• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DAFTAR PUSTAKA. Tabel 2.1. Judul Penelitian Hasil Penelitian Peneliti. Mengetahui Prindle, Relations Role in. bahwa strategi Ph.D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DAFTAR PUSTAKA. Tabel 2.1. Judul Penelitian Hasil Penelitian Peneliti. Mengetahui Prindle, Relations Role in. bahwa strategi Ph.D."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

7

DAFTAR PUSTAKA

2.1.1 State of The Art

Tabel 2.1 Nama

Peneliti

Tahun Penelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian Manfaat Penelitian Ron Prindle, Ph.D. 2011 A Public Relations Role in Brand Messaging

Praktisi humas yang trampil dan

berpengalaman dalam cerita dan membuat informasi di media sosial menjadi alat penting dalam

mengkomunikasikan merek yang sukses.

Mengetahui bahwa strategi PR dalam cerita dan membuat informasi di media sosial sangat berperan di jaman ini. Kamalaveni , Devi Saranya, and Kalaiselvi 2010 Buying Decisions Of Mens’ Shirts: Single Brand Show Rooms Vs Multi Brand Retail Outlets Perspective bahwa branding adalah salah satu alat kompetitif yang paling efektif dan merupakan tugas untuk memelihara merek agar menjadi besar dan menguntungkan dengan membangun Mengatahui bahwa brand yang publik ketahui berasal dari bagaimana perusahaan menyampaikan pesannya melalui strategi-strategi tertentu. Oleh

(2)

kesadaran akan merek tersebut, merek secara luas diakui sebagai aset perusahaan, dengan melihat atribut merek tersebut seperti nilai merek , pengakuan dan kesadaran merek

sebab itu mengetahui lebih adanya perencanaan strategi yang tepat untuk menancapkan brand kepada publik. Dominikus Tulasi 2012 Marketing Communication and Brand Awareness. Komunikasi pemasaran memengaruhi kesadaran merek apabila semua elemen yang terlibat didalamnya berperan dan berfungsi optimal. Elemen komunikasi pemasaran yang mencakup semua ‘Tools

marketing-mix’ serta

unsur-unsur derivatifnya memiliki peran yang sama yakni

mengoptimalkan, fungsinya untuk memperkenalkan produk barang dan

untuk mengetahui bagaimana mencapai brand awareness yang merupakan tantangan untuk brand-brand baru ,dan bagaiamana mempertahankan brand awareness untuk semua brand yang sudah matang.

(3)

jasa kepada semua pelanggannya. Khan, Shahzad 2012 Contribution of Brand Awareness and Brand Characteristics toward Customer Loyalty (A Study of Milk Industry of Peshawar Pakistan. Penelitian ini menemukan bahwa loyalitas pelanggan memiliki hubungan yang signifikan dengan kesadaran merek dan karakteristik merek. Kedua faktor memainkan peran penting dalam loyalitas pelanggan terhadap pembelian produk bermerek, didalam kasus iklan

brand awareness merupakan faktor dominan yang memeberikan kontribusi lebih terhadap loyalitas pelanggan. Untuk mengetahui cara membuat pelanggan loyal kepada perusaahan dengan melihat kontribusi brand awareness sebagai faktor kunci, dan dengan melihat

survey yang akan

memperlihatkan seberapa pentignnya brand awareness terhadap loyalitas pelanggan. Yaseen Nazia,Tahir a Mariam, Gulzan Amir, Anwar 2011 Impact of Brand Awareness, Perceived Quality and Customer Loyalty on Brand Profitability and menjelaskan bahwa

brand awareness dan

persepsi kualitas diperlukan agar konsumen membeli produk, dan dalam

mengetahui dampak yang ditimbulkan brand awareness, percieved quality

(4)

Ayesha Purchase Intention: A Resellers' View

perilaku konsumen yang tidak memiliki pengetahuan

mengenai produk tersebut dan tidak akan membeli nya, maka pentingnya

brand awareness

yang tinggi sangat mempengaruhi keputusan pembelian .

dan customer

loyalty pada niat

beli customer pada toko penjual/reseller, dan hubungan antara brand awareness dengan profitabilitas 2.1.2 Landasan Konseptual

Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.

