• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan tesis ini, penulis menggunakan beberapa langkah pendekatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan tesis ini, penulis menggunakan beberapa langkah pendekatan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI

3.1. Kerangka Pikir

Dalam penyusunan tesis ini, penulis menggunakan beberapa langkah pendekatan dalam menghasilkan rekomendasi inisiatif strategis yang akurat. Langkah-langkah ini akan menjadi acuan dasar dalam penulisan dari awal sampai akhir. Secara sistematis kerangka pemikiran disusun sebagai berikut:

Fase pertama terdiri dari:

1. Pemetaan kondisi saat ini di BBI 2. Pengumpulan data

Fase kedua terdiri dari:

1. Analisa dengan menggunakan metode SWOT

2. Matriks perbandingan BBI dengan best practice manufacturers. Fase terakhir atau ketiga:

1. Pembuatan inisiatif strategis 2. Kesimpulan dan saran

Secara grafis, langkah pendekatan dan metode riset yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1

(2)

TPS – The Toyota Manufacturing Blueprint BBI Strategic Intent Best Practice’s

Analysis Situation Analysis

Select Initiatives Final Recommendations POSITIVE CORRELATION POSITIVE CORRELATION 1 2 3 4 5 6 Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penyusunan Tesis

3.2. Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Forum Diskusi Terarah

Dalam bab 1 sudah dijelaskan bahwa PT BBI telah selesai menyusun strategic

intent – nya melalui proses Balanced Scorecard. Dalam proses ini, banyak sekali data

yang dihasilkan yang merupakan hasil pemikiran dalam dari senior sampai manajemen madya.

(3)

Data yang dihasilkan inilah yang akan digunakan sebagai salah satu sumber dalam melakukan analisa. Data yang akan digunakan adalah strategic intent BBI dan transformasi manufaktur strategis.

3.2.2. Studi Kasus

Sebagai bahan masukan lain, penulis menambahkan studi kasus dua perusahaan internasional di bidang garmen sebagai perbandingan dan pertimbangan dalam memberikan rekomendasi. Studi kasus ini berasal dari Harvard Business School

Publishing.

Data yang akan digunakan terdiri dari: data keuangan dan kebijakan yang digunakan dalam proses manufaktur. Pada akhirnya perbandingan disajikan dalam bentuk matriks, supaya lebih mudah dianalisa dan diambil intisarinya.

3.3. Manajemen Rantai Penyediaan di World Co. (World)

World bermarkas di Kobe, kota pelabuhan yang dijuluki “kota mode” di Jepang. Didirikan pada tanggal 13 Januari 1959 sebagai penjual grosir dengan spesialisasi di busana rajut, World menjual sebanyak 40 merek berlainan dengan 7000 toko pada akhir dekade 1990. Jumlah karyawan pada tahun 1998 tercatat sebanyak 2394 orang. Waktu yang dibutuhkan untuk mencukupi kukurangan stok sebanyak 2 minggu. World juga mampu mendesain, memproduksi, dan mendistribusikan produk baru sampai ke toko hanya dalam 6 minggu.

Semua ini dicapai berkat kampanye proyek SPARC yang berarti: Super,

(4)

tahun 1992 dengan tujuan utama mempercepat respon dalam penyediaan barang dari desain sampai toko.

Hasil dari SPARC terbilang dramatis. Inventory turnover (ITO) rata-rata tercatat sebanyak 8,5 kali dalam setahun dengan laba penjualan kotor / gross profit (GP) sebesar 47,8 %. Sebagai perbandingan, industri serupa di Amerika Serikat hanya mencatat ITO sebanyak 2,6 kali dalam setahun dan GP sebesar 41% (National Retail Federation,1996). Dibandingkan dengan raksasa Amerika yaitu GAP Inc yang mencatat ITO 5 kali dan GP sebesar 45% pada tahun 1999 pun, World masih lebih unggul. The Limited, penjual busana wanita terbesar di Amerika mencatat ITO 5,6 kali dan GP sebesar 45% (1999). Penurunan harga (diskon spesial) pada World hanya tercatat sebesar 11% dari total penjualan per tahun, jauh lebih rendah dari rata-rata perusahaan serupa di Amerika yaitu sebesar 31,8% per tahun.

