• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNAIR Dipilih Sebagai Pioner Pencegahan Korupsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNAIR Dipilih Sebagai Pioner Pencegahan Korupsi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UNAIR Dipilih Sebagai Pioner

Pencegahan Korupsi

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga dipilih sebagai pioner

dalam pencegahan dan penanganan korupsi di aspek tata kelola oleh Transparency International Indonesia (TII) dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID). Hal itu diungkapkan oleh Sekjen TII Dadang Trisasongko dalam acara Seminar dan Deklarasi: Komitmen Pengendalian Konflik Kepentingan dalam Upaya Pencegahan Korupsi dan Perluasan Integritas di Indonesia.

“UNAIR kami anggap sebagai perguruan tinggi negeri yang layak menjadi representasi di level nasional dalam menggelorakan semangat anti korupsi,” kata dia saat diwawancara UNAIR News di Royal Kuningan Jakarta, Kamis pagi (15/9).

Selain UNAIR, institusi lain yang dijadikan pilot project adalah Pemkot Makassar melalui RSUD Makassar, Kabupaten Bojonegoro melalui RSUD Bojonegoro, dan Universitas Muslim Indonesia. Dadang mengungkapkan, persoalan korupsi di Indonesia masih menjadi momok meskipun sudah banyak koruptor masuk penjara. Maka itu, perlu pembelajaran menyeluruh dan berkelanjutan untuk menangani problem tersebut.

“Seminar dan deklarasi ini merupakan awal dari langkah yang baik untuk membangun sistem antikorupsi dan bebas konflik kepentingan,” papar dia.

Direktur Eksekutif INFID Sugeng Bahagijo menuturkan, pihaknya siap bekerja sama dan menjadi mitra institusi untuk melaksanakan pencegahan korupsi, baik yang berbasis pemerintah maupun swasta.

“Korupsi yang sistemik harus diberantas dengan pola yang baik. Salah satunya dengan memberi atensi pada bibit-bibit konflik kepentingan,” papar dia dalam sambutannya.

(2)

Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA mengutarakan, selama ini pihaknya selalu berusaha untuk membangun tata kelola yang baik, yang mana usaha tersebut mencakup bermacam elemen. Misalnya, di bidang rekrutmen tenaga kerja atau bidang kepegawaian. Menurutnya, UNAIR selalu berupaya menghilangkan konflik kepentingan. Semua yang direkrut harus bersandar pada prestasi atau kapabilitas seseorang.

“Jangan sampai ada seorang Kabag (kepala bagian, -red) menduduki posisi itu karena dulu ayahnya juga Kabag,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu.

Lelaki kelahiran Gresik yang juga menjadi narasumber dalam acara menambahkan, bidang-bidang lain tak luput dari perhatian. Contohnya, bidang pengadaan, kemahasiswaan, maupun bidang lainnya. “Kami ingin menyisihkan segala konflik kepentingan di semua bidang di UNAIR,” urai dia.

Seminar tersebut juga dihadiri oleh sejumlah stakeholder. Selain perwakilan institusi yang menjadi pioner dalam seminar, tampil pula sebagai narasumber komisioner KPK Alexander Marwata, dan Kepala Kantor Kepresidenan Teten Masduki. (*) Penulis : Rio F. Rachman

Editor : Binti Q. Masruroh

Tingkatkan Penelitian dan

(3)

Roadshow ke Fakultas

UNAIR NEWS – Guna menggenjot jumlah publikasi penelitian di

jurnal bereputasi internasional terindeks Scopus, Bidang Tiga Universitas Airlangga mengadakan roadshow ke fakultas-fakultas. Bidang Tiga ini merupakan badan, pusat, dan lembaga yang berada di bawah struktur Wakil Rektor III yang bertanggung jawab terhadap kerjasama, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Kali ini, Senin (16/1), Bidang Tiga mengadakan roadshow ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dalam roadshow yang diikuti oleh para dosen di fakultas, hadir petinggi bidang tiga yang terdiri dari Wakil Rektor III Prof. Ir. M. Amin Alamsjah, Ph.D., Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi Prof. Hery Purnobasuki, Ph.D., Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Prof. Jusuf Irianto, M.Comm., dan Sekretaris International Office and Partnership Margaretha Rehulina, M.Sc.

Di bidang publikasi penelitian, Hery memaparkan kewajiban dosen terutama doktor, lektor kepala, dan lektor untuk melakukan publikasi penelitian. Kalangan profesor wajib melakukan publikasi penelitian minimal sebanyak 1 judul per tahun. Sedangkan, lektor kepala wajib melakukan publikasi minimal sebanyak 1 judul per 2 tahun. Selain itu, mahasiswa S-3 juga diwajibkan untuk melakukan publikasi penelitian di jurnal internasional.

Hal tersebut untuk mendukung target UNAIR tahun 2017 untuk mempublikasikan sebanyak 438 publikasi riset terindeks Scopus dan Thomson Reuters.

