemerntah. (2) Kepla Sekolah mampu berbahasa Inggrs aktf. (3) Kepala Sekolah bervs nternasonal, mampu membangun jejarng nternasonal memlk kompetens manajeral, serta jwa kepemmpnan dan entrepreneural yang kuat.

7. Sarana dan Prasarana

Mutu SBI djamn dengan kewajban sekolah memlk dan memelhara sarana prasarana penddkan yang dperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesnambungan. Keberhaslan tsb. dtanda: a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal,

yatu memenuh Standar Sarana Prasarana, sesua SNP.

b. Pencapaan ndkator knerja kunc tambahan berupa: (1) Setap ruangan dlengkap

dengan sarana pembelajaran berbass TIK. (2) Perpustakaan dlengkap dengan sarana dgtal yang memberkan akses ke sumber pembelajaran berbass TIK d seluruh duna. (3) Dlengkap ruang multmeda, ruang unjuk sen budaya, fasltas olahraga, klnk, dsb.

8. Pengelolaan

Mutu SBI djamn dengan pengelolaan yang menerapkan manajemen berbass sekolah. Keberhaslan tersebut dtanda:

a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal, yatu memenuh Standar Pengelolaan berdasar SNP.

b. Pencapaan ndkator knerja kunc tambahan berupa: (1) Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dar ISO 14000. (2) Merupakan sekolah multkultural. (3) Menjaln hubungan ”sster school” dengan SBI d luar neger. (4) Bebas narkoba dan bebas rokok. (5) Bebas kekerasan. (6) Menerapkan prnsp kesetaraan gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah. Bebas kekerasan. (7) Merah medal tngkat nternasonal pada berbaga kompets sans, matematka, teknolog, sen, dan olahraga. 9. Pembiayaan

Mutu SBI djamn dengan pembayaan yang sekurang-kurangnya terdr atas baya nvestas, baya operasonal, dan baya personal. Keberhaslan tersebut dtanda:

a. Pencapaan ndkator kerja kunc mnmal, yatu memenuh Standar Pembayaan berdasar SNP.

b. Pencapaan ndkator knerja kunc tambahan, yatu menerapkan model pembayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target ndkator kunc tambahan.

D. MODEL PENYELENGGARAAN SBI Terdapat empat model penyelenggaraan SBI, adalah:

1. Model Terpadu-Satu Sstem, atau Satu Atap-Satu Sstem;

2. Model Terpsah-Satu Sstem, atau Tdak Satu Atap-Satu Sstem;

3. Model Terpsah-Beda Sstem, atau Tdak Satu Atap-Beda Sstem;

(6)

Yang dmaksud dengan model 1 atau Model Terpadu-Satu Sstem, atau Satu Atap-Satu Sstem adalah penyelenggaraan SBI pada jenjang penddkan dasar dan menengah dalam satu lokas, dengan menggunakan sstem pengelolaan yang sama. SBI dengan model n dapat dpmpn oleh seorang drektur/manajer yang mengkoordnaskan tga Kepala Sekolah/Madrasah yang memmpn setap satuan penddkan dasar dan menengah.

Yang dmaksud dengan model 2 atau Model Terpsah-Satu Sstem atau Tdak Satu Atap-Satu Sstem adalah penyelenggaraan SBI pada jenjang penddkan dasar dan menengah d dalam lokas yang berbeda atau terpsah dengan menggunakan sstem pengelolaan penddkan yang sama. SBI dengan model n dapat dpmpn oleh seorang drektur/ manajer yang mengkoordnaskan tga Kepala Seklah/Madrasah yang memmpn setap satuan penddkan dasar dan menengah yang berbeda pada lokas berbeda..

Yang dmaksud dengan model 3 atau Model Terpsah-Beda Sstem atau Tdak Satu Atap-Beda Sstem adalah penyelenggaraan SBI pada jenjang penddkan dasar dan menengah d lokas yang berbeda atau terpsah dengan sstem pengelolaan penddkan yang berbeda. Penyelenggaraan SBI semacam n dsarankan hanya pada fase RSBI, yang pada kurun waktu selanjutnya untuk menggunkan model 1 atau model 2.

