• Tidak ada hasil yang ditemukan

DSS PENENTUAN CALON PERANGKAT PEKON PADA PEKON BALAJ MENGGUNAKAN METODE AHP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DSS PENENTUAN CALON PERANGKAT PEKON PADA PEKON BALAJ MENGGUNAKAN METODE AHP"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DSS PENENTUAN CALON PERANGKAT PEKON

PADA PEKON BALAJ MENGGUNAKAN METODE AHP

Meti Wulandari

Jurusan Manajemen Informatika STMIKPringsewu Lampung

Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id

metiwulandari717@gamil.com

ABSTRAK

DSS (Decision Support Systems) bertujuan untuk memberikan informasi secara efektif dan seakurat mungkin sehingga proses proses administrasi dalam organisasi untuk beroprasi seccara efektif dan efesien di setiap tingkat manajemen organisasi apapun. Untuk mencapai system yang efektif dalam penentuan calon prangkat pekon pada Pekon Balak untuk membantu pemrosesan informasi dan masalah yang dihadapi oleh lembaga, dalam pengolahan data perangkat pekon dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process), merupakan salah satu langkah yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan penentuan calon perangkat pekon pada Pekon Balak. Tujuannya dalam penelitian ini adalah untuk membuat dan menerapkan system pendukung keputusan dengan Multi Attribute Decision Making (MADM) menggunakan metode AHP dalam seleksi perangkat pekon yang baru sehingga dapat lebih selektif dalam pemilihan perangkat pekon dari calon perangkat pekon yang mendaftar. Hasil penetuan calon perangkat pekon dengan nilai tinggi yang akan dinyatakan diterima.

.

Kata Kunci : DSS. Calon Perangkat Pekon, Metode AHP

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam proses penentuan calon perangkat pekon pada Pekon Balak. Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, calon perangkat pekon yang memiliki nilai tertinggi setelah di evaluasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang akan menduduki jabatan sebagai perangkat-perangkat pekon bidang yang dibutuhkan. Cara penilaian dalam menentukan siapa yang akan lulus dan menduduki pososisi jabatan yang di butuhkan adalah bobot masing-masing kriteria dijumlahkan setelah itu di bagi dengan jumlah kriteria yang ada. Hasil bagi dengan nilai tertinggi yang akan menduduki jabatan yang di butuhkan. Namun, cara tersebut masih bermasalah subyektivitas artinya dapat terjadinya kecurangan dalam penilaian.

Untuk menghindari subyektifitas tersebut di perlukan suatu system pendukung keputusan DSS (Decisious Support System) yang dapat membantu panitia panitia penyeleksi dalam memutuskan perangkat desa mana yang akan diterima. Seleksi merupakan suatu cara untuk memilih suatu keputusanyangtepatdari sejumlah alternatif. Penerimaan peranngkat pekon baru termasuk dari tipe masalah semi terstruktur artinya proses ini bukan agenda rutin suatu lembaga melainkan kejadianinsidental. Sehingga, dengan dengan melihat permasalahan masalah DSS (Decisious

Support System) ini adalah mengunakan metode

AHP (Analytical Hierarchy Process).

Kelebihan dari metode AHP (Analytical

Hierarchy Process). Ini adalah dalam menjelaskan

proses pengambilan keputusan dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Terkait dengan masalah diatas metode ini sudah cukup membantu untuk dapat digunakan dalam menyeleksi perangkat pekon. Yaitu dengan mencari alternatif berdasarkan keberadaan hierarki.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah Bagaimana menentukan calon perangkat pekon pada Pekon Balak Menggunakan metode AHP.?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Data yang diambil ialah data pelamar calon perangkat pekon

2. Metode yang dipakai adalah menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). 3. Bagaimana model DSS (Decisious Support

System) penetuan calon perangkat pekon pada

(2)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria perangkat pekon pada Pekon Balak Kecamatan Wonosobo.

2. untuk merancang sistem yang lama menjadi suistem pendukung keputusan DSS yang berkomputerisasi.

3. untuk menentukan perangkat pekon yang baru pada Pekon Balak.

4 Terciptanya sebuah program-program kerja yang baik pada pekon balak.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Adanya sistem yang baru pada Pekon Balak Kecamatan Wonosobo.