Selain Hery, ada pula Jusuf di mana pihaknya akan melakukan pendampingan dalam pembuatan proposal pengabdian masyarakat pada lingkungan akademik Universitas Airlangga.

(4)

Salah satu cara untuk mendukung jumlah publikasi penelitian adalah penguatan kegiatan kerjasama internasional. Margaretha memberikan contoh, dalam satu relasi kerjasama antara UNAIR dan perguruan tinggi mitra, setidaknya ada tiga kegiatan yang bisa dilakukan. Yakni, pertukaran mahasiswa, staf, dan kolaborasi riset.

“Agar tidak ada sleeping MoU (memorandum of understanding), kirim saja lima atau sepuluh mahasiswa ke university partner. Di awal dan di akhir semester, dikirim juga staf (pengajar) ke sana. Itu sudah terhitung sebagai visiting scholar. Selama satu semester itu, lakukan komunikasi yang intensif dengan profesor di sana. Pasti dalam komunikasi itu, berbuah ide-ide untuk melakukan riset. Masalahnya sekarang, apakah ada semangat atau tidak?,” tutur Margaretha.

Ke depan, Margaretha berharap, setiap fakultas memiliki duta fakultas (faculty ambassador) yang bertugas sebagai perantara komunikasi antara lembaga pusat dan fakultas. Dosen Fakultas Psikologi itu menambahkan, bahwa pihak IOP juga bertugas untuk menjembatani komunikasi kerjasama antara mitra dengan pihak fakultas yang ingin melakukan kerjasama. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Faridah Hari

Cegah Diabetes Melitus dengan

Bentuk Kader Kesehatan

UNAIR NEWS – Diabetes merupakan salah satu penyakit yang

menjadi momok di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh International Diabetes Federation Atlas pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ketujuh dengan pengidap diabetes

(5)

terbanyak di dunia. Untuk menekan jumlah penyakit tersebut, maka diperlukan sebuah kesadaran diri dan kelompok untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tubuh sejak dini.

Berangkat dari hal tersebut, keempat mahasiswa Universitas Airlangga menggagas ide baru untuk mencegah penyebaran penyakit diabetes. Ide bernama SI MANIS atau Siaga Masyarakat Anti Diabetes Melitus dengan metode self check up digagas oleh Aldini Yunita Mia Diantami (Ners/2013), Anjar Ani (Ners/2013), Dewi Permata Lestari (Ners/2013), Yolanda Eka Maulida (Ners/2014), Oktaviani Indah Puspita (Ilmu Hubungan Internasional/2015).

Ide tersebut mereka sampaikan melalui Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M). Proposal yang mereka ajukan berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti pada tahun 2016, untuk kemudian digunakan dalam mewujudkan gagasan yang sudah dibuat.

Bentuk Kader

Melalui program kemanusiaan tersebut, tim SI MANIS menyasar para ibu rumah tangga di wilayah Desa Sidokterto, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Dewi, salah satu anggota tim SI MANIS, mengatakan bahwa kelompok pengidap diabetes terbanyak di Indonesia adalah usia di atas 35 tahun. Oleh karena itu, terkait dengan langkah pencegahan, tim SI MANIS membentuk kader berjumlah sepuluh orang yang berasal dari kelompok Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat.

“Kami mendatangi para anggota PKK untuk mengenalkan program SI MANIS. Kami memberikan pengetahuan kepada mereka tentang diabetes melitus. Terkait dengan proses seleksi kader, kami memberikan tes tentang diabetes. Bagi mereka yang lolos, kami mengajari penggunaan alat-alat kesehatan yang digunakan untuk pengecekan gula darah, misalnya menggunakan jarum suntik, setrip, dan sebagainya,” tutur Dewi.

(6)

memantau terhadap implementasi program kreativitas. Dewi berharap, para kader bisa menularkan pengetahuan yang dimiliki kepada masyarakat sekitar.

Tim SI Manis berfoto bersama dengan kader dan anggota PKK di wilayh Sidokerto, Sidoarjo. (Foto: Istimewa)

Selain pembentukan kader, tim SI MANIS juga mengadakan penyuluhan kepada para anggota PKK setempat. Tim menghadirkan salah satu staf pengajar Ners UNAIR untuk memberikan pengetahuan umum tentang diabetes melitus. Penyuluhan itu dilangsungkan pada Sabtu (7/5) di lokasi pengabdian. Antusiasme peserta dapat dilihat dari suasana tanya jawab yang dilontarkan oleh peserta dan pembicara. Pada saat yang sama, tim SI MANIS juga mengadakan pemeriksaan kadar gula darah secara gratis kepada para anggota PKK setempat.

Kegiatan tak berhenti pada level penyuluhan. Tim SI MANIS berencana memberikan alat-alat kesehatan kepada PKK setempat agar bisa melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Hanya saja, menurut Dewi, pemberian ini baru bisa dilaksanakan sesuai dengan cairnya anggaran PKM – M dari Dikti.

