• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMBERIAN PROTEKSI HAK CIPTA PADA BERKAS IJAZAH DIGITAL (SUBSISTEM WATERMARKING PADA IJAZAH DIGITAL) RAHIM RASYID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PEMBERIAN PROTEKSI HAK CIPTA PADA BERKAS IJAZAH DIGITAL (SUBSISTEM WATERMARKING PADA IJAZAH DIGITAL) RAHIM RASYID"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1

SISTEM PEMBERIAN PROTEKSI HAK CIPTA

PADA BERKAS IJAZAH DIGITAL

(SUBSISTEM WATERMARKING PADA IJAZAH DIGITAL)

RAHIM RASYID

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

(2)

3

ABSTRACT

RAHIM RASYID. The Copyright Protection System for Digital Diploma (Watermarking Subsystem for Digital Diploma). This research is supervised by SHELVIE NIDYA NEYMAN.

A diploma is an evidence for someone who has completed his/her study. Nowaday, a diploma is still in a physical form, printed paper. The development of the Internet has made system that used to be using physical data switch to using digital data. The goal is to apply the provision of copyright protection using watermarking techniques in the digital diploma file. Watermark is a proof of the validity of diploma. Watermark is expected to withstand the attacks from outside parties. The application is developed to apply a watermarking technique. Noise attack was well tolerated with applied technique. Compression attack was well tolerated till 80%. An attack that can’t be detained by applied technique is rescaling attack. Rescaling attack makes the retrieved watermark could not visually recognizable. Cropping attacks generate a watermark which has a similar display same like the cropping on the diploma.

Keywords: Watermarking, Dual Watermarking, Visible Watermark, Invisible Watermark, Discrete

(3)

2

SISTEM PEMBERIAN PROTEKSI HAK CIPTA

PADA BERKAS IJAZAH DIGITAL

(SUBSISTEM WATERMARKING PADA IJAZAH DIGITAL)

RAHIM RASYID

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

(4)

i Judul : Sistem Pemberian Proteksi Hak Cipta pada Berkas Ijazah Digital (Subsistem

Watermarking pada Ijazah Digital)

Nama : Rahim Rasyid NRP : G64086060

Menyetujui: Pembimbing

Shelvie Nidya Neyman, S.Kom., M.Si. NIP. 19770206 200501 2 002

Mengetahui:

Ketua Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. NIP. 19601126 198601 2 001

(5)

ii

PRAKATA

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis haturkan kepada ALLAH Subhana Wa Ta’aala, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya telah mengantarkan penulis untuk menyelesaikan

tugas akhir yang berjudul Sistem Pemberian Proteksi Hak Cipta pada Berkas Ijazah Digital (Subsistem Watermarking pada Ijazah Digital). Penelitian ini mulai dilaksanakan pada Desember 2010 dan bertempat di Departemen Ilmu Komputer.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Shelvie Nidya Neyman, S.Kom., M.Si. selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama pengerjaan tugas akhir ini, Bapak Sony Hartono Wijaya S.Kom., M.Kom. selaku penguji pertama dan Bapak Endang Purnama Giri S.Kom., M.Kom. selaku penguji kedua. Ucapan terima kasih juga penulis berikan kepada:

1 Kedua orang tua penulis, Usman Siregar dan Helmi Hasibuan, yang selalu mendukung dan mendoakan penulis sampai sekarang ini.

2 Semua saudara penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk penulis. 3 Penghuni kosan Poso-Poso Baranangsiang yang selalu saling mengingatkan untuk

mengerjakan tugas akhir.

4 Teman-teman ekstensi angkatan 3, yang berjuang bersama di bangku kuliah setiap malam. 5 Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2011

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Agustus 1987 di Sipirok. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara pasangan Usman Siregar dan Helmi Hasibuan.

Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sipirok dan diterima di Program Keahlian Teknik Komputer, Program Diploma III Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma III pada tahun 2008 dan melanjutkan ke Program Sarjana Ilmu Komputer Penyelenggaraan Khusus IPB pada tahun yang sama.

(7)

iv

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... v PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 1 Ruang Lingkup ... 1 Manfaat ... 1 TINJAUAN PUSTAKA ... 1 Digital Watermarking ... 1

Ruang Warna YCbCr ... 2

Pixel Value Mapping Algorithm ... 3

Discrete Cosine Transform ... 3

Bit Error Ratio ... 4

METODE PENELITIAN ... 4

Penyisipan Watermark ... 5

Pengambilan Watermark ... 5

Analisis Hasil Implementasi ... 5

Lingkungan Pengembangan ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN... 6

Analisis Waktu Eksekusi ... 7

Analisis Kualitas Watermark ... 7

Analisis Kekuatan Watermark ... 7

KESIMPULAN DAN SARAN... 9

Kesimpulan ... 9

Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 9

(8)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Perbedaan tujuan visible watermark dengan invisible watermark ... 2

2 Rata-rata waktu eksekusi ... 7

3 Kekuatan watermark terhadap serangan noise ... 8

4 Kekuatan watermark terhadap serangan cropping ... 8

5 Kekuatan watermark terhadap serangan kompresi gambar ... 9

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Sistem watermarking secara umum (sumber: Cox et al. 2002). ... 2