2.2.1 Komunikasi

Definisi komunikasi yang telah dikembangkan oleh D. Lawrence Kincaid, “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara, 2009:20).

Menurut Laswell (Suprapto, 2011: 6), mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa (who), mengatakan apa (says what), dengan cara apa (what channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with

what effect)”.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi untuk menyampaikan pengertian yang mendalam

(5)

dengan proses siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, dengan cara apa menyampaikannya, kepada siapa disampaikannya, dan efek apa yang didapatkan.

2.2.2.1 Fungsi Komunikasi

Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Mulyana, 2007: 5) Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu.

2.2.2 Definisi Public Relations

Public Relations adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan

publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama. (Effendy, 2006: 23).

Public Relations adalah kelanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan,

pelayanan, dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan

goodwill dari publik. (Soemirat dan Ardianto, 2007:12).

Menurut definisi diatas dapat diartikan bahwa, Public Relations merupakan suatu bentuk komunikasi yang mendukung fungsi dan tujuan manajemen untuk dapat memperdalam kepercayaan publik, yang bertujuan untuk memperoleh kepercayaan dan goodwill dari publik.

(6)

2.2.2.1 Fungsi Public Relations

Fungsi dari Public Relations menurut Cutlip dalam buku

Effective Public Relations (Cutlip, 2005 :8) sebagai berikut :

a. Menunjang aktivitas utama manajemen untuk mencapai tujuan bersama.

b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan beragam publik sasaran.

c. Mengidentifikasi opini, persepsi, dan tanggapan publik terhadap organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.

d. Melayani keinginan publik organisasi dan memberikan saran kepada pihak manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama. e. Menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus informasi,

publikasi, serta pesan dari organisasi kepada publiknya, atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif dari kedua belah pihak.

Definisi Public Relations menurut International Public Relations

Association (IPRA) (Rumanti, 2005:11).

Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi

yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

(7)

2.2.2.2 Tujuan Public Relations

Menurut Canfield & Moore (Danandjaja, 2011: 44), terdapat beberapa tujuan kegiatan Public Relations diantaranya sebagai berikut:

1. Mengabdi kepada kepentingan publik

2. Public relations selalu siap mendengarkan dan melayani keinginan publik

3. Menjaga atau memelihara komunikasi yang baik, public relations dapat melakukan komunikasi yang baik

4. Menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik 5. Public relations memiliki moral dan tingkah laku yang baik

Tujuan program kerja dan berbagai aktivitas Public Relations di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau

stakeholder-sasaran khalayak yang terkait. Hasil yang diharap kan ialah

terciptanya citra positif (good image), kemauan baik (goodwill), saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul pengertian (mutual

understanding), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak (Ruslan,

2005: 139).

Menurut kedua definisi diatas menjelaskan bahwa tujuan Public

Relations menjaga komunikasi dan tingkah laku yang baik dan mempunyai

hubungan harmonis agar terciptanya kepercayaan publik hingga mencapai citra positif yang diinginkan oleh perusahaan.

2.2.2.3 Tugas Public Relations

Dalam buku Manajemen Public Relations (Morissan, 2008: 41) menyebutkan bahwa praktisi Public Relations adalah salah satu pihak yang turut serta bersaing dalam memperebutkan perhatian khalayak. Tugas

(8)

pertama praktisi Public Relations adalah mendapatkan perhatian dari khalayak sasaran; kedua, menarik minat (ketertarikan) khalayak terhadap isi pesan; ketiga, membangun suatu keinginan dan niat khalayak untuk bertindak sesuai dengan pesan; dan keempat mengarahkan tindakan khalayak agar tetap sesuai dengan pesan yang disampaikan.

2.2.2.4 Peran Public Relations

Peran Public Relations Menurut (Ruslan, 2010: 26) dari bukunya “Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi”, menyebutkan bahwa peran Public Relations adalah :

a. Communicator

Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan

(spoken person) atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu

juga bertindak sebagai mediator.

b. Relationship

Kemampuan peran Public Relations membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut.

c. Back Up management

Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi.