2. Menciptakan Pemerintah Pekon yang baik untuk membangun kemajuan Pekon Balak Kecamatan Wonosobo.

3. Dapat membantu dalam mengambil sebuah keputusan DSS untuk melayani dan mensejahtrakan masyarakat Pekon Balak. 2. TINJAUAAN PUSTAKA

2.1. DSS (Decision Support Systems)

Secara umum DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur. Sedangkan secara khusus DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu. DSS mendayagunakan resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. Jadi ini merupakan sistem pendukung yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

Adapun menurut para ahli definisi dari DSS adalah sebagai berikut :

Menurut Mann dan Watson. 2008, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.

Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter, 2007 dalam Kusrini, 2007).

Dapat juga dikatakan sebagai system computer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan darimasalah semiterstruktur yang spesifikasi. System pendukung keputusan memiliki karakteristik sebagaui berikut:

1. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semiterstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.

2. Dalam proses pengolahannya, system pendukung keputusan mengkombinasikan penguna model-model analisi dengan teknik pemasukan data konvesional serta fungsi-fungsi introgasi infornasi.

3. System pendukung keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioprasikan dengan mudah.

4. System pendukung keputusan dirancang dengan menemukan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan beradaptasi yang tinggi.

2.1.1 Konsep Dasar DSS (Decision Support Systems)

Konsep DSS dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan menggunakan model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa DSS mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain: a. DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,

b. Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,

c. DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,

d. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.

(3)

2.1.2 Komponen-komponen DSS (Decision Support Systems)

Komponen yang terdapat dalam DSS antara lain: a. Dialog (komponen model manajemen); merubah

data menjadi informasi yang relevan (dynamic/linear),

b. Model; DSS menggunakan database berbasis permodelan yang terdiri dari optimalisasi, statistik/matemetik dan finansial,

c. Database (komponen penunjang); yaitu teknologi software dan hardware,

d. Data (komponen data manajemen); yaitu semua basis data yang dapat diakses.

2.1.3 Jenis DSS (Decision Support Systems) 1. Berdasarkan tingkatan teknologi :

a. DSS Spesifik,dengan karakterisitik tertentu Contoh : DSS Untuk penentuan harga satuan barang.

b. Pembangkit DSS, software khusus yang digunakan untuk membangun dan mengembangkan DSS.

Contoh : Memudahkan DSS Spesifik c. Perlengkapan DSS, Software & Hardware

yang mendukung pembangunan DSS Spesifik dan Pembangkit DSS

Contoh : Micromedia flesh 2. Berdasarkan tingkat dukungannya :

a. Retrieve Information Elements

Inilah dukungan terendah yang bisa diberikan oleh DSS, yakni berupa akses selektif terhadap informasi.

b. Analyze Entire File

Dalam tahapan ini, para manajer diberi akses untuk melihat dan menganalisis file secara lengkap.

c. Prepare Reports from Multiple Files

Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan, mengingat para manajer berhubungan dengan banyak aktivitas dalam satu momen tertentu. d. Estimate Decision Consequences

Dalam tahapan ini, manajer dimungkinkan untuk melihat dampak dari setiap keputusan yang mungkin diambil.

e. Propose Decision

Dukungan di tahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif keputusan bisa disodorkan ke hadapan manajer untuk dipertimbangkan.

f. Make Decision

Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari DSS. Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi dari manajer untuk dijalankan.

2.2 Perangkat Pekon

Perangkat pekon adalah perangkat pekon pengurus pekon yang membantu kepala pekon yang terdiri dari sekretaris pekonhingga ke aparat pekon, Kepala Dusun dan pelaksana teknis lapangan sebagai unsur pelaksanaan lapangan.

1. Ciri-ciri pekon

a. Berada di kecamatan kota/ibukota kabupaten/kotamadya

b. Merupakan satuan perangkat kerja daerah. c. Pendanaan menjadi satu dalam APBD d. Tidak ada otonomi

e. Tidak ada demokrasi dalam pemilihan lurah. Lurah dipilih oleh. Bupati/walikota melalui sekda

f. Bersifat administrative

g. Bukan bagian dari otonomi desa 2. Fungsi Pekon

a. Pelaksanaan kegiatan pemerintah keluaran b. Pemberdayaan masyarakat

c. Pelayanan masyarakat

d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

e. Pemeliharaan perasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

f. Pembinaan lembaga kemasyrakatan 2.3 Pekon Balak

Pekon Balak adalah salah satu pekon dari sekian banyak pekon yang ada di daerah kecamatan Wonosobo. Kabupaten Tanggamus. Pekon Balak Dikepalai oleh Bapak... Dan memiliki .. Dusun, Pekon Balak sebelah kanan perbatesan dengan Pekon Pangkul dan sebelah kiri perbatasan dengan pekon siring Betik Kecamatan Wonosobo.