(7)

Langkah pencegahan ala tim SI MANIS sudah disambut respon positif oleh masyarakat sekitar. Retno, salah satu kader, mengatakan bahwa dirinya senang bisa membantu mengecek kesehatan warga di tempat ia tinggal. Meski ia merasa sedikit grogi, tapi ia telah mendapat cukup pengetahuan.

“Kalau memeriksa tensi, dari mbak-mbaknya (tim SI MANIS) sendiri. Kalau periksa gula darah, dari kader. Kami diajari cara periksa, pasang jarum, dan setrip. Nanti kami juga harus memberitahu kepada warga bahwa jarum yang dipakai itu masih baru. Semua sudah diajari,” tutur Retno.

Ia berharap dengan adanya program pencegahan diabetes itu, warga di sekitarnya bisa merasakan manfaat hidup sehat salah satunya dengan mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Selain itu, dengan adanya program SI MANIS, PKK setempat berencana mengalokasikan anggaran untuk pembelian alat-alat tersebut dan memeriksa kesehatan secara swadaya. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

Setelah Vakum Setahun, Atlet

Tenis Meja Kembali Raih

Prestasi

UNAIR NEWS – Ada satu lagi mahasiswa Universitas Airlangga

yang menorehkan prestasi di ajang keolahragaan. Viviani Nadyaningrum, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tahun angkatan 2016 berhasil menyabet juara III tunggal putri cabang olahraga tenis meja, Minggu (4/12).

(8)

Ia mendapatkan juara III setelah dirinya bertanding melawan atlet Persatuan Tenis Meja (PTM) Sukun Kudus dalam Kejuaraan Tenis Meja Nasional Mahasiswa dan Umum dalam memperebutkan “Rektor Cup UGM”. Kompetisi tersebut berlangsung di GOR Lembah, Universitas Gadjah Mada, tanggal 30 November sampai 4 Desember 2016.

Sebelum lomba berlangsung, Viviani, melakukan persiapan seperti biasa. Viviani menjalani latihan rutin di dua tempat yakni di klub tenis yang ia ikuti, dan Unit Kreativitas Mahasiswa (UKM) Tenis Meja. Ia pun tak lupa untuk meminta doa restu kepada kedua orang tua.

Viviani mengaku, ia mengenal dunia tenis meja dari sang ayah yang merupakan mantan atlet. Mahasiswa FEB ini mulai sering berlatih tenis meja sejak ia duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Sejak itu, ia memutuskan untuk lebih aktif lagi dengan bergabung di klub sejak sekolah menengah pertama.

Prestasi kali ini bukan yang pertama dicapai oleh Viviani. Sebelumnya, mahasiswa angkatan tahun 2016 itu juga pernah meraih prestasi pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Jawa Timur, Olimpiade Olahraga Siswa nasional (O2SN) Jakarta, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur, Pekan Olahraga Pelajar nasional (POPNAS) Kejurnas Kelompok Umur, dan lain sebagainya.

Meski saat ini Viviani masih aktif menjadi mahasiswa tetapi hal tersebut tidak menjadikan dirinya berhenti mengasah bakat yang ia miliki. Menurutnya, dunia akademis dan non akademis harus berjalan seimbang.

“Di dunia kerja nantinya pintar dalam akademis dan juga harus diimbangi dengan non-akademis. Cara membagi waktu saya antara kuliah dan karir yakni kuliah pagi sampai sore, kemudian disusul dengan latihan pada sore hingga malam. Setelah itu saya lanjutkan membaca buku ataupun mengerjakan tugas agar saya tidak ketinggalan materi kuliah,” ungkap Viviani.

(9)

Viviani merasa bangga atas keberhasilannya saat ini, mengingat dirinya sudah vakum selama satu tahun dalam dunia tenis meja. Kini, dirinya kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Viviani berharap semoga ke depannya bisa kembali menorehkan prestasi yang lebih baik.

Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S

Bulan Juni, Tim UKM Paduan

Suara Berlaga di Austria

UNAIR NEWS – Para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara

Universitas Airlangga (PS UNAIR) siap menggemakan suara-suara apiknya di salah satu negara di Eropa tengah, Austria. Rencananya, mereka akan berlaga di Austria pada pertengahan bulan Juni nanti.

Di tengah kesibukannya berlatih kemampuan vokal, tiga mahasiswa anggota PS UNAIR menyempatkan dirinya berbagi cerita tentang rangkaian persiapan menuju Austria.

Ketiganya adalah Ronald Moses Abram (Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Ketua UKM PS UNAIR), Firda Aulia Rahman (Fakultas F a r m a s i / K e t u a P r o g r a m ) , R a h m a t F a t h o n y S a s o n g k o (FEB/penyanyi).