(9)

d. Good Image Maker

Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public

Relations alam melaksanakan manajemen kehumasan membangun

citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.

2.2.2.5 Proses Strategi Public Relations

Empat proses pokok Public Relations menurut Cutlip & Center menyatakan bahwa proses perencanaan program kerja Public Relations menjadi landasan atau acuan untuk melakukan pelaksanaan strategi (Ruslan, 2010:148):

1. Mendefinisikan Masalah

Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan tindakan dan kebijakan organisasi. Langkah ini menentukan “Apa yang sedang terjadi sekarang?”

2. Perencanaan dan Pemprograman

Informasi yang terkumpul pada langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan mengenai publik, sasaran, tindakan dan strategi komunikasi, taktik dan tujuan program. Langkah kedua dalam proses Public Relations ini menjawab, “Kita telah mempelajari situasi ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan, atau dikatakan”.

(10)

3. Aksi dan Komunikasi

Langkah ketiga melibatkan implementasi program dari tindakan dan komunikasi yang telah didesain untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk mencapai sasaran program. Pertanyaan pada langkah ini adalah “Siapa yang akan melakukan dan memberitahukan program ini, serta kapan, dimana, dan bagaimana.

4. Evaluasi

Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan kesiapan penilaian, implementasi, dan hasil dari program tersebut. Penyesuaian telah dibuat sejak program terimplemetasi, berdasarkan umpan balik evaluasi mengenai bagaimana program tersebut berhasil atau tidak. Program dapat dilanjutkan atau dihentikan berdasarkan pertanyaan “Bagaimana yang sedang kita kerjakan atau bagaimana yang telah kita kerjakan”.

Proses strategi Public Relations tersebut diterapkan oleh Swiss-Belinn Airport Jakarta dalam acuan untuk melakukan pelaksanaan strategi.

2.2.2.6 Strategi Public Relations

Strategi public relations adalah sebagai berikut (Nova, 2009: 41-43):

1. Publications

Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui publik.

(11)

Menurut Philip dan Herbert M. Baus (Preparations for

Communication) sumber (Ruslan, 2008: 60). Publikasi (Publications) merupakan tugas public relations / humas dalam

menceritakan atau menyampaikan sebanyak mungkin pesan atau informasi mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas.

2. Event

Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik.

Ruslan mengemukakan, bahwa untuk menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus (special events), public relations tersebut harus mampu menarik perhatian dari publik terhadap perusahaan atau produk tertentu, yang ingin ditampilkan melalui aktivitas

special events itu sendiri. Dalam hal ini, maka kegiatan special events dari public relations tersebut akan mampu memuaskan

bagi pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan-serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus public

relations, baik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge),

Kesadaran (awareness), upaya pemenuhan selera (pleasure), dan menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya, kegiatan ini dapat menciptakan citra (image) positif dari masyarakat atau publik sebagai target sasarannya. (Ardianto, 2009: 103-104)

3. News

News release atau siaran pers merupakan istilah PR dimana news merupakan berita dan release ialah merilis berita tersebut.

(12)

dengan membuat lead, tubuh berita, dan baru kemudian membuat judul berita. Untuk teknik penulisan berita harus berdasarkan teknik penulisan 5W + 1H.

Sebuah berita layak dimuat di media masa apabila mengandung nilai berita yang signifikan, adanya kedekatan dan menyangkut hal apa yang sedang terjadi. Akan lebih mudah lagi bila penulisan berita dijabarkan atau dibentuk dalam piramida untuk memudahkan PR dalam membuat suatu kerangka berita.

Penting tidaknya sebuah berita bergantung pada peristiwa maupun informasi yang dianggap penting bagi sebagian besar pembaca, adanya faktor geografi maupun pendekatan psikologis dan ditentukan proposional oleh masyarakat itu sendiri. (Ardianto, 2013: 172-174).