Dalam tahun fiskal yang berkahir tanggal 31 Maret 2000, World membukukan penjualan bersih sebesar US$ 1,8 milyar dan laba bersih sebesar US$ 32 juta. Manajer-manajer senior di World percaya bahwa masih ada kesempatan besar untuk tumbuh mengingat perusahaan ini “hanya” memiliki pangsa pasar sebesar 3,5% di industri garmen Jepang.

3.3.1. Sistem Informasi

Sistem informasi World, yang telah menyimpan semua data penjualan dari tahun 1993, diganti pada tahun 1995. Sistem yang diperbaharui tersebut menyimpan data di toko per stock keeping unit (SKU) setiap hari. Stok barang jadi yang masuk dan keluar dari toko, jumlah pengiriman ke toko, barang yang ditransfer antar toko, dan barang retur

(5)

yang dikembalikan ke gudang distribusi, semuanya dilacak dan dicatat pada sistem. Semua pegawai di World memiliki akses melalui komputer terhadap penjualan dan persediaan dengan jeda waktu satu hari, dan informasi tersebut dapat dengan mudah ditransfer ke format spreadsheet untuk dibuatkan grafik analisa.

Hidezo Terai (CEO World Co.) sangat yakin bahwa keakuratan data mendekati 100% dalam musim penjualan reguler. Kesalahan data total (positif ataupun negatif) berada pada kisaran 20 potong baju dari rata-rata 2000 potong per toko. Penyebab utama dari kesalahan ini adalah pada Electronic Data Interchange (EDI) yang terekam terlebih dulu ke dalam sistem sebelum misalnya fisik barang sampai ke toko. Untuk menjaga keakuratan, data penyediaan dikonsolidasikan antara audit stok dengan fisik barang yang telah diterima.

3.3.2. Sistem Manufaktur

Pada saat itu manajemen di World dihadapkan pada dua pilihan visi manufaktur yaitu, menggunakan pola manufaktur global dengan harapan menurunkan biaya dengan mencari partner di negeri lain yang lebih murah, tetapi mengorbankan kecepatan penyediaan barang karena waktu transit di pelabuhan tinggi dan fleksibilitas yang terbatas dari mitra kerja. Atau pilihan kedua, produksi barang sendiri, dengan fleksibilitas dan kecepatan yang jauh lebih baik, tetapi mengorbankan biaya, karena ongkos produksi di Jepang jauh lebih besar.

Manajemen memutuskan bahwa ITO yang rendah akan berakibat jauh lebih fatal pada posisi keuangan World dalam jangka panjang dengan alasan adanya pergantian mode yang sangat cepat.

(6)

Inspeksi kain dilaksanakan di dalam lingkungan pabrik yang telah diinformasikan sebelumnya mengenai waktu kedatangan kain dan jumlah yang harus diperiksa. World juga memiliki persediaan kain yang belum dicelup (undyed fabric) yang memakan waktu kurang lebih satu minggu untuk proses pewarnaan. Setelah melalui tahap ini, pemotongan dilakukan dengan teknologi Computer Aided Design (CAD).

Ukuran dan pola dikirim secara elektronik dari kantor pusat ke pabrik. Desainer dan pembuat pola di pabrik kemudian membuat contoh garmen menggunakan informasi-informasi ini. Dalam proses pembuatan contoh garmen, pembuat pola membuat instruksi proses secara detil untuk diberikan kepada operator di bagian produksi untuk membantu mengatasi masalah ketika garmen diproduksi dalam jumlah banyak. Mereka juga menyediakan informasi tambahan mengenai masalah-masalah yang timbul selama proses produksi dengan tujuan meminimalkan downtime di line produksi.

