TABLET
Secara Umum
-(Re-New by: Lio) I . P E N D A H U L U A N
A. Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26, Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam. (BP 2002)
B. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan; 2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik; 4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan; 5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan; 6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu; 10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
11. Bobot minimal tablet 50 mg, bobot maksimal tablet 800 mg (tutorial bu Heni, 24 maret 2008)
C. Keuntungan Sediaan Tablet
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain: 1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling
ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan; 2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan
menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil; 4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil; 5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang (tertutupi) rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus seperti tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali;
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara besar-besaran dengan proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya produksi lebih rendah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
D. Kerugian Sediaan Tablet
Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunyai beberapa kerugian, antara lain : 1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan); 2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat, karena sifat amorf, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit atau tidak mungkin diformulasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavaibilitas obat cukup (harus diformulasi sedemikian rupa);
 Zat aktif yang rasanya pahit, zat akrif dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi atau penyalutan dahulu sebelum dikempa. Dalam keadaan ini sediaan kapsul menjadi lebih baik serta lebih murah daripada tablet.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645-646)
Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan sediaan oral lainnya: ternyata tablet benar-benar memberi keuntungan dalam bentuk tempat/ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk penyimpanan. Tablet juga mudah diberikan dan dikontrol, mudah dibawa, dan ongkosnya rendah. Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta menjamin ketepatan dosis.
E. Jenis Sediaan Tablet
Berdasarkan metode pembuatannya, tablet terdiri atas : a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas : 1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa/Tablet Kempa Standar
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:
 Pengisi (memberi bentuk), contoh: laktosa
 Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan), contoh: musilago amili, amilum.
 Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
Tablet ini biasanya dikehendaki untuk memberikan disintegrasi dan pelepasan obat yang cepat. b. Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan). c. Tablet Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (Misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling umum adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. Contoh lain adalah tablet veteriner yang ditunda pelepasan zat aktifnya sampai di kolon.
e. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab), menutup rasa dan
bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet. f. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.
g. Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2. Tablet
ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. Keuntungan tablet efervesen adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat. Kerugiannya adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
h. Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah di mulut sebelum ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh.
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, contoh: nitrogliserin, untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
c. Troches atau Lozenges (Tablet Hisap)
Adalah bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau megurangi batuk pada influenza. Kedua bentuk ini dapat mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen dan antitusif. Kedua jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di dalam mulut tetapi larut perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino. Tablet dirancang dapat larut atau terkikis secara perlahan dalam j angka waktu 20 – 40 menit.
3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Lubang Tubuh a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
4. Tablet Kempa untuk Implantasi • Tablet Implantasi/Pelet
Tablet implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan. Tujuannya untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan). Tablet ini biasanya kecil berbentuk silindris/roset dan panjangnya tidak lebih dari 8 mm.
5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat Larutan)
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum. b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV)
c. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu. Bahan yang lazim dimasukkan ke dalam tablet dispensing yaitu perak proteinat, merkuri diklorida, merbromin, dan berbagai senyawa amonium kuartener.
Berdasarkan Rute Pemberian : 1. Tablet oral (dalam mulut) 2. Tablet rektal
3. Tablet vaginal 4. Tablet implantasi Berdasarkan Penyalutan : 1. Tablet polos
2. Tablet salut gula 3. Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif : 1. Tablet pelepasan biasa
2. Tablet lepas lambat atau terkendali 3. Tablet lepas tunda
(Catatan Kuliah P’Charles; Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706-717; FI IV hal 4-6) I I . M E T O D E P E M B U A T A N T A B L E T
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
massa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :  Memperoleh aliran yang baik  Meningkatkan kompresibilitas
 Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai  Mengontrol pelepasan
 Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses  Distribusi keseragaman kandungan
 Meningkatkan kecepatan disolusi Kekurangan metode granulasi basah:
 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi  Biaya cukup tinggi
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan teknik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :  Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
 Zat aktif susah mengalir
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
 Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab  Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat Kekurangan cara granulasi kering adalah:
 Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug  Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
 Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
 Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
 Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.  Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
 Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kekurangan metode kempa langsung :
 Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
 Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
 Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
d. Metode semi granulasi dasar dan Granulasi terpisah
Metode ini dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan dibuat dalam satu sediaan tablet dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang berbeda.
Kesimpulan
Granulasi Basah Granulasi kering Kempa langsung Semi Granulasi basah dan granulasi terpish - zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas
- sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik
- zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi
untuk dikempa
langsung
- zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban
- zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus
- zat aktif yang kecil dosisnya
- zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas
- kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang berbeda
dan lembab
III. BAHAN PEMBANTU (Eksi
p
ien) __PEMBUATAN TABLET
A. PENGISI
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pada obat yang berdosis dukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik tertentu). Tablet oral biasanya berukuran 3/16 sampai ½ inci. Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci sukar dipegang oleh orang lanjut usia, sedangkan yang lebih besar dari ½ inci sukar ditelan. Berat tablet berkisar antara 120-700 mg untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk oval, lebih mudah ditelan, berat tablet dapat lebih besar atau sama dengan 800 mg. Pengisi dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran. (Lachman; 697)
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: (Lachman; 698)
Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara-negara dimana produk akan dipasarkan.
Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di sesuai negara tempat produk itu dibuat. Harganya harus cukup murah.
Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya sukrosa), atau karena komponen (misalnya, natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
Secara fisiologis harus inert/netral.
Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain.
Harus bebas dari segala jenis mikroba yang patogen atau yang ditentukan. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.
Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan sebagainya) diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan pengisi mengurus untuk itu, bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g). Disamping netral secara kimia dan fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat dicerna baik. Digunakan jenis pati (pati kentang, pati gandum, dan pati jagung) dan laktosa (penggunaannya misalnya pada tablet homeopati, keburukan kehancurannya rendah). Sifat tablet yang lebih baik diberikan laktosa dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan pelincir dan pelicin jika perlu memungkinkan tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarahkan suatu campuran granul dari pati kentang dan laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
Jenis -jenis pengisi yang lazim digunakan:
1. Avicel (mikrokristalin selulosa) (HOE h.84)
 Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
 Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
 Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
 Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan penggranul ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata.
 Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan sedikit fines.  Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
 Berfungsi sebagai self lubrikan sehingga lubrikan yang diperlukan lebih sedikit.
 Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.
 Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti “clay” yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh:
kaolin, kalsium karbonat.
 Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan friabilitas tablet.  Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna larut air dan
membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
 Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.  60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab mudah
digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum.
 Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk 2. Kalsium sulfat dihidrat
 Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.  Sinonim: terra alba, snow white filler.
 Insoluble, non-higroskopis.
 Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat aktif asam, netral, basa; punya kapasitas absorbsi yang tinggi untuk minyak.
 Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste 3. Kalsium fosfat dibasic
 Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki ukuran paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau garam asam  Jika digunakan cairan pengikat yang terlalu banyak maka jadi lengket dan keras, tidak dapat
digranul sehingga solusinya dikombinasi dengan starch/Avicel  Paling baik ditambah avicel
 Tablet dengan pengisi ini biasanya rapuh
 Sifat fragmentasi tinggi sehingga tidak sensitif terhadap lubrikan  Sifat partikel kurang baik karena partikel sangat halus
(Lachman Tablet ,157):
 bisa digunakan dengan garam dari basa organik seperti anti histamin dan vitamin larut minyak.  Tidak larut di air, sedikit larut di asam
 Non higroskopis, netral, serbuk putih
 Menghasilkan tablet yang baik dan membutuhkan penghancur yang baik dan lubrikan yang efektif.  Pengikat yang disarankan seperti pasta pati, PVP, metilselulosa, mikrokristalin selulosa.
4. Laktosa
(Lachman Tablet)
 Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa, asam askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat, phenilephrine HCl
 Granul laktosa hidrat mengandung kadar lembab 4-5%
 Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin primer (-NH2) menghasilkan reaksi Maillard
 Isomer: dan (dalam campuran berada dalam kesetimbangan kedua bentuk) (Lachman Industri h.699)
 Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat  Jarang bereaksi dengan obat (hidrat dan anhidrat)
 Untuk GB pakai laktosa HIDRAT; laktosa anhidrat tidak mengalami reaksi Maillard (dengan zat aktif mengandung amina dengan adanya logam stearat), tetapi menyerap lembab.
 Secara umum tablet menunjukkan release rate yang baik, granulnya cepat kering, disintegrasi tablet tidak banyak dipengaruhi oleh kekerasan
(HOE h.252)
 Keburukan: laktosa dpt berubah warna dengan adanya basa amin dan Mg-stearat
 Dikenal 4 macam bentuk: granul kasar (60-80 mesh), granul halus (80-100 mesh), granul spray dried (100-200 mesh), dan laktosa anhidrat
 Dikenal sebagai gula susu.  Nilai kontaminasi bakteri rendah
 Stabilitas warna baik, kompatibilitas tinggi, derajat kemurnian tinggi
 Laktosa monohidrat tidak sesuai untuk kempa langsung karena fluiditas dan kompresibilitas kurang  Untuk kempa langsung pake laktosa spray dried
 Punya sifat fragmentasi rendah (ikatan antar partikel akan putus selama proses rearrangement pada tekanan punch rendah)
 Inkompatibel dengan asam askorbat, salisil-amida, pyrilamin maleat, dan fenileprin hidroklorida. 5. Spray-dried Laktosa (Lachman Industri h.699)
 Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika tunggal digunakan dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa
 Sifat aliran baik
 Tablet menunjukkan disintegrasi yang cepat, friabilitas baik, dan variasi berat rendah dengan hilangnya masalah sticking dan capping.
 Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur dengan 20-25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
 Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa
 Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa lain yang mengandung furaldehid
 Gunakan lubrikan netral atau asam 6. Sukrosa (HOE h.446)
 Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
 Jika digunakan sebagai pengikat tunggal, sukrosa membentuk granul yang keras dan tablet lebih cenderung terdisolusi daripada terdisintegrasi. Oleh karena itu banyak dikombinasi dengan pengisi insoluble lain
 Jika digunakan sebagai pengisi kering, biasanya digranulasi dengan pengikat larut air atau hidroalkohol. Kekerasan granul tergantung jumlah pengikat yang digunakan. Campuran air dan alkohol akan menghasilkan granul yang lebih lunak.
 Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking
 Sukrosa digunakan sebagai pemanis dalam tablet kunyah dan digunakan sebagai pengikat untuk memperbaiki kekerasan tablet
 Kelemahan: tablet yang dibuat dengan komposisi sebagian besar sukrosa akan mengeras pada penyimpanan. Sukrosa bukan gula pereduksi tetapi dengan bahan bersifat basa menjadi coklat pada penyimpanan.