Yang dmaksud dengan model 4 atau Model Entry-Ext atau Keluar-Masuk adalah penyelenggaraan SBI pada jenjang penddkan dasar dan menengah dengan cara mengelola kelas-kelas reguler dan kelas-kelas-kelas-kelas bertaraf nternasonal. Peserta ddk pada kelas bertaraf nternasonal yang oleh karena berbaga alasan tertentu bsa pndah ke kelas reguler. Begtu pula sebalknya peserta ddk pada kelas reguler bsa pndah ke kelas bertaraf nternasonal jka dpandang memenuh persyaratan yang dperlukan untuk masuk ke kelas bertaraf nternasonal.

E. SBI MERUPAKAN INOvASI PENDIDI-KAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU, RELEvANSI, DAN DAYA SAING

1. SBI Dikembangkan oleh Pemerintah yang Good Governance.

SBI merupakan kebjakan publk level nasonal yang dselenggarakan oleh pemerntah yang bak atau good governance merupakan novas

guna menngkatkan mutu penddkan dan penngkatan relevans dan daya sang. Kebjakan n cukup bagus guna menngkatkan mutu penddkan d Indonesa d era globalsas dan persangan atau kompets yang semakn tajam, dengan SBI pelajar Indonesa mampu bersang dtngkat nternasonal dalam mutu lulusan, kemampuan penggunaan teknolog nformas, dan penggunaan bahasa Inggrs sebaga bahasa nternasonal..

Prospek mendatang cukup menggembra-kan, sebab antusas masyarakat terhadap SBI luar basa dengan semangat memasukkan anaknya ke SBI utamanya d kota-kota. Dan oleh pemerntah dtarget pada tahun 2010 Indonesa setdaknya memlk 112 SBI yang tersebar d kabupaten/kota se Indonesa.

Semoga semakn maju, ddukung oleh penddkan yang bermutu.

Amen.

2. Karakteristik Inovasi SBI Ditinjau dari: a) Tngkat kebermanfaatannya atau relative

advantage, bahwa SBI member-kan manfaat:

(1) Penngkatan mutu penddkan d Indonesa yang tdak hanya daku atau terakredtas secara nasonal yakn BAN S/M, tetap juga daku secara nternasonal, dengan dperolehnya akredtas ISO.

(2) Bag pelajar Indonesa atau tamatan SBI mampu bersang secara nternasonal, yang dtanda dapat melanjutkan penddkan d mana-mana secara nternasonal, mampu berbahasa Inggrs dengan TOFL lebh dar 450, mampu mengaplkaskan IT (Informaton Technolog), dan memperoleh pagam kompets tngkat nternasonal dalam bdang sans, matematka, teknolog, olahraga, dan sen.

(3) Dalam jangka tertentu pada glrannya menngkatkan mutu kecerdasan kehdupan bangsa dmata nternasonal, sesua dengan tujuan pemerntah dan NKRI, seabagamana termaktub dalam UUD 1945.

b) Tngkat dtermanya novas atau comptability,

bahwa SBI hngga kn terbukt:

(1) Dterma dan ddukung oleh pemerntah, pemerntah daerah, DPR, DPRD dan masyarakat luas.

(7)

(2) Menjad kebanggaan masyarakat dengan bukt bahwa masyarakat berebut untuk menyekolahkan anaknya ke SBI.

(3) Mutu dan daya sang SBI setara dengan SBI d negara anggota OECD.

c) Tngkat kekomplekan atau complexity,

bahwa pelaksanaan SBI. tdak terlalu sult, sepanjang memenuh tga karakterstk atau cr SBI adalah:

(1) Pengakuan nternasonal terhadap proses dan hasl atau keluaran penddkan yang berkualtas dan teruj dalam berbaga aspek

(2) Pengakuan nternasonal dalam hal standar penddkan.

(3) Bukti sertifikasi dari negara OECD atau dar negara maju yang memlk keunggulan tertentu dalam bdang penddkan.

Terbukt banyak sekolah yang mampu memenuh persyaratan SBI, banyak sswa yang mampu mengkut SBI, banyak guru yang memenuh syarat untuk mengajar d SBI. Sebab memang nampaknya persyaratan IT dan bahasa Inggrs bag guru dan sswa sudah tdak menjad masalah. Tentu belum semua sekolah reguler sap dan mampu ke SBI.

d) Tngkat ketercobaan atau trialability, bahwa

SBI yang dmula sejak 2008 hngga 2010 dharap Indonesa memlk 112 unt SBI yang tersebar pada setap kabupaten/kota. Hal n menunjukkan bahwa tngkat ketercobaannya meyaknkan.

