• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONSI REHABILITASI MEDIK DAN FISIOTERAPI. Rehabilitasi Gagal Jantung Kronik Stabil (CHF Kronik Stabil) Pembimbing : dr. Lena Wijayaningrum, Sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESPONSI REHABILITASI MEDIK DAN FISIOTERAPI. Rehabilitasi Gagal Jantung Kronik Stabil (CHF Kronik Stabil) Pembimbing : dr. Lena Wijayaningrum, Sp."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

RESPONSI

REHABILITASI MEDIK DAN FISIOTERAPI Rehabilitasi Gagal Jantung Kronik Stabil

(CHF Kronik Stabil)

Pembimbing :

dr. Lena Wijayaningrum, Sp. KFR

Penyusun : Ruth Agnes Anastasia

2008.04.0.0097

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA 2012

(2)

1. BATASAN Definisi

Gagal Jantung (CHF) adalah suatu keadaan dimana jantung tidak dapat memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh walaupun aliran darah balik cukup.

Guna kepentingan praktis, gagal jantung kronik didefinisikan sebagai sindrom klinik yang komplek yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau latihan, edema dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat (Ghanie, 2007).

Epidemiologi

Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4% - 2% dan meningkat pada usia lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun. Seperdua dari pasien gagal jantung akan meninggal dalam 4 tahun sejak diagnosa ditegakkan, dan pada keadaan gagal jantung berat lebih dari 50 % meninggal pada tahun pertama (Ghanie, 2007)

Rehabilitasi jantung CHF kronik bertujuan :

1. mengurangi keluhan sesak

2. meningkatkan aktivitas kegiatan sehari-hari (ADL) 3. meningkatkan toleransi latihan (exercise training)

Goal :

1. menurunkan morbiditas dan mortalitas

2. menurunkan rehospitalisasi (perawatan kembali)

2. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi umum yang menyebabkan perkembangan gagal

jantung sangat ompleks. Mekanisme kompensasi yang ada pada setiap

level organisasi, dari subselular sepanjang interaksi antar organ.

Mekanisme kompensasi jantung adalah sebagai berikut :

(3)

mempertahankan kinerja jantung

- Perubahan dalam regenerasi dan kematian miosit

- Myocardial hypertrophy dengan atau tanpa dilatasi ruang jantung, di

mana massa dari jaringan kontraktil ditambah

- Aktivasi sistem neurohumoral terutama epinefrin,

rennin-angiotensin-aldosteron akibat organ vital mengalami kekurangan

pasokan darah yang menimbulkan vasokonstriksi dan retensi air dan

natrium, atrial antidiuretik hormon.

Pelepasan norepinefrin oleh saraf-saraf adrenergik jantung

menambah kontraktilitas miokard dan termasuk aktivasi sistem

renin-angiotensin aldosteron [RAAS], sistem saraf simpatik [SNS], dan

penyesuaian neurohumoral lain yang bertindak untuk

mempertahankan tekanan arteri dan perfusi organ vital.

Fungsi pompa jantung dipertahankan oleh kerja harmonis dari

kontraksi miokard, penyesuaian frekuensi denyut jantung,

kemampuan pengisian ventrikel dan tekanan yang terjadi di dalam

ventrikel di awal sistole.

Jantung mempunyai kemampuan cadangan dalam menghadapi

peningkatan beban kerja dengan cara kompensasi. Meningkatnya

beban jantung oleh sebab apapun yang berlangsung lama akan

direspon oleh sel miokard dengan tujuan meningkatkan curah jantung.

Perubahan berupa hipertrofi miokard sehingga membutuhkan

lebih banyak oksigen menyebabkan terjadinya hipoksia dengan akibat

menurunnya kontraksi. Selain itu sel miokard dapat memanjang

sehingga terjadi dilatasi; preload meningkat; dengan maksud untuk

meningkatkan kontraksi namun bila melampaui batas tertentu

(4)

kontraksi tidak efektif akibat hipoksia.

Gagal jantung terjadi ketika jantung sudah menggunakan

hampir seluruh mekanisme kompensasi.

Pada awal gagal jantung, terjadi aktivasi saraf simpatis untuk

meningkatkan frekuensi dan kekuatan kontraksi miokard namun hal

ini justru mengakibatkan vasokonstriksi perifer yang menyebabkan

peningkatan afterload dan aliran darah ke ginjal menurun yang

menyebabkan peningkatan aktivitas hormon renin angiotensin

aldosteron yang memperberat vasokonstriksi disertai retensi Natrium.

Hormon stressor lain yang meningkat adalah epinephrine dan

norepinephrin bersama dengan zat vasoaktif endotelin-1 (ET-1) dan

vasopressin, menyebabkan vasokonstriksi, yang meningkatkan

afterload. Angiotensin menstimuli hipertrofi dan fibrosis miokard,

retensi air meningkatkan preload, frekuensi yang cepat

mengakibatkan waktu pengisian ventrikel memendek dan volume

pengisian ventrikel kecil dan stroke volume menurun maka terjadilah

lingkaran yang saling terkait dan merugikan.