Jika mereka mendapatkan bahwa salah satu proses akan sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan secara cepat oleh operator, desainer akan mengkomunikasikannya dengan bagian pembuatan pola untuk dilakukan revisi. Mereka membuat perubahan pola tersebut menggunakan komputer dan mengirim data perubahan tersebut ke kantor pusat untuk persetujuan. Perubahan kecil tidak memerlukan persetujuan dari kantor pusat. Kebanyakan perubahan yang terjadi disebabkan karena penyusutan pada kain, tetapi terkadang perubahan pada toleransi penjahitan juga diperlukan.

Operator produksi memiliki keahlian sangat tinggi dan mampu memperagakan berbagai proses yang berbeda. Bahkan, mereka diberikan insentif atas kemampuannya melakukan berbagai proses. World juga menggunakan lot kecil dalam produksi untuk memudahkan pekerja mengerjakan proses yang beragam sekaligus menghilangkan

(7)

kebosanan. Operator juga diharapkan mengontrol pemborosan dan mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan. Fleksibilitas yang tinggi dari pekerja berdampak pada minimum produksi yang ditawarkan dapat hanya berkisar antara 40 sampai 60 potong. Suatu jumlah yang sulit sekali dipenuhi sebuah perusahaan dengan skala besar.

3.4. Inditex dan Sistem Manufaktur Global

Grup Inditex terdiri dari ratusan anak perusahaan yang berkecimpung dalam aktivitas yang berhubungan dengan desain tekstil, produksi, dan distribusi. Metode manajemen yang unik, dilandasi oleh inovasi dan fleksibilitas, telah menjadikannya perusahaan apparel terbesar di dunia.

Zara, salah satu merk andalan dari Inditex membuka tokonya untuk pertama kali pada tahun 1975 di La Coruña (Spanyol), kota yang menjadi saksi atas awal mula sepak terjang perusahaan ini, sekaligus menjadi markas besar Inditex.

Sekarang, toko-toko Inditex tersebar di seluruh dunia, seperti di 5th Avenue (New York), Champs Elysées (Paris), Regent Street (London) atau Shibuya Shopping Centre di Tokyo (www.inditex.com)

Perusahaan ini melanjutkan pertumbuhan luar biasa dengan mencatat laba bersih sebesar 340 juta Euro dari penjualan sebesar 3,25 milyar Euro pada tahun fiskal 2001 yang berakhir pada 31 Januari 2002. Permintaan terhadap saham Inditex yang ditawarkan kepada publik dalam Initial Public Offering (IPO) pada Mei 2001 diklasifikasikan sebagai oversubscribed. Dalam 12 bulan setelah IPO, harga sahamnya melesat sebesar 50 %, walaupun pada waktu itu laju ekonomi makro sedang melambat. Kapitalisasi pasar Inditex sebesar 13,4 milyar Euro.

(8)

Harga saham yang besar ini membuat pendiri Inditex, Amancio Ortega menjadi manusia terkaya di Spanyol. Akan tetapi 76% dari harga saham Inditex tersebut didasari oleh harapan pertumbuhan di masa yang akan datang, dibandingkan dengan Wal-Mart sebesar 69%.

3.4.1. Portofolio Merk Dagang

Inditex menawarkan enam merek dagang dengan segmen yang berbeda-beda, berdasarkan umur pelanggan. Berikut adalah merk-merk dari Inditex, disertai konsepnya.

1. ZARA (www.zara.com) ! hadir di 44 negara dengan rantai penjualan sebanyak 600 toko pada daerah-daerah eksklusif di kota-kota besar dunia. Proses perancangan dianggap sebagai proses yang tidak terpisahkan dari pelanggan. Informasi pelanggan berupa keinginan dan kritik yang didapatkan dari toko-toko secara konstan dikomunikasikan dengan bagian desain yang terdiri dari 200 profesional. Ini adalah kunci sukses yang dilandasi filosofi dan pengertian bahwa setiap orang, budaya, dan generasi, tak terkecuali, memiliki selera yang unik tentang fashion.