e) Tngkat keteramatan atau observability,

bahwa hasl SBI dapat dlhat dar lulusan SBI melanjutkan stud kemana, mampukah lulusan SBI melanjutkan ke SBI dalam dan luar neger, dan kn mash sult dperoleh data konkrt tentang tu. Namun untuk sementara dar hasl Tes Pengendal Mutu (TPM) pada umumnya SBI menduduk rankng teratas pada masng-masng kabupaten/kota dbandng dengan sekolah lannya; dar perolehan penghargaan kompets olmpade sans, matematka, olanhraga, dan sen bahwa SBI palng banyak memborong kejuaraan dan hadahnya; dar hasl survey guru, sswa. dan kepala sekolah yang sempat mengkut pertukaran dengan SBI luar neger atau sster school d negara-negara OECD bahwa mutu SBI d Indonesa

tak kalah dan bahkan pada hal-hal tertentu ternyata lebh bak SBI Indonesa.

3. Proses difusi inovasi SBI.

D Indonesa semua sekolah reguler dharap memenuh SNP. Artnya dharap sekolah reguler menjad SSN, dan pada saatnya setelah SSN menjad RSBI, kemudan menjad SBI. Karena berbaga hal maka baru dtargetkan terdapat 112 SBI se Indonesa pada tahun 2010. Sebab memang tga tuntutan yakn pengakuan nternasonal dengan dperolehnya akredtas dar ISO, budaya pembelajaran berbass teknolog nformatka, dan budaya pembelajaran menggunakan bahasa Ingrs dengan TOEFL mnmal 450 untuk sswa, 400 untuk guru, dan 350 untuk karyawan hal yang tdak mudah, melankan harus dperoleh secara bertahap. 4. Kecepatan adopsi

Kecepatan adops sstem sosal penddkan berkenaan dengan novas yang ada, tentu tak dapat dlepas dar dukungan dan kendala.

Dantara dukungan tersebut adalah dar pemerntah, walau mash terus harus dtngkatkan. Sebab pemerntah baru menargetkan setap kabupaten/kota sekurang-kurangnya memlk satu SBI untuk setap jenjang penddkan SD, SMP, SMA, dan SMK. Hal n barangkal karena anggaran. Juga dukungan dar masyarakat tentu belum semuanya.

Adapun kendalanya adalah memenuh persyaratan SBI oleh sekolah melput persyaratan Kepala Sekolah berpenddkan S2/S3, guru harus berpenddkan S2/S3 sekurang-kurangnya 10 % untuk SD, 20 % untuk SMP, dan 30 % untuk SMA dan SMK bukan hal yang mudah; Itupun harus lner antara prod yang dambl dengan bdang stud yang dampunya. Budaya pembelajaran berbass bahasa Inggrs, dan budaya pembelajaran berbass teknolog nformas juga bukan hal yang mudah, utamanya bag guru-guru senor. Kendala n bukan sekadar mnmnya dana untuk stud lanjut. Perlu dketahu bahwa rerata pemkot/ pemkab hanya memberkan bantuan dana Rp 5.000.000,- (lma juta rupah)/guru/paket stud S2, padahal untuk merampungkan stud S2 tdak kurang dar 50 juta rupah. Kendala lan adalah kemampuan dan kesempatan guru yang umumnya banyak kesbukan keluarga, pekerjaan, sosal dll. Oleh karena tu sebaknya pemerntah memberkan beasswa bag guru yang stud S2/ S3 sebagamana BPPS bag dosen, dengan cara dtugas belajarkan

(8)

5. Agen Perubahan dan Opinion Leader Yang berperan dalam agen perubahan adalah Kepala Dnas Penddkan Provns, Kabupaten/ Kota, Drjen Dkdasmen, Drektur Pembnaan SMK, SMA, SMP, TK-SD.Adapun opnon leader adalah Menter Penddkan Nasonal. 6. Perubahan sosial sebagai dampak dari

inovasi SBI

Perubahan sosal sebaga dampak dar novas SBI dantaranya

(1). Hampr semua masyarakat mendambakan untuk memasukkan anaknya ke SBI.

(2). Dorongan sswa untuk menguasa TI dan bahasa Inggrs semakn kuat.

(3). Kesadaran masyarakat atas kompets global-nternasonal menngkat.

(4). Pukulan berat bag sekolah reguler yang tdak mampu memenuh syarat menuju SBI. (5). Warga masyarakat yang tdak mampu

bersang harus sabar; Jka tdak maka akan menmbulkan perlaku yang tdak dngnkan.