(sumber

:

http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview#aw2aab6b2b3)

3. GEJALA KLINIS

• Dyspnea saat aktivitas dan / atau dyspnea saat istirahat

• Ortopnea

• Edema Paru Akut

• Nyeri dada / tekan dan palpitasi

• Takikardia

• Kelelahan dan kelemahan

(5)

• Anorexia, penurunan berat badan, mual

• Exophthalmos dan / atau pulsasi terlihat mata

• Distensi vena leher

• Pulsasi lemah, cepat

• Mengi

• S3 Gallop dan / atau pulsus alternans

• Peningkatan intensitas bunyi jantung P2

• Hepatojugular refluks

• Ascites, hepatomegali, dan / atau anasarca

• Sianosis central atau perifet, pucat

(sumber : http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview) 4. CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSA Anamnesis • Sesak nafas • Cepat lelah • Edema perifer • Takikardi Pemeriksaan Fisik

Status generalis : tanda vital Tensi, Nadi, Respirasi, Suhu

• Inspeksi : Keadaan umum saat istirahat dan selama aktifitas jalan

• Palpasi : Pulsasi jantung (ictus cordis), v. jugularis, pembesaran hepar dan lien (hepatopslenomegali)

• Perkusi : pembesaran pinggang jantung

• Auskultasi : bunyi jantung (murmur, gallop)

Pemeriksaan Penunjang • Rontgen thorax • Hasil EKG • Hasil Ekokardiograf • Hasil Laboratorium Kriteria Diagnosa

(6)

• Pemeriksaan penunjang : Radiologi, EKG, Ekokardiografi

• Berdasakan New York Heart Association dibagi 4 kelas :

- Kelas 1 : Aktivitas sehari-hari tidak terganggu, sesak timbul bila melakukan aktivitas berat

- Kelas 2 : Aktivitas sehari-hari sedikit terganggu

- Kelas 3 : Aktivitas sehari-hari sangat terganggu, saat istirahat biasanya nyaman

- Kelas 4 : Saat istirahat terasa sesak

• Kriteria Framingham

Framingham kriteria untuk diagnosis gagal jantung terdiri dari adanya secara bersamaan 2 kriteria utama atau 1 mayor dan 2 kriteria minor :

Kriteria utama meliputi:

- Paroksismal nokturnal dispnea

- Penurunan berat badan 4,5 kg dalam 5 hari sebagai respon terhadap pengobatan

- Distensi vena leher

- Rales

- Edema paru akut

- Hepatojugular refluks

- S3 gallop

- Vena sentral tekanan yang lebih besar dari 16 cm air

- radiografi cardiomegaly

- Edema paru, kongesti visceral, atau kardiomegali pada otopsi Kriteria minor adalah sebagai berikut:

- Batuk nocturnal

- Dispnea saat aktivitas biasa

- Penurunan kapasitas vital dari satu pertiga maksimal

(7)

- Takikardia (tingkat 120 bpm)

- Edema pergelangan kaki bilateral

(sumber : http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview)

5. DIAGNOSA BANDING

• Penyakit paru : Penumonia, PPOK, asma eksaserbasi akut, Infeksi paru berat (misalnya : ARDS), emboli paru

• Penyakit ginjal : Gagal ginjal krinik, sindrom nefrotik

• Penyakit hati : sirosis hepatik

(sumber : http://www.scribd.com/doc/35955987/Gagal-Jantung-Kongestif)

6. PENYULIT

•Kerusakan atau gagal ginjal . Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak ditangani. Kerusakan ginjal akibat gagal jantung dapat membutuhkan dialisis untuk pengobatan.

•Masalah katup jantung. Katup jantung yang membuat darah mengalir dalam arah yang tepat melalui jantung, dapat menjadi rusak akibat penumpukan darah dan cairan dari gagal jantung.

• Kerusakan hati. Gagal jantung bisa menyebabkan penumpukan cairan yang terlalu banyak dan memberi tekanan pada hati. Penumpukan cairan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang membuat hati sulit berfungsi dengan baik.

•Serangan jantung dan stroke. Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di jantung normal, lebih memungkin terbentuknya bekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke

(Sumber :

http://www.mayoclinic.com/health/heartfailure/DS00061/DSECTION=complic ations)

7. PENATALAKSANAAN

Pendekatan terapi pada gagal jantung dalam hal ini disfungsi sistolik dapat berupa:

(8)

A. Penatalaksanaan Umum, Tanpa Obat-obatan

• Edukasi mengenai gagal jantung, penyebab, dan bagaimana mengenal serta upaya bila timbul keluhan, dan dasar pengobatan.

• Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari, edukasi aktivitas seksual, serta rehabilitasi.

• Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan kebiasaan alkohol.

• Monitor berat badan, hati-hati dengan kenaikan berat badan yang tiba-tiba. • Mengurangi berat badan pada pasien dengan obesitas.

• Hentikan kebiasaan merokok.

• Pada perjalanan jauh dengan pesawat, ketinggian, udara panas dan humiditas memerlukan perhatian khusus.