(9)

2. PULL AND BEAR ( ) ! PULL AND BEAR memiliki lebih dari 300 toko yang terletak di jalan-jalan raya dan pusat perbelanjaan di 17 negara dengan dua konsep komersil. Yang pertama, PULL AND BEAR difokuskan untuk membidik kawula muda berusia antara 14 sampai 28. Kultur jalanan (street culture) adalah konsep dari merk ini yang secara kental dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Teknologi baru, olahraga alternatif dan musik aliran baru adalah sumber inspirasi dari PULL AND BEAR.

Gambar 3.2 Zara – Produk Andalan Inditex www.zara.com

(10)

3. OFTEN (www.often.com) ! pada musim semi tahun 2003, OFTEN diluncurkan, inovasi baru di pasar yang membidik pria-pria kosmopolitan dengan usia 20 sampai 45 tahun yang menginginkan kualitas dan fleksibilitas dari model basic dengan harga kompetitif. Toko-toko OFTEN tersebar di Spanyol dan Portugal.

4.

Massimo Dutti (www.massimodutti.com) ! Massimo Dutti, dengan lebih dari 270 toko di 23 negara, adalah hasil dari desain universal lintas negara untuk dipakai oleh pria dan wanita zaman sekarang: independen, mobile, dan kosmopolitan. Produk yang ditawarkan juga bervariasi dari yang rapi sampai sporty. Gaya basic dan modern dengan kain generasi teknologi terkini, tetapi praktis, dan kualitas yang baik merupakan diferensiasi dari produk ini.

5.

Bershka (www.bershka.com) ! Diciptakan pada bulan April 1998 dengan target pasar yang lebih muda dengan didukung oleh 220 toko yang beroperasi di 11 negara. Toko Bershka berukuran besar dan lega, dengan penampilan modern dan sengaja dirancang sebagai pusat mode, musik , dan street art. Pelanggan dapat menonton video, mendengarkan musik dari CD, atau membaca majalah.

(11)

Gambar 3.3 Salah Satu Iklan Visual Massimo Dutti www.massimodutti.com

6. Stradivarius (www.e-stradivarius.com) ! merefleksikan penampilan muda pada produk yang dijual, dengan filosofi dinamis dan penampilan yang orisinil, menawarkan pelanggan dengan model terbaru di kain, desain, dan asesoris. Ditunjang oleh 170 toko di 9 negara, dimana di setiap toko dibanjiri dengan warna, cahaya, ruangan yang luas, dan musik remaja.

(12)

7.

Oysho (www.oysho.com) ! Rantai distribusi baru dari Inditex yang terfokus pada produk pakaian dalam wanita. Dengan menggunakan filosofi dasar Inditex, Oysho menawarkan tren terbaru dengan kualitas produk prima dan harga yang kompetitif.

3.4.2. Produksi Garmen Global

Sekitar 30 % dari produksi garmen dunia diekspor, dengan target utama produksi adalah negara-negara berkembang. Fenomena ini terjadi karena ada perbedaan besar dalam biaya produksi terutama gaji buruh.

Turki, Afrika Utara, dan negara-negara Eropa Timur bermunculan sebagai pemasok utama untuk negara-negara di Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan

Carribean Basin sebagai pemasok utama ke Amerika Serikat. Sedangkan China sebagai

pemasok Jepang (dimana tidak ada kuota untuk impor).

3.4.3. Produksi di Inditex

Dari keseluruhan produksi, sebanyak 60% di sub kontrak ke luar Spanyol. Dua pertiga dari angka tersebut diberikan untuk Eropa dan Afrika Utara, dan sepertiganya diberikan kepada negara-negara Asia. Ongkos produksi di Eropa lebih mahal 20% daripada Spanyol, tetapi cocok untuk produksi dengan lot kecil yang sensitif terhadap waktu dengan resiko perubahan mode yang cepat. Sedangkan produk yang elastisitas harganya tinggi di sub kontrak ke wilayah Asia.

