• Tidak ada hasil yang ditemukan

media sosial. 6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "media sosial. 6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB 5

SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan

Dari hasil olahan data dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity diffusion pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity foreclosure pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity moratorium pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

4. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity achievement pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

5. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity diffusion pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity foreclosure pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

7. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity moratorium pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan status identitas ego identity achievement pada remaja JABODETABEK pengguna media sosial.

(2)

45 5.2 Diskusi

Marcia (dalam Semium, 2013) menyebutkan bahwa status identity diffusion tidak mengalami sebuah eksplorasi dan tidak menentukan komitmen. Status identity diffusion tidak berhubungan dengan motivasi ekstrinsik, namun berhubungan dengan motivasi intrinsik. Menurut Kim, Shim, dan Ahn (2011) motivasi ekstrinsik berkaitan dengan perilaku yang terlibat dalam menanggapi sesuatu selain kepentingan sendiri. Dalam penggunaan media sosial, yang termasuk motivasi ekstrinsik seperti

berkomunikasi dengan orang lain, bertemu teman-teman baru, berhubungan dengan teman lama, dan mengumpulkan informasi tentang topik yang menarik dan menuliskan ke dalam homepage dalam bentuk tulisan atau foto (Kim, Shim, & Ahn 2011). Dapat dipahami mengapa motivasi ekstrinsik tidak berhubungan dengan identity diffusion karena penggunaan media sosial yang terdorong oleh motivasi ekstrinsik lebih mengarah untuk membina jaringan dan mencari informasi (Kim, Shim, & Ahn 2011). Kedua kegiatan tersebut tentunya mengarah kepada komitmen yang tidak dilakukan oleh remaja yang berada di status identity diffusion.

Sedangkan motivasi intrinsik menurut (Kim, Shim, dan Ahn, 2011) adalah melakukan kegiatan untuk kepentingan diri sendiri tanpa pengaruh dari luar. Dalam penggunaan media sosial, yang termasuk motivasi ekstrinsik seperti menggunakan media sosial untuk melepaskan stress, disaat merasa bosan, untuk membunuh waktu luang serta untuk bersenang-senang, serta untuk yaitu merekam peristiwa seseorang setiap harinya melalui blog, foto, dan video (Kim, Shim, dan Ahn, 2011). Status identity diffusion berhubungan dengan motivasi intrinsik. Hubungan keduanya termasuk

korelasi rendah dengan arah yang negatif. Yang dimaksud dengan arah yang negatif yaitu semakin rendah motivasi intrinsik yang dimiliki oleh pengguna media sosial maka semakin tidak memiliki eksplorasilah pengguna media sosial tersebut. Sebaliknya semakin rendah pengguna media sosial memiliki kecendrungan identity diffusion dalam menggunakan media sosial makan akan semakin tinggi pengguna media sosial memiliki motivasi intrinsik dalam menggunakan media sosialnya. Dengan kata lain semakin rendah remaja yang menggunakan media sosial untuk menghilangkan stress dan mencari hiburan, maka semakin tidak memiliki eksplorasilah remaja tersebut. Tidak memiliki eksplorasi termasuk pada kecenderungan status identity diffusion maka, semakin rendah remaja menggunakan motivasi intrinsik dalam penggunaan media sosial

(3)

46

maka semakin tinggilah kecenderungan status identity diffusion. Remaja yang berada dalam status identity diffusion tidak melakukan eksplorasi dan belum memiliki komitmen, sehingga terkait dengan media sosial, mereka lebih melihatnya sebagai fasilitas untuk meluangkan waktu dan mencari hiburan saja, tanpa ada tujuan terkait dengan identitas dirinya.