2 Contoh DCT dari sebuah gambar. ... 4

3 Skema besar sistem watermarking. ... 4

4 Skema penyisipan watermark. ... 5

5 Skema pengambilan watermark. ... 5

6 Antarmuka penyisipan watermark. ... 6

7 Antarmuka pengambilan watermark. ... 6

8 Antarmuka pemberian serangan. ... 7

9 Watermark hasil pengambilan. ... 7

10 Watermark dari serangan rescaling. ... 8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Gambar ijazah. ... 12

2 Watermark asli. ... 12

3 Hasil proses penyisipan watermark. ... 12

4 Ilustrasi penyisipan watermark. ... 13

5 Ilustrasi pengambilan watermark. ... 14

6 Watermark dari ijazah yang mengalami serangan noise. ... 15

7 Watermark dari ijazah yang mengalami serangan cropping. ... 16

(9)

1

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ijazah merupakan bukti seseorang telah menyelesaikan masa pendidikan. Saat ini ijazah masih dalam bentuk fisik kertas tercetak. Perkembangan Internet telah membuat sistem yang dulunya masih menggunakan data fisik beralih ke data digital. Pendaftaran ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau pelamaran pekerjaan sudah banyak yang mengumpulkan calonnya melalui media Internet. Alasan ini memunculkan kebutuhan akan adanya ijazah digital.

Pembuatan ijazah digital didasarkan pada ciri-ciri ijazah asli secara fisik. Ciri-ciri ijazah asli yang dimiliki oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai berikut:

1 Memiliki watermark dengan logo IPB yang berada di posisi tengah ijazah dan tulisan ”Institut Pertanian Bogor” di beberapa tempat.

2 Blangko ijazah dicetak oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia.

3 Nomor ijazah bersifat unik dan terdapat tanda tangan asli dari rektor dan dekan. 4 Memiliki ukuran font, spasi, dan bentuk

tulisan yang khusus. 5 Memiliki stempel asli IPB.

Keuntungan dari ijazah digital adalah kemudahan dalam penggunaannya dan tampilan yang lebih baik. Ijazah digital diharapkan mempunyai kekuatan dan verifikasi dalam pembuktian keabsahan ijazah. Kelemahan dari ijazah digital adalah mudah untuk dimanipulasi dan diduplikasikan dalam waktu singkat. Berdasarkan kelemahan tersebut dibutuhkan metode untuk memberikan proteksi hak cipta pada ijazah digital. Proteksi pada ijazah digital sangat penting dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan ijazah digital oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebuah sistem proteksi hak cipta dibutuhkan untuk menjamin keabsahan dari sebuah ijazah digital.

Sistem proteksi hak cipta pada berkas ijazah digital yang akan dikembangkan terdiri atas tiga subsistem. Ketiga subsistem tersebut secara berurutan adalah watermarking, pemberian

digital signature, dan integritas data. Tiap

subsistem dikerjakan pada tiga penelitian yang terpisah. Hasil dari satu subsistem menjadi masukan subsistem berikutnya. Keseluruhan subsistem digabungkan menjadi sistem utuh pada subsistem integritas data.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan menerapkan pemberian proteksi hak cipta menggunakan teknik watermarking pada berkas ijazah digital. Ijazah digital diharapkan memiliki kekuatan dan kualitas yang baik dalam pembuktian keabsahannya. Analisis hasil implementasi dilakukan dengan menerapkan serangan-serangan pada ijazah digital.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah penerapan teknik watermarking pada berkas ijazah digital. Berkas ijazah dan wateramark yang digunakan adalah gambar dengan format

Joint Photographic Experts Group (JPEG). Watermark merupakan gambar biner yang

dibuat mirip watermark pada ijazah fisik dengan format JPEG. Teknik watermarking yang digunakan adalah dual watermarking. Jenis watermark yang diterapkan adalah visible dan invisible watermark. Jenis watermark berdasarkan kekuatannya yang digunakan adalah robust watermark. Metode penyisipan

watermark yang digunakan adalah Pixel Value Mapping Area (PVMA) dan Discrete Cosine

Transform (DCT). Teknik pengambilan

watermark yang digunakan adalah blind detectors. Serangan yang diterapkan adalah

serangan noise, rescaling, cropping, dan kompresi gambar.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan teknik proteksi hak cipta terhadap berkas digital khususnya ijazah digital. Ijazah digital yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan memiliki tingkat keamanan yang baik dan mempunyai metode yang kuat untuk verifikasi keabsahannya.

TINJAUAN PUSTAKA

Digital Watermarking

Digital watermarking merupakan cara

penyisipan informasi (watermark) pada berkas digital berupa pesan tentang berkas itu sendiri. Penyisipan watermark pertama kali ditemukan tahun 1282 di Italia dengan cara menambahkan pola pada cetakan kertas (Cox et al. 2002).

Watermark bisa berupa teks, gambar, suara,

atau video. Digital watermarking mirip dengan steganografi, akan tetapi memiliki perbedaan pada tujuannya. Digital watermarking bertujuan untuk melindungi media yang disisipkan

watermark, sedangkan steganografi bertujuan

(10)

2

tanpa memperhatikan keberadaan media itu sendiri. Tujuan utama penyisipan watermark pada data digital adalah perlindungan hak cipta, autentikasi gambar, penyembunyian data, dan komunikasi rahasia. Menurut Kipper (2004) terdapat dua jenis watermark, yaitu:

1 Visible watermark

Merupakan watermark yang terlihat pada media. Media akan mengalami perubahan tampilan setelah penyisipan.

