1
MATERIAL MANAGEMENT BERBASIS SAP
PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK.
Zulfanahri
Meyli Monica Yohanes
Vinsencia Vinny Monica
Yanti
Binus University, Jl. Angrek Cakra 31B, 082113318035, [email protected]
Binus University, Jl. KH Syahdan Gang Keluarga No. 43B, 081286888827, [email protected] Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya no. 7 Batusari, 081933360443, [email protected]
Abstrak
THE PURPOSE,is to analyze and evaluate the materials management process on PT.Unilever Indonesia, Tbk so it will be found the gaps between user requirements and the SAP system, which in turn are given solutions and recommendations on the gap and identify emerging risks.
RESEARCH METHOD which is used ofthis paper are Fit / Gap Analysis that will describe the whole discussion about the results obtained from the evaluation of the functions of SAP material management module which is used by the company to know what functions are not used by the company and Risk Analysis method which identify risks that can occur when recommendations are not used.
THE RESULTof this research is to provide recommendations and solutions that can be used by companies that optimizes the use of the SAP function and in accordance with user requirements.
IN CONCLUSIONthat can be taken is a need to optimize the use of the SAP functions that have been implemented so that business processes can operate effectively and efficiently and there are risks that may arise when the use of these functions is not maximized or not in accordance with user requirements. Keywords : analysis, evaluation, material management, SAP
TUJUAN PENELITIAN, ialah untuk menganalisis dan mengevaluasi proses material management yang
berjalan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk sehingga akan ditemukan kesenjangan (gap) antara kebutuhan user dengan sistem SAP yang digunakan yang pada akhirnya diberikan solusi dan rekomendasi atas gap tersebut serta mengidentifikasi berbagai risiko yang muncul.
METODE ANALISIS yang digunakan adalah Fit/Gap Analysis yang akan menjabarkan seluruh
pembahasan mengenai hasil yang didapat dari evaluasi fungsi-fungsi SAP modul material management yang digunakan oleh perusahaan sehingga dapat diketahui fungsi-fungsi apa saja yang belum digunakan oleh perusahaan dan metode Risk Analysis yang akan mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat muncul apabila rekomendasi yang diberikan tidak dijalankan.
HASIL YANG DICAPAI dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dan solusi yang dapat
digunakan oleh perusahaan agar penggunaan fungsi sistem SAP lebih optimal dan sesuai dengan kebutuhan user.
SIMPULAN yang dapat diambil adalah perusahaan harus mengoptimalkan penggunaan fungsi sistem
risiko yang mungkin muncul apabila penggunaan fungsi tersebut belum maksimal atau tidak sesuai dengan kebutuhan user.
Kata kunci : analisis, evaluasi, material management, SAP
Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya kompleksitas proses dan fungsi operasional dalam organisasi, maka muncul kebutuhan atas sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang dapat memberikan informasi secara real time kepada para penggunanya. Kebutuhan itu terjawab dengan hadirnya ERP (Enterprise
Resources Planning), yaitu sebuah sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area
fungsional dalam sebuah organisasi demi mencapai titik efektifitas dan efisiensi tertinggi. PT. Unilever Indonesia, Tbk telah mengimplementasi ERP yaitu sistem SAP pada tahun 2006 dan go live pada 2009. PT. Unilever Indonesia, Tbk memasuki pasar Indonesia dengan terus menerus menciptakan inovasi yang hebat sepanjang tahun pada produk yang dihasilkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan di segala segmen. Salah satu proses yang mengambil andil besar dalam penyediaan bahan baku hingga distribusi ke
end user adalah proses supply chain. Mengingat semakin banyaknya produk yang dihasilkan oleh PT.
Unilever Indonesia, Tbk, maka akan ditemukan banyak kendala dalam proses pengadaan barang (procurement) sehingga perlu dilakukan evaluasi pada sistem SAP Material Management yang telah diimplementasi.