• Konseling mengenai obat, baik efek samping, dan menghindari obat-obat tertentu seperti NSAID, antiaritmia klas I, verapamil, diltiazem, dihidropiridin efek cepat, antidepresan trisiklik, steroid.

B. Pemakaian Obat-obatan

• Angiotensin-converting enzyme inhibitor/penyakit enzim konversi angiotensin

• Diuretik • Penyekat beta

• Antagonis reseptor aldesteron • Antagonis reseptor angiotensin II • Glisosida jantung

• Vasodilator agents

(nitrat/hidralazin)

• Nesiritid, merupakan peptid natriuretik tipe B

• Obat inotropik positif, dobutamin, milrinon, enoksimon

• Calcium sensitizer, levosimendan • Antikoagulan

• Anti aritmia • Oksigen 4-8L/mnt

C. Pemakaian Alat dan Tindakan Bedah

• Revaskularisasi (perkutan, bedah)

• Operasi katup mitral • Aneurismektomi • Kardiomioplasti

• External cardiac support • Pacu jantung, konvensional, resinkronisasi pacu jantung biventrikular

(9)

defibrillators (ICD)

• Heart transplantation, ventricular

assist devices, artificial heart • Ultrafiltrasi, hemodialisis (Ghanie, 2007)

Tujuan Rehabilitasi jantung CHF kronk adalah : • Mengembalikan kondisi fisik

• Memperbaiki keluhan sesak nafas

• Meningkatkan kemampuan aktivitas

• Meningkatkan tolenransi latihan

• Menurunkan mortalitas dan morbiditas

Program rehabilitasi jantung CHF kronik stabil : 1. Perawatan RS

• Mobilisasi sesuai aktivitas fungsional klas - Fc 1 : > 6 Mets

- Fc 2 : 5-6 Mets - Fc 3 : 3-4 Mets - Fc 4 : 1-2 Mets

• Latihan LGS ke empat ekstrimitas secara aktif

2. Pasca Perawatan RSFase initial :

- Awal latihan dilakukan uji jalan 6 menit

- Latihan erobik jalan intensitas rendah (low intensity exercise) - Latihan ergocycle 50-60% HR Max

- Latihan relaksasi - Goal :

a. meningkatkan fungsional klas menurut NYHA b. Lamanya 4-6 minggu

(10)

Fase Progresif :

- Latihan erobik jalan ditingkatkan - Latihan ergocycle 60-70% HR Max - Latihan relaksasi

- Goal :

a. meningkatkan fungsional klas menurut NYHA b. Lamanya 6-26 minggu

Fase Maintenance :

- Latihan erobik jalan sesuai dengan fase progresi - Latihan ergocycle sesuai dengan fase progresi - Latihan relaksasi

- Goal :

a. mempertahankan kemampuan endurance b. lamanya sampai 52 minggu

8. PROGNOSIS

Prognosis CHF tergantung dari derajat disfungsi miokardium. Menurut New York Heart Assosiation, CHF kelas I-III didapatkan mortalitas 1 dan 5 tahun masing-masing 25% dab 52%. Sedangkan kelas IV mortalitas 1 tahun adalah sekitar 40%-50%.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Guidelines for Cardiac Rehabilitation and Secondary Prevention Programs Third Edition America Associatin of Cardiovascular & Pulmonary, Rehabilitation 1999:19.21.45

2. Ghanie, A. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Gagal Jantung Kronik. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

3. http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview 4. http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview#aw2aab6b2b3 5. http://www.scribd.com/doc/35955987/Gagal-Jantung-Kongestif 6. http://naturindonesia.com/penyakit-jantung/gagal-jantung.html 7. http://www.mayoclinic.com/health/heartfailure/DS00061/DSECTION=compl ications

Referensi

Dokumen terkait

harzianum setelah diuji bersifat kompatibel satu sama lain, maka penelitian selanjutnya pada ketiga mikrob antagonis tersebut digabungkan dalam satu formulasi bentuk

inpu t sesuai dengan full name yang tampil, overdue ticket yang sebelumnya tidak aktif setelah di update overdue ticket tersebut sudah kembali aktif tanpa

RW 02 Kel Awipari Kec Cibeureum Kota Tasikmalaya, bermaksud mengajukan permohonan bantuan generator set ( genset) yang akan kami pergunakan untuk peralatan pendukung

Penelitian terdahulu yang dilakukan Rahayu kariadinata, 2007 dalam Desain dan pengembangan perangkat lunak (software) pembelajaran matematika berbasis

berfikir kritis, pemecalahan masalah dan ketrampilan informasi. Perpustakaan adalah komponen penting untuk pembelajaran formal mahasiswa dan kebutuhan riset informal, dan

Apabila berakhirnya Masa Jabatan, maka kendaraan tersebut dikembalikan ke Pemerintah Kota Lubuklinggau melalui Kantor Pelayanan Perizinan dan selanjutnya akan

Teori tersebut mengacu pada perilaku atau tindakan yang muncul pada setiap individu untuk mempertahankan hubungan seperti hubungan dengan teman dekat maupun hubungan dengan

Interaksi konsentrasi pati ubi jalar dan lama penyimpanan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap susut bobot, total soluble solid dan memberikan