“Ini sudah menjadi rutinitas dua tahunan kami. Jadi, kepengurusan tahun lalu bersama dengan music director kami sudah mempersiapkan program seperti lomba mana yang akan diikuti, jadwal seleksi, serta pemilihan ketua panitia,” tutur Moses, sapaan akrabnya.

(10)

Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun pasca keikutsertaan anggota UKM PS UNAIR ke Tallinn, Estonia, mereka mencari informasi tentang kompetisi-kompetisi internasional. Tim bersepakat untuk mengikuti kompetisi bernama The 3r d

International Choral Competition Ave Verum (ICC Ave Verum) di

Baden, Austria pada tanggal 22–25 Juni 2017.

Mereka kemudian mendaftar via dalam jaringan. Syaratnya, setiap peserta (tim) lomba wajib mengirimkan sampel rekaman suara. Setelah diseleksi, pihak penyelenggara memutuskan bahwa tim PS UNAIR layak untuk lolos ke babak final di Austria.

Tim UKM PS UNAIR menjadi satu-satunya tim dari Indonesia yang lolos ke babak final. Di tingkat Asia, tim UKM yang terbentuk pada 28 September 1981 ini bersama-sama dengan tim Universitas Santo Thomas asal Filiphina melaju ke Baden.

Peserta dari Asia tersebut menjadi salah satu kompetitor terberatnya dalam kompetisi yang sudah diselenggarakan kali ketiga itu. “Hanya dua dari Asia. Bagi kami, Filiphina adalah lawan paling sulit karena track record (rekam jejak) choir (paduan suara) tersebut sudah baik. Kami juga sudah diwanti-wanti sama pelatih kami bahwa mereka adalah lawan paling sulit,” aku Moses.

Persiapan matang

Kompetisi ICC Ave Verum dikenal sukar bagi tim UKM PS UNAIR. Pasalnya, tak ada pilihan kategori yang disediakan oleh pihak penyelenggara dalam kompetisi tersebut.

“Selama ini kita ikutan kategori-kategori dan bisa dibilang kita selama ini pada kompetisi-kompetisi sebelumnya merajai

folk music. Karena nggak ada kategori-kategori, itu yang kami

bilang susah,” tutur Moses seraya tertawa.

Bukan Ksatria Airlangga namanya bila mudah menyerah. Tim penyanyi bersama pelatih secara rutin berlatih vokal dan interpretasi lagu. Mereka berlatih setiap Selasa dan Kamis

(11)

sore di ruang propadus Fakultas Kedokteran UNAIR.

Di negara beribukota Wina, mereka berencana membawakan delapan judul lagu. Judul-judul lagu yang akan dilantunkan di hadapan para juri dan penonton antara lain Ave Regina Caelorum, Ave

Maria, dan Salve Regina.

“Lagu-lagu ini bisa dibilang entah itu ketukan, notasi, dan interpretasi lagu. Bisa dibilang ini baru untuk kami apalagi yang ikutan adalah rekan-rekan angkatan 2014 dan 2015. Makanya ketika dapat lagu itu, atmosfer kompetisinya sudah terasa. Interpretasi lagunya juga bukan hal mudah,” imbuh penyanyi bersuara bass itu.

Lagu-lagu tersebut multilingual. Mereka akan menyanyikan lagu-lagu berbahasa Prancis, Italia, Jerman, dan Inggris. Lagu-lagu-lagu dengan bahasa yang beragam itu menjadi tantangan untuk mereka lahap dalam latihan rutin hingga perlombaan nanti.

“Ada salah satu sesi latihan yang memang membahas tentang interpretasi. Cara ngucapinnya gimana. Ada sesi latihan tersendiri. Diskusi tentang isi lagu,” tutur Fathony.

“Partitur itu kan sudah dibagikan sebelum latihan. Jadi, kita baca-baca dulu. Kalau punya piano bisa latihan sendiri. Berhubung saya nggak punya, ya, pakai aplikasi MIDI. Bagi mereka yang memang basic (pengetahuan dasar) musiknya tinggi, dilihat aja bisa. Kalau saya termasuk yang butuh dengerin lagu terlebih dulu,” imbuh Fathony.

Firda yang juga ketua tim kompetisi mengatakan, sebelum berangkat ke Austria pada tanggal 15 Juni, tim UKM PS UNAIR akan menyelenggarakan kompetisi prakonser.

“Suatu konser di mana kita mengundang audiens untuk

men-sounding-kan bahwa kita mau kompetisi. Istilahnya, konser

mohon doa restu. Rencananya, akan diselenggarakan 10 Juni sebelum berangkat ke Austria. Kami nanti membawa 39 penyanyi, 1 konduktor, dan pendamping dari rektorat,” tutur Firda.

(12)

Nantinya, dalam konser tersebut mereka akan menyanyikan lagu-lagu yang akan dibawakan dalam perlombaan sekaligus lagu-lagu-lagu-lagu tambahan.