2 Invisible watermark

Merupakan watermark yang tidak terlihat pada media. Media tidak akan mengalami perubahan tampilan secara signifikan setelah penyisipan.

Perbedaan antara visible watermark dengan

invisible watermark terdapat pada tujuan yang

ingin dicapai. Pemilihan watermark untuk digunakan pada media akan tergantung pada jenis proteksi yang akan diberikan. Perbedaan antara kedua jenis watermark dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Perbedaan tujuan visible watermark dengan invisible watermark

Tujuan Visible Invisible

Validasi penerima --- √√√ Transmisi non-reputasi --- √√√ Pencegahan pencurian √√√ √ Mengurangi nilai komersil √√√ √√√ Pencegahan duplikasi

yang tidak sah √√√ √

Autentikasi dan

notari-sasi digital √ √√√

Identifikasi sumber √√√ √ √ = tingkat kekuatan. Sumber: Yip et al. (2006)

Watermark dapat dibedakan menjadi dua

jenis berdasarkan kekuatannya terhadap serangan, yaitu fragile watermark dan robust

watermark (Kipper 2004). Fragile watermark

merupakan metode untuk autentikasi dengan ketahanan yang lemah. Watermark akan hilang jika terjadi perubahan kecil pada media. Hilangnya watermark merupakan indikator bahwa media telah mengalami serangan. Robuts

watermark adalah metode watermark dengan

tujuan mempertahankan keberadaan watermark pada media. Watermark tidak bisa dihilangkan atau dihancurkan dengan segala jenis serangan tanpa merusak media. Robust watermark merupakan kebalikan dari Fragile watermark.

Menurut Cox et al. (2002), watermark juga dapat dibedakan berdasarkan pada teknik pengambilannya, yaitu:

1 Blind detectors

Merupakan cara pengambilan watermark yang tidak membutuhkan berkas asli untuk mendeteksi keberadaan watermark. Sistem yang menggunakan teknik blind detectors disebut Public Watermarking Systems. 2 Informed detectors

Merupakan cara pengambilan watermark yang harus mengetahui berkas asli untuk mendeteksi keberadaan watermark. Sistem yang menggunakan teknik informed detectors disebut Private Watermarking Systems.

Sistem pemberian watermark secara umum memiliki dua fungsi utama, yaitu watermark

embedder dan watermark detector. Watermark embedder berfungsi menyisipkan watermark

pada media. Watermark detector berfungsi untuk mendeteksi keberadaan watermark pada media. Sistem watermarking secara umum terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Sistem watermarking secara umum (sumber: Cox et al. 2002).

Mutu digital watermarking dapat dilihat dari parameter berikut (Persada 2009):

1 Fidelity

Penyisipan watermark seharusnya tidak mempengaruhi kualitas media.

2 Robustness

Watermark harus memiliki ketahanan yang

cukup terhadap proses digital yang umum. 3 Security

Watermark memiliki daya tahan terhadap

usaha yang dengan secara sengaja ingin memindahkan watermark yang ada pada media.

Ruang Warna YCbCr

Ruang warna YCbCr sering juga disebut sebagai ruang warna CCIR 601. Ruang warna ini dibuat sebagai respon terhadap kenaikan permintaan akan pendekatan digital dalam menangani informasi video dan telah digunakan secara luas untuk model video digital. Ruang

(11)

3

warna ini termasuk dalam ruang warna untuk transmisi televisi (Chai & Bouzerdoum 2000).

Rekomendasi 601 menyebutkan pengkodean 8-bit (0-255) dari YCbCr dengan komponen Y memiliki batas nilai sampai 219 dan penambahan +16. Pengkodean ini menempatkan warna hitam pada nilai 16 dan putih pada nilai 235. Komponen Cb dan Cr memiliki batas nilai sampai 112 dan penambahan +128 dan menghasilkan rentang dari 16 sampai 240.

Komponen Y merupakan kopi skala abu-abu (grayscale copy) dari gambar utama. Warna putih ditampilkan sebagai suatu nilai tengah antara komponen Cr dan Cb. Warna coklat ditampilkan oleh komponen Cb yang lemah dan komponen Cr yang kuat. Warna hijau ditampilkan oleh komponen Cb dan Cr yang sama-sama lemah. Warna biru ditampilkan oleh komponen Cb kuat dengan Cr lemah.

Ruang warna YCbCr dapat dihitung dari ruang warna RGB dengan menggunakan persamaan berikut:

Ruang warna YcbCr dapat ditransformasi kembali ke ruang warna RGB dengan persamaan:

a= 0.00456621, b= -0.00153632, c= 0.00791071

Pixel Value Mapping Algorithm

Pixel Value Mapping Algorithm (PVMA)

adalah algoritme yang digunakan oleh Yip et al. (2006) untuk membuat lossless visible watermarking. Lossless visible watermarking

adalah jenis visible watermark yang bisa memulihkan kembali gambar asli dari gambar yang memiliki watermark secara sempurna. Algoritme PVMA bekerja pada domain spasial. Sebuah gambar P yang memiliki ukuran MxN, dan watermark W yang ingin disisipkan ke P, maka akan menghasilkan gambar yang memiliki

watermark Q. Penyisipan ini menggunakan

fungsi pemetaan intensitas secara bijektif f.