2.4 Metode AHP

Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan,

(4)

lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat. (Saaty, 2009).

Proses hierarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Ada dua alasan utama untuk menyatakan suatu tindakan akan lebih baik dibanding tindakan lain. Alasan yang pertama adalah pengaruh-pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang tidak dapat dibandingkan karena sutu ukuran atau bidang yang berbeda dan kedua, menyatakan bahwa pengaruh tindakan tersebut kadang-kadang saling bentrok, artinya perbaikan pengaruh tindakan tersebut yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya. Kedua alasan tersebut akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh sehingga diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas. 2.4.1 AHP didasarkan atas 3 aksioma utama

yaitu :

1. Aksioma Resiprokal yaitu Aksioma ini menyatakan jika PC (EA,EB) adalah sebuah perbandingan berpasangan antara elemen A dan elemen B, dengan memperhitungkan C sebagai elemen parent, menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B, maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka B=1/5 A.

2. Aksioma Homogenitas yaitu Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh. Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi. 3. Aksioma Ketergantungan yaitu Aksioma ini

menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip komposisi hirarki.

2.4.2 Kelebihannnya metode AHP antara lain : 1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi

dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Metode “pairwise comparison” AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hierarki. Jadi model ini merupakan model yang komperehensif. Pembuat keputusan menetukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membengun semua prioritas untuk urutan alternatif. “ Pairwaise comparison” AHP mwenggunakan data yang ada bersifat kualitatif berdasarkan pada persepsi, pengalaman, intuisi sehigga dirasakan dan diamati.

2.4.3 Kelemahannya antara lain :

1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistic sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca buku atau majalah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Lapangan Studi lapangan adalah metode

pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data-data dengan cara sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati obyek penelitian secara langsung. Data yang didapatkan dari metode observasi ini berupa prosedur sistem secara detail.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatap muka langsung atau tidak langsung dengan melakukan tanya jawab dengan responden. c. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan cara mengambil membaca, mempelajari literature serta buku-buku yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini

3.1.1 SDLC/Waterfall

Penelitian ini menggunakan SDLC Waterfall sebagai bentuk pendekatan yang digunakan dalam proses pengembangan aplikasi. Alasan dipilihnya SDLC Waterfall ini karena banyak hal dari proses pengembangan aplikasi ini yang sesuai dengan konsep SDLC Waterfall. Proses pengembangan

(5)

aplikasi dilakukan secara bertahap. Jika pada tahap tertentu ditemui hambatan, maka proses koreksi akan terjadi dan proses pengembangan aplikasi tersebut akan kembali ke tahap sebelumnya. Dan bila masalah sudah teratasi, maka perancang baru melanjutkan kembali ke tahap selanjutnya

Gambar 3.1 SDLC/Weterfall Survei

Pada proses investigasi sistem, perancang aplikasi melakukan survei lapangan untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi dan memilih masalah mana yang cocok untuk diselesaikan. Dalam investigasi sistem, yang terpenting adalah mempelajari masalah yang akan diselesaikan. Mulai dari masalah teknis yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak dan komponen lainnya yang dibutuhkan dalam merancang aplikasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Analysis

Analisis sistem merupakan proses pengidentifikasian masalah yang akan diselesaikan dengan menggunakan sistem informasi.

Pada tahap ini, ditentukan masalahnya, dicari penyebab terjadinya masalah, merinci solusi yang mungkin dilakukan dan mengumpulkan informasi dalam rangka mencari solusi. Ada 3 cara yang mungkin diambil oleh organisasi dalam menyelesaikan suatu masalah, yaitu : tetap menggunakan sistem yang lama dan tidak mengubahnya, memodifikasi sistem yang sedang berjalan, atau membangun sistem yang baru. Design

Pada tahap desain sistem, dicari suatu solusi agar suatu sistem dapat menyelesaikan apa yang sudah didapat dari analisissistem. Pada tahap ini akan dilakukan desain yang meliputi : output, input, dan tampilan layar dari sistem, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, telekomunikasi serta prosedur, dan bagaimana semua komponen bisa terhubung menjadi satu bagian

Pembuatan

Pada tahapan programming, akan dilakukan translasi dari desain yang sudah dirancang dilengkapi dengan informasi-informasi yang

sudah tersedia menjadi berbentuk kode-kode komputer. Proses ini sangat memungkinkan memakan waktu yang cukup lama. Umumnya proses ini dikerjakan dalam tim dan dalam menulis program, digunakan teknik pemrograman terstruktur yang terdiri dari banyak modu.