4. Community involvement

Dikutip dari Firsa Nova dalam bukunya Crisis Public Relations , kepedulian pada komunitas (Community Involvement)

keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (Community Relations and

Humanity Relations) dengan pihak organisasi atau pihak yang

diwakilinya (Nova 2009 : 42).

“Community relations merupakan salah satu fungsi Public

Relations eksternal yaitu menjalin hubungan baik dengan

masyarakat sekitar. Tujuan dari community relations adalah untuk mengingatkan dukungan partisipasi masyarakat melalui kegiatan yang saling menguntungkan antara organisasi dan komunitas” (Hardiman, 2006: 21).

(13)

Definisi tersebut menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian Public Relations untuk meningkatkan hubungan baik melalui kegiatan yang saling menguntungkan.

5. Inform or Image ( Memberitahukan atau Meraih Citra)

Ada dua fungai utama dari fungsi Public Relation, yaitu memeberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.

Tanggapan berupa citra positif dari suatu proses “nothing” menjadi “something”. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra yang didapat (Ruslan, 2007: 13). 6. Lobbying and Negotiation

Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan berorganisasi sangat diperlukan bagi seorang Public

Relations. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan atau

memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

Sama halnya yang dikatakan Nova (2009: 43) yang dimana

Lobbying merupakan keterampilan untuk melobi yang dilakukan

melalui pendektan pribadi dan kemampuan untuk bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang Public Relations. Tujuan dari melobi ialah untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu serta lembaga atau hal yang berpengaruh dengan kelangsungan bisnis perusahaan.

Beberapa definisi negosiasi, yang penulis kutip dari para pakar negosiasi, yakni: menyatakan bahwa negosiasi adalah

(14)

“perundingan yang dilakukan oleh dua pihak untuk mencapai kesepakatan bersama” (Malahayati, 2006: 2).

Dapat disimpulkan dari teori-teori tersebut bahwa lobi dan negoisasi adalah ketrampilan Public Relations untuk mencapai kesepakatan dan dukungan yang dilakukan oleh dua pihak, serta lembaga atau hal yang berpengaruh dengan kelangsungan bisnis perusahaan.

7. Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial)

Pengertian CSR menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, “CSR is

commitment to improve community well-being through discretionary business practices and contributions of corporate resource (CSR adalah komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktis bisnis yang kebijaksanaannya telah di tentukan oleh perusahaan dan merupakan kontribusi dari smber daya perusahaan)” (Kotler, 2005: 3).

Menurut The World Business Council for Sustainable

Development (WBCSD), Tanggung Jawab Sosial Korporasi

(TJSK) adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup pekerja dan keluarganya, sekaligus juga meningkatkn kualitas hidup pekerja dan keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat umum lainnya (Wibisono, 2007: 7).

(15)

2.2.3 Brand

Brand adalah ide, kata, desain grafis dan suara / bunyi yang

mensimbolisasikan produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut (Janita, 2005: 15).

Menurut Soemanagara, istilah brand muncul ketika persaingan produk semakin tajam menyebabkan perlunya penguatan peran label untuk mengelompokkan produk-produk dan jasa yang dimilikinya dalam satu kesatuan yang dapat membedakan group produk dengan produk milik pesaing lainnya. (Soemanagara, 2006: 98)

Menurut definisi diatas dapat diartikan bahwa, brand merupakan symbol dari produk, brand merupakan peran dari produk-produk dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dari produk lainnya.

2.2.3.1 Elemen Brand

Berikut adalah enam kriteria utama untuk memilih elemen brand (Kotler & Keller, 2009: 269):

1. Dapat diingat: nama sebuah merek haruslah nama yang mudah diingat dan dikenali. Biasanya nama-nama yang pendek, satu atau dua suku kata, akan lebih mudah untuk diingat dan dikenali.

2. Berarti: Apakah elemen merek tersebut dapat merepresentasikan produk atau perusahaannya? Suatu merek akan lebih baik apabila saat seseorang mendengar merek tersebut dia akan langsung tahu produk apa yang kemungkinan akan dihasilkan oleh merek tersebut.