Watermark W adalah watermark biner dan

ukurannya sama dengan P, W(x,y) ϵ {0, 1}, dengan x = 1…M, dan y = 1…N, maka

Fungsi bijektif yang dapat digunakan pada algoritme PVMA ada dua fungsi, yaitu linear

mapping dan piecewise linear mapping.

1 Linear Mapping

2Piecewise Linear Mapping

dengan t adalah nilai pixel dari gambar P, t ϵ {0-255} dan 255 ≥ T1 ≥ T2 ≥ 0 serta c adalah

konstanta yang didefenisikan oleh pengguna. Konstanta c biasanya ada di rentang 0 – 255.

Karena f adalah sebuah fungsi bijektif, maka inversi dari f bisa dihitung. Hasil dari inversi ini

adalah gambar asli yang didapatkan kembali dengan bantuan dari watermark. Jika hasil dari inversi adalah R, maka

Discrete Cosine Transform

Discrete Cosine Transform (DCT) adalah

teknik untuk mengubah sebuah sinyal menjadi komponen-komponen dasar frekuensi (Al-Haj 2007). DCT merupakan suatu metode transformasi yang digunakan sebagai dasar untuk kompresi JPEG. Sampai saat ini sudah terdapat berbagai macam jenis DCT seperti DCT I, DCT II, DCT III, DCT IV, DCT V-VIII. DCT sangat tahan terhadap manipulasi data seperti kompresi dan filtering. DCT dua dimensi dapat dipandang sebagai komposisi dari DCT pada masing-masing dimensi. Sebagai contoh, jika himpunan bilangan real disajikan dalam senarai dua dimensi terhadap masing-masing baris dan kemudian melakukan DCT satu dimensi terhadap masing-masing kolom dari hasil DCT tersebut. DCT dua dimensi dari suatu citra A akan menghasilkan citra B dengan persamaan sebagai berikut:

dengan

Inverse Discrete Cosine Transform (IDCT)

adalah metode untuk mengembalikan nilai DCT menjadi gambar aslinya. Persamaan untuk

(12)

4

menginversi nilai DCT didefinisikan sebagai berikut :

dengan:

A = citra awal B = citra hasil DCT

p,q = posisi pixel

M, N = jumlah baris, jumlah kolom

Koefisien pertama, yaitu C(0) pada DCT satu dimensi atau C(0,0) pada DCT dua dimensi disebut koefisien DC. Koefisien lainnya disebut sebagai koefisien AC. Fungsi basis yang berkorespondensi dengan koefisien DC

memiliki nilai tetap, sedangkan koefisien AC berkorespondensi dengan fungsi basis yang berbentuk gelombang. Gambar 2 merupakan contoh hasil perhitungan DCT dari sebuah gambar.

Gambar 2 Contoh DCT dari sebuah gambar.

Bit Error Ratio

Bit Error Ratio (BER) adalah perbandingan

antara jumlah bit pada gambar yang memiliki nilai tidak sama dengan gambar asli dengan jumlah total semua bit gambar (Persada 2009). BER menunjukkan total posisi pixel yang tidak sama dengan gambar asli dalam satuan persentase. Persamaan untuk menghitung BER adalah:

dengan Pi adalah jumlah pixel yang nilainya

sama dan N adalah total keseluruhan pixel. Nilai BER yang kecil menunjukkan bahwa tingkat kesalahan bit antar gambar yang rendah dan kedua gambar tersebut terlihat sama secara

penglihatan mata manusia. Batas toleransi nilai BER adalah 35% (Baldman 2003). Nilai BER digunakan sebagai indikator perbedaan antara

watermark asli dengan watermark hasil

pengambilan. Nilai BER bukan menjadi penentu kekuatan dari watermark.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengembangkan aplikasi yang menggunakan teknik watermarking sebagai proteksi hak cipta pada ijazah digital. Teknik

watermarking yang digunakan adalah dual watermarking, yaitu menerapkan dua jenis watermark pada satu media. Aplikasi terdiri atas

dua fungsi utama, yaitu fungsi untuk penyisipan

watermark dan pengambilan watermark.

Terdapat fungsi tambahan pemberian serangan untuk analisis kekuatan dan kualitas hasil aplikasi. Skema dari pengembangan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Mulai Gambar Ijazah Fungsi Penyisipan watermark Watermark Ijazah tertanam watermark Selesai Analisis Kekuatan & kualitas Fungsi Pemberian serangan Fungsi Pengambilan watermark Watermark hasil pengambilan tidak ya Penghitungan Kualitas Kualitas

Gambar 3 Skema besar sistem watermarking. Fungsi penyisipan watermark menghasilkan ijazah digital yang memiliki watermark dan mencatat lama waktu untuk penyisipan. Fungsi pengambilan watermark digunakan untuk mengambil kembali watermark yang ada pada ijazah digital. Fungsi pengambilan watermark juga menghitung kualitas dari watermark yang didapatkan dan pencatatan lama waktu yang dibutuhkan. Fungsi serangan adalah fungsi tambahan yang dibuat untuk keperluan analisis kualitas dan kekuatan ijazah digital. Fungsi serangan memberikan serangan pada ijazah digital yang telah tertanam watermark.