 Bersifat higroskopis
 Turunan sukrosa yang dapat digunakan untuk kempa langsung: a. Sugartab : 90-93% sukrosa, 7-10% invert sugar
b. Di Pac : 97% sukrosa, 3% modified dekstrin
c. Nu Tab : 95% sukrosa, 4% gula invert, 1% corn starch, Mg stearat 7. Dekstrosa
 Penggunannya terbatas pada GB sebagai pengisi dan pengikat
 Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras terutama jika menggunakan dekstrosa anhidrat
 Menjadi coklat pada penyimpanan dengan bahan bersifat basa. 8. Manitol
 Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis, halus, dingin (negatif heat solution)
 Inert, non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat daripada sukrosa dan laktosa tetapi menghasilkan granul yang lebih lembut daripada sukrosa dan dekstrosa.
 Dapat digunakan untuk formulasi vitamin
 Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah pengeringan semalam pada 140-150 °F adalah 0,2% kecuali untuk granulasi dekstrosa dengan 10 % gelatin dan 50 %
glukosa.
 Hanya sedikit yang terabsorbsi di saluran cerna, jika digunakan banyak dapat bersifat laksatif 9. Emdex dan Celutab (Lachman Industri)
 Dapat bereaksi dengan amin pada suhu dan kelembaban tinggi
 Bebas mengalir dan dapat dikempa langsung, mengandung 8-10% lembab, kekerasan tablet dapat meningkat setelah pengempaan
 Starch terhidrolisa mengandung 90-92% dekstrosa dan 3-5% maltosaDapat digunakan sebagai pengganti manitol pada talbet kunyah karena manis dan berasa halus.
10. Starch 1500 (penjelasan ada di bagian Pengikat)
Ringkasan pengisi: Lachman tablet h.152 Pengisi tidak larut air Pengisi larut air Kalsium sulfat, dihidrat Laktosa
Kalsium fosfat, dibasic Sukrosa
Kalsium fosfat tribasic Dextrosa
Kalsium karbonat Manitol
Starch yang dimodifikasi (karboksimetil starch)
Sorbitol Avicel
B. ADSORBEN
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat, Aerosil. C. PENGIKAT
Fungsi : untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung (Lachman Industri, 701)
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan pengikat. Penambahan plasticizer ( propilenglikol, PEG 400, gliserin, heksilonglikol) ke dalam larutan pengikat dapat meningkatkan kekerasan, mengurangi efek capping dan friabilitas tablet. Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
Pengikat Volume larutan granulasi yang dibutuhkan (ml) untuk beberapa Pengisi
Sukrosa Laktosa Dextrosa Manitol
10% Gelatin 200 290 500 560 50% Glukosa 300 325 500 585 2% Metilselulosa (400 cps) 290 400 835 570 Air 300 400 660 750 10% Akasia 220 400 685 675 10% Musilago Amili 285 460 660 810 50% Alkohol 460 700 1000 1000 10% PVP (dlm air) 260 340 470 525 10% PVP (dlm alkohol) 780 650 825 900 10% sorbitol (dlm air) 280 440 750 655 (Lachman Tablet, 160-161) 1. Starch (amylum) (Lachman Tablet)
 Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur  Dalam bentuk musilago amili 5-25% (HOE h.603)
(Lachman Tablet 161):
 Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih dengan pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat diencerkan
dengan air dingin sampai konsentrasi yang diinginkan.
 Cara lain: mensuspensikan starch pada air dingin dan panaskan sampai mendidih di atas penangas dengan pengadukan konstan.
 Starch akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat (Lachman Tablet, 161)  Dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghancur yang lebih baik, yaitu avicel.  Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh
dan sukar dikeringkan
 Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan dalam jumlah besar (HOE h.603).
2. Starch 1500
 Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
 Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai pengikat sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
 Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk menghasilkan tablet dengan kekerasan yang sama (Lachman Tablet, 161-63)
 Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel yang berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
 Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar. (Lachman Industri, 700, HOE h.609):
 Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
 Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan lubrikan tambahan, meskipun Mg Stearat 0,25 % biasanya digunakan untuk tujuan ini, konsentrasi yang lebih besar daripada ini berefek negatif pada kekuatan tablet dan disolusi tablet. Oleh karena itu biasanya dipilih asam stearat sebagai lubrikan.
 Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat
3. Gelatin (Lachman Tablet, 163)
 Digunakan pada konsentrasi 2-10% sebanyak 1-5% dari formula
 Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet yang keras dan memerlukan disintegran yang aktif
 Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat  Kelemahan: rentan bakteri dan jamur butuh pengawet
 Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin dalam air 2-10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama beberapa jam/semalam kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus dipertahankan hangat sampai
digunakan karena akan menj adi gel pada pendinginan 4. Larutan sukrosa (Lachman Tablet, 163-164)
 Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa 20-85%  Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna beragam
 Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang lebih kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan pelindung ferrosulfat dr oksidasi
 Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin, asetaminofen, meprobamate
5. Larutan akasia (Lachman Tablet, 164)
 Digunakan pada konsentrasi 10-25%; sebagai pengikat pada obat dgn dosis besar dan sukar digranulasi (c/ mefenesin)
 Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpananini bedanya dengan gelatin
 Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba
 Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan disintegrasi tablet
6. PVP (Lachman Tablet, 164-65)
 Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, sedikit higroskopis, tidak mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah)
 Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.
 Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium bikarbonat dan asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
 PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH)2 7. Selulosa
a. Metil selulosa (Lachman Tablet, 165)
 1-5% larutan air; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang mirip dengan 10% musilago amili
 Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larut/ tidak larut; pengikat yang baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula
 Keuntungan: dapat dikompres segera, tidak mengeras pada penyimpanan b. CMC Na (Lachman Tablet, 166)
 Konsentrasi 5-15% dapat digunakan menggranulasi serbuk yang larut/ tidak larut  Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, dan garamnya
 Menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP, memiliki kecenderungan untuk mengeras pada penyimpanan; umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama
c. Etil selulosa (Lachman Tablet, 166)
 Tidak larut dalam air; dalam bentuk larutan alkohol. Low-viscosity grades digunakan sebagai pengikat 2-10% dalam etanol
 Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang sukar digranulasi(c/ asetaminofen, kafein, meprobamat, ferofumarat), dan dapat digunakan sebagai pengikat non air untuk serbuk yang tidak tahan air seperti asam askorbat
 Dapat memperlambat disintegrasi disolusi bila digunakan granulasi basah (Lachman Industri, 702)
8. Polivinil alkohol (Lachman Tablet, 166-67)
 Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
 Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang disintegrasi lebih cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan
9. PEG 6000 (Lachman Tablet, 167)
 Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan
 PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-750C dan mengeras pada 56-630C 10. N-HPC (Nisso-HPC)
- Merupakan pengikat dengan toughness tinggi (kemampuan menyerap energi tanpa terjadi fraktur) dan derajat aliran plastik tinggi (friabilitas yang baik < 1%, memudahkan proses pencetakan dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa masalah capping) dibanding metil selulosa, PVP, starch (cat bu.Henny)
 Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton dan kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC dilarutkan dalam air atau alkohol.
 Cara:
a. Melarutkan dalam air
 N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat
 20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan sambil
diaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih cepat. b. Melarutkan dalam pelarut organik
Pengikat yang biasa digunakan dalam granulasi basah
Pengikat Konsentrasi Cornstarch Pregelatinized cornstarch Starch 1500 Gelatin 5-10% musilago 5-10% 5-10% musilago 2-10%
(Lachman Tablet, 162) D. FLAVOUR (Lachman Industri, 704)
Digunakan untuk tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan untuk larut di dalam mulut Flavour yang larut dalam air j arang dipakai karena stabilitasnya kurang baik
Flavour larut minyak yang ditambahkan ke dalam pelarut penggranul, didispersikan dalam kaolin atau adsorben lainnya, atau diemulsikan dalam larutan penggranul
Jumlah yang digunakan maksimal 0,5-0,75%
Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering, biasanya sebagai fasa luar, sedangkan yang cair ditambahkan dengan menyemprotkan ke dalam massa cetak
E. DISINTEGRAN
Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna (Lachman Industri, 702). Enam klasifikasi disintegran : starches, clays, gums, cellulose, algins, dll
Cara pakai/penambahan disintegran:
 internal addition (saat granulasi) : disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum ditambah dengan larutan penggranul
 external addition : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk
Yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara kombinasi (internal & external) 1. Starch (amylum) (Lachman Tablet, 175)
 Pemakaian: 3-15 %, merupakan disintegran yang paling umum digunakan  Mekanisme kerja disintegrasi oleh starch :
 dengan membentuk pathways dalam matriks tablet sehingga air dapat masuk melalui pori (kapiler) sehingga menghancurkan tablet
 starch mengembang ketika terekspos oleh air
 saat pengempaan, terjadi distorsi pada bentuk starch; ketika terekspos oleh air, terjadi rekoveri bentuk starch
 Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air massa cetak
 Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90°C untuk menghilangkan air yang terabsorpsi
2. Starch 1500
 Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)
 Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah 3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
 Pemakaian: 1-8% dengan konsentrasi optimum 4% (Lachman Tablet, 175)
 Keuntungan menggunakan pati termodifikasi adalah waktu disintegrasi bisa tergantung pada gaya kempa. Suhu tinggi dan kondisi lembab bisa meningkatkan waktu dan menurunkan disolusi tablet yang mengandung pati
 Digunakan sebagai penghancur pada pembuatan tablet dengan metode kempa langsung atau granulasi basah.
 Meskipun keefektifan penghancur kebanyakan dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik seperti lubrikan, tetapi efek primogel tidak dipengaruhi.
Sukrosa Akasia PVP
Metilselulosa (berbagai grade viskositas) CMC-Na (low-viscosity grade)
Etilselulosa (berbagai grade viskositas) Polivinil alkohol (berbagai grade viskositas) PEG 6000
10-85% 5-20%
5-20% dalam air, alkohol, atau hidroalkohol 2-10%
2-10%
2-15% dalam alkohol
2-10% dalam air atau hidroalkohol
 Merupakan serbuk yang alirannya baik. (HOE h.581)
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Ac-Di-Sol, HPC)  Avicel jika dikombinasi dengan starch lebih efektif daya disintegrasinya
 Avicel inkompatibel terhadap zat sensitif lembab (c/ aspirin, penisilin, vitamin), kecuali avicel dikeringkan sampai kandungan lembabnya kurang dari 1 % dan diperlakukan di ruangan kelembaban rendah.
 Kekurangan avicel adalah kecenderungannya untuk membentuk muatan listrik dan meningkatkan kandungan lembab, terkadang menyebabkan pemisahan pada saat granulasi. Hal ini dapat diatasi dengan mengeringkan avicel untuk menghilangkan lembab.
 Pada saat digranulasi basah, dikeringkan, kemudian dikompres, tablet yang terbentuk tidak hancur secepat saat tidak terbasahi. (Lachman Tablet, 175)
 Ac-Di-Sol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai disintegran dalam konsentrasi rendah (Lachman Industri, 703) karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.
 Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%. 5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
 Nama dagang guar gum : Jaguar
 Guar Gum berupa polimer, aliran baik, digunakan dalam makanan, tidak sensitif terhadap pH, kelembaban. Warnanya tidak benar-benar putih; hilang warnanya pada tablet yang bersifat basa saat penyimpanan. (Lachman Tablet, 176)
 Pemakaian: 1-10%
 Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif rendah 6. Solka floc (selulosa kayu murni) (Lachman Tablet, 175)
 Putih, berserat, inert, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan starch untuk aspirin, penisilin, dan obat yang sensitif terhadap pH dan lembab.
 Efektif jika dikombiansi dengan clays (c/ kaolin, bentoni seperti amonium klorida, natrium salisilat, dan vitamin.
7. Clays (Veegum, bentonit, kaolin) (Lachman Industri, 702)  Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
 Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar putih  Daya hancur kaolin lebih lemah daripada polimer-polimer berwarna.
8. Alginat (asam alginat dan Na-alginat) (Lachman Tablet, 175)  Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)  Memiliki afinitas yang besar terhadap air
 Tidak larut dalam air, sedikit asam dalam reaksi, dan sebaiknya hanya digunakan pada granulasi netral atau asam.
 Jika digunakan bersama garam alkali atau garam asam organik dapat membentuk gel dan menunda disintegrasi tablet
 Kompatibel untuk aspirin, analgesik, asam askorbat, formulasi multivitamin, dan garam asam. 9. Polyclar AT (polyplasdone XL, polyplasdone XL10) (Lachman Tablet, 176-77)
 Crosslinked, homopolimer dari vinilpirolidon
 Polyplasdone XL meningkatkan disintegrasi dan disolusi, tidak menurunkan kekerasan 10. Amberlite IPR 88 (ion exchange resin) (Lachman Tablet, 177)
 Dapat mengembang dalam air
 Harus hati-hati memilih karena dapat mengabsorbsi obat Disintegran yang biasa digunakan
Disintegran Konsentrasi (% w/w)
Starch 5-20
Starch 1500 5-15
Avicel PH 101, PH 102
Asam alginat 5-10 Explotab 2-8 Guar gum 2-8 Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP) 0.5-5 Amberlite IPR 88 0.5-5 Metilselulosa, CMC-Na, HPC 5-10 (Lachman Tablet, 174) F. LUBRIKAN
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet. (Lachman Tablets, 110)
Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk menghasilkan kecepatan aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)
Klasifikasi: (Lachman Tablets, 112) a. Water soluble
Banyak digunakan untuk tablet yang harus larut sempurna di dalam air, seperti tablet/ serbuk effervescent.
b. Water insoluble
Lubrikan ini umumnya lebih efektif dan digunakan pada konsentrasi rendah. Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 111)
a. Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair kontinu antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat menyebabkan tablet mengandung bercak-bercak minyak.
Contoh: minyak hidrokarbon. b. Boundary type lubricant
Ada interaksi atau gaya adheren antara bagian polar dari lubrikan dengan permukaan logam pada dinding die.
Tipe ini memiliki gaya adheren terhadap cetakan yang lebih baik.
Penggunaan lubrikan cenderung meratakan distribusi tekanan pada saat pengempaan tablet dan juga meningkatkan kepadatan partikel sebelum dikempa. (Lachman Tablets, 111).
Semakin kecil ukuran partikel granul, maka tablet membutuhkan jumlah lubrikan yang lebih banyak (%). (Lachman Tablets, 111)
Oleh karena kebanyakan lubrikan bersifat hidrofobik, maka dengan adanya lubrikan akan meningkatkan waktu disintegrasi dan menurunkan kecepatan disolusi obat. (Lachman Tablets, 111) Lubrikan akan membentuk lapisan di sekitar granulat pada saat granulasi yang akan mengurangi resiko kerusakan tablet pada saat dikempa. Oleh karena kekuatan tablet tergantung pada area kontak di antara partikel, maka adanya lubrikan juga dapat mengganggu ikatan antar partikel dan menyebabkan berkurangnya daya kohesif sehingga tablet menjadi rapuh. (Lachman Tablets, 111) Pada penggunaan lubrikan, pembuatan tablet dengan teknik mixing memberikan hasil yang lebih baik daripada metode inkorporasi pada kekerasan tablet. (Lachman Tablets, 111)
Caping dan laminating serta lemahnya ikatan antar partikel granul dapat terjadi pada tablet yang kelebihan lubrikan seperti stearat. (Lachman Tablets, 112)
Lubrikan seringkali ditambahkan dalam keadaan kering ketika semuanya telah tercampur homogen. Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-30 menit. Pencampuran yang berlebihan dapat mengurangi karakteristik disintegrasi-disolusi dan matriks tablet akan kehilangan ikatannya. (Lachman Tablets, 114)
Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi. (Lachman Tablets, 114)
Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfat pada konsentrasi yang lebih rendah dapat dikombinasi dengan Mg-stearat. (Lachman Tablets, 113)
Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol atau dalam bentuk suspensi dan emulsi dari bahan lubrikan. (Lachman Tablets, 114)
PERHATIAN!!!
Aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkalin, misalnya lubrikan alkalin stearat. Penggantinya dapat digunakan lubrikan talk. (Lachman Tablets, 113)
Water Soluble Lubricant Water Insoluble Lubricant
Jenis Kadar (%) Jenis Kadar (%)
Asam borat 1 Logam (Mg, Ca, Na) stearat ¼-2
Sodium klorida 5 Asam stearat ¼-2
DL-leusin 1-5 Sterotex ¼-2
Carbowax 4000/6000 1-5 Talk 1-5
Sodium oleat 5 Waxes 1-5
Sodium benzoat 5 Stearowet 1-5
Sodium asetat 5 Gliseril behapate (Compritol
888); dapat pula sebagai pengikat; dikombinasi dengan Mg-stearat untuk mengurangi resiko sticking dan caping.
Sodium lauril sulfat 1-5
Mg-lauril sulfat 1-2
Sodium benzoat+sodium asetat 1-5
(Lachman Tablets, 113-114) G. GLIDAN
Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan aliran granul dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
Glidan dapat meminimalisasi kecenderungan granul untuk memisah selama tahap vibrasi yang berlebihan (Lachman Tablets, 115)
Efektivitas starch sebagai glidan telah banyak digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul. (Lachman Tablets, 115)
Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni.
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116)
Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 116)
1. Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul. 2. Distribusi glidan pada granul.
3. Adsorpsi gas pada permukaan atas glidan atau granul. 4. Minimalisasi gaya Van der Walls dengan pemisahan granul.
5. Reduksi friksi antara partikel dengan permukaan yang kasar dengan penempelan glidan pada permukaan granul.
Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1 hingga 1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan mempengaruhi disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran partikelnya yang kecil. Golongan silika dapat menunjang aliran granul dengan meningkatkan bobot tablet dan menurunkan variasi bobot tablet.
Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets, 177)
Jenis Kadar (%) Talk 5 Cornstarch 5-10 Cab-O-sil 0,1-0,5 Siliod 0,1-0,5 Aerosil 1-3
H. ANTI ADHEREN
Fungsi utama dari anti adheren adalah mencegah penempelan tablet pada punch atau pada dinding die. (Lachman Tablets, 110)
Bahan yang paling baik adalah yang larut air dan yang paling efisien adalah DL-leusin. (Lachman Tablets, 114)
Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena cenderung terjadi picking. (Lachman Tablets, 114)
Jenis Kadar (%) Talk 1-5 Cornstarch 3-10 Cab-O-Sil 0,1-0,5 Siloid 0,1-0,5 DL-leusin 3-10
Sodium lauril sulfat <1
Metalik stearat <1
(Lachman Tablets, 115) I V . F O R M U L A D A N P E R H I T U N G A N
Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan tablet dan permasalahannya. Karena umumnya bahan disini berasal dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini. Bagian ini dibuat untuk pertimbangan pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi formula teoritik, dan penanggulangan permasalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan.
A. Granulasi Basah 1. Zat Aktif A Fase Dalam (92%) Zat Aktif Amilum Kering Musilago amili Laktosa Fase Luar (8%) Mg Stearat Talk Amilum kering Pada tablet yang
dibuat dengan menggunakan musilago amili atau mucilago lainnya, pengeringan granul memerlukan waktu yang lebih lama (sekitar 1 hari) dan memerlukan suhu pengeringan yang tinggi karena cairan pembasah yang digunakan adalah air. Zat yang terhidrolisis tidak boleh menggunakan mucilago sebagai pengikat. Selain itu, perlu diperhatikan stabilita zat aktif terhadap suhu karena pengeringan granul memerlukan suhu tinggi (sekitar 40-70°C). Amilum merupakan bahan alam sehingga dalam formulasi perlu ditambahkan pengawet.
Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai penghancur. Saat akan digunakan, amilum yang ada tetap harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven. Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang. Amilum kering yang bisa digunakan adalah amprotab. Sifat dari amilum kering : kompresibilitas kecil, waktu hancur granul lama sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama jika amilum tidak dikeringkan terlebih dahulu, mekanisme penghancuran tablet yaitu dengan mengembang saat berada dalam air sehingga kekerasan, porositas dan daya kapilaritas tablet mempengaruhi kerja amilum sebagai penghancur..
2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air dan dalam etanol. Jika zat aktif tidak tahan panas dan mudah terhidrolisis, dapat digunakan etanol sebagai cairan pengikat. Keuntungan menggunakan PVP dalam etanol yaitu waktu pengeringan granul relatif lebih singkat.
Sesuai dosis 10% bobot total
10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet) q.s
1% 2% 5%
Fase Dalam (92%) Zat aktif A PVP Etanol
Amilum kering Laktosa
sesuai dosis 2% q.s
10% dari bobot total q.s Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi sebenarnya dengan 2% tidak terlalu bermasalah. Penggunaannya dapat dalam konsentrasi 0,5-5%. Jika sedikit bermasalah dapat ditambahkan adsorben seperti aerosil sebanyak 1% sehingga formula fase luar menjadi: Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil 1%, Amilum kering 5%.
3.
Amilum kering dapat menjadi penghancur FD yang kurang baik jika saat penggranulan terlalu banyak air yang masuk. Oleh karena itu, dapat digunakan penghancur lain seperti ac-di-sol (± 3%) untuk memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya maka sebagai alternatif dapat digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab sebagai penghancur. Dengan PVP digunakan sebagai pengikat, formula akan menjadi :Fase Dalam (92%) Zat aktif A
PVP Etanol
Amilum kering Ac-di-sol
Laktosa
Fase Luar (8%) Mg Stearat Talk
Amilum kering Ac-di-sol Eksplotab Starch 1500 Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai
penghancur luar, jarang digunakan sebagai penghancur fasa dalam.
