• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arifin dan Arifin, 2005). Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan merupakan bagian dari pengelolaan yang dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar tetap baik dan sesuai dengan tujuan desain fungsi semula.

Pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula sehingga pada periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi (Arifin dan Arifin, 2005). Pemeliharaan fisik dilakukan terhadap elemen keras dan lunak. Pemeliharaan elemen lunak merupakan pemeliharaan terhadap elemen taman berupa tanaman dan satwa yang meliputi penyiraman, pemangkasan, penyiangan, pemupukan, dan penyemprotan hama dan penyakit. Pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan terhadap elemen taman seperti bangunan taman dan lantai yang meliputi penyapuan, pembersihan kanal dan saluran, pengangkutan sampah, dan pemeliharaan paving dan pedestrian.

2.2 Wisata dan Rekreasi

Wisata adalah kegiatan perjalanan seseorang atau sekelompok orang untuk sementara dalam jangka waktu tertentu ke tujuan-tujuan di luar tempat mereka tinggal dan tempat rutinitas bekerja, untuk tujuan kesenangan (Gunn dan Var, 2002).

Rekreasi adalah aktivitas pemulihan atau liburan tertentu dan penyegaran kekuatan sertasemangat setelah bekerja, yang memberikan suasana baru (Brockman dan Merriam, 1973). Menurut Kraus (1977), aktivitas ini dilakukan

(2)

saat waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan jika kegiatan tersebut merupakan bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi sosial bagi seseorang yang mengikutinya.

Pada umumnya, rekreasi dan wisata memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendapat kenikmatan dan penyegaran kembali mental dan fisik. Tempat tujuan bagi orang yang melakukan wisata merupakan suatu kesatuan ruang tertentu yang dapat menarik keinginan untuk berekreasi. Setiap ruang umum dan pribadi yang diperuntukkan bagi penggunaan rekreasi merupakan area rekreasi (Gold,1980).

Simonds dan Starke (2006) menggambarkan taman rekreasi sebagai tempat berbagai bentuk, gerakan, suara, warna, dan ilusi yang menyenangkan. Atmosfer yang tercipta di dalamnya harus dapat mengejutkan, menarik, mengagumkan, sekaligus menggembirakan pengunjungnya.

2.3 Manajemen Pemeliharaan Taman Rekreasi

Pemeliharaan taman memerlukan manajemen yang baik. Menurut Stoner dan Freeman (1994), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengedalian upaya anggota organisasi dan proses penggunanaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sternloff dan Warren (1984) menyatakan bahwa pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai dengan rancangan dan desain semula.

Manjamen pemeliharaan suatu areal atau kawasan memiliki prinsip dasar. Menurut Sternloff dan Warren (1984), prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan.

2. Pemeliharaan harus dilaksanakan dengan waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang ekonomis.

(3)

4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan harus didasarkan pada kebijakan dan prioritas.

5. Pengelola pemeliharaan hendaknya menekankan pada pemeliharaan untuk pencegahan.

6. Pengelola pemelihara harus terorganisir dengan baik.

7. Suatu agen taman rekreasi harus memiliki sumber dana yang cukup untuk mendukung program pemeliharaan.

8. Suatu agen taman rekreasi harus menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan.

9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami. 10. Pengelola pemeliharan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum

dan pegawai pemeliharaan.

11. Dalam desain dan kontruksi suatu taman rekreasi dan fasilitasnya, pemeliharaan hendaknya menjadi pertimbangan awal saat pembangunan. 12. Para pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap pencitraan khalayak

umum dan pihak pengelolaaan taman rekreasi.

Pemeliharaan lanskap memerlukan manajemen yang terjadwal dengan baik agar semua kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat. Menurut Sternloff dan Warren (1984), perencanaan pengelolaan yang baik dan logis harus mencakup hal-hal seperti berikut:

1. inventarisasi lengkap seluruh area taman rekreasi, fasilitas, dan peralatan yang akan dipelihara;

2. perencanaaan pemeliharaan rutin secara tertulis yang meliputi

a. standar pemeliharaan seluruh area, fasilitas, dan peralatan yang telah didata dalam inventarisasi,

b. pengidentifikasian dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin untuk mencapai standar yang telah ditetapkan,

c. prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin,

d. frekuensi kegiatan pemeliharaan, e. pegawai yang melaksanakan kegiatan, f. bahan - bahan, termasuk bahan sekali pakai,

(4)

g. peralatan untuk melaksanakan kegiatan, dan h. pendugaan waktu yang akurat;

3. cara pelaksanaan pemeliharaan yang bersifat tidak rutin dan insidental seperti pekerjaan perbaikan atau persiapan untuk suatu acara khusus;

4. pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap kondisi yang dapat mempercepat kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal; 5. jadwal penugasan untuk tipe pekerjaan pemeliharaan yang meliputi

perorangan, tim, atau kontraktor sehingga dapat terpantau dengan baik; 6. sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan, jadwal pemeliharaan,

dan pengawasan beban kerja;

7. sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan.