Penulis: Defrina Sukma S

Skripsinya Sempat Ditolak

Lima Kali, Esti Putri Jadi

Wisudawan Terbaik FISIP

UNAIR NEWS – Maju terus pantang mundur. Setidaknya ungkapan

itulah yang melandasi Esti Putri Anugrah ketika mengerjakan penelitian skripsi. Ia mengajukan judul skripsi untuk kali kelima. Akhirnya, skripsi berjudul ”Analisis Wacana tentang

Citra Perpustakaan di Kalangan Masyarakat” yang berhasil

diterima oleh dosen pembimbingnya, dan akhirnya juga mengantarkannya lulus dengan predikat wisudawan terbaik.

Dara kelahiran Tulungagung 2 Maret 1994 ini berhasil lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,94 dari program studi S-1 Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR).

“Awalnya, saya nggak yakin mau membahas masalah citra perpustakaan dengan menggunakan metode analisis wacana. Namun dengan modal nekat, saya yakin kalau kita banyak membaca dan belajar, skripsi ini pasti bisa diselesaikan,” katanya.

Menurutnya, informasi yang tersebar di internet tentang perpustakaan cukup sering dikonsumsi kalangan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus mempunyai kemampuan literasi media dalam menyerap informasi-informasi yang tersebar di

(13)

internet. Selain itu, untuk meng-counter citra buruk yang beredar, pihak perpustakaan harus melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki citra.

Selama menjalani kuliah, Esti juga menghabiskan waktunya dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan. Ia tercatat sebagai anggota pada Himpunan Mahasiswa IIP, Sie Kerohanian Islam FISIP UNAIR, dan pernah juga menjadi tim editor jurnal Palimpsest pada Departemen IIP FISIP UNAIR.

Selain berorganisasi, ia juga pernah meraih prestasi sebagai juara I pada lomba yang diadakan oleh Forum Komunitas Masyarakat Sadar Arsip (FKMSA). Semasa kuliah ia juga pernah bergabung dengan tim penelitian dosen.

“Dalam wawancara untuk penelitian itu saya bertugas mewawancarai informan dari anak-anak sampai dewasa tentang minat baca di masyarakat,” kata Esti. (*)

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masroroh

RSUA Telemedicine, Inovasi

Terbaru dari RS UNAIR

UNAIR NEWS – Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga

mengembangkan teknologi terbaru untuk memudahkan pelayanan rujukan pasien. Teknologi terbaru itu bernama “RSUA Telemedicine”. Kini, aplikasi tersebut sudah bisa diunduh oleh pengguna sistem operasi Android.

Aplikasi tersebut diluncurkan pada acara “Symposium Telemedicine: Inovasi Pelayanan Kesehatan melalui Pengembangan

(14)

Health Science Institute”, di Aula Dharmawangsa RS UNAIR, Rabu (8/2). Peluncuran aplikasi disaksikan oleh Direktur RS UNAIR Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., K-PTI, beserta jajaran pimpinan, dan para perwakilan rumah sakit serta puskesmas di Surabaya dan sekitarnya.

Dalam aplikasi RSUA Telemedicine, pengguna akun adalah para tenaga medis di bagian Instalasi Gawat Darurat fasilitas kesehatan terkait. Untuk bergabung dengan RSUA Telemedicine, para tenaga medis di IGD harus memiliki akun pengguna. Caranya, adalah perwakilan fasilitas kesehatan melakukan pendaftaran ke pihak RS UNAIR. Setelah itu, pihak RS UNAIR a k a n m e l a k u k a n s u r v e i k e f a s i l i t a s k e s e h a t a n y a n g bersangkutan. Setelah dilakukan survei, maka pihak fasilitas kesehatan tersebut akan menandatangani nota kesepahaman. Nantinya, setiap fasilitas kesehatan akan mendapatkan satu akun pengguna beserta kata sandi.

Setelah berhasil mendaftar, maka tim IGD dari fasilitas kesehatan terkait bisa berkomunikasi dengan tim pengembang aplikasi RSUA Telemedicine, Tedy Apriawan, dr., Sp.BS., menuturkan bahwa mereka nantinya akan berkomunikasi dengan tim medis di bagian IGD RS UNAIR.

Dalam proses komunikasi itu, tim IGD dari fasilitas kesehatan terkait hendaknya memberikan informasi mengenai kondisi lengkap pasien. “RSUA Telemedicine kita gunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya untuk sistem rujukan utama. Harapannya, kita dalam merujuk harus sudah mulai lengkap baik dari datanya, pemeriksaan fisiknya, diagnosis, dan terapinya. Satu-satunya jalan untuk hanya menggunakan telemedicine. Kita bisa ngasih foto, informasi lengkap baik terapi maupun diagnosa,” tutur Tedy.

Usai data pasien diterima, tim IGD RS UNAIR akan berdiskusi, menentukan tindakan perawatan yang tepat untuk pasien, dan mempersiapkan peralatan medis penunjang. Harapannya, pasien bisa segera diselamatkan.