(13)

5

Penyisipan Watermark

Penyisipan watermark adalah proses untuk menyisipkan informasi ke dalam ijazah digital yang akan dilindungi. Ijazah digital yang berada pada ruang warna Red, Green, Blue (RGB) dikonversi ke ruang warna YCbCr. Elemen Y dari YCbCr dan watermark selanjutnya dimasukkan ke dalam proses PVMA. Hasil dari PVMA adalah ijazah digital yang telah tertanam

visible watermark. Selanjutnya adalah

menghitung nilai DCT dari hasil proses PVMA dan watermark. Sebagian nilai low frequency dari DCT hasil proses PVMA digantikan oleh nilai DCT watermark. Penggantian nilai ini bertujuan agar proses pengambilan watermark menggunakan teknik blind detectors. Jika m adalah banyak kolom dan n adalah banyak baris, maka penggantian nilai DCT dimulai dari (m/2+1, n/2+1) sampai sebanyak baris dan kolom dari DCT watermark. Setelah penggantian nilai DCT selesai, maka nilai inversinya didapatkan dengan menggunakan fungsi IDCT. Hasil IDCT digabungkan kembali dengan elemen CbCr dan dikonversi ke ruang warna RGB. Hasil konversi ini adalah ijazah digital yang telah memiliki invisible watermark. Skema untuk penyisipan watermark dapat dilihat pada Gambar 4.

Mulai Gambar Ijazah PVMA Penggantian Koefisien DCT Watermark Ijazah digital Selesai DCT IDCT Konversi RGB ke YCbCr Konversi YCbCr ke RGB Ijazah+visible watermark

Gambar 4 Skema penyisipan watermark. Pengambilan Watermark

Pengambilan watermark adalah kebalikan dari proses penyisipan watermark. Proses ini bertujuan untuk mengambil invisible watermark yang terdapat pada ijazah digital. Pengambilan

watermark ini dilakukan untuk mengetahui

apakah ijazah digital asli atau tidak. Proses pertama yang dilakukan adalah mengkonversi ruang warna RGB menjadi ruang warna YCbCr. Elemen Y dari YCbCr diambil dan dihitung nilai DCT Y. Koefisien-koefisien yang

memiliki informasi tentang watermark yang ada pada nilai DCT tersebut diambil dan dikumpulkan. Kumpulan koefisien diinversikan dengan menggunakan fungsi IDCT yang akan menghasilkan watermark yang terdapat pada ijazah digital. Tahapan pengambilan watermark dapat dilihat pada Gambar 5.

Mulai DCT Selesai IDCT Pengambilan koefisien Watermark hasil pengambilan Ijazah tertanam Watermark Konversi RGB ke YCbCr

Gambar 5 Skema pengambilan watermark. Analisis Hasil Implementasi

Hasil implementasi yang telah dilakukan selanjutnya dianalisis, diuji, dan dievaluasi. Analisis ini menjadi tolak ukur keberhasilan dari aplikasi yang dikembangkan. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:

Analisis waktu eksekusi

Waktu eksekusi merupakan salah satu faktor yang diperhatikan untuk keperluan analisis sebuah sistem. Penyisipan dan pengambilan watermark membutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Analisis kualitas watermark

Analisis kualitas watermark dilakukan pada ijazah digital yang belum mengalami perubahan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tampilan watermark setelah proses pengambilan dan bisa atau tidaknya watermark tersebut diambil. Analisis Kekuatan Watermark

Analisis kekuatan watermark dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan keamanan

watermark terhadap serangan. Serangan

menyebabkan perubahan secara fisik pada ijazah digital. Perubahan pada ijazah digital mempengaruhi dan mengancam keberadaan

watermark. Serangan yang diterapkan pada

penelitian ini adalah: a Serangan noise

Serangan noise adalah menambahkan

noise pada ijazah digital. Noise yang

ditambahkan pada ijazah digital adalah

Gaussian, Speckle, Salt & Pepper, dan Poisson noise. Serangan diterapkan

dengan menggunakan fungsi default yang ada di Matlab.

b Serangan rescaling dan cropping Serangan rescaling yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengubah

(14)

6

ukuran gambar ijazah menjadi setengahnya kemudian dikembalikan ke ukuran asli. Serangan cropping dilakukan dengan cara mengubah sebagian warna pada posisi tertentu secara kontras dari gambar. Serangan diterapkan menggunakan Matlab. c Serangan kompresi gambar

Kualitas suatu gambar tergantung pada tingkat kompresi yang digunakan. Kualitas dan kompresi pada gambar berbanding terbalik. Kualitas gambar tinggi, maka tingkat kompresi rendah. Tingkat kompresi tinggi, maka kualitas gambar rendah. Serangan dilakukan dengan fungsi Matlab.