3. Dapat disukai: Elemen merek tersebut harus menarik, bisa menarik secara visual, verbal, maupun keduanya. Hal ini akan menguntungkan merek tersebut karena dengan mendengar atau melihatnya saja orang dapat tertarik dengan merek tersebut.

(16)

4. Dapat ditransfer: Apakah elemen merek tersebut dapat bersifat umum? Sifat umum maknanya adalah elemen merek tersebut dapat tetap digunakan untuk produk berbeda yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama. Sehingga walaupun perusahaan tersebut menghasilkan berbagai produk yang mungkin saja merupakan inovasi dan berbeda dari produk sebelumnya, masyarakat tetap memiliki pandangan yang sama tentang merek tersebut.

5. Dapat disesuaikan: penting untuk membuat merek yang akan tetap walaupun terjadi perubahan masa. Apabila merek tersebut tidak dapat bertahan selamanya, setidaknya elemen merek yang ada dapat disesuaikan dengan keadaan tanpa mengurangi nilai dari merek tersebut.

6. Dapat dilindungi: Seberapa mudah elemen merek tersebut dapat dilindungi secara hukum? Penting bagi suatu merek untuk mendapat perlindungan hukum agar merek tersebut mendapatkan hak cipta dan bila suatu hari ada perusahaan yang menggunakan merek yang sama, merek yang sudah dilindungi hukum tersebut dapat menggugat dan mempertahankan mereknya yang sudah terlebih dahulu dilindungi oleh hukum.

2.2.3.2 Branding

Menurut Jack Trout (Suyanto, 2007: 16) inti dari strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata di kepala.

Dalam bukunya (Keller, 2008: 36) juga menyataan bahwa kunci keberhasilan branding adalah saat konsumen dapat melihat perbedaan antara merek di kategori produk terkait dengan atribut, manfaat produk

(17)

atau jasa produk itu sendiri atau lebih kepada pertimbangan-pertimbangan dari wujud yang tidak terlihat.

Jadi dapat dikatakan bahwa branding merupakan proses penjalinan komunikasi dengan konsumen dengan tujuan untuk membesarkan dan membuat brand tersebut berbeda dari brand lainnya.

2.2.4 Brand Awareness

A brand is emotional, has apersonality, and captures the heart and minds of its customers (Kotler dan Keller, 2006:4) Bila diartikan, merek memiliki sifat

emosional, personalitas, dan mampu mengambil hati dan pikiran konsumen. Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi pelanggan terhadap merek produk yang di tawarkan (Kartajaya, 2010:64).

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Brand Awareness adalah kemampuan pelanggan dalam mengenali dan mengingat merek yang mampu mengambil hati dan pikiran konsumen.

2.2.4.1 Elemen Brand Awareness

Tiga elemen pokok yang harus dikelola dengan baik untuk membangun brand awareness adalah (Soehadi, 2005: 31).

1. Brand element, terdiri dari nama, logo, symbol, karakter, dan jingle. Elemen yang digunakan untuk mengukur brand element

adalah kemudahan untuk diingat, mempunyai arti, mudah ditransfer ke produk kategori atau daerah yang berbeda, tidak mudah using, dan dapat diproteksi secara legal.

2. Program pemasaran, yang meliputi choosing the value, yang harus dilakukan adalah menentukan value proposition melalui aktivitas

(18)

segmenting, targeting, and positioning, lalu dikomunikasikan melalui above the line dan below the line.

3. Secondary association dan dapat digunakan untuk melipat

gandakan merek agar lebih mudah diingat dan dimengerti oleh target pasarnya. Contohnya bisa dengan nama perusahaan atau

parent brand, asal Negara, saluran distribusi, merek lain, endorser, atau event tertentu.

2.2.4.2 Tingkat Kesadaran Merek

Aaker dalam (Sadat, 2009: 165) menggambarkan level kesadaran pelanggan terhadap merek, sebagai berikut:

1. Unaware of Brand

Adalah level yang paling rendah. Pada posisi ini, pelanggan sama sekali tidak mengenali merek yang disebutkan meskipun lewat alat bantuan, seperti menunjukan gambar atau nama dari merek tersebut.