Identity foreclosure adalah status yang dimiliki remaja yang tidak menghabiskan waktu untuk mempertimbangkan berbagai pilihan, melainkan berkomitmen pada

individu lain, yang merencanakan kehidupannya. Mereka menjadi seseorang yang diinginkan oleh orang lain, tanpa benar-benar memutuskan untuk diri mereka sendiri (Marcia dalam Semium, 2013). Status identity foreclosure tidak mengalami sebuah eksplorasi tetapi menentukan komitmen pada individu yang merencanakan

kehidupannya. Status identitity foreclosure tidak berhubungan dengan motivasi ekstrinsik, maupun motivasi intrinsik. Hal ini dapat dipahami mengingat bahwa identitas pada status identity foreclosure telah ditentukan oleh individu lain yang merencanakan kehidupannya. Maka media sosial bukan untuk mencari kecendrungan identitasnya.

Identity moratorium adalah status yang dimiliki individu yang mengalami suatu eksplorasi, hanya saja komitmen belum ditetapkan dengan kuat (Marcia dalam Semium, 2013). Status identitity moratorium tidak berhubungan dengan motivasi ekstrinsik, namun berhubungan motivasi intrinsik. Hubungan antara identity moratorium dengan motivasi intrinsik termasuk korelasi rendah dengan arah yang positif. Yang dimaksud dengan arah yang positif yaitu semakin rendah motivasi intrinsik yang dimiliki oleh pengguna media sosial maka semakin rendah pula remaja memiliki kecenderungan identity moratorium. Sebaliknya, semakin rendah pengguna media sosial memiliki kecenderungan identity moratorium maka semakin rendah pula pengguna media sosial menggunakan motivasi intrinsik dalam penggunaan media sosial. Hal ini dapat

dipahami bahwa remaja yang memiliki motivasi intrinsik seperti mencari hiburan dan melepaskan stress artinya remaja tersebut telah bereksplorasi dalam menggunakan media sosial. Remaja telah mencari hal-hal apa saja dalam media sosial yang menjadi hiburan dan untuk melepas stress. Remaja yang telah mengalami eksplorasi

kecendrungannya berada pada status identity moratorium. Maka semakin rendah motivasi intrinsik digunakan dalam penggunaan media sosial maka akan semakin

(4)

47

rendah pula kecenderungan untuk memiliki identity moratorium. Sedangkan identity moratorium tidak berhubungan dengan motivasi ekstrinsik karena remaja dengan kecendrungan status identitity moratorium tidak menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan orang lain dan mencari informasi yang mengarah pada komitmen yang tidak dimiliki oleh status identity moratorium.

Identity achivement adalah individu yang telah mengalami eksplorasi dan telah menentukan komitmen (Marcia dalam Semium, 2013). Status identitity achivement tidak berhubungan dengan motivasi intrinsik, namun berhubungan dengan motivasi ekstrinsik. Hubungan antara identity achivement dengan motivasi ekstrinsik termasuk korelasi rendah dengan arah yang negatif. Yang dimaksud dengan arah yang negatif yaitu semakin rendah motivasi ekstrinsik yang dimiliki oleh pengguna media sosial maka semakin tinggi remaja memiliki komitmen yang dimiliki oleh status identity achievement. Sebaliknya, semakin rendah pengguna media sosial memiliki kecenderungan identity achievement maka semakin tinggi pengguna media sosial menggunakan motivasi ekstrinsik dalam penggunaan media sosial. Hal ini dapat dipahami bahwa remaja yang memiliki motivasi ekstrinsik seperti membina hubungan dengan orang lain dan mencari informasi dalam menggunakan media sosial telah menentukan komitmen dalam penggunaan media sosial, jadi tidak hanya untuk mencari hiburan semata saja. Melainkan telah memiliki tujuan yang pasti dalam menggunakan media sosial. Sebaliknya motivasi ekstrintik berkaitan dengan komitmen yang dimiliki oleh kecenderungan status identity achivement. Sedangkan identitity achivement tidak berhubungan dengan motivasi intrinsik yang merupakan kegiatan seperti melepas stres, membunuh waktu, mencari hiburan, dan merekam peristiwa (Kim, Shim, & Ahn 2011). Karena remaja dengan status identitity achivement telah memiliki komitmen dalam menggunakan media sosial, mereka telah memiliki tujuan untuk apa menggunakan media sosial. Jadi mereka tidak hanya menggunakan media sosial disaat merasa bosan dan untuk mencari hiburan.