Manufaktur internal dikendalikan oleh proses yang seluruhnya otomatis, terutama untuk bagian desain pola dan pemotongan. Integrasi vertikal dalam manufaktur dimulai

(13)

pada tahun 1980, dan pada tahun 1990, investasi besar ditujukan untuk mengaplikasikan JIT dengan Toyota sebagai mitra kerja. Penerapan JIT ini merupakan satu-satunya di Eropa pada saat itu. Sebagai hasil, karyawan harus belajar cara untuk menggunakan mesin-mesin baru dan bekerja dalam grup-grup lintas fungsi.

Bahkan untuk garmen yang diproduksi secara internal, kain yang telah dipotong di sub kontrak ke 450 pabrik kecil di sekitarnya untuk dijahit, bahkan sampai di bagian utara Portugal. Pabrik-pabrik ini biasanya terdiri dari 20-30 pekerja, dan ada pula yang sampai lebih dari 100 orang. Sebagai sub kontraktor, mereka memiliki hubungan baik yang sudah lama terjalin dengan Inditex yang membantu mereka tumbuh dengan memberikan perintah produksi, membantu di bidang teknologi, logistik, dan pembiayaan, proses inspeksi di lapangan, pembayaran parsial per garmen, dan memastikan mereka mematuhi peraturan perpajakan dan perburuhan yang berlaku. Garmen yang selesai diproduksi ini dikirim kembali ke gudang produksi, untuk diperiksa, digosok, dilipat, dan dikemas, sebelum dikirim ke bagian distribusi.

(14)

2004 Apr Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des Jan Penentuan ruang lingkup (bab1) Rapat awal dengan klien Pengambilan data Pengecekan literatur Penulisan bab 2 s/d 3 Penyerahan softcopy bab 1 s/d 3 Penulisan bab 4 dan 5 Pembuatan slide presentasi Pengumpulan softcopy Presentasi tesis Penyerahan hardcopy

Gambar

Gambar 3.2 Zara – Produk Andalan Inditex  www.zara.com
Gambar 3.3 Salah Satu Iklan Visual Massimo Dutti  www.massimodutti.com
Tabel 3.1 Jadwal Penyelesaian Tesis

Referensi

Dokumen terkait

3 Pelajar-pelajar Tahun Akhir Sarjana Muda Teknologi Serta Pendidikan (Kemahiran Hidup) Sebagai bakal pendidik pada masa akan datang, ia adalah perlu untuk membantu pelajar

Lebih lanjut, Mosco (2014: 114) menyebut jika cloud computing merupakan penyimpanan data digital nir-fisik yang bisa mengoneksikan data dengan semua platfrom dan aplikasi

Dalam pelaksanaannya, pada bidang ini terdapat beberapa program unggulan yaitu Memberikan bantuan dalam pelaksanaan posyandu di Kampung Mrican RW 09, Menyelenggarakan

Oleh karena munculnya pemahaman yang menyatakan bahwa praja tidak lebih dari sebatas perkara bid‟ah yang tidak ada contohnya dari Rasulullah S.a.w., ditambah

Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), BBNKAA dihitung dan ditetapkan oleh Gubernur dengan mengacu kepada perhitungan sebagaimana

Prosedur analisis dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data kalimat luas yang mengandung klausa relatif adalah prosedur yang diungkapkan Paton dan Bogdan

Melaksanakan kegiatan introduksi praktikum tiap tahun 1 kali 1 kali 100 Melaksanakan kegiatan asistensi dengan praktikan tiap minggu 8 kali 8 kali 100 Melaksanakan

Kebudayaan fisik itu membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang semakin menjauhkan manusia dari lingkungan aslinya sehingga mempengaruhi pula pola-pola