Watermark pada ijazah digital diambil

setelah penerapan serangan selesai dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah

watermark bisa bertahan atau tidak dari

serangan-serangan tersebut. Lingkungan Pengembangan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Matlab 7.7 yang dijalankan pada sistem operasi Windows 7 Ultimate. Spesifikasi dari perangkat keras yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1 Prosesor Intel Core 2 Duo 2.00 GHz. 2 RAM kapasitas 2 GB.

3 Hard disk drive kapasitas 160 GB. 4 Monitor, mouse, dan keyboard standar.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berkas ijazah digital dan watermark dibuat mirip dan berdasarkan tampilan yang ada pada ijazah fisik. Ijazah yang digunakan sebagai acuan adalah ijazah Program Diploma IPB yang diterbitkan pada tahun 2008. Proses penyisipian

watermark menerima masukan berkas ijazah

digital dan watermark dengan format gambar. Berkas ijazah digital dan watermark memiliki ukuran yang sama, yaitu 3504 x 2480 pixel. Berkas ijazah digital dan watermark yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

Proses penyisipan watermark menghasilkan ijazah digital yang memiliki watermark. Hasil yang diperoleh dari proses penyisipan adalah ijazah digital yang telah tertanam dual

watermark, yaitu visible watermark dan invisible watermark. Watermark yang pertama

disisipkan adalah visible watermark yang kemudian disisipkan lagi invisible watermark.

Invisible watermark pada urutan kedua

bertujuan agar proses verifikasi keabsahan ijazah digital lebih cepat dilakukan. Gabungan dari kedua jenis watermark ini diharapkan bisa memberikan proteksi hak cipta yang maksimal pada ijazah. Hasil proses penyisipan bisa dilihat pada Lampiran 3. Ilustrasi dari proses penyisipan watermark dapat dilihat pada Lampiran 4. Tampilan antarmuka yang dibuat untuk penyisipan watermark yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Antarmuka penyisipan watermark. Ijazah digital hasil penyisipan digunakan pada proses pengambilan watermark untuk mendapatkan kembali watermark yang tertanam sebagai bukti keasliannya. Ukuran watermark yang diambil dari ijazah digital adalah 438 x 310 pixel. Ilustrasi dari proses pengambilan

watermark dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tampilan antarmuka yang dibuat untuk pengambilan watermark dapat dilihat pada Gambar 7.

(15)

7

Pemberian serangan pada ijazah digital merupakan fungsi tambahan yang dibuat untuk keperluan analisis kualitas dan kekuatan

watermark. Pemberian serangan memiliki

antarmuka untuk mempermudah penerapannya pada ijazah digital. Antarmuka ini digunakan hanya untuk pemberian serangan noise saja. Serangan lain dilakukan dengan perintah manual pada Matlab. Tampilan antarmuka untuk pemberian serangan pada ijazah digital dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Antarmuka pemberian serangan. Analisis Waktu Eksekusi

Waktu eksekusi untuk proses penyisipan dan pengambilan watermark yang dibutuhkan oleh aplikasi dicatat dari 20 kali percobaan. Berkas ijazah digital dan watermark yang digunakan memiliki ukuran yang berbeda. Ukuran berkas ijazah digital dan watermark yang digunakan adalah:

3504 x 2480 pixel. 1752 x 1240 pixel. 876 x 620 pixel.

Rata-rata waktu eksekusi yang dibutuhkan oleh aplikasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Rata-rata waktu eksekusi Ukuran (pixel) Waktu (detik) embed extract 3504x2480 16.9932 5.1473 1752x1240 5.4678 1.2652 876x620 2.8416 0.4212 Berdasarkan data pada Tabel 2, ukuran dari ijazah digital mempengaruhi waktu eksekusi yang dibutuhkan oleh aplikasi. Waktu untuk proses pengambilan watermark lebih cepat dari penyisipan karena proses pengambilan memiliki

tahapan yang lebih sedikit. Ijazah digital yang digunakan untuk keperluan analisis lainnya hanya menggunakan ijazah digital dengan ukuran 3504 x 2480 pixel.

Analisis Kualitas Watermark

Pengambilan watermark dilakukan pada ijazah digital yang telah tertanam watermark. Ijazah digital yang digunakan merupakan hasil keluaran dari proses penyisipan watermark.

Watermark diambil dari ijazah digital yang

tidak mengalami kerusakan atau serangan. Nilai BER yang didapatkan sebesar 12,26% dan memiliki tampilan mirip dengan aslinya secara perseptual. Watermark hasil pengambilan ini bisadilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Watermark hasil pengambilan. Analisis Kekuatan Watermark

Kekuatan watermark pada ijazah digital diuji dengan memberikan serangan. Serangan dilakukan untuk menggangu keberadaan

watermark pada ijazah digital. Serangan yang

dilakukan pada penelitian ini adalah: a Serangan Noise

Serangan dilakukan menggunakan fungsi Matlab imnoise dengan parameter default dari Matlab. Jenis noise yang digunakan adalah

Gaussian noise, Speckle noise, Salt & Pepper noise, dan Poisson noise. Serangan noise

mengakibatkan perubahan nilai pixel pada posisi acak. Baris perintah yang digunakan untuk melakukan serangan adalah sebagai berikut:

Asli = imread(‘ijazah.jpg’); Hsl = imnoise(Asli, noise);