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem manajemen bisnis yang terintegrasi dan operasi
bisnisnya sudah memiliki standar (Kumar, 2010). ERP dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Sistem ERP menyatukan, menstandarisasi dan meluruskan semua aktivitas bisnis kedalam satu sistem yang akan mencapai standar tertinggi untuk informasi yang aman, dipercaya, mudah diakses, dan real time. Material Management dalam SAP digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan telah mendapatkan produk yang benar, ditempat yang tepat, pada jumlah dan harga yang sesuai (Anonim 1, 2006). Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto dan Cepi, 2008). Pada penelitian terdahulu dengan topik yang sama, evaluasi yang dilakukan tidak menghasilkan analisis risiko atas kendala yang ditemukan. Sedangkan pada penelitian ini, evaluasi dilakukan pada keseluruhan proses Material Management yang selanjutnya akan diberikan analisis risiko terhadap kendala yang ditemukan agar perusahaan dapat mengantisipasi setiap masalah yang muncul.
Masalah yang terdapat pada proses procurement di PT Unilever yaitu terdapat banyak kesalahan pada data MRP sehingga hasil dari planned order sering tidak akurat, pembuatan RFQ tidak dilakukan dengan menggunakan fungsi SAP sehingga proses vendor selection tidak dapat dilakukan dengan cara membandingkan quotation dari beberapa vendor, pembuatan kontrak tidak dilakukan dengan menggunakan fungsi SAP, pembuatan PO sering mengalami keterlambatan, dan proses stock transfer tidak efektif karena pembuatan stock requisition form tidak menggunakan SAP.
Tujuan dari penulisan ini antara lain menganalisis proses bisnis yang berjalan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk untuk menilai optimalisasi fungsi sistem SAP yang digunakan, mengidentifikasi Gap atau kesenjangan yang akan ditemukan dalam proses evaluasi sistem Material Management yang berjalan saat ini di PT Unilever Indonesia, Tbk, memberikan solusi dan rekomendasi atas ketidaksesuaian (Gap) antara kebutuhan user dengan fungsi SAP yang digunakan, dan mengetahui berbagai risiko yang muncul pada proses yang dievaluasi.
Metode Penelitian
• Metode Pengumpulan Data 1. Metode studi kepustakaan
Data dikumpulkan melalui pencarian dan pembelajaran dari berbagai buku literatur, internet, maupun media informasi lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian sehingga dapat dijadikan landasan teori.
2. Wawancara
Data dikumpulkan dengan melibatkan pihak-pihak dari perusahaan, meliputi para head
officer dan user yang menggunakan sistem sehingga dapat menganalisis dan
mengidentifikasi proses bisnis menggunakan SAP. 3. Observasi secara langsung
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati kegiatan operasional serta keadaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk melalui jalur internship.
• Metode Analisis 1. Fit/Gap Analysis
Metode pertama untuk melakukan evalusai adalah Fit/Gap Analysis, yaitu metode yang membandingkan apakah setiap proses dalam rangkaian proses di modul material
management telah sesuai dengan fungsi sistem yang ada (fit) atau malah tidak sesuai dan
terjadi kesenjangan (gap) dengan user requirement. Selanjutnya akan dilakukan pencarian solusi dan rekomendasi untuk mengatasi kesenjangan (gap) yang timbul ini.
2. Risk Analysis
Risk Analysis bertujuan untuk menemukan risiko yang mungkin terjadi bila PT Unilever
Indonesia tidak menerapkan rekomendasi yang disarankan. Risiko-risiko ini akan dirangkum dalam suatu tabel yang dinamakan Risk Analysis Ranking dan pemetaan risiko ke dalam suatu matriks yang dinamakan Probability / Impact Matrix.
Hasil dan Bahasan
Dalam melakukan evaluasi pada proses procurement pada PT. Unilever Indonesia, Tbk dilakukan melalui tahap berikut ini :
A. Tahap 1
Berdasarkan proses bisnis yang ada pada PT Unilever Indonesia yang berkaitan dengan modul SAP Material Management, proses bisnis dibagi menjadi beberapa bagian yaitu Proses Perencanaan dan Permintaan Material, Proses Pembelian Material, Proses Penerimaan Material, dan Proses Invoice Verification. Setiap proses bisnis ini akan dilakukan penentuan prioritas terhadap requirement yang telah diidentifikasi akan dikategorikan berdasarkan tingkat prioritas tertentu. Requirement adalah spesifikasi dari apa yang harus diimplementasikan, deskripsi bagaimana sistem harusnya berkerja atau bagian-bagian yang ada didalam sistem, bisa juga dijadikan batasan dalam proses pengembangan sistem.
Dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang merupakan sebuah teknik untuk memahami dan memberi prioritas pada failure mode (symptom bug) atau kualitas risiko
Fit/Gap Analysis FMEA Risk Analysis Ranking Requirement Fit/Gap Analysis Report Fit/Gap Analysis Report Result Business Process List
Overview Recommendation & Solution
Requirement Assessment
yang mungkin pada fungsi, fitur, atribut, behaviour, komponen, dan interface system. Kolom dari FMEA yang digunakan adalah Severity, Priority, dan Likelihood yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap requirement guna untuk menunjukan prioritas dari requirement yang telah diidentifikasikan.
Setelah menentukan nilai Severity, Priority dan Likelihood akan didapat total nilai dari perkalian ketiganya yang disebut Risk Priority Number (RPN) :
RPN = Severity x Priority x Likelihood B. Tahap 2
Hasil Requirement Assessment akan menghasilkan RPN yang akan dipetakan pada
Ranking Requirement dimana akan menentukan apakah suatu requirement memiliki rank High, Medium, atau Low. Langkah ini adalah langkah pertama dalam melakukan Fit/Gap Analysis.
Ketentuannya adalah High (RPN 1-42); Medium (RPN 43-84); Low (RPN 85-125). Hasil dari
ranking requirement adalah sebagai berikut :
C. Tahap 3
1. Tahap selanjutnya pada Fit/Gap Analysis adalah Degree of Fit terdapat Fit/Gap Analysis
Report yang mengevaluasi user requirement, menentukan apakah proses yang sedang
berjalan sekarang sudah Fit atau Gap setelah dibandingkan dengan user requirement, dan menentukan rekomendasi atas user requirement yang Gap.
Tabel 1 Hasil dari Degree of Fit pada keseluruhan proses
Process
Persentase Degree of Fit
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G) Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage Perencanaan dan Permintaan Material 3 50% - - 3 50% Pembelian Material 4 30,76% - - 9 69,23% Penerimaan Material 10 76,92% - - 3 23,07% Invoice Verification 2 100% - - - -
Berikut ini disajikan diagram batang yang merepresentasikan data hasil fit/gap analysis
50% 0% 50% 30.76% 0% 69.23% 76.92% 0% 23.07% 100% 0% 0% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
Perencanaan dan Permintaan Material Pembelian Material
Penerimaan Material Invoice Verification
Gambar 1 Grafik Persentase Degree of Fit
2. Selanjutnya adalah Fit/Gap Analysis Report Result yang menerangkan hasil dari Fit/Gap
Analysis Report dalam bentuk presentase yaitu presentase jumlah user requirement yang Fit dan Gap, presentase jumlah user requirement yang Fit atau Gap pada rank High, Medium, dan Low.
Tabel 2 Hasil dari Ranking Requirements pada Proses Perencanaan dan Permintaan Material
Rank
Degree of fit percentage
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage High 2 33,33% - - 2 33,33% Medium 1 16,66% - - 1 16,66% Low - - - -
Dari tabel di atas, dapat disajikan diagram batang yang merepresentasikan data dari fit/gap
Gambar 2 Grafik Persentase Ranking Requirements pada proses perencanaan dan permintaan material
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa High memiliki requirement dengan total 4 requirements yang terdiri dari 2 requirements yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 33,33%, 0 requirement yang mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 2 requirements yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 33,33%. Medium memiliki requirement dengan total 2 requirements yang terdiri dari 1
requirement yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 16,66%, 0 requirement yang
mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 1 requirements yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 16,66%. Low tidak memiliki requirement.
Tabel 3 Hasil dari Ranking Requirements pada proses pembelian material
Dari tabel di atas, dapat disajikan diagram batang yang merepresentasikan data dari fit/gap
analysis report pada proses Pembelian Material
Rank
Degree of fit percentage
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage High 2 15,38% - - 1 7,69% Medium 1 7,69% - - 6 46,15% Low 1 7,69% - - 2 15,38% 33.33% 0% 33.33% 16.66% 0% 16.66% 0% 0% 0% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
15.38% 0% 7.69% 7.69% 0% 46.15% 7.69% 0% 15.38% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
High Medium Low
Gambar 3 Grafik Persentase Ranking Requirements pada proses pembelian material
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa High memiliki requirement dengan total 3 requirements yang terdiri dari 2 requirements yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 15,38%, 0 requirement yang mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 1 requirement yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 7,69%. Medium memiliki requirement dengan total 7 requirements yang terdiri dari 1
requirement yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 7,69%, 0 requirement yang
mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 6 requirements yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 46,15%. Low memiliki requirement dengan total 3 requirements yang terdiri dari 1 requirement yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 7,69%, 0 requirement yang mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 2 requirements yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 15,38%.