(15)

“Dengan adanya rekam medis tersebut atau data yang diberikan kepada kami sudah lengkap, kami pasti akan segera menyiapkan alat-alat apa saja yang kami butuhkan di sini. Misal, penderita tersebut adalah penderita multitrauma, dari kepala sampai kaki kena semua, saat mereka merujuk ke kita, kita sudah siap langsung bergerak sesuai dengan penyakit yang diderita pasien tersebut,” terang dokter bedah RS UNAIR itu. Saat ini, aplikasi tersebut sudah dapat digunakan. Dalam waktu dekat, pihak RS UNAIR akan melakukan sosialisasi terkait aplikasi RSUA Telemedicine. Rencana selanjutnya, tim RS UNAIR akan mengembangkan aplikasi dengan teknologi yang lebih canggih, seperti panggilan video. Pengembangan sistem akan dilakukan pada beberapa bulan ke depan.

Untuk mendukung kelancaran penggunaan aplikasi RSUA Telemedicine, pihak RS UNAIR akan menggandeng pihak RS St. Mary, Jepang. Mereka akan mengikuti pelatihan dan mempelajari tentang sistem informasi aplikasi telemedicine.

Direktur RS UNAIR ketika diwawancarai mengatakan, inovasi RSUA Telemedicine merupakan langkah untuk mengatasi kesenjangan antara fasilitas kesehatan. Dengan adanya aplikasi tersebut, diharapkan pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan berkualitas. Ditambah pula dengan keberadaan tim dokter berkapasitas unggul dan fasilitas yang dimiliki RS UNAIR, diharapkan inovasi tersebut dapat membantu visi sebagai rumah sakit pendidikan terbaik segera tercapai.

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

(16)

Warek IV UNAIR Junaidi

Khotib,

Siap

Kawal

“University Holding”

UNAIR NEWS – Wakil Rektor IV Universitas Airlangga, Junaidi Khotib, S.Si, Apt., M.Kes, Ph.D, adalah salah satu putera

terbaik UNAIR. Ia memulai mengabdikan diri sebagai dosen di almamaternya sejak 1995, tepat setelah lulus pendidikan profesi apoteker. Lulusan terbaik S1 Fakultas Farmasi (FF) UNAIR tahun 1993 ini mengajar sambil juga berkuliah S2 di Fakultas Kedokteran UNAIR pada program studi Biokimia.

Kecintaannya pada Ilmu Farmasi membuatnya ingin terus dan terus belajar. Ia mengambil program PhD di Hoshi University, Tokyo tahun 2001-2004. Disanalah ia merasa bisa belajar sepuasnya. Fasilitas yang lengkap, laboratorium dan perpustakaan buka 24 jam. Jadi kecintaannya pada ilmu pengetahuan mengantarkannya mendapatkan kesempatan belajar pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu Post Doctoral di universitas yang sama tahun 2004-2005.

Hasrat untuk mengajar yang dimilikinya rupanya mampu mengantarkannya menjadi dosen berprestasi UNAIR tahun 2009 dan finalis dosen berpretasi tingkat nasional tahun yang sama. Selain itu sejak tahun 2005 Junaidi menjadi dosen tamu di International Islamic University Malaysia.

Sebelum ditunjuk sebagai Wakil Rektor bidang Jejaring Alumni dan Bisnis, pria kelahiran Jombang 22 Oktober 1970 ini menjadi Wakil Dekan II Fakultas Farmasi (2010-2015). Karena bidang yang diamanahkan padanya terbilang baru, ia mengaku pada awal-awalnya merasa belum memiliki gambaran yang utuh tentang bidang IV tersebut. Karena itu sebelum menjawab tawaran Rektor, ia berkontemplasi pada dirinya sendiri terlebih dahulu.

(17)

“Mampukah saya? Apakah ini baik untuk saya, institusi saya, dan masyarakat? Saya terus bertanya dan meminta petunjuk-NYA. Sampai akhirnya saya pada keputusan untuk menerima. Pertimbangan saya, karena sudah punya pengalaman sebagai wakil dekan. Selain tetap mengajar dan mengembangkan keilmuwan, saya juga belajar mengelola personil, sumber daya, dan waktu,” papar Junaidi.

Setelah memiliki gambaran yang utuh tentang tugasnya sebagai wakil rektor, ia segera menyusun rencana strategis untuk memajukan bidangnya, yaitu alumni dan university holding.

Jejaring Alumni

Untuk mengembangkan jejaring alumni, dirancangnya ada empat hal yang akan dilaksanakan yaitu memperbarui data base alumni, membuat profil alumni, pengembangan Airlangga Connection, dan memperluas kerjasama.