4.
Laktosa dapat mengalami deformasi plastis (irreversivel) dalam pencetakan sehingga penggunaannya sebagai pengisi tablet sangat menguntungkan. Alirannya dan kompresibilitasnya kurang baik sehingga sering digunakan untuk formulasi dengan granulasi basah (aliran dan kompresibilitasnya turut diperbaiki dengan penggranulan). Untuk memperoleh tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel. Terdapat tiga jenis avicel yang sering digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk serbuk, umumnya digunakan dalam formulasi GB), Avicel pH 102 (berbentuk granul, umumnya digunakan dalam formulasi GK dan KL), Avicel pH 103 (berbentuk granul dengan ukuran lebih kecil dan dapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat). Dengan PVP digunakan sebagai pengikat dan ac-di-sol sebagai penghancur, formula tablet akan menjadi :Fase Dalam (92%) Zat aktif A
PVP Etanol
Amilum kering Ac-di-sol
Avicel
sesuai dosis 2%
q.s
10% dari bobot total atau 3% q.s 1% 2% 5% atau 3% atau 5% atau 5% sesuai dosis 2% q.s
10% dari bobot total atau 3%
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol 3% atau Eksplotab 5% atau Starch 1500 5% sesuai dosis 10% 5 % q.s Fase Luar (8%) Mg stearat 1% Talk 2% Amilum kering 5%
Pembuatan slug : FD + ½ FL ( hanya talk dan mg stearat) = 92% + 1,5% = 93,5%, lalu dicetak dan dihancurkan (slug) hingga kecepatan aliran 4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian ditambahkan sisa ½ FL (1,5%) dan amilum kering 5% (harus dilakukan penimbangan terlebih dahulu terhadap granul yang diperoleh).
2. Karena kompresibilitas laktosa kurang baik dan memiliki sifat aliran yang kurang baik, maka dapat diganti dengan avicel yang memiliki kompresibilitas lebih baik. Avicel dapat berfungsi sebagai pengisi sekaligus pengikat. Akan tetapi, jika pengikatan avicel masih kurang, PVP dapat tetap ditambahkan sebagai pengikat.
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
PVP 5%
Avicel q.s
Modifikasi fase luar hampir sama dengan modifikasi fase luar pada formulasi GB. C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil. Formulasi KL dibatasi oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan zat aktif). Jumlah maksimal dari fine adalah 12-15% (menurut Martin dan Hoover), 15% (menurut Tutorial Pharmacy) atau 10-20% (menurut RPS dan JPS). Umumnya dosis zat aktif yang digunakan adalah dibawah 50%
agar keseragaman
kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu besar sebaiknya disluging. Syarat-syarat bahan-bahan untuk cetak
langsung adalah : mempunyai sifat aliran yang bagus, kohesif, kompresibilitas baik. 1. Zat aktif A Laktosa spray dried Mg stearat Talk
Amilum kering
2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik, tetapi alirannya kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka digunakan eksplotab. Selain itu eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.
B. Granulasi Kering
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik. 1. Fase Dalam (92%)
Zat aktif A Amilum kering PVP
Avicel : Eksplotab (3:7) q.s
Mg stearat 1%
powder”. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Tapi daya hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan penghancur luar seperti amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.
Zat aktif A Avicel : Starch 1500 (3:1) Mg stearat Talk Amilum kering Eksplotab Ac-di-sol sesuai dosis q.s 1% 2% 5% atau 5% atau 3%
Contoh Perhitungan Tablet A. Granulasi Basah
Contoh : Zat aktif paracetamol 500 mg
Direncanakan bobot tablet 700 mg, dibuat 1000 tablet Formula : Fase Dalam (92%)
Paracetamol = 500 g
Amilum 10% dari bobot tablet = 70 g
Musilago amili 10% (1/3 FD) = 21,5 g Laktosa = 52,5 g Total FD 92% x 700 = 644 g Fase Luar (8%) Mg stearat Talk Amilum kering Cara menghitung :  Musilago amili = 1/3 x 644 g = 215 g setelah dikeringkan = 10% x 215 g = 21,5 g  Laktosa = 644 – (500 + 70 + 21,5) = 52,5 g Permisalan (1):
Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%,
Maka untuk kadar air 0%, bobot granulnya = 0,98 x 600 = 588 gram Jumlah tablet yang diperoleh = 588/644 x 1000 tablet = 913,04 tablet Fase luar yang ditambahkan:
 Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g  Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g
 Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g
Bobot tablet yang diperoleh = 600 g + 6,52 g + 13,04 g + 32,6 g 913,04
= 714,27 mg Permisalan (2):
Granul FD yg diperoleh 600 g dengan tidak memperhitungkan kadar air (biasanya perhitungan tidak memperhitungkan kadar air)
Jumlah tablet = 600/644 x 1000 tablet = 931,68 tablet Fase luar: Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g 1% 2% 5%
Bobot tablet = (600 g + 6,52 g + 13,04 g + 32,6 g)/931,68 = (652,16 g x 1000 mg/g)/931,68 = 699,98 mg 700 mg
B. Granulasi Kering
Contoh : Zat Aktif A 400 mg
Direncanakan bobot tablet 600 mg; dibuat 1000 tablet Formula : Fase dalam (92%)
Zat A PVP 5%
Amilum 10% bobot tablet
Laktosa
Total fasa dalam 92% x 600g Fase Luar (8%) Mg stearat Talk Amilum kering Slug (93,5%) Zat A PVP Amilum Laktosa Mg stearat Talk Misalnya:
Slug yang diperoleh = 500 mg, Maka sisa FL yang ditambahkan:  Mg stearat
 Talk
 Amilum kering Slug + sisa FL
Jumlah tablet yang diperoleh Bobot tablet
C. Kempa Langsung
Contoh : Zat Aktif A 25 mg
Direncanakan bobot tablet 250 mg; dibuat 1000 tablet
Formula : Zat A = 25 g
Pengisi, pengikat, penghancur Mg stearat Talk Zat A = 25 g Avicel = ¾ x 217,5 = 163,25 g Primojel = ¼ x 217,5 = 54,375 g Mg stearat = 2,5 g Talk = 5 g 1% = 6 g 2% = 12 g 5% = 30 g = 400 g = 30 g = 60 g = 62 g = 3 g = 6 g 591 g = 0,5%/93,5% x 500 = 2,674 g = 1%/93,5% x 500 = 5,348 g = 5%/93,5% x 500 = 26,738 g = 500 g + 34,760 g = 534,760 g = 500/591 x 1000 = 846,024 g = 534,760/846,024 = 0,632 g = 400 g = 30 g = 60 g =_________62 g = 552 g q.s = 1% = 2% = 217,5 g 2,5 g 5 g 250 g
Misal pengisi adalah avicel primojel (3:1) yang berfungsi sebagai pengisi, pengikat sekaligus penghancur, maka penimbangan:
V . E V A L U A S I M U T U A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan.