Tabel 4 Hasil dari Ranking Requirements pada proses penerimaan material
Rank
Degree of fit percentage
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage High 6 46,15% - - 3 23,07% Medium 2 15,38% - - - - Low 2 15,38% - - - -
Dari tabel di atas, dapat disajikan diagram batang yang merepresentasikan data dari fit/gap
Gambar 4 Grafik Persentase Ranking Requirements pada proses penerimaan material
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa High memiliki requirement dengan total 9 requirements yang terdiri dari 6 requirements yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 46,15%, 0 requirement yang mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 3 requirements yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 23,07%. Medium memiliki requirement dengan total 2 requirements yang terdiri dari 2
requirements yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 15,38%, 0 requirement
yang mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 0 requirement yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 0%. Low memiliki requirement dengan total 2 requirements yang terdiri dari 2 requirements yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 15,38%, 0 requirement yang mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 0 requirement yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 0%.
Tabel 5 Hasil dari Ranking Requirements pada proses invoice verification
Rank
Degree of fit percentage
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage Total Requirement Percentage High 2 100% - - - - Medium - - - - Low - - - - 46.15% 0% 23.07% 15.38% 0% 0% 15.38% 0% 0% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G)
Dari tabel di atas, dapat disajikan diagram batang yang merepresentasikan data dari fit/gap
analysis report pada proses pembuatan Invoice Verification.
Gambar 5 Grafik Persentase Ranking Requirements pada proses invoice verification
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa High memiliki requirement dengan total 2 requirements yang terdiri dari 2 requirements yang mengalami kondisi fit (F), dengan persentase 100%, 0 requirement yang mengalami kondisi partial-fit (P), dengan persentase 0%, dan 0 requiremens yang mengalami kondisi gap (G), dengan persentase 0%. Medium tidak memiliki recruitment. Low tidak memiliki recruitment.
3. Setelah mengetahui hasil tersebut, perlu dilakukan Business Process List. Tahap ini akan dilakukannya pendaftaran proses bisnis yang menunjukkan daftar proses – proses apa saja yang berubah dan tidak berubah atau proses apa saja yang dihilangkan dengan proses bisnis yang diusulkan.
D. Tahap 4
Sebelum masuk pada tahap terakhir pada Fit/Gap Analysis yaitu Gap Resolution, dilakukan Risk
Analysis yang mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi apabila perusahaan tidak
menjalankan rekomendasi yang diberikan. Dan penentuan user requirement / proses yang mana yang menjadi prioritas pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk diterapkan sesuai rekomendasi yang diberikan.
Tabel dibawah ini menunjukan proses mana yang menjadi priotritas pertama, kedua, dan seterusnya atas rekomendasi dari user requirement yang gap. Dalam penentuan prioritas ini difokuskan pada proses yang memiliki risiko dengan probability High dan impact High. Sehingga dari laporan di atas secara berurutan dapat dijabarkan sebagai berikut :
Prioritas 1 : Proses Perencanaan & Permintaan Material
Pada proses ini, kemungkinan timbulnya risiko High dengan dampak High memiliki persentase yang paling besar daripada proses lain yaitu 22,22%. Sehingga proses perencanaan & permintaan material menjadi prioritas pertama untuk menjalankan rekomendasi yang diberikan.
Prioritas 2 : Proses Penerimaan Material
Pada proses ini, sebesar 16,7% kemungkinan timbulnya risiko High dengan dampak High. Persentase ini lebih rendah daripada proses perencanaan & permintaan material sehingga proses penerimaan material menjadi prioritas kedua untuk menjalankan rekomendasi yang diberikan setelah prioritas pertama.
100% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Fit (F) Partial Fit (P) Gap (G) High Medium Low
Prioritas 3 : Proses Pembelian Material
Pada proses ini, tercatat 0% kemungkinan timbulnya risiko High dengan dampak
High yang artinya proses ini tidak memiliki risiko yang sangat kritis dibandingkan
dengan dua proses lain. Sehingga proses pembelian material menjadi prioritas terakhir.