2. Brand Recognition

Mengenali merek dengan mengingat lewat bantuan. Pada level ini, pelanggan akan mengingat merek setelah diberikan bantuan dengan memperlihatkan gambar atau cicri-ciri tertentu.

3. Brand Recall

Level ini adalah pengingatan merek tanpa bantuan (unaided recall). Level ini mencerminkan merek-merek yang dapat diingat pelanggan dengan baik tanpa bantuan.

4. Top of Mind

Merupakan level tertinggi dan posisi ideal bagi semua merek. Pada level ini, pelanggan sangat paham dan mengenali elemen-elemen yang dimiliki sebuah merek. Pelanggan akan menyebutkan nama merek untuk pertama kali, saat ditanya mengenai kategori produk.

(19)

2.2.4.3 Peran Brand Awareness

Brand awareness tercipta dengan meningkatkan pengenalan brand melalui terpaan berulang (untuk brand recognition) dan asosiasi

yang kuat dengan kategori produk yang pantas atau dengan pembelian yang relevan. Kedalaman brand awareness dapat diketahui melalui pengenalan ataupun pengingatan terhadap merek.

Keuntungan dari brand awareness adalah sebagai berikut: (Keller, 2008: 54)

a. Learning advantages

Brand awareness mempengaruhi formasi dan kekuatan dari

asosiasi yang membangun brand image. Untuk membangun

brand, pemasar harus membuat merek dapat dikenali dan diingat

oleh konsumen.

b. Consideration advantages

Konsumen dapat mempertimbangkan merk kapanpun saat mereka melakukan pembelian atau pemenuhan kebutuhan sehingga mencapai kepuasan. Melalui brand awareness konsumen dapat mempertimbangkan produk yang akan mereka beli melalui mereknya. Banyak konsumen yang hanya loyal kepada satu merek, jadi pastikan brand yang akan dipasarkan masuk dalam pertimbangan pembelian daripada merek-merek lain.

c. Choice Advantages

Keuntungan ketiga yakni Brand Awareness dapat mempengaruhi pilihan di antara merek-merek lainnya dalam pertimbangan pembelian. Salah satu model dari perubahan sikap dan persuasi yakni the elaboration-likelihood model secara konsisten menyatakan bahwa konsumen membuat pilihan berdasarkan

(20)

pertimbangan Brand Awareness ketika mereka merasakan

low-involvement. Hasil low involvement terjadi karena dipengaruhi

motivasi pembelian konsumen dan kemampuan pembelian konsumen.

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Sumber: Peneliti (2015)

Kerangka pemikiran dari penelitian ini menjelaskan Strategi Public Relations Swiss-Belinn Airport Jakarta dalam membangun Brand Awareness dengan menggunakan strategi PENCILS dalam pencapaian tahap Brand Recognitions.

Swiss-Belinn Airport Jakarta Peran Public Relations Strategi Public Relations Event

Publications News Community

Involvement Social Responsibilit y Inform or Image Lobbying and Negotiation Brand Recognition

Gambar

Tabel 2.1  Nama
Gambar 2 Kerangka Pemikiran  Sumber: Peneliti (2015)

Referensi

Dokumen terkait

Dua segitiga akan kongruen jika dua sudut pada segitiga pertama sama besar dengan dua sudut yang bersesuaian pada segitiga kedua, dan sisi yang merupakan

Judul :PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI TARIKH MELALUI METODE SOSIO DRAMA PADA MATA PELAJARAN PAI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KELAS V SD NEGERI JETIS SEMANU..

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Efisiensi teknis produksi menggambarkan pengorbanan atau biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan output tertentu. Hal ini tercermin dalam pemakaian input, dimana

Steers (1988) mengatakan, komitmen organisasi menjelaskan kekuatan relatif dari sebuah identifikasi individu dengan keterlibatan dalam sebuah organisasi. Komitmen menghadirkan

Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari scouring adalah pergerakan dari tanah dasar laut yang disebabkan oleh arus dan gelombang yang mana prosesnya sama seperti