Evaluasi granul : 1. Evaluasi destruktif
Bahan uji mengalami kerusakan, baik fisika maupun kimia.  Penetapan kandungan zat aktif dalam granul
 Uji kandungan lembab 2. Evaluasi non destruktif
Bahan uji tidak mengalami kerusakan, baik fisika maupun kimia sehingga masih dapat digunakan untuk uji lain atau proses selanjutnya.
 Uji aliran
 Uji bobot jenis dan persen kompresibilitas (Sumber : Power point B Heni)
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi: (Sumber : TS)
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
 Timbang 100 gr granul
 Letakkan granul pada pengayak paling atas
 Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran
 Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak  Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
2. Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
a. BJ Sejati
BJ diukur dengan piknometer gas Beckmann (Sumber : TS)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisis sela. Yang kedua memakai pelarut yang bertekanan permukaan rendah (misal, benzen) dan tidak melarutkan granul. Ketepatan metode ini tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Kerapatan diukur dari volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam piknometer. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
b. BJ ruahan granul (BJ nyata)
Prosedur : BJ = bobot/volume
 Timbang 100 gram serbuk/granul  Masukkan ke dalam gelas ukur  Amati volume
Tujuan penetapan BJ ruahan  Kecepatan aliran
Kesesuaian ukuran tablet (diameter/ketebalan) (Sumber : Power point B Heni & TS)c. BJ nyata setelah pemampatan
Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampatan (ketukan sebanyak 500 x)
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat volumeter . Lihat volume setelah pemampatan.
BJ nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan
(Sumber : TS) d. Bilangan Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata (Sumber : Power point B Heni)
Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya . Makin berkurang kmampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya mengalirnya (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 683)
3. Kadar Pemampatan %T = Vo – V5 0 0
Vo
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan V5 0 0 = Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau ^V< 20 ml granul memiliki aliran yang baik Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran. 4. Kompresibilitas
% K= Dapt –Davc x 100 % Dapt
Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x Jika % K : 5 – 10 % ---aliran sangat baik
11 – 20 % ---aliran cukup baik 21 - 25 % ---aliran cukup >26 % ---aliran buruk
5. Aliran Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang paling umum dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat á = arc tan H/R (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan mengalir. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam suatu waktu (gram/detik).  Timbang beker glass kosong (Wo)
 Set skala ke nol
 Masukkan serbuk/granul ke corong  Hidupkan alat dan amati serbuk/granul  Catat waktu aliran (T)
 Timbang beker glass berisi serbuk/granul (Wt)  Hitung aliran serbuk/granul
Aliran = (Wt – Wo)/T Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan bobot/tablet kriteria penerimaan : > 4g/detik  memiliki aliran yang bagus (Sumber : Power point B Heni)
6. Kandungan Lembab
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70°C) (Sumber : Power point B Heni)
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture Balance. Prosedur:
 Timbang granul sebanyak 5 g di atas nampan logam (aluminium)  Nyalakan alat, cek suhu pada 70C
 Penetapan kandungan lembab dapat di atur skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)  Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstant
Tujuan
 Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya
 Mengontrol K.L granul berkaitan dgn pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung dikempa menjadi tablet
% KB = W 1/W x 100 % % KB = Kandungan bobot
% KL = Wa/W1 x 100 % % KL = Kandungan lembab
Wa = W – W1 W = bobot mula-mula
W 1 = bobot setelah pengeringan B. Evaluasi Sediaan Tablet
Persyaratan dari industri 1. Bentuk dan ukuran (FI III)
Ketebalan adalah satu-satunya variabel berkaitan dengan proses pencetakan
Ketebalan dipengaruhi oleh: BJ ruah, BJmampat dan sifat aliran massa cetak
Alat : jangka sorong 2. Kekerasan tablet
Tujuan: menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses: pengemasan, penghantaran (shipping).
Prosedur:
 20 tablet diambil secara acak
 Ukur kekerasan masing-masing tablet  Catat skala yang terukur