Tabel 6 Risk Analysis Report
E. Tahap 5
Tahap terakhir yaitu overview recommendation dan solution yang merupakan langkah terakhir pada Fit/Gap Analysis yaitu Gap Resolution. Overview recommendation adalah gambaran secara detil mengenai rekomendasi yang telah dibuat pada Fit/Gap analysis report dan merupakan langkah-langkah teknis ke sistem. Sedangkan solution merupakan business impact atas rekomendasi yang diberikan baik dari segi perubahan proses bisnis, perubahan struktur organisasi, dan procurement policy.
Simpulan dan Saran
Simpulan
1. Hasil Fit/Gap Analysis pada SAP modul Material Management menunjukkan terdapat 34
requirement dari keseluruhan proses dimana 19 (55,88%) requirement yang fit dan 15
(44,11%) requirement yang gap. Pada degree fit terdapat requirement dengan Rank High = 12, Rank Medium = 4 dan Rank Low = 3. Sedangkan pada degree gap terdapat requirement dengan Rank High = 6, Rank Medium = 7 dan Rank Low =2.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sistem SAP modul Material Management yang telah diimplementasi PT Unilever Indonesia, Tbk masih belum dimaksimalkan dalam mendukung proses procurement yang berjalan sehingga beberapa kebutuhan user dalam menjalankan operasional belum terpenuhi.
Process
Probability - Impact Assessment
Total H.H H.M H.L M.H M.M M.L L.H L.M L.L Perencanaan & Permintaan Material 22,2% 44,4% - 11,1% 11,1% 11,1% - - - 100% Pembelian Material - 16% - 4% 16% 28% - 24% 12% 100% Penerimaan Material 16,7% 16,7% - 33,3% 33,3% - - - - 100% Invoice Verification - - - -
2. Hasil Risk Analysis menunjukkan bahwa terdapat 3 requirement yang harus segera dilakukan perbaikan karena memiliki risiko dengan probability high dan impact high. Ketiga requirement tersebut adalah :
- Sistem menghasilkan planned order dengan penghitungan MRP yang akurat
- Penentuan nilai Re-Order Point (ROP) dan Safety Stock (SS) untuk MRP yang dilakukan oleh sistem.
- Membuat Stock Requisition Form melalui sistem SAP
3. Rekomendasi dan Solusi diberikan sesuai requirement Gap yang ditemukan dalam memaksimalkan kinerja sistem SAP modul Material Management. Rekomendasi adalah langkah teknis dalam sistem SAP sedangkan solusi adalah business impact atas adanya rekomendasi dan risiko yang ditemukan.
Saran
1. PT Unilever Indonesia sebaiknya melakukan setting terhadap fungsi-fungsi yang belum digunakan yaitu melalui SPRO.
2. PT Unilever Indonesia sebaiknya menggunakan fungsi-fungsi yang telah direkomendasi untuk mengoptimalkan penggunaan sistem SAP modul Material Management, seperti: 3. Dalam melakukan rekomendasi dan solusi yang diberikan, PT Unilever sebaiknya mengacu
pada prioritas risiko sehingga mengetahui rekomendasi proses yang mana yang sebaiknya diselesaikan lebih dahulu.
4. PT Unilever Indonesia sebaiknya melakukan evaluasi secara berkala terhadap penggunaan SAP agar dapat mengetahui sejauh mana fungsi-fungsi SAP telah digunakan sehingga dapat mendukung berjalannya proses bisnis.
5.
PT Unilever sebaiknya mengubah atau menambah kebijakan dan melakukan perubahan struktur organisasi yang diperlukan dalam proses procurement yang dapat mendukung rekomendasi yang telah diberikan.Referensi
Anonim 1. (2006). SCM 500 Processes in Procurement. German : SAP AG.
Arikunto, Suharsimi & Cepi, S Jabar. (2008). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Boulmetis, J., Dutwin, P. (2005). The ABCs of Evaluation: Timeless Techniques for Program and Project
Managers 2nd edition. San Fransisco : Jossey-Bass.
Brady, J. A., Monk, E. F., dan Wagner, B. J. (2001). Concepts in Enterprise Resource Planning. Canada : Thomson Learning.