Bagian noise pada baris perintah kedua diganti sesuai dengan jenis noise yang ingin ditambahkan ke ijazah digital. Setelah melakukan serangan noise pada ijazah digital,

(16)

8

watermark asli. Nilai BER yang didapatkan dari

hasil pengambilan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kekuatan watermark terhadap serangan

noise

Jenis Noise BER (%) Penilaian HVS

Gaussian 13.15 Kuat

Speckle 12.22 Kuat

Salt & Pepper 12.62 Kuat

Poisson 13.24 Kuat

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa kualitas dan kekuatan dari teknik watermarking yang diterapkan mampu menahan serangan noise. Serangan noise menyebabkan watermark yang diambil memiliki bercak hitam yang seharusnya tidak ada. Watermark secara perseptual masih bisa dikenali. Watermark hasil pengambilan dapat dilihat pada Lampiran 6.

b Serangan Rescaling dan Cropping

Serangan rescaling dilakukan dengan cara mengecilkan ukuran ijazah digital menjadi setengah dari ukuran asli. Selanjutnya ijazah tersebut dikembalikan lagi ke ukuran aslinya. Serangan ini dilakukan dengan menggunakan fungsi Matlab imresize. Baris perintah yang digunakan untuk melakukan serangan ini adalah sebagai berikut:

Asli = imread(‘ijazah.jpg’); [m n] = size(Asli);

Temp = imresize(Asli,[m/2 n/2]); Hsl = imresize(Temp,[m n]);

Nilai BER yang didapat dari watermark hasil pengambilan adalah 47,22% dan secara perseptual watermark tidak memiliki kemiripan dengan watermark asli serta tidak bisa dikenali.

Watermark dari ijazah digital yang mengalami

serangan rescaling bisa dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Watermark dari serangan rescaling.

Serangan cropping menggunakan Matlab dengan cara mengganti nilai pixel pada gambar menjadi 0. Penggantian nilai pixel ini

mengakibatkan perubahan warna pada posisi yang ditentukan menjadi warna hitam. Posisi

cropping yang digunakan adalah posisi kiri atas,

kiri bawah, kanan atas, kanan bawah, dan semua sisi ijazah digital. Ukuran besar cropping yang dipakai adalah hasil perkalian persentase dengan ukuran ijazah digital, yaitu 30%, 40%, dan 50%. Nilai BER watermark dari ijazah digital yang mengalami serangan cropping dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kekuatan watermark terhadap serangan

cropping Posisi Ukuran cropping BER (%) Penilaian HVS Kiri Atas 30% 21.23 Lemah 40% 27.76 Lemah 50% 33.86 Lemah Kiri Bawah 30% 21.15 Lemah 40% 28.02 Lemah 50% 34.92 Lemah Kanan Atas 30% 21.28 Lemah 40% 27.80 Lemah 50% 33.82 Lemah Kanan Bawah 30% 21.18 Lemah 40% 28.01 Lemah 50% 34.82 Lemah Semua Sisi 30% 62.09 Lemah 40% 74.64 Lemah 50% 85.05 Lemah

Serangan yang tidak bisa ditahan adalah serangan pada semua sisi secara bersamaan. Serangan di sisi tertentu memiliki nilai BER yang berada pada nilai toleransi yang diterima.

Watermark hasil pengambilan dari ijazah digital

yang dikenakan serangan cropping mengalami kerusakan. Pola kerusakan yang terjadi pada

watermark sama dengan pola kerusakan pada

ijazah digital. Watermark sebenarnya masih bisa dikenali meski ada bagian yang mengalami kerusakan. Watermark hasil pengambilan dari semua ijazah digital yang mengalami serangan

cropping dapat dilihat pada Lampiran 7.

c Serangan Kompresi Gambar

Ijazah digital dikenakan serangan kompresi gambar. Kompresi gambar ini berpengaruh pada kualitas gambar. Secara perceptual tidak terlihat perbedaan antara dua gambar yang memiliki tingkat kompresi yang berbeda. Hal ini

(17)

9

diakibatkan oleh sistem penglihatan manusia yang tidak peka terhadap perubahan nilai pixel pada gambar. Semakin besar kompresi yang dilakukan maka kualitas dari gambar semakin kecil.

Serangan ini dilakukan setelah proses penyisipan selesai dengan cara mengubah parameter quality pada perintah imwrite. Parameter quality yang digunakan mulai dari 10 sampai 100. Parameter Compression Ratio (CR) merupakan kebalikan dari parameter quality. Hasil dari analisis serangan kompresi gambar pada ijazah digital dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kekuatan watermark terhadap serangan

kompresi gambar CR (%) BER (%) Penilaian HVS 0 12.16 Kuat 10 12.19 Kuat 20 12.16 Kuat 30 12.16 Kuat 40 12.22 Kuat 50 12.20 Kuat 60 12.24 Kuat 70 12.15 Kuat 80 13.09 Kuat 90 12.01 Lemah

Tingkat kompresi memberikan pengaruh terhadap kualitas watermark. Meskipun nilai BER untuk semua tingkat kompresi berada di bawah nilai toleransi, secara visual watermark yang masih bisa dikenali hanya sampai tingkat kompresi gambar 80%. Hal ini terjadi karena makin tinggi tingkat kompresi gambar, maka makin banyak pula informasi yang hilang dari gambar. Watermark hasil pengambilan dari ijazah digital yang mengalami serangan kompresi gambar bisa dilihat pada Lampiran 8.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Aplikasi yang telah dikembangkan pada penelitian ini menerapkan teknik watermarking sebagai proteksi hak cipta pada ijazah digital. Ukuran gambar yang digunakan mempengaruhi lama waktu eksekusi yang dibutuhkan. Ukuran gambar yang semakin kecil mengakibatkan waktu eksekusi yang dibutuhkan semakin cepat.