Testing

Tahapan berikutnya merupakan tahapan testing atau sering disebut juga pengujian. Pada tahap ini, dilakukan pengecekan apakah program akan menghasilkan data yang sesuai dengan yang diminta dalam berbagai kondisi. Testing membutuhkan waktu yang lama serta harus dilakukan secara terus menerus secara bertahap.

Implementation

Tahapan implementasi merupakan tahapan penggunaan sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama yang sedang berjalan

3.2 Analisis Data

Menurut Nawawi (2009) teknik analisis data adalah proses yang berlangsung serentak. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dan intepretatif untuk mendapatkan

pemaknaan sesuai dengan kajian budaya.

Pengolahan data dalam penelitian kualitatif. Selanjutnya, berikut ini disajikan langkah-langkah

analisis data yang digunakan Miles dan

Huberman(2008).

3.3.1 Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian atau penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga dapat disimpulkan. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan, membuat data, menelusuri tema, dan membuat gugus-gugus.

3.3.2 Penyajian Data

Penyajian data merupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi yang demikian ini akan memungkinkan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam satuan bentuk yang dapat dipahami. Hal ini merupakan cara utama untuk menganalisis data kualitatif yang valid. Penyajian data ini bisa dengan matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk menggabungkan informasi.

Survei Sistem Analisa Sistem Desain Sistem Pembuatan Sistem Testing Implementasi Sistem

(6)

3.3.3 Teknik Penyajian

Hasil analisis data sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian disajikan dalam bentuk formal dan informal. Dalam bentuk informal, yakni berupa uraian kalimat secara deskriptif yang menjelaskan semua aktivitas penelitian yang disusun secara sistematis dalam bentuk bab-bab. Selanjutnya, dalam bentuk formal, yakni dapat berupa tabel, yaitu pendeskripsian tentang data hasil penelitian, baik berupa angka maupun kata-kata; berupa gambar, yaitu visualisasi yang melukiskan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Penyajian data dibuat secara sistematis dan efisien sehingga mudah dipahami, di samping dapat memberikan penjelasan yang optimal kepada pembaca.

4. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Perancangan

4.1.1 Planning

Pada tahapan planning yang akan dilakukan adalah penganalisisan, pembuatan desain program DSS (Decision Support System) dalam penyeleksian calon perangkat pekon hingga testing program dan implemensasi.

4.1.2 Analysis

1. AHP (Analytical Hierarchy Process). Pemilihan Perangkat Pekon.

Dalam pemilihan calon perangkat pekon dibutuhkan beberapa kriteria untuk menentukan sebuah keputusan, yaitu pendidikan, pengabdian kepada masyarakat, tes tertulis, dan tes wawancara. Kriteria yang akan dipertimbangkan antara lain :

a. Pendidikan : Sangat baik, Baik, Cukup Baik, Cukup, Kurang.

b. Pengabdian kepada masyarakat : Sangat baik, Baik, Cukup Baik, Cukup, Kurang.

c. Tes Tertuis : Sangat baik, Baik, Cukup Baik, Cukup, Kurang.

d. Tes Wawancara : Sangat baik, Baik, Cukup Baik, Cukup, Kurang.

Berikut ini adalah susunan terstruktur hierarki untuk DSS (Decision Support System) seleksi peangkat pekon yaitu.

Gambar 4.1 Struktu Hierarki AHP

2. Data Flow diagram

Gambar 4.2 DFD Level 0 Keterangan :

a. Entitas Staf melakukan input berupa data pelamar.

b. Entitas analisis melakukan input kedalam system yang berupa matrik sub criteria, dan nilai pelamar. Kemudian akan mendaptkan informasi berupa perengkingan.

c. Entitas admin melakukan tambahan pengguan. 4.1.3 Desain Halaman Login

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Login 4.1.4 Desain Input Pelamar

Gambar 4.4 Tampilan Input Pelamar 4.1.5 Desain Perhitungan AHP

(7)

4.1.6 Desain Hasil Akhir Penilaian

Gambar 4.6 Tampilan Hasil Akhir 4.2 Implementasi

4.2.1 Implementasi Halaman Login

Halaman kotak masuk dimana dirancang untuk masuk kedalam menu.