Kepala Laboratorium Studi Bioekuivalensi Fakultas Farmasi UNAIR tahun 2008-2013 ini mengatakan bahwa data base alumni perlu dikembangkan menggunakan data dari ketika mereka baru saja lulus. Pengembangannya akan bekerja sama dengan Direktorat Sistem Informasi UNAIR untuk menyediakan web khusus alumni, sehingga citra alumni di masyarakat semakin baik. Apalagi banyak alumni UNAIR ini yang memiliki prestasi, posisi penting, dan kontribusi yang signifikan di masyarakat. Diantaranya Ignasius Jonan (Menhub), Khofifah Indar Parawansa (Mensos), Hatta Ali (Ketua MA), Muhammad Saleh (Hakim Agung), Soekarwo (Gubernur Jatim), Desra Percaya (Dubes RI di PBB), dsb.

“Masih ada masyarakat yang belum tahu bahwa mereka alumni UNAIR, bahkan sivitas UNAIR pun juga ada yang belum tahu. Untuk itulah dibutuhkan profil alumni yang utuh untuk ditampilkan di website nanti, maupun direlease ke media massa,” kata Junaidi.

(18)

terkelola lebih baik maka jejaring alumni akan baik pula, mengikuti. Kemudian dengan adanya Airlangga Connection maka akan bisa saling menghubungkan komunikasi antar-alumni.

“Saya bermimpi bisa seperti Harvard University dimana alumni bisa ngobrol secara langsung melalui websitenya. Dari situ bisa dikomunikasikan banyak hal,” tambah Junaidi, dimana universitas juga telah memberikan fasilitas berupa email official bagi setiap mahasiswa yang bisa digunakan selamanya. Sehingga dimanapun mereka nanti berada, komunikasi dengan almamaternya bisa tetap berjalan.

Bisnis Universitas

Universitas-universitas terkemuka di level kelas dunia, rata-rata sudah memiliki sumber penghasilan sendiri. Mereka tidak bergantung pada penerimaan uang mahasiswa dan subsidi pemerintah. Upaya untuk mandiri secara financial itu di UNAIR sudah dipetakan dan dirancang dalam suatu strategi yang dikemas ke dalam Satuan Usaha Akademik (SUA).

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang diunggulkan pemerintah untuk bisa menembus ranking 500 besar perguruan tinggi kelas dunia pada tahun 2019, dalam suatu rapat kerja sudah dibuat target-target kedepan, termasuk target finansial tersebut. Diantaranya, mulai tahun ini UNAIR ingin menaikkan

head count cost mahasiswa sebesar Rp 40 juta/tahun/mahasiswa.

Selain itu juga beberapa langkah untuk meningkatkan pendapatan universitas, diantaranya dengan hilirisasi produk hasil penelitian, mengembangkan SUA dan satuan usaha komersial (SUK).

“Yang perlu dicatat, meningkatkan pendapatan universitas itu bukan dari mahasiswa, tetapi dari sumber yang lain,” terang Junaidi.

Hilirisasi penelitian perlu ditindaklanjuti. Sebab selama ini banyak hasil penelitian yang berhenti di meja lab saja, padahal penelitian di UNAIR banyak yang potensial untuk

(19)

diaplikasikan ke masyarakat. Seed vaccine (bakal vaksin) avian influenza dan seed vaccine HIV, produk-produk kit diagnostic adalah diantara hasil penelitian yang potensial untuk ditindaklanjuti. Kendala yang selama ini menghadang akan segera diatasi.

“Kami rencanakan ada unit usaha Airlangga Bioproduc yang tugasnya mencarikan produsen bagi hasil penelitian di UNAIR, karena kita belum memungkinkan untuk memiliki unit produksi sendiri. Selain itu untuk mendirikan perusahaan maka produknya harus spesifik dan lain sebagainya. Jadi langkah termudah adalah mencari pihak ketiga dan UNAIR memperoleh royalti,” papar Warek IV UNAIR itu.

Fasilitas yang dimiliki seperti gedung Airlangga Convention Center (ACC) dan rumah tamu juga bisa dikomersialkan. SUK seperti Pusat Bahasa (di FIB), Pusat Layanan Psikologi (Fak. Psikologi), Pusat Layanan Pengujian dan Penelitian (Fak Farmasi), Rumah Sakit UNAIR, Rumah Sakit Gigi dan Mulut, serta Rumah Sakit Hewan juga akan terus dikembangkan. Kemudian SUK UNAIR seperti PT Dharma Putra Airlangga yang selama ini bergerak di bidang persewaan alat-alat berat dan transportasi, juga akan terus dikembangkan pada diversifikasi usaha yang lain. (*)

Penulis : Inda Karsunawati Editor : Bambang Bes

[Podcast] Mahagana UNAIR,

Bersatu Demi Membantu Korban

(20)

Bencana

RADIO UNAIR – Tak ada bencana yang tak menyisakan kepingan

kesedihan. Tengoklah bencana banjir di Sampang dan Sidoarjo pada medio Februari 2016 lalu. Atau bencana letusan Gunung Kelud pada pertengahan Februari tahun 2014. Warga yang terdampak bencana berjuang untuk memperbaiki kehidupan mereka sebagaimana sebelumnya.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak bencana, ada kelompok mahasiswa Universitas Airlangga yang sigap dan tanggap dengan kejadian bencana alam. Kelompok bernama mahasiswa tanggap bencana atau yang biasa dikenal dengan Mahagana UNAIR lahir sebagai badan semi otonom (BSO) tahun 2011 yang dibentuk oleh Badan Eksekutif Mahasiswa UNAIR. Sedangkan, pada tahun 2014, Mahagana telah resmi menjadi badan otonom (BO) baru.