Watermark hasil pengambilan dari ijazah digital

memiliki kualitas yang baik dengan nilai BER 12.26% dan mirip dengan watermark asli.

Watermark yang dihasilkan memiliki sifat robust terhadap serangan yang diberikan.

Serangan dengan penambahan noise pada ijazah digital dapat ditahan dengan baik. Serangan kompresi gambar masih bisa ditahan sampai batas 80%. Watermark dapat diambil dari ijazah digital dengan nilai BER yang berada pada batas toleransi. Watermark yang diambil bisa dikenali secara perseptual dan mirip dengan watermark asli. Hal ini membuktikan bahwa watermark bisa bertahan dengan baik terhadap perubahan nilai pixel. Ijazah digital dapat digunakan untuk subsistem

Digital Signature dengan menggunakan teknik

LSB sebagai cara penyisipannya tanpa kehilangan watermark.

Serangan yang tidak bisa ditahan pada penelitian ini adalah serangan rescaling. Akibat serangan tersebut watermark hasil pengambilan memiliki nilai BER 47,22%, tidak bisa dikenali dan tidak mirip dengan watermark asli. Tingkat kompresi gambar diatas 80% membuat

watermark tidak bisa dikenali meskipun nilai

BER berada di bawah 14%. Serangan cropping menghasilkan watermark yang tampilannnya mirip dengan hasil cropping pada ijazah. Meskipun memiliki nilai BER tinggi, secara perseptual watermark tersebut bisa dikenali. Saran

Kekurangan penelitian ini adalah watermark tidak mampu bertahan terhadap serangan

rescaling. Penelitian selanjutnya diharapkan:

Mencoba menggunakan metode lain untuk memperbaiki kekurangan penelitian ini. Menambahkan fitur untuk tamper proofing. Menggunakan serangan yang lebih banyak

untuk menghasilkan aplikasi watermarking yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Haj A. 2007. Combined DWT-DCT Digital Image Watermarking. Journal of Computer

Science 3 (9): 740-746.

Baldman A. 2003. Bit Error Ratio Testing: How

Many Bits are Enough?. New Hampshire:

InterOperability Laboratory, University of New Hampshire.

Chai D, Buozerdoum A. 2000. A Bayesian Approach to Skin Color Classification in YCbCr Color Space. TENCON 2000.

(18)

10

Cox IJ, Miller ML, Bloom JA. 2002. Digital

Watermarking. New York: Morgan

Kaufmann Publishers.

Kipper G. 2004. Investigator’s Guide to

Steganography. New York: Auerbach

Publications.

Persada BA. 2009. Studi dan Implementasi non

Blind Watermarking dengan Metode Spread

Spectrum [skripsi]. Bandung: Sekolah

Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung.

Yip SK, Au OC, Ho CW, Wong HM. 2006. Lossless Visible Watermarking. IEEE International Conference on Multimedia and Expo: 853-856.

(19)

11

(20)

12

Lampiran 1 Gambar ijazah.

Lampiran 2 Watermark asli.

(21)

13

Lampiran 4 Ilustrasi penyisipan watermark.

PVMA

(22)

14

(23)

15

Lampiran 6 Watermark dari ijazah yang mengalami serangan noise.

Gaussian Speckle

(24)

16

(25)

17

(26)

18

(27)

19

Gambar

Gambar 2 Contoh DCT dari sebuah gambar.
Gambar 4 Skema penyisipan watermark.
Gambar 6 Antarmuka penyisipan watermark.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaplikasian patah kata yang mampu mendukung kepelbagaian makna dalam puisi-puisi Usman Awang, menjadikan puisi beliau bukan sahaja indah pada indera dengar pembaca tetapi

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan sejauh mana ketelitian hasil pengukuran kekuatan tanah yang diperoleh dengan menggunakan alat Dynamic

Jika hanya diandalkan pada 1 orang tuo tari dan 4 orang penari yang mampu menarikan tarian tersebut dan tidak diturunkan kepada generasi berikutnya maka adalah

Rugi panas akibat katup pipa tanpa isolasi dihitung setara T LP = 125 0 C.. Pipa

Uji statistik model meliputi koefisien determinasi (R²) untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data, data analisis regresi linier berganda

Penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan adalah optimalisasi proses modifikasi pati untuk meningkatkan kadar pati resisten pada pati ubi kayu (manihot esculenta crantz)

halnya dalam melarutkan aquades.untuk cairan cairan yang saling melarutkan,konsentrasinya akan saling berlawanan karena larutantersebut akan membentuk daerah

Apabila Anda sering menggabungkan ulang atau memotret gambar setelah daya dihidupkan, suhu di dalam kamera akan meningkat dan waktu perekaman yang tersedia akan lebih singkat