Black, Rex. (2009). Managing The Testing Process. (3rd edition), Washington 98052-6399 : Microsoft Press, Redmond.
Chandraju, S., Raviprasad, B., dan Chidan, Kumar. (2012). Implementation of System Application
Product (SAP) Material Management (MM-Module) for Material Requirement Planning (MRP) in Sugar Industry. International Journal of Scientific and Research Publication. 2(9), 1.
Dewanto, Wawan., Falahah. (2007). ERP : Menyelaraskan Teknologi Informasi Dengan Strategi Bisnis. Bandung : Informatika.
Gulo, W. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.
Gargeya, V. B. And Brady, C. (2005), Success and Failure Factors Of Adopting SAP In ERP System
Implementation. Business Process Management Journal, 11(9).
Hawking, Paul. (2007). Implementing ERP Systems Globally : Challenges and Lessons Learned for Asian
Countries. Journal of Business Systems, Governance and Ethics. 2(1), 23.
Hernandez, Jose A., Keogh, Jim., dan Martinez, F Foster. (2006). SAP R/3 Handbook. (3th Edition). Osborne : McGraw-Hill.
Hoffman, K. Douglas., Bateson, John E.G. (2006). Services Marketing: Concepts, Strategies, & Cases. (3rd Edition). USA : Thomson South-Western.
Kumar, D. (2010). Enterprise Growth Strategy : Vision, Planning, Execution. England : Gower Publishing Limited.
Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane. (2007). Management Information Systems: Managing The Digital
Firms. (10th Edition). New Jersey : Pearson - Education Inc.
Leon, A. (2008). Enterprise Resource Planning. (2nd Edition). New York : Tata McGraw-Hill.
Magalhaes, ST., Jahankhani, Hamid., & Hessami, Ali G. (2010). Global Security, Safety, and
Sustainability. Germany : Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Marchewka, Jack T. (2010). Information Technology Project Management. (3rd Edition). USA : John Wiley & Sons, Inc.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. (3rd Edition). Jakarta : Salemba Empat.
O’brien, James A. (2006). Pengantar Sistem Informasi. (12th Edition). Jakarta : Salemba Empat.
Pol, P., Paturkar, M. (2011). Building Tomorrow Enterprise : Method of Fit Gap Analysis. India : Infosys Technologies Limited.
Pressman, Roger S. (2010). Software Engineering : a practitioner’s approach. (7th Edition). New York : McGraw-Hill.
Rashid, M. A., L. Hossain and A. (2002). The Evolution of ERP Systems: A Historical Perspective. University of Sydney : Idea Group Publishing.
Satzinger, John W., Jackson, Robert B., Burd, Stephen D. ( 2005). Object Oriented Analysis & Design
with the Unified Process. Boston : Course Technology.
Schwalbe, Kathy. (2010). Information Technology Project Management. (6th Edition). USA : Course Technology, Cengage Learning.
Shirouyehzad, Hadi; Dabestani, Reza; Badakhshian, Mostafa.(2011). The FMEA Approach to
Identification of Critical Failure Factors in ERP Implementation. International Business Research. 4 (1),
1-8
Sunarto, Agus., Hasibuan, Zainal A. (2007). Model Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Jurnal Sistem Informasi MTI UI. 3(2), 33-34.
Whitten, Jeffrey L., Bentley, Lonie D. (2007). System Analysis and Design For The Global Enterprise. (7th Edition). New York : McGraw-Hill.
([http 1]). Pol, P. & Paturkar, M. Ranking Requirements and Degree of Fit
http://www.infosys.com/SAP/thought-leadership/Documents/methods-fit-gap-analysis.pdf. tanggal kutip: 10 Januari 2012
([http 2]). Anonim. Purpose of Gap Analysis http://www.mmb.state.mn.us/keyinfo6/1713-1713. tanggal kutip: 10 Januari 2012
Riwayat Penulis
Zulfanahri lahir di Sarampu pada tanggal 10 September 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sistem Informasi pada tahun 2013.
Meyli Monica Yohanes lahir di Tarakan pada tanggal 27 Mei 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sistem Informasi pada tahun 2013.
Vinsencia Vinny Monica lahir di Palembang pada tanggal 30 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sistem Informasi pada tahun 2013.