Berdasarkan pada penelitian ini di JABODETABEK kecenderungan remaja yang memiliki status identity diffusion adalah yang tertinggi, yaitu mencapai 56,45 % yaitu sebesar 175 partisipan dari 310 orang partisipan yang dihitung.

Pada penelitian sebelumnya mengenai motivasi penggunaan media sosial di Korea tahun 2011 didapati hasil bahwa motivasi penggunaan sosial media lebih

(5)

48

mengarah pada motivasi ekstrinsik. Hal tersebut serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah JABODETABEK pada remaja usia 15-19 yang menunjukan bahwa motivasi ekstrinsik juga menjadi motivasi tertinggi yaitu sebesar 264 partisipan dari 310 jumlah keseluruhan partisipan. Hal tersebut terjadi karena pengguna media sosial lebih memilih menggunakan media sosial yang memiliki tujuan yang jelas seperti untuk mencari teman baru, berkomunikasi dengan orang lain, dan untuk mencari informasi daripada tidak bertujuan atau sekedar hanya untuk mencari hiburan dan untuk menghilangkan stress.

Hambatan dalam penelitian ini adalah sulitnya pengambilan data pada remaja karena saat penelitian ini dilangsungkan bertepatan dengan libur sekolah selama satu bulan. Hambatan lain yang peneliti rasakan adalah kuisioner penelitian terbilang cukup banyak jumlah itemnya, sehingga menyebabkan ketidaksungguhan partisipan dalam mengisi kuisioner.

5.3 Saran

Saran dari peneliti yaitu individu diharuskan seimbang dalam memiliki kedua motivasi penggunaan media sosial yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik dalam menggunakan media sosial. Seperti menggunakan media sosial untuk membina

hubungan dengan orang lain dan menggunakan media sosial untuk hiburan. Disarankan agar melakukan kedua hal tersebut agar terjadi keseimbangan dalam menggunakan media sosial, baik secara motivasi ekstrinsik maupun motivasi intrinsik. Hal tersebut dilakukan agar individu mengetahui kecenderungan status identitasnya.

Saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah mencari waktu yang tepat dan disesuaikan dengan keadaan partisipan agar dapat mencari partisipan sebanyak-banyaknya. Saran selanjutnya, sebaiknya item kuisoner dibuat sesederhana mungkin, baik dari segi bahasa maupun banyaknya item yang dipergunakan sehingga mudah untuk dimengerti dan tidak menimbulkan kebosanan dan ketidaksungguhan pada partisipan saat mengisi kuisioner.

Referensi

Dokumen terkait

Sukatan Pelajaran Terkini yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia hendaklah diperoleh dan disimpan dalam fail panitia oleh ketua panitia dan setiap

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala berkah, rahmat dan segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan tesis yang berjudul

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh business centre yaitu dengan cara membuat spanduk, pemberian diskon pada bulan-bulan tertentu, memberikan promo-promo menarik setiap

Salah satu kegiatan yang dapat menjadikan ibu-ibu PKK lebih produktif dan kreatif adalah dengan menggalakkan Gerakan BuSaPonik Sederhana (Budidaya Sayuran

Aktivitas minum dan makan bagi bayi merupakan saat yang menyenangkan. Dalam suasana memyenangkan inilah orang tua dapat menstimulasi bahasa bayi melalui komunikasi

a) Riwayat lahan sebelum ditanami harus diketahui, apakah sebelumnya ditanami kacang bambara atau tanaman lain. Informasi lahan ini sangat penting terutama jika

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kondisi penandaan yang optimal sehingga diperoleh efisiensi penandaan yang tinggi sehingga 99m Tc-CTMP yang dihasilkan

tidak memiliki SIM tidak diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor dengan jenis apapun. Ternyata masih ada siswa sekolah baik SMA maupun SMK yang belum memiliki