(21)

Kegiatan Mahagana. (Foto: Instagram mahagana)

Sewaktu masih menjadi BSO, anggota Mahagana UNAIR terdiri dari anggota UKM Wanala (mahasiswa pencinta alam), UKM Menwa (resimen mahasiswa), UKM Pramuka, KSR-PMI, dan BEM UNAIR. Setelah resmi menjadi BO, asal keanggotaan Mahagana pun bertambah. Kini, mahasiswa dari fakultas yang tidak tergabung dengan keempat UKM itu diperbolehkan bergabung dengan Mahagana UNAIR.

Kegiatan Mahagana UNAIR tak jauh-jauh dari pemberian bantuan terhadap warga terdampak bencana. Mereka turut aktif membantu warga dengan berkontribusi di area dapur umum, hingga evakuasi wargaa.

Mahagana UNAIR juga memiliki program preventif terhadap warga yang tinggal di lokasi rawan bencana. “Salah satu desa siaga yang sudah terdeteksi oleh tim Mahagana UNAIR adalah Desa Ranupani yang terletak di lereng Gunung Semeru. Desa Ranupani termasuk dalam zona bahaya karena letaknya berada di daerah aliran lahar Gunung Semeru,” tutur Lyntar.

Ingin tahu selengkapnya tentang Mahagana UNAIR? Simak wawancara kru Radio UNAIR bersama Mahagana UNAIR.

Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S

[Podcast] AYMUN Bahas Isu

Kemaritiman pada Simulasi

(22)

Sidang PBB

RADIO UNAIR – Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional

(HIMAHI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga mengajak pelajar sekolah menengah atas, dan mahasiswa untuk merasakan atmosfer sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tahun ini, HIMAHI menggagas acara Airlangga Youth Model United Nations (AYMUN) dengan tema “The Evolving Maritime World”. Acara akan diselenggarakan pada tanggal 3 – 5 Juni 2016 di Hotel Crown Prince di Surabaya.

“Tujuan dari AYMUN ini adalah meningkatkan perhatian pelajar dan mahasiswa terhadap isu-isu global serta mempelajari sistematika penyelesaian melalui badan- badan formal PBB” tutur Govinda Yudhistira, salah satu panitia AYMUN 2016.

Posisi organisasi atau komite yang dibuka pada acara AYMUN ini adalah WTO (World Trade Organization), UNEP (United Nations Environment Programme), dan UNSC (United Nations Security Council). Dalam AYMUN ini juga terdapat kelompok Press Commerce (PC), yakni simulasi jurnalis yang mewakili sebuah kantor berita dalam meliput dan membuat berita di sebuah konferensi PBB.

Pembicara yang hadir dalam sesi diskusi panel AYMUN juga tak kalah menarik. Tiga pembicara yang hadir dalam AYMUN adalah Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA-IS., MA, selaku Guru Besar bidang Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNAIR, Gracia Paramitha, S.Hub.Int., M.Si,, selaku Global Youth Advisor pada TUNZA UNEP (United Nations for Environmental Programme), dan Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P, selaku Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur.

Nantinya, peserta AYMUN juga diajak mengikuti tur keliling kota dan pesta penutupan sebagai rangkaian acara AYMUN ini.

(23)

Berikut wawancara panitia AYMUN di Radio Unair

Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S

Referensi

Dokumen terkait

BANSER yang merupakan “tentara” dari NU juga merupakan penjaga dari keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak terkecuali dengan BANSER yang ada di Kota

Berdasarkan hal tersebut, maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan air irigasi dengan tujuan mendapatkan prediksi nilai kebutuhan air irigasi maksimum dan minimum

Dari data diatas dapat kita ketahui jika Intensitas Daya Listrik yang diguakan masih cukup efisien dibanding dengan nilai setandar yang ditentukan, akan tetapi

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan, dan dari hasil

Atau tidak tahukah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kris- tus, telah dibaptis dalam kematian-Nya dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia

Kerajaan telah berusaha bersungguh-sungguh untuk mengurangkan kemiskinan tegar dengan merangka pelbagai dasar seperti Dasar Ekonomi Baru, Dasar Pembangunan Nasional,

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BARENLITBANG Tahun 2018 34 Terlaksananya penyusunan dokumen Renja yang targetnya terpenuhi oleh SKPD bidang Infrastruktur dan

Melakukan perkawinan yang hukumnya wajib adalah bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk kawin dan dikhawatirkan akan tergelincir pada perbuatan