F. KESIMPULAN

SBI atau Sekolah Bertaraf Internasonal merupakan salah satu novas bdang penddkan d Indonesa. SBI dselenggarakan untuk penngkatan mutu, relevans dan daya sang penddkan Indonesa

dalam era globalsas, karena SBI memenuh SNP (Standar Penddkan Nasonal), dan memenuh standar nternasonal setara dengan SBI d negara-negara anggota OECD (Organization for Economic and Development), atau negara maju lannya bdang

penddkan.

Karakterstk atau cr SBI adalah:

a. Pengakuan nternasonal terhadap proses dan hasl atau keluaran penddkan yang berkualtas dan teruj dalam berbaga aspek

b. Pengakuan nternasonal dalam hal standar penddkan.

c. Bukti sertifikasi ISO dari negara OECD atau dar negara maju yang memlk keunggulan tertentu dalam bdang penddkan.

Untuk menjad SBI, sekolah reguler harus melalu tahapan SSN (Sekolah Standar Nasonal) untuk SD dan SMP atau SKM (Sekolah Kategor Mandr) untuk SMA dan SMK. Pemerntah Indonesa bertekad pada 2010 memlk 112 SBI yang tersebar pada setap kabupaten/kota.

Terdapat empat model penyelenggaraan SBI, adalah:

1. Model Terpadu-Satu Sstem, atau Satu Atap-Satu Sstem;

2. Model Terpsah-Satu Sstem, atau Tdak Satu Atap-Satu Sstem;

3. Model Terpsah-Beda Sstem, atau Tdak Satu Atap-Beda Sstem;

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Penddkan Nasonal. 2009. Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional. Jakarta: Dtjen Dkdasmen, Dt Pembnaan SMA UUD 1945.

UU nomer 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UU nomer 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. UU nomer 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional.

UU nomer 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

UU nomer 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. UU nomer 14/2005 tentang Guru dan Dosen.

.PP nomer 19/2005 tentang Stándar Nasional Pendidikan.

PP nomer 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

PP nomer 48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan. PP nomer 74/2008 tentang Guru.

PP nomer 41/2009 tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen.

Permendiknas nomer 6/2007 sebagai penyempurnaan Permendiknas nomer 24/2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas nomer 22 dan 23 tahun 2006

Permendiknas nomer 12/2007 tentang Stándar Pengawasan Sekolah-Masdrasah. Permendiknas nomer 13/2007 tentang Standar Kepala Sekolah-Madrasah

Permendiknas nomer 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Permendiknas nomer 18/2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan.

Permendiknas nomer 19/2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendiknas nomer 20/2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permendiknas nomer 24/2007 tentang Standar Sarana Prasarana Sekolah SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA. Permendiknas nomer 41/2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009.

Bio Data Penulis

Drs. Tawl M.Pd d lahrkan d Sragen 08 Januar 1957 adalah Lektor Kepala dosen Koperts Wlayah VI Jateng dpk pada Unverstas Muhammadyah Magelang. Lulus Sarjana Penddkan UNS 1980, lulus Magster Penddkan UNY 2006, dan kn stud S3 Unnes. Saat n (2007-2012) sebaga Ketua Bdang Pembnaan Karr ISPI (Ikatan Sarjana Penddkan Indonesa) Pengurus Daerah Jateng, juga Ketua Bdang Ltbang De-wan Penddkan Kota Magelang.

Referensi

Dokumen terkait

(CTL) beserta harapan output yang dihasilkannya, sehingga dapat membantu guru untuk mendorong peserta didik dalam mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan

 Untuk formula pada kolom “Harga jumlah” adalah = Unit *Harga Unit  Simpan dengan nama “Latih 4B” di folder Word milik

Untuk bidang perbaikan disain kemasan produk (F2), fokus perhatian tertuju pada b24 karena nilai loading factor paling tinggi 0,819 butirnya adalah kebersamaan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Exclusive

Jumlah sel yang sama pada dosis 30 mg/kgbb dengan kelompok tanpa perlakuan dan kelompok per oral aquades dimungkinkan akibat flavonoid dalam ekstrak kulit buah

Kemudian penulisan dilanjutkan pada Bab III Nilai Ideologis dan Keragamannya; memaparkan tentang nilai ideologis dalam kehidupan sosial. Pembahasan mengenai nilai ideologis

Kebermaknaan ini ditunjukkan dengan adanya sumbangan efektif X 1 terhadap Y sebesar 05,17% yang terkandung dalam aspek-aspek gaya belajar mahasiswa yang