Pada suatu taman rekreasi berskala besar, biasanya manajemen pemeliharaan dibentuk dalam suatu sistem organisasi. Sistem organisasi ini biasanya dibagi dalam beberapa seksi yang spesifik. Menurut Arifin dan Arifin (2005), seksi-seksi yang diperlukan dalam manjemen pemeliharaan agar mencapai efisiensi dan efektivitas kerja, antara lain, sebagai berikut:

1. Seksi Pemeliharaan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan semua tanaman;

2. Seksi Pemeliharaan Bangunan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan elemen keras taman;

3. Seksi Teknik Perpipaan dan Utilitas, yang meliputi pengawasan, pemeliharaan, dan pengontrolan terhadap keseluruhan utilitas;

4. Seksi Bengkel dan Pergudangan, yang meliputi inventarisasi seluruh peralatan pemeliharaan, pengontrolan kelancaraan kerja alat, dan perbaikan apabila terdapat kerusakan.

Jika dilihat dari segi penanggung jawab pekerjaan pemeliharaan, menurut Sternloff dan Warren (1984), terdapat tiga sistem/metode pemeliharaan berikut: 1. sistem pemeliharaan unit, yaitu sistem dengan setiap unit taman mempunyai

tim pemeliharaan tersendiri;

2. sistem pemeliharaan khusus, yaitu pemeliharaan yang didasarkan pada keahlian tertentu dari pegawainya, dan pegawai ini dapat berpindah dari satu unit ke unit lain;

(5)

3. sistem pemeliharan secara kontrak, yaitu seluruh pekerjaan pemeliharaan diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor.

Kapasitas kerja pegawai pemeliharaan berpengaruh terhadap efesiensi biaya pemeliharaan. Kemampuan dan keterampilan tenaga kerja sangat dibutuhkan agar pemeliharan dapat berjalan dengan maksimal. Efektivitas tenaga kerja menurut Sternloff dan Warren (1984) sangat ditentukan oleh

1. motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pegawai; 2. sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan;

3. ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; 4. tingkat pengawasan kerja di lapangan;

5. kelancaran komunikasi antara pimpinan dan pegawai.

Untuk kolam di taman rekreasi yang berukuran besar atau jumlahnya relatif banyak, misalnya, diperlukan kontrol sistem distribusi air bersih dan filtrasi air kolam. Sistem air bersih terdiri dari pompa air bersih, pompa deep well (bila menggunakan sumber air tanah), hydrofor, dan pompa drain. Sistem filtrasi berfungsi untuk menyaring air kolam sehingga air yang dihisap pompa tidak terlalu banyak membawa kotoran (Arifin dan Arifin, 2005). Kerusakan aliran air harus dapat diperbaiki sesegera mungkin. Pengelola pemeliharaan harus dapat menjaga blueprints dan gambar akurat dari seluruh lokasi aliran atau pipa air pada suatu fasilitas taman rekreasi.

2.4 Rekreasi Ekologi

Ekologi secara umum didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antara organisme dengan lingkungan sekitanya dan lanskap adalah sebuah mosaik yang merupakan bagian dari ekosistem lokal dan penggunaan lahan (Dramstad et al., 1996). Menurut Dramstad et al. (1996), ekologi lanskap dengan cepat muncul di dekade terakhir ini menjadi sesuatu yang sangat penting dalam praktik seorang perencana penggunaan lahan dan arsitek lanskap.

Seiring dengan permintaan pasar mengenai perjalanan ke tempat-tempat yang menawarkan kealamian, munculah sarana rekreasi yang ekologikal. Kepedulian akan lingkungan meningkat secara universal dan berhasil meningkatkan permintaan pasar pada segmen rekreasi. Namun, terdapat

(6)

kontradiksi antara perlindungan alam dengan travel massa dan hal ini merupakan tantangan dalam perencanaan rekreasi berbasis ekologi (Gunn dan Var, 2002).

Kawasan rekreasi ekologis menerapkan lima prinsip utama berdasarkan common sense dan didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan pengertian dalam menggunakan lingkungan alami yang kita miliki. Kelima prinsip tersebut adalah wise use (penggunaan secara bijaksana), carrying capacity (daya dukung), environment quality (kualitas lingkungan), precautionary principles (prinsip pencegahan), dan shared benefits (pembagian keuntungan) (Bell, 2008 dalam Saraswati, 2010).

Referensi

Dokumen terkait

LEMBAR PENGE2A4AN LAPORAN KERJA PROYEK . TEKNIK KOMPUTER

Oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian yang dapat mengambarkan mengenai resiko dan tingkat pengembalian terhadap portofolio optimal dari saham LQ-45,

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa strategi pelayanan Waiter dan Waitress sebagai upaya peningkatkan kepuasan tamu di Kedaton Restaurant Hotel Novotel Yogyakarta, yaitu

Berdasarkan pada hasil temuan penelitian yang telah diuraikan dalam bab IV, dapat disimpulkan secara umum penelitian ini yaitu: penggunaan metode demonstrasi dapat

Analisis yang dilakukan meliputi kondisi kapal karam USAT Liberty, kajian nilai penting situs, potensi kerusakan yang disebabkan aktivitas penyelaman, analisis

Peserta didik dapat berkerja secara mandiri, atau bekerjasama dalam kelompok, sesuai bidang tugas yang dikerjakan dalam pembelajaran mesin konversi energi.. Peserta didik

Pada contoh diatas merupakan langkah yang mudah untuk menentukan jarak antar point.pada kasus yang lain tidak jarang dijumpai bahwa sulit untuk menentukan jarak, salah satu cara

Jadi, apabila kita ingin mengadakan perubahan pendidikan Islam maka langkah awal yang harus dilakukan adalah merumuskan konsep dasar filosofis pendidikan yang sesuai