Gambar 4.7 Halaman Login 4.2.2 Implementasi Imput Data Pelamar

Halaman input data pelamar dirancang untuk memasukkan data-data kedalam calon pelamar perangkat pekon pada pekon BAlak Kecamatan Wonosobo.

Gambar 4.8 Tampilan Input Data Pelamar 4.2.3 Implementasi Perhitungan AHP

Halaman tampilan implementasi perhitungan AHP dirancangn untuk menentukan perhitungan penilaian setiap calon perangkat pekon Balak Kecamatan Wonosobo yang terpilih.

Gambar 4.9 Tampilan Perhitungan AHP 4.2.4 Implementasi Hasil Akhir Penilaian

Halaman tampilan implementasi hasil akhir penilaian ini ialah tampilan hasil siapakah calon perangkat pekon Balak yang terpilih.

Gambar 4.10 Tampilan Hasil Penilaian 4.2.5 Implementasi Perangkat Lunak

Untuk mendukung kelancaran sistem informasi yang dirancang, maka sistem ini memerlukan perangkat lunak. Perangkat lunak digunakan unuk mendukung kinerja sistem oprasi dan aplikasi database. Apapun perangkat kunak yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Sistem Oprasi Windows 8 b. Program compiler Visual basic

c. Program aplikasi SQL. Server 2012 untuk database program.

5. PENUTUP 5.1. KESIMPULAN

Berikut adalah kesimpulan dari DSS (Decision

Support System) Penentuan Calon Perangkat Pekon

Balak adalah sebagai berikut:

1. Telah dibuat program computer yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kasus seleksi perangkat pekon pada Pekon Balak Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. 2. Membuat tim panitia seleksi perangkat pekon

dalam kaitannya untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam memilih perangkat pekon. 3. Mengembangkan system dari yang awalnya

(8)

5.2. SARAN

Setelah pengembangan system DSS (Decision

Support System) ini, ada beberapa saran yang harus

diterapkan guna pengembangan sisten pendukung keputusan lebih lanjut:

1) Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya sistem ini bisa berkembang, bukan hanya dapat menentukan layak atau tidak layak menjadi perangkat pekon, tetapi bisa lebih dikembangkan ke berbagai kebijakan yang ada di Pekon Balak Kecamatan Wonosobo. Kabupaten Tanggamus.

2) Kiranya pengembangan program aplikasi sistem penunjang keputusan DSS penetuan perangkat pekon baru dapat dipakai dengan baik.

3) Bisa membandingkan system yang baru dengan system yang lama yang dipakai di pekon Balak Kecamatan Wonosobo. Kabupaten Tanggamus sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Huberman.2008. Analisis Data. Yogyakarta. Andi Kosasi, S. 2008. Sistem Penunjang Keputusan

(Decision Support System). Departemen

Pendidikan Nasional, Pontianak.

Laymond, Rajim. 2010. Tujuan Sistem Pendukung

Keputusan. Diakses dari

http://sindarku.wordpress.com , pada 7 Januari

2013

Turban. 2010. Perbedaan Sistem Pendukung

Keputusan, Sistem Pakar dan Sistem Informasi Manajemen – Pertemuan 2. Diakses dari

http://y0g4ajust.wordpress.com , pada 9

Desember 2012.

Watson. 2008, Sistem Penunjang Keputusan / DSS. Yogyakarta. Andi

(9)

Gambar

Gambar 3.1 SDLC/Weterfall
Gambar 4.2 DFD Level 0
Gambar 4.6 Tampilan Hasil Akhir

Referensi

Dokumen terkait

P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan

[r]

4) Dipersetujui oleh kedua pasangan suami isteri. Dari penjelasan yang sudah di paparkan di atas, dapat di simpulkan bahwa anak yang dilahirkan oleh wanita single dari hasil

Menurunnya hegemoni Amerika Serikat memiliki implikasi yang sangat besar untuk masa depan politik internasional, teori stabilitas hegemonik menyatakan bahwa sistem

Ketika kandungan organic terlarut dalam limbah cair dihilangkan berarti proses pengolahan haruslah merupakan sebuah proses yang sangat baik dan memiliki kontak yang cukup lama

Ketiga, bagi pengguna laporan keuangan menunjukkan bahwa opini GC merupakan informasi bernilai yang dapat digunakan sebagai peringatan dini atas permasalahan

a. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan. Meningkatnya kinerja pemerintah, profesionalisme aparatur dan

Ore at high temperatures and in the presence of added oxygen from an external source (i.e. a blower or fan), it reacts with the added oxygen to form CO 2.. (Carbon Dioxide) and CO